commit to user
iPERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL
NISSAN
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dikerjakan oleh :
RICKY ARVIANTO
NIM. I 8509025
SANDY SETIAWAN
NIM. I 8509028
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
HALAMAN PENGESAHAN
PERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL
NISSAN
TUGAS AKHIR
Dikerjakan oleh :
RICKY ARVIANTO
NIM. I 8509025
SANDY SETIAWAN
NIM. I 8509028
Diperiksa dan disetujui, Dosen Pembimbing
Ir. SUYATNO K, MT
NIP. 19481130 198010 1 001
PROGRAM DIPLOMA III TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user
iiiPERENCANAAN SHOWROOM DAN BENGKEL
NISSAN
TUGAS AKHIR
Dikerjakan oleh :
RICKY ARVIANTO
NIM. I 8509025
SANDY SETIAWAN
NIM. I 8509028
Dipertahankan di depan Tim Penguji Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta dan diterima guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Ahli Madya
Pada Hari : Kamis
Tanggal : 9 Agustus 2012
Tim Penguji :
1. Ir. SUYATNO K, MT : NIP. 19481130 198010 1 001
2. WIDI HARTONO, ST, MT : ... NIP. 197307291 99903 1 001
3. Ir. MUKAHAR, MSCE : ... NIP. 19541004 198503 1 001
Mengetahui, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
Disahkan,
.Ketua Program DIII Teknik Sipil Fakultas Teknik UNS
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat
menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul PERENCANAAN SHOWROOM
DAN BENGKEL NISSAN
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun banyak menerima bimbingan,
bantuan dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada :
1. Segenap pimpinan beserta stafnya Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
2. Ir.Suyatno K, MT. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir atas arahan dan
bimbingannya selama dalam penyusunan tugas ini.
3. Fajar Sri Handayani, ST, MT. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan bimbingannya.
4. Bapak dan ibu dosen pengajar yang telah memberikan ilmunya beserta
karyawan di Fakultas Teknik UNS yang telah banyak membantu dalam
proses perkuliahan.
5. Rekan – rekan D-III Teknik Sipil Gedung angkatan 2009 yang telah
membantu terselesaikannya laporan Tugas Akhir ini.
Mudah – mudahan kebaikan Bapak, Ibu, Teman-teman memperoleh balasan yang
lebih mulia dari Allah SWT.
Akhirnya, besar harapan penyusun, semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Surakarta, Agustus 2012
commit to user
viiDAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL... ... i
HALAMAN PENGESAHAN. ... ii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR. ... vi
DAFTAR ISI... vii
DAFTAR GAMBAR... xiii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR NOTASI... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan. ... 1
1.3 Kriteria Perencanaan ... 2
1.4 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku ... 3
BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan ... 4
2.1.1 Jenis Pembebanan 4
2.1.2 Sistem Bekerjanya Beban 7
2.1.3 Provisi Keamanan ... 7
2.2 Perencanaan Atap ... 10
2.1.1 Perencanaan Kuda-kuda... 10
2.1.1 Perhitungan Alat Sambung... 11
2.3 Perencanaan Tangga ... 12
2.4 Perencanaan Plat Lantai ... 14
2.6 Perencanaan Portal (Balok, Kolom) ... 16
2.7 Perencanaan Pondasi ... 17
BAB 3 RENCANA ATAP 3.1 Data Perhitungan... 20
3.1.1 Dasar Perencanaan ... 21
3.2 Perencanaan Gording ... 21
3.2.1 Menghitung Panjang Balok ... 21
3.2.2 Perhitungan Dimensi Gording ... 22
3.2.3 Pembebanan Pada Gording ... 22
3.3 Perhitungan Batang Tarik (Trackstang) ... 28
3.4 Perhitungan Ikatan Angin ... 29
3.5 Perhitungan Dimensi Balok Kuda-kuda ... 30
3.5.1 Pembebanan Pada Balok Kuda-Kuda ... 30
3.6 Kontrol Balok yang Direncanakan ... 43
3.7 Perhitungan Sambungan Dengan Baut ... 43
BAB 4 PERENCANAAN TANGGA 4.1 Uraian Umum ... 37
4.2 Data Perencanaan Tangga ... 37
4.3 Perhitungan Tebal Plat Equivalent dan Pembebanan ... 39
4.3.1 Perhitungan Tebal Plat Equivalent ... 39
4.3.2 Perhitungan Beban .. 40
4.4 Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes . 42
4.4.1 Perhitungan Tulangan Tumpuan . 42
4.4.2 Perhitungan Tulangan Lapangan 43
4.5 Perencanaan Balok Bordes . 45
4.5.1 Pembebanan Balok Bordes . 45
4.5.2 Perhitungan Tulangan Lentur . 46
commit to user
ix4.6 Perhitungan Pondasi Tangga .. 49
4.7 Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi 50
4.7.1 Perhitungan Kapasitas Dukung Pondasi... 50
4.7.2 Perhitungan Tulangan Lentur ... 50
4.7.3 Perhitungan Tulangan Geser ... 52
BAB 5 PLAT LANTAI 5.1 Plat Lantai ... 53
5.1.1 Perencanaan Pelat Lantai... 53
5.1.2 Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai... 54
5.1.3 Perhitungan Momen... 55
5.1.4 Penulangan Pelat Lantai... 66
5.1.5 Penulangan Lapangan Arah X... 68
5.1.6 Penulangan Lapangan Arah Y... 69
5.1.7 Penulangan Tumpuan Arah X... 70
5.1.8 Penulangan Tumpuan Arah Y... 71
5.1.9 Rekapitulasi Pelat Lantai... 72
5.2 Pelat Atap ... 73
5.2.1 Perencanaan Pelat Atap... 73
5.2.2 Perhitungan Pembebanan Pelat Atap... 74
5.2.3 Perhitungan Momen... 75
5.2.4 Penulangan Pelat Atap... 76
5.2.5 Penulangan Lapangan Arah X... 77
5.2.6 Penulangan Lapangan Arah Y... 78
5.2.7 Penulangan Tumpuan Arah X... 79
5.2.8 Penulangan Tumpuan Arah Y... 80
BAB 6 PERENCANAAN BALOK ANAK
6.1 Perencanaan Balok Anak ... 82
6.1.1 Perhitungan Lebar Equivalen ... 83
6.1.2 Lebar Equivalent Balok Anak ... 83
6.2 Perhitungan Pembebanan Balok Anak 84
6.2.1 Perhitungan Beban Mati... .. .. 84
6.2.1 Pembebanan Balok Anak As 2 ... 85
6.2.1 Pembebanan Balok Anak As 4... .. .. 88
6.2.1 Pembebanan Balok Anak As 3 ... .. .. 92
6.2.1 Pembebanan Balok Anak As 4 ... .. .. 95
6.2.1 Pembebanan Balok Anak As D’= As D” = As E’ = As E”... 98
BAB 7 PERENCANAAN PORTAL 7.1 Perencanaan Portal 101
7.1.1 Dasar Perencanaan .. ... 102
7.1.2 Perencanaa Pembebanan... 103
7.1.2 Perhitungan Luas Equivalen Untuk Pelat Lantai... 105
7.2 Perhitungan Pembebanan Portal... 106
7.2.2 Perhitungan Pembebanan Balok Portal Melintang ... 106
7.2.3 Perhitungan Pembebanan Balok Portal Memanjang... . 110
7.3 Perencanaa Balok Portal Memanjang . 117
7.3.1 Perhitungan Balok Portal Memanjang ... 117
7.4 Perencanaan Balok Portal Melintang .. 120
7.4.1 Perhitungan Balok Portal Melintang . . 120
7.5 Perencanaan Batang Tekan 123
7.5.1 Perhitungan Kolom... ... 123
7.6 Sambungan Balok Induk dan Balok Anak . 125
7.6.1 Perhitungan Sambungan... ... 125
7.7 Sambungan Balok Induk dan Kolom . 126
commit to user
xi7.7.2 Perhitungan Sambungan Pada Flens Balok ... 128
7.7.3 Perhitungan Sambungan Web Balok Dengan Siku 100.100.13 128 7.7.4 Sambungan Web Balok Dengan Flens Kolom ... 128
7.8 Penulangan Sloof Lentur ... 129
7.8.1 Hitungan Tulangan Lentur Sloof Melintang ... 129
7.8.2 Hitungan Tulangan Geser Sloof Melintang ... 131
7.8.3 Hitungan Tulangan Lentur Sloof Memanjang ... 132
7.8.4 Hitungan Tulangan Geser Sloof Memanjang .... 134
BAB 8 PERENCANAAN PONDASI 8.1 Data Perencanaan Pondasi ... 137
8.2 Perencanaan Kapasitas Dukung Pondasi 138
BAB 9 RENCANA ANGGARAN BIAYA 9.1 Rencana Anggaran Biaya ... 141
9.2 Cara Perhitungan ... 141
9.3 Perhitungan Volume ... 141
BAB 10 REKAPITULASI PERENCANAAN ... 151
10.1 Perencanaan Atap ... 151
10.2 Perencanaan Tangga ... 152
10.3 Perencanaan Pelat ... 153
10.3.1 Perencanaan Pelat Lantai ... 153
10.3.2 Perencanaan Pelat Atap ... ... 153
10.4 Perencanaan Balok Anak ... 153
10.5 Perencanaan Portal ... 154
10.6 Perencanaan Pondasi Foot Plate 154
commit to user
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab I Pendahuluan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini, menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung kemajuannya dalam bidang ini. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, kita sebagai bangsa Indonesia akan dapat memenuhi tuntutan ini. Karena dengan hal ini kita akan semakin siap menghadapi tantangannya.
Bangsa Indonesia telah menyediakan berbagai sarana guna memenuhi sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam merealisasikan hal ini Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut, memberikan Tugas Akhir sebuah perencanaan gedung bertingkat dengan maksud agar dapat menghasilkan tenaga yang bersumber daya tinggi dan mampu bersaing dalam dunia kerja.
1.2 Maksud Dan Tujuan
Dalam menghadapi pesatnya perkembangan jaman yang semakin modern dan berteknologi, serta semakin derasnya arus globalisasi saat ini, sangat diperlukan seorang teknisi yang berkualitas. Khususnya dalam hal ini adalah teknik sipil, sangat diperlukan teknisi-teknisi yang menguasai ilmu dan keterampilan dalam bidangnya. Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta sebagai lembaga pendidikan bertujuan untuk menghasilkan ahli teknik yang berkualitas, bertanggung jawab, kreatif dalam menghadapi masa depan serta dapat mensukseskan pembangunan nasional di Indonesia.
Program D III Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret memberikan Tugas Akhir dengan maksud dan tujuan :
1. Mahasiswa dapat merencanakan suatu konstruksi bangunan yang sederhana sampai bangunan bertingkat.
2. Mahasiswa diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam merencanakan struktur gedung.
3. Mahasiswa diharapkan dapat memecahkan suatu masalah yang dihadapi dalam perencanaan suatu struktur gedung.
1.3 Kriteria Perencanaan 1. Spesifikasi Bangunan
a.Fungsi Bangunan : Showroom dan Bengkel b.Luas Bangunan : ± 1922,65 m2
c.Jumlah Lantai : 2 lantai d.Tinggi Lantai : 3,0 m e.Konstruksi Atap : Wide Flange f. Penutup Atap : Metal Zincalume g.Pondasi : Foot Plate
2. Spesifikasi Bahan
a. Mutu Baja Profil : BJ 37 ( leleh = 2400 kg/cm2 )
b. Mutu Beton (f’c) : 25 MPa
commit to user
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab I Pendahuluan
3
1.4 Peraturan-Peraturan Yang Berlaku
a. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung ( SNI 03-2847-2002 )
b. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung ( PPIUG 1989 )
BAB 2
DASAR TEORI
2.1.1 Dasar Perencanaan
2.1.2 Jenis Pembebanan
Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang
mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun beban khusus
yang bekerja pada struktur bangunan tersebut.
Beban-beban yang bekerja pada struktur dihitung menurut Peraturan
Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983, beban - beban tersebut adalah :
1. Beban Mati (qd)
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap,
termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian–penyelesaian, mesin – mesin serta peralatan tetap yang merupakan bagian tak terpisahkan dari gedung itu.Untuk
merencanakan gedung ini, beban mati yang terdiri dari berat sendiri bahan
bangunan dan komponen gedung adalah :
a) Bahan Bangunan :
1. Beton Bertulang ... 2400 kg/m3 2. Pasir basah ... ... 1800 kg/m3
3. Pasir kering ...1000 kg/m3
4. Beton biasa ... 2200 kg/m3 5. Baja ...7850 kg/m3
b) Komponen Gedung :
1. Dinding pasangan batu merah setengah bata ... 250 kg/m3
commit to user
5
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 2 Dasar Teori
- semen asbes (eternit) dengan tebal maximum 4 mm ... 11 kg/m2 - kaca dengan tebal 3 – 4 mm ... 10 kg/m2
3. Penutup atap metal zincalume ... 10 kg/m2 4. Penutup lantai dari tegel, keramik dan beton (tanpa adukan)
per cm tebal ... 24 kg/m2
5. Adukan semen per cm tebal ... 21 kg/m2
2. Beban Hidup (ql)
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghuni atau pengguna
suatu gedung, termasuk beban – beban pada lantai yang berasal dari barang – barang yang dapat berpindah, mesin – mesin serta peralatan yang merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan lantai dan atap
tersebut. Khususnya pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal
dari air hujan (PPIUG 1983).
Beban hidup yang bekerja pada bangunan ini disesuaikan dengan rencana fungsi bangunan tersebut. Beban hidup untuk bangunan gedung Showroom dan Bengkel
ini terdiri dari :
Beban atap ... 100 kg/m2 Beban tangga dan bordes ... 300 kg/m2
Beban lantai untuk Showroom dan Bengkel ... 400 kg/m2
Berhubung peluang untuk terjadi beban hidup penuh yang membebani semua
bagian dan semua unsur struktur pemikul secara serempak selama unsur gedung tersebut adalah sangat kecil, maka pada perencanaan balok induk dan portal dari
sistem pemikul beban dari suatu struktur gedung, beban hidupnya dikalikan
Tabel 2.1 Koefisien reduksi beban hidup
Penggunaan Gedung Koefisien Beban Hidup untuk Perencanaan Balok Induk PERUMAHAN:
Rumah sakit / Poliklinik PENDIDIKAN:
Sekolah, Ruang kuliah PENYIMPANAN :
Gudang, Perpustakaan TANGGA :
Perdagangan, penyimpanan
0,75
0,90
0,80
0,90
Sumber : PPIUG 1983
3. Beban Angin (W)
Beban Angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung
yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara (kg/m2).
Beban Angin ditentukan dengan menganggap adanya tekanan positif dan tekanan
negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif yang dinyatakan dalam kg/m2 ini ditentukan dengan
mengalikan tekanan tiup dengan koefisien – koefisien angin. Tekan tiup harus diambil minimum 25 kg/m2, kecuali untuk daerah di laut dan di tepi laut sampai
sejauh 5 km dari tepi pantai. Pada daerah tersebut tekanan hisap diambil minimum
40 kg/m2.
P = 16
2
V
( kg/m2)
Di mana V adalah kecepatan angin dalam m/det, yang harus ditentukan oleh
instansi yang berwenang.
Sedangkan koefisien angin ( + berarti tekanan dan – berarti isapan ), untuk gedung tertutup :
1. Dinding Vertikal
a) Di pihak angin ... + 0,9
commit to user
7
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 2 Dasar Teori
2. Atap segitiga dengan sudut kemiringan
a) Di pihak angin : < 65 ... 0,02 - 0,4
65 < < 90 ... + 0,9
b) Di belakang angin, untuk semua ... - 0,4
2.1.3 Sistem Bekerjanya Beban
Bekerjanya beban untuk bangunan bertingkat berlaku sistem gravitasi, yaitu
elemen struktur yang berada di atas akan membebani elemen struktur di
bawahnya, atau dengan kata lain elemen struktur yang mempunyai kekuatan lebih
besar akan menahan atau memikul elemen struktur yang mempunyai kekuatan
lebih kecil.
Dengan demikian sistem bekerjanya beban untuk elemen – elemen struktur
gedung bertingkat secara umum dapat dinyatakan sebagai berikut : beban pelat
lantai didistribusikan terhadap balok anak dan balok portal, beban balok portal didistribusikan ke kolom dan beban kolom kemudian diteruskan ke tanah dasar
melalui pondasi.
2.1.4 Provisi Keamanan
Dalam pedoman beton PPIUG 1983, struktur harus direncanakan untuk memiliki
cadangan kekuatan untuk memikul beban yang lebih tinggi dari beban normal. Kapasitas cadangan ini mencakup faktor pembebanan (U), yaitu untuk
memperhitungkan pelampauan beban dan faktor reduksi ( ), yaitu untuk
memperhitungkan kurangnya mutu bahan di lapangan. Pelampauan beban dapat
terjadi akibat perubahan dari penggunaan untuk apa struktur direncanakan dan penafsiran yang kurang tepat dalam memperhitungkan pembebanan. Sedang
Tabel 2.2 Faktor Pembebanan U
1 D 1,4 D
2 D, L, A,R 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (A atau R)
3 D,L,W, A, R 1,2 D + 1,0 L 1,6 W + 0,5 (A atau R)
4 D, W 0,9 D 1,6 W
5 D,L,E 1,2 D + 1,0 L 1,0 E
6 D,E 0,9 D 1,0 E
7 D,F 1,4 ( D + F )
8 D,T,L,A,R 1,2 ( D+ T ) + 1,6 L + 0,5 ( A atau R )
Sumber : SNI 03-2847-2002
Keterangan :
D = Beban mati
L = Beban hidup W = Beban angin
A = Beban atap R = Beban air hujan
E = Beban gempa
T = Pengaruh kombinasi suhu, rangkak, susut dan perbedaan penurunan
F = Beban akibat berat dan tekanan fluida yang diketahui dengan baik berat
commit to user
9
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 2 Dasar Teori
Tabel 2.3 Faktor Reduksi Kekuatan
No Kondisi gaya Faktor reduksi ( )
1.
2.
3.
4.
Lentur, tanpa beban aksial
Beban aksial, dan beban aksial dengan lentur :
a. Aksial tarik dan aksial tarik dengan
lentur
b. Aksial tekan dan aksial tekan dengan
lentur :
Komponen struktur dengan tulangan
spiral
Komponen struktur lainnya
Geser dan torsi
Tumpuan beton
0,80
0,8
0,7
0,65 0,75
0,65
Sumber : SNI 03-2847-2002
Karena kandungan agregat kasar untuk beton struktural seringkali berisi agregat kasar berukuran diameter lebih dari 2 cm, maka diperlukan adanya jarak tulangan
minimum agar campuran beton basah dapat melewati tulangan baja tanpa terjadi pemisahan material sehingga timbul rongga-rongga pada beton. Sedang untuk
melindungi dari karat dan kehilangan kekuatannya dalam kasus kebakaran, maka
diperlukan adanya tebal selimut beton minimum.
Beberapa persyaratan utama pada SNI 03-2847-2002 adalah sebagai berikut :
a. Jarak bersih antara tulangan sejajar yang selapis tidak boleh kurang dari db
atau 25 mm, dimana db adalah diameter tulangan.
b. Jika tulangan sejajar tersebut diletakkan dalam dua lapis atau lebih, tulangan pada lapisan atas harus diletakkan tepat diatas tulangan di bawahnya dengan
Tebal selimut beton minimum untuk beton yang dicor setempat adalah:
a) Untuk pelat dan dinding = 20 mm
b) Untuk balok dan kolom = 40 mm
c) Beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau cuaca = 50 mm
2.2 Perencanaan Atap
2.2.1. Perencanaan Kuda-Kuda
1. Pembebanan
Pada perencanaan atap ini, beban yang bekerja adalah :
a. Beban mati b. Beban hidup
c. Beban angin
2. Asumsi Perletakan
a. Tumpuan sebelah kiri adalah Sendi.
b. Tumpuan sebelah kanan adalah Rol..
3. Perencanaan struktur menggunakan program SAP 2000.
4. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-1729-2002.
5. Perhitungan profil kuda-kuda
a. Batang tarik
P total : Gx + Px = (qx × L) + Px
P = Ptotal / 2 = (qx × L + Px ) / 2
=
Fn P
= 1600 kg/cm2, dimana diambil =
Fn = P
Fbr = 125% × Fn
D =
br
F
commit to user
11
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 2 Dasar Teori Fbr =
4 1
× 3,14 × d2
b. Ikatan angin
H = 0 Nx = P
2.2.2. Perhitungan Alat Sambung
Alat sambung yang digunakan adalah baut. Dalam SNI 03-1729-2002 pasal 8.2
butir 1 dijelaskan bahwa tegangan-tegangan yang diijinkan dalam menghitung kekuatan baut-baut adalah sebagai berikut :
a. Tahanan tumpu pada bagian web dari balok :
Rn = 0,75 (2,4 fup).db.tp
b. Tahanan geser baut dengan dua bidang geser :
Rn = b
Dari kedua hitungan ini adalah untuk menetukan jumlah baut sebagai pembagi
Penempatan baut ditentukan dengan rumus :
1,5 d S 2 d ( jarak tepi )
3 d S 5 d ( jarak baut )
3 d S 5 d ( spasi )
1, 5 d S 2 d ( jarak baris )
d = diameter alat sambungan
S = jarak
2.3 Perencanaan Tangga
1. Pembebanan :
Beban mati
Beban hidup : 200 kg/m2
2. Asumsi Perletakan
Tumpuan bawah adalah Jepit. Tumpuan tengah adalah Sendi.
Tumpuan atas adalah Jepit.
3. Perencanaan struktur menggunakan program SAP 2000.
4. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
Perhitungan untuk penulangan tangga :
Mn = Mu
Dimana = 0.8
M
c f fy
' . 85 . 0
Rn 2
.d b
Mn
=
fy 2.m.Rn 1
1 m
commit to user
13
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 2 Dasar Teori
Luas tampang tulangan
2.4 Perencanaan Plat Lantai
1. Pembebanan :
Beban mati
Beban hidup : 400 kg/m2
2. Asumsi Perletakan : jepit penuh
3. Analisa struktur menggunakan tabel 13.3.2 PPIUG 1983.
4. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002.
Penulangan lentur dihitung analisa tulangan tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Mn = Mu
Luas tampang tulangan
commit to user
15
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 2 Dasar Teori
2.5 Perencanaan Balok Anak
1. Pembebanan :
Beban mati
Beban hidup : 250 kg/m2
2. Asumsi Perletakan : sendi sendi
3. Perencanaan struktur menggunakan program SAP 2000.
4. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-1729-2002.
Menentukan lebar efektif, bE :
bE =
bE = bo
Diambil nilai bE yang paling kecil
Asumsikan sumbu netral plastis berada di plat beton, sehingga :
< Tebal pelat OK
< As ada OK
Kuat lentur nominal dihitung sebagai berikut :
Mn = As . fy .
Øb.Mn > Mu OK
Menghitung Jumlah Stud ( Penghubung Geser ) Vh = As . fy
Luas penampang melintang 1 buah stud connector
Asc =
Modulus elastisitas beton :
Ec =
Ambil yang terkecil antara Ec dan Qn Jumlah stud yang dibutuhkan :
Maka jarak antar stud adalah
s =
smin = 6d
smax = 8t
Menghitung kuat geser penampang
< OK
ØVn = 0,9.0,6.fy.d.tw > Vu OK
2.6 Perencanaan Portal
1. Pembebanan :
Beban mati
Beban hidup : 250 kg/m2 2. Asumsi Perletakan
Jepit pada kaki portal.
Bebas pada titik yang lain
3. Perencanaan struktur menggunakan program SAP 2000.
4. Perencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-1729-2002
a. Batang tekan Flens :
t b/2
f Web :
t b
w
kompak Penampang
1680 t
b
commit to user
17
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 2 Dasar Teori
cy (batang menekuk ke arah sumbu lemah)
E
2.7 Perencanaan Pondasi
1. Pembebanan : Beban aksial dan momen dari analisa struktur portal akibat
beban mati dan beban hidup
2. Peencanaan tampang menggunakan peraturan SNI 03-2847-2002
m =
b. Perhitungan tulangan geser :
= 0,75
( perlu tulangan geser )
commit to user
19
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 2 Dasar Teori
Tetapi jika terjadi Vu < Ø Vc, maka harus selalu dipasang tulangan geser
minimum, kecuali untuk :
1. Pelat dan fondasi telapak. 2. Konstruksi pelat perusuk.
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
BAB 3
PERENCANAAN ATAP
3.1.
Data Perhitungan
commit to user
21 Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 3 Perencanaan Atap
3.1.1. Dasar Perencanaan
Secara umum data yang digunakan untuk perhitungan rencana atap adalah sebagai
berikut :
1. Type konstruksi = Kuda-kuda Gable
2. Bahan penutup atap = Zincalume
3. Jarak antar portal = 6,6 m
4. Bentang kuda-kuda (L) = 30 m
5. Jarak gording = 1,32 m
6. Tinggi kolom (H) = 6,75 m
7. Kemiringan atap ( ) = 90
8. Beban angin (W) = 25 kg/m2
9. Beban berguna = 100 kg
10. Mutu baja profil = BJ 37 ( Leleh = 2400 kg/cm2)
( ultimate = 3700 kg/cm2)
11. Modulus elastisitas baja = 2×105 Mpa = 2×106 kg/cm2
12. Tegangan ijin baja = 1600 kg/m2
13. Alat sambung = Baut
14. Berat penutup atap = 10 kg/m2
3.2. Perencanaan Gording
3.2.1. Menghitung Panjang Balok
X
=
1
/2
L
YF
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Diketahui (L) : 30 m
1. Jarak C – D
Cos 90 = x / r
= 15 / cos 90 = 15,186 m
2. Jarak gording yang direncanakan = 1,32 m
3. Banyaknya gording yang di butuhkan
15 / 1,32 + 1 = 12,36 12 buah
3.2.2. Perhitungan Dimensi Gording
Untuk perhitungan dimensi gording dicoba dengan menggunakan profil baja Lip
Channels 150 × 65 × 20 × 2,3 dengan data-data sebagai berikut :
A = 7,012 cm2 q = 5,5 kg/m
Ix = 248 cm4 Wx = 33 cm3
Iy = 41,1 cm4 Wy = 9,37 cm3
3.2.3. Pembebanan Pada Gording
1. Beban Mati (Titik)
Berat gording = 5,5 kg/m
Berat penutup atap = 1,32 × 10 = 13,2 kg/m +
q = 18,7 kg/m
Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px bekerja
commit to user
23 Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 3 Perencanaan Atap
qx = q . sin = 18,7 × sin 9 = 2,92 kg/m
qy = q . cos = 18,7 × cos 9 = 18,46 kg/m
Gording diletakan diatas tumpuan (kuda-kuda), sehingga merupakan balok
menerus diatas beberapa tumpuan dengan reduksi momen lentur maksimum
adalah 80%
Gambar gaya kerja pada beban hidup atau beban berguna
Momen maksimum akibat beban mati :
Mx1 = 1
/8 . qx . L 2
.80% =1/8 × 2,92 × (6,6) 2
× 0,8 = 12,72 kgm
My1 = 1/8 . qy . L2.80% = 1/8 × 18,46 × (6,6)2× 0,8 = 80,44 kgm
2. Beban Hidup
Beban berguna / beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di tengah-tengah
bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang bekerja di atas
gording. Besarnya beban hidup diambil dari PPIUG 1983, P = 100 kg.
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Px = P . sin = 100 × sin 9 = 15,6 kg
Py = P . cos = 100 × cos 9 = 98,7 kg
Momen yang timbul akibat beban terpusat dianggap Continous Beam
Gambar momen akibat beban berguna
Momen maksimum akibat beban hidup :
Mx2 = 1/4 . Px . L .80% = 1/4 × 15,6 × 6,6 × 0,8 = 20,6 kgm
My2 = 1
/4 . Py . L .80% = 1
/4 × 98,7 × 6,6 × 0,8 = 130,3 kgm
3. Beban Angin
Beban angin diperhitungkan dengan menganggap adanya tekanan positif (tiup)
dan tekanan negative (hisap), yang bekerja tegak lurus pada bidang atap.
Menurut PPIUG 1983, tekanan tiup harus diambil minimal 25 kg/m2.
commit to user
25 Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 3 Perencanaan Atap Ketentuan :
Koefisien angin tekan (c) = (0,02 × × -0,4)
Koefisien angin hisap (c1) = -0,4
Beban angin kiri = 25 kg/m2
Beban angin kanan = 25 kg/m2
Kemiringan atap ( ) = 90
Jarak gording = 1,32 m
Koefisien angin
Angin tekan (c) = (0,02 × × -0,4)
= (0,02 × 90 × -0,4)
= -0,22
Angin hisap (c1) = -0,4
Angin tekan (wt) = c × W1 × (jarak gording)
= -0,22 × 25 × (1,32)
= -7,26 kg/m
Angin hisap (wh) = c1 × W1 × (jarak gording)
= -0,4 × 25 × (1,32)
= -13,2 kg/m
Momen maksimum akibat beban angin
Dalam perhitungan diambil harga w (tekan terbesar)
Wmax = -7,26 kg/m
Wx = 0, karena arah beban angin tegak lurus sumbu batang
balok
Jadi momen akibat beban angin adalah :
Akibat Wx = 0
Mx3 = 1/8 × Wx× (L)2 × 80%
= 1/8 × 0 × 6,6 × 0,8
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Akibat Wy = -7,26
My3 = 1/8 × W × (L)2 × 80%
= 1/8 × -7,26 × 6,6 × 0,8
= -31,62 kgm
Tabel 3.1 Perhitungan Momen
P dan M Atap + Gording
(Beban Mati)
Beban Orang
(Beban Hidup)
Angin
P 18,7 100 -7,26
Px 2,92 15,6 0
Py 18,46 98,7 -7,26
Mx 12,72 20,6 0
My 80,44 130,3 -31,62
4. Kombinasi Pembebanan 1. Akibat beban tetap
M = M Beban Mati + M Beban Hidup
Mx1 = Mx1 + Mx2
= 12,72 + 20,6
= 33,32 kgm = 3332 kgcm
My = My1 + My2
= 80,44 + 130,3
= 210,74 kgm = 21074 kgcm
2. Akibat beban sementara
M = M Beban Mati + M Beban Hidup + M Beban Angin
Mx1 = Mx1 + Mx2 + Mx3
= 12,72 + 20,6
= 33,32 kgm = 3332 kgcm
commit to user
27 Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 3 Perencanaan Atap
= 80,44 + 130,3 + -31,62
2. Akibat Beban Mati + Beban Hidup + Beban Angin :
2
6. Kontrol Terhadap Lendutan
Lendutan yang diijinkan untuk gording (pada arah x terdiri 2 wilayah yang
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
mampu menerima beban apabila digunakan untuk gording.
3.3. Perhitungan Batang Tarik (Trackstang)
Batang tarik (Trackstang) berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah
sumbu x (miring atap) sekaligus untuk mengurangi tegangan lendutan yang timbul
pada arah x. Beban-beban yang dipikul oleh trackstang yaitu beban-beban yang
sejajar bidang atap (sumbu x), maka gaya yang bekerja adalah gaya tarik Gx dan
Px.
Gx = Berat sendiri gording + penutup atap sepanjang gording arah sumbu x
Px = Beban berguna arah sumbu x
P total : Gx + Px = (qx × L) + Px
Karena batang tarik dipasang 2 buah, jadi perbatang tarik adalah :
commit to user
Tugas Akhir 29
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
BAB 3 Perencanaan Atap
Jadi batang tarik yang dipakai adalah 6 mm
3.4.
Perhitungan Ikatan Angin
Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal (axial) tarik saja.
Adapun cara kerjanya adalah apabila salah satu ikatan angin bekerja sebagai
batang tarik, maka yang lainnya tidak menahan gaya apa-apa.
Sebaliknya apabila arah angin berubah, maka secara bergantian batang tersebut
bekerja sebagai batang tarik.
N dicari dengan syarat keseimbangan, sedangkan P = gaya / tekanan angin
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Fbr = 4
1
× × d2
d =
br
F
4
= 3,14 75 , 0 4
= 0,97 cm 1 cm 10 mm
Maka ikatan angin yang dipakai adalah 10 mm.
3.5. Perhitungan Dimensi Balok Kuda-kuda
3.5.1. Pembebanan pada balok kuda-kuda
Gambar 3.2 Distribusi Pembebanan Pada Balok Gable
commit to user
Tugas Akhir 31
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
BAB 3 Perencanaan Atap
Sebelum mendimensi kuda-kuda gable, hal terpenting yang pertama dilakukan
adalah mengidentifikasi beban yang bekerja pada konstruksi. Beban tersebut
nantinya akan menentukan ekonomis / tidaknya suatu dimensi kuda-kuda.
Distribusi pembebanan pada atap adalah sebagai berikut :
Jarak antar kuda-kuda = 6,6 m
Bentang kkuda-kuda = 15 m
Kemiringan atap = 90
Dimensi kuda-kuda (dicoba) = IWF 350 × 175 × 7 × 11
Jarak gording = 1,32 m
Berat sendiri penutup atap = 10 kg/m2
1. Akibat Beban Mati (Dead Load)
Pembebanan pada balok gable akibat beban-beban yang dipikul oleh 1gording
Berat sendiri penutup atap = 10 kg/m2 × 1,32 m × 6,6 m = 87,12 kg
P = Berat sendiri penutup atap × Jarak gording × Jarak antar kuda-kuda
= 10 kg/m2 × 1,32 m × 6,6 m = 87,12 kg
Berat sendiri gording
P = Berat sendiri gording × Jarak antar kuda-kuda
= 5,5 kg/m × 6,6 m = 36,3 kg
Berat sendiri Kuda-kuda
P = 49,6 kg/m × 1,32 m = 65,472 kg
Berat ikatan angin (P = 10% P kuda-kuda)
= 0,10 × 65,472 kg = 6,5472 kg
Beban alat penyambung (P = 10% P kuda-kuda)
= 0,10 × 65,472 kg = 6,5472 kg
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
2. Tekanan angin pada bidang atap
Akibat Beban Hidup (Life Load)
Beban Hidup (LL) = 100 kg
3. Akibat Beban Angin (Wind Load)
Koefisien angin (C)
Angin tekan (Wtk) = Ctk . W . L = -0,22 × 25 × 6,6 = -36,3 kg/m
Angin tekan (Whs) = Chs . W . L = -0,4 × 25 × 6,6 = -66 kg/m
Pwx tk = Pw cos = -36,3 × cos 90 = -35,85 kg/m
Pwy tk = Pw sin = -36,3 × sin 90 = -5,67 kg/m
Pwx hs = Pw cos = -66 × cos 9 0
= -65,18 kg/m
Pwy hs = Pw sin = -66 × sin 90 = -10,32 kg/m
4. Menghitung Gaya-Gaya Dalam
Perhitungan reaksi perletakan joint displacement dan besaran gaya dilakukan
dengan menggunaka software Structure Analysis Program (SAP) 2000 Versi 8.
3.6.
Kontrol Balok yang Direncanakana. Terhadap momen tahanan (Wx)
Mmax = 7410,59 kgm = 741059 kgcm
Wx = 463,16 3
1600 741059
cm
Profil baja IWF 350 × 175 × 7 × 11 dengan harga Wx hitung
= 463,16 cm3 < dari rencan W
x rencana = 775 cm3, maka profil baja ini
dapat digunakan...OK
b. Terhadap balok yang dibebani lentur (KIP)
Profil balok yang digunakan adalah WF 350 × 175 × 7 ×11 dengan
commit to user
Tugas Akhir 33
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
BAB 3 Perencanaan Atap
H = 350 mm Ix = 13600 cm4
B = 175 mm Iy = 984 cm4
q = 49,6 kg/m ts = 11 mm
Wx = 775 cm3 tb = 7 mm
Wy = 112 cm3 A = 63,14 cm2
Cek profil berubah atau tidak :
b
Jadi pada penampang tidak terjadi perubahan bentuk (PPBBI 1984 pasal 5.1 (1) )
c. Cek terhadap bahaya lipatan (KIP)
C1 =
Karena C1 < C2, Berdasarkan PPBBI 1984 pasal 5.1 tegangan KIP yang diijinkan
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Jadi balok WF 350 × 175 × 7 × 11 aman dan tidak mengalami tegangan KIP
d. Kontrol Terhadap Tegangan Geser yang Terjadi
=
Jadi balok aman terhadap tegangan geser
commit to user
Tugas Akhir 35
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
BAB 3 Perencanaan Atap
M = 7410,59 kgm = 741059 kgcm
Direncanakan menggunakan baut 22 mm” sebanyak 2 x 6 buah
L1 = 6 cm L1
Gaya baut yang paling besar berada pada baut paling bawah :
N = kg
Karena baut dipasang berpasangan maka tiap baut menerima gaya :
P = ¼ N = ¼ . 3925,5 kg = 981,37 kg
Kontrol Tegangan yang timbul :
Kontrol Tegangan Axial Akibat Momen ;
axial = 2 0,7.1600 1120 / 2
Kontrol Terhadap geser :
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Kontrol Tegangan Idiil :
i = 2 2 2 2
Jadi penggunaaan alat sambung baut memenuhi syarat perhitungan.
Tabel 3.2 Hasil Perhitungan
DIMENSI UKURAN
Dimensi Gording Lip Channels 150 × 65 × 20 × 2,3
Dimensi Batang Tarik 6 mm
Dimensi Ikatan Angin 10 mm
Dimensi Profil Kuda-Kuda WF 350 × 175 × 7 ×11
commit to user
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 4 Perencanaan Tangga 37
BAB 4
PERENCANAAN TANGGA
4.1 Uraian Umum
Tangga merupakan bagian dari struktur bangunan bertingkat yang sangat penting untuk penunjang antara struktur bangunan dasar dengan struktur bangunan tingkat
atasnya. Penempatan tangga pada struktur suatu bangunan sangat berhubungan
dengan fungsi bangunan bertingkat yang akan dioperasionalkan .
Pada bangunan umum, penempatan haruslah mudah diketahui dan terletak
strategis untuk menjangkau ruang satu dengan yang lainya, penempatan tangga
harus disesuaikan dengan fungsi bangunan untuk mendukung kelancaran hubungan yang serasi antara pemakai bangunan tersebut.
4.2. Data Perencanaan Tangga
Gambar 4.1. Perencanaan Tangga
Gambar 4.2. Potongan Tangga
Data-data perencanaan tangga:
Tebal plat tangga = 12 cm
Tebal bordes tangga = 15 cm
Lebar datar = 370 cm
Lebar tangga rencana = 140 cm
Dimensi bordes = 150 x 300 cm
Menentukan lebar antread dan tinggi optred Lebar antrade = 30 cm
Jumlah antrede = 220 / 30 = 7 buah
Jumlah optrede = 7 + 1 = 8 buah
Tinggi optrede =150 / 8 = 18,75 cm
Menentukan kemiringan tangga
commit to user
39 Tugas Akhir 39
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 4 Perencanaan Tangga
4.3. Perhitungan Tebal Plat Equivalen dan Pembebanan
4.3.1. Perhitungan Tebal Plat Equivalen
Gambar 4.3. Tebal Equivalen
AB
4.3.2. Perhitungan Beban
a. Pembebanan tangga ( tabel 2 . 1 PPIUG 2002 )
1. Akibat beban mati (qD)
Berat tegel keramik(1 cm) = 0,01 x 1,4 x 2400 = 33,6 kg/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 1,4 x 2100 = 58,8 kg/m Berat plat tangga = 0,226 x 1,4 x 2400 = 759,36 kg/m qD = 851,76 kg/m
2. Akibat beban hidup (qL) qL= 1,40 x 300 kg/m2 = 420 kg/m
3. Beban ultimate (qU)
qU = 1,2 . qD + 1.6 . qL = 1,2 . 851,76 + 1,6 .420 = 1694,112 kg/m
b. Pembebanan pada bordes ( tabel 2 . 1 PPIUG 2002 )
1. Akibat beban mati (qD)
Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 3 x 2400 = 72 kg/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 3 x 2100 = 126 kg/m Berat plat bordes = 0,15 x 3 x 2400 = 1080 kg/m qD = 1278 kg/m
2. Akibat beban hidup (qL)
qL = 3 x 300 kg/ m2 = 900 kg/m
commit to user
41 Tugas Akhir 41
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 4 Perencanaan Tangga 3. Beban ultimate (qU)
qU = 1,2 . q D+ 1.6 . q L = 1,2 . 1278 + 1,6 .900 = 2973,6 kg/m
Perhitungan analisa struktur tangga menggunakan Program SAP 2000 tumpuan di asumsikan jepit, sendi, jepit seperti pada gambar berikut :
4.4. Perhitungan Tulangan Tangga dan Bordes 4.4.1. Perhitungan Tulangan Tumpuan
b = 1400 mm
commit to user
43 Tugas Akhir 43
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 4 Perencanaan Tangga
Jumlah tulangan =
04
4.4.2. Perhitungan Tulangan Lapangan
Rn = 2
commit to user
45 Tugas Akhir 45
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 4 Perencanaan Tangga 4.5. Perencanaan Balok Bordes
20 qu balok
260
20
3 m 150
Data perencanaan:
h = 300 mm
b = 150 mm d`= 40 mm
d = h – d` = 300 – 40 = 260 mm
4.5.1. Pembebanan Balok Bordes
1. Beban mati (qD)
Berat tegel keramik (1 cm) = 0,01 x 3 x 2400 = 72 kg/m Berat spesi (2 cm) = 0,02 x 3 x 2100 = 126 kg/m Berat plat bordes = 0,15 x 3 x 2400 = 1080 kg/m qD = 1278 kg/m
2. Akibat beban hidup (qL) qL = 300 kg/m
3. Beban ultimate (qU)
qU = 1,2 . qD + 1,6. qL = 1,2 . 1278 + 1,6.300 = 2013,6 kg/m
4. Beban reaksi bordes
qUtotal= 2013,6 + 1401,6
= 3415,5 kg/m
4.5.2. Perhitungan Tulangan Lentur
commit to user
47 Tugas Akhir 47
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 4 Perencanaan Tangga
= .
294 , 11 1
240 951 , 0 . 294 , 11 . 2 1 1
= 0,00406
ada < max
ada > min
di pakai ada = 0,0058
As = ada . b . d
= 0,0058 x 150 x 260 = 226,2 mm2
Dipakai tulangan 12 mm = ¼ . x 122 = 113,04 mm2
Jumlah tulangan =
04 , 113
2 , 226
= 2,001 3 buah
Jarak tulangan 1 m =
3
1000
= 333 mm
Jarak tulangan maksimum = 2 . 150 = 300 mm
Dipakai tulangan 12 mm- 300 mm
As yang timbul = 3. ¼ . . d2
4.5.3. Perhitungan Tulangan Geser Balok Bordes Vu = 2207,06 kg = 22070,6 N
Vc = 1/6.b.d. f'c.
= 1/6 . 150 . 260. 25 .
= 32500 N
Vc = 0,75 . Vc
= 24375 N
3 Vc = 97500 N
Vc < Vu < 3 Vc perlu tulangan geser
Vs perlu = Vu - Vc
= 30096,2 – 24375
= 5721,2 N
Av = 2 . ¼ . 82
= 100,48 mm2
s = d/2 = 260 / 2 = 130 mm
Vs ada =
=
= 28938,24 N > Vs perlu aman !!!
commit to user
49 Tugas Akhir 49
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 4 Perencanaan Tangga 4.6. Perhitungan Pondasi Tangga
Gambar 4.5 Pondasi Tangga
Direncanakan pondasi telapak dengan kedalaman 1,25 m dan panjang 1,40m
- Tebal = 250 mm
- Ukuran alas = 1000 x 1000 mm - tanah = 1,7 t/m3= 1700 kg/m3
- tanah = 2,5 kg/cm2= 25000 kg/m2
- Pu = 7599,93 kg
- Mu = 1207,27 kgm = 1,20727 . 107 Nmm
- h = 250 mm
- d = h - p - 1/2 Øt - Øs
= 250 – 40 – ½ .12 – 8 = 196 mm
4.7. Perencanaan kapasitas dukung pondasi
4.7.1. Perhitungan kapasitas dukung pondasi Pembebanan pondasi
4.7.2. Perhitungan Tulangan Lentur
commit to user
51 Tugas Akhir 51
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 4 Perencanaan Tangga = 0,0058. 1000.196 = 1136,8 mm2
digunakan tul 12 = ¼ . . d2 = ¼ . 3,14 . (12)2 = 113,04 mm2
Jumlah tulangan (n) = 04
Sehingga dipakai tulangan 12 - 50 mm As yang timbul = 11 x 113,04
4.7.3. Perhitungan Tulangan Geser
Vu = × A efektif
= 17168,55 × (0,50 × 1,0) = 8584,275 N
Vc = 1/6 . f'c.b. d
= 1/6 × 25 × 1000 × 196
=163333 N Vc = 0,6 . Vc
= 0,6 × 163333 N = 97999,8 N
3 Vc = 3 × 163333 N = 489999 N
Syarat tulangan geser : Vc < Vu < 3Ø Vc
97999,8 N > 8584,275 N < 489999 N Jadi tidak diperlukan tulangan geser
s max = h/2 = 2 500
= 250 mm
commit to user
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat 53
PERENCANAAN PELAT
5.1. Pelat Lantai
5.1.1. Perencanaan Pelat Lantai
5.1.2. Perhitungan Pembebanan Pelat Lantai
I. Pelat Lantai
a. Beban Hidup ( qL )
Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 yaitu :
Beban hidup fungsi gedung untuk showroom tiap 1 m = 250 kg/m2
b. Beban Mati ( qD ) tiap 1 m
Berat pelat sendiri = 0,12 x 2400 x 1 = 288 kg/m2 Berat keramik ( 1 cm ) = 0.01 x 2400 x 1 = 24 kg/m2`
Berat Spesi ( 2 cm ) = 0,02 x 2100 x 1 = 42 kg/m2 Berat plafond + instalasi listrik = 25 kg/m2
Berat Pasir ( 2 cm ) = 0,02 x 1,6 x 1 = 32 kg/m2
qD = 411 kg/m2
c. Beban Ultimate ( qU )
Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka :
qU = 1,2 qD + 1,6 qL
commit to user
Tugas Akhir 55
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat
1,
4
3 L x
L y
3
6
Lx
Ly
5.1.3. Perhitungan Momen
a. Tipe pelat A
Gambar 5.2. Pelat tipe A
2,1 1,4
3 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2 .( 1,4)2. 89 = 155,81 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (1,4)2. 49 = 85,78 kgm
Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001. 893,2. (1,4)2. 119 = - 208,33 kgm Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001. 893,2. (1,4)2. 79 = - 138,30 kgm
b. Tipe pelat B
Gambar 5.3. Pelat tipe B
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.85 = 683,3 kgm Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.50 = 401,94 kgm
Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 3)2.114 = - 916,42 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001. 893,2.( 3)2.78 = - 627,03 kgm
c. Tipe pelat C
Gambar 5.4. Pelat tipe C
1,3 2,3
3 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (2,3)2.55 = 259,88 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (2,3)2.38 = 179,55 kgm Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (2,3)2.74 = - 349,65 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 2,3)2. 57 = - 269,33 kgm
2
,3
3
commit to user
Tugas Akhir 57
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat d. Tipe pelat D
Gambar 5.5. Pelat tipe D
1,3 2,3
3 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (2,3)2.67 = 316,58 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (2,3)2.51 = 240,98 kgm Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (2,3)2.92 = - 434,71 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 2,3)2. 76 = - 359,10 kgm
e. Tipe pelat E
Gambar 5.6. Pelat tipe E
1,2 3 3,7 Lx Ly
3,7
3,0
Lx
L
y
2
,3
3
Lx
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.34 = 273,32 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.62 = 498,41 kgm Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (3)2.87 = - 699,38 kgm
f. Tipe pelat F
Gambar 5.7. Pelat tipe F
4 1,5
6 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (1,5)2.63 = 126,61 kgm Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (1,5)2.9 = 18,09 kgm
Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (1,5)2.83 = - 166,81 kgm
1,5
6
Lx
commit to user
Tugas Akhir 59
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat g. Tipe pelat G
Gambar 5.8. Pelat tipe G
2,2 2,1 4,5 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (2,1)2.87 = 342,69 kgm Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (2,1)2.49 = 193,01 kgm
Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (2,1)2.117 = - 480,86 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 2,1)2. 78 = - 307,24 kgm
h. Tipe pelat H
Gambar 5.9. Pelat tipe H
1,9 2,4 4,5 Lx Ly
2,1
4
,5
Lx
L
y
2,4
4
,5
Lx
L
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (2,4)2.61 = 313,84 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (2,4)2.35 = 180,07 kgm Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (2,4)2.83 = - 427,02 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 2,4)2. 57 = - 293,26 kgm
i. Tipe pelat I
Gambar 5.10. Pelat tipe I
3 1,5 4,5 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (1,5)2.90 = 180,87 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (1,5)2.48 = 96,47 kgm
Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (1,5)2.120 = - 241,16 kgm Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 1,5)2. 78 = - 156,76 kgm
1,5
4
,5
Lx
L
commit to user
Tugas Akhir 61
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat j. Tipe pelat J
Gambar 5.11. Pelat tipe J
1,3 3 4 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.67 = 538,60 kgm Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.51 = 409,98 kgm
Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (3)2.92 = - 739,57 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 3)2. 76 = - 610,95 kgm
k. Tipe pelat K
Gambar 5.12. Pelat tipe K 3
4
Lx
L
y
3
4
Lx
L
1,3 3 4 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.55 = 442,13 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.38 = 305,47 kgm Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (3)2.74 = - 594,87 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 3)2. 57 = - 458,21 kgm
l. Tipe pelat L
Gambar 5.13. Pelat tipe L
1,3 3 4 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.50 = 401,94 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.38 = 305,47 kgm
Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (3)2.69 = - 554,68 kgm Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 3)2. 57 = - 458,21 kgm
3
4
Lx
L
commit to user
Tugas Akhir 63
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat m. Tipe pelat M
Gambar 5.14. Pelat tipe S
1,3 3 4 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.59 = 474,29 kgm Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.50 = 401,94 kgm
Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2. (3)2.82 = - 659,18 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 3)2. 72 = - 578,79 kgm
n. Tipe pelat N
Gambar 5.15. Pelat tipe N 3
4
Lx
L
y
5
6
Lx
L
1,2 5 6 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (5)2.57 = 1272,81 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (5)2.18 = 401,94 kgm Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.(5)2. 77 = -1719,41 kgm
o. Tipe pelat O
Gambar 5.16. Pelat tipe O
2,1 1,4
3 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (1,4)2.89 = 155,81 kgm Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (1,4)2.79 = 138,30 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.( 1,4)2. 120 = - 210,08 kgm 1,4
3
Lx
L
commit to user
Tugas Akhir 65
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat p. Tipe pelat P
Gambar 5.17. Pelat tipe P
1,7 3 5 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.62 = 498,41 kgm Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.18 = 144,70 kgm
Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (3)2.84 = - 675,26 kgm
q. Tipe pelat Q
Gambar 5.18. Pelat tipe Q
2,5 2 5 Lx Ly
3
5
L
x
Ly
2
5
L
x
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (2)2.63 = 225,09 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 893,2. (2)2.9 = 32,16 kgm Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 893,2.(2)2. 83 = - 296,54 kgm
5.1.4. Penulangan Pelat Lantai
Tabel 5.1. Rekapitulasi Perhitungan Pelat Lantai
Tipe
Pelat Ly/Lx (m) Mlx (kgm) Mly (kgm) Mtx (kgm) Mty (kgm)
C 3,0/1,4=2,1 155,81 85,78 208,33 138,30
F 6,0/3,0=2,0 683,3 401,94 916,42 627,03
I 3,0/2,3=1,3 259,88 179,55 349,65 269,33
J 3,0/2,3=1,3 316,58 240,98 434,71 359,10
L 6,0/1,5=4,0 126,61 18,09 166,81 -
N 4,5/2,1=2,2 342,69 193,01 480,86 307,24
O 4,5/2,4=1,9 313,84 180,07 427,02 293,26
P 4,5/1,5=3,0 180,87 96,47 241,16 156,76
Q 4,0/3,0=1,3 538,60 409,98 739,57 610,95
R 4,0/3,0=1,3 401,94 305,47 554,68 458,21
S 4,0/3,0=1,3 474,29 401,94 659,18 578,79
U 6,0/5,0=1,2 1272,81 401,94 1719,41
-V 3,0/1,4=2,1 155,81 138,3 - 201,08
W 5,0/3,0=1,7 498,41 144,70 675,26
-X 5,0/2,0=2,5 225,05 32,16 296,54 -
Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu:
Mlx = 1272,81 kgm Mly = 409,98 kgm
commit to user
Tugas Akhir 67
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat
Gambar 5.19. Perencanaan Tinggi Efektif
dx = h – d’ - ½ Ø
= 120 – 20 – 5 = 95 mm
dy = h – d’ – Ø - ½ Ø
= 120 – 20 - 20 - ½ . 10 = 75 mm
untuk pelat digunakan
commit to user
Tugas Akhir 69
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
commit to user
Tugas Akhir 71
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat
5.1.8. Penulangan tumpuan arah y
5.1.9. Rekapitulasi Pelat Lantai
Tabel 5.2. Rekapitulasi Penulangan Pelat Lantai
Tipe
Pelat
Tulangan
Lapangan
Tulangan
Tumpuan
Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm)
commit to user
Tugas Akhir 73
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat
6000
6000
8
0
0
0
A B B AA B B A
5.2. Pelat Atap
5.2.1. Perencanaan Pelat Atap
5.2.2.Perhitungan Pembebanan Pelat Atap
I. Pelat Atap
d. Beban Hidup ( qL )
Berdasarkan PPIUG untuk gedung 1983 yaitu :
Beban hidup fungsi gedung untuk showroom tiap 1 m = 100 kg/m2
e. Beban Mati ( qD ) tiap 1 m
Berat pelat sendiri = 0,12 x 2400 x 1 = 288 kg/m2 Berat plesteran dan waterprofing = 0.03 x 2100 x 1 = 63 kg/m2`
Berat air hujan = 50 kg/m2
Berat gipsum = 30 kg/m2
qD = 431 kg/m2
f. Beban Ultimate ( qU )
Untuk tinjauan lebar 1 m pelat maka :
qU = 1,2 qD + 1,6 qL = 1,2 .431 + 1,6 . 100
commit to user
Tugas Akhir 75
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat 5.2.3. Perhitungan Momen
a. Tipe pelat A
Gambar 5.21. Pelat tipe A
1,3 3 4 Lx Ly
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 677,2. (3)2.67 = 408,35 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 677,2. (3)2.51 = 310,83 kgm
Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 677,2. (3)2.92 = - 560,72 kgm Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 677,2.( 3)2. 76 = - 463,21 kgm
b. Tipe pelat B
Gambar 5.22. Pelat tipe B
1,3 3 4 Lx Ly
Ly
34
Lx
Ly
34
Mlx = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 677,2. (3)2.55 = 335,21 kgm
Mly = 0,001.qu . Lx2. x = 0.001. 677,2. (3)2.38 = 231,60 kgm Mtx = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 677,2. (3)2.74 = - 451,02 kgm
Mty = - 0,001.qu . Lx2. x = - 0.001 . 677,2.( 3)2. 57 = - 347,41 kgm
5.2.4. Penulangan Pelat Atap
Tabel 5.3. Rekapitulasi Perhitungan Momen Pelat Atap
Tipe Pelat Ly/Lx (m) Mlx (kgm) Mly (kgm) Mtx (kgm) Mty (kgm)
A 4,0/3,0=1,3 408,35 310,83 560,72 463,21
B 4,0/3,0=1,3 335,21 231,60 451,02 347,41
Dari perhitungan momen diambil momen terbesar yaitu:
Mlx = 408,35 kgm Mly = 310,83 kgm
Mtx = - 560,72 kgm
Mty = - 463,21 kgm
Data : Tebal pelat ( h ) = 12 cm = 120 mm
Tebal penutup ( d’) = 20 mm
Diameter tulangan ( ) = 10 mm
b = 1000
fy = 240 Mpa
f’c = 25 Mpa
Tinggi Efektif ( d ) = h - d’ = 120 – 20 = 100 mm
Tinggi efektif
Gambar 5.23. Perencanaan Tinggi Efektif
h
commit to user
Tugas Akhir 77
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat
dx = h – d’ - ½ Ø
= 120 – 20 – 5 = 95 mm
dy = h – d’ – Ø - ½ Ø
= 120 – 20 - 20 - ½ . 10 = 75 mm
untuk pelat digunakan
b =
5.2.5. Penulangan lapangan arah x
commit to user
Tugas Akhir 79
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
perlu < max
5.2.8. Penulangan tumpuan arah y
commit to user
Tugas Akhir 81
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 5 Perencanaan Pelat
< max
> min, di pakai perlu = 0,0044
As = perlu . b . d
= 0,0044 . 1000 . 75
= 330 mm2
Digunakan tulangan 12 = ¼ . . (12)2 = 78,5 mm2
Jumlah tulangan = 4,2
5 , 78
330
~ 5 buah.
Jarak tulangan dalam 1 m1 = 200 5
1000
mm.
Jarak maksimum = 2 x h = 2 x 120 = 240 mm
As yang timbul = 5. ¼. .(12)2 = 392,5 > 330 (As) .ok!
Dipakai tulangan 10 – 200 mm
5.2.9. Rekapitulasi Pelat Atap
Tabel 5.4. Rekapitulasi Penulangan Pelat Atap
Tipe
Pelat
Tulangan
Tumpuan
Tulangan
Lapangan
Arah x (mm) Arah y (mm) Arah x (mm) Arah y (mm)
BAB 6
BALOK ANAK
6.1. Perencanaan Balok Anak
commit to user
83
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 6 Balok Anak Keterangan:
Balok anak : as B” ( 6 - 7 )
Balok anak : as C” ( 1 – 4 )
Balok anak : as C’ ( 5 – 6 ) Balok anak : as C”’ ( 5 - 6 )
Balok anak : as 4 = 4 = 5 = 5 ( G - H )
6.1.1. Perhitungan Lebar Equivalen
Untuk mengubah beban segitiga dan beban trapesium dari plat menjadi beban
merata pada bagian balok, maka beban plat harus diubah menjadi beban equivalent yang besarnya dapat ditentukan sebagai berikut :
a Lebar Equivalen Tipe I
Leq = 1/6 Lx
b Lebar Equivalen Tipe II
Leq = 1/3 Lx
Ly
½Lx
Leq
½ Lx
6.1.2. Lebar Equivalen Balok Anak
Tabel 6.1. Hitungan Lebar Equivalen
No. Ukuran
Plat (m) Lx (m) Ly (m)
Leq segitiga
Leq trapesium
1 1.4 x 1.6 1.4 1.6 0.47 0.34
2 1.4 x 3 1.4 3 0.47 0.60
3 1.6 x 6 1.6 6 0.53 0.76
4 3 x 6 3 6 1.00 1.25
5 1.6 x 2.3 1.6 2.3 0.53 0.54
6 2.3 x 3 2.3 3 0.77 0.70
7 3.7 x 4.5 3.7 4.5 1.23 1.43
8 1.5 x 1.6 1.5 1.6 0.50 0.31
9 1.6 x 4.5 1.6 4.5 0.53 0.73
10 2.1 x 4.5 2.1 4.5 0.70 0.90
11 2.4 x 4.5 2.4 4.5 0.80 0.97
12 1.5 x 4.5 1.5 4.5 0.50 0.69
13 3 x 4 3 4 1.00 0.94
14 1.2 x 3 1.2 3 0.40 0.54
15 2 x 5 2 3.6 0.67 0.95
6.2. Pembebanan Balok
6.2.1. Perhitungan Beban Mati (qd)
Beban plat sendiri = 0,12. 2400 = 288 kg/m2 Beban spesi pasangan = 0,02. 2100 = 42 kg/m2
Beban pasir = 0,02. 1600 = 32 kg/m2
Beban keramik = 0,01. 2400 = 24 kg/m2 Plafond + penggantung = 11 + 7 = 18 kg/m2
commit to user
85
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 6 Balok Anak
6.2.2. Pembebanan Balok As B’’
Gambar 6.2. Lebar Equivalen Balok Anak as B’’
1. Beban Mati (qD)
Pembebanan balok ( F – F’ ) = (F’ – G)
Berat sendiri = 25,7 kg/m
Beban plat = (2 x 0,94) x 404 kg/m2 = 759,52 kg/m
qD = 785,22 kg/m 2. Beban hidup (qL)
Beban hidup digunakan 250 kg/m2 qL = (2 x 0,94) x 250 kg/m2
= 470 kg/m
3. Beban berfaktor (qU)
qU = 1,2. qD + 1,6. qL
= 1,2 . 785,22 + 1,6.470
= 1694,264 kg/m
Bidang momen :
Desain balok komposit
Digunakan Balok Baja Profil WF 250.125.5.8 dengan tebal plat = 120 mm dan
mutu beton f’c = 25 MPa
Menentukan lebar efektif, bE :
bE = = = 1000 mm
bE = bo = 3000 mm
Diambil nilai bE yang paling kecil sama dengan 1000 mm
Asumsikan sumbu netral plastis berada di plat beton, sehingga :
mm < 120 mm OK
Mu = 3333,35 kgm = 3,33335 x 107 Nmm
= 724,47 mm2 < As ada ( 3268 mm2 ) OK
Kuat lentur nominal dihitung sebagai berikut :
Mn = As . fy .
= 3268 . 240 .
= 176899454,4 Nmm
Øb.Mn= 0,85 . 176899454,4
= 150364536,2 Nmm > Mu (3,33335 x 107 Nmm ) OK
Menghitung Jumlah Stud ( Penghubung Geser )
Vh = As . fy = 3268 . 240 = 784320 N
Luas penampang melintang 1 buah stud connector
Asc = = 126,73 mm2
Modulus elastisitas beton :
commit to user
87
Tugas Akhir
Perencanaan Showroom dan Bengkel Nissan
Bab 6 Balok Anak
Gunakan stud ½” x 5 cm, kuat geser 1 buah stud diambil dari nilai yang terkecil diantara :
41599 N
Asc . fu = 126,73 . 370 = 46890,1 N > 41599 N Ambil Qn = 41599 N
Jumlah stud yang dibutuhkan :
= 18,9 ~ 20 buah (untuk ½ bentang)
Untuk keseluruhan bentang dipasang 40 buah stud, jika pada tiap penampang
melintang dipasang 2 buah stud, maka jarak antar stud adalah
s = = 200 mm ~ 20 cm
smin = 6d = 7,62 cm smax = 8t = 96 cm
Menghitung kuat geser penampang
< = 71 OK
Dari perhitungan SAP 2000 didapat nilai Vu = 4421,86 kg = 4,42186 ton ØVn = 0,9.0,6.fy.d.tw
= 0,9.0,6.240.248.5
= 16,0704 ton > Vu (4,42186 ton) OK