• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Evaluasi Pelaksanaan Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Negara Indonesia (PPIP DPLK BNI) bagi Karyawan PT.Perkebunan Nusantara III di Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Evaluasi Pelaksanaan Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Negara Indonesia (PPIP DPLK BNI) bagi Karyawan PT.Perkebunan Nusantara III di Medan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karyawan atau yang juga sering disebut dengan buruh merupakan elemen penting

dalam bangsa dan Negara Indonesia. Ditinjau dari segi tugas dan tanggung jawab yang

diembannya, karyawan memiliki kedudukan strategis dalam proses produksi. Tanpa karyawan

apa yang telah dirancang oleh perusahaan tentu tidak akan dapat terlaksana sesuai dengan

perencanaan. Sedangkan dari sudut populasi tenaga kerja, mereka yang berkedudukan sebagai

karyawan memiliki persentase yang paling tinggi dibandingkan dengan jajaran managerial.

Oleh karena itu memperhatikan harkat dan derajat karyawan berarti telah memperhatikan

penduduk dalam jumlah yang cukup besar (Simanjuntak, 2001 : 23).

Dalam pengertiannya karyawan adalah manusia yang menggunakan tenaga dan

kemampuannya untuk mendapakan balasan berupa pendapatan baik berupa uang maupun

bentuk lainnya kepada Pemberi Kerja atau Pengusaha atau majikan. Pada dasarnya buruh,

pekerja, tenaga kerja, maupun karyawan adalah sama.

Sejalan dengan pernyataan sebelumnya mengenai karyawan adalah orang yang bekerja

pada suatu lembaga atau kantor, perusahaan dan sebagainya dengan mendapatkan gaji atau

upah pegawai.

Namun demikian kedudukan strategis karyawan sebagaimana disebutkan di atas sering

tidak selaras dengan tingkat kesejahteraan yang dimiliki sebagai hasil dari jasa yang telah

(2)

Dalam bukunya Effendi mengemukakan kondisi ketenagakerjaan di berbagai Negara

sedang berkembang masih memprihatinkan. Keadaan tersebut berakar pada

ketidakseimbangan antara penawaran tenaga kerja dengan permintaan tenaga kerja, sehingga

pemilik usaha dengan leluasa dapat tampil sebagai makhluk yang bebas berbuat apa saja

terhadap karyawan. Kondisi tersebut mengakibatkan kryawan tidak memiliki posisi tawar,

sehingga harius menerima apapun yang menjadi konsekwensi dari kebijakan pemilik usaha.

(Effendi, 2000 : 162).

Di era reformasi ini dimana masyarakat makin bebas menyampaikan apresiasinya,

unjuk rasa atau demonstrasi karyawan dari berbagai perusahaan merupakan fenomena yang

sering terjadi. Biasanya demonstrasi tersebut dilakukan karena karyawan merasa mendapat

upah rendah atau belum terpenuhinya hak – hak mereka yang sah atau wajar. Karyawan

merasa bahwa apa yang mereka terima tidak seimbang atau sebanding dengan tenaga yang

mereka sumbangkan dalam proses produksi dan kemajuan perusahaan tempat mereka bekerja.

Di dalam perjalanan karirnya karyawan akan mengalamai masa yang dinamakan

pensiun. Pensiunan merupakan seseorang yang pernah menjadi bagian dari suatu perusahaan

dan pada kurun waktu tertentu sudah tidak bekerja lagi dikarenakan usianya yang sudah lanjut

dan harus diberhentikan, ataupun atas permintaan sendiri yang disebut pensiun dini.

Seseorang yang pensiun biasanya mendapat hak atas dana pensiun atau pesangon. Jika

mendapat pensiun, maka ia tetap mendapatkan dana pensiun sampai meninggal dunia,

dilanjutkan sampai anak mampu dalam mendapatkan penghasilan sendiri.

Setelah memasuki masa pensiun, aktivitas kerja seorang karyawan akan berkurang

atau disebut juga kurang produktif, bahkan putus sama sekali. Setelah berhenti dari

(3)

padat dan terencana. Ada juga beberapa hal yang mengalami perubahan dan menuntut

penyesuaian diri ketika menghadapi masa pensiun, yaitu :

1. Masalah keuangan. Pendapatan keluarga akan menurun drastic, hal ini akan

mempengaruhi kegiatan dan kebutuhan rumah tangga. Masa ini akan semakin sulit

apabila masih ada anak yang masih harus dibiayai. Hal ini dapat menimpulkan stress

tersendiri, apalagi apabila dalam kasus ini dialami suami yang menjadi kepala

keluarag sekaligus tulang punggung keluarga.

2. Berkurangnya harga diri (Self Esteem). Bengston (1980) mengemukakan bahwa harga

diri seorang pria sekaligus kepala rumah tangga biasanya dipengaruhi oleh pensiunnya

mereka dari pekerjaan.

3. Berkurangnya kontak sosial yang berorientasi dengan pekerjaan.

(http;//www.informasi-training.com/pelatihan-persiapan-pensiun)

Dari pernyataan di atas maka dapat disimpulkan karyawan pensiun adalah manusia

yang menggunakan tenaga dan kemampuannya untuk bekerja pada suatu lembaga atau

perusahaan yang sudah tidak bekerja lagi karena masa tugasnya sudah selesai. Karyawan

pensiun akan mendapatkan uang tunjangan yang akan diterima setiap bulannya sebagai

pesangon dari perusahaan tempat ia bekerja guna untuk membantu karyawan pensiun dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya di hari tua.

Beberapa jenis pensiun yang dapat kita ketahui yaitu adalah Pensiun normal, yang

diberikan untuk karyawan yang usianya telah mencapai masa pensiun yang telah ditetapkan

oleh perusahaan. Pensiun dipercepat, pensiun yang diberikan atas permintaan karyawan

sendiri, namun usia peminta pensiun harus mencapai usia yang telah di tentukan oleh

(4)

pensiun. Pensiun cacat, pensiun yang diberikan karena sebuah kecelakaan sehingga dianggap

tidak mampu lagi bekerja atau dipekerjakan pada suatu perusahaan.

Disebutkan juga dalam Pasal 60 tentang santunan hari tua yang di lampirkan dalam

buku perjanjian kerja bersama PT. Perkebunan Nusantara III bahwa karyawan yang

diberhentikan dengan hormat dari Perusahaan dan berhak atas Pensiun Normal atau Pensiun

dipercepat, Pensiun cacat, Pensiun meninggal, serta belum pernah mendapatkan fasilitas

membeli rumah dinas dari Perusahaan/Negara memperoleh santunan hari tua dalam bentuk

uang tunai yang besarnya didasarkan atas lamanya masa bekerja efektif pada perusahaan.

(PKB PTPN III, 2014 : 29)

Dalam Undang – undang istilah dana pensiun sebagai badan hukum mulai dikenal

setelah lahirnya undang – undang Dana Pensiun tahun 1992. Undang – undang tersebut

merupakan dasar penyelenggaraan program pensiun bagi karyawan pemberi kerja atau

perusahaan. Sebelum adanya undang – undang tersebut, dasar penyelenggaraan program

pensiun adalah Arbeirderfonsend Ordonantie Nomor 377 Tahun 1926, sebagai pelaksanaan

dari pasal 1601 s KUH Perdata buku III.

Selain arti dari dana pensiun yang di kemukakan dalam undang – undang, dana

pensiun juga dapat diartikan sebagai dana yang sengaja dihimpun secara khusus dengan

tujuan untuk memberikan manfaat kepada karyawan pada saat mereka mencapai usia pensiun,

meninggal atau cacat (Setiadi, 1995 ).

Selanjutnya dalam arti lain dana pensiun juga dapat diartikan adalah sebagai bentuk

badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan pembayaran

berkala kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun atau pada saat lain, dengan cara yang

(5)

Dana Pensiun Pemberi Kerja diartikan sebagai Dana Pensiun yang didirikan oleh

orang atau Badan yang memperkerjakan Karyawan, untuk menyelenggarakan Program

Pensiun bagi Karyawan. Dana Pensiun Pemberi Kerja dapat menyelenggarakan Program

Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) atau Program Pensiun Iuran Pasti ( PPIP ). Program Pensiun

Manfaat Pasti (PPMP) adalah Program Pensiun yang besar Manfaat Pensiunnya telah

ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun, sedangkan besarnya iuran pemberi kerja dari waktu

ke waktu tidak pasti jumlahnya, bergantung dari kecukupan dana untuk memenuhi kewajiban

membayar mafaat pensiun. Apabila Dana Pensiun kekurangan dana untuk memenuhi

kewajiban membayar manfaat pensiun, kekurangan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung

jawab pemberi kerja untuk memenuhinya, dan apabila Dana Pensiun kelebihan dana,

kelebihan tersebut dapat diperhitungkan sebagai iuran pemberi kerja. Sedangkan Program

Pensiun Iuran Pasti ( PPIP ) adalah Program Pensiun yang besar iurannya telah ditetapkan

dalam Peraturan Dana Pensiun, dan besar Manfaat Pensiun bergantung dari besarnya

akumulasi iuran dan hasil pengembangannya sampai seorang Peserta berhenti bekerja yang

kemudian harus dibelikan anuitas dan Perusahaan Asuransi Jiwa (Wahab, 2001).

Pada dasarnya karyawan yang mendapatkan dana pensiun adalah karyawan yang

sudah berhenti bekerja dari sebuah perusahaan. Kriteria karyawan yang mendapatkan dana

pensiun adalah karyawan yang mengikuti atau menjadi anggota program pensiun yang telah

disediakan oleh pihak perusahaan dan telah mengikuti peraturan serta membayar iuran atau

administrasi pensiun berupa potongan gaji setiap bulannya.

PT. Perkebunan Nusantara III sendiri terdapat salah satu program pensiun yang diasuh

dan masih terus berjalan sampai saat ini sejak tahun 2009. Sejak diterapkannya program ini

sebagai salah satu program pensiun di PT. Perkebunan Nusantara III maka karyawan yang

(6)

dimaksud adalah Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank

Negara Indonesia (PPIP DPLK BNI). Dalam program ini ditetapkan 4% (empat persen) dari

iuran ditanggung oleh perusahaan dan 6% (enam persen) ditanggung oleh karyawan yang

diambil melalui gaji pokok karyawan setiap bulannya. Iuran bersifat bertambah setiap

tahunnya ditentukan sesuai dengan golongan karyawan yang juga terus naik setiap tahunnya.

Maka jumlah besaran iuran ditentukan berdasarkan besarnya golongan dan gaji pokok

karyawan tersebut.

Adapun hal – hal yang ditawarkan dari program tersebut adalah pegawai mendapatkan

manfaat pensiun bulanan seumur hidup, iuran dan hasil pengembangan dana mendapat

fasilitas pajak selama masa kepesertaan, kesempatan untuk mendapatkan dana pensiun

meskipun dengan gaji yang terbatas, bebas dalam memilih investasi dana, bebas dalam

menentukan usia pensiun, BNI transparan dalam pengolahan dana pensiun.

Semua hal yang berkaitan dengan program program pensiun yang diasuh oleh

perusahaan dan diikuti oleh karyawan PT. Perkebunan Nusantara III telah diatur dan

dilampirkan dalam buku Perjanjian Kerja Sama yang diterbitkan oleh PT. Perkebunan

Nusantara III dan berlaku untuk setiap karyawannya yang mengikuti program pensiun.

Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih

lanjut dalam bentuk penelitian dan dituangkan dalam bentuk karya ilmiah (skripsi) dengan

judul : “ Evaluasi Pelaksanaan Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga

(7)

1.2 Rumusan Masalah

Masalah penelitian merupakan pokok dari suatu penelitian. Untuk itu, penelitian ini

perlu ditegaskan dan dirumuskan dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan latar belakang

masalah penelitian yang telah diuraikan maka masalah penelitian ini adalah dirumuskan

sebagai berikut :

“Bagaimana Pelaksanaan Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Negara Indonesia (PPIP DPLK BNI) Bagi Karyawan di PT. Perkebunan Nusantara III Medan ? “

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari pada penelitian ini adalah Evaluasi Pelaksanaan Program

Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank Negara Indonesia bagi Karyawan PT. Perkenbunan Nusantara III di kota Medan, dengan ruang lingkup pemahaman pada :

1. Karakteristik Responden Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga

Keuangan Bank Negara Indonesia (PPIP DPLK BNI) di PT. Perkebunan

Nusantara III Medan

2. Sosialisasi Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank

Negara Indonesia (PPIP DPLK BNI) di PT. Perkebunan Nusantara III Medan,

yaitu melingkupi Informasi, Dimensi waktu, Dimensi Konten, dan Dimensi

(8)

3. Pelaksanaan Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan Bank

Negara Indonesia (PPIP DPLK BNI) di PT. Perkebunan Nusantara III Medan,

yaitu melingkupi Registrasi, Kualitas Program, Pelayanan, dan Pengelolaan.

4. Ketepatan Waktu Program Pensiun Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga Keuangan

Bank Negara Indonesia (PPIP DPLK BNI) di PT. Perkebunan Nusantara III

Medan, yaitu melingkupi tahun menjadi anggota dan pencairan dana pensiun.

1.3.2 Manfaat Penelitian

1. Hasil dari penelitian ini sangat diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan

dari pelaksanaan program pensiun tersebut serta memberikan kontribusi tentang

pelaksanaan program pensiun dimasa yang akan datang.

2. Bagi penulis dan pembaca, memperluas wawasan serta mengembangkan kajian

Ilmu Kesejahteraan Sosial.

3. Sebagai masukan bagi pihak Bank Negara Indonesia dan PT. Perkebunan

Nusantara III dalam Pelaksanaan Program Iuran Pasti Dana Pensiun Lembaga

Keuangan Bank Negara Indonesia (PPIP DPLK BNI).

4. Disamping itu juga diharapkan dapat menjadi masukan dalam rangka konsep –

(9)

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun rencana dan hasil penelitian ini akan dituliskan sebagai laporan penelitian

menurut sistematika penulisan secara garis besarnya telah dikelompokkan ke dalam enam bab,

dengan urutan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang teori – teori dan konsep – konsep yang

mendukung dan berkaitan dengan masalah dalam penelitian, kerangka

pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi

dan sampel, teknik pengumpulan data serta teknik analisa data yang

diterapkan.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang gambaran lokasi penelitian, sejarah singkat,

serta gambaran umum lokasi penelitian, struktur organisasi

(10)

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil

penelitian serta analisis data. Yakni melalui penyebaran kuesioner

kepada para karyawan pensiunan dan karyawan yang menangani

sumber daya manusia di PT. Perkebunan Nusantara III Medan.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian dan saran – saran

Referensi

Dokumen terkait

Yoyoh Yohanah Dra... Tati

Pelaksanaan dari praktek terbaik IT tersebut harus di lakukan secara konsisten dengan managemen resiko IT dan kerangka kerja pengaturan yang sesuai dengan organisasi

Klien harus punya motivasi yang kuat untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan kemampuan klien secara bertahap, salah satunya dengan cara klien harus melakukan jadwal

1 Haris dan Irham, 2012 Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah dalam menabung di Bank

Permasalahan utama adalah terfokus pada bagaimana cara merancang simulasi komputasi dengan program mathematica 5.1 yang akan memperlihatkan karakter keramik codierite yang

Proses karbonisasi dilakukan pada suhu 600 o C yang menghasilkan semikokas, sedan- gkan proses aktivasi dilakukan terhadap semikokas pada suhu 700 o C dengan waktu aktivasi 120 menit

Meskipun yakuza kebanyakan dikenal sebagai organisasi kejahatan, mafia, atau gangster yang sering membuat kekacauan dan menjalankan bisnis ilegal, namun keberadaan

Begitu juga hasil penelitian (Ok & Vandenberghe, 2016) yang menemukan bahwa komitmen organisasi dan komitmen karyawan akan karirnya, kemudian pelatihan dan