• Tidak ada hasil yang ditemukan

14 KONSULTAN MANAJEMEN KELUARGA MUSLIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "14 KONSULTAN MANAJEMEN KELUARGA MUSLIM"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Manajemen Keuangan

Keluarga Muslim

Modul 2

Untuk Para Calon Suami, Calon Istri, Suami atau Istri

Oleh

Khoiril Arief Saleh

(2)

Al-Quran Mengatur Harta

Oleh : Khoiril Arief Saleh

Jl. Bolavoli 18 Arcamanik, Bandung. Telp. (022)7102411

Kita ketahui bahwa istilah manajemen keuangan dimata umum jauh lebih populer dibanding dengan manajemen harta. Hal itu disebabkan karena uang dapat digunakan untuk mensetarakan segala sesuatu yang berhubungan dengan harta. Selain itu uang lebih mudah untuk dihitung. Uang dapat mewakili aset atau harta, baik harta nyata ataupun yang tidak nyata (harta tidak nyata misalnya kepercayaan, citra, ketrampilan dsb.) Dengan demikian tidaklah salah bila dalam menjelaskan manajemen keuangan keluarga muslim membahas banyak tentang harta. Dalam uraian-uraian berikut penulis akan banyak menggunakan istilah harta.

Dalam manajemen dikenal adanya masukan dan keluaran. Masukan dalam manajemen keuangan keluarga muslim diartikan sebagai masuknya kepemilikan kedalam keluarga muslim. Hal ini sangat erat kaitannya dengan cara mencari uang atau harta. Keluaran dalam manajemen keuangan keluarga muslim diartikan sebagai pembelanjaan atau pemanfaatan harta yang telah dimiliki. Tentunya masuk dan keluarnya harta dalam sistem keluarga muslim mengalami proses didalam sistem itu sendiri. Gambaran secara umum hal tersebut ditunjukkan dalam gambar berikut.

(3)

Keluar Masuknya Harta Dalam Sistem Keluarga Muslim

Berdasarkan gambaran umum tersebut diatas maka uraian berikut akan kelompokkan menjadi 3 subbagian, yaitu menjelaskan hal-hal yang bersangkutan dengan masukan, hal-hal yang bersangkukan dengan keluaran, dan proses yang ada dalam sistem keluarga muslim.

1. Mengatur Pencarian Harta Dalam Sistem Keluarga Muslim

Berikut ini ditunjukkan beberapa ayat yang mengatur pencarian harta dalam sistem keluarga muslim. Dalam hal ini dapat dikelompokkan menjadi 4 buah petunjuk pelaksanaan, yaitu: 1. Dalam mencari harta harus menghormati hak orang lain.

2. Dalam mencari harta harus selalu ingat bahwa harta tersebut berasal dari Allah. 3. Manusia diwajibkan untuk berusaha mencari harta atau rizki.

4. Beberapa hal penting lainnya yang perlu diketahui dalam mencari harta. Keempat petunjuk tersebut diuraikan dalam subbagian-subbagian berikut.

1.1. Menghormati Hak Orang Lain

Dalam mencari harta seorang atau keluarga muslim dilarang melanggar hak-hak orang lain. Petunjuk itu antara lain dijelaskan dibeberapa terjemahan ayat berikut:

 Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan

jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui (Qs. 2:188).

 Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan

(4)

diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu (Qs. 4:29).

 Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa

Allah dan Rasulnya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya. (Qs. 2:279)

 Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya

mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka) (Qs. 4:10).

 Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat,

hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabatmu, dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat (Qs. 6:152).

 Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik

(bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya (Qs. 17:34).

 Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah baligh) harta mereka, jangan kamu

menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar (Qs. 4:2).

 Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta

(mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik (Qs. 4:5). Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara

harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu memakan

harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barangsiapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barangsiapa miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu) (Qs. 4:6). Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bagian yang telah ditetapkan (Qs. 4:7). Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik (Qs. 4:8).

(5)

ini dapat ditelusuri lebih lanjut pada hadis-hadis Rasulullah. Banyak ditemui aturan dan sangsi hukum pada orang-orang yang merampas hak orang lain.

Berbeda pada hubungan antara manusia dengan Allah, disini tidak ada sedikitpun hak pada manusia, semua milik Allah, dan semua atas kehendak Allah. Hal ini telah diterangkan dibagian terdahulu.

Dalam dua posisi yang berbeda itu manusia harus bisa menerapkannya secara tepat dan benar. Disinilah petunjuk pelaksanaan detil diperlukan. Hal itu banyak diterangkan dalam hadis-hadis yang bersangkutan dengan muamalah.

1.2. Selalu Ingat Bahwa Pengatur Harta Atau Rizki Adalah Allah

Dalam mencari harta atau rezki, seorang atau keluarga muslim harus selalu mengingat bahwa segala sesuatu berasal dari Allah. Dia memberikan kepada siapa saja yang dikehendaki, Dia yang melapangkan dan menyempitkan harta atau rizki mahluknya. Informasi bahwa Allah yang menyempitkan dan melebarkan rezki merupakan hal yang sangat penting. Minimal ada 9 (sembilan) ayat yang mengulang-ulang pernyatan tersebut. Terjemahan ayat-ayat tersebut dituliskan sebagai berikut:

 Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang kepada malam.

Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)". (Qs. 3:27)

 Allah meluaskan rizki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka

bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). (Qs. 13:26)

 Sesungguhnya Rabbmu melapangkan rizki kepada siapa yang Dia kehendaki dan

menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-hambanya. (Qs. 17:30)

 Allah melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya

dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs. 29:62)

 Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah melapangkan rizki

bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan (rizki itu). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang beriman. (Qs. 30:37)

 Katakanlah: "Sesungguhnya Rabb-ku melapangkan rizki bagi siapa yang

dikehendaki-Nya dan menyempitkan (bagi siapa yang dikendaki-dikehendaki-Nya), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (Qs. 34:36)

 Katakanlah: "Sesungguhnya Rabb-ku melapangkan rizki bagi siapa yang

dikehendaki-Nya diantara hamba-hamba-dikehendaki-Nya dan menyempitkan (siapa yang dikehendaki-dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rizki yang sebaik-baiknya. (Qs. 34:39)

 Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rizki dan menyempitkannya

(6)

 Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; Dia melapangkan rizki bagi siapa

yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan (nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (Qs. 42:12)

 Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan

hartanya di jalan Allah), maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Qs. 2:245)

1.3. Manusia Harus Berusaha Atau Bekerja Untuk Mencari Rizki

Perlu diketahui bahwa Allah telah menyediakan berbagai fasilitas untuk manusia, dari fasilitas-fasilitas itu Allah memberikan rizkinya. Manusia diwajibkan berusaha menggunakan fasilitas yang telah disediakan Allah dengan cara yang benar, baik secara sendiri-sendiri atau saling bekerja sama. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat-ayat berikut:

 Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala

penjurunya dan makanlah sebagian dari rizki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan. (Qs. 67:15)

 Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit,

kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki

untukmu; dan Dia telah menundukkan bahtera bagimu supaya bahtera itu berlayar di lautan dengan kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu sungai-sungai. (Qs. 14:32)

 Dan diantara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang

untuk disembelih. Makanlah dari rizki yang telah diberikan Allah kepadamu, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu, (Qs. 6:142)

 Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan

Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha. (Qs. 25:47)

 Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan

bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui, (Qs. 39:39)

 Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja sungguh-sungguh menuju Rabbmu, maka

pasti kamu akan menemui-Nya. (Qs. 84:6)

(7)

Tujuan Akhir Mencari Rizki Adalah Untuk Mencari Ridha Allah

 Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang

mukmin akan melihat perkerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang kamu kerjakan". (Qs. 9:105)

 Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat

hijrah yang luas dan rizki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya disisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Qs. 4:100).

(8)

Bekerjalah terlebih dahulu dengan sungguh-sungguh kemudian serahkanlah segala sesuatunya kepada Allah, insya Allah tidak akan kekurangan.

1.4. Hal-Hal Penting Tentang Rizki

Selain hal-hal tersebut diatas perlu diketahui bahwa Allah mengingatkan beberapa hal penting tentang rizki yang tercantum dalam ayat-ayat berikut:

 Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rizki kepada siapa yang

dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Qs. 42:19)

 Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rizkinya sendiri.

Allah-lah yang memberi rizki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs. 29:60)

 Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi

rizkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Qs. 11:6)

 Dan Allah melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rizki, tetapi

orang-orang yang dilebihkan (rizkinya itu) tidak mau memberikan rizki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rizki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah (Qs. 16:71)

 Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman:

"Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rizki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan. (Qs. 2:60)

Dari petunjuk beberapa ayat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Allah yang mengatur semua rizki dijagat raya, dari rizki manusia sampai rizki binatang-binatang yang sangat kecil, semuanya sudah ada ketentuannya.

2. Manusia tidak boleh cemburu atas rezki manusia lainnya karena Allah telah menagturnya, ada yang banyak dan ada yang sedikit, semua sudah ada ketentuannya.

3. Meskipun bumi seisinya diperuntukkan pada manusia tetapi dalam mencari rezki dimuka bumi, tidak boleh membuat kerusakan, harus dapat menjaga kelestariannya.

2. Mengatur Penggunaan Harta Dalam Sistem Keluarga Muslim

Al-Quran Mengatur penggunaan harta seseorang atau keluarga muslim agar mereka selamat di dunia dan diakherat. Selain untuk keselamatan diri sendiri aturan-aturan tersebut bertujuan untuk memeratakan perekonomian umat. Hal tersebut secara umum dijelaskan dalam terjemahan beberapa ayat berikut:

 Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan

dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik. (Qs. 2:195)

 Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan

(9)

dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rizki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (Qs. 2:245)

 Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu

yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (Qs. 2:267)

 Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu

menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. (Qs. 3:92)

 Berangkatlah kamu baik dalam keadaan ringan ataupun merasa berat, dan dan berjihadlah

dengan harta dan jiwa pada jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Qs. 9:41)

 Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama dia, mereka berjihad dengan harta

dan diri mereka. Dan mereka itulah orang-orang yang memperoleh kebaikan; dan mereka itulah (pula) orang-orang yang beruntung. (Qs. 9:88)

 (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan

harta dan jiwamu, itulah yang lebih baik bagimu jika kamu mengetahuinya, (Qs. 61:11)

 Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang

disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan. (Qs. 65:7)

 Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu

yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar. (Qs. 57:7)

 Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, padahal

Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Mekkah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Qs. 57:10)

 Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan

tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian (Qs. 25:67).

Penjelasan lebih detil tentang pembelanjaan atau penggunaan harta keluarga muslim menyangkut 2 hal yang sangat penting, yaitu:

1. Dibelanjakan untuk nafkah ibu dan bapak serta kerabat dekat (istri dan anak)

2. Dibelanjakan untuk nafkah atau sedekah kepada anak yatim, orang miskin, musafir, dan orang-orang yang mambutuhkan.

(10)

Hal-hal tersebut diuraikan dalam rangkaian tulisan berikut.

2.1. Membelanjakan Untuk Keluarga Dekat, Anak Yatim, Orang Miskin, Dsb.

Hal tersebut dijelaskan dalam ayat-ayat yang diterjemahkan berikut ini:

 Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu kebaktian, akan

tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa (Qs. 2:177).

 Mereka bertanya kepadamu tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja

harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan apa saja kebajikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya (Qs. 2:215).

 Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu):" Janganlah kamu

menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (Qs. 2:83)

 Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan

hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (Qs. 17:23) Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Rabb-ku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (Qs. 17:24) Rabbmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi orang-orang yang bertaubat. (Qs. 17:25) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (Qs. 17:26)

 Yang mengelupaskan kulit kepala (Qs.70:16), Yang memanggil orang yang membelakang

(11)

 Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah (Qs. 90:4).

Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya (Qs. 90:5). Dia mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak" (Qs. 90:6). Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya (Qs. 90:7). Bukankah Kami telah memberikan kepadanya dua buah mata (Qs. 90:8), idah dan dua buah bibir (Qs. 90:9). Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan (Qs. 90:10). Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar (Qs. 90:11). Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? (Qs. 90:12) (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan (Qs. 90:13), atau memberi makan pada hari kelaparan (Qs. 90:14), (kepada) anak yatim yang memberi kerabat (Qs. 90:15). atau orang miskin yang sangat fakir (Qs. 90:16). Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang (Qs. 90:17).

Dari ayat atau rangkaian ayat diatas menunjukkan secara jelas bahwa seorang muslim harus menafkahkan harta atau uangnya kepada ibu bapak, kerabat dekatnya yang menjadi tanggung-jawabnya, yaitu istri dan anak. Setelah itu dilanjutkan kepada anak yatim, orang-orang miskin dan musafir yang kekurangan bekal. Selain itu digunakan di jalan kebajikan, antara lain untuk memberantas perbudakan, perjuangan di jalan Allah, mereka yang kelaparan. Akan sangat baik bila secara sengaja menyisihkan sebagian dana antara lain untuk orang miskin yang meminta-minta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa.

2.2. Mengatur warisan

Al-Quran menjelaskan harta warisan dalam suatu aturan umum yang tercantum dalam ayat-ayat berikut:

 Diwajibkan atas kamu, apabila seorang diantara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika

ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa. (Qs. 2:180)

 Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu. Yaitu:

bagian seorang anak lelaki sama dengan bagian dua orang anak perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang saja, maka ia memperoleh separuh harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi oleh ibu bapanya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya memperoleh seperenam. (Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat atau (dan) sesudah dibayar hutangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu, kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak) manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Qs. 4:11). Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari

(12)

saudara laki-laki (seibu saja) atau seorang saudara perempuan (seibu saja), maka bagi masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam harta. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga itu, sesudah dipenuhi wasiat yang dibuat olehnya atau atau sesudah dibayar hutangnya dengan tidak memberi mudharat (kepada ahli waris). (Allah menetapkan yang demikian itu sebagai) syariat yang benar-benar dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Penyantun (Qs. 4:12).

 Bagi tiap-tiap harta peninggalan dari harta yang ditinggalkan ibu bapak dan karib kerabat,

Kami jadikan pewaris-pewarisnya. Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah bersumpah setia dengan mereka, maka berilah kepada mereka bagiannnya. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu" (Qs. 4:33).

 Mereka meminta fatwa kepadamu tentang kalalah. Katakanlah: "Allah memberi fatwa

kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sebanyak bagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Qs. 4:176).

 Dan orang-orang yang akan meninggal dunia diantaramu dan meninggalkan isteri,

hendaklah berwasiat untuk isteri-isterinya, (yaitu) diberi nafkah hingga setahun lamanya dengan tidak disuruh pindah (dari rumahnya). Akan tetapi jika mereka pindah (sendiri), maka tidak ada dosa bagimu (wali atau waris dari yang meninggal) membiarkan mereka berbuat ma'ruf terhadap diri mereka. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (Qs. 2:240)

Aturan warisan ini masih bersifat global. Masih banyak aturan tambahannya yang tidak sempat tersaji dalam tulisan ini. Aturan detilnya dapat dijumpai pada hadis-hadis Rasulullah yang bersangkutan dengan warisan. Tidak sedikit suatu persaudaraan yang retak hanya gara-gara pembagian warisan yang dianggap masing-masing pihak tidak adil. Untuk menghindarinya telah Allah membuat aturan yang tepat, manusia tinggal mengikuti dan melaksanakannya saja. Manusia tidak perlu membuat aturan-aturan sendiri lagi, kesemuanya itu belum tentu benar dan berorientasi pada masa depan yang adil. Demikian Islam mengatur hubungan antar manusia hingga sampai hal-hal yang sangat detil. Aturan selengkap ini tidak dijumpai di kitab suci atau agama manapun juga.

(13)

Minimal ada dua hal yang wajib dicermati oleh keluarga Muslim dalam mengatur harta atau uang. Dua hal tenting tersebut adalah: membersihkan harta dan membagi penggunaannya sesuai porsi yang benar.

Harta dalam sistem keluarga Muslim harus bersih (suci). Proses pencucian harta tersebut dilakukan dengan membayar zakat. Proses penyucian ini wajib dilakukan karena didalam harta itu terdapat hak-hak orang lain. Penjelasan kewajiban tersebut diterangkan secara detil dalam suatu bagian tersendiri.

Keluarga muslim tidak bisa menggunakan hartanya sekehendak hatinya. Ada beberapa aturan yang harus dianutnya. Aturan itu dijelaskan oleh para ahli fiqih secara global sebagai berikut:

 Harta digunakan untuk memberi nafkah (wajib).  Harta digunakan untuk membayar zakat (wajib).

 Harta digunakan untuk sedekah atau perjuangan di jalan Allah (sunat).

 Harta dapat digunakan sebagai simpanan untuk keperluan memberi nafkah diwaktu yang

akan datang (mubah).

 Harta dapat digunakan untuk keperluan sekunder (mubah).

Istilah-istilah tersebut diatas biasa digunakan dalam pergaulan sehari-hari.

Sebagai kesimpulan dari hal-hal yang telah diuraikan diatas seorang atau keluarga muslim selain menggunakan hartanya untuk memberi nafkah kepada ibu, bapak, istri dan anak; juga diwajibkan menyisihkan sebagian untuk sedekah atau dibelanjakan dijalan Allah. Pembagian ini memerlukan pengaturan yang rapi agar obtimal penggunaannya.

Satu hal yang benar-benar harus dicermati oleh seorang atau keluarga muslim adalah larangan untuk tidak menghambur-hamburkan uang atau tidak melakukan pemborosan. Hal itu dengan jelas disebutkan dalam surat 17 ayat 26 yang artinya sebagai berikut: “………dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros”. Selain itu disebutkan juga pada surat 25 ayat 67 sebagai berikut: “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian”. (Qs. 25:67)

Sebagai kosekuensi penerapan perintah tidak boros tersebut maka seorang atau keluarga muslim harus bisa mengatur harta secara efisien dan efektif penggunaannya. Hal itu hanya dapat dilakukan secara optimal dengan cara:

1. Mencatat pendapatan, milik dan pembelanjaan, sesuai contoh yang terdapat dalam surat 45 ayat 29 yang artinya sebagai berikut: "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan". (Qs. 45:29)

2. Menghitungnya serta mengaturnya secara rapi sesuai contoh yang dijelaskan dalam ayat-ayat berikut:

 ……….ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung

segala sesuatu satu-persatu (Qs. 72:28).

 ………Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. (Qs. 4:86)

Kita harus mengatur harta atau uang dengan cara mencatatnya dan menghitungnya secara teliti. Teknik tersebut disebut sebagai “manajemen keuangan keluarga muslim”.

(14)

selanjutnya. Guna melakukan pengambilan keputusan yang tepat, tidak boros dan teratur secara rapi diperlukan suatu pengetahuan khusus. Pengetahuan itu sangat penting dimengerti dan dihayati oleh seorang atau keluarga Muslim.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Diana Lela Novitasari Universitas Negeri Semarang (2016) dalam skripsi yang berjudul “ Pengembangan Media Komik Cerita Anak untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis

Sedangkan secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: (1) Mengetahui bagaimana profil kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal tentang

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan di rumah dalam membentuk kebiasaan pada anak mengonsumsi ubi jalar sebagai makanan pokok selain beras.. ● Menyajikan masakan ubi

Warna-warni kehidupan masyarakat Malaysia yang dibangunkan oleh semua bangsa menjadi kontrak sosial serta merakamkan sejarah sosialnya yang tidak dapat dipertikaikan

Simpulan yang dapat ditarik adalah bahwa dalam perancangan dan pengembangan aplikasi ini yang melewati beberapa tahapan pengembangan dimulai dari analisis, perancangan dan

Setelah percobaan dilakukan maka ditemukan setting mesin yang dapat menghasilkan nilai Bursting Strength yang optimum yaitu apabila kecepatan mesin dan suhu mesin diset pada

Hasil analisis menggunakan koefisien determinasi (R 2 ) bahwa nilai adjusted R square sebesar 0.607 yang berarti kontribusi dari ketiga variabel bebas (Efektivitas