• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP STAKEHOLDER DAN STOCKHOLDER TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KONSEP STAKEHOLDER DAN STOCKHOLDER TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP STAKEHOLDER DAN STOCKHOLDER TEORI DAN PENERAPANNYA DALAM BISNIS

1. STAKEHOLDER

a. Pengertian Stakeholder

Stakeholders atau pemangku kepentingan adalah kelompok atau individu yang dukungannya diperlukan demi kesejahteraan dan kelangsungan hidup organisasi.

Pemangku kepentingan adalah seseorang, organisasi atau kelompok dengan kepentingan terhadap suatu sumberdaya alam tertentu (Brown et al 2001). Stakeholder is a person who has something to gain or lose through the outcomes of a planning process, programme or project (Dialogue by Design 2008). Freeman “1984” yang mendefinisikan stakeholder sebagai kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu. Biset “1998” secara singkat mendefenisikan stakeholder merupakan orang dengan suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan, stakeholder ini sering diidentifikasi dengan suatu dasar tertentu sebagaimana dikemukakan Freeman “1984” yakni dari segi kekuatan dan kepentingan relatif stakeholder terhadap issu, Grimble and Wellard “1996” dari segi posisi penting dan pengaruh yang dimiliki mereka.

Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, namun harus memberikan manfaat bagi stakeholder (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, analis dan pihak lain). Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali & Chariri, 2007).

(2)

mereka. Para stakeholder juga dapat memilih untuk tidak menggunakan informasi tersebut dan tidak dapat memainkan peran secara langsung dalam suatu perusahaan."

Pengertian teori stakeholder menurut Freeman dan Reed (Ulum, 2009) adalah sekelompok orang atau individu yang diidentifikasikan dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan ataupun dapat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan. De Wit dan Meyer (Duran dan Radojicic, 2004, p14) berpendapat bahwa para pemegang saham, para pekerja, para supplier, bank, para customer, pemerintah, dan komunitas memegang peranan penting dalam organisasi

b. Macam-macam Stakeholder

Kasali dalam Wibisono (2007, hal. 90) membagi stakeholders menjadi sebagai berikut:

1. Stakeholders Internal dan stakeholders eksternal.

Stakeholders internal adalah stakeholders yang berada di dalam lingkungan organisasi. Misalnya karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan stakeholders eksternal adalah stakeholders yang berada di luar lingkungan organisasi, seperti penyalur atau pemasok, konsumen atau pelanggan, masyarakat, pemerintah, pers, kelompok social responsible investor, licensing partner dan lain-lain.

2. Stakeholders primer, sekunder dan marjinal.

(3)

3. Stakeholders tradisional dan stakeholders masa depan. Karyawan dan konsumen dapat disebut sebagai stakeholders tradisional, karena saat ini sudah berhubungan dengan organisasi. Sedangkan stakeholders masa depan adalah stakeholders pada masa yang akan datang diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen potensial.

4. Proponents, opponents, dan uncommitted.

Diantara stakeholders ada kelompok yang memihak organisasi (proponents), menentang organisasi (opponents) dan ada yang tidak peduli atau abai (uncommitted). Organisasi perlu mengenal stakeholders yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proposional.

Silent majority dan vokal minority.

Dilihat dari aktivitas stakeholders dalam melakukan komplain atau mendukung perusahaan, tentu ada yang menyatakan pertentangan atau dukungannya secara vokal (aktif) namun ada pula yang menyatakan secara silent (pasif).

c. Pendekatan-pendekatan Stakeholder

Budimanta, Prasetijo, & Rudito (2008) menyatakan bahwa terdapat dua bentuk dalam pendekatan stakeholder yaitu :

(4)

memisahkan diri dengan para stakeholder baik yang berasal dari dalam perusahaan dan dari luar perusahaan.

2. Pendekatan new-corporate relation menekankan kolaborasi antara perusahaan dengan seluruh stakeholder sehingga perusahaan bukan hanya menempatkan dirinya sebagai bagian yang bekerja secara sendiri dalam sistem sosial masyarakat. Hubungan perusahaan dengan stakeholder di dalam perusahaan dibangun berdasarkan konsep kebermanfaatannya yang membangun kerjasama dalam menciptakan kesinambungan usaha perusahaan, sedangkan hubungan dengan stakeholder di luar perusahaan didasarkan pada hubungan yang bersifat fungsional yang bertumpu pada kemitraan. Perusahaan selain menghimpun kekayaan juga berusaha bersama-sama membangun kualitas kehidupan dengan stakeholder di luar perusahaan.

Tunggal (2008) menyatakan bahwa teori stakeholder dapat dilihat dalam tiga pendekatan:

1. Deskriptif

Pendekatan deskriptif pada intinya menyatakan bahwa, stakeholder secara sederhana merupakan deskripsi yang realitas mengenai bagaimana sebuah perusahaan beroperasi. Teori stakeholder dalam pendekatan deskriptif, bertujuan untuk memahami bagaimana manajer menangani kepentingan stakeholder dengan tetap menjalankan kepentingan perusahaan. Manajer dituntut untuk mengarahkan energi mereka terhadap seluruh pemangku kepentingan, tidak hanya terhadap pemilik perusahaan saja.

2. Instrumental

(5)

dalam laporan tahunnya memiliki kinerja keuangan yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki komitmen. Pendekatan instrumental bertujuan untuk mempelajari konsekuensi yang ditanggung perusahaan, dengan melihat dari pengelolaan hubungan stakeholder dan berbagai tujuan tata kelola perusahaan yang telah dicapai.

3. Normatif

Teori stakeholder dalam pendekatan normatif menyatakan bahwa setiap orang atau kelompok yang telah memberikan kontribusi terhadap nilai suatu perusahaan memiliki hak moral untuk menerima imbalan (rewards) dari perusahaan, dan hal ini menjadi suatu kewajiban bagi manajemen untuk memenuhi apa yang menjadi hak para pemangku kepentingan. Pendekatan normatif juga bertujuan untuk mengidentifikasi pedoman moral atau filosofis terkait dengan aktivitas ataupun manajemen perusahaan.

d. Peran Dan Fungsi Stakeholders

Peran pihak yang memiliki kepentingan utama atau stakeholder dalam organisasi bisnis ataupun dalam perusahaan, adalah sebagai berikut :

 Pemilik (owner) atau Pemegang Saham Pada awalnya suatu bisnis dimulai dari ide seseorang atau lebih tentang suatu barang atau jasa dan mereka mengeluarkan uangnya (modal) untuk membiayai usaha tersebut, karena mereka memiliki keyakinan bahwa kelak dikemudian hari akan mendapatkan imbalan (keuntungan) dan mereka mengorganisasi, mengelola dan menanggung segala resiko bisnis.

 Karyawan (employee) Karyawan dalah orang yang diangkat dan ditugaskan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Kinerja perusahaan sangat bergantung pada kinerja seluruh karyawan, baik secara individu maupun secara kelompok.

(6)

bahwa uang yang mereka pinjamkan kelak akan dapat dikembalikan tepat waktu ,sesuai jumlah dan berikut prestasinya.

 Pemasok (supplier) Pemasok adalah partner kerja dari perusahaan yang siap memenuhi ketersediaan bahan baku, oleh karena itu kinerja perusahaan juga sebagian tergantung pada kemampuan pemasok dalam mengantarkan bahan baku dengan tepat waktu. Misalnya pemasok kepentingan, jika barang dan jasa yang mereka pasok relative langkah dan sulit untuk memperoleh barang/jasa subtitusi.Kekuatan relatif organisasi terhadap pemangku kepentingan tidak selalu lemah.

 Pelanggan (customer) Dengan mengidentifikasi pelanggan, perusahaan akan lebih fokus dalam memberikan produk dan jasa yang diinginkan dan diharapkan oleh pelanggan mereka. Oleh karena itu perusahaan memiliki kepentingan utama untuk mengidentifikasi individu yang menggunakan produk dan jasa mereka (pelanggan, pesaing dan konsumen).Suatu perusahaan tidak akan bertahan lama tanpa ada seorang customer. Customer merupakan target dari suatu perusahaan untuk menjualkan hasil produksinya. Untuk menarik seorangcustomer, suatu perusahaan harus menyediakan produk dan layanan yang terbaik serta harga yang bersahabat. Misalnya, suatu oragnisasi dapat memiliki kekuatan yang sangat baik, apalagi jika kondisi pelanggan tidak dapat memperoleh barang/jasa subtitusi yang baik pula.

 Pesaing Kesuksesan perusahaan biasanya tergantung pada pengetahuan karyawan tentang pesaing dan peranan mereka dalam bisnis. Bentuk yang paling umum dari pesaing langsung. Pesaing langsung menyediakan produk atau jasa yang sama dalam industri, seperti yang diproduksi oleh perusahaan kita. Sebagai contoh Toyota dan Suzuki, Jatayu Air dan Adam Air adalah pesaing langsung satu sama lain.

(7)

memberikan perijinan dapat mengagalkan semua rencana yang disusun oleh perusahaan.

Menurut Nugroho (2014, h.16-17) dalam penelitian Ali dkk, stakeholder dalam program pembangunan diklasifikasikan berdasarkan peranannya, antara lain:

a. Policy creator yaitu stakeholder yang berperan sebagai pengambil keputusan dan penentu suatu kebijakan.

b. Koordinator yaitu stakeholder yang berperan mengkoordinasikan stakeholder lain yang terlibat.

c. Fasilitator yaitu stakeholder sebagai fasilitator yang berperan menfasilitasi dan mencukupi apa yang dibutuhkan kelompok sasaran.

d. Implementer yaitu stakeholder pelaksana kebijakan yang di dalamnya termasuk kelompok sasaran.

e. Akselerator yaitu stakeholder yang berperan mempercepat dan memberikan kontribusi agar suatu program dapat berjalan sesuai sasaran atau bahkan lebih cepat waktu pencapaiannya

e. Hubungan stakeholder dengan perusahaan

Sifat dari hubungan perusahaan dengan stakeholders mengalami perubahan dinamis seiring berjalanya waktu. Beberapa pakar mengamati terjadinya pergeseran bentuk dari yang semula tidak aktif (inactive), menjadi reaktif (reactive), kemudian berubah lagi menjadi proaktif (proactive), dan akhirnya menjadi interaktif (interactive).

1) Hubungan tidak aktif (inactive); perusahaan meyakini bahwa mereka dapat membuat keputusan secara sepihak tanpa mempertimbangakan dampaknya terhadap pihak lain.

(8)

3) Hubungan yang proaktif (proactive); perusahaan cenderung berusaha untuk mengantisipasi kepentingan-kepentingan para stakeholders. Biasanya perusahaan memiliki departemen khusus yang berfungsi untuk mengidentifikasi isu-isu yang menjadi perhatian para pemangku kepentinagan utama. Namun, perhatian mereka dan para stakeholders dipandang sebagai suatu permasalahan yang perlu dikelola, bukan dipandang sebagai suatu sumber keunggulan kompetitif.

4) Hubungan yang interaktif (interactive); perusahaan menggunakan pendekatan bahwa perusahaan harus memiliki hubungan berkelanjutan yang saling menghormati, terbuka, dan saling dipercaya dengan para pemangku kepentinganya. Dengan demikian, perusahaan menganggap bahwa suatu hubungan yang positif dengan para pemangku kepentingan adalah sumber nilai dan keunggulan kompetitif bagi perusahaan.

Hubungan perusahaan dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) diharapkan bersifat interaktif (interactive). Dengan demikian, diharapkan interaksi ini dapat membantu perusahaan mempelajari ekspektasi masyarakat, memperoleh keahlian dari luar perusahaan, mengembangkan solusi kreatif, dan memenangkan dukunga pemangku kepentingan untuk menerapkan berbagai solusi tersebut. Menurut Tunggal (2009:63) perlu respon terhadap pemangku kepentinganpada era sekarang ini dipertajam dengan meningakatkannya globalisasi perusahaan dan dengan munculnya teknologo-teknologi yang mampu memfasilitasi komunikasi cepat pada pada skala dunia. Suatu perusahaan dapat membuat sebuah pemetaan mengenai tipe pamangku kepentinagan yang sedang dihadapi dengan menempatkan dimensi potensi dan dimensi kerja sama untuk menentukan strategi untuk mengahadapi para pemangku kepentingan tersebut.

(9)

Publik atau Stakeholders (pemangku kepentingan) akan memberikan dukungan terhadap operasi perusahaan apabila mereka memperoleh imbalan dari perusahaan yang sebanding atau atau lebih besar dibandingkan dengan kontribusi yang mereka berikan kepada perusahaan (Donaldson & Preston, 1995 dalam Solihin, 2009). Imbalan yang diharapkan akan diterima oleh stakeholders dari perusahaan bermacam-macam, sangat bergantung pada masing-masing kepentingan dan tuntutan para stakeholders. Imbalan tersebut dapat berupa :

 Dividen – bagi pemegang saham

 Gaji dan bonus serta fasilitas yang memadai – bagi manajer dan karyawan

 Produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau – bagi konsumen / pelanggan

 Harga yang kompetitif dan memadai atas pasokan bahan baku berkelanjutan – bagi pemasok

 Pembayaran pajak – bagi pemerintah Keberadaan perusahaan yang dapat membantu menangani masalah masyarakat – bagi masyarakat sekitar.

Berikut Tabel Imbalan dan Kontribusi Stakeholder :

(10)

Keahlian promosi, dan

1. Bussiness Dictionary: stockholder is an individual, group, or organization that holds one or more shares in a company, and in whose name the share certificate is issued. Artinya, stockholder ialah individu, kelompok, ataupun organisasi yang memegang satu atau lebih lembar saham di suatu perusahaan, dan yang mana namanya tercantum di sertifikat lembar saham.

2. Cambridge Dictionary: stockholder is a person who owns shares in a company and therefore gets part of the company’s profits and the right to vote on how the company is controlled. Artinya, stockholder adalah orang yang memiliki saham di suatu perusahaan dan oleh karenanya mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan dan hak untuk memberikan suara (pendapat) terhadap cara perusahaaan tersebut dikendalikan.

(11)

4. Prof. DR. Sukmawati Sukamulja adalah individu maupun kelompok yang terlibat dalam optimalisasi kekayaan perusahaan (maximize company’s wealth), baik itu manajemen maupun para pemegang saham. Semua elemen di dalam (management & stockholders) dan di luar perusahaan (pemerintah, pemasok, konsumen, masyarakat sekitar, dan lingkungan alam) yang memiliki kepentingan dengan perusahaan disebut stakeholders

b. Shareholder Theory

Menurut Shareholder Theory yang dikemukakan oleh Smerdon, tanggungjawab yang paling mendasar dari jajaran direksi adalah untuk meningkatkan value dari Shareholder (pemegang saham). Itu sebabnya mengapa kebanyakan perusahaan lebih mengutamakan kepentingan para pemegang saham ketimbang kepentingan karyawan, pelanggan, pemasok, dan lingkungan mereka.

Lebih lanjut, Shareholder Theory tersebut menyebutkan bahwa manajemen perusahaan dan pemegang saham bersinergi untuk meningkatkan nilai perusahaan. Berbagai aktivitas yang dilakukan oleh manajemen bertujuan untuk meningkatkan keuntungan dan meminimalisir kerugian bagi shareholder mereka.

Dalam proses pelaksanaannya, manajemen dapat mengelola semua sumber daya yang ada pada perusahaan, mulai dari human capital (pegawai), phisical capital (aset fisik), hingga structural capiltal (gedung). Pemanfaatan dan pengelolaan semua sumber daya dengan baik akan menciptakan value added bagi perusahaan sehingga kinerja keuangan perusahaan semakin baik. Dan sekali lagi, semua kegiatan tersebut dilakukan demi untuk kepentingan shareholder atau pemegang saham.

c. Perbedaan Shareholder, Stockholder, dan Stakeholder

(12)

ketiga pihak tersebut berada dalam satu perusahaan atau organisasi, namun berbeda peran dan tanggungjawab.

Berikut perbedaan shareholder, stockholder, dan stakeholder:

1. Shareholder/ stockholder memiliki saham finansial di perusaahan, sedangkan stakeholder punya kepentingan dalam hal finansial perusahaan atau tidak sama sekali

2. Shareholder bisa berperan juga sebagai stakeholder, namun stakeholder bukan merupakan bagian dari shareholder.

3. Shareholder akan terkena dampak langsung atas apa yang terjadi pada perusahaan, sedangkan stakeholder bisa terkena dampak secara tidak langsung ataupun langsung.

4. Stakeholder punya tanggungjawab dan pengaruh terhadap apa yang terjadi pada perusahaan, sedangkan shareholder hanya terkena dampaknya saja.

5. Shareholder memiliki sebagian dari perusahaan, sedangkan stakeholder tidak semuanya memiliki bagian dari perusahaan.

(13)

Kecuali dibatasi atau ditetapkan dalam akte pendirian perseroan atau oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku, setiap jenis saham memberikan hak-hak dasar kepada para pemiliknya sebagai berikut:

1. Hak untuk ikut serta dalam pengelolaan perusahaan

Termasuk memilih anggota direksi dengan hak suara yang proporsional dengan hak kepemilikan sahamnya di dalam perusahaan, dan hak untuk memperoleh laporan keuangan perusahaan dan menentukan kebijakan-kebijakan strategis perusahaan.

2. Hak untuk mendapatkan pembagian aktiva bersih perusahaan

Meliputi hak untuk membagi dividen dan hak memperoleh pembayaran kembali atas penyertaan modalnya apabila perusahaan harus dibubarkan atau dilikuidasi.

3. Hak untuk mendapatkan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dibagikan oleh perusahaan.

4. Hak untuk dapat mempertahankan jumlah relative saham yang dimiliki melalui pembelian saham-saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan yang disebut preemptive right. Yang memungkinkan seorang pemegang saham untuk membeli sejumlah saham tambahan dalam hal perusahaan melakukan emisi atau menerbitkan saham baru. Sebagai akibatnya, rasio kepemilikan saham tidak bisa dikurangi sebagai akibat dari penerbitan saham-saham baru yang dilakukan oleh perusahaan, kecuali pemegang saham tidak menggunakan haknya untuk membeli saham baru

5. Hak untuk mengubah akte pendirian

(14)

Tidak setiap pemegang saham memperoleh hak-hak dasar sebagaimana dikemukakan diatas. Sebagai contoh, preemptive right seringkali sudah dieliminasi melalui perubahan akta pendirian, anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan. Disamping itu, memang sengaja tidak setiap pemegang saham diberikan hak-hak yang sama. Banyak perusahaan besar menerbitkan beberapa jenis sekuritas saham, dengan karakteristik dan hak-hak yang berbeda (hak suara dalam rapat umum pemegang saham, hak prioritas untuk memperolah pembayaran dividen, hak atas jumlah minimum dividen).

Sedangkan, untuk kewajiban dari pemegang saham itu sendiri adalah sebagai berikut :

Peraturan mengenai Perseroan Terbatas diatur didalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (?strong>UU PT?. Di dalam UU PT mengatur mengenai tanggung jawab pemegang saham dalam Perseroan Terbatas.

Menurut Pasal 3 ayat (1) UU PT, pemegang saham Perseroan Terbatas (? strong>Perseroan? tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama Perseroan dan tidak bertanggung jawab atas kerugian Perseroan melebihi saham yang dimiliki. Ketentuan di dalam pasal ini mempertegas ciri dari Perseroan bahwa pemegang saham hanya bertanggung jawab sebesar setoran atas seluruh saham dan tidak meliputi harta kekayaan pribadinya.

Namun, masih ada kemungkinan pemegang saham harus bertanggung jawab hingga menyangkut kekayaan pribadinya berdasarkan Pasal 3 ayat (2) UU PT yang menyatakan bahwa ketentuan di dalam Pasal 3 ayat (1) tidak berlaku apabila:

1. persyaratan Perseroan sebagai badan hukum belum atau tidak terpenuhi;

(15)

3. pemegang saham yang bersangkutan terlibat dalam perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Perseroan; atau

4. pemegang saham yang bersangkutan baik langsung maupun tidak langsung secara melawan hukum menggunakan kekayaan Perseroan, yang mengakibatkan kekayaan Perseroan menjadi tidak cukup untuk melunasi utang Perseroan.

(16)

Kesimpulan:

Stakeholders atau disebut juga pemangku kepentingan adalah individu atau kelpompok orang yang terlibat dalam sebuah perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Stakeholder ini terdiri dari pemegang saham, kreditor, suplier, pemerintah, masyarakat, analis, dan pihak yang lainnya. Stakeholder ini terdiri dari 2 lingkup katagori yaitu internal dan eksternal. Lingkup internal terdiri dari pemegang saham, manajemen, dan karyawan. Sedangkan lingkup ekternal berkaitan dengan pemerintah, pemasok, konsumen, masyarakat dan yang lainnya. Peran penting stakeholder ini adalah sebagai motor/penggerak bagi sebuah perusahaan dalam mencapai segala tujuannya karena tanpa adanya stakeholder maka sebuah perusahaan tidak akan dapat berjalan.

(17)

stockholder ini bagian penyedia dana atau berkontribusi berupa modal. Sebagai balasannya perusahaan akan memberikan persentase keuntungan perusahaan kepada stockholder, biasanya dalam bentuk dividen.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-shareholder.html

http://ekonomi-management-bisnis.blogspot.co.id/2016/05/hak-hak-yang-dimiliki-oleh-pemegang.html

https://media.neliti.com/media/publications/183052-ID-analisis-peran-stakeholders-dalam-pengem.pdf

https://accounting.binus.ac.id/2017/06/09/memahami-istilah-stakeholder-dalam-accounting/

https://modulmakalah.blogspot.co.id/2016/12/Pengertian.dan.Pendekatan.Teori.St akeholder.Menurut.Para.Ahli.html

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Kombinasi kedua obat tersebut, Secara kualitatif pada kondisi intoksikasi menunjukkan ranitidin dan dexametason, juga menunjukkan kadar gambaran pelepasan sitokrom C

Tujuan dari analisis ini adalah untuk menghasilkan data kuantitatif yang akan dideskripsikan dalam bentuk kepuasan / ketidakpuasan investor terhadap penyelenggaraan Pelayanan

Secara konsep, saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak untuk mendapatkan

Berkaitan dengan teori stakeholder, perusahaan akan memberikan suatu kepuasan terhadap stakeholder dengan memenuhi kewajiban berupa tanggung jawab sosial sesuai dengan profit

Dibandingkan dengan metode Segmentasi 2D-DCT, untuk 6 sampel data pelatihan metode yang penulis usulkan akurasinya lebih tinggi 0.48%, sedangkan untuk 7 sampel data pelatihan

Jika dikaitkan dengan kriteria independensi seperti yang telah dikemukakan, maka di Indonesia status lembaga pendukung ini ada yang bersifat independen, ada pula yang

Pokok pikiran ketiga yang di kemukakan blumer ialah makna di perlukan atau di ubah melalui suatu proses penafsiran ( interpretative process), yang digunakan

Satuan-satuan yang digunakan sistem penerangan antara lain: satuan untuk intensitas cahaya : kandela (cd), satuan untuk Flux cahaya : Lumen (lm), satuan untuk