• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Perbandingan Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Semester II "

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

28 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Suruh 02 pada semester II tahun ajaran 2014/2015. SD ini terletak di Desa Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Akses menuju SD Negeri Suruh 02 ini sangat mudah karena berdekatan dengan TK Ar-Rahmah dan LPK Abadi, sehingga untuk menuju SD Negeri Suruh 02 itu sangat mudah karena berdekatan dengan jalan penghubung antar desa, dengan begitu siswa akan mudah mengakses jalan menuju sekolah, karena jarak dari rumah ke sekolah itu bisa ditempuh dengan jalan kaki, tapi ada juga siswa yang jarak dari rumah ke sekolah itu jauh untuk menuju ke sekolah bisa ditempuh dengan bersepeda dan ada juga yang diantar oleh orang tua mereka.

Sedangkan guru dan staf menggunakan kendaraan pribadi sebagai alat transportasi.

Suasana di SD Negeri Suruh cukup tenang. Hal ini dikarenakan letaknya itu sangat dekat dengan jalan raya tapi jalan penghubung desa-desa sehingga tidak terlalu terganggu oleh suara kendaraan. Jumlah keseluruhan siswa SD Negeri Suruh 02 adalah 162 siswa yang terdiri dari 25 siswa kelas 1, 28 siswa kelas 2, 23 siswa kelas 3, 28 siswa kelas 4, 28 siswa kelas 5, dan 30 siswa kelas 6. Staf pengajar SD Negeri Suruh 02 ini terdiri dari 9 guru, 3 wiyata bakti, 1 penjaga sekolah dan 1 kepala sekolah.

(2)

Pemilihan lokasi sekolah di SD Negeri Suruh 02, karena berdasarkan hasil belajar pada mata pelajaran Matematika dikelas V masih rendah dan dibawah nilai KKM. Maka dengan itu perlu ditingkatkan hasil belajar matematika dengan melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang.

1.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Suurh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang yang berjumlah 28 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Karakterisitk siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 dalam kegiatan pembelajaran masih mengalami banyak kendala dalam proses belajar mengajar sebagian besar siswa kurang menyukai mata pelajaran Matematika karena mereka beranggapan bahwa pembelajaran

Matematika itu kurang menarik, karena tidak terdorong untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Dalam proses belajar mengajar guru hanya mengarahkan kemampuan siswa untuk menghafal rumus dan memperbanyak latihan soal. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran guru menggunakan metode ceramah. Dengan pembelajaran seperti itu maka siswa akan merasa bosan karena pembelajaran yang disampaikan kurang menarik sehingga mereka tidak konsentrasi saat belajar. Oleh sebab itu siswa dalam kegiatan pembelajaran cenderung pasif.

Tempat tinggal siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 berada di sekitar desa Suruh Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Karena lokasi sekolah yang sangat berdekatan dengan rumah siswa, maka sebagian besar siswa SD Negeri Suruh 02 untuk menuju ke sekolah adalah dengan berjalan kaki, tetapi bagi siswa yang jaraknya agak jauh dari sekolah mereka menggunakan alat transportasi sepeda dan ada juga yang diantar sama orang tua mereka. Mata pencaharian orang tua siswa pun juga berbeda-beda, dan mayoritas mata pencaharian orang tua siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 adalah petani, pedagang, buruh pabrik, dan ada juga yang ditinggal sama orang tua nya merantau ke Jakarta dan ke luar negeri. Dan

(3)

sehingga dalam hal tersebut anak lebih cenderung bermain dengan teman-teman nya dibandingkan belajar. Oleh sebab itu ketika disekolah diberikan tugas atau pekerjaan rumah oleh guru, banyak siswa yang tidak pernah mengerjakan pekerjaan rumah.

Kelas V SD Negeri Suruh 02, wali kelasnya bernama Azir Fadhilah, S.Pd yang sudah memiliki masa kerja salaam 10 tahun di SD Negeri Suruh 02.

1.1.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada Februari 2015 yang terbagi dalam dua siklus yaitu :

1. Siklus I dilaksanakan pada bulan Februari, hari selasa tanggal 17 dan hari rabu tanggal 18 Februari 2015 dengan alokasi waktu (2x35 menit) 2x pertemuan.

2. Siklus II dilaksanakan pada bulan Februari, hari selasa tanggal 24 dan hari rabu tanggal 25 Februari 2015 dengan alokasi waktu (2x 35 menit) 2x pertemuan.

1.2 Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:97) variabel adalah gejala yang bervariasi dan menjadi subjek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sedangkan variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang berperan dalam perisitwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran problem based learning. Sedangkan sebagai variabel terikat yaitu hasil belajar matematika siswa

(4)

1.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Melalui model problem based learning untuk dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang semester II tahun ajaran 2014/2015 dapat dilakukan dengan lima fase tahapan yaitu dengan melalui tahapan orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan individual kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan menganalisis serta mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar sangat penting karena siswa akan mengalami perubahan tingkah laku belajar yang lebih baik sebagai akibat dari proses belajar. Hasil belajar diukur dari tingkat keberhasilan siswa untuk

(5)

1.4 Prosedur Penelitian

Mengacu pada model penelitian tindakan kelas yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto (2009:16). Terdapat empat tahapan yang lazim dilakukan, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Alur Model Penelitian Tindakan yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto (2009:16).

Perencanaan

Siklus 1

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan

Refleksi

(6)

Model Penelitian Tindakan yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto (2009:16) yaitu:

1. Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (planning)

Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Perencanaan dilaksanakan oleh peneliti sebelum tahap pelaksanaan tindakan. Kegiatan dalam tahap ini seperti: penyusunan skenario pembelajaran, pembuatan instrument pengamatan dan pembuatan media atau alat peraga. 2. Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tatapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat. Dalam penelitian ini tindakan yang diterapkan adalah dengan

menggunakan alat peraga dan peneliti sebaagi pelaksana tindakan. 3. Tahap 3 : Pengamatan (Observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan mengamati tindakan yang dilakukan. Kegiatan pengamatan ini dilakukan pada saat tindakan diterapkan dalam kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama. Penelitian tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Jika peneliti berperan sebagai pelaksana tindakan maka yang melakukan pengamatan adalah guru kelas.

4. Tahap 4 : Refleksi (Reflecting)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Tahap ini dilaksanakan ketika pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan dengan pengamat dan subjek penelitian (siswa-siswa yang diajar) untuk bersama-sama mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Jika penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi terakhir, peneliti

(7)

menghentikan kegiatannya, atau kepada diri sendiri apabila akan melanjutkan dalam kesempatan ini.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun, yang kembali kelangkah semula. Jadi, satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi.

(8)

1.4.1 Rencana Tindakan Siklus I

Kegiatan pembelajaran pada siklus I terdiri dari 2 pertemuan. Pada siklus I peneliti mendapatkan materi pokok tentang pecahan dan perbandingan , dengan Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah, Kompetensi Dasar 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala dengan Indikator 5.4.1 Mendeskripsikan arti perbandingan. Dan kemudian pada pertemuan ke II siswa mengerjakan soal evaluasi akhir siklus I. berdasarkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran matematika maka kegiatan siklus I dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini, langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a)Identifikasi masalah dan perumusan masalah.

b)Merancang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning.

c)Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning.

d)Menyiapkan LKS, media (alat peraga) untuk kegiatan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran problem based learning yang digunakan dalam penelitian.

e)Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa kelas V.

f)Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.

2. Tahap pelaksanaan tindakan dan observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah dibuat dalam satu siklus dua kali pertemuan dengan alokasi waktu dua kali ( 2 x 35 menit) yakni melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model

(9)

Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Siklus pertama dilaksanakan dengan model pembelajaran problem based learning. Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran matematika. Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini guru kelas V berperan sebagai observer. Observer berperan untuk melakukan pengamatan ketika peneliti melaksanakan implementasi RPP. Setelah melakukan pengamatan kemudian observer mencatat hasil pengamatan yaitu pengamatan tentang aktivitas peneliti saat mengajar dengan menggunakan model Problem Based Learning dan siswa pada lembar observasi tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan model Problem Based Learning.

Adapun langkah-langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut: I.Kegiatan Awal

Melakukan pendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit yang terdiri dari :

a. Berdoa bersama, memberi salam, mengabsen siswa dan mengajak siswa untuk berdinamika.

b. Melakukan apersepsi.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d. Membentuk siswa kedalam kelompok.

e. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah dengan mengorientasikan siswa pada masalah.

II.Kegiatan Inti

a. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk merancang pembelajaran dan membimbing siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan pemecahan masalah dan membimbing siswa untuk mencari solusi dari masalah tersebut.

c. Guru memfasilitasi siswa dan membimbing siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat laporan dengan

(10)

d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang presentasi.

e. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan. III.Kegiatan Penutup

a. Guru bersama dengan siswa merancang kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.

c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran, yang akan dipelajari pada mingg depan.

Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran I dan II dilakukan observasi. Observasi yaitu mengamati aktivitas guru dan merespon siswa terhadap

hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 melalui model Problem Based Learning (PBL). Hasil dari observasi akan digunakan utuk

perbaaikan pada siklus selanjutnya.

3. Tahap Refleksi

(11)

3.4.2 Rencana Tindakan Siklus II

Tahapan pelaksanaan tindakan dalam siklus I belum berhasil mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan. Karena masih banyak kekurangan dan kelemahan, maka dari itu peneliti mengadakan perbaikan pada siklus II. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan sama dengan siklus I yaitu sebanyak 2 kali pertemuan.

1. Tahap Perencanaan

Dalam kegiatan perencanaan hampir sama dengan siklus I, yaitu guru dan peneliti mendiskusikan tentang rencana tindakan yang akan dilakukan, merancang kembali rencana pembelajaran, tes evaluasi yang akan digunakan, menyiapkan media pembelaajran untuk dilaksanakan sebagaimana pada siklus I, menyiapkan lembar observasi implementasi RPP, dan lembar penilaian.

Namun dalam siklus II ini perencanaan dilakukan dengan

mempertimbangkan hasil refleksi pada siklus I.

Adapun tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkann refleksi siklus I b. Merancang pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan menggunakan

model pembelajaran problem based learning.

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning.

d. Menyiapkan LKS, media (alat peraga) untuk kegiatan pembelajaran pada kegiatan pembelajaran problem based learning yang digunakan dalam penelitian.

e. Menyusun soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika siswa kelas V.

(12)

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan pada siklus II terdiri dari 2 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Adapun rancangan pelaksanaan adalah sebagai berikut :

I. Kegiatan Awal

Melakukan pendahuluan dengan alokasi waktu 10 menit yang terdiri dari : a. Berdoa bersama, memberi salam, mengabsen siswa dan mengajak

siswa untuk berdinamika. b. Melakukan apersepsi.

c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. d. Membentuk siswa kedalam kelompok.

e. Guru memotivasi siswa untuk terlibat dalam pemecahan masalah dengan mengorientasikan siswa pada masalah.

II. Kegiatan Inti

a. Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk merancang pembelajaran dan membimbing siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

b. Guru memfasilitasi siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dengan pemecahan masalah dan membimbing siswa untuk mencari solusi dari masalah tersebut.

c. Guru memfasilitasi siswa dan membimbing siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti membuat laporan dengan teman sekelompoknya.

d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan kelompok lain menanggapi hasil presentasi kelompok yang sedang presentasi.

e. Guru bersama-sama dengan siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.

(13)

a. Guru bersama dengan siswa merancang kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

b. Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi.

c. Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran, yang akan dipelajari pada mingg depan.

Bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I sampai dengan siklus II dilakukan observasi. Observasi yaitu mengamati tingkah laku siswa dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Matematika dengan model pembelajaran problem based learning. Serta mengamati jalannya pembelajaran dan menilai aktivitas tiap-tiap kelompok yang sedang berdiskusi dalam proses belajar Matematika dengan model pembelajaran problem based learning. Dan mengamati aktivitas guru dan merespon siswa terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 melalui model Problem Based Learning (PBL)

3. Tahap Refleksi

(14)

3.5Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian ini, maka ditentukan teknik dan instrument pengumpulan data, sebagai berikut ini :

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1.1Teknik Pengumpulan Data Variabel bebas

Teknik pengumpulan data melalui model pembelajaran problem based learning. Dilakukan dengan teknik observasi atau pengamatan langsung untuk

mengetahui perkembangan aktivitas guru dan respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan melalui model pembelajaran problem based learning.

3.5.1.2Teknik Pengumpulan Data Variabel Terikat

Teknik pengumpulan data variabel terikat yaitu menggunakan tes. Teknik tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah menerapkan

pembelajaran matematika dengan melalui model problem based learning.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari lembar observasi untuk mengukur aktivitas guru dan respon siswa pada saat pembelajaran matematika melalui model problem based learning, dan soal tes pilihan ganda untuk mengukur hasil belajar siswa.

3.5.2.1Instrumen Pengumpulan Data Variabel Bebas

Instrumen pengumpulan data untuk variabelm bebas yang digunakan adalah lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan respon siswa dalam pembelajaran matematika dengan melalui model problem based learning. Dalam kegiatan pembelajaran harus mencerminkan

(15)

Adapun kisi-kisi pelaksanaan pembelajaran matematika melalui model problem based learning terdapat pada tabel 6 dan tabel 7.

Tabel 6

Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Problem Based Learning

No Aspek Indikator Item

1. Melakukan kegiatan pendahuluan

Guru mempersiapkan siswa mengikuti kegiatan pembelajaran.

1

Guru melakukan apersepsi. 2

Guru memberikan kesempatan siswa menjawab

apersepsi.

3

Guru memotivasi siswa tentang materi yang akan dibahas.

4

Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.

5

Guru membagi siswa kedalam kelompok. 6

Guru memberikan permasalah kepada ssiwa sesuai model problem based learning.

7

Guru melakukan motivasi pembelajaran dengan mengorintasikan siswa pada masalah.

8

2. Melakukan

kegiatan inti

Guru membimbing siswa dalam kelompok untuk

merancang pembelajaran.

9

Guru membimbing siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

10

Guru memfasilitasi siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya laporan yang sesuai seperti membuat laporan dengan teman sekelompoknya.

11

(16)

sesuai seperti membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya.

Guru mengatur jalannya presentasi dari masing-masing kelompok.

13

Guru bersama-sama dengan siswa membahas penyelesaian masalah.

14

3. Melakukan kegiatan penutup

Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari.

15

Guru bersama dengan siswa melakukan refleksi. 16

Guru memberikan informasi mengenai kegiatan pembelajaran selanjutnya.

(17)

Tabel 7

Kisi-kisi Lembar Observasi Respon Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Melalui Model Problem Based Learning

No Aspek Indikator Item

1. Melakukan kegiatan pendahuluan

Siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran. 1

Siswa menanggapi apersepsi yang dilakukan guru. 2 Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

3

Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing. 4

Siswa mengerjakan lembar kerja sesuai dengan petunjuk.

5

Siswa memiliki inisiatif untuk bertanya tanpa ditunjuk oleh guru.

6

Siswa bertanya apabila mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah perbandingan matematika

7

Bertukar pikiran dengan teman saat memecahkan masalah matematika “perbandingan”.

8

Antusias dalam bekerjasama dengan teman. 9

2. Melakukan kegiatan inti

Siswa dalam kelompok mengumpulkan informasi sesuai dengan topik permasalahan yang dihadapi setiap kelompok.

10

Semua siswa aktif dalam kegiatan diskusi bersama dengan kelompok.

11

Siswa membuat laporan dan berbagi tugas dengan temannya, untuk didiskusikan bersama dengan anggota kelompok.

12

(18)

depan kelas.

Siswa yang tidak presentasi menanggapi hasil diskusi dari kelompok lain yang sedang presentasi.

14

Siswa dengan bimbingan guru membahas penyelesaian masalah dengan materi perbandingan

15

3. Melakukan kegiatan penutup

Siswa bersama dengan guru menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari.

16

Siswa bersama dengan guru melakukan refleksi. 17

Siswa menyimak informasi mengenai pembelajaran selanjutnya yang disampaikan guru.

18

3.5.2.2Instrumen Pengumpulan Data Variabel Terikat

Instrument pengumpulan data untuk variabel terikat adalah dengan menggunakan tes, tes dalam bentuk pilihan ganda. Nilai tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang dengan mata pembelajaran matematika melalui model problem based learning. Kisi-kisi tes hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 8

(19)

Tabel 8

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)

Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan

dan skala.

Indikator : 5.4.1 Mendeskripsikan arti perbandingan. Teknik Pengukuran : Tes Pilihan Ganda.

SK KD Indikator

5 Menggunakan pecahan dalam pemecahan

masalah.

5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah

perbandingan dan skala.

1. Mendeskripsikan arti perbandingan.

2. Mengubah pecahan kedalam perbandingan.

(20)

Tabel 9

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas/Semester : V (Lima) / II (Dua)

Standar Kompetensi : 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah Kompetensi Dasar : 5.5 Operasi hitung dengan menggunakan perbandingan

dua hal.

Indikator : 5.5.1 Mendeskripsikan pecahan sebagai perbandingan dari dua hal.

Teknik Pengukuran : Tes Pilihan Ganda.

(21)

3.6 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.6.1 Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121). Uji validitas dilakukan oleh bantuan SPSS 16,0. Tingkat validitas suatu instrument dapat diketahui dengan cara menkorelasikan setiap skor pada butir instrument dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (correteditem to total correlation).

3.6.2 Hasil Uji Validitas Tes

Sebelum dibagikan kepada peserta didik, terlebih dahulu soal evaluasi

tertulis diuji coba sehingga diperoleh butir soal yang valid. Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Adapun reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran relative konsisten jika dikenakan pada suatu objek, Sutrisno Hadi (dalam Sugiyono, 2009: 351). Instrument dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:121).

(22)
(23)
(24)

3.6.3 Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Reliabel artinya dapat dipercaya juga dapat diandalkan. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan tersebut dapat diandalkan dan konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS 16,0. Reliabilitas ini diuji dengan menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Widoyoko (2009:170) mengemukakan bahwa untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen maka digunakan kriteria sebagai berikut:

α <0,7 : tidak dapat diterima 0,7<α< 0,8 : dapat diterima 0,8 <α< 0,9 : reliabilitas bagus α> 0,9 : reliabilitas memuaskan

Berdasarkan hasil uji reliabilitas butir soal siklus 1 dengan melihat Cronbach’s Alpha diperoleh koefesien sebesar 0,857 yang berarti instrumen tes hasil belajar IPA tersebut sudah dalam kriteria reliabilitas bagus. Hasil analisis reliabilitas lebih jelasnya lihat Tabel 12 dan Tabel 13 berikut ini :

Tabel 12

Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus I

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.857 20

(25)

koefesien sebesar 0,860 yang berarti instrumen tes hasil belajar IPA tersebut sudah dalam kriteria reliabilitas bagus.

Tabel 13

Hasil Analisis Uji Reliabilitas Instrumen Soal Siklus II

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.860 20

3.7Indikator Kinerja

Indikator kinerja pembelajaran Matematika melalui model Problem Based Learning pada siswa kelas V SD Negeri Suruh 02 Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang meliputi indikator proses dan indikator hasil.

3.7.1 Indikator Proses

Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator keberhasilan

Penelitian Tindakan Kelas adalah apabila hasil belajar siswa meningkat. Sedangkan indikator kinerja sebagai ukuran keberhasilan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika siswa kelas V dalam penelitian ini apabila hasil perbaikan yang dilakukan pada siklus I

(26)

3.7.2 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah terjadinya kenaikan hasil belajar yang ditunjukkan adanya kenaikan skor hasil belajar siswa. Target ketuntasan hasil belajar matematika (KKM = 68) dan dicapai minimal 80% dari seluruh siswa yang ada. Kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Negeri Suruh 02, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015.

3.8Teknik Analisis Data

Data yang telah diperoleh dalam penelitian ini terdiri dari data yang diperoleh dari hasil tes dan observasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis adalah sebaagi berikut:

1.Analisis Data Hasil Tes

Data yang diperoleh dari hasil tes dianalisis menggunakan deskriptif komparatif dengan cara membandingkan hasil belajar siswa terhadap perolehan hasil belajar matematika yaitu dengan memberikan nilai pada hasil belajar siswa. Data-data tersebut dianalisis mulai dari siklus I dan siklus II untuk membandingkan hasil siklus I dan siklus II dengan menggunakan persentase ketuntasan hasil belajar siswa.

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan nilai akhir adalah sebagai berikut:

Gambar

Gambar 3.1 Alur Model Penelitian Tindakan yang dikembangkan oleh
Tabel 6 Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Tabel 7
Tabel 8
+6

Referensi

Dokumen terkait

(2) Agar dapat bersaing di industri sepatu yang ketat saat ini perusahaan Sepatu olahraga Nike perlu lebih memperhatikan variabel-variabel seperti Kesadaran Merek,

elemen yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu kesadaran merek, asosiasi merek, loyalitas merek dan citra merek yang melekat pada produk sepatu

Selain dari data perhitungan rasio redaman, jenis getaran dari ketiga system pegas tersebut dapat dilihat dari bentuk plot grafik yang dihasilkan oleh osiloskop, yaitu

Low Mental Conflict ”, Di dalam makalah yang telah diteliti mencoba untuk mengidentifikasi, untuk memberikan pilihan dan menyediakan struktur ekuitas merek kepada

Pembelajaran matematika yang diharapkan dalam praktek pembelajaran di kelas adalah (1) pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, (2) siswa diberi kebebasan berpikir

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan antara komunikasi efektif dengan perilaku caring perawat terhadap pasien di ruang Asoka RSUD Jombang.. Sebagai

Logam tidak diperkenankan menyentuh dinding pemanas dan tidak diperkenankan pula sebagian logam berada di atas permukaan air, karena jika logam menyentuh dinding

Penggunaan benzil adenin dengan konsentrasi yang lebih tinggi dan dikombinasikan dengan asam naftalen asetat akan merarangsang regenerasi tunas dengan frekuensi yang lebih