Penerapan Teknologi Informasi Dan Komunikasi
Tentang Pembangunan Desa
Chintya Dewi, Hendri Nurbeni, Tita Juwita Kelas TI-VI A
Teknik Informatika STMIK Sumedang
Email : a2.1500021@mhs.stmik-sumedang.ac.id
ABSTRAK
Pemerintah pusat sering menempatkan desa sebagai objek, sehingga program-program pemanfaatan TIK terkadang hanya sampai pada tingkat kabupaten atau kecamatan. Oleh karena itu, munculnya gerakan dari desa yang memanfaatkan internet, menjadi pelajaran bahwa inisiatif dapat dilakukan dari bawah (desa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa telah mengadakan pelatihan TIK kepada perangkat dan kader desa. Penggunaan TIK terkait dengan dunia usaha sudah cukup lengkap dan informatif. Situs web yang tersedia digunakan pemerintah desa untuk mempromosikan hasil pertanian, lokasi wisata, dan hasil kerajinan produk dari usaha kecil menengah. Dalam hal solusi e-government, sebagian besar masih di tahap informasi, dan sebagian kecil berada di tahap interaksi. Penerapan TIK di Desa digunakan untuk menyebarluaskan atau diseminasi informasi mengenai kegiatan-kegiatan pembangunan.
Kata Kunci :TIK, Desa
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Di level strategis, penelitian mengenai implementasi TIK untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat perdesaan yang dilakukan oleh Fathoni (2010) menghasilkan kesimpulan bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat di perdesaan secara optimal
kemitraan dengan industri dan jasa telekomunikasi. Selain itu, penelitian mengenai TIK di tingkat desa misalnya penelitian tentang literasi TIK masyarakat desa pantai yang dilakukan oleh Siswanto (2012) menunjukkan bahwa tingkat literasi TIK masyarakat desa akan berbeda- beda sesuai dengan letak geografis desa tersebut.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2011) mengenai program pembangunan telecenter di perdesaan (sebagai salah satu wujud pemanfaatan TIK) yang dilaksanakan oleh UNDP-Bappenas menunjukkan bahwa masyarakat desa sebenarnya membutuhkan telecenter, namun harus berfungsi sosial yang berarti mengutamakan tujuan sosial, misalnya membantu mengentaskan kemiskinan masyarakat dengan menyediakan akses informasi dan turut mengembangkan UKM. Namun berbagai masalah dihadapi yaitu: kurangnya kesadaran masyarakat terhadap potensi yang berada di desanya sendiri ,kurangnya pengetahuan pemahaman manajemen pemasaran berbasis internet, perbedaan persepsi antara masyarakat dengan pengurus tentang telecenter, serta kurang adanya kerja sama dengan berbagai lembaga lain yang berwenang seperti Kementerian Pertanian yang dapat membantu bidang
pertanian serta Kementerian Perindustrian yang menangani UKM dalam mendayagunakan telecenter di desa.
PENDAHULUAN
Pembangunan pedesaan mengalami perubahan signifikan sejak digitalisasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Teknologi media hibrida terbukti mempermudah desa-desa inovatif membangun jejaring dan memberdayakan komunitasnya guna mempersempit kesenjangan TIK. [1] Hasil pengembangan TIK mampu menggabungkan teknologi komputer, internet, dan ponsel. Seperti halnya saat ini penggunan teknologi sangat marak di kalangan masyarakat.
Penyediaan akses dan sarana TIK (internet) bagi masyarakat desa bertujuan tidak hanya mengurangi kesenjangan digital tetapi juga untuk dapat mendorong aktivitas dan produktivitas masyarakat (pemberdayaan). Kehadiran internet di masyarakat desa belum tentu menjadi sebuah kebutuhan, baik karena rendahnya kesadaran akan manfaatnya ataupun tidak terhubungnya internet dengan sistem nafkah yang ada di masyarakat pedesaan. Upaya mendekatkan ketersediaan internet dengan kebutuhan riil masyarakat dapat
dilakukan dengan pendekatan
intrapersonal, interaksional dan faktor perilaku masyarakat.[2]
Saai ini penerapan teknologi di desa sudah sangat maju dikarenakan setiap perangkat desa dituntut untuk bisa berpikir lebih kreatif dan cepat dalam pelayanannya terhadap masyarakat. Oleh karena itu setiap dana desa yang di alirkan dari dana daerah lebih dimanfatkan lebih baik lagi karena digunakan untuk hal-hal yang dapat memajukan desa tersebut tapi tentu saja tidak mengurangi dana yang memang di khususkan untuk masyarakat. Setiap perangkat desa biasanya di berikan fasilitasi untuk menunjang pekerjaannya seperti handphone jika memang diperlukan, komputer, laptop, dan juga wifi.
Ini artinya dalam konteks pembelajaran yang berbasis TIK, masyarakat dapat menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dengan mudah dan tanpa kendala karena sudah kita ketahui bersama bahwa hampir setiap golongan maupun tingkatan usia dari anak-anak sampai orang tua mampu menggunakan teknologi.
PEMBAHASAN
Menurut Adisasmita (2006) pembangunan masyarakat pedesaan merupakan bagian dari pembangunan masyarakat yang diarahkan pula kepada pembangunan kelembagaan dan partisipasi
serta emberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan pada satuan wilayah pedesaan. Dimana prinsip-prinsip pembangunan pedesaan meliputi: transparans, partisipatif, dapat dinikmati masyarakat, akuntabilitas, dan berkelanjutan. Pelaksanaan pembangunan pedesaan di era digital ini memerlukan sistem komunikasi konvergen melibatkan komunikasi interpersonal, media massa dan media hibrida (istilah lain untuk internet). Tujuannya agar banyak pihak dari berbagai generasi dapat terlibat dan berpartisipasi untuk mempercepat tujuan pembangunan. Sebab proses pembangunan tidak bisa mengabaikan keterlibatan berbagai elemen masyarakat.
dalam program Desa Dering menjadi tidak optimal pemanfaatannya.[2]
Komunikasi pembangunan pada dasarnya merupakan disiplin ilmu dan praktikum komunikasi dalam konteks negara-negara yang sedang berkembang, terutama komunikasi untuk perubahan sosial yang terencana. Komunikasi pembangunan dimaksudkan untuk secara sadar meningkatkan pembangunan manusiawi. Itu berarti komunikasi yang akan menghapuskan kemiskinan, pengangguran dan ketidakadilan (Harun & Ardianto, 2011). kemandirian masyarakat. Sehingga apa pun bentuk dan jenisnya, aktivitas pembangunan senantiasa mengarah pada pemberdayaan masyarakat secara menyeluruh (Dilla, 2007).
Hedebro dalam Harun & Ardianto (2011) mengidentifikasi tiga aspek komunikasi dan pembangunan yang berkaitan, yaitu:
1. Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu bangsa, dan bagaimana media massa dapat menyumbang dalam upaya tersebut. Di sini politik dan fungsi-fungsi media massa dalam pengertian yang umum merupakan objek studi,
informasi yang akan menanamkan kemandirian masyarakat.
Berkaitan dengan pengembangan infrastuktur TIK di pedesaan, dalam Undang- Undang No. 6 Tahun 2013 tentang Desa (UU Desa) dijelaskan bahwa sistem informasi pembangunan desa dan pembangunan kawasan akan menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan pedesaan.
HASIL
Hasil yang diperoleh untuk menerapkan Teknologi Informasi dan Komunikasi di desa adalah Desa berhak mendapatlan system informasi yang dikembangkan oleh pemerintha daerah setempat, Sistem informasi Desa meliputi fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber daya manusia, serta Sistem informasi Desa
dikelola oleh Pemerintah Desa dan dapat diakses oleh masyarakat Desa dan semua pemangku kepentingan
PENUTUP KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
[1] K. Studi, D. Membangun, and M. Badri, “INFORMASI DAN KOMUNIKASI ( Studi pada Gerakan Desa Membangun ),” no. December 2016, 2017.
[2] A. Susanto, “Jurnal Penelitian Pos dan Informatika FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU PENGGUNAAN INTERNET MASYARAKAT DESA PASAR VI KUALANAMU , DELI SERDANG SUMATERA UTARA FACTORS AFFECTING THE BEHAVIOUR OF INTERNET USE OF VILLAGER PASAR VI , KUALANAMU , DELI SERDANG , NORTH SUMATRA,” vol. 5, no. 1, pp. 65–86, 2015.
HTTPS://WWW.RESEARCHGATE.NET/PUBLICATION/296687025_PEMANFAAT AN_TEKNOLOGI_INFORMASI_DAN_K
MUNIKASI_TIK_DI_TINGKAT_PEMERINTAHAN_DESA ,
DESA MADUSARI. (2013). MADUSARI BERGABUNG DALAM JEJARING GERAKAN DESA MEMBANGUN.TERSEDIA DI
<HTTP://MADUSARI.DESA.ID/MADUSARI-BERGABUNG-DALAM-JEJARING-GERAKAN-DESA-MEMBANGUN/>.DIAKSES 1 SEPTEMBER 2014.
DEDEMIT. (N.D.). SIAPA KAMI. TERSEDIA DI