1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh terhadap
kemajuan bangsa. Dengan pendidikan bakat anak akan terasah dengan baik.
Pendidikan pula yang menjadikan anak mengetahui apa yang belum mereka
ketahui. Melalui pendidikan karakter anak dapat terbentuk dalam hal ini baik
buruknya anak tersebut. Pendidikan yang paling utama adalah yang dilakukan
orang tua sejak dia dilahirkan.
Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
mengemukakan bahwa tujuan dari pendidikan nasional yaitu untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut peserta didik dalam lingkungan sekolah
akan dibimbing dan diarahkan oleh guru. Guru memberikan pengajaran baik
berupa ilmu pengetahuan maupun pelajaran tentang kehidupan bermasyarakat.
Sehingga dapat dikatakan bahwa pendidikan bertumpu pada proses pembelajaran
di sekolah tersebut.
Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang
memengaruhi keberhasilan dalam belajar adalah motivasi peserta didik. Motivasi
merupakan faktor penting dalam keberhasilan peserta didik, motivasi merupakan
gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar
atau tidak sadar untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu (Djamarah,
2011:152). Definisi tersebut didukung oleh Hamalik dalam Djamarah (2011:148)
yang menyatakan motivasi adalah suatu perubahan energi didalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk
2 Berdasarkan definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa motivasi untuk
belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
Dengan adanya motivasi, membuat peserta didik senang belajar tanpa merasa
dipaksa. Motivasi belajar yang dimiliki peserta didik dalam setiap kegiatan
pembelajaran sangat berperan untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu (Nashar, 2004:11).
Peran guru sangatlah penting dalam meningkatkan motivasi belajar,
karena guru sebagai agen utama dalam proses belajar mengajar. Pembelajaran
yang menarik yang diinginkan oleh semua peserta didik. Pembelajaran yang
menarik pula yang akan menjadikan peserta didik lebih aktif. Penggunaan metode
yang bervariasi menjadi salah satu faktor yang memengaruhi hal tersebut. Metode
yang bervariasi akan menimbulkan kesan tidak membosankan. Sehingga minat
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran meningkat dan secara tidak langsung
akan menumbuhkan motivasi pada diri peserta didik untuk belajar dengan rasa
senang tanpa merasa terpaksa dan dampaknya terlihat pada hasil belajar.
Penemuan-penemuan penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa hasil
belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah. Salah
satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Idawati, 2016 dengan judul “Pengelolaan Model Pembelajaran TGT Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Kelas VII-5 SMP Negeri 3 Percut Sie Tuan”. Penelitian yang telah dilakukan
tersebut berdampak juga pada hasil belajar peserta didik.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki ciri khas, yaitu
sebagai mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan sifat
terpadu, akan kita temui pada jenjang sekolah menengah atas dan dapat kita temui
pula di jenjang perguruan tinggi. Banyak peserta didik mengasumsikan mata
pelajaran IPS hanya berisi tentang teori saja sehingga banyak peserta didik yang
menganggapnya mudah. Padahal pembelajaran IPS itu merupakan pembelajaran
yang bertujuan untuk memberikan makna bagi peserta didik.
Kenyataannya peserta didik menganggap remeh atau menyepelekan mata
pelajaran IPS ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik
3 menarik, monoton, guru menggunakan metode konvensional dengan ceramah, dan
media yang digunakan kurang bervariasi. Sementara itu hasil wawancara dengan
salah satu guru IPS di SMP N 2 Suruh yang mengatakan bahwa: masih banyak
peserta didik yang pasif, mengantuk, kurang/tidak memiliki motivasi dalam
mengikuti pembelajaran IPS, serta berbicara dengan rekannya saat dijelaskan.
Peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat saja tanpa mau bertanya,
sehingga tidak tercipta proses belajar yang diharapkan yang salah satunya yaitu
menjadikan peserta didik aktif yang ditandai dengan semangat belajar dari peserta
didik.
Guru mata pelajaran IPS juga memaparkan tentang hasil belajar peserta
didik dalam wawancara tersebut. Hasil belajar peserta didik mata pelajaran IPS
dinilai masih rendah. Masih banyak hasil belajar peserta didik dibawah KKM
yaitu 76 khususnya di kelas VIII B. Adapun rincian data sebagai berikut:
Tabel 1. 1
Hasil Belajar (Ulangan Harian) Mapel IPS Kelas VIII B Semester 1
Tahun Ajaran 2017/2018
Nilai Frekuensi Presentase Keterangan
≥ 76 12 33, 33 % Tuntas
<76 24 66, 67 % Tidak Tuntas
Jumlah 36
Berdasarkan tabel 1. 1 dapat dijelaskan bahwa dari 36 peserta didik
terdapat 12 peserta didik atau sebesar 33, 33% sudah mencapai kriteria ketuntasan
minimal yang ditetapkan yaitu 76. Sedangkan sisanya sebanyak 24 peserta didik
atau sebesar 66, 67% belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang artinya
nilai yang didapat oleh peserta didik kurang dari 76.
Uraian tersebut merupakan gambaran kegagalan terhadap proses dan hasil
belajar. Kegagalan tersebut merupakan masalah yang harus segera diatasi. Sebab,
4 materi IPS cakupannya sangat luas maka guru harus segera mencari solusinya.
Salah satu solusi dari masalah kurangnya motivasi dan hasil belajar yaitu dengan
penggunaan model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) dengan bantuan
media powerpoint berbasis video.
Model pembelajaran Team Game Tournament (TGT) merupakan salah
satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini melibatkan peserta
didik sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement.
Penggunaan media powerpoint berbasis video sebagai salah satu alternatif yang
diberikan. Karena selain menumbuhkan minat belajar juga dapat membantu
peserta didik untuk mudah mengingat. Edgar Dale dalam (Sadirman, 2002:8)
menyatakan bahwa pengalaman belajar seseorang 75% diperoleh dari indera
penglihatan (mata), 13% melalui indera pendengaran (telinga) dan selebihnya
melalui indera yang lain. Penggunaan media powerpoint berbasis video pada
penelitian ini akan mendukung teori yang dikemukakan oleh Dale tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka sangatlah strategis bila dilaksanakan penelitian dengan judul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME
TOURNAMENT (TGT) BERBANTU MEDIA POWERPOINT BERBASIS
VIDEO PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII B DI SMP NEGERI 2 SURUH”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran Team Game Turnament (TGT) berbantu
media powerpoint berbasis video dapat meningkatkan motivasi belajar
pada mata pelajaran IPS kelas VIII B di SMP N 2 Suruh?
2. Apakah model pembelajaran Team Game Turnament (TGT) berbantu
media powerpoint berbasis video dapat meningkatkan hasil belajar pada
5 1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan motivasi belajar dengan penggunaan model pembelajaran
Team Game Tournament (TGT) berbantu media powerpoint berbasis
video pada mata pelajaran IPS kelas VIII B di SMP N 2 Suruh.
2. Meningkatkan hasil belajar dengan penggunaan model pembelajaran Team
Game Tournament (TGT) berbantu media powerpoint berbasis video pada
mata pelajaran IPS kelas VIII B di SMP N 2 Suruh.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis
Para peserta didik dengan perlakuan pembelajaran kooperatif dapat saling
membantu satu sama lain untuk mengerjakan tes yang diberikan sebagai pengukur
hasil sementara para peserta didik yang belajar secara individualistis tidak bisa
melakukannya (Slavin, 2005:42). Disebutkan pula bahwa pada pembelajaran
kooperatif tipe Team Game Turnament (TGT) menunjukkan pengaruh yang
signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Penelitian ini akan menguji teori
yang dikemukakan oleh Slavin tersebut.
1.4.2. Manfaat Praktis
Selain manfaat teoritis, terdapat manfaat praktis yang peneliti paparkan
yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman cara belajar yang baru
bagi peserta didik sebagai upaya meningkatkan motivasi belajarnya,
menumbuhkan semangat kerjasama antar peserta didik, dapat melakukan interaksi
sosial dengan baik terutama pada mata pelajaran IPS, dan dapat membantu peserta
didik dalam meningkatkan hasil belajarnya.
6 Penelitian ini menjadi masukan bagi guru dalam merancang proses
pembelajaran dan untuk meningkatkan wawasan guru dalam memilih salah satu
model pembelajaran dengan media yang tepat dalam meningkatkan motivasi dan
hasil belajar peserta didik di kelas.
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk memperbaiki
pembelajaran dan menyediakan fasilitas yang lengkap sehingga tujuan
pembelajaran akan tercapai secara maksimal dan akan berdampak pada
meningkatnya mutu sekolah.
4. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dilakukan oleh peneliti lain pada objek atau
tempat lain dan dapat mengembangkan model dengan bantuan media yang
bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik.
1.5. Keterbatasan Masalah
Terdapat berbagai cara untuk mengatasi masalah rendahnya motivasi dan
hasil belajar. Cara-cara tersebut demikian banyak, sehingga tidak mungkin semua
diteliti, oleh karena itu, penelitian ini membatasi pada metode pembelajaran,
khususnya kooperatif tipe TGT berbantu media powerpoint berbasis video.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah peningkatan motivasi dan
hasil belajar dengan model pembelajaran Team Game Tournament (TGT)
berbantu media powerpoint berbasis video pada mata pelajaran IPS.
2. Subjek Penelitian