Week-10
CONTENT
I. Pengertian,
II. Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Model Klasik,
III. Pengambilan Keputusan dalam Hierarkhi Organisasi,
IV. Tingkatan Pengambilan Keputusan dalam Organisasi, V. Teori Rasionalitas Terbatas,
VI. Model-model Proses Pengambilan Keputusan, VII. Peran Intuisi dalam Pengambilan Keputusan, dan
I. PENGERTIAN
Secara etimologis : bahasa Inggris decide berasal dari bahasa latin (“de” berarti “of” dan “caedo” berarti “to cut”), yang berarti “cuts off”, yaitu
memutuskan memilih alternatif yang paling tepat.
“Decision making is commonly defined as
choosing from among alternative” (Richard M. Hodgetts, 1975).
“Pengambilan keputusan secara umum
I. PENGERTIAN
Decision making as: a conscious and human process involving both individual and social phenomena, based upon factual and value premises, which concludes
with a choice of one behavioral activity from among one or more alternatives with the intention of moving toward some desired state of affairs (Shull, Delbecq & Cummings, 1970).
I. PENGERTIAN
“Intisari dalam pengambilan keputusan ialah perumusan beraneka alternatif tindakan dalam menggarap situasi yang dihadapi serta
penetapan pilihan yang tepat antara beberapa alternatif yang tersedia, setelah diadakan
pengevaluasian mengenai keefektifan masing-masing untuk mencapai sasaran para
II. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI MODEL KLASIK
Proses pengambilan keputusan adalah suatu spesialisasi:
Pucuk pimpinan khusus memutuskan berbagai masalah strategis,
Manajer tingkat menengah mengurus peraturan internal organisasi dan koordinasi antar unit,
DECISION MAKING SEBAGAI SALAH SATU
DIMENSI ILMU ADMINISTRASI
Pengambilan Keputusan dalam Hierarkhi Organisasi Lini
Sumber: Hatch (1997: 271)
Penjelasan gambar:
Keputusan institusi adalah tanggungjawab pimpinan top level (Administrator),
Keputusan yang bersifat organisasional yang meliputi seluruh aspek internal organisasi adalah tanggung
jawab pimpinan middle level (Manajer tingkat menengah), dan
Keputusan Operasional adalah tanggung jawab pimpinan lower level (supervisor tingkat operasinal /teknis).
III. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM HIERARKHI: ORGANISASI FUNGSIONAL
Pengambilan keputusan adalah tanggungjawab pimpinan dari fungsi yang ada dalam organisasi:
Keputusan fungsi pemasaran dilakukan oleh
Pimpinan/Kepala Bidang Pemasaran,
Keputusan fungsi SDM dilakukan oleh
Pimpinan/Kepala Bidang SDM,
Keputusan fungsi Keuangan dilakukan oleh
III. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM HIERARKHI: ORGANISASI DIVISIONAL
Pengambilan keputusan dilakukan oleh disesuaikan dengan divisi yang
dibentuk/ditetapkan dalam organisasi:
Divisi merupakan cabang atas dasar perbedaan
geografis, misal: Divisi Surabaya, Divisi Indonesia Timur, Divisi Sumatera, dst.
Divisi mengelola bidang operasional tertentu
III. PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM HIERARKHI: ORGANISASI MODERN
Proses pengambilan keputusan tidak
sepenuhnya mengikuti struktur hierarkhis atau fungsional atau divional sebagaimana diuraikan sebelumnya,
Pengambilan keputusan dapat bersifat
lintasbidang atau lintas fubgsi,
Pola pengambilan keputusan dalam organisasi
IV. TINGKATAN PENGAMBILAN
KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
Pengambilan Keputusan Administrasi: menjamin kelangsungan hidup organisasi (termasuk
mengantisipasi dampak lingkungan),
Pengambilan Keputusan Manajerial: menjamin kelancaran koordinasi seluruh kegiatan internal organisatoris, dan
Pengambilan Keputusan Operasional/teknis:
PENGAMBILAN KEPUTUSAN ADMINISTRATIF
Pengambilan keputusan pada tingkat Administratif (top level) digadapkan pada struktur permasalahan yang kompleks dan bersifat dinamis (berubah-ubah) yang ditandai dengan:
Kompleksiras struktural (structural compexity), Kompleksitas dinamik (dynamic complexity),
Informasi yang tisak lengkap dan tidak sempurna (incomplete and imperfect information), dan
HUBUNGAN STRUKTUR ORGANISASI, MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Organization level
Nature of problem
Nature of Decision making
Highest
Bagan : Model hubungan struktur organisasi, masalah, dan pengambilan keputusan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJERIAL
Menterjemahkan keputusan Administrator,
Berorientasi pada jaminan kelancaran
koordinatif seluruh kegiatan organisatoris,
Menjamin relevansi pencapaian berbagai tujuan
bidang untuk mendukung tujuan organisasi,
Menjadi dasar bagi pengambilan keputusan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN OPERATIONAL
Menterjemahkan keputusan Manajerial,
Berorientasi pada jaminan kelancaran
teknis operasional organisasi,
Pengambilan keputusan operasional akan
menentukan kualitas pelaksanaan
V. TEORI RASIONALITAS TERBATAS
Pengambilan keputusan dalam
organisasi selalu diupayakan secara rasional, namun terdapat hal-hal yang membatasi upaya rasionalitas tersebut, sehingga rasionalitas pengambilan
Hal-hal yang dapat membatasi rasionalitas proses
pengambilan keputusan dalam organisasi, di antaranya adalah:
Informasi yang tidak sempurna dan tidak lengkap,
Kompleksitas permasalahan yang dihadapi,
Keterbatasan kapasitas pengolahan informasi manusia,
Keterbatasan waktu yang tersedia untuk mengambil keputusan, dan
Politik internal organisasi yang menimbulkan preferensi-preferensi yang saling berlawanan tentang tujuan-tujuan organisasi.
Keterbatasan rasionalitas manusia, menimbulkan berbagai kelemahan dan keterbatasan dalam banyak kasus
pengambilan keputusan strategis (Sanchez & Hene, 2004: 150), antara lain:
1. Pengambil keputusan seringkali mengabaikan informasi
penting yang sesungguhnya tersedia,
2. Pengambil keputusan cenderung fokus pada informasi
yang cocok (konfirm) dengan perasaan atau pandangannya,
3. Pengambil keputusan terlalu cepat melakukan goal-drift
(menurunkan sasaran lebih rendah dari telah ditetapkan sebelumnya), ketika tujuan awal terlihat sulit untuk
dicapai,
4. Pengambil keputusan tidak memperhatikan peluang
yang belum pernah tergali, walaupun tahu bahwa peluang tersebut signifikan, dan
5. Pengambil keputusan lebih suka peluang “baru” yang
secara konseptual dekat dengan proses organisasional saat ini.
VI. MODEL-MODEL PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Secara umum terdapat dua faktor yang menentukan kondisi dan situasi pengambilan keputusan, yaitu:
1. Sepakat atau tidak sepakat para pengambil
keputusan tentang cara (agree/disagree on
methods), dan
2. Sepakat atau tidak sepakat para pengambil
keputusan tentang tujuan atau definisi
Berdasarkan kombinasi dari dua faktor tersebut, terdapat empat model proses pengambilan
keputusan yang efektif, yaitu:
1. Proses keputusan rasional: Jika cara dan
tujuan/definisi masalah relatif disepakati,
2. Proses keputusan koalisi: Jika cara
disepakati, tapi tujuan/definisi masalah tidak disepakati,
VI. MODEL-MODEL PROSES
3. Proses keputusan coba-coba: Jika cara
tidak disepakati, tapi tujuan/definisi masalah disepakati,
4. Proses keputusan tong sampah: Jika
cara maupun tujuan/definisi masalah tidak disepakati.
Sumber: Kusdi (2011: 108)
VI. MODEL-MODEL PROSES
VII. PERAN INTUISI DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Intuisi sangat penting dalam pengambilan keputusan, apabila:
1. Permasalahan yang dihadapi mengandung
unsur-unsur ketidakpastian tinggi,
2. Tidak ada contoh atau preseden sebelumnya yang
serupa dengan masalah yang sedang dihadapi,
3. Variabel-variabel keputusan tidak dapat diprediksi
4. Fakta-fakta yang tersedia sangat sedikit,
5. Analisis data tidak bisa banyak membantu,
6. Terdapat sejumlah alternatif pemecahan masalah,
yang masing-masing masuk akal dan memiliki argumentasi yang sama kuat, dan
7. Waktu untuk mengambil keputusan sangat sempit,
dan keputusan harus diambil dengan segera.
VII. PERAN INTUISI DALAM
PERMASALAHAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Lingkungan:
- Ketidakpastian (uncertainty), baik dalam hal deterministic
(penentuan), probabilistic (kemungkinan), stabil dan tidak stabil, - Risiko (risk),
- Kompleksitas (complexity),
- Keterbatasan sumber daya (resources)
Keterbatasan kemampuan manusia:
ELEMEN-ELEMEN DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Siapa pengambil keputusan, dan di tingkat
mana keputusan diambil?,
Bagaimana hakekat dari permasalahan?,
Bagaimana hakekat pengambilan
ELEMEN-ELEMEN DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN (MASSIE &
DOUGLAS, 1975)
1. Mengerti situasi permasalahan,
2. Diagnosis dan mendefinisikan masalah,
3. Meneliti untuk dan analisis
alternatif-alternatif,
4. Mengevaluasi alternatif-alternatif dan
memilih tindakan.
5. Jaminan bahwa keputusan diterima semua
KLASIFIKASI MASALAH
Structured problem (masalah yang
berstruktur),
Unstructured problem (masalah yang
PROSES ANALISIS MASALAH
1. Merumuskan masalah dan sifat-sifatnya,
2. Menetapkan relevansi masalah,
3. Mencari dan menetukan penyebab
masalah,
4. Menguji kepastian dan kebenaran setiap
PROSES PEMAHAMAN SITUASI PERMASALAHAN
Understand situation
Need for
decision Key facts
PROSES DIAGNOSIS DAN
PROSES EVALUASI ALTERNATIF DAN MEMILIH TINDAKAN
Select action
Rank preference
Comparison
Personal value
PROSES JAMINAN PENERIMAAN
KEPUTUSAN OLEH SELURUH ANGGOTA
Secure acceptance of decisions
Control
Timing
Motivation