• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Reality Show terhadap perilaku (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaruh Reality Show terhadap perilaku (2)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

Pengaruh Reality Show terhadap perilaku dan gaya hidup manusia Diajukan untuk memenuhi salah satu penugasan mata kuliah

Pendidikan Lingkungan, Sosial, Budaya dan Teknologi

Dosen Pengampu:

Siti Nurbayani S.Pd, M.Si

Oleh: Taneu Taria Fitri (1206301)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(3)

Mengamati Perilaku dan budaya yang kurang baik terjadi di

masyarakat

menganalisis keterlibatan reality show

mencari tahu dampak-dampak negatif dari reality show, jangka

pendek maupun panjang

mencari pemecahan alternatif terkait masalah tersebut

B. Perumusan Masalah

1) Bagaimana Reality Show dapat mempengaruhi perilaku masyarakat?

2) Bagaimana Solusi dari perubahan tingkah lalu masyarakat akibat menonton reality show?

C. Tujuan

1) Mencari solusi atas isi atau konten dari reality show sendiri agar apa yang ditayangkan dapat bermanfaat dan berakibat baik di masyarakat

(4)

BAB II

LANDASAN TEORITIS A. Teori Media

Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Dalam pendidikan, Gagne (2006: 14) mengemukakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Banyak ahli dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Pengertian Media

 Menurut Syaiful Bahri Djamarah: Media adalah alat bantu apa saja yang dapat

dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.

 Menurut Schram: Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan

untuk keperluan pembelajaran.

 Menurut National Education Asociation (NEA): Media adalah sarana komunikasi

dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.

 Menurut Briggs: Media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya

terjadi proses belajar.

 Asociation of Education Comunication Technology (AECT): Media adalah segala

bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.

 Menurut Gagne: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa

yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

 Menurut Miarso: Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.

2) Jenis-jenis media secara umum dapat dibagi menjadi:

 Media Visual: media visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba. Media

(5)

mudah untuk didapatkan. Contoh media yang sangat banyak dan mudah untuk didapatkan maupun dibuat sendiri. Contoh: media foto, gambar, komik, gambar tempel, poster, majalah, buku, miniatur, alat peraga dan sebagainya.

 Media Audio: media audio adalah media yang bisa didengar saja, menggunakan indra

telinga sebagai salurannya. Contohnya: suara, musik dan lagu, alat musik, siaran radio dan kaset suara atau CD dan sebagainya.

 Media Audio Visual: media audio visual adalah media yang bisa didengar dan dilihat

secara bersamaan. Media ini menggerakkan indra pendengaran dan penglihatan secara bersamaan. Contohnya: media drama, pementasan, film, televisi dan media yang sekarang menjamur, yaitu VCD. Internet termasuk dalam bentuk media audio visual, tetapi lebih lengkap dan menyatukan semua jenis format media, disebut Multimedia karena berbagai format ada dalam internet.

B. Definisi Reality Show

Acara realitas (bahasa Inggris: reality show) adalah genre acara televisi yang menggambarkan adegan yang seakan-akan benar-benar berlangsung tanpa skenario, dengan pemain yang umumnya khalayak umum biasa, bukan pemeran. Acara dokumenter dan acara seperti berita dan olahraga tidak termasuk acara realitas.

Acara realitas umumnya menampilkan kenyataan yang dimodifikasi, seperti menaruh partisipan di lokasi-lokasi eksotis atau situasi-situasi yang tidak lazim, memancing reaksi tertentu dari partisipan, dan melalui penyuntingan dan teknik-teknik pascaproduksi lainnya.

Acara realitas biasanya menggunakan tema seperti persaingan, problema hidup, kehidupan sehari-hari seorang selebritis, pencarian bakat, pencarian pasangan hidup, rekayasa jebakan, dan diangkatnya status seseorang dengan diberikan uang banyak, atau yang perbaikan kondisi barang kepemilikan seperti perbaikan rumah atau perbaikan mobil (Wikipedia.org)

(6)

direkayasa, dantidak dibuat-buat. Kejadiannya diambil dari keseharian, kehidupan masyarakat apaadanya, yaitu realita dari masyarakat (Motulz Media Center, Mei, 2005)

Pada awalnya, reality show bernama opera sabun, dan pertama kali dimainkan pada 1920. Opera sabun biasanya lebih beralur, menceritakan cerita lama dan dibumbui oleh comedy.

Dalam penyajiannya acara reality show terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Docusoap ( documenter dan soap opera) yaitu gabungan rekaman asli dan plot. Disini penonton dan kamera menjadi pengamat pasif dalam mengikuti orang-orang yangsedang menjalani kegiatan sehari-hari mereka, baik yang professional maupun pribadi. Dalam hal ini produser menciptakan plot sehingga enak ditonton oleh pemirsa. Para kru dalam proses editing menggabungkan setiap kejadian sesuaidengan yang mereka inginkan sehingga akhirnya terbentuk cerita berdurasi 30 menittiap episode. Contohnya: MTV’s Real World The Temptation Island, dll

2. Hidden Camera yaitu sebuah kamera tersembunyi merekam orang-orang dalam situasi yang sudah di-set atau sebuah acara yang secara sengaja merekam seseorang namun seseorang tersebut tidak tahu situasinya akan seperti apa. Contohnya: America’s funnies video, Just For Laughs.

3. Reality game show yaitu sejumlah kontestan yang direkam secara intensif dalam suatu lingkungan khusus guna bersaing memperebutkan hadiah. Fokus dari acara ini para kontestan menjalani kontes dengan tipu muslihat sampai reaksi yang menang dankalah. Contohnya: Rising Star, Penghuni terakhir, American idol, dll. (Harmandini,September, 2005).

4. Charity atau Acara Amal dimana seseorang yang memang membutuhkan mendapatkan dana atau bantuan dari acara tersebut namun dengan cara yang berbeda. Contohnya: Uang kaget, Bedah rumah.

C. Gaya Hidup/Perilaku

(7)

Gaya hidup bisa dilihat dari cara berpakaian, kebiasaaan, dan lain-lain. Gaya hidup dapat dinilai relative tergantung dari penilaian orang lain. Gaya hidup dapat dijadikan contoh dan juga bisa dijadikan hal tabu. Contoh gaya hidup baik makan dan istirahat secara teratur, makan makanna empat sehat lima sempurna dan lain-lain. Contoh gaya hidup tidak baik: berbicara tidak sepatutunya, makan smebarangan dan lain-lain. Kesehatan bergantung pada gaya hidup.

Dari penuturan Wikipedia tersebut, dapat dilihat gaya hidup merupakan suatu cara seseorang menjalani hidupnya, menjalankan semua aspek-aspek dalam kehidupannya . Bagaimana cara seseorang makan, minum, bicara, berpakaian, hingga tidur.

Sehingga, mencengkramnya gaya hidup pada kehidupan manusia, tidak menutup kemungkinan perilaku mereka pun akan terpengaruh dari gaya hidup yang mereka jalani.

D. Peran dan Fungsi Media Reality Show

Dalam dunia pertelevisian, reality show yang notabenenya acara tak berskenario, terjadi secara spontan begitu saja sehingga para penonton sibuat penasaran dengan apa yang akan dilakukan pengisi acara tersebut, apa yang terjadi sangat bergantung pada kepribadian, keahlian dan mungkin keberuntungan si pengisi acara, juga situasi dan kondisi saat itu. Terkadang, banyak reality show di Indonesia yang menampaka sisi ‘kekonyolan’ dari para pengisi acara tersebut, yang notabenenya artis-artis popular, dari situlah biasanya para penonton terhibur. Ataupun reality show bisa juga mengeksplorasi skill dari pengisinya, biasanya acara tersebut bertajuk acara pencarian bakat, dan seringkalinya diselingi dengan cerita kehidupan si peserta, kekonyolan atau tingkah tidak terduga dari para pendukung acara (mis: MC, komentator, juri, pemain music, dan lain-lain) yang sayangnya, segment-segment tersebut tidak terlalu masuk ke inti acara tersebut, namun hal itu sangat menambah daya tarik penonton.

(8)

Dari contoh-contoh reality show diatas, pastilah pada awalnya produser reality show pun ingin ada manfaat yang bisa ditangkap oleh para penontonya disamping menghibur penonton saja.

E. Dampak Reality Show

Pada dasarnya reality show sama seperti acara televise lainnya, bertujuan menghibur para pemirsanya dan memastikan mereka mendapatkan manfaat moral darinya. Karena sama itulah, acara reality show mempunyai dampak negatif dan positif juga. Berikut dampak-dampak dari acara reality show:

1) Dampak Positif :

 Menghibur para penontonnya. Reality show bisa menjadi salah satu alternatif

hiburan untuk ‘lari’ sejenak dari masalah atau rutinitas sehari-hari

 Melalui reality show yang bersifat charity atau mengangkat kehidupan seseorang

yang kurang beurntung, hal tersebut dapat menumbuhkan rasa sosial dan simpati terhadap sesama

 Lewat reality show bertajuk kontes idola atau pencarian bakat, pada pemirsa juga

dimudahkan untuk mencapai cita-citanya menjadi seorang entertainer professional.

 Pemirsa juga dapat mendapatkan inspirasi di berbagai hal setelah menonton acara

reality show dan juga mendapat dorongan moral serta semangat dari apa yang mereka lihat dalam reality show.

Salah satu acara reality show yang bertajuk entrepreneurship, yaitu The Apprentice (BBC, UK), bahkan memaparkan beberapa tips-tips menjadi entrepreneur hebat dan professional seperti para juri-jurinya, yaitu:

 Pelajaran I: Punya Strategi. Ketika waktu singkat, dan pekerjaan banyak,

(9)

 Pelajaran II : Temukan Apa yang Bos/Klien Inginkan dan berikan pada

mereka.. Perbanyak pertemuan dengan klien dan temukan apa yang sebenarnya dia inginkan dan berikan solusinya, jangan sok pamer sendiri bekerja tanpa mengetahui apa yang sebenarnya diinginkan pimpinan.

 Pelajaran III : Hadap langsung pada pimpinan tertinggi atau bos. Bila ada ide,

selalu langsung memberikan pada pimpinan, bukan pada bawahan dari pimpinan, karena bawahan pimpinanlah yang akan menjual ide kamu ke bos dengan namanya sendiri.

 Pelajaran IV : Bertindaklah secara positif. Bertindak positif antara lain berarti

selalu bersemangat dan bermotivasi untuk kerja, tidak membiarkan kecewaan-kekecewaan di masa lampau menghambat pekerjaan di masa depan, juga tindak laku yang baik terhadap rekan kerja atau perusahaan.

 Pelajaran V : Keberanian untuk bertindak sesuai kata hati. Meskipun terasa

tidak menyenangkan, tapi merupakan fakta, jangan ragu-ragu untuk mengatakan apa yang kamu rasa/pikirkan, usahakan jujur pada diri sendiri.

 Pelajaran VI : Belalah dirimu. Dalam lingkungan kerja, bila kamu

dituduh/dicap jelek oleh rekan-rekan yang lain, belalah diri anda, bila tidak berarti semua tuduhan/cap itu benar.

 Pelajaran VII : Fleksibel. Fleksibel diperlukan dalam lingkungan pekerjaan

yang selalu berubah, meski seseorang mempunyai kecerdasan yang tinggi, bila gaya kerjanya yang kaku tidak bisa disesuaikan oleh rekan kerja yang lain, proyek tersebut bisa terancam gagal.

 Pelajaran VIII : Ada kehidupan baru stelah dipecat. Hampir semua orang

pernah dipecat atau ditolak, bila itu terjadi, tetaplah percaya diri, jadikan pengalaman tu untuk mencapai sesuai yang lebih baik di masa dengan. Billy Procida, yang dipecat Donald Trump tahun 1990, 4 tahun kemudian dinibatkan menjadi New York Developer of the Year, dan sekarang Billy dan

Trump bekerjasama mendirikan hotel kelas dunia.

(www.bbc.co.uk/programmes/b0071b63)

(10)

 Peningkatan rating dan share. Rating adalah persentase penonton acara itu

dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi. Share adalah persentase penonton acara itu dari keseluruhan pemirsa yang menonton televisi saat itu.

 Peningkatan Rating dan Share menyebabkan meningkatkan pemasang

iklan dalam tayangan tersebut, sehingga pendapatan satasiun televisi bertambah. Contoh spot iklan AFI diantre oleh para produsen, tiap spot (30 detik) dihargai 18 Juta. Pada konser iangurasi AFI, dalam waktu tayang 3 jam sepertiganya diisi iklan dengan 6 pendapatan Indosiar sebesar Rp 3,24, miliar. Belum lagi dari sms (Rp. 2000/sms) yang diperkirakan rata mencapai 10 milyar rupiah untuk setiap konser.

2) Dampak Negatif :

 Munculnya kata-kata atau bahasa-bahasa gaul yang semakin mengikis bahasa

Indonesia yang baik dan benar

 Karena pada intinya acara reality show adalah acara hiburan, maka dampak dari

menonton terus menerus acara TV menjadikan banyak masyarakat hanya membuang waktunya didepan TV, apalagi anak-anak dan remaja, yang masih harus mengerjakan kewajibannya yaitu tumbuh dan berkembang, mereka butuh kegiatan diluar rumah yang merangsang motoric mereka untuk berkembang, juga kebutuhan sosial dan berinteraksi dengan alam. Selain itu juga mereka jadi membuang waktunya untuk mengerjakan tugas sekolah dan belajar.

 Adanya keinginan masyarakat untuk meniru gaya hidup para artis yang terlibat

dalam acara reality show tersebut. Hal tersebut menjadikan masyarakat cenderung berbuat apa saja agar gaya hidupnya sama dengan mereka.

 Mencontohkan yang tidak baik. Seperti hubungan dengan lawan jenis yang

semaki marak, itu adalah contoh akibat buruk reality show selain sinetron juga memegang peran yang sama. Cara berpakaian yang tidak baik, cara berbicara, arah pergaulan dan bersikap terhadap orang yang lebih tua juga menjadi semakin tidak baik saat ini, hal ini dipastikan menjadi dampak buruk dari acara-acara TV salah satunya acara reality show.

 Meski menonton televisi menjadikan seseorang pasif dan membuang waktunya.

(11)

reality show sengaja dibuat berdurasi panjang dan ditayangkan setiap hari, hal ini menyebabkan masyarakat kecanduan menoton acara tersebut, seperti acara Y*S, yang tayang setiap hari dari pukul 20.00 hingga 00.00.

 Mempengaruhi emosi anak. Banyak pakar mengungkapkan jika acara reality

show yang melibatkan emosi para pengisi acaranya juga ternyata dapat mempengaruhi emosi anak, anak jadi lebih temperamental, menjadi lebih berani terhadap orang tua, sikap mereka jadi lebih tidak tercontrol setelah melihat acara di tv, salah satunya acara realty show.

 Mengurangi daya konsentrasi anak. Media televisi adalah salah satu media yang

sangat cepat menstimulasi anak, anak-anak yang setidaknya menonton tv dua jam saja dalam sehari, daya konsentrasinya akan berkurang. Anak menjadi kurang fokus, dan mengingat mata pelajaran (Carl Landhuis, dalam Jurnal Pediatrics international).

 Lebih menyukai reality show dibandingkan reality world. Para penonton yang

(12)

BAB III PEMBAHASAN A. Analisis

Sebenarnya, dilihat dari dampak reality show yang sudah dijabarkan diatas, ada banyak sekali pelajaran negatif dan positif. Namun karena pelajaran positif tidak perlu kita gugat, maka saya hanya akan menganalisis dampak negatif yang terjadi saja.

Dampak negatif yang ditulis pada bab sebelumnya, banyak yang merujuk pada perubahan perilaku. Tapi menurut saya yang paling menghawatirkan adalah dampak perilaku remaja yang biasa mendapat bahasa gaul yang jelas-jelas mengikis keberadaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu juga para penonton anak-anak atau remaja mendapat contoh perilaku yang tidak benar atau menyimpang. Jika dilihat dari per-acara, dampak negatif yang didapat adalah:

1) Acara music Das**at : acara music besutan channel televisi komersial pertama di Indonesia ini pada awalnya ingin mewartakan music-musik yang sedang menjadi hits di tanah air, sekaligus juga memperkenalkan music-musik asli anak bangsa. Selain itu juga acara ini mempunya segment music chart yang diberi nama ‘deretan musik terdasyhat’. Namun seiring waktu, music dalam acara ini seperti hanya segment selipan, kekonyolan tingkah laku para artis pendukung, dan cerita kehidupan pribadi mereka jadi lebih ditonjolkan. Tidak jarang para artis pendukung membuat ‘banyolan’ yang sedikit kasar terkesan menghina dan juga dengan cara seperti artis tersebut membully artis lain agar para penonton dirumah atau di studio tertawa.

(13)

tidak, saat bercanda dengan teman bisa saja dia melemparkan apa saja yang ada dihadapannya tanpa tahu bahwa barang tersebut berbahaya jika mengenai temannya. Anak bisa menjadi hiperaktif dan sangat usil, sering melukai temannya, padahal tujuannya hanya bercanda.

Acara reality show saat ini didominasi dengan komedi. Dari pagi hingga malam, masyarakat disuguhi acara-acara berbau komedi, tidak hanya pada reality show, tapi juga pada talk show (seperti Sho*imah, Bukan ***** Mata, *** Talk Show) apakah tidak terlalu berlebihan? Komisi Penyiaran Indonesia sebagai pihak yang berwenang atas konten sebuah tayangan itu haruslah mulai menindaklanjuti hal-hal seperti ini karena semakin hari semakin mengkhawatirkan banyak pihak. Slapstick begitulah istilah yang dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai komedi. Sebuah pertunjukan dengan cara membuat orang lain merasa malu atau menjelek-jelekkan orang lain yang akan diperlakukan sebagai korban. Selama dalam batas normal, tayangan-tayangan seperti diatas masih aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pada kenyataannya, sekarang komedi tersaji dalam dosis yang melebih kadar seharusnya. (Kharisa Putri, Susy Puspitasari, Yasmine Febrina Gazali dan Yenuarizki pada hiburan.kompasiana.com)

B. Solusi

(14)

humornya amat sedikit, dan dua unsur lainnya kental. Pasti setiap acara atau tanyangan di televisi akan seperti itu, tidak ada yang seratus persen menghibur, bermanfaat dan tetap pada nilai-nilai moral. Namun seiring berjamurnya tayangan-tayangan reality show yang dinilai mempunyai akibat buruk, berikut cara-cara agar dampak buruk dari acara reality show dapat ditekan :

1) Mendampingi anak atau penonton dibawah umur. Saat menonton acara reality show yang dinilai mengandung nilai tidak baik, sebaiknya dampingin anak-anak atau remaja (adik atau sepupu misalnya) pada saat menonton, beritahu jika si pengisi acara melakukan tindakan tidak baik atau menyimpan bahwa hal tersebut tidak baik untuk ditirukan.

2) Batasi anak atau diri anda untuk menonton televisi, cari kegiatan lain diluar yang lebih bermanfaat dan bisa lebih menggerakan tubuh anda.

3) Bagi produser televisi banyak-banyaklah memberikan rambu-rambu pada pengisi acara tv anda. Jangan sampai unsur hiburan dan keuntungan televisi didahulukan. Biasanya memberikan arahan, nama perilaku yang boleh dilakukan, kata-kata mana saja yang tidak boleh dilontarkan dihadapan permirsa.

4) Batasi penayangan, dan hindari penayangan reality show yang banyak menampilkan kekerasan dan pornografi dalam waktu prime time. Waktu-waktu tersebut biasanya anak-anak dan remaja masih belum tidur. Dan hal yang tidak boleh ditunjukan pada anak dan remaja tidak sebatas pornografi saja-yang notabenenya diartikan sebagai adegan-adegan senonoh dan apara pengisi acara dengan busana minim-tapi juga adegan kekerasan, seperti memukul, atau mendorong, juga adegan atau kata-kata yang berartikan menjelek-jelekan atau mengolok-ngolok orang lain, hal-hal tersebut juga harus dihapuskan karena akan memberikan efek perubahan perilaku pada masyarakat khususnya anak dan remaja.

(15)

BAB IV KESIMPULAN

Pada dasarnya, semua acara televisi memang diperuntukan kepada masyarakat agar tetap mengikuti perkembangan jaman, dari segi aspek apapun. Arus globalisasi membuat informasi yang layak untuk dipertontonkan menjadi ‘seabrek’ dan tugas para produser acara televise untuk merangkumnya dan menyajikannya dengan cara yang tepat dan segera kepada masyarakat. Bentuk-bentuk yang serius dan kaku seperti acara berita mungkin membuat sebagia masyarakat jenuh, dan dari situlah muncul-muncul acara reality show, yang sebenarnya ingin memberitahukan reality namun dengan cara yang berbeda tanpa narasi, lebih menekankan langsung pada fenomena yang terjadi dan mengajak para pemirsa memetik langsung menfaatnya yang tersirat.

Tidak hanya didasari penyampaian informasi saja, reality show yang mengarah pada acara hiburan juga didasari kebutuhan masyaraat akan hiburan mengingat beban pekerjaan dan rutinitas mereka yang mencengkram butuh pelonggaran, para produser televisi yang melihat peluang ini sebisa mungkin menonjolkan sisi hiburan dari sebuah reality show yang tidak jarang lebih mengutamakan masyarakat terhibur saja, tanpa ada manfaat lain malah yang muncul akibat buruk.

Hal tersebut sebenarnya bisa disikapi dari satu pihak saja, jika pihak produser televisi tetapi ingin menonjolkan sisi hiburannya tanpa memerhatikan pesan moral, ada baiknya kita sebagai penonton lebih memfilter apa yang kita tonton, dampingin adik atau sesepupu atau siapa saja yang lebih muda dari kita dalam menonton acara reality show, ajarkan mana yang baik mana yang buruk dari reality show yang ditonton. Jika bukan penoton yang bertindak, maka produser acara lah yang harus, contohnya para anak-anak atau remaja yang tidak diawasi saat menonton acara reality show masih sangat banyak, hal tersebut hanya bisa dicegah dari pihak produser sendiri, yakni lebih memperbaiki konsep acara, mengontrol perilaku pengisi acara jangan sampai ada kata-kata atau perilaku yang kurang baik, dan lebih banyak menyelipkan hal-hal baik.

(16)
(17)

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Susilana, Rudi. Riyana, Cepi. 2009. Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Penilaian. Bandung: CV Wacana Prima.

Kitley, Philip. 2001. Konstruksi Budaya Bangsa di Layar Kaca. Jakarta: Institut Studi Arus Informasi.

Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana

Adrianto, Elvinaro. 2009. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Rosdakarya Offset.

McQuail, Denis. 2012. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Salemba Humanika.

Widyaningrum dan Christiastuti. 2004. Pengertian Reality Show. Jakarta: Gramedia.

[Online] jurnal.isi-ska.ac.id/index.php/ornamen/article/download/203/178 (diakses tanggal 19 November 2014 )

[Online]

https://asiaaudiovisualra09mmumtalikhair.wordpress.com/2009/07/01/jenis-jenis-reality-show/ (diakses pada tanggal 19 November 2014)

[Online]

http://popsy.wordpress.com/2007/09/10/ketika-anak-lebih-suka-reality-show-daripada-dunia-nyata/ (diakses pada 21 November 2014)

[Online] http://dhennydeka.blogspot.com/2011/07/pengaruh-tayangan-reality-show-di.html (diakses pada tanggal 21 November 2014)

[Online] http://news.yahoo.com/s/nm/20070904/hl_nm/attention_television_dc_1 (diakses pada 21 November 2014)

[Online]

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan melalui penerapan teknik pembelajaran taboo di kelas IV Sekolah

Dari hasil pengamatan apabila petambak ingin mengganti atau menambahkan air maka saat yang tepat adalah sekitar pukul 21.00 WIB atau pasang kedua untuk nilai tertinggi

Bau pada ekskreta tubuh, seperti urine dan feses dapat disebabkan karena aktivitas mikroba saluran pencernaan yang menghasilkan nitogen volatil (amonia), senyawa amina

Tugas Bank Indonesia di bidang moneter tersebut perlu dibarengi dengan pengaturan dan pengawasan di bidang moneter agar kestabilan moneter dapat terjaga,

Berdasarkan hasil penelitian me- nunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 responden (53,1%) dan dari hasil uji Chi

gyakorlatot, megjegyezve, hogy mindezt még a Beneš által terjesztett propaganda is tetézi. Maga sem tartotta helyénvalónak a magyarokat egy kalap alá venni a zsidókkal.

Pengembangan model pembelajaran dengan mathematical discourse yang sesuai digunakan guru untuk mengembangkan kemampuan komunikasi matematika adalah pembelajaran yang

penunjang untuk menghadirkan efek fungsional pada objek rancangan yang nantinya akan lebih memaksimalkan eksistensi objek sebagai Kawasan Promosi Kebudayaan Sulawesi Utara di