COST ACCOUNTING
MATERI-6
VARIABLE COSTING
Universitas Esa Unggul
Jakarta
METODE VARIABLE COSTING
Adalah metode costing yang hanya
memasukkan biaya produksi variabel
ke dalam biaya produk.
Dalam metode costing ini biaya produk
mencakup:
1.
Biaya Bahan Baku
2.
Biaya tenaga kerja langsung
3.
Biaya overhead pabrik variabel
Adalah metode costing yang hanya
memasukkan biaya produksi variabel
ke dalam biaya produk.
Dalam metode costing ini biaya produk
mencakup:
1.
Biaya Bahan Baku
2.
Biaya tenaga kerja langsung
3.
Biaya overhead pabrik variabel
Menggunakan pendekatan penggolongan
biaya variabilitas yang menggolongkan biaya
ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.
Dalam penyusunan laporan laba rugi,
metode costing variabel menggunakan
laporan laba rugi kontribusi (contribution
margin).
Bermanfaat untuk tujuan pelaporan kepada
pihak
internal
perusahaan
yang
menggunakan informasi laba kontribusi
untuk perencanaan, pembuatan keputusan
dan pengendalian.
Menggunakan pendekatan penggolongan
biaya variabilitas yang menggolongkan biaya
ke dalam biaya variabel dan biaya tetap.
Dalam penyusunan laporan laba rugi,
metode costing variabel menggunakan
laporan laba rugi kontribusi (contribution
margin).
Bermanfaat untuk tujuan pelaporan kepada
pihak
internal
perusahaan
yang
menggunakan informasi laba kontribusi
untuk perencanaan, pembuatan keputusan
dan pengendalian.
Contoh laporan laba rugi berdasarkan
Biaya Tenaga Kerja langsung 2.000.000
Biaya overhead Pabrik Variabel 5.000.000
Jumlah HPP Variabel 10.000.000
Biaya pemasaran variabel 3.500.000
Biaya Adm.&Umum Variabel 1.500.000
Jumlah Biaya Variabel15.000.000
LABA KONTRIBUSI 15.000.000
Biaya Tetap:
Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.000.000
Biaya Pemasaran Tetap 1.000.000
Biaya Adm.& Umum Tetap 2.000.000
5.000.000
Biaya Tenaga Kerja langsung 2.000.000
Biaya overhead Pabrik Variabel 5.000.000
Jumlah HPP Variabel 10.000.000
Biaya pemasaran variabel 3.500.000
Biaya Adm.&Umum Variabel 1.500.000
Jumlah Biaya Variabel15.000.000
LABA KONTRIBUSI 15.000.000
Biaya Tetap:
Biaya Overhead Pabrik Tetap 2.000.000
Biaya Pemasaran Tetap 1.000.000
Biaya Adm.& Umum Tetap 2.000.000
5.000.000
LABA BERSIH 10.000.000
PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI
KEPADA PIHAK LUAR PERUSAHAAN
Jika
perusahaan
menggunakan
metode Variable Costing dalam
akuntansi biayanya, maka untuk
menyajikan laporan laba rugi bagi
kepentingan
pihak
luar
perlu
dilakukan perubahan unsur biaya
yang diperhitungkan dalam harga
pokok persediaan Barang Dalam
Proses, persediaan Barang Jadi dan
Harga Pokok Penjualan.
Jika
perusahaan
menggunakan
metode Variable Costing dalam
akuntansi biayanya, maka untuk
menyajikan laporan laba rugi bagi
kepentingan
pihak
luar
perlu
dilakukan perubahan unsur biaya
yang diperhitungkan dalam harga
pokok persediaan Barang Dalam
Proses, persediaan Barang Jadi dan
Harga Pokok Penjualan.
3 Langkah Merubah Laporan Laba Rugi
Variable Costing Menjadi Full Costing
LANGKAH PERTAMA
Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses Awal
dan Harga Pokok Persediaan Barang Jadi Awal di
tambah dengan Biaya Overhead Pabrik Tetap.
Rumus:
BOP tetap per unit dasar pembebanan =
BOP sesungguhnya pada periode akt.sebelumnya
Dasar pembebanan
BOP Tetap =
BOP tetap per unit x kuantitas dasar
pembebanan pada persediaan awal
LANGKAH PERTAMA
Harga Pokok Persediaan Barang Dalam Proses Awal
dan Harga Pokok Persediaan Barang Jadi Awal di
tambah dengan Biaya Overhead Pabrik Tetap.
Rumus:
BOP tetap per unit dasar pembebanan =
BOP sesungguhnya pada periode akt.sebelumnya
Dasar pembebanan
BOP Tetap =
BOP tetap per unit x kuantitas dasar
pembebanan pada persediaan awal
LANGKAH KEDUA
Biaya produksi menurut Variable Costing
perlu disesuaikan dengan manambahkan
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Sesungguhnya.
LANGKAH KETIGA
Harga Pokok Persediaan Barang Dalam
Proses Akhir dan Harga Pokok Persediaan
Barang Jadi Akhir ditambah dengan Biaya
Overhead Pabrik Tetap.
LANGKAH KEDUA
Biaya produksi menurut Variable Costing
perlu disesuaikan dengan manambahkan
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Sesungguhnya.
LANGKAH KETIGA
Harga Pokok Persediaan Barang Dalam
Proses Akhir dan Harga Pokok Persediaan
Barang Jadi Akhir ditambah dengan Biaya
Overhead Pabrik Tetap.
Rumus:
BOP tetap per unit dasar pembebanan=
BOP tetap sesungguhnya periode
akt.sekarang
Dasar pembebanan
BOP tetap =
BOP tetap per unit x kuantitas dasar
pembebanan pada persediaan akhir
Rumus:
BOP tetap per unit dasar pembebanan=
BOP tetap sesungguhnya periode
akt.sekarang
Dasar pembebanan
BOP tetap =
MANFAAT INFORMASI YANG
DIHASILKAN OLEH METODE VARIABLE
COSTING
Manfaat metode Variable Costing
bagi manajemen:
1.
Untuk perencanaan laba jangka
pendek
2.
Untuk pengendalian biaya
3.
Untuk pengambilan keputusan
Manfaat metode Variable Costing
bagi manajemen:
1.
Untuk perencanaan laba jangka
pendek
2.
Untuk pengendalian biaya
3.
Untuk pengambilan keputusan
Variable Costing untuk perencanaan laba
jangka pendek
Dalam penyusunan anggaran, manajemen
berkepentingan untuk menguji dampak
setiap alternatif yang akan dipilih terhadap
laba perusahaan. Karena dalam jangka
pendek biaya tetap tidak berubah, maka
informasi yang relevan dengan perencanaan
laba jangka pendek adalah informasi yang
berdampak terhadap hasil penjualan dan
biaya variabel yang merupakan komponen
untuk menghitung laba kontribusi dan ratio
laba kontribusi
Dalam penyusunan anggaran, manajemen
berkepentingan untuk menguji dampak
setiap alternatif yang akan dipilih terhadap
laba perusahaan. Karena dalam jangka
pendek biaya tetap tidak berubah, maka
informasi yang relevan dengan perencanaan
laba jangka pendek adalah informasi yang
berdampak terhadap hasil penjualan dan
biaya variabel yang merupakan komponen
untuk menghitung laba kontribusi dan ratio
laba kontribusi
Misal dalam menyusun anggaran, manajemen
puncak mempertimbangkan rencana untuk
menaikkan harga jual produk sebesar 10% dan
diperkirakan tidak akan mengurangi kuantitas
produk yang akan dijual. Jika biaya variabel dan
biaya tetap tidak mengalami perubahan, dampak
kenaikan harga jual tersebut terhadap laba jangka
pendek adalah:
ratio laba kontribusi x persentase kenaikan harga
jual
Jika ratio laba kontribusi = 40%, dengan adanya
rencana kenaikan harga jual produk sebesar 10%
akan menaikkan laba bersih sebesar 4% (40% x
10%).
Misal dalam menyusun anggaran, manajemen
puncak mempertimbangkan rencana untuk
menaikkan harga jual produk sebesar 10% dan
diperkirakan tidak akan mengurangi kuantitas
produk yang akan dijual. Jika biaya variabel dan
biaya tetap tidak mengalami perubahan, dampak
kenaikan harga jual tersebut terhadap laba jangka
pendek adalah:
ratio laba kontribusi x persentase kenaikan harga
jual
Jika ratio laba kontribusi = 40%, dengan adanya
rencana kenaikan harga jual produk sebesar 10%
akan menaikkan laba bersih sebesar 4% (40% x
10%).
Contoh alternatif lain terkait laba perusahaan,
misal dengan ratio laba kontribusi sebesar
40% manajemen puncak memperkirakan
dengan menaikkan anggaran biaya iklan
sebesar Rp 11.000.000 akan menaikkan hasil
penjualan sebesar Rp 35.000.000. Alternatif ini
dapat diuji kelayakannya:
Kenaikan laba kontribusi:
(40%xRp 35.000.000) = Rp 14.000.000
Kenaikan biaya iklan
= 11.000.000
Dampak kenaikan biaya iklan terhadap
laba bersih = Rp 3.000.000
Contoh alternatif lain terkait laba perusahaan,
misal dengan ratio laba kontribusi sebesar
40% manajemen puncak memperkirakan
dengan menaikkan anggaran biaya iklan
sebesar Rp 11.000.000 akan menaikkan hasil
penjualan sebesar Rp 35.000.000. Alternatif ini
dapat diuji kelayakannya:
Kenaikan laba kontribusi:
(40%xRp 35.000.000) = Rp 14.000.000
Kenaikan biaya iklan
= 11.000.000
Dampak kenaikan biaya iklan terhadap
laba bersih = Rp 3.000.000
Variable Costing untuk pengendalian
biaya
Dalam Variable Costing, period costs yang
terdiri dari biaya tetap dikumpulkan dan
disajikan secara terpisah dalam laporan laba
rugi sebagai pengurang terhadap laba
kontribusi.
Biaya
tetap
terdiri
atas
Discretionary Fixed Costs dan Committed
Fixed Costs.
Discretionary Fixed Costs : biaya yang
berperilaku
tetap
karena
kebijakan
manajemen dan dalam jangka pendek dapat
dikendalikan manajemen, contoh biaya iklan.
Dalam Variable Costing, period costs yang
terdiri dari biaya tetap dikumpulkan dan
disajikan secara terpisah dalam laporan laba
rugi sebagai pengurang terhadap laba
kontribusi.
Biaya
tetap
terdiri
atas
Discretionary Fixed Costs dan Committed
Fixed Costs.
Discretionary Fixed Costs : biaya yang
Committed Fixed Costs : biaya tetap yang
dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna
mempertahankan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan
(timbul dari kepemilikan pabrik, ekuipmen dan
organisasi pokok) dan dalam jangka pendek tidak
dapat dikendalikan oleh manajemen. Contoh : biaya
depresiasi, sewa, asuransi dan gaji karyawan inti.
Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam laporan
laba rugi Variable Costing, manajemen dapat
memperoleh informasi discretionary fxed costs
terpisah dari Committed fxed costs, sehingga
pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek
dapat dilakukan oleh manajemen.
Committed Fixed Costs : biaya tetap yang
dikeluarkan, yang tidak dapat dikurangi guna
mempertahankan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi tujuan jangka panjang perusahaan
(timbul dari kepemilikan pabrik, ekuipmen dan
organisasi pokok) dan dalam jangka pendek tidak
dapat dikendalikan oleh manajemen. Contoh : biaya
depresiasi, sewa, asuransi dan gaji karyawan inti.
Dengan dipisahkannya biaya tetap dalam laporan
laba rugi Variable Costing, manajemen dapat
memperoleh informasi discretionary fxed costs
terpisah dari Committed fxed costs, sehingga
pengendalian biaya tetap dalam jangka pendek
dapat dilakukan oleh manajemen.
VARIABLE COSTING UNTUK
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Variable costing menyajikan data yang
bermanfaat untuk pembuatan keputusan
jangka pendek, khususnya untuk
penentuan harga jual jangka pendek.
Dalam metode variabel costing apabila
harga jual telah menghasilkan laba
kontribusi guna menutup biaya tetap
adalah lebih baik daripada harga jual
yang tidak menghasilkan laba kontribusi
sama sekali.
Variable costing menyajikan data yang
bermanfaat untuk pembuatan keputusan
jangka pendek, khususnya untuk
penentuan harga jual jangka pendek.
Dalam metode variabel costing apabila
harga jual telah menghasilkan laba
kontribusi guna menutup biaya tetap
adalah lebih baik daripada harga jual
yang tidak menghasilkan laba kontribusi
sama sekali.
KELEMAHAN METODE VARIABEL COSTING
1.
Pemisahan biaya ke dalam biaya
variabel dan biaya tetap sulit
dilaksanakan, karena jarang sekali
suatu biaya benar-benar variabel atau
benar-benar tetap.
2.
Metode variabel costing dianggap tidak
sesuai dengan prinsip akuntansi yang
lazim, sehingga laporan keuangan
untuk kepentingan pajak dan
masyarakat umum harus dibuat atas
dasar metode full costing.
1.
Pemisahan biaya ke dalam biaya
variabel dan biaya tetap sulit
dilaksanakan, karena jarang sekali
suatu biaya benar-benar variabel atau
benar-benar tetap.
2.
Metode variabel costing dianggap tidak
sesuai dengan prinsip akuntansi yang
lazim, sehingga laporan keuangan
untuk kepentingan pajak dan
masyarakat umum harus dibuat atas
dasar metode full costing.
3.
Dalam metode variable costing, naik turunnya
laba dihubungkan dengan
perubahan-perubahan dalam penjualannya. Sehingga
untuk perusahaan yang kegiatan usahanya
bersifat musiman, variable costing akan
menyajikan kerugian yang berlebihan dalam
periode tertentu, sedangkan dalam periode
lainnya akan menyajikan laba yang tidak
normal.
4.
Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik
tetap dalam persediaan dan harga pokok
persediaan akan mengakibatkan nilai
persediaan lebih rendah, sehingga akan
mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk
tujuan analisis keuangan.
3.
Dalam metode variable costing, naik turunnya
laba dihubungkan dengan
perubahan-perubahan dalam penjualannya. Sehingga
untuk perusahaan yang kegiatan usahanya
bersifat musiman, variable costing akan
menyajikan kerugian yang berlebihan dalam
periode tertentu, sedangkan dalam periode
lainnya akan menyajikan laba yang tidak
normal.
4.
Tidak diperhitungkannya biaya overhead pabrik
tetap dalam persediaan dan harga pokok
persediaan akan mengakibatkan nilai
persediaan lebih rendah, sehingga akan
mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk
tujuan analisis keuangan.
KLASIFIKASI BIAYA & INFORMASI BIAYA
YANG DIHASILKAN VARIABLE COSTING
KLASIFIKASI BIAYA INFORMASI BIAYA
Biaya Bahan Baku LAPORAN LABA RUGI
+
Biaya Tenaga Kerja Biaya Produksi Variabel Pendapatan Penjualan +
Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya Variabel:
+ Biaya Produksi Variabel
Biaya Adm.& Umum Variabel Biaya Adm.& Umum Variabel
+ Biaya Pemasaran Variabel
Biaya Pemasaran Variabel
+ Laba Kontribusi
Biaya Overhead Pabrik Tetap
+ Biaya Tetap:
Biaya Adm.& Umum Tetap Biaya Overhead Pabrik Tetap
+ Biaya Adm.& Umum Tetap
Biaya Pemasaran Tetap Biaya Pemasaran Tetap
Laba Bersih
KLASIFIKASI BIAYA INFORMASI BIAYA
Biaya Bahan Baku LAPORAN LABA RUGI
+
Biaya Tenaga Kerja Biaya Produksi Variabel Pendapatan Penjualan +
Biaya Overhead Pabrik Variabel Biaya Variabel:
+ Biaya Produksi Variabel
Biaya Adm.& Umum Variabel Biaya Adm.& Umum Variabel
+ Biaya Pemasaran Variabel
Biaya Pemasaran Variabel
+ Laba Kontribusi
Biaya Overhead Pabrik Tetap
+ Biaya Tetap:
Biaya Adm.& Umum Tetap Biaya Overhead Pabrik Tetap
+ Biaya Adm.& Umum Tetap
Biaya Pemasaran Tetap Biaya Pemasaran Tetap
Laba Bersih
VARIABLE COSTING DENGAN METODE
HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER
COSTING)
Rekening kontrol yang digunakan dalam
Variable Costing dengan Harga Pokok Pesanan
adalah:
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan
Baku
Biaya Pemasaran
Barang Dalam Proses- Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Biaya Administrasi &
Umum
Barang Dalam Proses-Biaya Overhead
Pabrik
Biaya Pemasaran
Variabel
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Biaya Pemasaran Tetap
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Sesungguhnya
Biaya Adm. & Umum
Variabel
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Sesungguhnya
Biaya Adm. & Umum
Tetap
Biaya Overhead Pabrik Variabel yang
Dibebankan
AKUNTANSI VARIABLE COSTING
PADA JOB ORDER COSTING
METHODE
1.
Pencatatan pemakaian bahan baku dan bahan penolong
2.
Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
3.
Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik variabel
kepada produk
4.
Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
terjadi
5.
Pemisahan biaya overhead pabrik sesungguhnya ke
dalam biaya variabel dan biaya tetap
6.
Pencatatan harga pokok produk jadi
7.
Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik variabel yang
dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik
sesungguhnya.
8.
Pencatatan biaya komersial
9.
Pencatatan penyerahan produk kepada pemesan
.
1.
Pencatatan pemakaian bahan baku dan bahan penolong
2.
Pencatatan biaya tenaga kerja langsung
3.
Pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik variabel
kepada produk
4.
Pencatatan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya
terjadi
5.
Pemisahan biaya overhead pabrik sesungguhnya ke
dalam biaya variabel dan biaya tetap
6.
Pencatatan harga pokok produk jadi
7.
Penutupan rekening Biaya Overhead Pabrik variabel yang
dibebankan ke rekening Biaya Overhead Pabrik
sesungguhnya.
8.
Pencatatan biaya komersial
9.
Pencatatan penyerahan produk kepada pemesan
.
Contoh soal Variable Costing
pada Metode Harga Pokok
Pesanan
PT XYZ berusaha dalam bisnis percetakan. Proses produksinya dilaksanakan berdasarkan
pesanan dari pelanggan. Metode penentuan harga pokok produksi yang digunakan adalah
metode variable costing, karena menurut pertimbangan manajemen puncak, informasi
biaya yang dihasilkan oleh metode ini sangat bermanfaat untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan jangka pendek.
Pada awal Januari 19X1, persediaan Barang Dalam Proses PT XYZ adalah sbb:
Pesanan 101 Pesanan 102 Pesanan 103
Total
Biaya Bahan Baku
Rp
150,000
Rp
125,000
Rp
115,000
Rp
390,000
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp
130,000
Rp
100,000
Rp
75,000
Rp
305,000
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Rp
65,000
Rp
50,000
Rp
37,500
Rp
152,500
345,000
Rp
Rp
275,000
Rp
227,500
Rp
847,500
Transaksi pada bulan Januari 19X1 adalah sbb:
1.
Pemakaian bahan baku dan bahan penolong untuk menyelesaikan Barang Dalam Proses
pada awal bulan dan pengolahan pesanan 104 yang diterima dalam bulan Januari 19X1
adalah sbb:
Pemakaian bahan penolong selama bulan Januari 19X1 berjumlah Rp 25.000.
Biaya ini berperilaku tetap.
2
Menurut kartu jam kerja, jumlah jam kerja yang dikonsumsi untuk mengerjakan
berbagai pesanan yang diproduksi dalam bulan Januari 19X1 adalah sbb:
Catatan:
a.
Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah berperilaku tetap
Biaya tenaga kerja di fungsi pemasaran dan fungsi adm.umum dipisahkan
menurut perilakunya sebagai berikut:
Variabel
Tetap
Biaya tenaga kerja pemasaran
Rp
75,000
Rp
50,000
Biaya tenaga kerja adm.&umum
100,000
40,000
Total Biaya
Rp
175,000
Rp
90,000
3
Tarif pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk ditentukan menurut anggaran
sebesar Rp 500 per jam tenaga kerja langsung.
4
Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi, (kecuali biaya bahan penolong
sebesar Rp 25.000 dan biaya tenaga kerja tidak langsung pabrik sebesar Rp 50.000)
adalah sebesar Rp 192.000. Biaya overhead pabrik ini terdiri dari biaya overhead
pabrik variabel sebesar Rp 142.000 dan biaya overhead pabrik tetap sebesar Rp 50.000.
5
Pesanan no.101, 102 dan 103 telah selesai diproduksi dalam bulan Januari 19X1.
Pesanan no.101 dan 102 diserahkan kepada pemesan dengan harga jual:
Pesanan 101
Rp
750,000
Pesanan 102
Rp
650,000
Jumlah
Rp
1,400,000
Pesanan no.103 pada akhir bulan Januari 19X1 masih disimpan di gudang
sebagai barang jadi, sedangkan pesanan no.104 masih dalam proses pengolahan.
PENYELESAIAN
PENCATATAN PEMAKAIAN BAHAN BAKU & BAHAN PENOLONG
Barang Dalam Proses-Biaya Bahan Baku
Rp
240,000
Bahan Baku
Rp
240,000
(mencatat pemakaian bahan baku)
Biaya overhead pabrik sesungguhnya
Rp
25,000
Bahan Baku
Rp
25,000
(mencatat pemakaian bahan penolong)
PENCATATAN BIAYA TENAGA KERJA LANGSUNG
Barang Dalam Proses-Biaya Tenaga Kerja Langsung
Rp
260,000
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya
Rp
50,000
Biaya Pemasaran
Rp
125,000
Biaya Adm. & Umum
Rp
140,000
Gaji & Upah
Rp
575,000
(mencatat biaya tenaga kerja yang dikeluarkan di bulan Januari)
PENCATATAN PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK VARIABEL KEPADA PRODUK
Pembebanan BOP variabel kepada pesanan berdasarkan tarif Rp 500 per jam tenaga kerja langsung
Tarif
BOP Var.
Dibebankan ke
pesanan
Pesanan 101
75 jam
Rp
500
Rp
37,500
Pesanan 102
30 jam
Rp
500
Rp
15,000
Pesanan 103
55 jam
Rp
500
Rp
27,500
Pesanan 104
100 jam
Rp
500
Rp
50,000
130,000
Rp
Jurnal :
Barang Dalam Proses - BOP variabel
Rp
130,000
Biaya Overhead Pabrik Variabel yang dibebankan
Rp
130,000
(mencatat pembebanan BOP variabel kepada produk)
PENCATATAN BIAYA OVERHEAD PABRIK YANG SESUNGGUHNYA TERJADI
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya
Rp
192,000
Berbagai rekening yang dikredit
Rp
192,000
(mencatat BOP yang sesungguhnya terjadi selain bahan penolong & tenaga kerja
tidak langsung)
Jam tenaga kerja
Pesanan
PENCATATAN PEMISAHAN BIAYA OVERHEAD PABRIK SESUNGGUHNYA KE DALAM BIAYA
VARIABEL & BIAYA TETAP
Biaya Overhead Pabrik Variabel Sesungguhnya
Rp
142,000
Biaya Overhead Pabrik Tetap Sesungguhnya
Rp
125,000
Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya
Rp
267,000
KARTU HARGA POKOK PESANAN NO.101
Keterangan
Biaya Bahan
Baku
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
BOP Variabel
Total
Saldo awal
Rp
150,000
Rp
130,000
Rp
65,000
Rp
345,000
Januari
Rp
50,000
Rp
75,000
Rp
37,500
Rp
162,500
Jumlah
Rp
200,000
Rp
205,000
Rp
102,500
Rp
507,500
KARTU HARGA POKOK PESANAN NO.102
Keterangan
Biaya Bahan
Baku
Biaya Tenaga
Kerja Langsung
BOP Variabel
Total
Saldo awal
Rp
125,000
Rp
100,000
Rp
50,000
Rp
275,000
Januari
Rp
40,000
Rp
30,000
Rp
15,000
Rp
85,000
Jumlah
Rp
165,000
Rp
130,000
Rp
65,000
Rp
360,000
KARTU HARGA POKOK PESANAN NO.103 Keterangan
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga
Kerja Langsung BOP Variabel Total
Saldo awal Rp 115,000 Rp 75,000 Rp 37,500 Rp 227,500 Januari Rp 20,000 Rp 55,000 Rp 27,500 Rp 102,500 Jumlah Rp 135,000 Rp 130,000 Rp 65,000 Rp 330,000 KARTU HARGA POKOK PESANAN NO.104
Keterangan
Biaya Bahan Baku
Biaya Tenaga
Kerja Langsung BOP Variabel Total
Saldo awal Rp - Rp - Rp - Rp -Januari Rp 130,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 280,000 Jumlah Rp 130,000 Rp 100,000 Rp 50,000 Rp 280,000
PENCATATAN HARGA POKOK BARANG JADI Pesanan yang dapat diselesaikan di Januari :
Biaya Bahan (mencatat pesanan yang telah selesai)
PENCATATAN PENUTUPAN REKENING BIAYA OVERHEAD PABRIK VARIABEL YANG DIBEBANKAN Biaya Overhead Pabrik Variabel yang dibebankan Rp 130,000 Pembebanan lebih atau kurang BOP variabel Rp 12,000
Biaya Overhead Pabrik Variabel sesungguhnya Rp 142,000 (Menutup rekening BOP variabel yang dibebankan)
Harga Pokok Penjualan Rp 12,000
Pembebanan lebih atau kurang BOP variabel Rp 12,000 (menutup pembebanan lebih atau kurang BOP variabel ke HPP)
PENCATATAN BIAYA KOMERSIAL
Biaya Pemasaran Variabel Rp 75,000 Biaya Pemasaran Tetap Rp 50,000 Biaya Adm.& Umum Variabel 100,000 Biaya Adm.& Umum Tetap 40,000
Biaya Pemasaran Rp 125,000
Biaya Adm.&Umum Rp 140,000
(memisahkan biaya non produksi menurut perilakunya)
PENCATATAN PENYERAHAN PRODUK KEPADA PEMESAN Pesanan yang selesai diproduksi dan diserahkan ke pemesan:
Harga Pokok Harga Jual
Pesanan 101 Rp 507,500 Rp 750,000 Pesanan 102 Rp 360,000 Rp 650,000 Jumlah Rp 867,500 Rp 1,400,000 Jurnal :
Kas atau piutang Rp 1,400,000
Penjualan Rp 1,400,000
Harga Pokok Penjualan Rp 867,500
Barang Jadi Rp 867,500
LAPORAN LABA RUGI VARIABEL COSTING - METODE JOB ORDER COSTING
Hasil Penjualan 1,400,000 Harga Pokok Penjualan:
Persediaan Barang Dalam Proses Awal 847,500 Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku 240,000 Biaya Tenaga Kerja Langsung 260,000 Biaya Overhead Pabrik Variabel 130,000 Harga Pokok Barang yang diproduksi 1,477,500 Persediaan Barang Dalam Proses Akhir 280,000 Harga Pokok Barang tersedia untuk dijual 1,197,500 Persediaan Barang Jadi Akhir 330,000 Harga Pokok Penjualan Variabel 867,500 Pembebanan kurang Biaya Overhead Pabrik 12,000 Biaya Pemasaran variabel 75,000 Biaya Adm.& Umum variabel 100,000
Total Biaya Variabel 1,054,500 Laba Kontribusi 345,500 Biaya Tetap:
Biaya Overhead Pabrik Tetap 125,000 Biaya Pemasaran Tetap 50,000 Biaya Adm.& Umum Tetap 40,000
Total Biaya Tetap 215,000 Laba Bersih 130,500
Untuk Bulan Yang Berakhir Tanggal 31 Januari 19X1 PT XYZ
LAPORAN LABA RUGI
VARIABLE COSTING DENGAN METODE HARGA
POKOK PROCESS (PROCESS COSTING)
Dalam Variable Costing dengan metode harga
pokok proses, harga pokok produk per satuan
dihitung setiap akhir periode, dengan cara
membagi total biaya produksi variabel selama satu
bulan dengan total ekuivalensi produksi selama
periode yang sama.
Dengan demikian biaya overhead pabrik variabel
tidak dibebankan kepada produk berdasarkan tarif
yang ditentukan di muka, namun dibebankan
kepada produk menurut biaya yang sesungguhnya
terjadi dalam periode tertentu.
Dalam Variable Costing dengan metode harga
pokok proses, harga pokok produk per satuan
dihitung setiap akhir periode, dengan cara
membagi total biaya produksi variabel selama satu
bulan dengan total ekuivalensi produksi selama
periode yang sama.
Dengan demikian biaya overhead pabrik variabel
tidak dibebankan kepada produk berdasarkan tarif
yang ditentukan di muka, namun dibebankan
kepada produk menurut biaya yang sesungguhnya
terjadi dalam periode tertentu.
Rekening kontrol pada Variable
Costing dengan Process Method
Barang Dalam Process-Biaya Bahan
Baku
Biaya Pemasaran
Barang Dalam Process-Biaya Tenaga
Kerja Langsung
Biaya Adm.& Umum
Barang Dalam Process-Biaya Overhead
Pabrik Variabel
Biaya Pemasaran-
Variabel
Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
Biaya Pemasaran-Tetap
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Sesungguhnya
Biaya Adm.& Umum-
Variabel
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Sesungguhnya
Biaya Adm.& Umum-
Tetap
AKUNTANSI VARIABLE COSTING
DENGAN METODE HARGA POKOK
PROSES
1.
Pencatatan pemakaian bahan baku dan
bahan penolong
2.
Pencatatan biaya tenaga kerja
3.
Pencatatan
biaya
overhead
pabrik
sesungguhnya
4.
Pencatatan harga pokok produk jadi
departemen
produksi
pertama
yang
ditransfer
ke
departemen
produksi
berikutnya
5.
Pencatatan harga pokok produk dalam
proses departemen produksi pertama pada
akhir periode
6.
Pencatatan harga pokok produk jadi yang
ditransfer ke gudang.
1.
Pencatatan pemakaian bahan baku dan
bahan penolong
2.
Pencatatan biaya tenaga kerja
3.
Pencatatan
biaya
overhead
pabrik
sesungguhnya
4.
Pencatatan harga pokok produk jadi
departemen
produksi
pertama
yang
ditransfer
ke
departemen
produksi
berikutnya
5.
Pencatatan harga pokok produk dalam
proses departemen produksi pertama pada
akhir periode
6.
Pencatatan harga pokok produk jadi yang
7.
Pencatatan harga pokok produk
dalam proses pada departemen
setelah
departemen
produksi
pertama pada akhir periode
8.
Pencatatan penjualan produk
9.
Pencatatan biaya komersial
7.
Pencatatan harga pokok produk
dalam proses pada departemen
setelah
departemen
produksi
pertama pada akhir periode
8.
Pencatatan penjualan produk
9.
Pencatatan biaya komersial
Contoh soal Variable Costing
pada Metode Harga Pokok
Proses
PT ABC memproduksi produknya melalui dua departemen produksi: Departemen 1 dan Departemen 2.
Perusahaan menggunakan metode variable costing dalam penentuan harga pokok produksinya.
Penentuan harga pokok produk jadi dilakukan dengan menggunakan metode harga pokok rata-rata
tertimbang. Data produksi, biaya produksi & non produksi bulan Januari 19X1 adalah sbb:
Departemen 1
Departemen 2
Data Produksi:
Barang Dalam Proses Awal
BBB 100%, B.konversi 40%
4,000
kg
BTK 20%, BOP variabel 60%
-
6,000
kg
Dimasukkan dalam proses bulan ini
40,000
kg
Unit yang ditransfer ke Dept.2
35,000
kg
Unit yang diterima dari Dept.1
35,000
kg
Barang Jadi yang ditransfer ke gudang
38,000
kg
Barang Dalam Proses Akhir:
BBB 100%, B.Konversi 70%
9,000
kg
BTK 40% BOP variabel 80%
3,000
kg
Harga Pokok Barang Dalam Proses Awal
Harga Pokok dari Dept.1
Rp
11,150,000
Biaya Bahan Baku
Rp
1,800,000
Rp
-Biaya Tenaga Kerja
Rp
1,200,000
Rp
1,152,000
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Rp
1,920,000
Rp
4,140,000
Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku
Rp
20,200,000
Rp
-Biaya Tenaga Kerja
Rp
29,775,000
Rp
37,068,000
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Rp
37,315,000
Rp
44,340,000
Biaya Overhead Pabrik Tetap
Rp
22,000,000
Rp
33,000,000
Biaya Non Produksi:
Biaya Pemasaran Variabel
Rp
10,200,000
Biaya Pemasaran Tetap
Rp
15,000,000
Biaya Adm.& Umum Variabel
Rp
7,000,000
Biaya Adm.& Umum Tetap
Rp
12,000,000
Data Penjualan:
Jumlah Produk yang dijual
30,000
kg
Hasil penjualan : 30.000 x Rp 8.000
Rp
240,000,000
PENYELESAIAN:
PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI VARIABEL PER SATUAN DEPARTEMEN 1 BULAN JANUARI 19X1
Elemen Biaya
Yang ditambahkan
Dalam Periode
Sekarang
Total Biaya
Unit Ekuivalen Biaya per kg
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK SELESAI & PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES DEPT.1
Harga Pokok Barang Selesai yang ditransfer ke Dept.2
Biaya Bahan Baku
35.000 x Rp 500
Rp
17,500,000
Biaya Tenaga Kerja
35.000 x Rp 750
Rp
26,250,000
Biaya Overhead Pabrik Variabel
35.000 x Rp 950
Rp
33,250,000
Total Harga Pokok
Rp
77,000,000
Harga Pokok Persediaan barang Dalam Proses Akhir
Biaya Bahan Baku
100% x 9.000 x Rp 500=
Rp
4,500,000
Biaya Tenaga Kerja 70% x 9.000 x Rp 750 =
Rp
4,725,000
BOP variabel
70% x 9.000 x Rp 950 =
Rp
5,985,000
15,210,000
Rp
Jumlah Biaya Produksi variabel yang dibebankan dalam Dept.1
Rp
92,210,000
LAPORAN BIAYA PRODUKSI VARIABEL DEPARTEMEN 1 - METODE HARGA POKOK RATA-RATA TERTIMBANG
Data Produksi:
Barang Dalam Proses Awal
4,000
Dimasukkan Dalam Proses
40,000
Jumlah produk yang diolah dalam bulan Januari
44,000
Barang jadi yang ditransfer ke Departemen 2
35,000
Barang Dalam Proses Akhir
9,000
Jumlah barang yang dihasilkan
44,000
PT ABC
LAPORAN BIAYA PRODUKSI VARIABEL DEPARTEMEN 1
Bulan Januari 19X1
Biaya yang dibebankan dalam Departemen 1
Total
Per unit
Biaya Bahan Baku
Rp
22,000,000
Rp
500
Biaya Tenaga Kerja
Rp
30,975,000
Rp
750
BOP Variabel
Rp
39,235,000
Rp
950
Jumlah biaya variabel yang dibebankan dalam Dept.1
Rp
92,210,000
Rp
2,200
Perhitungan Biaya
Harga Pokok Barang selesai yang ditransfer ke Dept.2
35.000 x Rp 2.200
Rp
77,000,000
Harga Pokok persediaan Barang Dalam Proses Akhir
Biaya Bahan Baku
Rp
4,500,000
Biaya Tenaga Kerja
Rp
4,725,000
Biaya Overhead Pabrik Variabel
Rp
5,985,000
15,210,000
Rp
Jumlah biaya produksi variabel yang dibebankan dalam Dept.1
Rp
92,210,000
DEPARTEMEN 2
PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI VARIABEL PER SATUAN DEPARTEMEN 2 BULAN JANUARI 19X1
Elemen Biaya
Yang ditambahkan Dalam Periode Sekarang
Total Biaya Unit Ekuivalen Biaya per kg
Harga Pokok Yang berasal dr Dept.1 Rp 77,000,000 Rp 88,150,000 41,000 Rp 2,150
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK SELESAI & PERSEDIAAN BARANG DALAM PROSES DEPT.2 Harga Pokok Barang Selesai yang ditransfer ke Gudang
Biaya dari Dept.1 38.000 x Rp 2.150 Rp 81,700,000 Biaya Tenaga Kerja 38.000 x Rp 975 Rp 37,050,000 Biaya Overhead Pabrik Variabel 38.000 x Rp 1.200 Rp 45,600,000
Total Harga Pokok Rp 164,350,000
Harga Pokok Persediaan barang Dalam Proses Akhir
Biaya dr Dept.1 3.000 x Rp 2.150 Rp 6,450,000 Biaya Tenaga Kerja 40% x 3.000 x Rp 975 Rp 1,170,000 BOP variabel 80% x 3.000 x Rp 1.200 Rp 2,880,000
10,500,000 Rp