• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kompensasi - Pengaruh Kompensasi Finansial Dan Non Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero).Tbk-Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kompensasi - Pengaruh Kompensasi Finansial Dan Non Finansial Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero).Tbk-Medan"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Kompensasi

Menurut Hasibuan (2005: 133) Kompensasi adalah semua pendapatan

yang berbentuk uang atau barang langsung atau tidak langsung yang diterima

karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

Kompensasi berbentuk uang artinya kompensasi itu dibayar dengan sejumlah

uang kartal kepada karyawan. Kompensasi berbentuk barang artinya kompensasi

itu dibayar dengan barang, misalnya kompensasi itu dibayar 10% dari produk

yang dihasilkan. Menurut William B. Werther dan Keith Davis (Hasibuan,

2005:134) kompensasi adalah apa yang seseorang pekerja terima sebagai balasan

dari pekerjaan yang diberikannya, baik upah per jam ataupun gaji periodik,

didesain dan dikelola oleh bagian personalia.

Menurut Wayne (Mangkuprawira, 2004:196) Kompensasi meliputi bentuk

pembayaran tunai langsung, pembayaran tidak langsung dalam bentuk manfaat

karyawan dan insentif untuk memotivasi karyawan agar bekerja keras untuk

mencapai produktivitas yang semakin tinggi.

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat dikatakan bahwa kompensasi

adalah segala sesuatu yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan baik

dalam bentuk uang maupun bukan berbentuk uang sebagai ganti kontribusi yang

telah diberikan oleh karyawan untuk bekerja sama mencapai tujuan yang

(2)

mempengaruhi bagaimana dan mengapa orang-orang bekerja pada suatu

organisasi dan bukan pada organisasi yang lain. Pengusaha harus cukup

kompetitif dengan beberapa jenis kompensasi untuk mempekerjakan,

mempertahankan dan memberi imbalan terhadap kinerja setiap individu di dalam

organisasi.

2.1.2 Karakteristik kompensasi

Menurut Simamora (1997:544-545) Kompensasi mempunyai lima

karakteristik yang harus dimiliki apabila kompensasi dikehendaki secara optimal

efektif dalam mencapai tujuan-tujuannya. Karakteristik tersebut antara lain:

a. Arti Penting

Sebuah imbalan tidak bakal dapat mempengaruhi apa yang dilakukan oleh

orang-orang, atau bagaimana perasaan mereka jika hal tersebut tidak

penting bagi mereka. Adanya rentang perbedaan yang luas di antara

orang-orang jelaslah mustahil mencari imbalan apapun yang penting bagi setiap

orang di dalam organisasi. Dengan demikian tantangan dalam merancang

sistem imbalan adalah mencari imbalan-imbalan yang sedapat mungkin

mendekati kisaran pada karyawan dan menetapkan berbagai

imbalan-imbalan guna meyakinkan bahwa imbalan-imbalan-imbalan-imbalan yang tersedia adalah

(3)

b. Fleksibilitas

Jika sistem imbalan disesuaikan dengan karakteristik-karakteristik dari

anggota individu dan jika imbalan-imbalan disediakan tergantung pada

tingkat kinerja tertentu, maka imbalan-imbalan memerlukan berbagai

tingkat fleksibilitas. Fleksibilitas imbalan merupakan prasyarat yang perlu

untuk merancang sistem imbalan yang terkait dengan individu-individu.

c. Frekuensi

Semakin sering suatu imbalan dapat diberikan, semakin besar potensi daya

gunanya sebagai alat yang mempengaruhi kinerja karyawan. Oleh karena

itu imbalan-imbalan dapat diberikan dengan sering tanpa kehilangan arti

pentingnya.

d. Visibilitas

Imbalan-imbalan mestilah betul-betul dapat dilihat jika dikehendaki

supaya kalangan karyawan merasakan adanya hubungan antara kinerja dan

imbalan-imbalan.

e. Biaya

Semakin rendah biayanya, semakin diinginkan imbalan tersebut dari sudut

pandang organisasi. Imbalan berbiaya tinggi tidak dapat diberikan sesering

imbalan berbiaya rendah dan arena sifat mendasar biaya yang ditimbulkan,

(4)

2.1.3. Tujuan kompensasi

Menurut Notoadmojo (2003 : 254), tujuan pemberian kompensasi adalah :

a. Menghargai prestasi kerja

Dengan pemberian kompensasi yang memadai adalah suatu penghargaan

organisasi terhadap prestasi kerja para karyawannya. Selanjutnya akan

mendorong perilaku-perilaku atau performance karyawan sesuai yang

diinginkan perusahaan/organisasi.

b. Menjamin keadilan,

Dengan adanya sistem kompensasi yang baik akan menjamin terjadinya

keadilan diantara karyawan dalam perusahaan / organisasi. Masing-masing

karyawan akan memperoleh imbalan yang sesuai dengan tugas, fungsi,

jabatan dan prestasi kerjanya.

c. Mempertahankan karyawan

Dengan sistem kompensasi yang baik, para karyawan akan betah dan

bertahan berkerja pada perusahaan tersebut. Hal ini berarti mencegah

keluarnya karyawan dari organisasi itu untuk mencari pekerjaan yang lebih

baik.

d. Memperoleh karyawan yang bermutu

Dengan sistem kompensasi yang baik akan menarik lebih banyak calon

karyawan. Dengan banyaknya pelamar atau calon karyawan, akan lebih

mempermudah perusahaan untuk mencari dan memiliki karyawan yang

(5)

e. Pengendalian biaya

Dengan sistem pemberian kompensasi yang baik, akan mengurangi

seringnya melakukan rekrutmen, sebagai akibat dari makin seringnya

karyawan yang keluar mencari pekerjaan yang lebih menguntungkan. Hal

ini berarti penghematan biaya untuk rekrutmen dan seleksi calon

karyawan baru.

f. Memenuhi peraturan - peraturan,

Sistem administrasi kompensasi yang baik merupakan tuntutan dari

pemerintahan (hukum). Suatu oragnisasi / perusahan yang baik, dituntut

memiliki sistem administrasi yang baik pula.

Agar dapat melakukan manajemen kinerja dengan baik, organisasi harus

merancang sistem imbalan yang baru. Untuk melakukannya maka harus

dipertimbangkan bentuk imbalan yang sebaiknya diberikan, siapa yang layak

menerimanya, perlukah sesuatu yang bersifat desinsentif (hukuman) dan

pengukuran kinerja yang bagaimana digunakan apakah secara objektif atau secara

subjektif (Suroso, 2003).

2.1.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imbalan

Dalam menetapkan kebijaksanaan berkenaan dengan masalah pemberian

imbalan (Komang Ardana & dkk, 2008:145), ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan oleh perusahaan, baik yang bersifat internal perusahaan maupun

yang bersifat eksternal. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi antara lain

(6)

a. Kemampuan perusahaan untuk membayar Perusahaan bisa memberikan

imbalan yang sesuai dengan prestasi yang ditunjukkan oleh masing-masing

pekerja, pengalamannya atau tingkat pendidikannya.

b. Eksistensi dari Serikat Pekerja Keberadaan Serikat Pekerja dalam suatu

perusahaan sangat membantu pekerja dalam meminta haknya bagi

perusahaan.

c. Karakteristik Pekerja Pemberian imbalan harus disesuaikan dengan berat /

ringannya beban kerja ataupun tanggung jawab yang harus di pikul oleh

pekerja, termasuk kondisi tempat kerja ataupun besarnya resiko untuk

mendapatkan kecelakaan kerja bagi pekerja tersebut.

Faktor-faktor eksternalnya antara lain adalah:

a. Keadaan pasar tenaga kerja

Kondisi tenaga kerja yang ada di pasar tenaga kerja seringkali punya

pengaruh yang besar dalam menentukan besarnya imbalan / gaji yang akan

diberikan. Hal ini berhubungan dengan prinsip "Supply Demand", dimana

imbalan akan tinggi bilamana tenaga kerja yang kita butuhkan termasuk

tenaga kerja yang langka atau yang sulit di peroleh di pasar tenaga kerja.

Sebaliknya, perusahaan bisa memberikan imbalan yang relatif rendah

bilamana tenaga kerja yang dibutuhkan banyak terdapat di pasar tenaga

kerja.

b. Biaya hidup Besarnya imbalan perlu disesuaikan dengan biaya hidup. Hal

ini menyebabkan besarnya imbalan, seringkali ditentukan berdasarkan

(7)

c. Peraturan pemerintah Seperti diketahui pemerintah, dalam hal ini

Departemen Tenaga Kerja telah menetapkan adanya gaji/upah minimum

yang disusun berdasarkan kebutuhan hidup.

2.1.5 Bentuk Kompensasi

Salah satu tujuan pokok karyawan dalam bekerja adalah untuk

memperoleh kompensasi yang sering kali berupa gaji yang diterima karyawan

secara periodik. Kompensasi diadakan agar karyawan dapat memenuhi seluruh

atau sebagian kebutuhan dan keinginan karyawan. Perusahaan memberikan

kompensasi sebagai salah satu bentuk penghargaan atas jasa yang telah diberikan

oleh karyawan melalui hasil kerja.

Menurut Simamora (1997:542; 646) Sesungguhnya kompensasi tidak

selalu berbentuk imbalan yang bersifat finansial/keuangan. Berikut ini adalah

penjelasan tentang komponen-komponen yang terdapat pada struktur kompensasi.

Kompensasi diberikan kepada karyawan dalam dua bentuk, yaitu:

A. Kompensasi Finansial

Bentuk kompensasi ini ada 2 macam, terdiri dari:

1. Kompensasi Langsung merupakan hak yang diperoleh karyawan dan menjadi

kewajiban bagi perusahaan untuk membayarnya.

Kompensasi langsung terdiri dari 3 bagian yaitu:

a. Bayaran Pokok yang di dalamnya termasuk gaji, upah yaitu: suatu

penerimaan sebagai imblan dari perusahaan kepada pekerja untuk suatu

(8)

dalam bentuk uang yang telah ditetapkan menurut suatu persetujuan atau

peraturan perundang-undangan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian

kerja antara direksi dengan pekerja.

b. Tunjangan Tetap yaitu sejumlah uang yang diberikan kepada pekerja

sebagai tambahan penerimaan yang diberikan bersamaan dengan

pembayaran upah bulanan. Terdiri dari tunjangan air, tunjangan listrik dan

tunjangan bahan bakar serta tunjangan beras pekerja yang besarnya

ditetapkan oleh perusahaan.

c. Tunjangan tidak Tetap yaitu sejumlah uang yang disepakati diterima oleh

pekerja sebagai tambahan penerimaan bagi pekerja.

d. Tunjangan Struktural yaitu tunjangan yang diberikan kepada pekerja yang

memangku jabatan puncak dan setingkat kepala urusan.

e. Bayaran Prestasi (merit pay) yaitu bayaran berdasarkan kinerja dijadikan

prosedur standar untuk mencoba menggandengakan kenaikan-kenaikan

gaji dengan kinerja individu. Bayaran prestasi adalah kenaikan tahunan

yang terkait dengan kenaikan tahunan yang terkait dengan kinerja

karyawan selama tahun sebelumnya.

f. Bayaran Insentif (Insentive Pay).

2. Kompensasi Tidak Langsung merupakan balas jasa yang diberikan

berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam

usaha untuk meningkatkan kesejahteraan.

(9)

a. Program-program perlindungan, termasuk di dalamnya asuransi kesehatan,

pensiun, jaminan sosial tenaga kerja.

b. Bayaran di luar jam kerja, misalnya liburan, hari besar, cuti tahunan, cuti

hamil, lembur.

c. Fasilitas-fasilitas terdiri dari kendaraan, ruang kantor, rumah dinas,

tunjangan sewa rumah.

B. Kompensasi Non Finansial

Bentuk Kompensasi ini juga terdiri dari 2 macam, yaitu:

a. Kompensasi Berhubungan dengan pekerjaan

Kompensasi ini dapat berbentuk seperti pemberian tugas-tugas yang menarik,

tantangan baru dalam pekerjaan, tanggung jawab menarik, pengakuan, rasa

pencapaian.

b. Kompensasi yang berhubungan dengan lingkungan kerja

Kompensasi ini terdiri dari kebijakan-kebijakan yang sehat, supervise yang

kompeten,rekan kerja yang menyenangkan dan lingkungan kerja yang nyaman.

2.1.6 Kinerja Karyawan 2.1.6.1 Definisi Kinerja

Seorang pemimpin pasti memiliki strategi dalam menjalankan

perusahaanya atau perilaku pemimpin yang dapat meningkatkan kinerja pegawai

dan organisasinya. Kinerja adalah hasil yang dicapai karyawan dan diberikan

(10)

atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa

diketahui hanya jika individu atau kelompok tersebut mempunyai kriteria

keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan

atau target tertentu yang hendak dicapai.

Kinerja adalah seperangkat keluaran (income) yang dihasilkan oleh

pelaksanaan fungsi selama kurun waktu tertentu (Tangkilisan, 2003:109).

Menurut Siswanto, kinerja adalah prestasi yang dicapai seseorang dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya (Siswanto,

2002:235).

Kinerja pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan atau tidak

dilakukan karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka

memberikan kontribusi kepada organisasi dan akan menghasilkan hasil yang baik

atau tidak baik. Perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok menjadi

pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi (Malthis, 2002:78).

Kinerja adalah hasil yang di capai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk

pekerjaan yang bersangkutan. Meningkatnya kinerja perorangan

(individualperformance) maka kemungkinan besar juga akan meningkatkan

kinerja perusahaan (corporate performance) karena keduanya mempunyai

hubungan yang erat (As’ad, 2001:46-47).

Kinerja berasal dari akar kata ”to performance”, menurut Joko Widodo

(2005 : 78) kinerja adalah melakukan suatu kegiatan dan menyempurnakannya

sesuai dengan tanggungjawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Sedang

(11)

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam

rangka mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar

hukum dan sesuai dengan moral dan etika.

Menurut Nogi dan Tangkisilan (2003:109), kinerja adalah seperangkat

keluaran (income) yang dihasilkan oleh pelaksaan fungsi tertentu selama kurun

waktu tertentu. Menurut Siswanto (2002:235) kinerja adalah prestasi yang dicapai

seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Gambar 2.1 Proses Manajemen Kinerja

Sumber: Armstrong (2004:57)

Kerangka kerja ini terdiri atas kegiatan-kegiatan berikut ini:

Strategi dan sasaran korporat :

(12)

1. Persiapan pernyataan misi dan visi yang dikaitkan dengan strategi bisnis.

2. Penetapan sasaran korporat dan fungsional serta departemen.

Kesepakatan dan rencana kinerja

3. Kesepakatan akuntabilitas, tugas, sasaran, pengetahuan, keterampilan dan

perlunya kompetensi dan ukuran-ukuran kinerja kesepakatan atau kontrak

kerja.

4. Kesepakatan rencana kerja dan pengembangan pribadi dan rencana tindak

penambahan kinerja.

Manajemen kinerja bersinambungan sepanjang tahun

5. Umpan balik reguler.

6. Kajian kemajuan sementara.

Kajian-kajian kinerja formal

7. Persiapan manajer dan individu untuk kajian formal.

8. Kajian kinerja tahunan, yang mengarah pada suatu kesepakatan yang baru.

Pengembangan dan pelatihan

9. Program pengembangan dan training formal yang didorong oleh kajian

kinerja.

10.Pengembangan yang kurang formal sepanjang tahun akan terjadi dalam

bentuk aktivitas-aktivitas pelatihan, konseling, magang kerja, dan

pengembangan diri.

11.Penilaian atau pengurutan kinerja, meski biasa ini bukan merupakan suatu

aktivitas manajemen kinerja yang tidak dapat dihindarkan.

(13)

12.Upah berdasar kinerja sekali lagi tidak selalu diasosiasikan dengan

manajemen kinerja, tetapi karena jumlah organisasi yang memperkenalkan

upah berdasar kinerja meningkat, hubungan antara kinerja yang terukur

dengan suatu proses manajemen kinerja, dan upah menjadi lebih umum.

Oleh karenanya, keputusan terhadap upah berdasar kinerja bisa dibuat pada

waktu yang terpisah dari kajian kinerja agar tidak merugikan sifat esensial

pengembangan proses manajemen kinerja.

2.1.6.2 Indikator Kinerja

Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatan

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan adalah merupakan

indikator dari suatu kinerja. Indikator kinerja haruslah merupakan sesuatu yang

dapat dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau

melihat bahwa kinerja setiap hari dalam perusahaan dan perorangan terus

mengalami peningkatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Menurut

Malthis (2002:78), kinerja pegawai mempengaruhi seberapa banyak mereka

memberi kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk:

a) Kuantitas kerja, merupakan volume kerja yang dihasilkan di atas kondisi

normal.

b) Kualitas kerja, merupakan kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil

dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan.

c) Pemanfaatan waktu, merupakan penggunaan masa kerja yang

(14)

d) Kerjasama, merupakan kemampuan menangani hubungan dalam

pekerjaan.

2.1.6.3 Evaluasi / Penilaian Kinerja

Evaluasi kinerja atau penilaian prestasi pegawai dikemukakan oleh Leon

C. Mengginson (dalam Mangkunegara, 2000 : 69), “penilaian prestasi kerja

(performance appraisal) adalah suatu proses yang digunakan pimpinan untuk

menentukan apakah karyawan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas dan

tanggungjawabnya”. Andrew E. Sikula (dalam Mangkunegara, 2000 : 69)

mengemukakan “penilaian karyawan merupakan evaluasi yang sistematis dari

pekerjaan pegawai dan potensi yang dapat dikembangkan. Penilaian dalam proses

penafsiran atau penentuan nilai, kualitas atau status dari beberapa obyek orang

ataupun sesuatu (barang)”.

Ada beberapa pendekatan yang dilakukan dalam menilai prestasi kerja

(As’ad, 2001: 22), yaitu :

a. Subjective procedures

Prosedur ini meliputi penilaian ataupun pertimbangan-pertimbangan terhadap

kecakapan kerja yang dilakukan oleh : Superior (atasannya), sub ordinates

(bawahannya), Peers (kelompok kerja), rekan-rekan sekerja, out-side

observer(para observer dari luar) dan Self (diri sendiri). Prosedur sangat

tergantung pada opini manusia, maka prosedur ini memiliki

(15)

1. Tipe Liniency, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai yang

tinggi kepada bawahannya.

2. Tipe Strictness, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai yang

rendah kepada bawahannya.

3. Tipe Central Tendency, terjadi apabila orang yang dinilai enggan

memberikan nilai yang tinggi kepada bawahannya.

4. Halo Effect Error, adalah kesalahan kesan umum dari si penilai karena

pengaruh pengalaman sebelumnya

5. Personal Bias, adalah bentuk kesalahan karena adanya

prasangka-prasangka, baik ke arah positif maupun ke arah negatif.

b. Direct Measures

Metode ini tidak seperti metode yang terdahulu dimana evaluator

dimintaipertimbangannya terhadap prilaku kerja karyawan yang

menjadibawahannya. Ada 2 (dua) tipe untuk evaluasi ini yaitu:

1) Berhubungan dengan produksi, yaitu menyangkut unit-unit yang diproduksi

dan kualitas produk.

2) Berhubungan dengan personal information, yaitu meliputi absensi,

ketepatan datang, keluhan-keluhan dari karyawan, waktu yang dipergunakan

untuk mempelajari pekerjaan dan sebagainya.

(16)

Merupakan pendekatan lain dalam mengevaluasi kecakapan karyawan. Dalam

hal ini karyawan yang dites diminta untuk memerankan pekerjaan seperti

keadaan yang sesungguhnya.

Menurut Bernandin dan Russel (dalam Gomes 2003 : 135) mengemukakan

ukuran-ukuran dari kinerja karyawan yaitu sebagai berikut:

1. Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang

ditentukan.

2. Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat

kesesuaian dan kesiapannya.

3. Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan

keterampilannya.

4. Creativeness yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan

tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

5. Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain atau

sesama anggota organisasi.

6. Dependability yaitu kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran

dan penyelesaian kerja.

7. Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam

memperbesar tanggungjawabnya.

8. Personal qualities yaitu menyangkut keperibadian, kepemimpinan,

(17)

2.1.6.4 Manfaat Penilaian Kinerja

Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar mereka

mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan (Rivai, 2005:55). Pihak-pihak

yang berkepentingan dalam penilaian adalah (1) orang yang dinilai (karyawan);

(2) penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manajer, konsultan); dan (3) perusahaan

(Rivai, 2005:55) antara lain:

1. Manfaat bagi Karyawan yang Dinilai

Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja adalah:

a. Meningkatkan motivasi

b. Meningkatkan kepuasan kerja

c. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan mereka

d. Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif

e. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar

f. Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja dengan

membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin

g. Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas

h. Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi

i. Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana

mereka dapat mengatasinya.

j. Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu

untuk dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut

(18)

l. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa pun,

dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita

karyawan

m. Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan

2. Manfaat bagi Penilai (supervisor/manajer/penyelia)

Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja adalah antara lain:

a. Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan

kinerja karyawan untuk perbaikan manajemen selanjutnya

b. Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang

pekerjaan individu dan departemen yang lengkap

c. Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik

untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya

d. Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi

e. Peningkatan kepuasan kerja

f. Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa

grogi, harapan, dan aspirasi mereka

g. Meningkatkan kepuasan kerja baik dari para manajer maupun dari para

karyawan

h. Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilaian dengan

memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka

(19)

i. Meningkatkan rasa harga diri yang kuat di antara manajer dan juga para

karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan

ide dari para manajer

j. Sebagai media untuk mengurangi kesenjangan antara sasaran individu

dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran

perusahaan

k. Kesempatan bagi manajer untuk menjelaskan kepada karyawan apa yang

sebenarnya diinginkan oleh perusahaan dari para karyawan sehingga para

karyawan dapat mengukur dirinya, menempatkan dirinya dan berjaya

sesuai dengan harapan dari manajer

l. Sebagai media untuk meningkatkan interpersonal relationship atau

hubungan antar pribadi antara karyawan dengan manajer

m. Dapat sebagai sarana meningkatkan motivasi karyawan dengan lebih

memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi

n. Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai

kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi

target atau menyusun prioritas baru

o. Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas

karyawan

3. Manfaat bagi Perusahaan

Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah antara lain:

(20)

1. Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan dan

nilai budaya perusahaan.

2. Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas.

3. Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer untuk menggunakan

keterampilan atau keahlian memimpinnya untuk memotivasi

karyawan dan mengembangkan kemauan dan keterampilan karyawan.

b. Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan

oleh masing-masing karyawan

c. Meningkatkan kualitas komunikasi

d. Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan

e. Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan

perusahaan

f. Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang

dilakukan oleh karyawan

g. Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan

h. Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang

dibutuhkan

i. Kemampuan menemukenali setiap permasalahan

j. Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh

perusahaan

k. Kejelasan dan ketepatan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang

(21)

l. Budaya perusahaan menjadi mapan. Setiap kelalaian dan ketidakjelasan

dalam membina sistem dan prosedur dapat dihindarkan dan kebiasaan

yang baik dapat diciptakan dan dipertahankan

m. Karyawan yang potensil dan memungkinkan untuk menjadi pimpinan

perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan, menjadi lebih

mudah terlihat, mudah diidentifikasikan, mudah dikembangkan lebih

lanjut, dan memungkinkan peningkatan tanggung jawab secara kuat

n. Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang

diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan menjadi

salah satu sarana yang paling utama dalam meningkatkan kinerja

perusahaan

2.1.6.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja

Faktor kinerja karyawan adalah kecenderungan apa yang membuat

pegawai dalam menghasilkan produktivitas kerja yang baik dari segi kualitas

maupun kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan.

Menurut Davis (dalam Mangkunegara, 2000 :67) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pencapaian kinerja pegawai yaitu:

a. Faktor Kemampuan (Ability)

Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ)

dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya pimpinan dan karyawan

(22)

memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan

sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai hasil kinerja maksimal.

b. Faktor Motivasi (Motivation)

Motivasi diartikan sebagai sikap (attitude) pimpinan yang terhadap situasi

keja di lingkungan organisasinya. Mereka yang bersikap positif terhadap

situasinya akan mewujudkan motivasi yang tinggi sebaliknya jika mereka

mewujudkan sikap negative maka redahlah motivasinya. Situasi kerja

dimaksud adalah hubungan kerja, fasilitas kerja, kebijakan pimpinan, pola

kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.

Menurut Timple (dalam Mangkunegara, 2006 : 15) fakor-faktor kinerja

terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (disposisional)

yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang, misalnya kinerja

seseorang baik disebabkan kemampuan tinggi dan pekerja keras atau sebaliknya.

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor seseorang berasal dari lingkungan. Seperti

perilaku, sikap, tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas

kerja, dan iklim organisasi.

Faktor penentu prestasi kerja yang mempengaruhi karyawan menurut

Mangkunegara (2006 : 16) ada dua yaitu:

1. Faktor Individu

Individu yang memiliki kinerja yang baik terlihat dari integritas yang tinggi

antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi

yang baik dalam dirinya. Konsentrasi yang baik dalam dirinya merupakan

(23)

2. Faktor Lingkungan Organisasi

Faktor lingkungan kerja organisasi yang mempengaruhi prestasi kerja adalah

jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola

komunikasi kerja efektif, hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja respek

dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang memadai.

Para pimpinan organisasi sangat menyadari adanya perbedaan kinerja

antara satu karyawan dengan karyawan lainnya yang berada dibawah

pengawasannya. Secara garis besar, perbedaan kinerja ini disebabkan oleh dua

faktor, yaitu faktor individu dan situasi kerja. Menurut Gibson (1999:53), ada tiga

perangkat variabel yang mempengaruhi kinerja atau prestasi kerja seseorang,

yaitu:

1. Variabel Individual, terdiri dari:

a) Kemampuan dan Keterampilan

Kondisi mental dan fisik seseorang dalam menjalankan suatu aktivitas atau

pekerjaan.

b) Latar belakang

Kondisi dimasa lalu yang mempengaruhi karakteristik dan sikap mental

seseorang, biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan serta pengalaman

dimasa lalu.

c) Demografis

Kondisi kependudukan yang berlaku pada individu atau karyawan, dimana

lingkungan sekitarnya akan membentuk pola tingkah laku individu tersebut

(24)

2. Variabel Organisasional, terdiri dari:

a) Sumber Daya

Sekumpulan potensi atau kemampuan organisasi yang dapat diukur dan dinilai,

seperti sumber daya alam, sumber daya manusia.

b) Kepemimpinan

Suatu seni mengkoordinasi yang dilakukan oleh pimpinan dalam memotivasi

pihak lain untuk meraih tujuan yang diinginkan oleh organisasi.

c) Imbalan

Balas jasa yang diterima oleh pegawai atau usaha yang telah dilakukan di

dalam proses aktivitas organisasi dalam jangka waktu tertentu secara intrinsik

maupun ekstrinsik.

d) Struktur

Hubungan wewenang dan tanggungjawab antar individu di dalam organisasi,

dengan karakteristik tertentu dan kebutuhan organisasi.

e) Desain Pekerjaan

Job Description yang diberikan kepada pegawai, apakah pegawai dapat

melakukan pekerjaan sesuai dengan job description.

3. Variabel Psikologis, terdiri dari:

a) Persepsi

Suatu proses kognitif yang digunakan oleh seseorang untuk menafsirkan dan

memahami dunia sekitarnya.

(25)

Kesiap siagaan mental yang dipelajari dan diorganisir melalui pengalaman dan

mempunyai pengaruh tertentu atas cara tanggap seseorang terhadap orang lain.

c) Kepribadian

Pola perilaku dan proses mental yang unik, mencirikan seseorang.

d) Belajar

Proses yang dijalani seseorang dari tahap tidak tahu menjadi tahu dan

memahami akan sesuatu terutama yang berhubungan dengan organisasi dan

pekerjaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan kompensasi dilakukan oleh Ira Nanda

Sari (2009) dengan judul “Pengaruh Kompensasi Langsung terhadap Prestasi

Kerja Karyawan pada PT. Bank Muamalat, Tbk Cabang Medan”. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa kompensasi langsung berpengaruh positif dan signifikan

terhadap prestasi kerja karyawan pada PT. Bank Muamalat Tbk, Cabang Medan.

Hasil koefisien determinasi (R2) hasil regresi adalah sebesar 0,205. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel kompensasi langsung mampu menjelaskan variabel

prestasi kerja karyawan sebesar 20,5%.

Reza (2010) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Motivasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT

Sinar Santosa Perkasa Banjarnegara. Hasil pengujian hipotesis telah membuktikan

terdapat pengaruh antara motivasi dengan kinerja karyawan. Pengujian

(26)

karyawan. Dilihat dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai koefisien

sebesar 0,343 dan nilai t hitung sebesar 3,628 dengan taraf signifikansi hasil

sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam

penelitian ini menerima Ha dan menolak Ho. Hal ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh penelitian Suharto dan Hasil pengujian hipotesis telah

membuktikan terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan dengan kinerja

karyawan. Pengujian membuktikan bahwa gaya Kepemimpinan memiliki

pengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Dilihat dari perhitungan yang telah

dilakukan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,316 dan nilai t hitung sebesar 3,784

dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05 dengan

demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Hasil pengujian hipotesis telah

membuktikan terdapat pengaruh antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan.

Pengujian membuktikan bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh positif terhadap

kinerja karyawan. Dilihat dari perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai

koefisien sebesar 0,222 dan nilai t hitung 2,665 dengan taraf signifikansi hitung

sebesar 0,009 tersebut lebih kecil dari 0,05, yang berarti bahwa hipotesis dalam

penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Budi Setiyawan dan Waridin (2006) yang mengungkapkan bahwa

disiplin kerja karyawan bagian dari faktor kinerja.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual bertujuan untuk mengemukakan secara umum

(27)

akan diteliti. Kerangka konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoretis

variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoretis perlu dijelaskan hubungan antar

variabel independen dan dependen (Sugiyono, 2005:48).

Berdasarkan teori-teori pendukung tersebut, maka model kerangka konseptual

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

Sumber: Simamora (1997; 624), Heidrahman dan Suad Husnan (2000; 126) ; (diolah)

Pada Gambar 2.1.menunjukkan bahwa Imbalan finansial terdiri dari

imbalan langsung dan imbalan tidak langsung. Imbalan non finansial terdiri dari

Imbalan pekerjaan dan kompensasi lingkungan kerja. Dasar indikator kinerja

karyawan dapat dilihat dari: kualitas kerja , kuantitas kerja, pemanfaatan waktu

dan kerjasama. Imbalan finanial dan non finansial mengidentifikasikan bahwa

adanya pengaruh terhadap kinerja karyawan. Dasar indikasinya adalah

variabel-variabel Imbalan menjadi faktor penting terhadap kinerja karyawan. - Langsung

Kompensasi finansial

- Tidak langsung - Kualitas kerja Kinerja karyawan

- Kuantitas kerja

- Pemanfaatan waktu

- Kerjasama Kompensasi

- Kompensasi pekerjaan Kompensasi non finansial

(28)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu permasalahan yang

masih harus dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sesuai dengan

permasalahan, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Gambar

Gambar 2.1 Proses Manajemen Kinerja

Referensi

Dokumen terkait

Penegakan kode etik merupakan upaya dalam penegakan peraturan perundang- undangan mengenai kode etik ASN. Bagi pegawai yang melakukan pelanggaran selain akan dikenakan

[r]

Dari gambar 8 terlihat bahwa waktu yang diperlukan untuk proses dekripsi pada algoritma Sosemanuk lebih besar daripada waktu enkripsi pada algoritma Dicing. Hasil

1) Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bahwa Periklanan, Promosi Penjualan, Public Relation, Personal Selling, Direct Seliing dan Gaya Hidup (life style) mempunyai

Netwatch berfungsi untuk melakukan ping ke sebuah host, dan dari hasil pingnya router akan menjalankan script yang sesuai kita definisikan..

Setengah dari keseluruah sampel yang didapatkan yaitu 18 sampel memiliki kadar mikroalbumin urin berkisar antara 30 mg / L - 300 mg / L atau yang disebut sebagai

Tujuan penelitian ini untuk membandingkan struktur komunitas makroarthropoda yang meliputi keanekaragaman, kemerataan, dominansi di lahan pertanian durian monokultur,

Pembuatan Website Agen Pemesanan Tiket Pesawat Easy Flight menggunakan PHP dan database berbasis MySQL ini menampilkan informasi tentang maskapai penerbangan serta