• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM P"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN PEMERINTAH

DALAM PENGELOLAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH (Studi Kasus pada Sentra Usaha Kecil dan Menengah Tanggulangin

Kabupaten Sidoarjo pasca Luapan Lumpur Lapindo)

Henny Prasetyo Puri

Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang E-mail: hennyppuri@gmail.com

Abstract : Research is entitled with “The Effectiveness of Government Policy in the Management of Small and Middle Enterprises” (Case Study of Small and Middle Enterprises Center at Tanggulangin, Sidoarjo District, after Lapindo’s Mud Overflow). Method of research is qualitative with qualitative descriptive approach. Data collection technique includes observation, interview and documentary study. The result is the government of Sidoarjo District has implemented some programs to bring back the prosperity of Tanggulangin SMEs Center after Lapindo’s Mud Overflow, these programs include exhibition, training, product marketing through on-line store, and capital grant through The Roll-On Fund. That programs already running and it can be effective with three effectivity measurement indicators of Duncan. The indicators are achieving goals, integration, and adaptation. The distribution and control over the management of SMEs in Sidoarjo District must be improved.

Keywords : effectiveness, policy and SMEs.

Abstrak : Penelitian yang berjudul “Efektivitas Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus pada Sentra Usaha Kecil dan Menengah Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo pasca Luapan Lumpur Lapindo)” merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui, observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasilnya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melakukan beberapa program dalam mengembalikan kejayaaan Sentra UKM Tanggulangin pasca luapan lumpur Lapindo yaitu dengan mengadakan pameran, mengadakan pelatihan, pemasaran produk melalui toko online, dan bantuan pemodalan melalui Dana Bergulir. Program-program tersebut sudah berjalan dan dapat dikatakan efektif melalui 3 indikator pengukuran efektivitas menurut pandangan Duncan yaitu pencapaian tujuan, integrasi, dan adaptasi. Namun pemerataan dan kontrol terhadap pengelolaan UKM di Kabupaten Sidoarjo harus terus ditingkatkan.

Kata kunci : efektivitas, kebijakan, dan UKM.

Pendahuluan

Di era globalisasi, sektor industri merupakan salah satu wujud pembangunan yang harus terus dioptimalkan guna tercapainya kesejahteraan masyarakat. Sektor industri memiliki peran penting dalam laju pertumbuhan ekonomi daerah, yang didukung dengan adanya peran pemerintah melalui kebijakan dalam pembangunan sektor industri. Maka kebijakan pemerintah dalam pengelolaan dan mengembangkan sektor industri harus terus dikontrol agar dapat terimplementasi sesuai dengan tujuan bersama.

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM memiliki peranan penting, karena sebagian

(2)

Salah satu sentra UKM di Jawa Timur berada di Kabupaten Sidoarjo tepatnya di Kecamatan Tanggulangin. Sidoarjo merupakan salah satu kota industri yang terus berkembang. Sidoarjo memiliki potensi usaha yang besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Namun munculnya luapan lumpur Lapindo beberapa tahun lalu sempat menjadikan Kabupaten Sidoarjo lumpuh dibeberapa sektor perekonomian terutama pada sektor industri.

Dampak luapan lumpur Lapindo dirasakan oleh Sentra UKM Tanggulangin walaupun sentra ini tidak tergenang luapan lumpur Lapindo. Aktivitas produksi pada sentra ini harus terhambat hingga akhirnya berpengaruh pada berkurangnya jumlah pengunjung dan terjadinya penurunan omzet. Adanya anggapan bahwa Sentra UKM Tanggulangin ikut tenggelam akibat luapan lumpur Lapindo mengakibatkan sepinya pengunjung yang datang. Namun Sentra UKM Tanggulangin terus berusaha untuk bangkit dari keterpurukan dan kembali membangun kejayaannya seperti sebelum adanya luapan lumpur Lapindo.

Sentra UKM Tanggulangin merupakan salah satu potensi andalan Kabupaten Sidoarjo. Upaya pemerintah untuk mengembalikan kondisi Sentra UKM Tanggulangin sangat diperlukan. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah diharapkan mampu memperbaiki kondisi yang terjadi di tengah masyarakat. Melihat Sentra UKM Tanggulangin sebagai salah satu usaha kecil masyarakat yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan ekonomi masyarakat, maka menjadi salah satu tanggungjawab Pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk membangkitkan kembali kejayaan Sentra UKM Tanggulangin. Namun bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah saja, masyarakat diharapkan dapat ikut berperan dalam pengelolaan UKM. Sehingga diharapkan terjadi hubungan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan yang sudah disampaikan di atas, peneliti tertarik untuk lebih dalam membahas dan melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus pada Sentra Usaha Kecil dan Menengah Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo pasca Luapan Lumpur Lapindo).”

Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas merupakan sebuah keberhasilan yang dicapai terhadap tujuan ataupun sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mencapai efektivitas diperlukan suatu usaha agar

apa yang menjadi sasaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Menurut H. Emerson yang dikutip Soewarno Handayaningrat (1994, h. 16) yang menyatakan bahwa Efektivitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Selain itu menurut Hidayat (1986) efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah tercapai. Di mana makin besar persentase target yang dicapai, semakin tinggi efektivitasnya.

Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dapat disimpulkan bahwa efektivitas sebagai ukuran yang digunakan untuk menyatakan keberhasilan suatu target, di mana target tersebut menjadi sasaran atau tujuan yang ditentukan sebelumnya.

2. Ukuran Efektivitas

Mengukur efektivitas bukanlah suatu hal yang mudah, karena efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan tergantung pada setiap individu yang menilai. Setiap individu memiliki pola pikir dan sudut pandang yang berbeda sehingga berpengaruh pada penilaian yang diambil.

Menurut Duncan yang dikutip Richard M. Steers (1985, h.53) menyatakan mengenai ukuran efektivitas, yaitu :

1. Pencapaian Tujuan

Pencapaian adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor yaitu : 1) Kurun waktu pencapaiannya ditentukan, 2) Sasaran yang merupakan target kongkrit, dan 3) Dasar hukum.

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsensus dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integrasi menyangkut pada proses sosialisasi. 3. Adaptasi

(3)

3. Pengertian Kebijakan

Pengertian kebijakan menurut Miriam Budiardjo (2007, h.20) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Kebijakan juga dapat diartikan sebagai suatu keputusan yang diambil pemerintah terhadap suatu fenomena yang terjadi pada suatu masyarakat. Masyarakat sebagai pengontrol jalannya pemerintahan mempunyai peran dalam setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah guna keselarasan suatu kebijakan dengan kondisi yang sebenarnya.

Menurut Solichin Abdul Wahab (2011, h.17) bahwa penggunaan istilah kebijakan yang paling sering di jumpai adalah konteks pernyataan-pernyataan umum mengenai kebijakan ekonomi (economic policy) pemerintah, kebijakan sosial (social policy) pemerintah atau kebijakan luar negeri (foreign policy) pemerintah.

Definisi lain mengenai kebijakan publik menurut Thomas R. Dye (1981) adalah segala sesuatu yang telah dikerjakan atau tidak dikerjakan oleh pemerintah. Pemerintah dituntut untuk dapat bijaksana dalam menetapkan suatu kebijakan, agar suatu kebijakan dapat memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat bukan hanya berdasarkan kepentingan golongan.

4. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Pasal 1 menyatakan bahwa Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Kecil yaitu :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Kriteria Usaha Menengah adalah : a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp

500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00.

Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian yaitu Sentra UKM Tanggulangin, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM Kabupaten Sidoarjo, Bappeda Kabupaten Sidoarjo, dan DPRD Kabupaten Sidoarjo. Data primer diperoleh melalui wawancara dan data sekunder diperoleh dengan mencari dokumen-dokumen yang mendukung penelitian.

Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah : (1) Dampak luapan lumpur Lapindo pada Sentra UKM Tanggulangin, (2) Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan Sentra UKM Tanggulangin, (3) Efektivitas kebijakan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan Sentra UKM Tanggulangin pasca luapan lumpur Lapindo.

Analisis data menggunakan metode analisis model interaktif menurut Miles dan Huberman yang dikutip Sugiyono (2011, h247) dengan tiga alur kegiatan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Pembahasan

1. Dampak Luapan Lumpur Lapindo pada Sentra UKM Tanggulangin

Luapan lumpur Lapindo memberikan dampak tidak langsung pada Sentra UKM Tanggulangin karena hingga saat ini Sentra UKM Tanggulangin masih tetap ada. Munculnya luapan lumpur lapindo sempat menjadikan Sentra UKM Tanggulangin terpuruk karena terjadinya penurunan hasil produksi serta berkurangnya jumlah pengunjung yang datang pada Sentra UKM Tanggulangin hingga pada akhirnya terjadi penurunan omzet yang cukup drastis.

(4)

lain dampak luapan lumpur Lapindo pada Sentra UKM Tanggulangin dikarenakan adanya persepsi masyarakat yang menganggap bahwa Sentra UKM Tanggulangin tenggelam akibat luapan lumpur Lapindo. Persepsi tersebut muncul akibat adanya pemberitaan di beberapa media massa yang menyampaikan bahwa Perum Tas (Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera) tenggelam akibat luapan lumpur Lapindo, sehingga masyarakat yang belum mengetahui pasti lokasi Sentra UKM Tanggulangin menganggap bahwa sentra tersebut ikut tenggelam, ditambah adanya kesamaan nama “Tas” menambah keyakinan masyarakat bahwa nama “Tas” adalah tas kerajinan dari Tanggulangin.

2. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam Pengelolaan Sentra UKM Tanggulangin pasca Luapan Lumpur Lapindo

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan UKM dapat dilihat melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Micro, Kecil dan Menengah. Peraturan Daerah mengenai UKM di Kabupaten Sidoarjo masih berupa draf. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melakukan berbagai program dalam pengelolaan UKM untuk mengembangkan UKM-UKM di Kabupaten Sidoarjo termasuk Sentra UKM Tanggulangin pasca luapan lumpur Lapindo, adapun program-program yang dilakukan sebagai berikut :

1. Mengadakan Pameran

Pameran dilakukan untuk mensosialisasikan produk-produk unggulan Kabupaten Sidoarjo yang dilakukan keberbagai daerah bahkan ke luar negeri. Pameran dapat diikuti oleh semua UKM-UKM di Kabupaten Sidoarjo termasuk Sentra UKM Tanggulangin. Pemerintah memberikan fasilitas dalam pembiayaan pembuatan stand dan transportasi. Kegiatan pameran sebenarnya sudah dilakukan sebelum adanya luapan lumpur Lapindo namun pasca luapan lumpur Lapindo pemerintah lebih sering mengadakan kegiatan pameran salah satu tujuannya untuk meluruskan pemberitaan yang menyampaikan bahwa Sentra UKM Tanggulangin tenggelam akibat luapan lumpur Lapindo.

2. Mengadakan Pelatihan

Kegiatan pelatihan diadakan pemerintah guna meningkatkan kualitas SDM, tujuannya agar pelaku usaha mampu mengembangkan usahanya secara mandiri dan tangguh. Pelaku usaha diharapkan mampu menciptakan kualitas

produk yang jauh lebih baik dan mampu bersaing dalam pasar global.

3. Pemasaran Produk melalui online

Teknologi yang semakin canggih menjadi salah satu cara untuk memasarkan produk-produk unggulan Kabupaten Sidoarjo. Pemerintah membuat toko online dengan web http://ukm.koperindag-sidoarjo.org dan semua UKM di Kabupaten Sidoarjo dapat mendaftar pada web tersebut sesuai dengan ketentuan yang ada. Pemasaran produk melalui toko online diharapkan mampu meningkatkan hasil penjualan produk-produk UKM Kabupaten Sidoarjo.

4. Bantuan Pemodalan melalui Dana Bergulir Melalui Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Dana Bergulir yang bersumber pada Program Pinjaman Dana Bergulir diperuntukkan bagi koperasi, usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah yang melakukan kegiatan usaha. Pemerintah memberikan bantuan pemodalan melalui Dana bergulir dengan bunga 6% pertahun.

3. Efektivitas Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam Pengelolaan Sentra UKM Tanggulangin pasca Luapan Lumpur Lapindo

Pengukuran efektivitas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pandangan Duncan melalui tiga indikator yaitu (1) Pencapaian tujuan yang terdiri dari kurun waktu pencapaian, sasaran sebagai target kongkrit, dan dasar hukum, (2) Integrasi yang menyangkut proses sosialisasi, (3) Adaptasi yang terdiri dari peningkatan kemampuan, serta sarana dan prasarana.

1. Pencapaian Tujuan a. Kurun Waktu Pencapaian

(5)

Kabupaten Sidoarjo termasuk pada Sentra UKM Tanggulangin.

b. Sasaran sebagai Target Kongkrit

Sasaran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui sasaran yang digunakan oleh Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan, dan ESDM Kabupaten Sidoarjo, yaitu :

1. Kuatnya industri dan usaha perdagangan yang memiliki daya saing berkelanjutan yang didukung oleh penguasaan teknologi dan informasi. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan sebagai upaya dalam mengembangkan kualitas SDM pelaku usaha termasuk juga dalam penggunaan teknologi dan informasi. Salah satu pelatihan yang dilakukan yaitu penggunaan toko online agar pelaku usaha dapat menggunakan toko online sebagai fasilitas pemasaran produk-produk UKM agar dapat dikenal oleh masyarakat luas.

2. Kuatnya jaringan kerjasama antara usaha kecil dan menengah dengan usaha besar. Hal ini dapat dilihat melalui upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang bekerjasama dengan PT. Telkom dalam pembuatan toko online agar dapat menjadi fasilitas pelaku usaha kecil untuk mempromosikan produk-produk UKM Kabupaten Sidoarjo sehingga jangkauan pemasarannya jauh lebih luas.

3. Seimbangnya sumbangan UKM terhadap PDRB dibandingkan dengan sumbangan usaha besar. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2012 menunjukkan bahwa industri pengolahan mendominasi PDRB Kabupaten Sidoarjo dengan jumlah Harga Berlaku 30.812.130,10 dan Harga Konstan 12.612.245,12 bila dibandingkan dengan sektor lainnya. Di mana keunggulan potensi indutri pengolahan banyak ditopang oleh besarnya keberadaan Industri Rumah Tangga dan UMKM di Kabupaten Sidoarjo.

4.Persebaran industri dan kawasan usaha perdagangan diseluruh wilayah. Sidoarjo sebagai kota UKM banyak berdiri UKM-UKM yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Sidoarjo dengan potensi dan keunggulan masing-masing di setiap daerah.

c. Dasar Hukum

Dasar hukum yang digunakan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan UKM melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Micro, Kecil dan Menengah.

2. Integrasi

Integrasi yang menyangkut proses sosialisasi. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melakukan sosialisasi melalui kegiatan pameran yang diadakan di berbagai daerah bahkan di luar negeri dengan diikuti oleh UKM-UKM di Kabupaten Sidoarjo termasuk Sentra UKM Tanggulangin. Melalui kegiatan pameran pemerintah juga berusaha meluruskan perspesi masyarakat yang menganggap bahwa Sentra UKM Tanggulangin telah tenggelam akibat luapan lumpur Lapindo. Selain itu melalui kegiatan pameran pelaku usaha dapat memperkenalkan produk-produk kerajinan UKM yang menjadi potensi unggulan Kabupaten Sidoarjo kepada masyarakat luas.

3. Adaptasi

a. Peningkatan Kemampuan

Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan UKM melakukan pelatihan-pelatihan kepada para pelaku usaha. Pelatihan-pelatihan yang dilakukan yaitu pelatihan dalam penggunaan toko online, batik, bordir, design produk, dan lain sebagainya. Pelatihan ini dilakukan untuk mengembangkan kualitas SDM Kabupaten Sidoarjo agar mampu bersaing dalam pasar global.

b. Sarana dan Prasaran

(6)

Kesimpulan

Dampak luapan lumpur Lapindo pada Sentra UKM Tanggulangin dikarenakan sempat ditutupnya jalan Tol Surabaya-Malang yang terletak di daerah Porong, serta adanya perspesi masyarakat yang menganggap bahwa Sentra UKM Tanggulangin telah tenggelam akibat luapan lumpur Lapindo. Upaya Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan UKM khususnya pada Sentra UKM Tanggulangin pasca luapan lumpur Lapindo yaitu mengadakan pameran, mengadakan pelatihan, pemasaran produk melalui toko online, dan bantuan pemodalan melalui Dana Bergulir. Efektivitas kebijakan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam pengelolaan UKM sudah dapat dikatakan efektif melalui 3 indikator pengukuran efektivitas menurut pandangan Duncan yaitu pencapaian tujuan, integrasi, dan adaptasi. Namun pemerataan dan kontrol terhadap pengelolaan UKM harus terus ditingkatkan.

Rekomendasi

1. Perlu adanya peraturan daerah, karena Peraturan Daerah mengenai UKM di Kabupaten Sidoarjo masih berupa draf. 2. Program-program yang sudah ada harus terus

dipertahankan serta dikembangkan agar pengelolaan UKM di Kabupaten Sidoarjo jauh lebih baik lagi.

3. Bantuan ataupun fasilitas yang diberikan dari pemerintah harus merata dan adil, baik untuk perajin kecil maupun perajin besar. Sehingga kesejahteraan masyarakat dapat tercapai secara merata.

4. Dalam rangka efektivitas program-program yang dilakukan, harus ada kontrol maupun pengawasan dari pemerintah dan masyarakat guna memperbaiki serta meningkatkan program-program selanjutnya.

5. Pemerintah dan pelaku usaha diharapkan dapat bekerjasama dengan baik agar pengelolaan UKM dapat tercapai secara optimal. Partisipasi dari pemerintah maupun pelaku usaha sangat mendukung perkembangan kondisi UKM di Kabupaten Sidoarjo.

Daftar Pustaka

Budiardjo, Miriam. 2007. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Diskoperindag dan ESDM Kab. Sidoarjo. 2013. Profil Diskoperindag dan ESDM Kabupaten Sidoarjo. Diakses online pada 2 Pebruari 2014 melalui http://www.koperindag-sidoarjo.org/. Dye, Thomas R. 1981. Kebijakan Publik. Diakses online pada 10 Maret 2014 melalui

http://afrizalwszaini.wordpress.com/2012/01/13/defenisi-kebijakan-publik-menurut-pakar/. Handayaningrat, Soewarno. 1994. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Manajemen. Diakses

online pada 24 November 2013 melalui http://repository.unhas.ac.id/.

Hidayat. 1986. Teori Efektifitas Dalam Kinerja Karyawan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Dana Bergulir yang Bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, Perdagangan, dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Sidoarjo.

Profil Kabupaten Sidoarjo Tahun 2013. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo. (2014). Sidoarjo.

Profil Sidoarjo Bangkit, Membangun Masa Depan Tahun 2010. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidoarjo. (2014). Sidoarjo.

Referensi

Dokumen terkait

Status Akreditasi Sekolah Nomor Statistik Sekolah (NSS). A B

Apabila terjadi kecocokan (misal template yang digunakan , dan bagian barisan bilangan yang dievaluasi adalah 11), maka untuk selanjutnya kejadian tersebut disebut ‘hit’

karangan.Paragraf harus merupakan kesatuan yang padu dinyatakan dengan kalimat yang tersusun logis-sistematis.Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa Skripsi dengan judul “Judul Tugas Akhir/Skripsi mahasiswa “ dibuat untuk melengkapi persyaratan menjadi Sarjana Komputer

Mampu menerapkan penguasaan konsep-konsep biologi dan ilmu pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran biologi dalam bahasa Indonesia dan atau salah satu bahasa

1) Tepung terigu dengan kandungan protein tinggi (Hard Flour) Tepung ini memiliki kandungan protein antara 11%-13,5% yang sangat baik untuk pembuatan aneka macam roti

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Buku Ajar Berbasis