• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPESIFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SPESIFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIK"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIFIKASI UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIK DAFTAR PASAL-PASAL

A. SPESIFIKASI UMUM

1. Lingkup Pekerjaan

2. Peraturan Teknis Bangunan yang di Gunakan 3. Pekerjaan Persiapan

B. SPESIFIKASI TEKNIK

1. Pekerjaan Tanah/Urugan 2. Pekerjaan Pondasi

3. Pekerjaan Beton Bertulang 4. Pekerjaan Dinding

5. Pekerjaan Plesteran

6. Pekerjaan Lantai dan Dinding Keramik 7. Pekerjaan Kayu

8. Pekerjaan Plafond Kalsyboard 9. Pekerjaan Penutup Atap

10. Pekerjaan Pengunci dan Penggantung 11. Pekerjaan Instalasi Listrik

13. Pekerjaan Pengecatan

14. Pekerjaan Instalasi Plumbing dan Sanitasi 15 Pekerjaan Lain-Lain

SPESIFIKASI TEKNIS PELAKSANAAN A. SPESIKASI UMUM

PASAL 1

LINGKUP PEKERJAAN

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN MCK KOMUNAL

PROGRAM : PENGEMBANGAN KINERJA PENGELOLAAN AIR MINUM DAN AIR LIMBAH

KEGIATAN : PENYEDIAAN SARANA DAN PRASARANA AIR LIMBAH LOKASI : GP. ALUE BU TUNONG KEC. PEUREULAK BARAT

(2)

Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, RAB dan spesifikasi teknis yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat-syarat ini.

PASAL 2

PERATURAN TEKNIS BANGUNAN YANG DIGUNAKAN

Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi teknis ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.

2.1 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971) NI.2 2.2 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-3976-1995 2.3 Peraturan Muatan Indonesia NI.8

2.4 Peraturan Konstruksi Kayu di Indonesia (PKKI) NI.5 2.5 Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994

2.6 Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-1987 2.7 Tata Cara Perencanaan Tangki Septick SNI 03-2398-1991

2.8 Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja 2.9 Peraturan Semen Portland Indonesia NI.8 Tahun 1972

2.10 Peraturan Bata Merah sebagai bagunan bangunan NI.10 2.11 Peraturan Plumbing Indonesia

2.12 Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991

2.13 Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03- 2410-1991

2.14 Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan

Apabila penjelasan dalam spesifikasi teknis tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka KSM wajib mengikuti ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

PASAL 3

PEKERJAAN PERSIAPAN

(3)

Meliputi Pekerjaan

3.1.1. Pembersihan lokasi sekeliling Bangunan 3.1.2. Persiapan Direksi Keet

3.1.3. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan 3.1.4. Pembuatan papan nama proyek

3.1.5. Pemasangan bouwplank

3.1.6. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan

3.2. Persyaratan Bahan

3.2.1. Untuk Direksi Keet disewa bangunan di sekitar lokasi kerja

3.2.2. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI 1971

3.2.3. Untuk papan nama proyek digunakan tiang dari kayu dan triplek dicat putih

3.2.4. Bahan bouwplank dipakai tiang kayu klas II 5/7 dan papan ukuran 2/20 cm 3.2.5. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong

dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat

3.3. Pedoman Pelaksanaan

3.3.1. Pembersihan lokasi sekeliling bangunan

Meliputi pembersihan semua tanam tumbuhan termasuk pembongkaran akar-akar pohon yang terkena bangunan termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang keluar lokasi pekerjaan.

3.3.2. Persiapan Direksi Keet

Untuk persiapan Direksi Keet disewa bangunan yang dapat melindungi bahan material dari panas dan hujan.

3.3.3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan.

Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan. Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI 1971 NI.2

(4)

Membuat papan nama proyek dari papan dengan ukuran 200 x 100 cm. Didirikan tegak diatas kayu 5/7 cm setinggi 240 cm. Diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat :

 Nama proyek

 Pemilik proyek

 Lokasi proyek

 Jumlah biaya (kontrak)

 Nama Pelaksana (KSM)

 Proyek dimulai tanggal, bulan, tahun 3.3.5. Pemasangan Bouwplank

Tiang Bouwplank harus terpasang kuat, papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya dan dipasang waterpass (timbang air) dengan sudut-sudutnya harus siku.

B. SPESIFIKASI TEKNIS PASAL 4

PEKERJAAN TANAH/URUGAN 4.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu :

4.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran pipa air bersih dan air kotor).

4.1.2. Timbunan kembali galian tanah pondasi.

4.1.3. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk pemadatannya.

4.1.4. Perataan tanah sekeliling bangunan.

4.1.5. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan peil lantai yang disyaratkan

4.2. Persyaratan Bahan

(5)

4.3. Pedoman Pelaksanaan

4.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka KSM secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. KSM bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala maka KSM wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat. Galian-galian untuk septicktank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja dan gambar detail. Untuk kondisi tanah yang modah longsor KSM harus memasang turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam bangunan harus dibongkar setelah pondasi selesai.

4.3.2. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam Site Plan.

4.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka KSM harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.

4.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian septicktank, pipa saluran air bersih dan pipa saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat, ditimbun dengan lapisan berikutnya dan dipadatkan kembali seperti diatas. Demikian seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.

4.3.5. Pengurugan dengan tanah timbun dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm, dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut.

(6)

jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atsa kesempurnaan pengurungan dan pemadatan.

4.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah pipa saluran air diurug dengan pasir pasangan setebal 10 cm dan dipadatkan.

PASAL 5

PEKERJAAN PONDASI 5.1. Lingkup Pekerjaan

5.1.1. Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari : 5.1.2. Pondasi plat tapak beton bertulang

5.1.3. Pondasi cyclopen beton 5.1.4. Pondasi batu bata

5.2. Persyaratan Bahan

5.2.1. Untuk pondasi plat beton bertulang digunakan bahan yang memenuhi persyaratan yang diuraikan dalam pasal beton bertulang. Campuran yang digunakan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

5.2.2. Untuk pekerjaan cyclopen beton, batu kali/belah digunakan batu kali/belah yang berukuran maksimum 10 cm - 15 cm, berwarna abu-abu hitam dan tidak berpori.

5.2.3. Untuk pondasi batu bata digunakan jenis batu setempat yang berkualitas baik.

5.2.4. Untuk pasangan cerucuk digunakan kayu gelam/kayu kelukup/bakau berdiameter 10 cm.

5.3. Pedoman Pelaksanaan

5.3.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.

(7)

5.3.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2 dibawah pondasi dipasang cerucuk kayu, gelam/kelukup/bakau yang ditumbuk hingga mencapai kedalaman tanah keras.

5.3.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja dan gambar detail. Campuran yang digunakan : Plat tapak beton adukan 1 Pc:2 Ps:3 Kr. Pondasi beton cyclopen dibuat dengan adukan 1 Pc:2 Ps:3 Kr yang diisikan 40 % batu kali. Pondasi batu kali/belah dipasang dengan aperekat 1 Pc : 4 Ps. Pondasi batu bata dipasang dengan perekat 1 Pc : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar adukan 1 Pc : 4 Ps.

5.3.5. Untuk pondasi plat tapak beton bertulang Pedoman pelaksanaan, adukan dan pembesian harus memenuhi pedoman pada pasal beton bertulang.

PASAL 6

PEKERJAAN BETON BERTULANG 6.1. Lingkup Pekerjaan

6.1.1. Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk

6.1.2. S l o o f

6.1.3. Kolom-kolom induk 6.1.4. Kolom-kolom praktis

6.1.5. Ring balok dan balok-balok latai 6.1.6. Plat dag beton tangki air dan kanopi

6.1.7. Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana.

6.2. B a h a n

6.2.1. S e m e n

 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI.8 Tahun 1972 dan memenuhi S - 400 menurut standar Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI.8 Tahun 1972).

 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.

(8)

tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

6.2.2. Pasir beton

Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syaratsyarat yang tercantum dalam PBI -1971.

6.2.3. Kerikil

Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI1971.

Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.

6.2.4. A i r

Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

6.2.5. Besi beton

Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu BJTP -240 (tegangan leleh karakteristik minimum -2400 kg/cm).

Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya.

Besi beton harus disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang. Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan direksi terlebih dahulu.

Jika KSM tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan :

 Harus ada persetujuan Direksi.

(9)

yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibat-kan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab KSM. 6.2.6. Cetakan dan Acuan

Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.

Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan didalam pasal 5.1 PBI 1991.

6.2.7. Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan adalah perbandingan 1 Pc:2 Ps:3 Kr.

6.3. Pedoman Pelaksanaan

6.3.1. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai PBI 1971.

6.3.2. KSM wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang didapat dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur. 6.3.3. Adukan beton

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat penge-coran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh direksi, yaitu:

 Tidak berakibat pemisah dan kehilangan bahan-bahan

 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antar beton yang sudah dicoor dan yang akan dicoor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel 4.4.1 PBI 1971.

6.3.4. Pengecoran

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerjan dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan.

(10)

memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5 m. 6.3.5. Perawatan Beton

Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :

 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.

 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko KSM.

PASAL 7

PEKERJAAN DINDING 7.1. Lingkup Pekerjaan

7.1.1. Dinding Bata

Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk seluruh pembatas ruangan, bagian tangga selasar bangunan dan septicktank, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar detail.

7.2. Persyaratan Bahan

7.2.1. B a t a

Mutu bahan yang digunakan dari jenis klas I menurut NI.10 dengan bentuk standart batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam air.

7.2.2. P a s i r

(11)

Untuk persyaratan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal beton bertulang.

7.2.4. P a p a n

Digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat dan untuk triplek digunak produksi dalam negeri.

7.3. Pedoman Pelaksanaan

7.3.1. Pekerjaan dinding bata mempunyai dua macam pasangan, yaitu:

 Pasangan Kedap air ( 1 Pc:2 Ps )

- Semua Pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20 cm diatas lantai

- Pasangan dinding saluran keliling bangunan

 Pasangan adukan 1 Pc:4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut

7.3.2. Persyaratan Adukan

Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

7.3.3. Pengukuran

Pengukuran (Uit-Zet) harus dilakukan oleh KSM secara teliti dan sesuai gambar, dengan syarat :

 Semua pasangan dinding harus rata (Harizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan benang.

 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangan bata yang telah selesai. 7.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda

setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan bata sudut.

(12)

7.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam didalam dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester).

7.3.7. Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.

7.3.8. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu penutup yang sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara membasahinya secara terus menerus paling sedikit 7 (tujuh ) hari setelah pemasangannya.

PASAL 8

PEKERJAAN PLESTERAN 8.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, saluran keliling bangunan.

8.2. Persyaratan Bahan

Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton bertulang.

8.3. Pedoman Pelaksanaan

8.3.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :

 Dinding dibersihkan dari semua kotoran

 Dinding dibasahi dengan air

 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0.5 cm

 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik.

(13)

8.3.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya. 8.3.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama

seminggu sejak permulaan plesteran.

8.3.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai dipasang.

PASAL 9

PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK 9.1. Lingkup Pekerjaan

Pemasangan lantai dan dinding keramik dibuat untuk semua bagian lantai ruangan, selasar bangunan dan sekeliling dinding ruang basah. Pekerjaan lantai dan dinding keramik terdiri dari :

9.1.1. Lantai pada ruangan, kamar mandi dan WC, tempat cuci serta selasar gedung.

9.1.2. Dinding pada ruangan, kamar mandi dan WC serta tempat cuci.

9.2. Bahan yang dipergunakan

9.2.1 Bahan yang digunakan adalah :

Keramik Standard ex Roman/Mulia atau produk yang setara dengan ukuran 30/30 cm polished untuk ruangan dan selasar serta 20/20 cm unpolished untuk kamar mandi, WC dan tempat wudhuk, 20/25 cm polished untuk dinding ruangan ,kamar mandi, WC, dan tempat mencuci yang disetujui Direksi Pengawas.

9.2.2 Wama akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing wama harus seragam, wama yang tidak seragam akan ditolak.

9.2.3 Tebal bahan minimal 7 mm, finishing berglazur, kekuatan lentur 250 kglcm2 dan mutu tingkat 1 (satu).

9.2.4 Bahan pengisi siar dari semen wama kental. 9.2.5 Bahan perekat adalah adukan 1 PC : 3 Ps

9.2.6 Ukuran dan lokasi pemasangan finishing lantai : Ukuran 30 x 30 cm type I mutu standard digunakan sebagai finishing seluruh lantai ruangan-ruangan yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.

(14)

9.2.8 Toleransi terhadap panjang = 1%, toleransi terhadap tebal = 6%.

9.2.9 Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SlI-0023-81.

9.2.10 Semua portland harus memenuhi N1-8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 Pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 Pasal 9.

9.3. Pedoman Pelaksanaan

9.3.1 Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contohnya (minimal 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi Pengawas.

9.3.2 Sebelum pekerjaan dimulai KSM diwajibkan membuat shop drawing dan pola pemasangan bahan yang disetujui Direksi Pengawas dan

Perencana

9.3.3 Pemasangan lantai keramik dilakukan setelah alas dari lantai keramik sudah selesai dengan baik dan sempuma serta disetujui Direksi Pengawas (antara lain screed lantai, waterproofing dan lain-lain) baru pemasangan keramik dilaksanakan.

9.3.4 Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bemoda.

9.3.5 Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata. 9.3.6 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang (lebar

siar-siar), harus sama lebar maksimum 6 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk Direksi Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar clan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

PASAL 10 PEKERJAAN KAYU 10.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang diperlukan, sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan. Bagian Pekerjaannya adalah

(15)

10.1.3. Lesplang

10.2. Pesyaratan Bahan

10.2.1. Untuk semua kozen pintu dan ventilasi, daun pintu dan lesplang digunakan kayu klas II kualitas terbaik.

10.2.2. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus, tidak cacat/bermata.

10.3. Pedoman Pelaksanaan

10.3.1. Kozen pintu dan ventilasi

 Ukuran kayu untuk kozen pintu dan ventilasi adalah 5/13 cm (ukuran setelah jadi dibuat).

 Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan perkuatan harus menggunakan pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik.

 Setiap kozen pintu dan ventilasi harus dilengkapi angker minimal 3 (tiga) buah untuk kiri kanan kozen yang melekat ketembok. Khusus untuk kozen pintu dibawah kozen dilengkapi dengan dork yang diangker kedalam neut beton.

 Semua bidang kozen yang bersinggungan dengan dinding/ beton dibuat alur-alur kapur, kemudian bidang tersebut diawetkan dengan cat minie 2 (dua) kali.

10.3.2. Daun pintu dan ventilasi

 Daun pintu panil dibuat dengan kayu kelas II petak 6 (enam), dan disyaratkan agar KSM memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau pada toko. Tidak dibenarkan KSM membuat sendiri dilapangan pekerjaan.

 Ventilasi dibuat model kaca silang, disesuaikan dengan gambar detail. Kaca untuk ventilasi dipasang kaca polos tebal 5 mm. Pasangan kaca harus diperhatikan muai susut baik dari kozen, maupun bahan kaca tersebut.

10.3.3. Lesplang dibuat dari papan lebar sesuai gambar.

(16)

PASAL 11

PEKERJAAN PLAFOND KALSYBOARD

11.1. Lingkup Pekerjaan

11.1.1 Dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pekerjaan ini hingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempuma.

11.1.2 Pekerjaan ini dilakukan meliputi pemasangan plafond ternasuk pemasangan list plafond sesuai yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

11.2. Persyaratan Bahan

11.2.1 Bahan Rangka:

Sebagai rangka utama kayu plafond kls II. Ukuran rangka sesuai yang disyaratkan dalam gambar detail.

11.2.2 Penutup plafond :

Digunakan plafon kalsyboard yang bermutu baik, tidak bergelombang dan cacat. Produk Lokal atau setara, dengan tebal standard pabrik. Bahan yang digunakan harus sesuai persyaratan dan yang telah disetujui dalam arti kekebalan, mutu, jenis dan produk dari bahan tersebut.

11.2.3 Bahan finishing penutup plafond :

1) Finishing penutup langit-langit yang digunakan cat dari bahan dasar cat yang bermutu baik produk yang telah disetujui Direksi Pengawas. Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan harus rata dan halus serta sambungan antar plafon harus didempul.

2) Wama dan corak akan ditentukan kemudian.

11.3. Pedoman Pelaksanaan

11.3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, KSM diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay out I penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

(17)

Pengawas dan Perencana.

11.3.3 Bilamana diinginkan, KSM wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai dan dipasang.

11.3.4 KSM harus mengajukan 3 buah contoh untuk disetujui oleh Direksi Pengawas dan Perencana.

11.3.5 Sebelum pemasangan, penimbunan bahan rangka, kalsyboard dan material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang / tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.

11.3.6 Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan rangka, penggantung dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat pemasangan.

11.3.7 Pemakaian bahan dan pola pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari persyaratan.

11.3.8 Semua rangka harus terpasang siku, rata pada permukaan bawahnya dan sesuai peil dalam gambar dan datar (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan yang digunakan). 11.3.9 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut

pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, KSM wajib menanyakan hal ini kepada Direksi Pengawas. 11.3.10 Pertemuan plafon dan dinding diberi list . Untuk bentuk dan pola plafond

sesuai dengan gambar kerja yang ada.

11.3.11 Setelah pemasangan, KSM wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab KSM. 11.3.12 Semua panil (unit-unitnya) harus terpasang rapi dan kuat sesuai

petunjuk-petunjuk gambar.

11.3.13 Semua hubungan terhadap bagian dari pekerjaan lain harus diperhatikan kerapihan dan kekuatannya.

(18)

PASAL 12

PEKERJAAN PENUTUP ATAP 12.1. Lingkup Pekerjaan

12.1.1Kuda – kuda dan gording menggunakan dari bahan Baja ringan C.75.

12.1.2Memasang atap seng genteng metal 0.25 mm.

12.1.3Memasang rabung atap seng genteng metal tebal 0.25 mm.

12.2. Bahan yang digunakan

Semua bahan/material harus baru sesuai dengan spesifikasi di bawah ini, kecuali tecantum lain dalam gambar rencana. Seluruh jenis bahan sebelum didatangkan ke lapangan, KSM harus memberikan contoh terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Direksi Lapangan.

12.2.1Atap seng genteng metal

12.2.2Bahan penutup atap seng genteng metal .

12.2.3Atap seng genteng metal harus mempunyai permukaan yang baik.

12.2.4Kerapatan pada pemasangan baik.

12.2.5Warna harus sama, untuk ini ditentukan kemudian oleh Direksi,

12.2.6Seng genteng metal ukuran disesuaikan dengan gambar :

12.3. Pedoman Pelaksanaan

12.3.1. Pemasangan atap dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan paku ulir khusus.

12.3.2. Tiap sambungan diberi tindisan sesuai dengan spesifikasi pabrik. Alur harus dipasang merata (tidak bolak balik), sehingga hasil akhir pasangan akan rapi.

12.3.3. Bubungan ditutup dengan bahan atap seng metal 0.25 mm. Tindisan antara satu lembaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan pabrik.

(19)

PASAL 13

PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG 13.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu kayu dan daun pintu alumanium, selanjutnya pada daun pintu alumanium dipasang grendel, kunci pintu dan pegangan.

13.2. Persyaratan Bahan

13.2.1. Engsel-engsel dari kuningan sekualitas merek RCH Nylon ukuran 4" atau yang setaraf.

13.2.2. Kunci pintu dipasang sekualitas merek Yalee 2 (dua) slaag (dua kali putar) atau yang setaraf.

13.2.3. Grendel (sloot), kunci dan pegangan pintu alumanium berkualitas baik.

13.3. Pedoman Pelaksanaan

13.3.1. Daun pintu dipasang kunci tanam 2 ( dua ) slaag setara merk yalee, yang berkualitas baik.

13.3.2 Engsel pintu dipasang 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan dilakukan dengan mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan dengan memutarkan dengan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan menempelkan kuat ke kayu yang dipasang.

13.3.3. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang KSM wajib memperlihatkan contoh tersebih dahulu untuk diminta persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.

13.3.4. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan atas biaya KSM. 13.3.5 Grendel, kunci dan pegangan pintu alumanium dipasang 1 (satu) buah

untuk setiap daun pintu. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik.

(20)

PASAL 14

PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 14.1. Lingkup Pekerjaan

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistim listrik sebagai suatu sistim keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing / pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :

Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistim listrik sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada Syarat-syarat Umum untuk menunjang bekerjanya sistim / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Khusus Teknis atau gambar dokumen. Pekerjaan ini meliputi :

14.1.1 Pekerjaan di dalam Gedung.

1) Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya / penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kabel / konduktor pentanahan netral / badan panel.

2) Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYY untuk penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dan lain-lain).

3) Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armatur penerangan, baik penerangan normal maupun darurat.

4) Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray lengkap dengan material bantu yang dibutuhkan.

5) Pengadaan dan pemasangan instalasi under floor duct lengkap dengan material bantu yang dibutuhkan.

(21)

1) Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi daya.

2) Pengadaan dan pemasangan instalasi untuk mesin pompa air.

14.2. Gambar-Gambar

Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik yang di- dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya.

Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. KSM harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada Ahli, Pengawas dan atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

14.3. Persyaratan Bahan

14.3.1. Saklar dan Stop Kontak. 1) Bahan Doos.

Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan 11,9 x 11,9 cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.

2) Saklar.

Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum 10A / 250V. Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali bila ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm. di atas lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan. Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110 cm. (di ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di ruang basah dan pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai (finished) sesuai petunjuk Pengawas. Saklar dan stop kontak ex MK.

(22)

(fasa, netral dan pentanahan) dengan rating minimum 10A / 220V. Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.

14.3.2. Kabel-Kabel.

Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi: kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistim dan peralatan.

1) Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik pembuatnya. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin (stranded). Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2 , kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistim remote control yang panjangnya kurang dari 30 meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2 . Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol). Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya. Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%. Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara.

2) Kabel Tanah Tegangan Rendah.

Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di dalam tanah.

(23)

adalah 2,5 mm2 . Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burial) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV. Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan alat penyambung khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold pour system. Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.

Kabel merk SUPREME / KABELINDO atau setara. 3) Bahan Isolasi.

Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.

4) Peralatan.

Untuk keperluan pemasangan kabel, KSM harus menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang dipasang horizontal maupun vertikal.

Peralatan penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan pada biaya pemasangan kabel tersebut.

5) Penggunaan Warna Kabel.

Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral dan ground harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL, yaitu sistim tegangan 220 V, 1 Fasa :

a. Hitam : Fasa b. Biru : Netral

c. Kuning / Hijau : Pentanahan (G). 6) Pendukung Kabel.

(24)

rapi dan teratur yang memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

7) Konduit Tertanam.

Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.

14.3.3. Pengaman / Pemutus Daya.

1) Miniatur Circuit Breaker (MCB).

 MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan BS 4752 Part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu beroperasi untuk tegangan sampai 220 VAC .

 MCB harus dapat dioperasikan secara “reverse feed”, baik pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi performance.

 Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang untuk menutup dan membuka kontak - kontak utamanya secara menyapu (wiping action).

 Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah kontak utama menutup kembali tanpa sengaja. Handle toggle MCB tiga fasa harus dapat membuka semua kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersamaan.

 MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih (overload inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan arus hubung singkat (overcurrent instaneous) secara mekanis dengan solenoid (magnetis). Arus nominal dari draw out ACB, MCB harus sesuai dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.

14.3.4. Peralatan Penerangan.

Lampu-Lampu Hemat Energi.

Lampu HE harus dengan warna standar white deluxe ukuran 14 dan 26 watt dan menggunakan fitting plafond putih.

(25)

14.4.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde (pertanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).

14.4.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.

14.4.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, KSM boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN). KSM tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pangujian dengan pihak P.L.N.

14.4.4. Pengujian instalasi harus dilakukan KSM pada beban penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab KSM.

PASAL 15

PEKERJAAN PENGECATAN 15.1. Lingkup pekerjaan

15.1.1. Meni kayu untuk bidang kozen yang melekat ketembok, sambungan-sambungan konstruksi kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.

15.1.2. Menie besi untuk baut-baut dan besi strip.

15.1.3. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu panel, ventilasi kayu dan lesplang.

15.1.4. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.

15.2. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :

(26)

15.2.3. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex,Platon.

15.2.4. Plamur kayu dan dinding sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex, Platon.

15.3. Pedoman pelaksanaan

15.3.1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafond. 15.3.2. Pekerjaan meni harus betul-betul rata, berwarna sama, pengecatan

minimal 2 (dua) kali.

15.3.3. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut :

 2 (dua) kali pekerjaan meni kayu/cat dasar

 1 (satu) kali lapis pengisian dengan plamur kayu

 Penghalusan dengan amplas

 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali. 15.3.4. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut

 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.

 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Sete-lah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.

 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.

 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas. 15.3.5. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut

 Membersihkan bidang plafond yang akan dicat.

 Mengecat plafond 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

15.4. Warna yang digunakan

Untuk warna disesuaikan atau dikoordinasikan dengan Direksi.

(27)

PEKERJAAN PLUMBING / SANITASI

16.1 Lingkup Pekerjaan

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing (pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar bangunan sampai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan. Ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan, juga termasuk ke dalam pekerjaan ini. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah : Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem plumbing / sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen. Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :

16.1.1. Instalasi Air Bersih

1) Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi tekniknya.

2) Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi plumbing serta peralatan-peralatannya.

3) Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan oleh pompa yang disediakan oleh KSM.

4) Pengujian terhadap kebocoran pipa-pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem bekerja dengan baik dan aman.

5) Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.

16.1.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan

(28)

urinoir, wastafel, floor drain, clean out dan lain sebagainya.

2) Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan menuju saluran drainase dan septic tank.

3) Pembuatan septic tank (IPAL) lengkap dengan pemipaan vent-out dan filternya.

4) Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

5) Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.

6) Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat-alat kerja yang diperlukan.

16.2 Persyaratan Bahan

16.2.1 Instalasi Air Bersih

1) P i p a

Pipa dengan diameter 3/4”, baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk yang menuju sumber air dan pipa dari tangki air menggunakan pipa PVC tipe AW, semua pipa setara WAVIN.

2) Fitting

Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa. 3) Valves dan Stop Kran

 Valve dan stop kran dengan diameter 3/4” diperkenankan menggunakan sambungan ulir (screwed).

 Semua valve dan stop kran harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.

 Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 ( 150 psi ).

16.2.2 Instalasi Air Kotor / Air Buangan

1) Pipa di Dalam Bangunan dan di Luar Bangunan.

Pipa dengan ukuran 3” baik pipa utama maupun pipa cabang dan untuk saluran pembuang menuju saluran drainase menggunakan pipa 4” digunakan PVC kelas AW, semua pipa setara WAVIN.

2) Accessories.

 Fitting dari PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara injection moulding.

 Floor drain dan clean out dari bahan alumanium. 3) Bak Kontrol

(29)

diplaster luar dalam lengkap dengan tutup beton yang dapat dengan mudah dibuka / diangkat.

16.3 Pedoman Pelaksanaan

16.3.1 Instalasi Air Bersih 16.3.1.1 Pemasangan Pipa.

1) Pipa Tegak

Pipa tegak yang menuju kran air harus ditanam di dalam tembok / lantai. KSM harus membuat alur-alur dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji; harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan dari luar. Cara penutupan kembali harus seperti semula dan di-finish yang rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan. 2) Pipa Mendatar.

Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan penyangga (support) atau penggantung (hanger). Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.

3) Penyambung Pipa.

Seluruh penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat press khusus. Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.

4) Penanaman Pipa di Dalam Tanah.

 Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.

 Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.

 Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm. untuk penempatan pipa sambungan pipa.

 Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.

(30)

 Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.

 Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula.

16.3.1.2 Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.

1) Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan hidrolis 15 Kg / Cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan tekanan.

2) Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh KSM.

3) Pengujian harus disaksikan oleh Pengawas atau yang dikuasakan untuk itu.

4) Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, KSM harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.

5) Dalam hal ini, semua biaya ditanggung oleh KSM, termasuk biaya pemakaian air dan listrik.

16.3.1.3 Pengujian sistem kerja (Trial Run).

Setelah semua instalasi air bersih lengkap terpasang, termasuk penyambungan ke pipa distribusi, KSM diharuskan melakukan pengujian terhadap sistem kerja (trial run) dari seluruh instalasi air bersih yang disaksikan oleh Pengawas atau yang ditunjuk untuk itu sampai sistem bisa bekerja dengan baik. .

16.3.1.4 Pekerjaan Lain-Lain.

Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh KSM adalah pembobokan dinding / selokan, penggalian dan pengangkutan tanah dari hasil galian dan lain-lain yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.

16.3.2 Instalasi Air Kotor / Air Buangan

(31)

Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 – 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada ruang yang berada di bawah lantai. Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan fitting dengan sudut 45o ( misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.

2) Pipa di Dalam Tanah.

 Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan dengan tebal/tinggi timbunan minimal 80 cm. diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah/lantai. Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir urug dipadatkan setebal 10 cm. Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah/lantai bekas galian harus dikembalikan seperti semula.

 Penanaman pipa. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan.

Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik mula di dalam gedung sampai ke saluran drainase.

3) Pipa Saluran Luapan Septic Tank.

Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan, dengan kemiringan 1 – 2 % dari titik permulaan septic tank ke drainase kota. Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari 90 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm. Pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.

4) Penyambungan Pipa.

 Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus disambungkan dengan rubber ring joint (RRJ).

(32)

 Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga bebas dari kotoran dan lemak.

 Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa yang akan saling melekat.

 Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan disambung harus bebas dari benda-benda / kotoran yang dapat mengganggu kelancaran air di dalam pipa.

16.3.2.2 Cara Pemasangan Floor Drain Dan Clean Out.

Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut 45° dengan pipa utamanya.

16.3.2.3 Pengujian.

1) Seluruh sistem air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran sebelum disambung ke peralatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan tekanan pengujian adalah 15 kg/cm2 .

2) Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup rapat.

Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum pemipaan disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air. Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan volume air.

3) Peralatan dan bahan untuk pengujian disediakan oleh KSM.

4) KSM harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangannya.

5) Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.

6) Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk tenggung jawab KSM.

7) Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh Pengawas.

16.4 Pompa Air Bersih

16.4.1 Pompa-pompa dari jenis non-self priming dengan efisiensi minimum 70% pada sekitar + 10 % dari titik kerjanya.

(33)

16.4.3 Seal menggunakan jenis maintenance free-mechanical seal.

16.4.4 Badan pompa menggunakan bsi cor (cast iron) kualitas ductile yang khusus untuk air minum.

16.4.5 Sudu (impeller) dan guide vane menggunakan stainless-steel atau sejenisnya yang khusus untuk air minum.

16.4.6 Poros menggunakan baja tahan karat (stainless-steel), shaft seal faces terbuat dari tungsteen carbide.

16.4.7 Bantalan menggunakan bantalan luncur tanpa pelumasan khusus selain air.

16.4.8 Pompa, poros dan kopling harus terbalans secara baik.

16.4.9 Pompa dikonstruksikan menyatu dengan motornya pada landasan baja tunggal (base plate).

16.4.10 Setiap pompa harus dibuatkan saluran pembuangan (drainase) bocoran air ke saluran buangan terdekat (lihat gambar rencana).

16.4.11 Secara utuh, pompa dan motor tidak boleh menimbulkan getaran dan suara di atas normal ( 50 dB A ).

16.4.12 Pompa dan motor dihubungkan secara langsung (direct driven) dengan kopling fleksibel.

16.4.13 Pompa dilengkapi dengan pipa priming yang diambil dari priming tank. 16.4.14 Setiap pompa harus dilengkapi dengan automatic stop switch yang

mendapat sinyal dari water level control yang diletakan di dalam ground reservoir.

17.1 Motor Untuk Pompa Air Bersih.

17.2.1 Motor adalah jenis motor induksi rotor sangkar.

17.2.2 Motor sesuai untuk bekerja pada jaringan listrik 220/380 V,3 fasa,50 Hz. 17.2.3 Motor di atas 2,5 KW menggunakan starter star-delta otomatis,

sedangkan untuk motor dengan daya kurang dari 2,5 KW menggunakan starter direct-on-line (DOL). Perintah start otomatis berasal dari pressure switch yang diletakan di pemipaan header.

17.2.4 Belitan motor menggunakan isolasi kelas F. 17.2.5 Motor setidaknya dilindungi dengan :

 Automatic short circuit / over curren protector

 Automatic thermal protection relay

 Automatic under voltage dan phase failure cut off relay.

PASAL 18

(34)

18.1 Setelah pekerjaanpembangunan selesai, KSM harus melaksanakan pembersihan dan pemeliharaan areal pekerjaan dari segala kotoran, bekas sisa bahan pekerjaan, saat penyerahan pekerjaan akhir.

18.2 Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, untuk kesempurnaan pekerjaan walaupun tidak tersebut dalam uraian dokumen ini, adalah merupakan tugas bagi pihak KSM untuk melaksanakan pekerjaan finishing.

18.3 Pihak KSM diharuskan melakukan opname photo untuk dokumentasi proyek, sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali pengambilan yaitu, sebelum pekerjaan dimuiai (prestasi 0 %) Pekerjaan yang sedang dikerjakan (prestasi 50 %) dan setelah pekerjaan selesai dikerjakan (prestos 100 %) dengan pandangan yang sama dari 1 (satu) arah.

18.4 Apabila terdapat suatu ketentuan yang belum tercantum dalam rencana kerja dan syarat-syarat ini, apabila dianggap perlu penambahan lebih lanjut, akan disampaikan dalam Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan sebagai lampiran Kontrak serta akan berlaku mengikat.

Referensi

Dokumen terkait

PAKU PAYUNG/ ATAP : Paku Atap yang di pergunakan adalah paku untuk memasang atap, dengan ukuran 2 inci, dengan fungsi untuk menahan atap agar terpasang

Pipa, pipa listrik, angker, dan bahan lain yang terbuat dari besi yang ditanam dalam beton harus dipasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton, kecuali jika ada

1.1.11 Jika sabuk dipasang ke rollcage dengan menggunakan baut, maka di titik jangkarnya pada pipa horisontal tersebut harus dibuat sebuah lubang padat dengan

Baut batuan type ulir (Thread Bar) dapat digunakan sebagai penyangga primer ataupun sekunder. Baut ini juga dapat dipasang di atap ataupun di dinding. Sistem

Sambungan balok-kolom yang ditinjau adalah pada salah satu kolom eksterior dan interior yang berada di lantai dan atap. Sambungan ini akan dirancang dengan sambungan baut

PEMBUMIAN Grounding Elektroda pembumian dipasang dengan syarat tahanan pembumian sekecil mungkin Dapat digunakan : - tulang baja lantai dan tiang pancang - pipa logam diameter

Keramik Lantai - Pemasangan Keramik lantai sesuai dengan gambar rencana - Pekerjaan pemasangan lantai baru diperkenankan untuk dipasang setelah semua pekerjaan atap dan plafond telah

Dari hasil identifikasi pipa bawah laut terdapat empat pipa yang terbentang di dasar perairan dan berada di kedalaman kurang dari 20 meter, hasil identifikasi pipa bawah laut digunakan