BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seni musik adalah bahagian dari seni secara umum, yang mempunyai tempat
yang mendasar dalam kehidupan manusia di seluruh dunia. Seni musik, sebagai salah satu
dari cabang kesenian, dan suatu hasil karya seni bunyi, dalam bentuk lagu atau komposisi
musik, mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya. Musik ini disukung oleh
unsur-unsur seperti: irama, melodi, harmoni, bentuk, ritme, ketukan dasar, tempo, dan
lainnya. Musik telah berkembang begitu pesat, sehingga bukan saja menyampaikan
bunyi-bunyi yang baru, akibat munculnya berbagai alat musik baru, sesuai perkembangan
teknologi yang baru, tetapi juga konsep pada penciptanya dalam menghasilkan
karya-karya musiknya.
Sejarah peradaban musik yang begitu panjang, yang berkembang sedemikian
jauh berdasarkan waktu dan ruang yang dilaluinya. Kini musik memiliki kompleksitas
problematiknya yang luas dan mendalam. Musik bukan lagi hanya sekedar sarana
pengungkapan diri manusia yang terbatas pada hal-hal yang bersifat ritual, tetapi juga
mencakup aspek emosional, sensual, estetis, komunikatif, juga sebagai sarana hiburan,
baik di dalam masryarakat perkotaan maupun pedesaan di seluruh dunia. Pertunjukan
musik dapat kita jumpai di berbagai acara, baik secara langsung maupun melalui media
seperti televisi, internet, radio, dan media lain yang menampilkan pertunjukan musik.
Musik adalah ekspresi kebudayaan manusia, yang mendukungnya. Menurut
Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan dan kegiatan manusia
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang dijadikan milik manusia
dengan proses belajar. Kebudayaan itu memiliki tujuh buah unsur dan salah satunya
adalah kesenian.1
1
Koentjaraningrat (1980) dala m bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Antropologi, terbitan Rine ka Cistra, Jaka rta, me mbagi kebudayaan dalam dua dimensi yaitu isi dan wujud. Dimensi isi d isebutnya juga dengan tujuh unsur kebudayaan universal (elements of cultural universal). Dimensi isi ini te rdiri dari: sistem re lig i, bahasa, organisasi sosial, teknologi, pendidikan, ekono mi, dan kesenian. Seterusnya di sisi lain, d imensi wujud budaya ada tiga, yaitu wujud: (a) ide atau gagasan, (b) akt ivitas atau kegiatan, dan (c) artefa k atau benda-benda. Kedua dimensi ini saling berhubungan. Misalnya dalam konteks Sumatera Utara, gordang sambilan
adalah artefak kebudayaan Mandailing. Di dala mnya terkandung ide kosmologi yang menghubungkan manusia dengan arwah nenek moyangnya, gordang ini menjadi sarana ko munikasi. De mikian pula dala m bentuk aktiv itas, gordang ini dima inkan oleh para pemusik yang menainkan alat musik: jangat (2 buah), hudong k udong (2 buah), patolu (2 buah), padua (2 buah), dan enek -enek (satu buah). Ju mlah gordang ini sembilan.. Dita mbah pe ma in gong (jantan
dan dada boru), mongmongan (pamolusi dan pandua-duai), serta pemain sarune. Di dalam kegiatan gordangsambilan ini, terdapat aspek re lig i, bahasa, ekonomi, organisasi sosial (dalihan na tolu), teknologi, pendidikan, dan kesenian.
Seni ini memiliki rumpun-rumpunnya seperti seni pertunjukan, seni
rupa, dan seni mediia rekam.
Menurut Murgiyanto, seni terdiri dari rumpun-rumpun seni, antara lain; seni
pertunjukkan (seni musik, tari dan teater), seni visual(seni patung, lukis), dan seni media
rekam. Pada dasarnya seni bersumber dari perasaan manusia, seperti senang, sedih,
marah, kecewa, cinta, dan lain-lain yang dapat diwujudkan dalam bentuk karya seni.
Perkembangan dan pertumbuhan seni tidak terlepas dari kehidupan manusia, karena seni
sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh
manusia.
Kebudayaan musik dunia yang terwujud pada saat ini, mengandung begitu
banyak ekspresi yang khas, yang di dalamnya dapat kita temui berbagai keanekaragaman
konsepsi, dan gagasan budaya yang tujuan nilai-nilainya begitu mendalam. Penghayatan,
fenomena budaya seni menyebabkan pilihan-pilihan ke mana mereka harus mengapresiasi
jenis musik. Ada musik populer dunia, musik pop nasional, musik pop daerah, musik
tradisi etnik, musik religi, dan lain-lainnya. Termasuk di antara musik religi Islam dalam
konteks Sumatera Utara adalah genre (jenis) musik Padang Pasir.
Dalam kebudayaan Islam di dunia Islam dan Indonesia, terdapat berbagai jenis
seni musik dan tari. Di antaranya adalah nasyid, kasidah, barzanji, marhaban, nazam,
gurindam, syair, ghazal, zapin, dana, bedana, selawat. salawaik dulang, kuntulan,
hadrah, marawis, saman,meusekat, dikie, zikir, terbangan, cempuling, genjring bonyok,
irama Padang Pasir, dan masih banyak lagi yang lainnya.2
2 Pada masa sekarang ini, ju mlah u mat Isla m d i seluruh dunia adalah sebesar 1,4 milyar
jiwa. Isla m yang awa lnya diturunkan oleh Allah di Tanah Arab dengan konsentrasi di Medianah dan Mekah, kini telah menyebar ke semua penjuru dunia, baik di Timur maupun di Barat. Islam sendiri me miliki hubungan yang erat baik dari segi teologis maupun sejarah, dengan agama yahudi dan Kristen. Ketiga agama in i, dala m pandangan Islam d isebut dengan agama sama wiyah, yaitu agama wahyu yang diturunkan Allah ke mu ka bu mi in i untuk ke mashlahatan umat mmanusia. Di samping agama wahyu ada pula agama ardhiyah, yang muncul dan dikreasikan oleh para tokoh agamanya. Yang termasuk ke dala m ke lo mpok in i adalah aga ma Budha, Hindu, Zoroaster, dan riban aliran kepercayaan. Di samp ing itu juga terdapat manusia yang tidak me mpe rcayai adanya Tuhan, mere ka ini selalu d igolongkan kepada ke lo mpok atheis me.
Pada masa kin i, u mat Isla m yang tersebar ke seluruh penjuru dunia berada dalam 56 negara bangsa, dan terdiaspora ke berbagai belahan bumi. Di antara negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Isla m adalah: Arab Saudi, Ya man, Irak, Iran, Bangladesh, Uni Emirat Arab, Libya, Tunisia, Algeria atau Alzaja ir, Ku wait, Oman, Kaza khstan, Uzbekistan, Chechnya, Turki, Syria, Pakistan, Indonesia, malaysia, Brunei Darussalam, A lbania, Bosnia Herzegovna, dan lain-la innya. Di beberapa negara umat Islam ada yang minoritas seperti di Republik Rakyat China, Inggris, Belanda, Perancis, Den ma rk, Swed ia, Jerman, Po landia, Montenegro, Brazil, Uruguay, Chile, A merika Serikat, Kanada, Kuba, Libanon, Singapura, Tha iland, ka mboja , laos, Vietna m, dan lain-lainnya.
Di antara genre-genre seni
Islam di atas, kadang saling meminjam dan menggunakan. Contohnya antara nasyid dan
kasidah biasanya saling memakai lagu-lagu yang lazim digunakan dalam dua genre ini.
Pada awalnya kasidah di Tanah Arab menurut pendapat para informan adalah nyanyian
para penunggang (kafilah) unta untuk memuji Nabi Muhammad. Namun dalam
perkembangannya di dunia Islam, seni kasidah ini kemudian tidak saja dalam konteks
perkembangan dan pembumian menurut kawasan di mana kasidah itu berkembang.
Misalnya di Indonesia terdapat kasidah modern yang menggunakan alat-alat musik
elektrik dan menggunakan rentak-rentak Melayu. Di antara lagu kasidah yang terkenal
adalah Ya Thoyibah dan lagu-lagu Islamik yang dinyanyikan dan diciptakan oleh
kelompok musik populer Indonesia yaitu Bimbo dari Kota Bandung, Jawa Barat, seperti
lagu Sajadah Panjang, Ada Anak Bertanya kepada Bapaknya, Tuhan, dan lain-lainnya.
Demikian pula dalam konteks Nusantara, muncul berbagai peristilahan setempat,
yang tidak dijumpai dari negeri-negeri asal pertumbuhan Islam, khususnya di Jazirah
Arab dan Afrika bahagian utara. Dalam hal ini di Nusantara muncul istilah-istilah seni
Islam seperti disebut di atas. Misalnya genre salawaik dulang adalah shalawat yaitu
puji-pujian kepada Nabi Muhammad yang diharapkan syafaatnya oleh seluruh umat Islam di
hari akhirat kelak, yang khas bersuasana Minangkabau. Genre seni ini menggunakan
talam (dulang) sebagai alat musik pengiringnya menggantikan alat musik rebana (single
headed frame drum chordophone). Di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam muncul pula
seni Islam yang disebut dengan tari dan musik saman, yang awalnya muncul di kawasan
Gayo dan Alas. Kesenian ini diperkirakan dibawa oleh Syekh Saman yang
mengembangkan tarikat samaniyah di Nusantara.
Tidak ketinggalan pula, di Sumatera Utara, muncullah istilah musik Padang
Pasir, untuk menyebutkan musik-musik Islam yang kuat bersuasana musik Arab.
Pengertian padang pasir ini sendiri merujuk kepada kawasan negeri-negeri Arab, yang
ciri utamanya adalah merupakan padang pasir atau gurun, yang paling luas adalah Gurun
bernama El-Suraya, yang lazim membawakan lagu-lagu Islamik dibentuk oleh Haji
Ahmad Baqi di Kota Medan. Beliau adalah pelopor awal pembawa musik Padang Pasir
di kawasan Sumatera Utara.
Keberadaan Haji Ahmad Baqi dan Orkes El-Suraya pimpinan belaiau ini,
menurut pendapat sebahagian besar informan, menjadi penting dalam rangka
pembentukan nama dan genre seni musik Padang Pasir di kawasan Sumatera Utara.
Bahkan perkembangan genre musik ini sampai ke Negara Malaysia, Singapura, Brunai
Darussalam, dan di negeri-negeri Melayu lainnya.
Sebagaimana keberadaan orkes-orkes musik di Kota Medan di tahun
1960-an, salah satunya adalah orkes musik El-Suraya dengan mengolaborasikan
seni musik Melayu dan Arab. Kelompok musik El-Suraya didirika n oleh Haji
Ahmad Baqi pada tahun 1964. Awal pembentukan ataupun latar belakang
berdirinya orkes musik El-Suraya, karena alasan keagamaan yaitu sedikitnya
lagu-lagu Islam serta anjuran dari teman-teman Ahmad Baqi yang menggeluti bidang
agama di Pesantren Darul Ulum,Tapanuli Tengah. Didirikannya orkes El-Suraya
di Kota Medan oleh Haji Ahmad Baqi, bertujuan dakwah. Penyiaran agama Islam
ini bisa melalui sisi seni yang diwakili oleh Ahmad Baqi dan sisi syiar Islam yang
diwakili ulama yaitu Al- Ustad Azra’i Abdul Rauf dan H. Abdul Razak.
Kedua-duanya sebagai guru
qori
bertaraf international. Ketiga tokoh Islam Sumatera
Utara ini bisa bersatu dalam menyumbangkan tenaga dan pikiran tentang
keislaman melalui musik, dengan harapan dikemudian hari kelak bisa dikenang
Orkes musik El-Suraya ada lah orkes yang beraliran musik Arab.
Pemilihan aliran musik ini dilandasi kenyataan bahwa Ahmad Baqi sangat suka
mendengarkan
lagu-lagu dari Arab, dan beliau juga berpendidikan agama Islam yang ditimbanya
dari negeri Arab, yaitu Mesir. Menurut penjelasan para informan, hampir setiap
hari be liau melua ngka n waktu untuk mende ngarka n lagu- lagu Arab tersebut di
televisi, yang dipersembahkan oleh penyanyi Islam kenamaan Mesir yaitu Ummi
Kalstum, Abdul Halim Hafiz, dan Abdul Wahab. Ketiganya adalah sebagai
seniman dan pencipta lagu-lagu Mesir. Aliran musik Arab melandasi tumbuh dan
berkembangnya orkes musik El- Suraya adalah karena Ahmad Baqi berasal dari
keluarga ulama. Ayahnya H. Abdul Majid, adalah seorang ulama Islam. Selain itu
karena Ahmad Baqi pernah mendapatkan pendidikan di Pesantren Darul Ulum,
Tapanuli Tengah. Dari sinilah Ahmad Baqi mengadopsi lagu- lagu dari Arab
dengan menyatuka n lagu- lagu Melayu seperti
gerenek
ataupun
cengkok
menyanyi.
Letak perpaduan antara lagu-lagu tersebut bisa disimak dalam album orkes
El-Suraya. Penikmat musik bisa menemuka n perpaduan antara musik Arab Timur
Tengah dan musik Melayu. Seperti yang tercermin dalam lagu-lagu:
Selimut
Putih, El-Ghuyyum, Balladi, Zikrayat, El-Hamamah, Sadarlah, Takdir, Doa dan
Air Mata
, dan lain- lainnya.
Musik Padang Pasir ini mengalami masa keemasannya di Sumatera Utara selama
dua dekade yaitu tahun 1960 sampai 1970-an. Pada masa ini selain kelompoknya Ahmad
Baqi muncul pula grup sejenis seperti Orkes Al-Wathan yang dipimpin oleh Mukhlis,
juga kelompok Nurul Asiah yang diketuai oleh Hajjah Nurasiah Jamil. Ketiga tokoh
Di era 1980-an dan 1990-an keberadaan musik Padang Pasir sedikit meredup,
seiring datangnya perubahan zaman. Era ini kemudian diewarnai dengan munculnya grup
nasyid dan kasidah yang didukung oleh industri rekaman baik di tingkat nasional
maupun internasional. Era ini muncul grup-grup nasyid seperti Snada, Al-Kahfi, Debu,
dan lain-lainnya di peringkat nasional, yang umumnya memproduksi musik Islam di
Jakarta di bawah beberapa perusahaan rekaman. Di Asia Tenggara khususnya Malaysia
juga muncul kelompok-kelompok nasyid yang sifat penyebarannya adalah internasional.
Di antanya yang terkenal adalah Raihan, ada pula Inteam, Hijaz, dan lain-lain. Pangsa
pasar mereka adalah Dunia Melayu seluruh Asia Tenggara. Selain itu ada pula kelompok
musik Islam yang memperkenalkan vokal anak-anak yang bertujuan mengisi produksi
musik Islam untuk anak-anak. Di antaranya yang terkenal adalah Yulis.
Untuk mengisi keberadaan genre musik Islam, maka beberapa generasi penerus
genre Padang Pasir, ingin terus mengekalkan seni ini. Di antaranya adalah Al-Shabab
pimpinan Zulfan Effendi Lubis. Begitu pula dengan El-Suraya yang dipimpin oleh putra
Ahmad Baqi yaitu Ahmad Syauqi. Kedua-duanya berada di Kota Medan. Sementara di
Kota Binjai adalah kelompok Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah pimpinan Hajjah Saidah
Lubis.
Berdasarkan aspek sejarah musik Islam diketahui munculnya pertama kali di
indonesia dibawa oleh para pedagang Arab yang datang untuk menjual berbagai
kebutuhan3
. Selain para pedagang ada juga kaum ulama yang datang untuk menyebarkan agama Islam sekaligus menyebarkan musik-musik yang bernuansa Islami yang di kenal di
Indonesia yaitu musik Padang Pasir. Musik hiburan Padang Pasir sudah menjadi sebuah
kebutuhan komunikasi bagi masyarakat yang
menginginkan adanya perubahan dalam kehidupan masyarakat menuju kebaikan melalui
syair-syair yang ada pada musik Padang Pasir.
Menurut pendapat informan, pertumbuhan dan perkembangan Orkes Padang
Pasir di Indonesia awalnya tumbuh di Sumatera Utara sekitar tahun enam puluhan.4
Keberadaan musik Padang Pasir tidak hanya dikarenakan kebutuhan rohani saja,
namun banyak juga masyarakat yang menyukai musik ini dikarenakan irama-irama dan
syair-syair dari musik itu sendiri yang juga bukan hanya ditujukan untuk kebutuhan religi,
tetapi sekaligus untuk hiburan, khususnya untuk masyarakat muslim
Perkembangan zaman menimbulkan perubahan seperti pada berbagai jenis grup musik
yang hampir sama dengan Orkes Padang Pasir yaitu seperti grup musik nasyid dan
shalawat.
Nasyid adalah grup musik yang mengandalkan suara vokal dan tarian, dan hanya
menggunakan alat musik seperti marawis (gendang kecil), hajir (gendang besar) dan
tamborin. Contoh lagu yang dibawakan oleh grup nasyid sama seperti lagu yang
dibawakan oleh grup Padang Pasir yaitu lagu-lagu yang di ciptakan oleh Ahmad Baqi
dan Nurasiah Jamil. Hanya konsep penyajian musiknya saja yang berbeda. Shalawat
adalah grup musik Islam yang mengutamakan tema pada puji-pujian atau shalawat
kepada Nabi Muhammad, yang menggunakan alat musik seperti beduk, biola, gitar,
bahkan dengan jumlah personil yang tidak terbatas. Contoh lagu yang dibawakan grup
nasyid adalah lagu-lagu yang dibawakan oleh Rayhan, Kahfi, Rabani, Madani, dan Opik.
4
di Binjai. Kota Binjai adalah salah satu kota di Sumatera Utara yang menjadi tempat
berkembangnya musik Padang Pasir. Dari perkembangan musik Padang Pasir ini
munculah beberapa grup-grup di kota Binjai, salah satunya yaitu Grup irama Padang
Pasir yang bernama Nurul Hasanah. Grup ini berdiri sendiri sampai sekarang ini dan
memiliki sarana dan prasarana yang cukup lengkap. Berdasarkan pengamatan sementara
masyarakat di Kota Binjai, kemunculan Orkes Padang Pasir saat ini cukup diminati oleh
masyarakat yang umumnya beragama Islam, ulama, dan para seniman di Binjai. Hal ini
dibuktikan dengan banyaknya pertunjukan yang dilaksanakan oleh grup musik Padang
Pasir Nurul Hasanah sebagai musik hiburan di Kota Binjai.
Nurul Hasanah merupakan grup musik Padang Pasir di kota Binjai yang
merupakan grup musik yang terdiri sejak tahun 1990. Beralamat di komplek Asrama
121 Kebun Lada Binjai. Pemimpin grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah yang
bernama Hajjah Saidah Lubis. Beliau bertempat tinggal di Asrama 121, Kebun Lada,
Binjai. Tempat tinggal beliau sekaligus menjadi tempat di mana para personil-personil
musik Nurul Hasanah latihan.
Nurul Hasanah tumbuh karena para musisi yang ingin mengembangkan musik
yang bernuansa Islami ini agar tidak punah dan berkembang dari zaman ke zaman, karena
musik Padang Pasir di Binjai cukup diminati sebagai wadah hiburan oleh masyarakat
Muslim di kota Binjai. Di mana kegiatan mereka di sini adalah sebagai musik hiburan,
yang biasanya berkegiatan dalam acara pernikahan, sunatan, Isra’Miraj, dan Maulid Nabi
dan acara keagamaan lainnya.
Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah dulunya memiliki sarana dan prasarana yang
alat musik suling, akordion, keyboard, biola, conga, dan tempat latihan. Namun, setelah
zaman terus berkembang, sudah sangat jarang sekali orang yang bisa menggunakan alat
musik yang tidak umum seperti akordion dan suling, sehingga sarana di Nurul Hasanah
ini juga semakin berkurang yang sekarang hanya menggunakan alat musik seperti biola,
conga, keyboard, dan tamborin.
Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah adalah sebuah grup musik yang selalu
menyajikan suatu struktur musik dengan tujuan untuk dipertunjukkan. Grup musik ini
menggarap musik-musik irama Padang Pasir menjadi lebih modern dengan
menggunakan alat musik Barat dan digarap sebaik mungkin. Sehingga dalam setiap
pertunjukan yang dilakukan, penonton dapat menikmati musik mereka dan mengambil
pesan yang disampaikan.
Saat ini cukup banyak orang yang mengadakan acara seperti pesta pernikahan,
sunatan, bahkan acara hari besar keagamaan seperti Isra’ Mi’raj, dan Maulid Nabi, yang
menginginkan grup musik Padang Pasir sebagai hiburan untuk menghibur para tamu atau
masyarakat setempat. Karena selain membawakan lagu-lagu yang bernuansa islami,
Nurul Hasanah juga membawakan lagu-lagu hiburan seperti dangdut, India, Batak,
Melayu dan lain-lain. Bagi para seniman ini sendiri, menjadikan grup musik Padang
Pasir adalah sebagai wadah atau ajang kreativitas untuk menuangkan kemampuan yang
mereka miliki untuk diasah agar menjadi lebih berkembang dan lebih berkualitas
khususnya di grup musik Nurul Hasanah Binjai.
Keberadaan Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah telah mengambil hati para
masyarakat setempat. Musik Padang Pasir juga mendapat sambutan dari berbagai
dari semakin bertambahnya kelompok-kelompok seni musik yang mendirikan grup-grup
musik Padang Pasir sebagai wadah hiburan khususnya di Kota Binjai.
Ketertarikan penulis terhadap keberadaan kelompok musik Padang Pasir Nurul
Hasanah ini adalah sebagai berikut. (i) Kelompok musik Padang Pasir Nurul Hasanah ini
berada di luar Kota Medan, yaitu tepatnya di Kota Binjai, yang selama ini bahwa pusat
perkembangan awal orkes Padang Pasir adalah di Kota Medan, khususnya orkes pertama
Padang Pasir El-Suraya pimpinan H. Ahmad Baqi; (ii) Kelompok musik Padang Pasir
Nurul Hasanah ini, dibentuk dan didirikikan oleh Hajjah Saidah Lubis ketika genre musik
ini mengalami penurunannya. Apa latar belakang kelompok ini mempertahankan genre
musik Padang Pasir di tengah munculnya genre-genre yang menguasai pangsa pasar
musik Islam. Apakah mereka ini berhasil? Apa-apa saja yang menjadi tantangannya. (iii)
Dibandingkan dengan kelompok Orkes El-Suraya yang diteruskan oleh keturunan
kandung Ahmad Baqi yaitu Ahmad Sauqi, maka Hajjah Saidah Lubis hanyalah sebagai
bekas vokalis El-Suraya, maka bagaimana ia meneruskan genre musik Padang Pasir ini
sesuai dengan kapasitasnya? (iv) Secara keilmuan, fenomena kelompok musik Padang
Pasir Nurul Hasanah di Kota Binjai ini, amat menarik dilihat dari aspek enkulturasi
budaya dan juga persebarannya dari Kota Medan ke Binjai. (v) Selain itu, kalau dalam
perkembangan awal, orkes irama Padang Pasir sangatlah menonjol peran kaum lelaki,
maka di dalam kelompok Nurul Hasanah ini, maka penulis melihatnya agak meononjol
peranan kaum wanita, khususnya yang diperankan oleh Hajjah Saidah Lubis.
Dengan demikian, penulis tertarik untuk mengkaji dan mengangkat topik ini
menjadi bahan penelitian untuk bahan skripsi saya dengan judul: Analisis Fungsi,
Padang Pasir Nurul Hasanah di Binjai, Sumatera Utara. Ada tiga penekanan utama
kajian ini yaitu fungsi sosial dan budaya, struktur musik yang mencakup aspek melodi
dan ritme, serta struktur lirik atau teks lagu-lagu yang disajikan oleh kelompok ini.
1.2 Pokok Permasalahan
Banyak aspek keilmuan secara etnomusikologis yang dapat dikaji melalui
keberadaan dan fenomena kelompok musik Padang Pasir Nurul Hasanah di Kota Binjai
ini, baik dari segi fungsional, struktural, sosial, psikologis, dan lain-lainnya. Untuk itu,
perlu ditentukan pokok masalah agar lebih terfokusnya studi yang penulis lakukan ini.
Adapun pokok permasalahan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana fungsi dan penggunaan musik Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah?
Fungsi dan penggunaan ini mencakup sejauh apa musik mereka ini digunakan dan
difungsikan oleh masyarakat pendukungnya, terutama masyarakat Islam di Kota
Binjai dan sekitarnya.
2. Bagaimana struktur musik yang disajikan oleh Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah?
Struktur musik yang akan dikaji mencakup aspek melodi, ensambel yang digunakan,
ritme, dan sejenisnya yang terangkum dalam dimensi ruang dan waktunya.
3. Bagaimana struktur lirik yang disajikan oleh Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah?
Struktur lirik yang penulis maksud adalah struktur teks yang digunakan dalam
lagu-lagu yang dinyanyikan oleh penyanyi di dalam kelompok musik Padang Pasir Nurul
tumbuh, dalam hal ini adanya pantun, rima (persajakan), baris teks, bait, dan seterusnya.
Dengan berkonsentrasi dalam tiga aspek ini, maka diharapkan penelitian ini akan lebih
terfokus dan terarah.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Adapaun tujuan dari penelitian ini meliputi:
1. Untuk mengetahui fungsi dan penggunaan musik orkes Padang Pasir Nurul Hasanah.
2. Untuk mengetahui struktur musik Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah.
3. Untuk mengetahui struktur lirik Orkes Padang Pasir Nurul Hasanah.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan yang lebih dalam lagi kepada
para pembaca terhadap fungsi dan penggunaan musik orkes Padang Pasir di kota
Binjai.
2. Penelitian yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah skripsi ini dapat menjadi
sebagai salah satu sumber informasi dan dokumentasi bagi para pembaca.
3. Penelitian ini akan bermanfaat kepada para pembaca dan semua orang yang memiliki
kepedulian terhadap eksistensi orkes Padang apsir untuk menambah pengetahuan
4. Memberikan manfaat kepada disiplin etnomusikologi dalam melihat musik,
kebudayaan, kreativitas, dan pengembangan karya musik.
1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep
Menurut Mely G. Tan (1990:21), konsep merupakan defenisi dari apa yang kita
amati, konsep menentukan antara variable-variabel mana yang kita ingin menentukan
hubungan empiris. Konsep merupakan hal yang paling penting dalam melaksanakan
penelitian. Konsep digunakan sebagai alat untuk menggambarkan fenomena yang ada
dengan penjabaran.
Maka dari itu penulis memberikan konsep dari beberapa kata yang ada dalam
tulisan ini sesuai dengan judul yang dibahas. (a) Konsep tentang analisis yang dimaksud
dalam tulisan ini adalah mencakup: (1) penyelidikan terhadap suatu peristiwa karangan,
perbuatan dan lain sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya
(sebab-musabab, duduk perkaranya, dan lain sebagainya), (2) penguraian suatu pokok atas
berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk
memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan, (3) penyelidikan
kimia dengan menguraikan sesuatu untuk mengetahui zat-zat bagiannya dan sebagainya,
dalam tulisan ini maknanya tidak mengacu kepada penyelidikan kimia, tetapi
penyelidikan kebudayaan, (4) penjabaran sesuadah dikaji sebaik-baiknya, (5) proses
pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan kebenarannya, (6) penguaraian
karya sastra atas unsur-unsurnya untuk memahami pertalian antara unsur-unsur tersebut,
dalam bagian-bagiannya menurut metode yang konsisten untuk mencapai pengertian
tentang prinsip-prinsip dasarnya (Poerwadarminta, 1990:32).
(b) Untuk lebih memahami penggunaan dan fungsi yang dimaksud, dalam
penelitian ini lebih mengacu pada pandangan Allan P Marriam (1964:210) mengenai
fungsi dan penggunaan musik. Penggunaan (use) lebih menitik beratkan pada masalah
situasi atau cara bagaimana musik itu digunakan, sedangkan fungsi (function) lebih
menitik beratkan pada alasan penggunaan atau tujuan pemakaian musik itu sendiri,
dengan maksud yang lebih luas sampai sejauh mana musik itu mampu memenuhi
kebutuhan dalam konteks penyajiannya.
(c) Dalam Kamus Dewan (2002) musik didefinisikan sebagai gubahan bunyi
yang menghasilkan bentuk dan irama yang indah. Menurut Wikipedia Indonesia (2007)
musik adalah bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah,
lokasi, budaya, dan selera seseorang.
(d) Struktur adalah unsur serapan dari bahasa Inggris yaitu structure. Kata ini
memiliki arti sebagai: susunan, bangunan dan kerangka (Echols dan Shadily 1978:563).
Dalam kaitannya dengan tulisan ini, struktur yang dimaksud adalah merujuk kepada dua
aspek yaitu struktur melodi dan struktur teks atau lirik. Struktur melodi lebih khusus
merujuk kepada melodi lagu ciptaan Ahmad Baqi, yang terdiri dari unsur-unsur: tangga
nada, nada dasar, formula melodi, interval yang digunakan, nada yang digunakan,
pola-pola kadensa, dan kontur melodi. Sementara untuk teks atau lirik mencakup genre
sastranya yaitu pantun, atau puisi. Kemudian kata-kata ini disusun oleh baris, bait, rima
atau sajak, makna-makna (denotatif dan konotatif), interyeksi, struktur intrinsik, dan
(e) Lirik atau teks adalah naskah yang berupa kata-kata asli dari dari pengarang,
kutipan dari Kitab Suci untuk pangkal ajaran, serta bahan tertulis untuk dasar
memberikan pelajaran, dan sebagainya (Poerwadaminta dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia 2005). Dalam kaitannya dalam penelitian ini, maka yang dimaksud dengan teks
adalah lirik lagu-lagu Padang Pasir yang diciptakan oleh Ahmad Baqi. Teks ini ada yang
berupa pantun, dan ada pula yang berupa puisi bebas karangan beliau, yang disesuaikan
dengan progresi musiknya.
(f) Musik Padang Pasir adalah salah satu musik yang memiliki irama Islami.
Awalnya musik Padang Pasir ini hanya diminati oleh keturunan Arab saja, tapi sekarang
sudah banyak penduduk pribumi yang menyukai lagu-lagu Padang Pasir. Musik yang
berasal dari Timur Tengah ini memiliki sejarah yang sudah sangat lama dan ini dimulai
sejak tahun enam puluhan.Dahulunya musik Padang Pasir bernama musik Gambus, dan
setelah zaman berkembang maju, maka sekarang sebutan Gambus sudah berubah menjadi
musik Padang Pasir.5
5
www.wikipedia.com
Musik Padang Pasir memiliki suara atau irama-irama yang
berunsur Islami, baik dalam syair, melodi, dan ritme. Bahkan cara berpakaian personil
grup Padang Pasir sangat menonjolkan unsur Islami. Musik Padang Pasir bukan hanya
sekedar sebuah alat pengungkapan perasaan dari diri manusia yang terbatas pada hal-hal
yang bersifat emosional dan sensual saja, tapi juga sebagai wadah hiburan. Musik hiburan
Padang Pasir menjadi sebuah kebutuhan komunikasi bagi masyarakat yang
menginginkan adanya perubahan dalam kehidupan untuk menata hidup kearah kebaikan.
Musik Padang Pasir merupakan musik yang syair-syairnya dapat membantu
syair-syair yang ada pada musik Padang Pasir, manusia dapat belajar arti hidup dan
kehidupan. Lagu-lagu musik Padang Pasir mengandung syair-syair bernilai positif,
karena dalam syair-syair tersebut terdapat banyak nilai-nilai agama yang secara tidak
langsung mengajak pendengar lagu tersebut untuk menyadari perbuatan-perbuatan negatif
yang dilakukannya selama di dunia, seperti lagu Selimut Putih, Do’a dan Air Mata, dan
Takdir. Lagu-lagu yang bernuansa islami ini mulanya diciptakan oleh Bapak Prof. H.
Ahmad Baqi yang merupakan pimpinan Grup musik Padang Pasir El-Surayya yang
bertempat tinggal di Kota Medan. Beberapa dari anggota grup musik El-Surayya
bertempat tinggal di Kota Binjai. Bapak Prof. H. Ahmad Baqi telah wafat, dan Grup
El-Surayya pun juga menjadi fakum dan tidak berkegiatan lagi untuk sementara waktu
berhubung sedang berduka, dan akhirnya mereka keluar dari grup musik El-Suraya dan
kemudian mereka membentuk grup Marhaban di Kota Binjai. Grup Marhaban ini terdiri
dari kumpulan ibu-ibu yang membacakan doa dengan cara dinyanyikan (barzanji).
Barzanji ini dilaksanakan pada upacara pernikahan dan khitanan, grup Marhaban ini
membawakan lagu Islami dengan mempergunakan alat-alat musik pukul seperti
tambourin, gendang besar, dan gendang kecil. Grup Marhaban yang hanya mengandalkan
suara vokal dan alat-alat musik yang tidak bernada ini akhirnya mempunyai semangat dan
ide kreatif untuk membentuk kembali grup musik Padang Pasir, hal ini dikarenakan ada
beberapa anggota grup Marhaban yang menguasai alat musik seperti biola dan gendang,
dan hanya penambahan alat musik akordion dan keyboard membuat grup musik ini
menjadi lengkap sehingga berubah menjadi grup musik Padang Pasir. Grup musik
Padang Pasir ini muncul dan dinamakan Grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah yang
artinya adalah Cahaya Kebaikan yang dipimpin oleh Ibunda Hajjah Saidah Lubis. Grup
Nurul Hasanah berdiri pada tahun 1990 yang beralamat di Asrama 121 Kebun Lada
Binjai. Grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah ini tumbuh karena para musisi di grup
ini ingin mengembangkan musik yang bernuansa islami ini agar tidak punah dan dapat
berkembang hingga saat ini. Selain itu penghasilan yang diperoleh dari setiap pementasan
grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah juga dapat memenuhi kebutuhan ekonomi para
musisi-musisi di Nurul Hasanah6
6Wawancara dengan Ibu Hajjah Saidah Lubis, pada tanggal 10 Desember 2011
.
1.4.2 Teori
Teori adalah salah satu acuan yang digunakan oleh penulis untuk menjawab
masalah-masalah yang timbul dalam tulisan ini atau dengan kata lain teori adalah
landasan berfikir dalam pembahasan. Dengan pengembangan teori-teori yang diangkat
dari analisis kepustakaan, diharapkan dapat mendukung pikiran penulis apalagi didukung
oleh fakta-fakta yang ada, sehingga peneliti ini dapat menghasilkan suatu kesimpulan
yang didasarkan pada tujuan yang telah dibuat .
Dalam disiplin ilmu etnomusikologi, Merriam (1964:7-18) menyatakan bahwa
dalam studi etnomusikologi tidak terlepas dari konteks kebudayaan secara keseluruhan.
Untuk memahami penggunaan dan fungsi musik pada penyajian Orkes Padang Pasir pada
permasalahan ini penulis berpedoman pada pendapat Allan P Meriam (1964:209-226)
yang menyatakan tentang penggunan musik yang meliputi perihal pemakaian musik dan
konteks pemakaiannya atau bagaiman musik itu digunakan. Berkenaan dalam hal
penggunaan yang dikemukakan oleh Allan P Merriam (1964:217-218) menyatakan
perihal penggunaan musik sebagai berikut: (1) Penggunaan musik dengan kebudayaan
kelembagaan sosial, (3) Penggunan musik dengan manusia dan alam, (4) Penggunan
musik dengan nilai - nilai estetika, (4) Penggunaan musik dengan bahasa.
Untuk menemukan jawaban perihal fungsi musik berikut penulis berpedoman
pada pendapat Allan P Merriam yang menyebutkan bahwa terdapat sepuluh fungsi musik
dalam ilmu etnomusikologi yaitu: (1) fungsi pengungkapan emosional, (2) fungsi
pengungkapan estetika, (3) fungsi hiburan, (4) fungsi komunikasi, (5) fungsi
perlambangan, (6) fungsi reaksi jasmani, (7) fungsi yang berkaitan dengan norma sosial,
(8) fungsi pengesahan lembaga sosial, (9) fungsi kesinambungan kebudayaan, dan (10)
fungsi pengintegrasian masyarakat.
Penggunaan musik yang disajikan oleh grup Padang Pasir Nurul Hasanah, adalah
pada acara pernikahan, sunatan, dan hari besar agama Islam lainnya. Fungsi utamanya
adalah sebagai sarana dakwah agama Islam, yang juga berfungsi sebagai hiburan,
pendidikan, kesinambungan kebudayaan, mentransmisikan makna-makna, dan
lain-lainnya.
Dengan adanya penyajian musik dari Nurul Hasanah mampu menghibur para
pengunjung yang berkunjung ke acara-acara tersebut, namun ada sebagian kecil yang
kurang merasakan hal itu namun hal itu tidak berpengaruh terhadap musik yang disajikan
Nurul Hasanah hingga tetap bertahan sampai sekarang.
Untuk mengkaji struktur musik Padang Pasir, dalam hal ini penulis menggunakan
teori weighted scale yang dikemukakan oleh William P Malm (1977:8) yang digunakan
untuk mengkaji aspek musikal yang terdiri dari : (1) tangga nada, (2) nada dasar (pitch
centre), (3) wilayah nada (ambitus), (4) jumlah pemakaian nada, (5) interval yang
Untuk mengkaji struktur lirik, dalam hal ini penulis menggunakan teori semiotik
yang dikemukakan oleh Saussure yang digunakan untuk mengkaji aspek verbal terutama
dialog atau teks nyanyian. Teori semiotika digunakan penulis dalam rangka usaha untuk
memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui simbol yang
membangun sebuah peristiwa seni. Saussure melihat bahasa sebagai sistem yang
membuat lambang bahasa itu terdiri dari sebuah imaji bunyi (sound image) atau signifier
yang berhubungan dengan konsep (signified). Setiap bahasa mempunyai lambang bunyi
tersendiri. Pierce juga menginterpertasikan bahasa sebagai system lambang, tetapi terdiri
dari tiga bagian yang saling berkaitan: (1) representatum, (2) pengamat (interpretan), dan
(3) objek. Dalam kajian kesenian berarti kita harus memperhitungkan peranan seniman
pelaku dan penonton sebagai pengamat dari lambang-lambang dan usaha kita untuk
memahami proses pertunjukan atau proses penciptaan.
Dalam kaitannya teori semiotik untuk mengkaji teks lagu Padang Pasir, maka
penulis mengutip pendapat van Zoest (1996:11). Menurutnya di dalam teks terdpat ikon,
apabila adanya persamaan suatu tanda tekstual dengan acuannya. Segalanya memiliki
kemungkinan untuk dianggap sebagai suatu tanda. Penyusunan kalimat dalam sajak
adalah tanda. Adanya kalimat yang panjang adalah tanda. Banyaknya kata sifat,
pergantian vokalisasi dalam sebuah cerita, panjang pendeknya sebuah teks, semua itu bisa
dianggap sebagai tanda.
Dalam rangka kerja teori semiotik peneliti hendaklah menafsir tanda dalam teks.
kalimat maupun pada tingkatan teks yang lebih luas, selalu dapat dianggap sebagai tanda.
1.5 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara bekerja untuk dapat memahami objek
penelitian dan merupakan bagian yang penting untuk diketahui oleh seorang peneliti.
Sesuai dengan permasalahan yang dikaji dalam tulisan ini dengan judul skripsi, Analisis
Fungsi, Struktur Musik, dan Lirik Lagu-lagu yang Dipertunjukkan oleh Kelompok Musik
Padang Pasir Nurul Hasanah di Binjai, Sumatera Utara; maka di sini penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif yang dideskripsikan berupa tulisan, rekaman
secara lisan, gambar, angka, pertunjukan kesenian dan berbagai bentuk data lain yang
bersumber dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1.5.1 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca berbagai buku dan skripsi
yang berhubungan dengan tulisan sehingga dapat menambah wawasan peneliti untuk
mengembangkan tulisan tersebut. Selain itu penulis juga mengambil sebagian data dari
internet yang berhubungan dengan tulisan dengan tujuan untuk membuat tulisan semakin
sempurna. salah satu sumber utama yang sangat penting yaitu diperoleh dari hasil
observasi terhadap objek yang akan diteliti yaitu melalui wawancara langsung terhadap
beberapa informan.
Tempat penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyelesaikan tulisan ini
yaitu di Binjai, tepatnya di grup musik Nurul Hasanah Binjai yang terletak di Asrama 121
Kebun Lada, Binjai. Tempat penelitian ini sekali gus juga sebagai rumah kediaman Ibu
Hajjah saidah Lubis bersama dengan keluarganya.
1.5.3 Pengumpulan Data
Untuk mendukung data-data yang diperoleh di lapangan, penulis melakukan studi
kepustakaan yaitu dengan mempelajari buku-buku dan dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan topik penelitian Dalam pengumpulan data, penulis melakukan beberapa hal yang
begitu sering dilakukan seperti uraian berikut ini.
1.5.3.1 Observasi
Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan terhadap subjek yang akan diteliti, baik secara langsung maupun tidak
langsung yang menggunakan tehnik yang disebut dengan pengamatan atau observasi
(Muhammad Ali, 1987:25). Observasi, terlibat dalam pertunjukan, tanpa memposisikan
diri sebagai pelaku pertunjukan, sering menyaksikan berlangsungnya pertunjukan dari
awal sampai akhir. Hal ini berguna untuk mengenal dengan baik dan lebih jauh lagi
jalannya pertunjukan dan aspek-aspek yang terkandung di dalamnya. Sesuai dengan
pendapat diatas, maka pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh penulis, bertujuan agar
penulis dengan kalangan pemusik atau seniman musik Padang Pasir tersebut, dan juga
masyarakat setempat, sehingga data yang dibutuhkan dapat diperoleh secara lebih akurat.
Maka dalam hal ini observasi dapat dilakukan dengan cara:
1. Melakukan observasi langsung ke lokasi latihan grup musik Padang Pasir Nurul
Hasanah Binjai.
2. Melakukan observasi langsung ke lokasi pertunjukan grup musik Padang Pasir
Nurul Hasanah Binjai.
1.5.3.2 Wawancara
Menurut Poerwadarminta dalam dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2008:1559) “wawancara adalah tanya-jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk
diminta keterangan atau pendapat mengenai sesuatu hal. Menurut Koentjaraningrat
(1991:136) bahwa kegiatan wawancara secara umum terbagi atas tiga kelompok yaitu:
persiapan wawancara, tehnik bertanya dan pencatatan data hasil wawancara. Wawancara
terdiri dari dua jenis, wawancara terfokus dan wawancara bebas. Wawancara terfokus
dilakukan untuk memperoleh informasi yang lebih banyak dan tidak membosankan atau
membuat kaku suasana antara penulis dan informan. Sedangkan wawancara bebas
dilakukan secara tidak terfokus, tetapi mendapatkan banyak informasi yang dibutuhkan.
Sesuai dengan teknik wawancara diatas, penulis melakukan wawancara dengan berbagai
pihak di antaranya:
1. Wawancara dengan pemimpin grup musik Padang Pasir Nurul Hasanah Binjai.
2. Wawancara dengan para pemusik grup musik Nurul Hasanah Binjai.
3. Wawancara dengan para penyanyi grup musik Nurul Hasanah Binjai.
5. Wawancara pada masyarakat yang sedang melihat pertunjukan grup musik Nurul
Hasanah Binjai.
Pada saat wawancara penulis tidak melakukan perekaman karena keadaan yang
tidak memungkinkan (suara musik yang cukup besar dan kesibukan para informan),
namun walaupun demikian peneliti memperoleh data-data yang dibutuhkan setelah
melakukan wawancara dengan para informan dan semua data-data tersebut dicatat
sewaktu penulis berada di lapangan dan kemudian diolah di kerja laboratorium.
1.5.3.3Kerja Laboratorium
Kerja laboratorium yaitu dengan cara mengolah data yang didapat sewaktu
penelitian lapangan dan disaring sebaik mungkin untuk dijadikan sebagai tulisan. Kerja
laboratorium disebut juga analisis yang merupakan pengolahan data yang diperoleh dari
kerja lapangan, setelah pengolahan data dianalisis kemudian disusun secara sistematis
sehingga hasilnya dapat dikembangkan sebagai bahan yang akurat dalam pembahasan
masalah yang dihadapi. Dalam tahapan ini penulis mengumpulkan data-data yang didapat