• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN NON FISIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN FISIK DAN NON FISIK"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Lingkungan Fisik Dan Non Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Oleh : Rika Vera Natalia

D3 Administrasi Bisnis

Politeknik Negeri Bandung

Abstract

The relationship between physical and non physical environment with the convenience of work is very significant. Environmental physical and non-physical influence on employee job satisfaction, job satisfaction of employees can be interpreted as comfort and Keam physical environment office is closely connected with the senses directly, where comfort and safety at work can immediately be felt by every worker and even achievement in work as it its air conditioning, lighting, temperature, movement, music, cleanliness, security, and other non-physical environment while in office is a condition related to the relationship between employees and employees or even with his superiors. Non-physical environment office is inclusive work environment that psychic ie working environment that can not be captured directly by human senses, but the working environment can only be felt by the employees through the relationships between fellow employees and the relationships between leaders and subordinates like it her motivation and good communications in order to enable the workers to feel more comfort and

safety at work, so workers more eager to do his job.

Employee satisfaction is a form of positive attitude of the employees in the work, this attitude is emotional attitude which is owned by the employee in respect of his or her work, this attitude is reflected in the moral attitude of an employee and discipline in their work, and a feat that they have on their work as a form of recognition that an employee of the feeling of pride and comfort in doing his job.

Job satisfaction of employees able to drive an organization into a successful organization because an organization's success one of them is seen from the performances of the employees in the organization, the more employees feel comfortable secure safe in doing his work, the more allows the employee provides an achievement useful for organizations that can give rise to the organization and as employees who excel then the organization also needs to provide an appropriate award for its workers, because in addition to the employee feel valued, these employees will be more satisfied in their jobs.

Keyword : Environmental Physical,

(2)

Sumber daya manusia (SDM) memiliki peranan penting untuk mewujudkan suatu cita-cita atau suatu kesuksesan sebuah organisasi. Hasibuan (2003: 12) menyatakan bahwa seorang manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan organisasi yaitu sebagai seorang perencana, seorang pelaku dan sebagai penentu terwujudnya suatu tujuan organisasi, sehingga manusia telah dijadikan sebagai aset yang wajib

ditingkatkan efisiensi dan

produktivitasnya dalam pekerjaannya. Jika karyawan memiliki produktivitas dan motivasi kerja yang tinggi, maka tingkat laju roda perusahaan pun akan berjalan kencang dan lurus, yang akhirnya akan menghasilkan suatu kinerja dan pencapaian yang baik bagi perusahaan atau organisasi. Bagaimana mungkin laju roda perusahaan berjalan dengan baik, bila karyawannya bekerja tidak produktif, artinya karyawan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak gencar dalam bekerja serta memiliki moral yang cukup rendah.

Seorang manajer yang efektif dan bijak harus mahir dalam membaca tren atau fashion dalam lingkungan external, dalam suatu pekerjaan serta memahami suatu tren atau gaya tersebut berdampak

pada suatu pekerjaan yang

dilaksanakannya dan tenaga kerja yang akan dikelola, Lingkungan internal mempengaruhi secara langsung terhadap kinerja yang ada dari sebuah organisasi, lingkungan internal tersebut yaitu seorang pekerja, anggota dewan komisaris, serta pemegang saham. Manfaat dari lingkungan kerja adalah untuk menciptakan suatu gairah kerja, sehingga mewujudkan produktivitas kerja menjadi meningkat. Sedangkan, manfaat yang akan diperoleh jika bekerja dengan para pekerja yang memiliki motivasi kerja adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat sesuai dengan yang diharapkan. Artinya pekerjaan yang diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang telah ditentukan. Lingkungan kerja dalam

suatu organisasi atau perusahaan sangatlah penting untuk diperhatikan.

Melihat dari kepuasan kerja karyawan merupakan suatu hal penting yang harus di ciptakan atau di rasakan oleh seorang karyawan dimana seorang karyawan tersebut merasakan suatu kenyaman dan keamanan dalam sebuat kantor tersebut baik dalam saat melaksanakan kerja atau saat tidak melaksanakan kerja karena itu akan berpengaruh pesat terhadap kesuksesan suatu organisasi atau suatu perusahaan tersebut seperti karyawan tersebut dapat memberikan suatu prestasi kerja. Maka untuk mencapai hal tersebut maka perlu adanya pengaturan lingkungan fisik dan non kantor kerja dalam suatu kantor tersebut, karena lingkungan fisik dan non fisik kantor dapat memberikan kenyamanan dan keamanan dalam bekerja.

Suatu kondisi lingkungan kerja dapat dikatakan baik apabila dapat mendorong para karyawan untuk melaksanakan kegiatan secara sehat, nyaman, aman dan optimal. Jika suatu lingkungan kerja tersebut kurang baik dapat menyebabkan tidak efisiennya suatu rancangan sistem kerja atau tidak sesuai yang di harapkan, suatu pola lingkungan kerja adalah pola tindakan seorang anggota organisasi yang mempengaruhi efektivitas dalam suatu organisasi baik itu secara langsung maupun tidak langsung, yang meliputi sebagai berikut kinerja dan produktivitas, keanggotaan organisasi serta absenteisme dan perputaran. Dari Faktor-faktor kepuasan kerja dapat

mempengaruhi komitmen kerja

karyawan pada suatu organisasi. Komitmen merupakan suatu kondisi dimana seorang anggota organisasi

memberikan kemampuan dan

(3)

dalam bekerja dan karyawan yang puas lebih mencintai situasi kerjanya.

1. Lingkungan Kerja

Menurut pengutipan dari pernyataan Mardiana (2005) Bahwa

“Lingkungan kerja ialah lingkungan dimana seorang pegawai melakukan pekerjaannya”. Suatu Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan bahkan memungkinkan para pegawai agar dapat bekerja secara optimal. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi keadaan emosi seorang pegawai. Jika pegawai menyukai lingkungan kerja tempat dimana ia bekerja, maka pegawai tersebut akan merasa betah di tempat kerjanya untuk melakukan aktivitas-aktivitas sehingga waktu kerja yang ada dipergunakan secara efektif dan efisien serta optimis prestasi atau nilai terbaik dari kinerja seorang itu pegawai juga tinggi. Lingkungan kerja itu saling berhubungan dengan hubungan-hubungan kerja yang terbentuk antara sesama pegawai dan hubungan kerja antar pimpinan dan bawahan serta lingkungan fisik tempat pegawai tersebut bekerja. Menurut Nitisemito (2001) menyatakan bahwa

”Lingkungan kerja adalah suatu situasi yang ada di seliling para pekerja yang bisa mempengaruhi dirinya untuk mengerjakan segala tugas-tugas yang menjadi tugasnya.” Menurut Maryati (2008) bahwa sangat banyak faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja, salah satunya dapat diwujudkan melalui suatu perencanaan lingkungan fisik kantor yang baik, sebab lingkungan fisik kantor akan secara langsung connect dengan tubuh kita, melalui panca indra kemudian menjulur ke dalam hati. Kalau Menurut Robbins dan Coulter (2004) menyatakan bahwa lingkungan kerja merupakan lingkungan kerja yang merujuk pada lembaga atau kekuatan yang berada di luar organisasi atau perusahaan tersebut dan secara potensial akan mempengaruhi kinerja organisasi.

Lingkungan kerja, menurut Wursanto (2009) yaitu bahwa lingkungan kerja dibedakan menjadi dua macam, yaitu pertama : kondisi lingkungan kerja yang menyangkut segi fisik, dan kedua : kondisi lingkungan kerja yang berhubungan dengan segi psikis (non fisik)”. Kondisi lingkungan kerja yang berhubungan tentang segi fisik atau lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang menyangkut segi fisik dari lingkungan kerja. Kalau lingkungan non fisik atau psikis merupakan lingkungan kerja yang tidak bisa ditangkap oleh panca indera, seperti bau, suara, rasa, dan warna.

Suatu kondisi lingkungan kerja dapat dikatakan baik jika seorang

pegawai dapat melaksanakan

kegiatannya secara sehat , optimal,

nyaman dan aman, sedangkan

lingkungan kerja yang sedikit buruk dapat menyebabkan tidak efisien nya suatu rancangan sistem kerja yang telah ditetapkan, hal ini disebabkan dikarenakan pola atau bentuk lingkungan kerja adalah pola atau bentuk tindakan anggota organisasi yang mempengaruhi suatu kefektivitas sebuah organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung, yang meliputi produktivitas dan kinerja, absenteisme dan perputaran, serta keanggotaan organisasi.

2. Lingkungan Kerja Fisik

Adanya hubungan antara

(4)

atau peralatan kantor itu cocok, dan penerangan kantor yang sesuai dengan ketentuan ergonomic kantor. Melakukan pekerjaan akan lebih terasa tenang jika lingkungan kerja tidak bising, tidak adanya suara-suara kebisingan yang akan menganggu konsentrasi kerja atau bahkan bekerja akan terasa lebih nyaman jika bekerja sambil mendengarkan musik yang membuat kita lebih semangat atau yang memunculkan suatu inspirasi.

Menurut Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa “lingkungan kerja fisik ialah suatu yang terdapat disekitar tempat kerja yang bisa mempengaruhi pekerja baik secara langsung maupun

tidak langsung”. Sedangkan menurut

Sarwono (2005) bahwa “Lingkungan kerja fisik ialah tempat kerja pekerja melakukan suatu pekerjaan atau tugasnya ”. Lingkungan kerja fisik itu akan mempengaruhi semangat dan emosi kerja para pekerja. Faktor-faktor fisik ini mencakup suhu udara di tempat kerja, kebisingan, kepadatan, luas ruang kerja, dan kesesakan. Faktor-faktor fisik ini akan sangat mempengaruhi tingkah laku setiap manusia. Kemudian menurut

Sarwono menyatakan bahwa

“Peningkatan suhu dapat menghasilkan

kenaikan prestasi kerja tetapi dapat pula

malah menurunkan prestasi kerja.”

Selanjutnya Lingkungan kerja fisik yaitu keseluruhan atau setiap aspek dari gejala fisik dan sosial-kultural yang mempengaruhi atau mengelilingi individu (Komarudin,2002).

Lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekitar setiap pekerja yang bisa mempengaruhi dirinya dalam menngerjakan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya penerangan, ruang gerak, suhu udara, keamanan, kebersihan, musik dan lain-lain (Nitisemito, 2002). Berdasarkan definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa lingkungan kerja fisik adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling karyawan bekerja yang mempengaruhi karyawan dalam melakukan beban tugasnya. Masalah lingkungan kerja dalam suatu

organisasi sangatlah penting, dalam hal ini maka diperlukan adanya pengaturan atau penataan terhadap faktor-faktor lingkungan kerja fisik dalam pengadakan suatu aktivitas organisasi.

Ada beberapa Faktor-faktor lingkungan kerja fisik yaitu sebagai berikut:

a) Pewarnaan b) Penerangan c) Udara d) Suara bising e) Ruang gerak f) Keamanan g) Kebersihan h) Musik

Berdasarkan faktor-faktor di atas dapat dijabarkan sebagai berikut bahwa :

1) Pewarnaan

Dalam masalah warna bisa cukup berpengaruh terhadap karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya, akan tetapi banyak juga perusahaan yang kurang memperhatikan masalah pewarnaan. Dengan demikian pengaturan tentang pewarnaan hendaknya akan memberi manfaat dalam arti dapat meningkatkan semangat kerja karyawan. Pewarnaan pada dinding ruang kerja hendaknya menggunakan warna yang lembut.

(5)

warna seragam yang dikenakan oleh karyawan.

Sistem penerangan yang

dipergunakan didinding atau sebagai pembaur sinar, kembali dapat mempengaruhi warna yang digunakan dalam ruangan kerja karyawan, sehingga dapat menimbulkan penerangan yang baik di dalam suatu ruangan kerja itu.

Dibawah ini terdapat daftar beberapa warna yang dapat merangsang dan bahkan mempengaruhi perasaan

2) Pencahayaan dan Penerangan

a. Sistem Pencahayaan

McShane (1997) dalam buku BadruMunir (2007) menyatakan bahwa 80% - 85% informasi yang diterima pegawai di kantor menggunakan indera penglihatan (mata), seperti memeriksa tagihan pembayaran atau membaca surat. Jadi hal inilah yang sangat penting menjadikan kenyamanan visual bagi setiap pegawai di kantor karena akan mempengaruhi tingkat produktivitas mereka. Apabila tingkat pencahayaa di tempat kerja tidak sesuai maka akan mengakibatkan pegawai mengalami ketegangan pada mata nya, sehingga akan berdampak terhadap penurunan motivasi pegawai dan kinerja pegawai.

Maka dari itu, sistem pencahayaan yang efektif harus memperhitungkan kualitas dan kuantitas cahaya yang sesuai dengan pekerjaan, ruangan, serta pegawai itu sendiri.

Pencahayaan di lingkungan kerja baru bisa dikatakan efektif apabila pegawai tersebut merasa nyaman secara visual akibat pencahayaan yang seimbang atau selaras. Badru Munir (2007) menyatakan, bahwa ada 4 jenis pencahayaan yang di gunakan pada kantor, antara lain sebagai berikut:

Pertama, Ambient lighting, yaitu pencahayaan yang digunakan untuk memberikan cahaya keseluruh ruangan dan biasanya dipasang pada langit-langit ruang kantor. Biasanya lampu jenis ini ialah satu-satunya pencahayaan di ruangan itu.

Kedua, Task lighting, yang digunakan

untuk menerangi area kerja seorang pegawai, misalnya meja kerja. Meskipun menawarkan lebih banyak kontrol bagi pegawai, namun jenis cahaya ini jarng digunakan pada kaentor-kantor di Indonesia karena alas an kepraktisan. Agar pencahayaan baik maka disarankan agar jenis ini dapat dikombinasikan dengn ambient lighting, sehingga pekerjaan yang tidak terlalau membutuhkan tinggat penerangan tinggi cukup menggunakannya; sedangkan pekerjaa yang mmbutuhkan tingkat ketelitian tinggi akan menggunakan task lighting.

(6)

cahaya ini tetap dapat digunakan. Cahaya ini juga tidak mampu menjangkau ke area kerja, dan pada hari sangat terang, intensitas cahaya alami dapat mengakibatkan cahaya harus dikontrol. Pegawai, yang area kerjanya menggunakan cahaya alami, harus berada pada kondisi dimana cahaya datang dari bahu kirinya jika ia menggunakan tangan kanan dan dari bahu kanan jika menggunakan tangan kidal. Seharusnya karyawan tidak menghadap jendela pada posisi kerja normal. Apabila cahaya alami digunakan untuk menerangi area kerja, perlu dipertimbangkan dampak penggunaan temparatur udara terhadap ruangan kerja. Karena cahaya alami menghasilkan panas, pendingin udara harus digunakan-khususnya pada musim panas-untuk mengurangi efek panas tersebut.

Sementara itu, Quible (2001) menyelakan ada 4 jenis cahaya yang dpat digunakan di kantor, yaitu:

Cahaya alami adalah cahaya yang

bukan buatan atau yang langsung berasal dari sinar matahari.

Cahaya Incandescent, dengan menggunakan tabung filament, cahaya ini paling sering digunakan di rumah. Cahaya ini juga dapat digunakan secara

efektif di perkantoran,

meskipun fluorescent lebih efisien. Cahayaincandescent kadang kala digunakan untuk membuat panel cahaya tidak monoton dan untuk menarik perhatian pada beberapa area. Cahaya ini paling tidak efektif jika dibandingkan dengan energy yang dikonsumsi, meskipun biaya pemasangannya lebih

murah dibandingkan dengan

cahaya fluorescent. Kelemahan yang lain adalah tidak tahan lama, warna yang dihasilkan tidak alami, dan menghasilkan banyak bayangan serta silau.

Cahaya Fluorescent, menjadi jenis

cahaya yang lain digunakan pada ruangan perkantoran dengan tingkat terang yagn mirip dengan cahaya alami.

Meskipun pemasangan lebih

mahal dibandingkan

dengan incandescent, cahaya ini mempunyai beberapa kelebihan:

- Memproduksi lebih sedikit padas dan silau

- Tabung fluorescent tahan sepuluh kali lebih lamadibandingkan dengan incandescent

- Mengkonsumsi lebih sedikit listrik

- Keterangan yang diberikan lebih tersebar

Cahaya fluorescent kira-kira lima kali lebih efisien dibandingkan dengan cahaya incandescent.

High Intensity discharge Lamp

penggunaan cahaya ini pada perkantoran adalah sesuatu yang baru. Lampu ini biasanya digunakan pada jalan raya dan stadion olah raga, yang memberikan pencahayaan yang sangat efisien. Kekurangannya adalah efeknya yang menyuilitkan untuk membedakan beberapa warna.

Ada tiga parameter yang dapat digunakan dalam mengatur efektivitas pencahayaan kantor:

1. Visiblity, pegawai harus dapat

melihat degnan nyaman dan jelas

2. Fokus, pencahayaan harus dapat

memusatkan perhatiannya dalam melaksanan tugas yang diembannya. 1.Image, dengan memodifikasi tingkat pencahayaan, yang meliputi pemilihan jenis lampu, jenis warna, serta intensitas cahaya akan membuat kesan yang berbeda bagi pegawai.

b. Sistem Penerangan

Ada 5 jenis sistem penerangan yang dapat digunakan oleh organisasi, antara lain:

1. Direct, dengan

mengarahkan cahaya 90-100% secara langsung ke area kerja, sistem ini akan mengakibatkan munculnya silau dan bayangan karena hanya sedikit cahaya yang tersebar. Kecuali cahaya berada dekat satu sama lain, area kerja tidak akan mendapat cahaya yang sama.

(7)

kembali ke bawah. Sistem ini menghilangkan beberapa bayangan yang merupakan kelemahan sistem direct.

3. Indirect, sistem ini direkomendasikan untuk kebanyakan ruang kantor, karena cahaya yang desebarkan mengurangi bayangan dan silau yang ditimbulknan dari penerangan yang digunakan. Dengan sistem ini 90-100% cahaya pertama diarahkan ke aatas dan kemudian menyebar dan memantul ke area kerja.

4. Semi indirect, sistem ini akan mengarahkan 60-90% cahaya ke atas dan kemudian dilantulkan ke bawah dan sisanya juga diarakan ke area kerja. Meskipun sistem ini menghasilkan jumlah cahaya yang lebih dengan tingkat

watt yang sama

dengan indeirect, bayangan dan silau masih menajdi kendala bagi sistem semi indirect.

5. General Diffuse. Sistem ini mengarahkan 40-60% cahaya ke arah area kerja, dan sisanya diarahkan ke

bawah. Meskipun sistem ini

menghasilakan lebih banyak cahaya yang lebih dengan tingkat watt dengansemi indirect, bayangan dan silau juga banyak dari sistem semi in direct.

3) Udara

Di dalam ruangan kerja karyawan dibutuhkan udara yang cukup, dimana dengan adanya pertukaran udara yang cukup, akan menyebabkan kesegaran fisik dari karyawan tersebut. Suhu udara yang terlalu panas akan menyebabkan menurunnya semangat kerja karyawan di dalam melaksanakan pekerjaan.

Adapun suhu udara atau temperatur ruang kerja karyawan yang didapat dipertahankan baik pada musim panas maupun di musim dingin adalah bahwa suhu udara harus dipertahankan di bawah 21C’ untuk menekan kelembaban.

Faktor lingkungan kantor lainnya yang dapat mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis pegawai adalah kondisi udara di dalam kantor. Jika diasumsikan

pegawai akan menghabiskan 90% jam kerjanya di dalam ruangan (kurang lebih 2.500 jam per tahun), kualitas udara patut menjadi perhatian utama Manajer Administrasi. Sebagian besar bangunan perkantoran saat ini memiliki udara yang mengandung zat kimia dan biologi dari pada di luar ruangan. Hal ini disebabkan olehoff-gas(bahan kimia yang dihasilkan oleh penuaan gedung maupun beberapa alt perkantoran, misalnya furnitur serta penutup lantsi yanh jarang dibersihkan). Kondisi inilah yang akan menimbulkanSick Building

Syndrome (sindrom gedung sakit) dan

menyebabkan pegawai permanen mengalami kepusingan permanen jika mereka menghirupnya dalam waktu yang relatif lama (Damato dan Richter,2003).

Beberapa faktor kualitas udara yang perlu diperhatikan adalah temperatur, kelembaban, ventilasi, serta kebersihan udara.

Temperatur Udara

Tempatur ideal yang digunakan pada ruang kantor adalah Celcius, sehingga tubuh pegawai tidak terkejut ketika memasuki ruang kantor. Apabila di luar kantor sedang panas dengan temperatur 30◦ C, sebaiknya temperatur diatur 26◦ C, dan apabila mperatur di

luar sebesar 14◦ C, sebaiknya temperatur di dalam kantor diatur pada tingkat 18◦C. Di masa depan, energi matahari, tidak diragukanlagi akan menjadi sumber pemanas utama dalam bangunan perkantoran di beberapa bagian dunia. Tergantung pada lokasi geografi bangunan, energi matahari mungkin dapat memberikan semua pemanasan yang dibutuhkan.

Tingkat Kelembaban Udara

(8)

-conditioning untuk segala musim akan melembabkan udara pada musim dingin, dan sebaliknya akan mengurangi kelembaban udara pada musim panas. Menurut Quible (2001), tingkat kelembaban udara antara 40-60% akan

memaksimalkan kenyamanan bagi pegawai di ruang kantor. Tingkat kelembaban optimum adalah sekitar 50%.

Sirkulasi Udara

Pada beberapa tempat kerja, terutama yang peralatannya menghasilkan panas, harus disirkulasikan untuk menghasilkan kenyamanan. Tanpa sirkulasi udara, temperatur udara sekitar akan meningkat dan keberadaan off-gas, seperti yang

dibahas sebelumnya, akan semakin menetap di tempat yang sama dan mengakibatkan gangguan pernafasan serta gangguan fisik lainnya pada pegawai. Tingkat pergantian uadara rata

-rata yang cukup adalah 0,67 m per

menit per orang atau setara dengan 102 96 64 cm yang harus

disirkulasikan setiap menitnya untuk tiap karyawan pada area tertentu. Sirkulasi volume udara yang lebih besar akan diperlukan apabila merokok diperbolehkan pada area kerja. Sebagian besar AC.

Kebersihan Udara

Alat yang didesain untuk membersihkan udara dipasang pada beberapa bangunan perkantoran guna membersihkan udara dari kuman, debu, dan kotoran. Sebagian besar AC yang dipasarkan pada saat ini telah dilengkapi dengan alat tersebut. Cahaya ultraviolet digunakan untuk membunuh kuman, serta filter mekanik digunakan untuk membuang debu serta kotoran lain. Kebersihan udara dan pemakaian energi listrik menjadi pertimbangan yang besar, karena bangunan akan menjadi lebih kedap udara dan pemakaian energi listrik menjadi lebih efisien. Apabila udara yang sama menetap pada ruangan yang sama, hal itu akan menjadikannya tidak bersih dan tidak segar

4) Suara Bising

Bunyi bising sangat diperhatikan, karena dapat membantu kesenangan kerja, merusak pendengaran dan dapat menimbulkan komunikasi yang salah. Oleh karena itu setiap perusahaan selalu berusaha untuk menghilangkan suara bising tersebut atau paling tidak menekannya untuk memperkecil suara bising tersebut. Dengan terganggunya seseorang atau karyawan didalam melaksanakan pekerjaan mengakibatkan pekerjaan tersebut salah sehingga jumlah dan mutu barang yang dihasilkan menurun.

Kemampuan perusahaan di dalam menyediakan dana untuk keperluan pengendalian suara bising tersebut, juga merupakan salah satu faktor yang menentukan pilihan cara pengendalian suara bising dalam suatu perusahaan.

Suara bising dapat dihindari dengan suatu tindakan seperti:

a. Mengurangi intensitas dari bunyi itu pada sumbernya dengan mengadakan perubahan atau modifikasi mesin secara mekanis. b. Mencegah terpencar atau meluasnya suara bising tersebut dengan mengisolasikan atau menutup rapat-rapat suara bising tersebut.

(9)

5) Ruang Gerak

Dalam suatu perusahaan

hendaknya karyawan yang bekerja mendapat tempat yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan atau tugas. Seseorang tidak mungkin dapat bekerja dengan tenang jika tempat yang tersedia tidak dapat memberikan kenyamanan.

Padatnya tempat sama ruang gerak yang sempit dapat mengurangi semangat kerja karyawan dalam melakukan aktivitasnya. Dengan demikian ruang gerak di dalam melaksanakan pekerjaan perlu diperhatikan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan baik, dan begitu juga sebaliknya jika ruang gerak terlalu lebar akan mengakibatkan pemborosan biaya. Oleh karena itu ruang gerak untuk tempat karyawan. Adapun persyaratan lingkungan fisik yang harus diusahakan oleh setiap kantor adalah sebagai berikut:

 Kebersihan

Kebersihan meliputi bangunan, perlengkapan, dan perabotan yang ada di lingkungan kantor harus dipelihara kebersihannya.

 Luas Ruang Kantor

Ruang kerja harus menyediakan luas lantai 40 square feet untuk setiap pegawai, minimal (3,7 meter persegi)

 Suhu Udara

Temperature yang layak harus dipertahankan dalam ruangan kerja minimal 16 derajat celcius.

 Ventilasi

Peredaran udara segar atau udara yang telah dibersihkan harus diusahakan dalam ruang kerja.

 Penerangan Cahaya

Cahaya alam atau lampu yang cocok dan cukup harus ada dalam ruang kerja, sedangkan peralatan

 Fasilitas Kesehatan

Kamar kecil, toilet, dll harus disediakan untuk para petugas serta dipelihara kebersihannya.

 Fasilitas Cuci

Ruang cuci muka/tangan dengan air hangat dan dingin berikut sabun dan handuk disediakan seperlunya.

 Air Minum

Air bersih untuk keperluan minum petugas harus disediakan melalui pipa atau tempat penampungan khusus.

 Tempat Pakaian

Dalam kantor harus disediakan tempat untuk menggantungkan pakaian yang tidak dipakai sewaktu kerja dan fasilitas untuk mengeringkan pakaian basah.

 Tempat Duduk

Petugas harus disediakan tempat duduk untuk keperluan bekerja dengan sandaran kaki.

 Lantai, Gang, Dan Tangga

Lantai harus dijaga agar orang tidak mudah tergelincir, tangga diberi pegangan untuk tangan dan bagian yang terbuka diberi pagar.

 Mesin

Bagian mesin yang berbahaya harus diberi pelindung dan petugas yang memakainya harus terlatih.

 Beban Berat

Pegawai tidak boleh ditugaskan

mengangkat, membawa atau

memindahkan beban berat yang dapat menyebabkan kecelakaan.

 Pertolongan Pertama

Dalam ruangan kerja harus disediakan kotak obat – obatan sebagai pertolongan pertama untuk pegawai apabila ada pegawai yang mengalami sakit atau luka akibat bekerja.

 Penjagaan Kebakaran

Di dalam kantor harus disediakan alat untuk memadamkan kebakaran baik itu lonceng ataupun alarm.

 Pemberitauan Kecelakaan

Kecelakaan dalam kantor yang menyebabkan kematian atau absen pegawai lebih dari 1 minggu harus dilaporkan kepada pihak berwajib.

3. LINGKUNGAN KERJA NON FISIK

Menurut Sedarmayanti (2001),

(10)

bersangkutan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja, atau

hubungan dengan bawahan”. Sementara

itu, Wursanto (2009) menyatakan bahwa untuk lingkungan kerja psikis yang

didefinisikan sebagai “ segala sesuatu yang bersangkutan dengan segi psikis daripada lingkungan kerja”. Berdasarkan pengertian-pengertian itu, bisa dibilang bahwa lingkungan kerja non fisik dikatakan juga sebagai lingkungan kerja psikis, yaitu suatu keadaan yang ada di sekeliling tempat kerja yang bersifat non fisik. Lingkungan kerja seperti ini tidak bisa ditangkap secara langsung oleh pancaindera manusia, tapi dapat dirasakan keberadaannya oleh manusia. Jadi, lingkungan kerja non fisik ialah lingkungan kerja yang cuma bisa dirasakan oleh perasaan. Berdasarkan uraian dan pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa lingkungan kerja non fisik ialah lingkungan kerja yang tidak bisa ditangkap oleh panca indera manusia. Tapi , lingkungan kerja non fisik ini dapat dirasakan oleh para pekerja melalui hubungan-hubungan sesama rekan kerja maupun dengan atasan. Penjelasan tentang lingkungan kerja non fisik sebagaimana telah diuraikan di atas bertujuan untuk membentuk sikap seorang pegawai. Sikap yang diharapkan tentunya yaitu sikap positif yang akan mendukung kepada pelaksanaan kerja yang dapat menjamin pencapaian tujuan organisasi.

Sehubungan dengan masalah

pengusahan dan pembentukan sikap, Wursanto (2009) mengemukakan bahwa unsur penting dalam pembentukan dan pengubahan sikap serta perilaku, yaitu sebagai berikut.

1) Pengawasan yang dilakukan secara kontinu dengan menggunakan sistem pengawasan yang cukup ketat.

2) Suasana atau keadaan kerja yang dapat memberikan suatu dorongan dan semangat kerja yang tinggi.

3) Sistem pemberian imbalan (baik gaji maupun perangsang lain) yang menarik.

4) Memperlakukan dengan baik, manusiawi, tidak disamakan dengan robot atau mesin, serta kesempatan

untuk mengembangkan karier

semaksimal mungkin sesuai dengan batas kemampuan masing-masing setiap anggota.

5) Ada perasaan aman dari setiap pekerja, baik di dalam dinas maupun di luar dinas.

6) Hubungan itu berlangsung secara serasi, penuh kekeluargaan , dan lebih bersifat informal,.

7) Setiap anggota harus mendapat perlakuan secara objektif dan adil.

Pendapat lain dikemukakan oleh

Herman (2008) bahwa “sebuah faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan internal seorang pegawai atau sumber daya manusia meliputi karakter/budaya organisasi, serikat kerja, sistem informasi, dan konflik-konflik internal”. Pendapat Herman itu jika disimak cenderung mengarah ke lingkungan kerja non fisik. Maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang itu ialah faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja non fisik. Menurut Nitisemito (2001) menyatakan bahwa sebuah perusahan hendaknya bisa mencerminkan kondisi yang mendukung suatu kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang mempunyai status jabatan yang sama di perusahaan. Suatu Kondisi yang hendaknya diciptakan yaitu komunikasi yang baik, suasana kekeluargaan, dan pengendalian diri. Dengan Membina hubungan yang baik antara sesama rekan kerja, bawahan maupun atasan harus dilakukan karena setiap manusia bersifat saling membutuhkan. Sebuah Hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis karyawan.

4. KEPUASAN KERJA

(11)

terhadap suatu pekerjaannya yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja atau lingkungan kerja. Penilaian itu dapat dilakukan terhadap salah satu pekerjaan yang biasa dilakukannya, penilaian ini dilakukan sebagai rasa menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam suatu pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan salah satu sikap umum yang dimiliki terhadap pekerjaan seseorang yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang di terima seorang pekerja dan jumlah yang mereka anggap seharusnya mereka terima. Wibowo (2010). Sedangkan menurut Hasibuan, (2009). Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan bahkan mencintai pekerjaannya. Sikap ini tercermin oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan. Sementara itu Rivai, (2007) menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah penilaian dari pekerja tentang seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Kepuasan kerja juga sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap, khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri, dan hubungan sosial individu diluar kerja. Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaan yang menyenangkan dan memcintai pekerjaan serta harapan seseorang akan penghargaan yang diterimanya dari pekerjaan yang dilakukannya.

Menurut Hasibuan, (2009) faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut :

1) Balas jasa yang adil dan layak

2) Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian

3) Berat ringannya pekerjaan

4) Suasana dan lingkungan pekerjaan 5) Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

6) Sikap pemimpin dan kepemimpinan 7) Sifat pekerjaan monoton atau tidak.

5. HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP

KEPUASAN KERJA

Lingkungan kerja sedikit banyaknya akan mempengaruhi kondisi fisik ataupun psikologi pegawai. Maka sangat penting bagi manajemen untuk menciptakan lingkungan kerja yang dapat membuat karyawannya bekerja secara optimal. Odger (2006) mendefinisikan lingkungan kerja yang ergonomik, sebagai ilmu terapan yang mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan tingkat kenyamanan, efisiensi, dan keamanan dalam mendesain tempat kerja demi memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis karyawan di perusahaan.

Tentu saja kepuasan kerja tidak datang dengan sendirinya, disamping dengan adanya kemauan dan usaha dalam diri karyawan, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut. Salah satu yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja adalah lingkungan kerja. Seperti yang dikatakan Nitisemito.

(1986), bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi semangat kerja dalam pelaksanaan tugas adalah lingkungan kerja. Meskipun faktor ini penting dan besar pengaruhnya, namun banyak diantara perusahaan kurang memperhatikan faktor tersebut.

(12)

KESIMPULAN

Lingkungan kerja sangat berpengaruh besar terhadap kepuasaan kerja seorang karyawan baik itu lingkungan kerja fisik maupun lingkungan kerja non fisis (psikis). Suatu kondisi lingkungan kerja dapat dikatakan baik apabila dapat mendorong para karyawan untuk melaksanakan kegiatan secara sehat, nyaman, aman dan optimal. Jika suatu lingkungan kerja tersebut kurang baik dapat menyebabkan tidak efisiennya suatu rancangan sistem kerja atau tidak sesuai yang di harapkan, suatu pola lingkungan kerja adalah pola tindakan seorang

anggota organisasi yang

mempengaruhi efektivitas dalam suatu organisasi baik itu secara langsung maupun tidak langsung, yang meliputi sebagai berikut kinerja dan produktivitas, keanggotaan organisasi serta absenteisme dan perputaran. Komitmen merupakan suatu kondisi dimana seorang anggota organisasi memberikan kemampuan dan loyalitasnya pada

organisasi dalam mencapai tujuannya sebagai imbalan atas kepuasan yang telah diperolehnya. Seorang

Karyawan yang puas akan

termotivasi untuk lebih bersemangat dalam bekerja dan karyawan yang puas lebih mencintai situasi kerjanya.

SARAN

Peran seorang pegawai atau karyawan itu sangat penting dalam sebuah perusahaan dimana tingkat kesuksesan suatu organisasi itu berpengaruh kepada salah satu nya adalah kinerja karyawan. Maka dari itu sangat perlu nya peran karyawan di suatu perusahaan. Untuk

membuat kinerja karyawan

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Badri, Munir Sukoco. 2007

Manajemen Administrasi Perkantoran Moder. Erlangga:

Jakarta.

Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Bumi Askara

: Bandung.

Hasibuan. 2009. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Bumi Askara

: Bandung.

journals.itb.ac.id/index.php/sostek/ar ticle/download/2100/1165

Ratih Dewi Kumala I. A., 2008.

Pengaruh Pengembangan Organisasi, Kepemimpinan, Karir dan Lingkungan Kerja Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Politeknik Kesehatan Departemen Kesehatan Denpasar. Tesis pada Program Magister Managemen Universitas Udayana.

Rivai, Veithzal. 2007.

Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Komaruddin. 2002. Menejemen Sumber daya Manusia: Suatu Pendekatan Fungsi Operatif Edisi I. Penerbit Kappa-Sigma: Bandung.

Sedarmayati. 2001. Manajemen Perkantoran Efektif. UPP STIM YKPN. Yogyakarta Sofyandi,

Herman. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit: Graha Ilmu, Yogyakarta.

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui persentase siswa yang mengalami kesulitan, mendeskripsikan jenis kesulitan yang dialami siswa, serta mengetahui faktor

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan dan hidayah sehingga penulis dapat melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL)

Menurut WHO, Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian pada lalu lintas jalan yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang menyebabkan cedera atau kerusakan atau kerugian

Dalam konteks tersebut, Polri telah melakukan berbagai upaya, diantaranya adalah dengan mengeluarkan berbagai kebijakan yang termuat dalam beberapa Telegram Kapolri yang

Adapun hasil wawancara peneliti dapatkan.sebagai.berikut: Narasumber pertama yakni dari tokoh masyarakat pocangan yang bernama miswari sebagai tokoh masyarakat desa pocangan,

Masalah investasi dan penggunaan di bidang TI merupakan hal yang cukup memusingkan bagi perusahaan. Di satu sisi perusahaan sadar bahwa harus memiliki TI yang dapat

02 RW 05 Kelurahan Merjosari Kecamatan Lowokwaru Malang, pada tingkat signifikansi 0,05. Hasil tersebut sejalan dengan fakta yang ditemukan di lapangan, bahwa