• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAGEMEN PEMASARAN PEMINDANGAN PADA HOM (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MANAGEMEN PEMASARAN PEMINDANGAN PADA HOM (1)"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

PRAKTEK KERJA MAGANG

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh :

YULIANA DWI SARI NIM. 145080401111008

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

PRAKTEK KERJA MAGANG

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Oleh : YULIANA DWI SARI NIM. 145080401111008

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(3)

PRAKTEK KERJA MAGANG

MANAJEMEN PEMASARAN PEMINDANGAN PADA HOME INDUSTRY “MUTIARA LAUT” DUSUN SENDANG BIRU,DESA TAMBAKREJO, KECAMATAN SUMBERMANJING WETAN, MALANG, JAWA TIMUR

Oleh :

YULIANA DWI SARI NIM. 145080401111008

Telah dipertahankan didepan penguji Pada Tanggal

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Menyetujui,

Dosen Pembimbing PKM

(Mochammad Fattah, S.Pi., M.Si) NIP. 2015 0686 0513 1 001

TANGGAL : Mengetahui,

Ketua Jurusan SEPK

(4)

RINGKASAN

YULIANA DWI SARI. Praktek Kerja Magang (PKM) tentang Manajemen Pemasaran Pemindangan pada Home Industri “Mutiara Laut” Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Malang, Jawa Timur (dibawah bimbingan Mochammad Fattah, S.Pi., M. Si)

Praktek Kerja Magang ini dilaksanakan pada Home Industri “Mutiara Laut” yang berlokasi di Dusun Sendang Biru RT. 03 RW. 01, Desa Tambakrejo, Kecamata Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang pada tanggal 10 Juli 2017 sampai dengan 08 Agustus 2017.

Maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah untuk mengetahui dengan jelas bagaimana pelaksanaan serta permasalahan yang ada pada Home Industri “Mutiara Laut”. Lebih jauh lagi untuk mengetahui secara langsung dan mendapat gambaran secara jelas dan lengkap tentang manajemen pemasaran pada usaha pemindangan yang dilakukan Home Industri “Mutiara Home Industri “Mutiara Laut” yang meliputi modal, biaya, dan margin pemasaran serta mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan manajemen pemasaran pada usaha Home Industri “Mutiara Laut”.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang (PKM) ini adalah dengan menggunakan empat metode yaitu partisipasi aktif, observasi, wawancara, dan dokumentasi yang saling berhubungan dan mendukung dan melengkapi data yang diperlukan.

Praktek Kerja Magang (PKM) yang berlokasi di Dusun Sendang Biru yang berada di daratan rendah dengan iklim tropis. Home Industri “Mutiara Laut” berada dilokasi yang dekat dengan jalur lintas selatan sehingga mudah dijangkau oleh mobil dan truck selain itu lokasi usaha juga dekat dengan pantai dan TPI. Hal ini membuat masuknya bahan baku serta pendistribusian produk menjadi lancar. Keadaan penduduk di Desa Tambakrejo sendiri berdasarkan data monografi dibedakan menjadi keadaan penduduk berdasarkan jenis kelamin, tingkat usia, tingkat pendidikan, agama, dan jenis pekerjaannya. Total penduduk di Desa Tambakrejo itu sendiri ada 8.284 jiwa yang terdiri dari 3.578 jiwa penduduk laki-laki dan 4.706 jiwa penduduk perempuan.

(5)

produksi, fungsi fisik yaitu transportasi yang digunakan dalam proses pemasarannya menggunkan truck engkel dimana ikan segar akan dikirim setelah memalui proses karantina untuk memilah ikan yang masih layak dikonsumsi, dan fungsi penyediaan yaitu pemilik usaha secara langsung mensurvei lokasi yang akan dijadikan tempat untuk memasarkan produknya. Lembaga pemasaran yakni Supplier dimana supplier akan menjualkan produk ikan pindang secara langsung kepada pengepul (pedagang kecil) dan kepada konsumen. Saluran pemasaran yang terbentuk pada Home Industri “Mutiara Laut” yaitu saluran pemasaran tingkat dua yang melibatkan pedagang perantara yaitu pedagang besar (Supplier)dan pedagang kecil (pengepul). Daerah pemasaran pada usaha Home Industri “Mutiara Laut” dilakukan di Pasar Gadang, Malang. Bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, dan promotion. Produk unggulan pada Home Industri “Mutiara Laut” diantaranya ikan baby tuna, ikan cakalang, dan ikan tongkol. Strategi penentuan harga yang digunakan yaitu berdasarkan biaya produksi. Home Industri “Mutiara Laut” memasarkan produknya pada pasar-pasar tradisional yaitu pada Pasar Gadang, Malang. Sedangkan kegiatan promosi dilakukan secara aktif.

Aspek finansial pada pemasaran di Home Industri “Mutiara Laut” memiliki modal yang terdiri dari modal tetap yaitu sebesar Rp. 521. 354.000, modal lancar sebesar Rp. 274.149.450, dan modal kerja Rp. 302.672.750. dengan biaya yang dikeluarkan dapat dibagi menjadi biaya tetap (TFC) sebesar Rp. 4.080.942, dan biaya variabel (VC) sebesar Rp. 287.123.300. margin pemasaran yang didapatkan yaitu sebesar Rp. 87.266.000 untuk 33.606 ikan yang terjual dalam kurun waktu 1 bulan penjualan.

Faktor pendukung pada usaha Home Industri “Mutiara Laut” meliputi akses jalan yang dekat dengan bahan baku, lokasi yang strategis dalam pembuangan limbah produk, permintaan konsumen yang cukup tinggi, kualitas ikan yang cukup baik, tenaga kerja yang terampil, memiliki SIUP.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya berupa kesehatan dan kesempatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan Laporan Praktek Kerja Magang yang berjudul “Manajemen Pemasaran Pemindangan pada Home Industri “Mutiara Laut” Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur tanpa ada halangan suatu apapun.

Melalui kata pengantar ini, penulis ingin mengucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materil sehingga penulis dapat menyusun Laporan Praktek Kerja Magang. Ucapan terimakasih kepadakedua Orangtua beserta keluarga atas doa dan dukungan untuk setiap harinya , kepada Bapak Mochammad Fattah, S.Pi, M.Si selaku Dosen Pembimbing Praktek Kerja Magang, kepada Bapak Sumaji, Bapak Sumantri, Bapak Mul, Mas Teguh, Mas Adi, Ibu Yem, Ibu Ajeng, Ibu Ni, Mbak Helmi, Ibu Nur yang telah membimbing dalam pelaksanaan Praktek Kerja Magang dan Laporan Praktek Kerja Magang, kepada teman-teman seperjuangan, serta pihak-pihak yang sudah mendukung saya sehingga laporan ini dapat tersusun. Akhir kata penulis berharap semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhakan terutama pada para pembaca. Amiin

(7)

DAFTAR ISI

RINGKASAN...i

KATA PENGANTAR...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL...vii

DAFTAR GAMBAR...viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

I. PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Maksud dan Tujuan...4

1.2.1 Maksud...4

1.2.2 Tujuan...5

1.3 Kegunaan...6

II. METODE PRAKTEK KERJA MAGANG...7

2.1 Waktu dan Tempat...7

2.2 Metode Pelaksaan Praktek Kerja Magang...7

2.2.1 Partisipasi Aktif...12

2.2.2 Observasi...12

2.2.3 Wawancara...13

2.2.4 Dokumentasi...14

2.3 Jenis dan Sumber Data...15

2.3.1 Data Primer...15

2.3.2 Data Sekunder...16

(8)

2.4.1 Analisis Data Kualitatif...17

2.4.1 Analisis Data Kuantitatif...18

III. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA MAGANG...21

3.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografi...21

3.1.1 Letak Geografis...21

3.1.2 Keadaan Topografi...23

3.2 Keadaan Penduduk Desa Tambakrejo...24

3.2.1 Menurut Jenis Kelamin...24

3.2.2 Menurut Usia...25

3.2.3 Menurut Tingkat Pendidikan...26

3.2.4 Menurut Agama...27

3.2.5 Menurut Pekerjaan...28

3.3 Keadaan Umum Usaha Perikanan...29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...32

4.1 Keadaan Umum Lokasi Usaha...32

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Tempat Usaha...32

4.1.2 Lokasi Tempat Usaha...33

4.2 Aspek Pemasaran...36

4.2.1 Fungsi Pemasaran...36

4.2.2 Lembaga Pemasaran...40

4.2.3 Saluran Pemasaran...41

4.2.4 Daerah Pemasaran...42

4.2.5 Bauran Pemasaran...43

4.3 Aspek Finansial...47

4.3.1 Modal...47

(9)

4.3.3 Margin Pemasaran...50

4.3.4 Penerimaan...51

4.3.5 Break Event Point (BEP)...53

4.4 Faktor Pendukung dan Penghambat Pemasaran...54

4.4.1 Faktor Pendukung Pemasaran...54

4.4.2 Faktor Penghambat Pemasaran...55

V. KESIMPULAN DAN SARAN...57

5.1 Kesimpulan...57

d. Saran...59

DAFTAR PUSTAKA...60

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kegiatan yang Dilakukan Selama Praktek Kerja Magang...7

2. Observasi pada Home Industri “Mutiara Laut”...13

3. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Jenis Kelamin...24

4. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Usia...25

5. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Tingkat Pendidikan...27

6. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Agama...28

7. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Jenis Pekerjaan...29

8. Jumlah Hasil Tangkapan Ikan pada UPT P2SKP Pondokdadap...30

9. Jumlah Penduduk Desa Tambakejo yang Memiliki Usaha dalam Sektor Perikanan...31

10. Jenis Pengusaha Pengolahan Ikan di area UPT. P2SKP Pondokdadap Malang...31

11. Daftar Harga Ikan Pindang pada Home Industri “Mutiara Laut”...45

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Lokasi Praktek Kerja Magang di Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo...21

2. Lokasi Usaha Home Industri “Mutiara Laut”...34

(11)
(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Partisipasi Aktif selama PKM di Home Industri “Mutiara Laut”...63 2.Tabel Perhitungan Modal yang digunakan pada Usaha Home Industri

“MutiaraLaut”...66 3.Tabel Perhitungan Biaya yang digunakan pada Usaha Home Industri

“MutiaraLaut”...69 4.Tabel Perhitungan Margin Pemasaran yang digunakan pada Usaha

Home Industri “MutiaraLaut”...71 5.Perhitungan Penerimaan yang diperoleh pada Usaha Home Industri

“MutiaraLaut”...72 6. Perhitungan Break Event Point yang digunakan pada Usaha Home

(13)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara berkepulauan dengan potensi sumberdaya alam yang sangat melimpah baik dari sektor pertanian, peternakan hingga perikanan. Salah satu sektor yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah yaitu sektor perikanan. Junianingsih (2014) menyatakan bahwa, potensi sumberdaya laut dan pantai yang dimiliki Indonesia sangat besar, baik yang non-hayati, yaitu bahan tambang dan energi maupun hayati terutama ikan. Kondisi ini didukung oleh wilayah Nusantara yang memiliki panjang garis pantai 99.093 km dan luas laut 5,8 juta km2, sehingga menyimpan sumber daya alam yang berlimpah bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Sub sektor perikanan laut yang memberikan kontribusi besar terhadap nilai tambah sektor perikanan, antara lain di sumbang oleh peranan budidaya tambak, hatchery, serta hasil perikanan laut yang diolah baik, secara modern maupun tradisional oleh masyarakat.

(14)

Proses pengolahan dan pengawetan ikan merupakan salah satu hal yang penting dalam perikanan. Tanpa adanya hal tersebut peningkatan produksi ikan yang telah dicapai selama ini telah sia-sia karena tidak semua produk perikanan dapat dimanfaatkan oleh konsumen dalam keadaan baik. Proses pengawetan secara tradisional memiliki tujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil pengawetan yang memiliki mutu tinggi, maka harus menjaga kebersihan bahan dan alat yang digunakan dalam proses pengawetan. Ada beberapa proses pengawetan ikan anata lain dengan cara penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, peragian, serta pemindangan ikan.

Pemindangan ikan di Indonesia jumlahnya menempati posisi kedua setelah penggaraman/pengeringan. Jika dilihat dari sisi fisiknya, pindang memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan dengan ikan asin. Menurut Heruwati, ikan pindang mempunyai citarasa yang lebih lezat dan tidak terlalu asin sehingga dapat dimakan dalam jumlah yang banyak, termasuk produk yang siap untuk dimakan (ready to eat) karena telah mengalami pemasakan, semua jenis ikan berbagai ukuran dapatdiolah menjadi pindang dan mudah dipasarkan. Berdasarkan manfaatnya, meskipun pindang sudah berbentuk produk olahan, namun pindang tetap memiliki nilai gizi yang baik karena mengandung omega 3 yang sangat berguna untuk kesehatan. Pada pemindangan dengan bahan baku ikan layang (Decapterus spp) terkandung gizi yang cukup tinggi yaitu protein 27%, lemak 3%, energi 176 kalori, air 60%, mineral 0.26%, serta vitamin B 0.07 mg (Firdaus, 2014).

(15)

banyak disukai oleh masyarakat, karena yang khas. Sesuai dengan penyataan dari Badan Riset Kelautan dan Perikanan, yang menyatakan bahwa ikan pindang merupakan salah satu hasil olahan yang cukup populer di Indonesia, dalam urutan hasil olahan tradisional menduduki tempat kedua setelah ikan asin. Dilihat dari sudut program peningkatan konsumsi protein masyarakat, ikan pindang mempunyai prospek yang lebih baik daripada ikan asin. Hal ini mengingat bahwa ikan pindang mempunyai cita-rasa yang lebih lezat dan tidak begitu asin jika dibandingkan dengan ikan asin sehingga dapat dimakan dalam jumlah yang lebih banyak. Kelebihan ikan pindang dan ikan asin adalah ikan pindang merupakan produk yang siap untuk dimakan (ready to eat). Di samping itu juga ikan pindang merupakan produk yang praktis untuk semua jenis ikan dari berbagai ukuran dapat diolah menjadi ikan pindang (Anisah dan Indah, 2007).

Hasil produksi kegiatan pemindangan sangat disenangi oleh konsumen karena aromanya hampir mendekati ikan kaleng serta tidak terlalu asin, sehingga dapat di konsumsi dalam jumlah yang lebih banyak bila dibandingkan dengan produk ikan asin. Jenis ikan yang biasa digunakan cukup beragam, mulai dari ikan kecil hingga ikan besar dan dari ikan air tawar sampai ikan laut. Ikan air tawar yang sering dipindang adalah tambakan, nila dan ikan mas. Untuk ikan laut, jenis yang biasa dipindang adalah ikan layang, kembung, tongkol, tuna, cakalang dan ekor kuning (Adrian, 2010).

(16)

yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai sasaran pasar dan mencapai sebuah tujuan perusahaan tersebut (Kotler, 2002).

Tahap pelaksanaan dan pengelolaan strategi pemasaran harus memperhatikan perancangan organisasi pemasaran yang efektif, pelaksanaan dan pengendalian strategi serta pemakaian sistem informasi untuk perencanaan dan manajemen dari strategi pemasaran. Dengan demikian strategi pemasaran merupakan prinsip yang menyeluruh untuk mencapai tujuan-tujuan pemasaran dan bisnis yang mencakup keputusan-keputusan pengeluaran pemasaran, bauran pemasaran dan aplikasi pemasanan. Strategi pemasaran dibagi menjadi tiga bagian penting, yaitu: 1) strategi pasar sasaran dan strategi penempatan produk, 2) bauran pemasaran dan anggran pemasaran, 3) strategi pemasaran yang menyeluruh dikaitkan dengan tujuan serta sasaran penjualan, pangsa pasar dan keuntungan. Dalam hal ini, tujuan pemasaran merupakan arah bagi perusahaan untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran (Hurriyati, 2010).

Dari beberapa jenis ikan hasil perairan yang ada, bahan baku yang digunakan pada Home Industri “Mutiara Laut” yang terletak dikawasan Sendang Biru, Kabupaten Malang adalah Baby Tuna dan Cakalang. Pemilihan kedua jenis ikan tersebut dikarenakan banyaknya hasil tangkapan para nelayan pada kedua jenis ikan tersebut. Untuk meningkatkan daya saing pasar serta dapat mempertahankan daya simpan pada agar lebih tahan lama dari ikan tersebut, maka pengawetan ikan dengan teknik pemindangan dilakukan.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

(17)

Sekaligus memahami dan mengetahui keuntungan atau kerugian, faktor-fakor yang dipengaruhi pada usaha pemindangan Home Industri ”Mutiara Laut”, Desa Sendang Biru, Kecamatan Sumber Manjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

1.2.2 Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Magang ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari :

1. Keadaan umum tempat usaha pemindangan yang meliputi sejarah dan perkembangan usaha, lokasi usaha pada Home Industri ”Mutiara Laut”. 2. Aspek pemasaran usaha pemindangan pada usaha pemindangan pada

Home Industri ”Mutiara Laut”, meliputi: a. Fungsi pemasaran

b. Lembaga Pemasaran c. Saluran Pemasaran d. Daerah Pemasaran e. Bauran Pemasaran

3. Aspek finansial dalam usaha pemindangan pada usaha pemindangan pada Home Industri ”Mutiara Laut”, meliputi:

a. Modal

b. Biaya Pemasaran c. Margin Pemasaran d. Penerimaan e. Break Event Point

4. Faktor pendukung dan Faktor penghambat dalam usaha pemindangan ikan pada Home Industri ”Mutiara Laut”.

1.3 Kegunaan

Dengan dilakukannya pelaksanaan Praktek Kerja Magang ini diharapkan memberikan manfaat bagi :

1. Mahasiswa

(18)

2. Perguruan Tinggi

Sebagai sarana informasi dan penambah pengetahuan dalam bidang pemasaran khususnya pada penerapan manajemen pemasaran serta sebagai reverensi yang dapat digunakan untuk penelitian tentang strategi bauran pemasaran pada sebuah usaha Home Industri dalam skala lokal. 3. Instasi Usaha

Sebagai sarana informasi dan untuk bahan pertimbangan dalam penerapan manajemen pemasaran guna meningkatkan hasil pemasaran, meningkatkan pendapatan dan juga dapat meningkatkan manajemen pemasaran usahanya dalam skala besar.

4. Pemerintah

(19)

II. METODE PRAKTEK KERJA MAGANG

2.1 Waktu dan Tempat

Kegiatan Praktek Kerja Magan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Juli – 08 Agustus 2017 di Home Industri “Mutiara Laut” Dusun Sendang Biru RT 03 RW 01, Kelurahan/Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur

2.2 Metode Pelaksaan Praktek Kerja Magang

Adapun metode pelaksanaan Praktek Kerja Magang yang digunakan di Home Industri “Mutiara Laut” Dusun Sendang Biru, Kelurahan Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang sebagai berikut :

Tabel 1. Kegiatan yang Dilakukan Selama Praktek Kerja Magang

No.

(20)

No.

2017 Memilah dan memasukkan ikan kedalam reyeng yang sudah disambung

1. Memilah ikan sesuai dengan ukuran ikan

1. Memilah ikan sesuai dengan ukuran ikan keadaan umum yang ada di Desa Tambakrejo

2. Melihat keadaan yang ada di sekitar lokasi PKM

1. Memilah ikan sesuai dengan ukuran ikan

1. Memilah ikan sesuai dengan ukuran ikan

1. Memilah ikan sesuai dengan ukuran ikan

(21)

No.

2. Ukuran ikan yang akan dipindang :

Menali reyeng 1. Menali reyeng yang sudah beriisi ikan

2. Menali reyeng yang berisi ikan

2. Menali reyeng yang berisi ikan

Menali reyeng 1. Menali reyeng yang sudah beriisi ikan pindang yang ada di Pasar Gadang

2. Menali reyeng yang berisi ikan

(22)

No.

pelelangan ikan yang ada di TPI Pondokdadap

(23)

No.

2. Memilah ikan yang akan diproses

1. Memilah ikan sesuai dengan ukuran ikan

2. Menali reyeng 1. Menyambung reyeng sesuai ukuran yang akan digunakan 2. Mengetahui cara mepacking

ikan pindang yang akan diproses menjadi ikan pindang

26. 4 Agustus

2017 1. Memilah dan memasukkan ikan kedalam reyeng yang sudah disambung 2. Menali reyeng

1. Memilah ikan sesuai dengan ukuran ikan

1. Memilah ikan sesuai dengan ukuran ikan

(24)

2.2.1 Partisipasi Aktif

Menurut Salam (2010), partisipasi dapat didefinisikan sebagai keterlibatan mental/pikiran dan emosi/perasaan seseorang secara aktif di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Keterkaitan partisipasi aktif disini yaitu untuk mengetahui kondisi suatu usaha dan tanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan.

Tahap partisipasi aktif akan dilakukan dengan berperan aktif dan mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan di usaha pemindangan Home industri “Mutiara Laut”, yang mana kegiatan yang dilaksanakan di lokasi Dusun Sendang Biru RT 03 RW 01, Kelurahan/Desa Tambakrejo Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur dengan memperoleh informasi mengenai keadaan, kegiatan, dan suasana wilayah masyarakat di sekitar usaha pemindangan Home industri “Mutiara Laut”.

2.2.2 Observasi

Menurut Bungin (2007), observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian. Bentuk observasi yaitu observasi partisipasi, observasi tidak terstruktur, dan observasi kelompok.

(25)

dipasarkan, struktur organisasi, keadaan umum peusahaan, lokasi dan tata letak usaha serta faktor pendukung dan penghambat dalam usaha pemindangan. Data observasi yang dilakukan dapat dijelaskan dalam tabel 3.

Tabel 2. Observasi pada Home Industri “Mutiara Laut”

No Hari, Tanggal Jenis Kegiatan

1 25 Maret 2017 Observasi pada usaha Home Industri “Mutiara Laut” 2 09 Juli 20017 Observasi lokasi usaha pemindangan “Mutiara Laut” Home Industri 3 Agustus 201710 Juli – 08 Observasi kegiatan Pemindangan pada Industri “Mutiara Laut” Home 4 14 Juli 2017 Pengambilan data primer pada Balai DesaTambakrejo 5 24 Juli 2017 Observasi penjualan pemindangan ke Pasar Gadang 6 27 Juli 2017 Pengambilan data primer pada Balai Dusun Sendang

Biru 7 28 Juli 2017

Pengambilan data primer pada UPT Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Pondokdadap

8 31 Juli 2017 Observasi Penjualan pemindangan ke Pasar Gadang

2.2.3 Wawancara

Wawancara berstandar adalah wawancara yang direncanakan berdasarkan pedoman atau daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan lebih dahulu. Semua pihak yang diwawancarai dalam hal ini responden yang telah diseleksi melalui metode sampling, diberi pertanyaan sama seperti yang tercantum dalam daftar pertanyaan, sebagai pedoman wawancara. Pewawancara tidak dibenarkan mengubah makna yang terkandung di dalam isi setiap pertanyaan, tetapi tidak dilarang menerjemahkannya ke dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh responden, sehingga pewawancara dapat mengharapkan adanya jawaban yang mengandung maksud sama, meskipun kalimatnya berbeda (Fathoni, 2011).

(26)

a. Wawancara kepada Bapak Sumaji selaku pemilik usaha Home Industri “Mutiara Laut” mengenai keadaan umum tempat usaha meliputi sejarah, perkembangan usaha, aspek pemasaran dalam usaha pemindangan, modal, biaya, magrin pemasaran, penerimaan, serta faktor pendukung dan faktor penghambat dalam usaha pemindangan. b. Wawancara kepada Sekertaris Desa Tambakrejo dan beberapa

perangkat desa lainnya mengenai pengambilan data primer kondisi umum lokasi usaha.

c. Wawancara kepada Yulianto selaku petugas di Balai Dusun Sendang Biru mengenai pengambilan data primer kondisi umum lokasi usaha. d. Wawancara kepada Farida selaku petugas di UPT Pelabuhan dan

Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Pondokdadap mengenai potensi perikanan yang ada di daerah Sendang Biru, hasil perikanan yang ada di daerah Sendang Biru, serta jenis-jenis ikan yang didapatkan pada daerah Sendang Biru.

e. Wawancara kepada Ibu Hj. Nur selaku pedagang hasil pemindangan mengenai proses pemasarannya, keadaan pasar, pesaing, harga produk pemindangan, beserta respon pasar terhadap produk ikan pindang.

2.2.4 Dokumentasi

(27)

Dokumentasi bukan hanya berfokus pada dokumen, namun proses yang terjadi di balik dokumen tersebut.

Pengambilan data dokumentasi pada Praktek Kerja Magang yang dilakukan adalah mengumpulkan data meliputi keadaan umum pada lokasi usaha, fasilitas yang ada dalam usaha tersebut, dan keadaan pasar pada usahaHome Industri ”Mutiara Laut”. Pengambilan data tersebut dilakukan dengan menyakan langsung kepada pemilik usaha yaitu Bapak Sumaji, menayakan langsung kepada beberapa karyawan yang ada di lokasi usaha, serta melihat langsung keadaan yang ada pada saat melakukan Praktek Kerja Magang. Hal ini akan menambah bukti kuat tentang informasi-informasi yang akan diteliti.

2.3 Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis sumber data pada pelaksanaan Praktek Kerja Magang yang digunakan di Home Industri “Mutiara Laut” sebagai berikut :

2.3.1 Data Primer

Menurut Sugiono (2009), data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer diperoleh dari teknik pengambilan data yang berupa interview, observasi, maupun penggunaan pengukuran yang khusus dirancang sesuai dengan tujuannya. Data primer pada umumnya diperoleh ketika pelaksanaan kegiatan penelitian yang berupa hasil interview, observasi, dll.

(28)

b. Daerah pemasaran pada Home Industri “Mutiara Laut” c. Saluran pemasaran padaHome Industri “Mutiara Laut” d. Bauran pemasaran padaHome Industri “Mutiara Laut”

e. Faktor pendukung dan penghambat pemasaran pada Home Industri “Mutiara Laut”

2.3.2 Data Sekunder

Menurut Hendri (2009), data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan bukan untuk kepentingan studi yang sedang dilakukan saat ini tetapi untuk beberapa tujuan lain. Data sekunder juga dapat diartikan sebagai darta primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul dari data primer atau oleh pihak lainnya misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram. Data sekunder didapatkan dari rencana peembelajaran, silabus dan satuan acara perkuliahan. Sumber dari data sekunder tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Pada pelaksanaan Praktek Kerja Magang di Home Industri “Mutiara Laut” data sekunder yang akan diperoleh meliputi :

1. Letak geografis dan topografis dari lokasi Praktek Kerja Magang yang akan dilakukan.

2. Keadaan umum pada lokasi Praktek Kerja Magang Dusun Sendang Biru RT. 03 RW. 01, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumber Manjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

3. Keadaan masyarakat sekitar tempat usaha pemindangan pada Home Industri ”Mutiara Laut”

2.4 Analisis Data

2.4.1 Analisis Data Kualitatif

(29)

dapat digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah lak, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan metode kualitatif adalah pengalaman para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan (Rahmat, 2009).

Dalam penelitian Praktek Kerja Magang ini digunakan metode kualitatif yang mengemukakan tentang :

a. Profil usaha pada Home Industri “Mutiara Laut”

1. Sejarah dan perkembangan usaha pada Home Industri “Mutiara Laut”

2. Keadaan umum lokasi usaha pada Home Industri “Mutiara Laut” 3. Fasilitas yang ada pada usaha Home Industri “Mutiara Laut” b. Aspek Pemasaran pada Home Industri “Mutiara Laut”

1. Fungsi Pemasaran 2. Lembaga Pemasaran 3. Saluran Pemasaran 4. Daerah Pemasaran 5. Strategi Pemasaran 6. Bauran Pemasaran

c. Faktor-faktor pendukung maupun penghambat usaha pemindangan pada Home Industri ”Mutiara Laut”.

2.4.1 Analisis Data Kuantitatif

Deskriptif kuantitatif menyebutkan bahwa data yang digunakan dalam pendekatan kuantitatif bersifat statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data kuatitatif dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau jumlah dan dapat diukur besar kecilnya serta bersifat obyektif sehingga dapat ditafsirkan

(30)

Pada usaha pemindangan di Home Industry “Mutiara Laut” data kuantitatif yang diteliti yaitu modal, biaya pemasaran, margin pemasaran, penerimaan, dan break event point (BEP) yang diteliti meliputi :

a. Modal

Modal adalah suatu barang atau uang yang keberadaanya akan selalu bersama dengan faktor produksi tempat usaha dan tenaga kerja untuk menghasilkan barang baru. Modal yang digunakan dibedakan menjadi dua yaitu modal tetap atau modal investasi dan modal kerja atau biaya usaha. Modal investasi adalah aktiva yang tahan lama yang secara berangsur-angsur habis dan turut serta dalam produksi. Sedangkan modal kerja adalah jumlah keseluruhan aktiva lancar yaitu modal yang habis satu kali proses produksi (Primyastanto, 2012).

Dalam Praktek Kerja Magang ini, permodalan akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dimana analisis tersebut dilakukan pada modal tetap, modal kerja, dan sumber modal yang didapatkan dalam usaha pemindangan padaHome Industri “Mutiara Laut”.

b. Biaya Pemasaran

(31)

pemasaran dan laba yang diterima oleh lembaga bersangkutan (Hanafiah dan Saefuddin, 2006).

c. Margin Pemasaran

Marjin pemasaran merupakan selisih antara harga konsumen dengan harga produsen (Jumiati, 2012), dapat dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

Mp : Marjin pemasaran Pr : Harga konsumen Pf : Harga produsen d. Penerimaan

Menurut Soekartawi (1993) dalam Primyastanto (2016), penerimaan adalah nilai dari total produksi yang dihasilkan dalam jangka waktu tertentu dimana besar penerimaan tergantung pada harga dan jumlah produk. Penerimaan atau Revenue merupakan perkalian antara harga dengan produksi (R = P x Q). Penerimaan dapat diartikan sebagai pendapatan kotor perusahaan.

e. Break Event Point

Break Even Point atau titik impas merupakan suatu titik yang menunjukkan bahwa pendapatan total yang dihasilkan perusahaan sama dengan jumlah biaya yang dikeluarkan, sehingga perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak mengalami kerugian. Break Even Point dapat diartikan suatu keadaan dimana

(32)

dalam operasi, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total biaya) (Munawir, 2007).

Analisis BEP (Break Event Point) merupakan alat analisis untuk mengetahui batas nilai produksi atau volume produksi suatu usaha mencapai titik impas yaitu tidak untung dan tidak rugi (Riyanto, 2010). BEP dibagi menjadi dua yaitu BEP unit dan BEP sales. Rumus perhitungan BEP unit yaitu:

Dimana:

FC = Biaya tetap

P = Harga jual per unit V = Biaya variabel per unit

Q = Kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual Sedangkan rumus perhitungan BEP sales yaitu:

Dimana:

FC = Biaya tetap VC = Biaya variable S = Volume penjualan.

BEP

(

Q

)=

FC

P

V

(33)

III. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTEK KERJA MAGANG

3.1 Letak Geografis dan Keadaan Topografi 3.1.1 Letak Geografis

Lokasi Praktek Kerja Magang (PKM) dilaksanakan pada Home Industri “Mutiara Laut” yang terletak di Dusun Sendang Biru RT.03 RW.01, Kelurahan/Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Untuk lebih lengkap mengenai lokasi PKMakan dijelaskan pada gambar 1.

Dusun Sendang Biru merupakan bagian dari Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Desa Tambakrejo

(34)

pada bagian selatan yang berhadapan langsung dengan Pulau Sempu. Secara geografis Desa Tambakrejo dibagi menjadi dua posisi yaitu :

1. Dusun Tamban : 8 24’ 07.05” LS / 112 43’ 04.86” BT 2. Dusun Sendang Biru : 825’54.79 LS / 11240’ 49.79” BT

Musim di Desa Tambakrejo juga sama seperti daerah-daerah lain di Indonesia, yakni musim kemarau dan musim hujan. Curah hujan di Desa Tambakrejo rata-rata mencapai 2400 mm dan curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember mencapai 405,04 mm. Luas wilayah Desa Tambakrejo adalah 2.738,80 Ha atau27,388 Km2 dari luas Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Sementara luas hutan desa adalah 877 Ha atau 8,77 Km2(Balai Desa Tambakrejo,2017).

Letak geografis dariDesa Tambakrejo bagian selatan khusunya pada kawasan Sendang Biru yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan sebagai daerah penangkapan ikan sangatlah menguntungkan bagi setiap industri- industri yang memanfaatkan hasil laut di pesisir Sendang Biru. Selain terkenal dengan hasil tangkapannya, Sendang Biru dan Tamban juga terkenal dengan beberapa tempat wisata pantai. Adapun batas wilayah Desa Tambakrejo adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Desa Kedungbanteng b. Sebelah Selatan : Samudera Hindia c. Sebelah Barat : Desa Sitiarjo d. Sebelah Timur : Desa Tambaksari

(35)

abon ikan, pengolahan krupuk ikan dan pemindangan. Sementara di daerah Tamban banyak didominasi oleh pekerja di daerah pertanian, peternakan, dan wisata.

Desa Tambakrejo terletak di sebelah selatan dari pusat Kota Malang. Desa ini berjarak 30 km dari pusat Kecamatan Sumbermanjing Wetan dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dari ibukota kecamatan. Sementara itu jika ditempuh dari Kabupaten Malang membutuhkan waktu sekitar 2 jam dengan jarak tempuh 74 km.

3.1.2 Keadaan Topografi

Keadaan topografi pada Desa Tambakrejo berada pada 75 meter dari permukaan air laut sehingga wilayah tersebut termasuk wilayah yang rendah. Daerah Desa Tambakrejo terdapat bukit-bukit kecil dengan jumlah yang cukup banyak. Kondisi daerah yang sebagian besar merupakan pesisir, aktivitas utama warga sekitar adalah di bidang penangkapan. Bidang usaha didominasi oleh kegiatan di bidang penangkapan. Sedangkan bagi daerah yang jauh dari pesisir karakteristik yang muncul dipengaruhi oleh aktivitas pertanian, peternakan maupun industri kecil. Daerah pantai di kawasan Dusun Sendang Biru lebih mengarah pada kawasan penangkapan ikan. Selebihnya digunakan sebagai wahana wisata. Sementara itu, daerah pantai di Dusun Tamban didominasi oleh tempat wisata (Balai Desa Tambakrejo,2016).

(36)

Pertimbangan lain adalah kawasan tersebut tidak jauh dari pemukiman penduduk, sehingga tenaga kerja dapat diperoleh dari lingkungan sekitar.

3.2 Keadaan Penduduk Desa Tambakrejo

Sebagai daerah yang memilik kawasan pesisir dan dataran, Desa Tambakrejo terbagai atas dua mata pencaharian. Pada daerah kawasan pesisir sebagian besar masyarakat sekitar bermata pencaharian sebagai nelayan dan pengusaha perikanan tangkap lainnya. Sedangkan untuk daerah yang jauh dari laut sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Jumlah penduduk di Desa Tambakrejopada tahun 2015 adalah8.284jiwa (Balai Desa Tambakrejo, 2017).

Berikut pengelompokkan penduduk di Desa Tambakrejo menurut jenis kelamin, usia, jenjang pendidikan, agama dan pekerjaan.

3.2.1 Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan data dari Balai Desa Tambakrejo pada saat Praktek Kerja Magang (PKM), data jumlah penduduk di wilayah Desa Tambakrejo terbanyak adalah jenis kelamin perempuan. Perempuan dibutuhkan untuk tenaga kerja borongan, serta melakukan kegiatan perdagangan pada saat pagi hari, sebagian besar perempuan di wilayah ini berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Selain itu, perempuan di Kelurahan Bulusan juga ada yang menjadi PNS maupun karyawan di tempat industri.DiDesa Tambakrejo,jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dijelaskan pada tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Jenis Kelamin pada Tahun 2015

No. Uraian Jumlah (Jiwa) Prosentase (%)

1 Laki-Laki 3.578 43,2

2 Perempuan 4.706 56,8

Jumlah Total 8.284 100

(37)

Di tempat usaha Home Industry “Mutiara Laut”tenaga kerjanya baik laki-laki maupun perempuan adalah tenaga kerja borongan. Jumlah tenaga kerja laki-laki lebih banyak daripada tenaga kerja perempuan, namun selisih jumlahnya tidak terlalu jauh. Pembagian kerja sudah diatur dalam manajemen tenaga kerja yang diterapkan oleh Home Industry “Mutiara Laut.

3.2.2 Menurut Usia

Penduduk merupakan sumberdaya yang penting dalam suatu wilayah untuk aktivitas perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari Balai Desa Tambakrejo dan Balai Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo saat berlangsungnya Praktek Kerja Magang (PKM), keadaan penduduk di Desa Tambakrejo menurut usia dibagi menjadi 6 kelompok. Pengelompokkan ini difungsikan untuk melihat kelompok usia penduduk Desa Tambakrejo. Pengelompokan jumlah penduduk Desa Tambakrejo berdasarkan usia dapat dijelaskan pada tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Usia pada Tahun 2015

No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah Presentase

(%)

1. 0 -12 bulan 50 110 160 1,93

2. 1-5 tahun 328 280 608 7,34

3. 5-7 tahun 554 685 1239 14,96

4. 7-18 tahun 876 953 1829 22,08

5. 18-56 tahun 1365 2180 3545 42,79

6. >56 tahun 405 498 903 10,90

Jumlah 8284 100

Sumber : Balai Desa Tambakrejo (2017)

(38)

“Mutiara Laut” untuk mendapatkan tenaga kerja. Tenaga kerja pada usaha pemindangan di Home Industri “Mutiara Laut” secara keseluruhan memiliki rentan usia 18-56 tahun. Usia tersebut merupakan usia kerja atau produktif.

3.2.3 Menurut Tingkat Pendidikan

Kemajuan suatu wilayah dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas penduduk pada wilayah tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh pada saat Praktek Kerja Magang (PKM),dapat diketahui kondisi tingkat pendidikan penduduk yang bersumber dari Balai Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo. Angka pendidikan di Desa Tambakrejo tergolong baik. Terbukti dengan lebih dari 50% penduduk yang mengenyam bangku pendidikan. Sementara penduduk yang tidak mendapat pendidikan di sekolah berjumlah 3927 jiwa atau sekitar 47,40%. Hal tersebut dikarenakan usianya masih belum bersekolah atau memang tidak bersekolah.

Kebanyakan penduduk Desa Tambakrejohanya menyelesaikan pendidikan sekolah sampai pada tingkat SD saja, setelah itu mereka mencari pekerjaan untuk dapat menghasilkan uang, sehingga banyak lulusan SD yang ada pada wilayah ini bekerja menjadi nelayan dan pegawai industri olahan ikan.Jumlah penduduk Desa Tambakrejo berdasarkan tingkat pendidikan dijelaskan pada tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Tingkat Pendidikan pada Tahun 2015

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(jiwa)

(39)

1 Usia 3-6 tahun yang belum masuk TK 60 0,72 2 Usia 3-6 tahun yang sedang TK/Playgroup 244 2,95

3 Usia 7-18 tahun yang sedang sekolah 96 1,16

4 Usia 18-56 tahun pernah SD tetapi tidak tamat 80 0,97

5 Tamat SD sederajat 3178 38,36

6 Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SLTP 40 0,48

7 Usia 18-56 tahun yang tidak tamat SLTA 31 0,37

8 Tamat SMP/sederajat 438 5,29

Sumber : Balai Dusun Sendang Biru, Desa Tambakrejo (2017).

Tenaga Kerja yang ada pada usaha pemindangan Home Industry “Mutiara Laut”, tenaga kerja tidak dilihat berdasarkan tingkat pendidikan, karena yang diutamakan adalah kemauan, ketrampilan, keuletan, dan tanggungjawab. Tidak ada syarat khusus dalam hal penerimaan tenaga kerja. Kondisi saling membutuhkan diantara pekerja dan pemilik usaha yang melatarbelakangi perekrutan tenaga kerja.

3.2.4 Menurut Agama

Agama yang dianut dalam Desa Tambakrejo antara lain adalah agama islam, dan agama kristen. Penduduk Desa Tambakrejo yang menganut agama islam yaitu sebanyak 4142 jiwa dengan presentase 50%. Sebagian besar yang penganut agama islam tersebut karena banyak masyarakat pendatang yang berada di Desa Tambakrejo. Selanjutnya penduduk Desa Tambakrejo yang menganut agama Kristen dengan jumlah sebanyak 4142 jiwa dengan presentase 50%.Jumlah penduduk Desa Tambakrejo menurut Agama dapat dijelaskan pada tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Agama pada Tahun 2015

(40)

1 Islam 4142 50

2 Kristen 4142 50

Jumlah 8284 100

Sumber : Balai Desa Tambakrejo (2017)

Ditempat usaha pemindangan Home Industri “Mutiara Laut” tenaga kerjanya sebagian besar menganut agama islam. Toleransi beragama antar pekerja di usaha pemindangan ini sangatlah tinggi, para pekerja saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

3.2.5 Menurut Pekerjaan

Data keadaan penduduk berdasarkan pekerjaan Desa Tambakrejoyang didapat dari Balai Desa Tambakrejopada saat berlangsungnya Praktek Kerja Magang (PKM),yang menduduki jumlah paling banyak adalah profesi nelayan yakni sebesar 2.169 jiwa dengan presentase sebesar 26,18%. Sedangkan yang menduduki jumlah paling rendah adalah PNS yakni sebesar 32 jiwa dengan presentase sebesar 0,39%. Namun dari data yang didapatkan terdapat banyak penduduk Desa Tambakrejo yang tidak bekerja yakni sebanyak 4309 dengan presentase 52,02%. Hal ini disebabkan terdapat usia sekolah yang belum mendapat pekerjaan serta usia lansia yang memang sudah tidak mampu bekerja. Apabila jumlah tersebut dikurangi dengan usia pendidikan yg belum mendapat pekerjaan sebesar 3.927 jiwa, maka jumlah penduduk Desa Tambakrejoyang tidak bekerja adalah sebesar 382 jiwa dengan presentase 4,61%. Jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan dapat dijelaskan dalam tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Jenis Pekerjaan pada Tahun 2015

No Jenis Pekerjaan Jumlah (jiwa) Prosentase (%)

(41)

2 Nelayan 2169 26,18

3 Buruh tani/nelayan 319 3,85

4 Buruh Pabrik 70 0,85

5 PNS 32 0,39

6 Pegawai Swasta 81 0,98

7 Wiraswasta/pedagang 136 1,64

8 Lainnya 57 0,69

9 Tidak bekerja 4309 52,02

TOTAL 8284 100

Sumber : Balai Desa Tambakrejo (2017)

3.3 Keadaan Umum Usaha Perikanan

Potensi perikanan di Kabupaten Malang cukup bayak dan beragam terutama pada daerah Malang Selatan. Beberapa contoh hasil perikanan tangkapnya antara lain ikan tuna, cakalang, cucut, cumi-cumi, dan lainnya. Hal ini sangat memberikan keuntungan bagi ekonomi daerah melihat beberapa hasil produksi perikanan di Kabupaten Malang memiliki nilai ekonomis yang cuku tingi ebagai komuditas impor maupun ekspor ikan tuna, dan cakalang.

(42)

sejumlah 5.504.850. Data hasil tangkapan ikan dalam kurun waktu 5 tahun dapat dijelaskan pada tabel 8.

Tabel 8. Jumlah Hasil Tangkapan Ikan pada UPT P2SKP Pondokdadap

NO Tahun Jumlah Ikan (kg)

1. 2012 5.273.270

2. 2013 5.418.015

3. 2014 1.937.873

4. 2015 5.504.850

5. 2016 3.324.488

Total 21.458.496

Sumber : UPT P2SKP Pondokdadap (2017)

Hasil tangkapan yang didapatkan para nelayan Sendang Biru antara lain cakalang, tuna, baby tuna, tongkol, marlin, lemadang, lemuru, tengiri, layang, ekor merah, layur, salem/ selengseng, cumi-cumi, lauro, teri, dan ikan lainnya. Selain perikanan tangkap, Desa Tambakrejo khususnya Dusun Sendang Biru yang berbatasan langsung dengan lautan juga memiliki potensi lain di bidang perikanan. Terdapat agen pengolah ikan di Kabupaten Malang sangat banyak dan beragam. Pada Desa Tambakrejo terdapat berbagai jenis usaha di bidang perikanan skala kecil hingga sedang, sehingga terdapat penduduk yang bekerja sebagai tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja borongan. Penduduk Desa Tambakrejo yang memiliki usaha dalam sektor perikanan sebanyak 80 orang. Data usaha penduduk Desa Tambakrejo dalam sektor perikanan dapat dijelaskan dalam tabel 9.

Tabel 9. Jumlah Penduduk Desa Tambakejo yang Memiliki Usaha dalam Sektor Perikanan

No Jenis Usaha Jumlah (P+L)

1 Pemilik Warung Permanen (TPI) 35

2 Blantik Ikan TPI 8

(43)

4 Agen Pengolah Ikan 11

TOTAL 80

Sumber : Balai Dusun Sendang Biru (2017)

Dari table 8 terdapat beberapa jenis usaha dalam sektor perikanan yang mana dalam usaha tersebut juga terdapat penduduk yang memanfaatkan hasil perikanan yang ada di daerah Sendang Biru. Data pemilik usaha pengelolaan hasil tangkapan para nelayan dapat dijelaskan pada tabel 10.

Tabel 10. Jenis Pengusaha Pengolahan Ikan di area UPT. P2SKP Pondokdadap Malang

No Nama Pemilik Jenis Usaha Pengolahan

1 H. Fauzi Pemindangan Ikan

2 H. Nuril Pemindangan Ikan

3 Sumajit Pemindangan Ikan

4 H. Slamet Petis Ikan

5 Safi'i Pemindangan Ikan

6 Lilik Suprapti Abon Ikan Tuna, Steak Ikan Tuna, Kerupuk Ikan 7 Imrul Jumilah Abon Ikan Tuna, Steak Ikan Tuna, Kerupuk Ikan

8 Sumaji Pemindangan Ikan

9 Suhay Pemindangan Ikan

10 Saniman Pengasin Ikan

(44)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Lokasi Usaha

Keadaan umum pada usaha pemindangan Home Industri “Mutiara Laut” dapat dilihat dari sejarah dan perkembangan usaha, lokasi usaha,serta struktur organisasi dari Home Industry “Mutiara Laut”. Tujuan dari melihat keadaan umumsuatu perusahaan yaitu agar mengenal lebih dalam mengenai perusahaan tersebut.

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Tempat Usaha

Mutiara laut merupakan salah satu agen pengelolah ikan yang memproduksi olahan ikan pindang yang belokasi di Dusun Sendang Biru RT. 03 RW. 01, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Mutiara laut merupakan usaha rumahan atau biasa dikenal sebagai Home Industri. Mutiara laut didirikan mulai tahun 1989 oleh Bapak Sumaji, hingga saat ini Pak Sumaji yang menjadi pemilik tunggal usaha Home Industri “Mutiara Laut”

(45)

namun masih layak konsumsi. Karena hal tersebut, Bapak Sumaji mulai memiliki pemikiran untuk membuka usaha pemindangan dengan tujuan memberi daya simpan ikan yang lebih lama dengan cita rasa khas ikan pindang, sehingga ikan yang sudah tidak segar dapat diolah kembali menjadi ikan yang dapat dikonsumsi dan tentunya dapat menambah nilai ekonomis serta daya simpan yang cukup lama untuk ikan itu sendiri.

Pemilihan nama usaha menjadi Mutiara Laut karena pada dasarnya usaha ini kan berasal dari pantai, maka pendapatan yang didapat juga berasal dari laut. Kata mutiara sendiri adalah suatu benda yang berasal dan identik dengan laut. Mutiara sendiri memiliki keindahan yang sangat memukau dan memiliki . Dari situlah Bapak Sumaji menetapkan usahanya bernama “Mutiara Laut” agar usahanya tetap bersinar seperti keindahan mutiara.

4.1.2 Lokasi Tempat Usaha

(46)

Gambar 2. Lokasi Usaha Home Industri “Mutiara Laut”

Sumber : Home industri “Mutiara Laut” (2017)

Lokasi tempat usaha merupakan suatu hal penting yang harus dipertimbangkan bagi suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan penentuan lokasi yang tepat untuk mempermudah dan menunjang jalannya proses produksi dalam suatu pabrik atau perusahaan. Maka, Home Industri “Mutiara Laut” menentukan lokasi yang strategis dalam menjalankan usaha pemindangan sesuai dengan proses produksinya. Penentuan lokasi Mutiara Laut dengan mempertimbangkan jarak antara penyedia bahan baku dengan lokasi usaha, tempat pembuangan limbah, transportasi yang digunakan, akses jalan yang memadai, serta tenaga kerja. Mutiara Laut berlokasi di Dusun Sendang Biru RT. 03 RW. 01, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Berbagai faktor sebaga penentu pertimbangan penentu lokasi oleh Home Industri “Mutiara Laut” yaitu :

(47)

b. Ketersediaan tenaga kerja, yakni banyaknya masyarakat sekitar yang dapat direkrut bekerja di tempat usaha pemindangan karena masyarakat yang kurang menempuh pendidikan serta banyaknya masyarakat yang pengangguran. Karena hal tersebut dapat memudahkan dalam pencarian tenaga kerja untuk usaha pemindangan Home Industri “Mutiara Laut”.

c. Transportasi, yakni pada Home Industri “Mutiara Laut” memiliki banyak akses transportasi dalam hal pengiriman maupun pengadaan bahan baku untuk mempermudahkan proses produksi.Mudahnya akses transportasi ini juga dapat menghemat dan memudahkan proses produksi serta proses pemasaran produknya.

d. Tempat pembuangan limbah, yakni pada Home Industri “Mutiara Laut” membutuhkan pembuanga limbah yang tepat agar tidak mengganggu masyarakat sekitar. Terdapat suatu goa yang berdekatan dengan tempat usaha sehingga dapat memudahkan pengusaha dalam proses pembuangan limbah serta limbah tersebut tidak bisa mengganggu kegiatan masyarakat sekitar.

(48)

Biaya tersebut digunakan untuk biaya solar dan uang makan untuk sopir. Produk ikan pindang sampai di Pasar Gadang sekitar pukul 23.00 WIB. Setelah produk ikan pindang sampai di Pasar Induk Gadang, produk ikan pindang langsung diturunkan oleh pegawai supplier (pedagang besar). Kemudian kemasan produk ikan pindang dibuka satu persatu karena supplier (pedagang besar) menjualkan produk ikan pindang secara eceran kepada para pengepul (pedagang kecil) dan kepada konsumen. Pembayaran untuk pengiriman dilakukan secara kash, dimana sopir pengirim barang menunggu produk ikan pindang tersebut terjualkan semua.

Setelah supplier (pedagang besar) telah menjualkan produknya kepada pengepul (pedagang kecil), selanjutnya pengepul (pedagang kecil) akan menjualkan produk ikan pindang tersebut dengan cara memotong-motong ikan pindang menjadi kecil yang kemudian akan dijualkan kepada konsumen. Hal tersebut dikarenakan agar konsumen lebih tertarik untuk membeli produk ikan pindang karena produk tersebut lebih simple karena konsumen dapat langsung mengolah ikan pindang tersebut tanpa harus memotong-metong kembali ikan pindang tersebut. Selain itu pengepul (pedagang kecil) juga mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dengan memotong ikan pindang tersebut dibandingkan dengan menjual ikan pindang dalam keadaan utuh.

4.2 Aspek Pemasaran

Aspek pemasaran yang dilakukan dalam Praktek Kerja Magang adalah fungsi pemasaran, lembaga pemasaran, saluran pemasaran, daerah pemasaran, bauran pemasaran, dan penentuan harga.

4.2.1 Fungsi Pemasaran

(49)

(penjualan dan pembelian), fungsi fisik (pengangkutan dan penyimpanan) dan fungsi fasilitas (informasi harga). Fungsi-fungsi pemasaran yang dilakukan oleh setiap lembaga pemasaran yaitu:

a. Fungsi Pertukaran yaitu kegiatan-kegiatan pemindahan hak kepemilikan barang dari seseorang ke orang lain. Dalam melaksanakan fungsi pertukaran dalam pemasaran maka harus terjadi penjualan (selling) atau pembelian (buying). Pada usaha pemindangan dalam satu kali produksi pemilik usaha mampu menjual sekitar 2-4 ton ikan pindang dengan daya jual mulai dari Rp. 5000-Rp. 110.000/ reyeng. Hal ini karena pemilik usaha memperhatikan betul kualitas ikan pindang yang diproduksi.

b. Fungsi Fisik adalah jenis kegiatan yang melibatkan handling (perlakuan), pemindahan dan perubahan fisik dari suatu komoditi, penyimpanan dan perubahan fisik produk. Fungsi fisik terdiri atas :

(50)

Gambar 3. Proses Pengangkutan Produk Ikan Pindang pada usaha Home Industri “Mutiara Laut”

2. Penyimpanan, fungsi ini menambah kegunaan waktu terhadap produk dan sangat penting untuk produk itu sendiri. Dalam usaha ikan pindang fungsi penyimpanan dilakukan dalam tahap karantina ikan sebelum ikan di proses menjadi ikan pindang. Proses karantina bertujuan untuk memilah ikan yang masih layak diproses menjadi ikan pindang.

Gambar 4. Tempat Penyimpanan ikan Segar pada usaha Home Industri “Mutiara Laut”

(51)

pindang juga akan melambat. Karena hal tersebut proses pemasaran ikan pindang akan lebih mudah.

Gambar 5. Proses Perebusan Ikan Pindang pada usaha Home Industri “Mutiara Laut”

c. Fungsi penyediaan sarana merupakan kegiatan yang membantu system pasar untuk dapat beroperasi dengan lancer, ini mungkin konsumen, produsen, dan pengankut dan pemroses dapat menjalankan tugasnya tanpa terlibat resiko atau pembiayaan seta mengembangkan rencana pemasaran yang bertata dengan baik. Fungsi penyediaan sarana meliputi : 1. Informasi Pasar, system pemasaran yang efisien menutut agar

pihak-pihak yang terlibat didalamnya mendapatkan informasi yang baik. Dalam usaha Home industri “Mutiara Laut” dilakukan dengan cara mensurvei secara langsung lokasi untuk dijadikan lokasi pemasarannya. Untuk informasi pasar dilakukan oleh pemilik usaha sendiri.

2. Penanggungan resiko, dalam usaha Home industri “Mutiara Laut” penggunaan resiko dilakukan oleh produsen baik resiko hasil produksi ikan pindang yang jelek ataupun salah hitung ikan dalam proses pengiriman. Penanggungan tersebut dalam bentuk menghitung ulang ikan pindang setelah dikirim.

(52)

cara seleksi (grading), seleksi tersebut dilakukan berdasarkan jenis ikan, ukuran ikan serta kelayakan ikan untuk diproses menjadi ikan pindang.

4. Pembiayaan, dalam usaha Home industri “Mutiara Laut” pembiayaan dimasukikan dalam harga produk dan harus ditanggung oleh pembeli atau konsumen. Pembeli tersebut baik supplier, pengepul, dan konsumen.

4.2.2 Lembaga Pemasaran

Lembaga pemasaran adalah badan-badan hukum atau perorangan yang menggerakkan area barang dari produsen ke konsumen. Lembaga pemasaran hasil perikanan perlu diketahui oleh para petani karena lembaga ini berkaitan erat dengan faktor harga jual yang bisa diperoleh oleh petani produsen. Di samping itu, lembaga pemasaran juga berkaitan erat dengan efisiensi pemasaran (Cahyono, 2000).

(53)

Pengepul (pedagang kecil) akan menjualkan produk ikan pindang kepada konsumen dengan cara memotong-motong menjadi kecil produk ikan pindang yang sudah dibeli pada supplier agar para konsumen lebih tertarik untuk membeli produk ikan pindang karena konsumen tidak perlu repot-repot untuk memotong-motong ikan pindang yang akan dikonsumsi. Alasan lainnya bagi pengepul (pedagang kecil) memotong-motong produk ikan pindangnya yaitu agar nilai jual ikan pindang menjadi lebih tinggi dan para pengepul (pedagang kecil) mendapat keuntungan yang cukup banyak dibandingkan dengan supplier.

4.2.3 Saluran Pemasaran

Saluran pemasaran adalah saluran atau jalur yang digunakan, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memudahkan suatu produk itu bergerak dari produsen sampai berada di tangan konsumen. Pemasaran dianggap efisien jika mampu menyampaikan hasil dari produsen ke konsumen dengan biaya murah. Jalur pemasaran yang tidak efisien/relatif panjang menyebabkan kerugian, baik bagi peternak maupun konsumen karena konsumennya terbebani dengan beban biaya pemasaranyang tinggi (Yulianto dan Cahyo, 2014).

(54)

Gambar 6. Saluran Pemasaran Usaha Pemindangan

Saluran pemasaran yang melibatkan supplier dilakukan di Pasar Gadang, Malang. Awal mula produk ikan pindang dapat masuk ke dalam pasar adalah pemilik usaha melihat peluang pasar yang ada dipasar gadang setelah melihat peluang barulah mencari supplier yang mau menampung produk ikan pindang yang ada sehingga pemilik usaha dapat langsung mengirim produknya kepada supplier. Pembayaran supplier dilakukan secara cash setiap harinya, pembayaran akan dibayarkan kepada karyawan Bapak Sumaji yang pada saat itu bertugas dalam pengiriman produk ikan pindang.

4.2.4 Daerah Pemasaran

(55)

suatu produk dengan mempertimbangkan biaya transportasi (Nugroho, 2003 dalam Lupiyoadi dan Hamdani, 2011).

Daerah pemasaran yang dijadikan lokasi pemasaran oleh Home Industri ”Mutiara Laut” untuk memasarkan ikan pindang tersebut adalah di pasar gadang, Malang dan di Pasuruan. Namun, saat ini Mutiara Laut melakukan pemasarannya hanya di pasar Gadang, Malang dikarenakan ikan yang diproduksi memiliki ukuran ikan yang cukup besar sehingga produk tersebut tidak dapat menembus pasar di Pasuruan.

4.2.5 Bauran Pemasaran

Menurut Sofjian (2014), salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah Bauran Pemasaran, yang merupakan strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu, yang merupakan sasaran pasarannya. Marketing mix merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel mana dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variabel atau kegiatan tersebut perlu dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam melakukan kegiatan pemasarannya. Dengan demikian perusahaan tidak hanya sekedar memiliki kombinasi kegiatan yang terbaik saja, akan tetapi dapat mengkoordinasikan berbagai variabel marketing mix tersebut, untuk melaksanakan program pemasaran secara efektif.

(56)

memasuki pasar. Dalam menentukan segala kebijakan-kebijakan, usaha Home industri “Mutiara Laut” harus bersaing secara sehat dengan para pesaingnya. Ada beberapa kelomok usaha rumah tangga yang ada di wilayah Dusun Sendang Biru yang mengelola ikan menjadi suatu produk ikan pindang.

a. Product (Produk)

Produk merupakan suatu barang atau jasa yang dihasilkan dari proses produksi dan dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen Home Industri “Mutiara Laut” saat ini telah memiliki beberapa produk unggulan diantaranya ikan baby tuna, ikan tongkol, dan ikan cakalang. Saat ini bahan baku banyak tersedia di pantai Sendang Biru. Namun karena bahan baku yang tersedia untuk saat ini rata-rata berukuran ≥ 1 kg sehingga ika pindang jarang dikirim ke pasar Pasuruan.

Tahap awal akan dilakukan seleksi bahan baku selanjutnya akan dilakukan proses produksi. Bahan baku yang sudah tidak dapat dilakukan produksi atau rusak biasanya langsung dibuang atau diberikan kepada pekerja untuk diberikan untuk makanan hewan ternaknya. Sebelum diproduksi bahan baku dikemas sesuai dengan ukuran ikan. Setelah proses pengemasan selanjutnya proses produksi. Pada proses produksi hal yang harus diperhatikan adalah suhu yang ada pada plateser untuk proses perebusan.

b. Price (Harga)

Harga merupakan jumlah dari nilai yang ditukarkan oleh konsumen untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Harga memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses pemasaran barang atau jasa, karena dengan adanya harga akan membentuk suatu segmentasi pasar terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan.

(57)

berhubungan dengan bahan baku ikan. Namun disisi lain pemilik usaha juga mempertimbangkan harga di pasaran. Saat harga bahan baku tinggi, namun harga produk dipasaran rendah maka pemilik usaha akan mempertimbangkan kembali dalam melakukan produksi ikan pindang. Jika harga bahan baku memiliki harga yang naik, seringkali pemilik usaha melakukan pengiriman ikan kepada pabrik-pabrik di Pasuruan daripada diproduksi menjadi ikan pindang. Strategi ini digunakan Home Industri “Mutiara Laut” untuk mempertahankan keberlanjutan usahanya.

Pemilik usaha Home Industri “Mutiara Laut” menetapkan harga ikan pindang berdasarkan ukuran ikan yang akan dipindang. Untuk harga ikan pindang dapat dilihat pada table 11.

Tabel 11. Daftar Harga Ikan Pindang pada Home Industri “Mutiara Laut”

NO Jenis Ikan Ukuran Ikan Harga

1 Ikan Tuna Ndandung 80.000

4 KLN Poleng isi 2 7.000

Glundung 5.000

NO Jenis Ikan Ukuran Ikan Harga

5 GL Glundung isi 3 4.500

6 Klentang Tanggung wurung 3.500

7 TKL Tanggung wurung 4.000

(58)

Tempat adalah lokasi untuk melakukan pemasaran bagi suatu perusahaan. Selain itu, tempat juga merupakan lokasi pertukaran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen langsung maupun kepada distributor atau agen.

Saat ini Home Industri “Mutiara Laut” memasarkan produknya ke Pasar Tradisional. Lokasi pemasaran terletak di Jalan Kolonel Sugiono, Malang. Pasar Gadang sendiri adalah salah satu pasar tradisional yang ada di Kota Malang yang cukup ramai oleh aktivitas pedagang. Pasar Gadang merupakan pasar yang tidak ada istirahatnya sama sekali. Pasar tradisional yang beroperasi 24 jam ini memiliki lokasi yang sangat strategis karena letaknya yang dapat dijangkau secara langsung baik menggunakan angkutan umum, motor atau mobil pribadi. Karena hal tersebut dapat memberikan akses jalan yang mudah untuk konsumen maupun produsen. Selain itu dipasar induk Gadang sangat diminati oleh para konsumen maupun pedagang lain untuk membeli barang pangan karena barang dagangan berupa sayuran, buah, daging, ikan yang lebih fresh dibandingkan dengan pasar lain. Strategi ini dapat diterapkan oleh pemilik usaha Home Industri “Mutiara Laut” sebagai strategi dalam pemilihan lokasi untuk memasarkan produknya.

d. Promotion (Promosi)

Promosi adalah kegiatan yang menginformasikan dan memperkenalkan produk yang bertujuan mempengaruhi konsumen untuk membeli. Semakin sering dan efektifnya suatu promosi maka semakin banyak orang yang mengenal barang dan jasa yang ditawarkan serta semakin banyak peluang konsumen dalam membeli produk.

(59)

Kegiatan promosi ini dinilai pemilik usaha cukup efektif karena pada dasarnya masyarakat sudah mengenal ikan pindang dan ikan pindang juga selalu diminati oleh para konsumen. Sehingga dengan cara hanya memperluas jangkuan pasar dinilai cukup efektif dalam meningkatkan volume penjualan produk. Selama ini pemilik usaha tidak pernah memasang iklan melalui media social ataupun melalui papan iklan yang lainnya.

4.3 Aspek Finansial 4.3.1 Modal

Pengertian modal usaha menurut Asnawi (2010), bahwa “modal usaha adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang,barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan”. Modal dalam pengertian ini dapat diinterpretasikan sebagai sejumlah uang yang digunakan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan bisnis. Banyak kalangan yang memandang bahwa modal uang bukanlah segala-galanya dalam sebuah bisnis. Namun perlu dipahami bahwa uang dalam sebuah usaha sangat diperlukan. Yang menjadi persoalan di sini bukanlah penting tidaknya modal, karena keberadaannya memang sangat diperlukan, akan tetapi bagaimana mengelola modal secara optimal sehingga bisnis yang dijalankan dapat berjalan lancar.

(60)

1. Modal Tetap

Modal tetap adalah modal yang bersifat permanen dan memiliki waktu yang panjang, misalnya bangunan, mesin, dan lain-lain. Adapun modal tetap pada usaha Home Industri “Mutiara Laut” sebesar Rp.521.354.000. Sedangkan modal tetap khusus untuk proses pemasaran produk ikan pindang pada usaha Home Industri “Mutiara Laut” yaitu sebesar Rp. 511.624.000. Rincian modal tetap dapat dilihat pada data lampiran 3.

2. Modal Lancar

Modal Lancar adalah modal yang habis dipakai dalam memproduksi sebuah produk dalam usaha. Adapun modal lancar padausaha Home Industri “Mutiara Laut” sebesar Rp.274.149.450. Rincian modal lancar dapat dilihat pada data lampiran 3.

3. Modal Kerja

Modal kerja adalah modal yang memiliki jangka waktu perputarannya pendek dan susunannya relatif variabel. Modal kerja meliputi uang kas dan surat berharga yang daam jangka waktu pendek bisa segera diuangkan, piutang, dan juga persediaan. Adapun modal kerja pada usaha Home Industri “Mutiara Laut” sebesar Rp302.672.750. Rincian modal kerja dapat dilihat pada lampiran 3.

(61)

4.3.2 Biaya Pemasaran

Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk memasarkan, mendistribusikan dan melayani produk atau jasa. Analisis biaya pemasaran bertujuan untuk mengetahui seberapa efektif kekuatan pemasaran perusahaan dengan alokasi biaya pemasaran yang dikeluarkannya dan juga untuk mengetahui seberapa besar kontrol perusahaan dalam mengelola biaya pemasaran. Semakin efektif pemasaran yang dilakukan, maka akan semakin kecil biaya pemasaran yang dikeluarkan ( Hansen dan Mowen, 2004 dalam Setiawan, 2012).

Pemilik usaha mengeluarkan biaya hanya untuk proses produksi dan untuk proses pengiriman barang kepada supplier, pemilik usaha tidak mengeluarkan biaya untuk promosi, karena dalam usaha ikan pindang ini tidak ada promosi yang dilakukan. Tidak ada pemasangan promosi melalui website, papan iklan, maupun media promosi lainnya. Pembiayaan sendiri dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pemberi pembiayaan dan penerima pembiayaan. Biaya pada usaha Home Industri “Mutiara Laut” dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Biaya Tetap (TFC)

Biaya tetap adalah ongkos tetap yang dibayarkan dalam proses produksi dan proses biaya ini tidak tergantung pada tingkat outputnya. Adapun biaya tetap pada usaha Home Industri “Mutiara Laut” sebesar Rp. 4.080.942. Rincian Biaya tetap dapat dilihat pada data lampiran 4.

2. Biaya Variabel (VC)

Biaya variabel adalah jumlah ongkos variabel yang dibayar produsen yang tergantung dengan rendahnya output yang diproduksikan. Adapun biaya variabel pada usaha Home Industri “Mutiara Laut” sebesar Rp. 287.123.300. Rincian biaya variabel dapat dilihat pada data lampiran 4.

(62)

Home Industri “Mutiara Laut” yaitu sebesar Rp. 291.204.242. Rincian perhitungan biaya total yang dikeluarkan pemilik dapat dilihat pada data lampiran 4.

4.3.3 Margin Pemasaran

Margin pemasaran (marketing margin) adalah harga yang dibiayai oleh konsumen dikurangi harga yang diterima oleh produsen. Tinggi rendahnya marjin pemasaran dipakai untuk mengukur efisiensi sistem pemasaran (tergantung dari fungsi pemasaranyang dijalankan). Misalnya, harga gula tebu yang dibayar konsumen sebesar Rp 5.900,- (100%) per kilogram, produsen menerima (farmer’s share) sebesar Rp 4.500,- (64,10%), sementara fungsi yang dijalankan adalah fungsi penyimpanan, pemeliharaan, dan distribusi, yaitu menaikkan kegunaan tempat dan waktu. Dari besarnya merjin pemasaran ini, dapat disimpulkan apakah sistem pemasaran gula efisien atau tidak (Hanafie, 2010).

Gambar

Tabel 1. Kegiatan yang Dilakukan Selama Praktek Kerja Magang
Tabel 2. Observasi pada Home Industri “Mutiara Laut”
Gambar 1. Lokasi Praktek Kerja Magang di Dusun Sendang Biru, DesaTambakrejo
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Tambakrejo menurut Jenis Kelamin padaTahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun judul tesis ini adalah : Analisis Pelaksanaan Prinsip Keterbukaan Di Pasar Modal Dalam Upaya Perlindungan Terhadap Investor.. Di dalam menyeleseaikan tesis ini, penulis

Skripsi dengan judul Peran Pemerintah Dalam Penanggulangan Masalah Sosial (Studi Kebijakan Publik Terhadap Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pembinaan Anak

Analisis spasial wilayah potensial PKL menghasilkan peta tingkat wilayah potensial yang tersebar sepanjang Jalan Dr.Radjiman berdasarkan aksesibilitas lokasi dan

Perlu diingat bahwa unsur-unsur tubuh sedimen dasar yang ada dalam sistem ini sama dengan unsur-unsur tubuh sedimen yang ada di muara sungai

Salah satu varietas unggul kencur dengan ukuran rimpang besar adalah varietas unggul asal Bogor (Galesia-1) yang mempunyai ciri sangat spesifik dan berbeda dengan klon

1) Mengambil data, dengan cara melakukan proses download dengan perangkat lunak download manager, sehingga diperoleh downlad transfer rate proses dengan menggunakan

Dengan menggunakan jaringan komputer akan memberikan reliabilitas tinggi yaitu adanya sumber sumber-sumber alternatif pengganti jika terjadi masalah pada salah satu perangkat

pada mahasiswa FKIP Universitas Lampung angkatan 2014 yang berasal dari. luar Propinsi Lampung dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu: