• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012-2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2012-2013"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan adalah hak asasi manusia dan investasi untuk keberhasilan

pembangunan bangsa. Untuk itu dilaksanakan pembangunan kesehatan.

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan

hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya dapat terwujud yang berpedoman pada Sistem Kesehatan

Nasional (SKN). Hal ini dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan

determinan sosial seperti: kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan,

pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan, kesadaran masyarakat,

serta kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah kesehatan

(Depkes RI, 2009).

Sebagai dampak pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, pola

penyakit di Indonesia mengalami pergeseran dalam perubahan pola kesehatan dan

penyakit. Penyakit infeksi dan kekurangan gizi berangsur turun, sedangkan

Penyakit Tidak Menular (PTM) semakin meningkat. Perubahan pola struktur

masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak berperan terhadap perubahan

pola fertilitas, gaya hidup dan sosial ekonomi yang memicu meningkatnya PTM

yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat, baik

di negara maju maupun di negara ekonomi rendah-menegah. Seiring terjadinya

(2)

cenderung meningkat sehingga memberikan beban ganda kesehatan masyarakat

(Bustan, 2007).

Salah satu PTM yang menjadi masalah pada berbagai negara adalah

Diabetes Mellitus (DM). Menurut American Diabetes Association (ADA), DM

atau yang sering disebut dengan kencing manis adalah suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik kadar glukosa darah di atas normal yang terjadi

karena defisiensi insulin oleh pankreas, penurunan efektivitas insulin atau

kedua-duanya (Perkeni, 2011).

Menurut World Health Organization (WHO), DM dikenal 4 tipe tetapi ada

2 tipe utama yaitu DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM Tipe yaitu DM yang bergantung

pada insulin dimana tubuh kekurangan atau tidak diproduksinya hormon insulin

sedangkan DM tipe 2 yaitu keadaan tubuh diamana hormon insulin tidak dapat

berfungsi dengan semestinya. DM tipe 2 merupakan tipe DM yang paling sering

terjadi (Greenstein, 2006).

Diabetes Mellitus merupakan penyakit metabolisme menahun yang

dikenal dengan “the silent killer,” karena penderita sering tidak merasakan gejala

yang ditimbulkan dan tidak menyadari dirinya menyandang DM, begitu diketahui

penderita sudah mengalami komplikasi (Depkes RI, 2008). DM juga dikenal

sebagai “the great imitator” karena penyakit ini dapat mengenai semua organ

tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan dengan gejala bervariasi

(Misnadiarly, 2006)

DM biasanya berjalan lambat dengan gejala gejala yang ringan sampai

(3)

kronis. Dengan demikian DM bukanlah suatu penyakit yang ringan, karena dapat

menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh

darah, disertai lesi pada membran basalis (Riyadi dan Sukarmin, 2008).

Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) menyatakan

bahwa PTM adalah penyebab utama kematian global. Pada tahun 2008

menunjukkan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia, sebanyak 36 juta

atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh PTM. Di negara-negara dengan

tingkat ekonomi rendah dan menengah, dari seluruh kematian yang terjadi pada

orang-orang berusia kurang dari 60 tahun, 29% disebabkan oleh PTM, sedangkan

di negara-negara maju, menyebabkan 13% kematian. Proporsi penyebab kematian

PTM, penyakit kardiovaskular merupakan penyebab terbesar (39%), diikuti

kanker (27%), sedangkan penyakit pernafasan kronis, penyakit pencernaan dan

PTM yang lain bersama-sama menyebabkan sekitar 30% kematian, serta 4%

kematian disebabkan DM.

Prevalensi DM terus mengalami peningkatan tiap tahun. Kecenderungan

peningkatan prevalensi akan membawa perubahan posisi DM yang ditandai

dengan perubahan atau kenaikan peringkat 10 penyakit terbesar (leading disease).

Selain itu DM juga memberi kontribusi yang lebih besar terhadap kematian

(Bustan, 2007).Menurut laporan WHO (2010) 60% penyebab kematian semua

umur di dunia adalah karena PTM. DM menduduki peringkat ke-6 sebagai

penyebab kematian. Sekitar 1,3 juta orang meninggal akibat DM dan 4 %

meninggal sebelum usia 70 tahun. Pada Tahun 2030 diperkirakan DM menempati

(4)

pada tahun 2030 akan memiliki penyandang DM sebanyak 21,3 juta orang

(Depkes, 2013).

Menurut laporan WHO pada tahun 2000 dari jumlah penduduk dunia yang

menderita DM mencapai 171 juta orang (2,8%) pada semua kelompok umur

(Bustan, 2007). Selanjutnya pada tahun 2003, WHO jumlah penderita DM

mencapai 194 juta jiwa (5,1%) dari 3,8 miliar penduduk dunia berusia 20-79

tahun (Depkes, 2008). Pada tahun 2011 data dari studi global menunjukan bahwa

jumlah penderita DM telah mencapai 366 juta orang. Jika tidak ada tindakan yang

dilakukan, jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun

2030. International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan bahwa sebanyak

183 juta orang tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM (IDF, 2011).

Pada tahun 2000 prevalensi DM tertingggi di dunia berdasarkan laporan

WHO terdapat di Negara India 31,7 juta jiwa, diikuti oleh Negara China 20,8 juta

jiwa, United Stated of America (USA) 17,7 juta jiwa dan Indonesia berada di

urutan ke empat dengan jumlah penderita 8,4 juta jiwa. Selanjutnya pada tahun

2010 menurut laporan IDF menyatakan bahwa lebih dari 371 juta orang di dunia

yang berumur 20-79 tahun, Indonesia merupakan negara urutan ke-7 dengan

prevalensi diabetes tertinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia dan

Mexico (Depkes RI, 2013).

Menurut laporan Riskesdas tahun 2007, DM menyumbang 4,2% kematian

pada kelompok umur 15-44 tahun di daerah perkotaan dan merupakan penyebab

kematian tertinggi ke-6. Selain pada kelompok tersebut, DM juga merupakan

(5)

(14,7%) dan tertinggi ke-6 di daerah perdesaan (5,8%). Menurut riset yang sama,

prevalensi DM di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 5,7% dan secara nasional

berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala sebesar 1,1% (Depkes RI,

2013).

Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Indonesia 2012, menurut diagnosis

atau gejala, terdapat 5 provinsi (15,2%) dengan prevalensi lebih dari 1,5%,

sebanyak 15 provinsi (45,5%) dengan prevalensi 1%-1,5%, dan sebanyak 13

provinsi (39,3%) dengan prevalensi kurang dari 1%. Pada tahun 2013, proporsi

penduduk Indonesia yang berusia ≥15 tahun dengan DM adalah 6,9%. Prevalensi

DM menurut diagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI

Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%), dan Kalimantan Timur (2,3%). Prevalensi

DM dengan diagnosis dokter atau berdasarkan gejala, tertinggi terdapat di

Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan (3,4%) dan

Nusa Tenggara Timur (3,3%) (Kemenkes, 2013).

Di Indonesia DM tipe 2 merupakan penyebab kematian pada PTM sekitar

2,1% dari seluruh penyebab kematian. Diperkirakan sekitar 90% kasus di seluruh

dunia tergolong DM tipe 2. Jumlah DM tipe 2 semakin meningkat pada kelompok

umur dewasa (Perkeni, 2011).

Menurut Profil Kesehatan Indonesia 2008, jumlah pasien keluar rawat inap

di rumah sakit di Indonesia dengan diagnosis DM tahun 2007 sebanyak 56.378

pasien dengan CFR 7,38%, sedangkan kasus baru rawat jalan sebanyak 28.095

kasus. Keseluruhan DM menyebabkan kematian dengan CFR 7,02%.Pada tahun

(6)

diikuti kelompok umur 65 tahun ke atas dan kelompok umur 25-44 tahun (Depkes

RI, 2013).

Berdasarkan data dari Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun

2007, DM merupakan salah satu penyakit yang terdaftar pada sepuluh prevalensi

PTM di Provinsi Sumatera Utara dan menempati urutan ketujuh terbesar dengan

prevalensi 1,21%. Prevalensi penyakit DM tertinggi terdapat di Kabupaten Pakpak

Barat (1,6%) dan terendah terdapat di Kabupaten Tapanuli Utara (0,2%).

Berdasarkan penelitian Tarigan (2011) di RSU Herna Medan tahun

2009-2010 terdapat 134 penderita DM dengan komplikasi yang dirawat inap. Proporsi

penderita DM yang mengalami komplikasi yaitu yang mengalami Gangrene

(26,1%), Hipertensi (15,7%), Nefropati Diabetik (13,4%), TB Paru (12,8%),

Hipoglikemia (6,7%), Stroke (6,7%), Neuropati Diabetik (5,2%), Hiperglikemia

(4,5%) PJK (3,7%), Dyspepesia (3,7%), dan Retinopati Diabetik (1,5%).

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit

Santa Elisabeth tahun 2012-2013 penderita DM tipe 2 yang dirawat inap terdapat

141 kasus yang menderita DM dengan komplikasi. Berdasarkan data diatas, maka

perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita DM dengan komplikasi

yang dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2012-2013.

1.2. Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

(7)

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik penderita DM tipe 2 dengan komplikasi yang

dirawat inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan 2012-2013.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, suku, agama,

pekerjaan, dan tempat tinggal).

b. Mengetahui distribusi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan keluhan utama.

c. Mengetahui distribusi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan jenis komplikasi.

d. Mengetahui distribusi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan ada tidaknya pemeriksaan HbA1c dan kadar

pemeriksaan.

e. Mengetahui distribusi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan pengobatan.

f. Mengetahui distribusi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan sumber biaya.

g. Mengetahui lama rawatan rata-rata pada penderita DM tipe 2 dengan

komplikasi.

h. Mengetahui distribusi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

(8)

i. Mengetahui perbedaan proporsi umur berdasarkan kategori

komplikasi.

j. Mengetahui perbedaan proporsi jenis kelamin berdasarkan kategori

komplikasi.

k. Mengetahui perbedaan proporsi kategori komplikasi berdasarkan

pengobatan.

l. Mengetahui perbedaan proporsi kategori komplikasi berdasarkan

keadaan sewaktu pulang.

m. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori

komplikasi.

n. Mengetahui perbedaan lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber

biaya.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pihak Rumah Sakit Santa

Elisabeth Medan untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM tipe

2 dengan komplikasi yang dirawat inap sehingga dapat membuat suatu

perencanaan untuk tindakan pengobatan yang lebih lanjut.

1.4.2. Menambah wawasan penulis tentang permasalahan DM tipe 2 dengan

komplikasi dan sarana menerapkan ilmu yang diperoleh selama di bangku

perkuliahan.

1.4.3. Sebagai sumber informasi atau referensi bagi pihak lain yang ingin

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tahapan dan jadwal lelang yang telah ditetapkan serta memperhatikan hasil evaluasi kualifikasi terhadap peserta yang lulus evaluasi dokumen penawaran, dengan

Berdasarkan hasil analisis data secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan dalam mengenal huruf hijaiyah melalui metode bermain pada anak usia 4-5 tahun di

Clustering K-Means terhadap dosen berdasarkan publikasi jurnal nasional dan internasional di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Pada kelas eksperimen memiliki persentase sebesar 83,33 % yang tergolong sangat kuat, sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah pembelajaran dengan menggunakan

Penelitian yang dilakukan oleh Iga Trimurthy tentang analilis hubungan persepsi pasien tentang mutu pelayanan dengan minat pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan

[r]

163 tahun 2007 akan direvisi dengan menyertakan nama program studi dalam Bahasa lndonesia yang benar, nama program studi dalam Bahasa Inggris, kode program studi

[r]