http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSL
HUBUNGAN KLOROFIL-
a
KAITANNYA DENGAN PARAMETER FISIKA
KIMIA DI PERAIRAN DESA TANJUNG TIRAM
KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN
The connection of Chlorophyll-
a
related with chemical physics parameters in
Tanjung Tiram Village Water North Moramo Districts South Konawe Regency
Irman
1,Wa Nurgayah
2, Nur Irawati
31,2Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
3Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Halu Oleo.
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduanohu Kendari 93232 Email : irmanmdc17@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan klorofil-a kaitannya dengan parameter fisika-kimia perairan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 di Perairan Desa Tanjung Tiram. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dan analisis data menggunakan analisis deskripsi yaitu data disajikan dengan menjelaskan dan menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Parameter yang diamati meliputi kecerahan, arus, suhu, salinitas, pH, DO, nitrat, ortofosfat, dan klorofil-a. Berdasarkan hasil penelitian nilai klofil-a tertinggi pada stasiun III (karamba) dengan kosentrasi klorofil-a sebesar 1,425 mg/L. Tingginya kosentrasi klorofil-a pada stasiun III diduga masih adanya pengaruh aktifitas Karamba Jaring Apung yang dilakukan oleh masyarakat seperti pemberian pakan pada organisme yang dipelihara di Karamba jaring Apung. berdasarkan hasil pengukuran nilai klorofil-a pada keempat stasiun berkisar 0,775–1,425 mg/L. Hasil analisis deskripsi menunjukkan kontribusi parameter kimia perairan, korelasi yang signifikan terhadap klorofil-a adalah nitrat dan ortofosfat sedang parameter suhu, DO, pH, salinitas, dan arus tidak menunjukkan adanya hubungan.
Kata Kunci :Tanjung Tiram, Klorofil-a, Fisika Kimia
Abstract
This research aims to elaborate the relationship between chlorophyll-a and the physicochemical properties of seawater. The research was performed on march 2016 at marine waters of Desa Tanjung Tiram using survey method. Description analysis was utilized to explain the entire data following their natural condition. The seawater parameters observed included brightness, current rate, temperature, salinity, pH, DO, as well as nitrate, orthophosphate, and chlorophyll-a concentrations. Result indicated that station III (cage) has the highest chlorophyll-a concentrations as of 1.425 mg/L, possibly governed by the feeding residue for organisms maintained in the floating net cage. Overall, the chlorophyll-a concentrations in the entire 4 stations ranged from 0.775 to 1.425 mg/L. Description analysis result showed that there were contributions from chemical parameters of seawater. Nitrate and orthophosphate concentrations were found to be well correlated with chlorophyll-a contents, while temperature, DO, pH, salinity and current rate were not.
Keywords : Tanjung Tiram, Chlorophyll-a, Physicochemical
Pendahuluan
Fitoplankton di dalam ekosistem perairan berperan sebagai pengubah zat-zat anorganik menjadi zat organik melalui proses fotosintesis, yang kemudian dapat menentukan produktivitas perairan. Proses fotosintesis memerlukan klorofil, sehingga kandungan klorofil di perairan dapat
digunakan sebagai indeks potensial
fotosintesisnya (Arifin, 2009).
Kandungan pigmen fotosintesis
terutama klorofil-a dalam air sampel
menggambarkan biomassa fitoplankton
dalam suatu perairan. Klorofil-a merupakan
Hubungan klorofil-a kaitannya dengan parameter fisika kimia(Irman et al.) 98
Sebaran konsentrasi klorofil-a tinggi
di perairan pantai sebagai akibat tingginya nutrien yang berasal dari daratan melalui
limpasan air sungai dan sebaliknya
cenderung lebih rendah di perairan lepas pantai. Meskipun pada beberapa tempat di
laut masih ditemukan konsentrasi klorofil-a
yang cukup tinggi. Keadaan tersebut disebabkan oleh adanya proses sirkulasi massa air yang memungkinkan terangkutnya
sejumlah nutrien dari tempat lain
(Hutabarat, 1986).
Perairan Desa Tanjung Tiram yang berada di Kecamatan Moramo Utara
Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi
Tenggara banyak digunakan oleh
masyarakat setempat untuk berbagai
aktivitas yang akan memengaruhi kehidupan organisme di laut. Aktivitas masyarakat di sekitar laut antara lain, kegiatan perikanan, dan tempat rekreasi. Aktivitas lain yang memengaruhi faktor fisika-kimia perairan yaitu kegiatan keramba yang menghasilkan senyawa organik (unsur nitrogen dan fosfor) yang dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan dan organisme di dalamnya.
Dengan demikian, nilai kosentrasi
klorofil-a pada fitoplankton dipengaruhi
oleh faktor fisika-kimia perairan. Sampai
sejauh ini informasi mengenai hubungan
klorofil-a serta kaitannya dengan parameter
fisika kimia di perairan Desa Tanjung Tiram masih belum diketahui, sehingga perlu dilakukan penelitian di lokasi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan klorofil-a, kaitannya
dengan parameter fisika-kimia di perairan Desa Tanjung Tiram.
Bahan dan Metode
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 dengan interval waktu selama dua minggu di Perairan Desa Tanjung Tiram.
Analisa klorofil-a dilakukan di Laboratorium
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan UPT. Laboratorium Terpadu Universitas Halu Oleo.
Survei Pendahuluan dilakukan untuk mengetahui kondisi lokasi penelitian secara menyeluruh dan bertujuan untuk menentu-kan stasiun pengambilan data yang dianggap mewakili kondisi wilayah perairan tersebut dalam melakukan penelitian.
Penentuan lokasi stasiun menggunakan metode purposive sampling yaitu penentuan lokasi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan sesuai dengan pertimbangan peneliti sendiri sehingga mewakili populasi (Arikunto, 2006).
Hubungan klorofil-a kaitannya dengan parameter fisika kimia(Irman et al.) 99 Tabel 1. Parameter yang diamati
Parameter Satuan Alat/ Metode Keterangan
Fisika
-Kecerahan cm Secchi disk/ Visual Lapangan
-Arus cm Layangan Arus Lapangan
-Suhu o C Termometer/ Pemuaian Lapangan
-Salinitas ppt Handrefraktometer Lapangan
Kimia
-pH - pH indicator Lapangan
-DO mg/l Peralatan titrasi/ winkler Laboratorium
-Nitrat (NO3) mg/l Spektrofotometer/ Brusin Lapangan dan
Laboratorium
-Ortofosfat (PO4) mg/l Spektrofotometer/
Stannous chloride
Lapangan dan Laboratorium
Biologi
-Klorofil-a mg/l Spektrofotomrtrik/
Ekstrak aseton
Lapangan dan Laboratorium
Stasiun pengamatan tersebut
meliputi: Stasiun I terletak di daerah tanjung tiram dengan karakteristik perairan Muara sungai Napalombe dan Ekosistem
mangrove dengan titik koordinat
(04o01’59.9” LS - 122o39’51.1”
BT).Stasiun II terletak di daerah Dermaga
Tanjung Tiram dengan karakteristik
perairan dekat pemukiman penduduk dan jalur transportasi laut dengan titik
koordinat (04o02’02.4” LS - 122o40’27.9”
BT). Stasiun III terletak di daerah Tanjung Tiram dengan karakteristik keramba jaring
apung dengan titik koordinat (04o02’12.7”
LS – 122o40’34.3 BT). Stasiun IV terletak
di daerah laut lepas dengan karakteristik perairan terbuka dan jauh dari aktifitas
masyarakat dengan titik koordinat
(04o01’55.7” LS – 122o40’36.7 BT”).
Pengukuran klorofil-a dilakukan
dengan cara mengambil air permukaan sebanyak 1000 ml, kemudian dibawa ke Laboratorium untuk dianalisis dengan metode Ekstrak aseton. Sampel air disaring dengan menggunakan kertas saring 0,45 µ m, dimasukan ekstrak dengan 10 ml larutan aseton, dikocok sampai campuran
berwarna hijau, diukur absorban klorofil-a
dengan spektrofotometer pada 𝜆 = 664,
647, dan 630 nm (Heriyanto, 2009).
Kosentrasi klorofil-a dihitung dengan
persamaan Heriyanto (2009) sebagai
berikut:
Klorofil-a (mg/l ) = 11,9 (A0 665 – A0750) V/L x 1000/S
Keterangan:
A0665 = Penyerapan spektrofotometer pada
panjang gelombang 665 nm
A0750 = Penyerapan spektrofotometer pada
panjang gelombang 750 nm V = Pekstrak aseton (ml)
L = Panjang jalan cahaya pada cuvet
(cm)
S = Volume sampel yang difilter (ml)
11,9 = Konstanta
Pengukuran nitrat dilakukan dengan cara mengambil sampel air di lokasi penelitian dengan menggunakan botol 100 mL dan menutup rapat botol tersebut masih dalam perairan. Sampel nitrat diawetkan dengan penambahan larutan asam sulfat sebanyak 2-3 tetes sampai pH sampel =2, selanjutnya dianalisis di Laboratorium. Pengukuran nitrat dilakukan pada bagian permukaan perairan serta dilakukan saat
penelitian. Pengukuran sampel nitrat
menggunakan metode Brusin (APHA,
2005).
Pengukuran fosfat dilakukan dengan cara mengambil sampel air laut dengan menggunakan botol 100 mL dan menutup rapat botol tersebut masih dalam perairan. Sampel fosfat disaring dengan menggunakan kertas saring dan kemudian dianalisis di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan UPT. Laboratorium Terpadu, Universitas Halu Oleo. Pengukuran sampel ortophosfat menggunakan metode Stannous
Hubungan klorofil-a kaitannya dengan parameter fisika kimia(Irman et al.) 100 Pengukuran parameter fisika dan
kimia seperti suhu, kecerahan, salinitas, kedalaman dan pH diukur secara langsung di lokasi penelitian sementara untuk pengamatan parameter Kimia seperti nitrat, DO, dan fosfat dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan dan UPT. Laboratorium Terpadu, Universitas Halu Oleo.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi yaitu data disajikan dengan menjelaskan dan
menggambarkan keadaan yang
sesungguhnya. Analisis ini digunakan
untuk mengetahui hubungan klorofil-a dan
parameter fisika-kimia perairan, sehingga dapat diketahui kondisi perairan Desa Tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Parameter yang diamati meliputi kecerahan, arus, suhu, salinitas, pH, DO, nitrat, fosfat, dan
klorofil-a.
Hasil dan Pembahasan
Hasil analisis hubungannya keeratan
antara klorofil-a dengan parameter
fisika-kimia Perairan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Hasil pengukuran nilai klorofil pada
keempat stasiun didapatkan nilai klorofil-a
berkisar 0,775–1,425 mg/L. Hasil
pengamatan diperoleh nilai klofil-a tertinggi
pada stasiun stasiun III dengan kosentrasi
klorofil-a sebesar 1,425 mg/L. Kandungan
Klorofil-a di Perairan Desa Tanjung Tiram
masih tergolong Mesotrof.
Tingginya kosentrasi klorofil-a pada
stasiun III diduga masih adanya pengaruh aktifitas Karamba Jaring Apung yang
dilakukan oleh masyarakat seperti
pemberian pakan pada organisme yang dipelihara di Karamba jaring Apung. Sisa pakan dan buangan padat ikan akan terurai melalui proses dekomposisi membentuk senyawa organik dan anorganik, beberapa diantaranya senyawa nitrogen dan fosfor, Senyawa-senyawa nitrogen (N) dan fosfor (P) diperlukan oleh fitoplankton. Sisa-sisa pakan dan kotoran ikan dari KJA berperan sebagai pupuk yang dapat menyuburkan perairan.
Selain disebabkan oleh pemberian pakan yang tidak efisien tingginya nilai
klorofil-a juga disebabkan tingginya
kecerahan yang dapat meningkatkan laju
fotosintesis pada fitoplankton dan
tingginya nutrien yang berasal dari daratan melalui limpasan air sungai, hal ini dikarenakan adanya proses sirkulasi massa air yang memungkinkan terangkutnya
sejumlah nutrien yang berasal dari
daratan.
Meningkatnya kadar nutrien akan meningkatkan produktivitas primer yang
menghasilkan kadar klorofil-a yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Roshisati (2002), bahwa unsur hara merupakan faktor penting dalam proses pertumbuhan dan reproduksi fitoplankton. Nilai terendah terdapat pada stasiun IV yaitu 0,775 mg/L. Hal ini diduga karena letak stasiun berada di perairan laut lepas
sehingga mengakibatkan sedikitnya
masukan nutrien dari daratan yang
menyebabkan kandungan klorofilnya lebih sedikit.
Umumnya sebaran konsentrasi
klorofil-a di perairan pantai sebagai akibat
dari suplai nutrien yang berasal dari daratan melalui limpasan air sungai, sebaliknya cenderung rendah di daerah lepas pantai. Meskipun demikian pada
beberapa tempat masih ditemukan
konsentrasi klorofil-a yang cukup tinggi,
meskipun jauh dari daratan. Keadaan tersebut disebabkan oleh adanya proses sirkulasi massa air yang memungkinkan terangkutnya sejumlah nutrien dari tempat lain, seperti yang terjadi pada daerah arus naik (Arifin, 2009). Menurut Nababan
(2009), konsentrasi klorofil-a yang tinggi
pada Musim Barat diduga berkaitan erat dengan curah hujan yang tinggi, serta
kemungkinan terjadinya percampuran
massa air vertikal (upwelling).
Perbandingan konsentrasi klorofil-a
antar stasiun menunjukkkan adanya
perbedaan nutrisi di laut lepas dengan kandungan fosfat yang menurun. Kondisi yang serupa ini dijumpai juga oleh Nontji (1984), pada perairan Pantai Bekasi yang
tercatat konsentrasi klorofil-a sebesar
Hubungan klorofil-a kaitannya dengan parameter fisika kimia(Irman et al.) 101
Gambar 2. Hubungan Klorofil-a dengan parameter Nitrat (mg/l) dan Fosfat (mg/l)
Klorofil-a merupakan salah satu
parameter yang sangat menentukan
produktivitas primer di perairan. Sebaran tinggi rendahnya konsentrasi klorofil sangat terkait dengan kondisi lingkungan suatu perairan. Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Wang, dkk., (1997),
beberapa parameter fisika-kimia yang
mengontrol dan mempengaruhi sebaran
klorofil-a. Berdasarkan hasil penelitian
Sediadi dan Edward (2003), terdapat
perbedaan kandungan klorofil-a pada
perairan laut, keadaan ini berkaitan dengan kondisi masing-masing perairan dan proses percampuran dari bawah ke permukaan laut. Kualitas perairan yang baik merupakan tempat hidup yang baik bagi fitoplankton,
karena kandungan klorofil-a fitoplankton itu
sendiri dapat dijadikan indikator tinggi
rendahnya produktivitas suatu perairan
(Ardiwijaya, 2002)
Simpulan
Kesimpulan dari penelitian adalah parameter Nitrat dan Ortofosfat memberikan
hubungan yang signifikan terhadap Klorofil-a.
Ucapan Terimakasih
Hubungan klorofil-a kaitannya dengan parameter fisika kimia(Irman et al.) 102 Daftar Pustaka
APHA (American Public Health
Association). (2005). Standart
Methods for the Examination of Water and Wastewater, A.D. Eaton, L.S. Clesceri, E.W. Rice, A.E. Greenberg (eds.), 2nd ed., Vol. 3, Academic Press, 193-514.
Ardiwijaya, R.R. 2002. Distribusi Horizontal
Klorofil-a dan Hubungannya Dengan
Kandungan Unsur Hara Serta
Kelimpahan Fitoplankton diTeluk
Semangka, Lampung. Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan
(MSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Institut Pertanian Bogor (IPB).
Arifin, R. 2009. Distribusi Spasial dan
Temporal Biomassa Fitoplankton
(Klorofil-a) dan Keterkaitannya
Dengan Kesuburan Perairan Estuari Sungai Brantas, Jawa Timur. Skripsi. IPB. Bogor.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Edward. 2003. Kualitas Perairan Waisarisa dan Sumber Daya Perikanan. Jurnal Pusat Studi Lingkungan PTNSI. 15 (4): 53-60
Heriyanto. 2009. Kesuburan Perairan Waduk Nagedang Desa Giri Sako Kec. Logas Tanah Darat Kab. Kuantan Singingi
Riau, Ditinjau Dari Kosentrasi
Klorofil-a Fitoplankton. Skripsi
Program Studi MSP. FAPERIKA. UNRI. Pekan baru.
Hutabarat, S. & S. M. Evans. 1986.
Pengantar Oseanografi. Jakarta :
Universitas Indonesia.
Nababan, B. 2009. Variability in the light
absorption coefficients of
phytoplankton and its relationship with chlorophyl consentration of surface
water. J. Kelautan Nasional, 1:41-53.
Nontji, A. 1984. Biomassa dan produktivitas fitoplankton di perairan Teluk Jakarta serta kaitannya dengan faktor-faktor lingkungan. Disertasi. Fakultas Pasca Sarjana. IPB. Bogor.
Roshisati, I. 2002. Distribusi Spasial
BiomassaFitoplankton (Klorofil-a) di
Perairan Teluk Lampung pada Bulan Mei, Juli, dan September 2001. Program Studi MSP. FPIK. IPB. Bogor. 71 hal.