PENGARUH GURU FAVORIT TERHADAP MOTIVASI
BELAJAR SISWA
Disusun oleh:
Fariny 12.31.0072
Ummy Chairiyah 13.31.0058P
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI
ALMAMATER WARTAWAN SURABAYA
1.5.12 Teknik Analisis Data ... 16
BAB II ... 18
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ... 18
2.1 Visi dan Misi SMK Islam Al-‐Amal Surabaya ... 18
Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan setuju bahwa siswa guru favorit menginspirasi siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase sebesar 50% atau sebanyak 5 responden. ... 22 Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r ... 17
Tabel 2. Motivasi Belajar Terhadap Guru Favorit ... 21
Tabel 3. Guru Favorit Menginspirasi ... 21
Tabel 4. Metode Pembelajaran Yang Digunakan Guru Favorit Menyenangkan ... 22
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan, masalah motivasi selalu menjadi hal yang menarik
perhatian. Hal ini dikarenakan motivasi dipandang sebagai salah satu faktor yang sangat
dominan dalam ikut menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan.
Motivasi berpangkal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai daya penggerak
yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
tercapainya suatu tujuan. Dapat dikatakan juga motivasi merupakan kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan,
menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan
dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang
tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.
Dalam hal ini peranan gurulah yang membangkitkan motivasi siswa dalam proses belajar
mengajar.
1.2 Perumusan Masalah
1. Berapakah besar hubungan guru favorit terhadap motivasi belajar siswa ?
2. Berapakah besar sumbangan (kontribusi) guru favorit dengan motivasi belajar siswa ?
3. Adakah pengaruh yang signifikan antara guru favorit terhadap motivasi belajar siswa?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengetahui berapa besar hubungan guru favorit terhadap motivasi belajar siswa.
2. Mengetahui berapa besar sumbangan (kontribusi) guru favorit dengan motivasi belajar
siswa.
3. Mengetahui adakah pengaruh yang signifikan antara guru favorit terhadap motivasi
belajar siswa.
1.3.2 Manfaat penelitian 1. Manfaat teoritis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran bagi
guru SMK dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk meningkatkan
kemampuannya dalam memotivasi belajar siswa.
2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi guru
Memberikan masukan dan wawasan dalam meningkatkan motivasi dan menginspirasi
siswa.
b. Manfaat bagi siswa
Diupayakan untuk dapat meningkatkan dan mempengaruhi motivasi belajar siswa.
c. Manfaat bagi sekolah
Memberikan masukan dalam rangka mengembangkan motivasi belajar siswa melalui
guru favorit.
1.4 Landasan Teori 1.4.1 Teori Motivasi
Kata motivasi berasal dari bahasa latin yaitu movere, yang berarti bergeral (move).
Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap
melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelsaikan tugas-tugas. Hal ini berarti
bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku
(pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang
sesungguhnya (Pintrich, 2003).
Satu hal yang sangat penting pengaruhnya pada perilaku adalah motivasi, yang
didefinisikan sebagai beberapa kondisi yang memulai, menghubungkan dan memelihara
suatu perilaku dalam organisma. Tanpa motivasi, suatu organisma kemungkinan besar gagal
menunjukkan perilaku yang sudah dipelajari. Misalkan anak yang tidak lapar atau dahaga
mungkin menganggap botol berisi susu atau mangkuk berisi makanan sebagai sesuatu yang
tidak menarik atau tidak dibutuhkan. Meskipun ia telah belajar minum susu dari botol atau
makan makanan dari mangkuk, ia tidak akan menggunakannya dalam perilaku ini jika ia
Umumnya motivasi mempengaruhi penampakkan perilaku, dan bila tingkat motivasi
meningkat maka cenderung meningkat pula penampakkan perilaku. Sehingga dikatakan
bahwa motivasi sebagai fasilitas atau mempermudah penampakkan perilaku. Pada contoh di
atas, tanpa motivasi maka anak tidak akan menampakkan bagaimana ia telah belajar minum
atau makan. Dengan motivasi, anak akan memberi banyak bukti apa yang telah ia pelajari.
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan,
baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar
individu (motivasi ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar,
bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.
Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar, karena motivasi akan
menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan siswa. Hawley (Yusuf 1993 : 14)
menyatakan bahwa para siswa yang memiliki motivasi tinggi, belajarnya lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang motivasi belajarnya rendah. Sardiman (1988 : 84)
mengemukakan ada tiga fungsi motivasi, yaitu :
1. Mendorong manusia untuk berbuat. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan ;
2. Menuntun arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan
demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan rumusan tujuannya ;
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus
dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Teori-teori motivasi mencakup berbagai pandangan dan pendekatan. Diantaranya ada
yang mendasarkan pada pandangan behaviorisme yang mengatakan bahwa manipulasi
perilaku dapat dilakukan melalui teknk modifikasi perilaku yang berintikan pada pemberian
penguatan positif dan penguatan negatif. Juga terdapat teori kognitif yang dalam masalah
motivasi mendasarkan pada penciptaan situasi ketidakseimbangan dalam diri subjek. Dalam
uraian berikut ini akan dikemukakan salah satu pendekatan yang mendasarkan pada teori
Asumsi dalam pendekatan dengan teori kebutuhan adalah :
1. Semua perilaku tentu mempunyai sebab, untuk memahami perilaku siswa perlu lebih
dahulu memahami sebabnya.
2. Untuk memberikan motivasi yang berhasil dalam belajar haruslah berawal dari
pemenuhan kebutuhan dasar para siswa.
1.4.2 Definisi Belajar
Belajar adalah proses dimana suatu aktivitas berasal atau berubah melalui reaksi pada
situasi yang ditemui, asalkan ciri perubahan aktivitasnya tidak dapat dijelaskan sebagai
kecenderungan respon dasar, kematangan atau proses tubuh organisma yang bersifat
sementara (seperti karena pengaruh obat, kelelahan, dan lain sebagainya).
Definisi tersebut di atas jelaslah kurang memuaskan karena banyak istilah yang tidak
terdefinisikan, tetapi perlu diperhatikan pada masalah menyangkut segala definisi belajar.
Definisi belajar itu sendiri harus dibedakan menjadi (Hilgard, 1956):
1. Jenis-jenis perubahan perilaku dan antasedennya yang dimasukkan dalam kategori
belajar, dan
2. Jenis perubahan perilaku dan antasedennya, yang tidak dikategorikan sebagai belajar.
Nana Sudjana (1991) menyatakan bahwa pada umumnya para ahli psikologi
menerima pendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam suatu
kecenderungan perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau praktik atau latihan. Belajar tidak
dapat diterangkan sebagai perubahan perilaku atas dasar kecenderungan respon bawaan,
kematangan, atau sifat-sifat temporer organisma seperti kelelahan, pengaruh obat,
ketidaksadaran, dan lain-lain. Apabila seseorang belajar maka setidak-tidaknya untuk waktu
tertentu berubah dalam kesediaannya memperlakukan lingkungannya. Belajar adalah proses
yang aktif, suatu fungsi dari keseluruhan lingkungan di sekitarnya. Sedangkan Wittig (1991)
memberi batasan bahwa belajar adalah beberapa perubahan yang relatif permanen di dalam
perilaku organisma sebagai hasil pengalaman.
L. Crow dan A. Crow (1989) memberikan batasan belajar adalah sebagai berikut :
“perubahan dalam respon atau tingkah laku (seperti inovasi, eliminasi atau modifikasi respon,
yang mengandung setaraf dengan ketepatan), yang sebagian atau seluruhnya disebabkan oleh
pengalaman, “pengalaman” yang seupa itu terutaman yang sadar, namun kadang-kadang
belajar gerak maupun reaksinya terhadap perangsang-perangsang yang teratur ataupun yang
amat halus; termasuk juga perubahan-perubahan tingkah laku dalam suasana emosional,
namun yang lebih lazim ialah perubahan yang berhubungan dengan bertambahnya
pengetahuan simbolik atau keterampilan gerak; tidak termasuk adanya perubahan-perubahan
fisiologis seperti kelelahan, atau halangan atau tidak berfungsinya indera untuk sementara
setelah berlangsungnya perangsang-perangsang yang terus menerus.
Sumadi Suryabrata (1993) menyatakan bahwa ada beberapa hal pokok berkenaan
dengan belajar, yaitu:
1. Bahwa belajr itu membawa perubahan (dalam arti behavioral change, aktual maupun
potensial).
2. Bahwa perubahan itu pda pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru.
3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).
Wittig (1981) menjelaskan bahwa dalam studi tentang belajar nampak beberapa tahap
yang muncul pada saat belajar. Awalnya, organisma harus mengasimilasikan atau mengerti
materi-materi yang dipelajarinya. Tahap ini telah dinamai acquistion atau kemahiran. Sekali
diperoleh, kemudian materi belajar dimasukkan dalam ingatan individu. Tahap ini sering
dinamai tahap storage atau penyimpanan. Tahap ketiga disebut retrieval atau pencarian
informasi belajar yang telah disimpan di dalam memori untuk dikeluarkan atau dipergunakan.
1.4.3 Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan
kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh
energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajr, maka motivasi
dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah
pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai
(Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan bahwa
motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk
mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk
mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan
dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga
memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi,
mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu toppik, dan menyelesaikan
tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut
memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar
melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar
tersebut (Brophy, 2004).
1.4.4 Aspek-aspek Motivasi Belajar
Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh Santrock
(2007), yaitu:
1. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang
lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif
eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam
menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari
hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah
mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.
2. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu
itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia
senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat
mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan
mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan
dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua
jenis motivasi intrinsik, yaitu:
• Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam
pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena
kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik
siswa akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk
• Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal
kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat
melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak
terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.
1.4.5 Definisi Guru
Menurut Zakiah Darajat (1992:39), guru adalah pendidik profesional, karena secara
implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab
pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Para orang tua tatkala menyerahkan
anaknya ke sekolah, berarti telah melimpahkan pendidikan anaknya kepada guru. Hal ini
mengisyaratkan bahwa mereka tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang
guru, karena tidak sembarang orang bisa menjadi guru.
Menurut Poerwadarminta (1996:335), guru adalah orang yang kerjanya mengajar.
Dilihat dari pengertian di atas, mengajar merupakan tugas pokok seorang guru dalam
mendidik muridnya.
1.4.6 Peran Guru Dalam Belajar Mengajar
Dalam rangka mengupayakan agar motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru
menurut Winkel (1991) hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar,
pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan
suatu motivasi belajar yang datang dari siswa.
2. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam
pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang dapat terhambat
oleh adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan
jasmani ataupun mental siswa. Untuk itu upaya yang dapat dilakukan seorang guru
(Dimyati, 1994 : 95) adalah dengan cara :
a. memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang
di alaminya ;
b. meminta kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan kesempatan kepada
siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar ;
d. menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada
perilaku belajar ;
e. merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat
mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil.
f. Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa.
Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa merupakan suatu rangkaian perilaku yang
ditunjukkan pada kesehariannya. Untuk itu, maka pengalaman yang diberikan oleh
guru terhadap siswa dalam meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati dan
Mudjiono (1994) adalah dengan cara :
o Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca hal-hal
penting dari bahan tersebut dicatat.
o Guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan cara memecahkannya.
o Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian kepada siswa
dalam mengatasi kesukaran.
o Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.
o Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu memecahkan masalah
dan mungkin akan membantu rekannya yang mengalami kesulitan.
o Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesulitan
belajarnya sendiri.
o Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara
mandiri.
1.5 Metodologi Penelitian
1.5.1 Metode dan Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam peneliatian “Pengaruh Guru Favorit Terhadap Motivasi
Belajar Siswa” adalah metode kuisioner dan jenis penelitian yang digunakan adalah
kuantitatif.
1.5.2 Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian “Penelitian Guru Favorit Motivasi Belajar” yaitu
siswa SMK Islam Al-Amal Surabaya.
1.5.3 Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik ini dipilih berdasarkan
karakteristik atau kriteria yang dikehendaki dalam pengambilan sampel. Sesuai dengan
namanya, sampel diambil dengan maksud dan tujuan yang diinginkan peneliti karena peneliti
menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki atau mengetahui informasi
yang diperlukan bagi penelitian yang dibuat. Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan 10
siswa SMK Islam Al-Amal kelas XII.
1.5.4 Sampel
Berdasarkan teknik sampling di atas maka diambil sampel 10 siswa kelas XII SMK Islam
Al-Amal Surabaya.
1.5.5 Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa kuisoner yang terbuka dan
tertutup. Adapun skala pengukuran yang akan digunakan dalam kuisioner yaitu skala likert
dan skala guttman.
1.5.6 Variabel Penelitian dan Konsep Penelitian 1.5.6.1 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Variabel terikat (dependen) atau sering disebut variabel output merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
b. Variabel bebas (independen) yaitu variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).
Berdasarkan variabel diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang menjadi variabel terikat
adalah motivasi belajar siswa (X) dan yang menjadi variabel bebas yaitu pengaruh guru
favorit (Y).
1.5.6.2 Operasional Konsep
a. Definisi Konsep X (motivasi belajar siswa)
Menurut Abraham Maslow (1943-1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya
semua manusia memiliki kebutuhan pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan
yang berbentuk piramid, orang memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima
tingkat kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai
dari kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang
peringkat paling tidak harus terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat
berikutnya menjadi penentu tindakan yang penting.
• Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, haus dan sebagainya)
• Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindungi jauh dari bahaya)
• Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan orang lain, diterima,
memiliki)
• Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi dan mendapatkan dukungan
serta pengakuan)
• Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif : mengetahui, memahami dan
menjelajahi; kebutuhan estetik : keserasian, keteraturan dan keindahan; kebutuhan
aktualisasi diri : mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan
mendominasi seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang
signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energy untuk menekuni minat
estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah.
Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang
anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan dan rasa aman.
Menurut Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk
berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya factor higiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor intrinsik).
Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk
didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan
sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang
untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah achievement,
pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb (faktor intrinsik). Aktualisasi diri
Penghargaan Sosial Keamanan
b. Definisi Konsep Y (pengaruh guru favorit)
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah variabel
guru. Guru mempunyai pengaruh yang cukup dominan terhadap kualitas
pembelajaran, karena gurulah yang bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran
di kelas, bahkan sebagai penyelenggara pendidikan di sekolah. Menurut Dedi Supriadi
(1999: 178), di antara berbagai masukan (input) yang menentukan mutu pendidikan
(yang ditunjukkan oleh prestasi belajar siswa) sepertiganya ditentukan oleh guru.
Faktor guru yang paling dominan mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah kinerja
guru. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nana Sudjana (2002: 42) menunjukkan
bahwa 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kinerja guru, dengan rincian:
kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi
pelajaran memberikan sumbangan 32,38% dan sikap guru terhadap mata pelajaran
memberikan sumbangan 8,60%. Menurut Cruickshank, kinerja guru yang mempunyai
pengaruh secara langsung terhadap proses pembelajaran adalah kinerja guru dalam
kelas atau teacher classrroom performance (Cruickshank, 1990: 5).
Menurut Kane (1986:237), kinerja bukan merupakan karakteristik seseorang,
seperti bakat atau kemampuan, tetapi merupakan perwujudan dari bakat atau
kemampuan itu sendiri. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa kinerja merupakan
perwujudan dar kemampuan dalam bentuk karya nyata. Kinerja dalam kaitannya
dengan jabatan diartikan sebagai hasil yang dicapai yang berkaitan dengan fungsi
jabatan dalam periode waktu tertentu (Kane, 1986:237). Suryadi Prawirosentono
(1999: 2) mendefinisikan kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dalam rangka upaya
mencapai tujuan secara legal. Menurut Muhammad Arifin (2004: 9), kinerja
dipandang sebagai hasil perkalian antara kemampuan dan motivasi. Kemampuan
menunjuk pada kecakapan seseorang dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu,
sementara motivasi menunjuk pada keingingan (desire) individu untuk menunjukkan
perilaku dan kesediaan berusaha. Orang akan mengerjakan tugas yang terbaik jika
memiliki kemauan dan keinginan untuk melaksanakan tugas itu dengan baik.
1.5.6.3 Indikator Variabel
Berdasarkan data-data diatas maka dapat dijabarkan secara rinci menjadi pertanyaan
berikut ini:
a. Apakah Anda memiliki guru favorit? Ya / Tidak
c. Saya termotivasi belajar hanya dengan guru favorit.
d. Guru favorit mempengaruhi motivasi belajar saya.
e. Saya tidak bersemangat jika bukan guru favorit yang mengajar.
f. Metode pembelajaran yang digunakan guru favorit menyenangkan.
g. Saya selalu mendapatkan nilai bagus di mata pelajaran yang diajarkan oleh guru
favorit.
h. Siapa guru favorit Anda?
i. Mengapa Anda memfavoritkan beliau?
1.5.7 Hipotesis Riset
Berdasarkan data-data diatas maka guru favorit mempunyai pengaruh terhadap
motivasi belajar siswa. Dari sini dapat disimpulkan bahwa ada hubunngan yang
signifikan antara guru favorit dengan motivasi belajar siswa.
1.5.8 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian “Pengaruh Guru Favorit Terhadap Motivasi Belajar Siswa” dilakukan di
SMK Islam Al-Amal Jl. Wonosari Lor Nor. 98 Surabaya.
1.5.9 Teknik Pengumpulan Data
Ada dua jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data diperoleh secara langsung dari objek penelitian
perorangan, untuk data primer dikumpulkan dengan cara kuisioner. Pengumpulan data
primer diperoleh dengan menggunakan kuisioner terbuka dan tertutup terhadap
responden yang diteliti dan mewakili populasi mengenai “Pengaruh Guru Favorit
Terhadap Motivasi Belajar Siswa”. Melalui kuisioner inilah akan didapatkan data
yang diperlukan dalam penelitian, dan jawaban pasti dari responden.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder
dari data yang dibutuhkan. Data sekunder ialah data penunjang penelitian yang
diperoleh dari berbagai sumber untuk membantu menyimpulkan hasil penelitian yang
penulis lakukan. Seperti studi pustaka dan hasil penelitian sejenis yang terkait dengan
1.5.10 Pengukuran
Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini mengacu pada Skala Likert (Likert
Scale), Seluruh variabel akan menggunakan skala likert yang sudahdimodifikasi dimana
responden memilih empat jawaban yang tersedia.
Penghilangan jawaban di tengah berdasarkan tiga alasan, yaitu:
1. Kategori ragu-ragu memiliki arti ganda, bisa diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju
tidak.
2. Tersedianya jawaban yang ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ke -tengah
(central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan
jawabannya.
3. Maksud kategori jawaban SS-S-TS-STS adalah terutaman untuk melihat kecenderungan
pendapat responden kearah setuju atau kearah tidak setuju.
Alasan menggunakan angket dalam penelitian ini adalah:
1. Subjek adalah orang yang paling tahu tentang dirinya.
2. Apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benarbenar dan dapat dipercaya.
3. Interpretasi subjek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama
dengan apa yang dimaksud oleh peneliti.
Adapun alasan menggunakan skala likert dalam penelitian ini adalah karena kelebihan dan
keuntungan dalam penggunaannya, sebagai berikut:
1. Skala likert dapat dibuat dan diinterpretasikan dengan mudah.
2. Skala likert merupakan bentuk pengukuran yang sangat lazim dipakai.
Pengukuran masing-masing pertanyaan dibuat dengan menggunakan skala 1 – 4 kategori
jawaban, yang masing-masing jawaban diberi score atau bobot yaitu banyaknya score antara
1 sampai 4, dengan rincian:
1. Jawaban SS sangat setuju diberi score 4.
2. Jawaban S setuju diberi score 3.
3. Jawaban TS tidak setuju diberi score 2.
1.5.11 Uji Validitas & Reliabilitas
Pengumpulan data tidak akan mencapai tujuannya apabila alat yang digunakan untuk
mengumpilkan data penelitian tidak valid dan tidak reliabel, maka dari itu perlu dilakukan uji
validitas dan reliabilitas instrumen penelitian.
1.5.11.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan
suatu instrumen (Arikunto 1998, h.168). suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan valid atau tidak, maka r yang
diperoleh (r hitung) dikonsultasikan dengan (r tabel) maka instrumen dikatakan valid, dan
apabila r hitung > r tabel, maka dikatakan tidak valid.
1.5.11.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagaia alat
pengumpul data karena instrumen itu sudah baik (Arikunto 1998, h.170). Instrumen yang
baik tidak akan bersifat tendensius atau mengarahkan responden untuk memilih
jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercaya.
Suatu instrumen pengukuran menghasilkan koefisien alpha cronbach kurang dari 0,6
dipertimbangkan kurang baik. 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 baik ( Eko Aria 2008, h.50).
1.5.12 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
inferensial yang menggunakan rumus Pearson Product Moment Correlation. Analisis data
inferensial digunakan untuk mengukur tingkat eratnya hubungan antara dua variabel yaitu
variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini akan mengukur pengaruh guru
favorit terhadap motivasi belajar siswa di SMK Islam Al Amal Surabaya. Adapun
perhitungan yang digunakan untuk mengukur item pertanyaan yang terdapat pada kuesioner
Rumus Pearson Product Moment Correlation :
Keterangan :
r = Koefisien korelasi Pearson’s Product Moment
n = Jumlah individu dalam sampel
X = Skor yang diperoleh dalam setiap item
Y = Skor yang diperoleh dalam setiap item
∑ = Jumlah
Nilai koefisien korelasi digunakan sebagai pedoman untuk menentukan suatu
hipotesis dapat diterima/ditolaknya dalam suatu penelitian. analisa korelasi berguna
untuk menentukan besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel
dengan variabel.
1. Jika nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan linear yang positif, yaitu semakin besar
nilai variabel x, makin besar variabel y, begitu sebaliknya.
2. Jika nilai 2 > 0, artinya telah terjadi hubungan linear positif, yaitu semakin besar nilai
variabel x, maka besar variabel y, begitu pula sebaliknya.
3. Jika nilai r=1 atau r=-1, terjadi linear sempurna, sedangkan untuk nilai r yang
mengarah ke angka 0, maka hubungan akan melemah
Tabel 1. Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval
Koefisien
Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
BAB II
GAMBARAN OBJEK PENELITIAN
2.1 Visi dan Misi SMK Islam Al-Amal Surabaya 2.1.1 Visi
Menumbuhkan generasi islami yang santun cerdas mandiri berteknologi serta
berakhlaqul karimah.
2.1.2 Misi
1. Membudayakan kegiatan yang islami di lingkungan sekolah
2. Membangun suasana kekeluargaan yang harmonis antar warga sekolah
3. Membangun budaya membaca dan berkompetisi dalam suasana belajar
4. Membangun jiwa yang mampu beradaptasi dengan IPTEK
5. Menciptakan sekolah yang berwawasan lingkungan
2.2Struktur Organisasi SMK Islam Al-Amal Surabaya
BAB III ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti akan menguraikan data hasil penelitian yang dilakukan mengenai
hubungan antara motivasi belajar dengan guru favorit. Data yang dikumpulkan berupa data
primer dan data sekunder. Data sekunder yang dikumpulkan adalah dari media internet
mengenai motivasi belajar siswa dan pengaruh guru favorit terhadap siswa. Sedangkan yang
menjadi data primer adalah berdasarkan hasil dari teknik penarikan sempel dengan
menggunakan rumus Pearson Product Moment Correlation yaitu diperoleh sebanyak 10
responden. Data yang terkumpul dari 96 responden merupakan data mentah yang akan diolah
dan dianalisa dan diambil keputusan. Teknik analisa data yang dilakukan menggunakan tabel
tunggal, lalu pengujian hipotesa melalui uji korelasional Pearson Product Moment
Correlation.
3.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data
Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulan data. Tahapan
tersebut sebagai berikut:
3.1.1 Pengumpulan Data
Peneliti mengumpulkan data dari berbagai bahan bacaan, seperti buku dan situs-situs
yang mendukung. Kemudian peneliti mempelajari berbagai bahan bacaan tersebut, sehingga
diperoleh data-data yang relevan dan dapat mendukung penelitian ini.
Pada bulan Desember 2013, peneliti menyebarkan kuisioner yang didalamnya
terdapat 9 pertanyaan diantaranya 6 pertanyaan menyangkut motivasi belajar siswa dan 3
pertanyaan menyangkut pengaruh guru favorit.
3.1.2 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 10 responden.
Adapaun tahapan pengolahan data tersebut adalah:
a. Penomoran Kuesioner
Kuesioner yang telah dikumpulkan akan diberi nomor urut sebagai pengenal (1-9).
b. Editing
Peneliti mengedit jawaban responden untuk memperjelas setiap jawaban yang
c. Tabulasi Data
Pada tahap ini data dimasukkan ke dalam tabel tunggal. Penyebaran data dalam tabel
secara rinci meliputi kategori frekuensi, presentase dan selanjutnya akan dianalisa.
3.2 Analisa Tabel Tunggal
Analisa tabel tunggal merupakan analisa yang dilakukan dengan membagi-bagian
variable penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisa
tabel tunggal yang dimaksudkan untuk melihat distribusi jawaban responden dari setiap
variable penelitian. Tabel tunggal berisikan keterangan sejumlah frekuensi dan persentase
untuk setiap kategori.
Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal terdiri dari karakteristik
responden, motivasi siswa (X) dan pengaruh guru favorit (Y).
3.2.1 Motivasi Belajar Terhadap Guru Favorit
Tabel 2. Motivasi Belajar Terhadap Guru Favorit
No Saya termotivasi belajar hanya dengan guru favorit F %
1 Sangat Setuju 3 30
2 Setuju 7 70
3 Tidak Setuju 0 0
4 Sangat Tidak Setuju 0 0
Total 10 100
Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui mengenai motivasi belajar terhadap guru favorit.
Sebanyak 3 siswa (30%) menjawab sangat setuju, sebanyak 7 siswa (70%) dan tidak ada
siswa yang menjawab tidak setuju atau sangat tidak setuju.
Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan setuju
bahwa siswa termotivasi belajar hanya dengan guru favorit. Hal tersebut ditunjukkan
dengan persentase sebesar 70% atau sebanyak 7 responden.
Total 10 100 Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui mengenai guru favorit menginspirasi siswa.
Sebanyak 5 siswa (50%) menjawab sangat setuju, sebanyak 5 siswa (50%) dan tidak ada
siswa yang menjawab tidak setuju atau sangat tidak setuju.
Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan setuju
bahwa siswa guru favorit menginspirasi siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan
persentase sebesar 50% atau sebanyak 5 responden.
3.2.3 Metode Pembelajaran Yang Digunakan Guru Favorit Menyenangkan
Tabel 4. Metode Pembelajaran Yang Digunakan Guru Favorit Menyenangkan No Metode pembelajaran yang digunakan guru favorit
menyenangkan F %
siswa (60%) menjawab setuju, sebanyak 1 siswa (10%) menjawab tidak setuju dan tidak
ada yang menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan setuju
bahwa metode yang digunakan guru favorit menyenangkan. Hal tersebut ditunjukkan
dengan persentase sebesar 60% atau sebanyak 6 responden.
3.2.4 Guru Favorit Memberikan Nilai Bagus
Tabel 5. Guru Favorit Memberikan Nilai Bagus No Saya selalu mendapatkan nilai bagus dimata pelajaran
Berdasarkan tabel di atas diketahui mengenai siswa selalu mendapatkan nilai bagus
dimata pelajaran yang diajarkan guru favorit. Tidak ada siswa yang menjawab sangat
setuju, sebanyak 6 siswa (60%) menjawab setuju, sebanyak 2 siswa (20%) menjawab
tidak setuju dan 1 siswa (10%) menjawab sangat tidak setuju.
Hal ini berarti bahwa mayoritas responden dalam penelitian ini menyatakan setuju
bahwa siswa selalu mendapatkan nilai bagus dimata pelajaran yang diajarkan guru
favorit. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase sebesar 60% atau sebanyak 6
responden.
3.3 Uji Hipotesa
Pengujian hipotesa adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data yang diajukan
dapat diterima atau ditolak. Rumus Pearson Product Moment Correlation :
Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variable X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut.
KP = r2 x 100% = 0,252 x 100% = 6,25%
Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa sebesar 6,25% dan sisanya 93,75% ditentukan oleh variable lain. Pengujian selanjutnya yaitu uji signifikansi yang berfungsi peneliti ingin mencari makna hubungan variable X terhadap Y, maka korelasi PPM tersebut diuji dengan Uji Signifikansi dengan rumus:
Kaidah pengujian:
Jika thitung lebih dari sama dengan ttabel, maka tolak Ho artinya signifikan dan
thitung kurang dari sama dengan ttabel, terima Ho artinya tidak signifikan
Berdasarkan perhitungan diatas, α = 0,05 dan n = 12, uji dua pihak;
Dk = n – 2 = 10 – 2 = 8 sehingga diperoleh ttabel = 2,306
Ternyata thitung kurang dari ttabel, atau 0,731 < 2,306, maka terima Ho. Artinya tidak ada
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis, dapat disimpulkan bahwa:
1. Besar pengaruh guru favorit terhadap motivasi belajar siswa rxy sebesar 0,25 dalam
kategori sangat rendah.
2. Besar sumbangan (kontribusi) pengaruh guru favorit terhadap motivasi belajar siswa, yaitu KP = r2 x 100% = 0,252 x 100% = 6,25 %. Artinya pengaruh guru favorit terhadap motivasi belajar siswa sebesar 6,25% dan sisanya 93,75% ditentukan oleh variable lain.
3. Terbukti bahwa thitung lebih kecil dari ttabel atau 0,731 < 2,306 maka terima Ho, artinya
tidak ada hubungan yang signifikan pengaruh guru terhadap motivasi belajar siswa.
4.2 Saran
1. Siswa lebih meningkatkan motivasi dalam diri untuk giat belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Suciati. 2001. Teori Belajar dan Motivasi. Jakarta: PAU-PPAI Universitas Terbuka
Bungin, B. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Riduwa, Sunarto. 2009. Pengantar Statistika untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial,
Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_belajar/bab1_pengertian_belajar.pdf
LAMPIRAN
Pertanyaan Kuisioner “Pengaruh Guru Favorit Terhadap Motivasi Belajar Siswa”. Jenis Kelamin: L / P
1. Apakah Anda memiliki guru favorit? Ya / Tidak
2. Jika Ya lanjut ke pertanyaan di bawah ini. Jika tidak, jelaskan mengapa?
...
...
Jawablah pernyataan pada tabel dibawah ini dengan menggunakan symbol checklist (√).
No. Pernyataan Sangat
Setuju Setuju
Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju 3. Saya termotivasi belajar hanya dengan
guru favorit.
4. Guru favorit menginspirasi saya.
5. Metode pembelajaran yang digunakan guru favorit menyenangkan.
6.
Saya selalu mendapatkan nilai bagus di
mata pelajaran yang diajarkan oleh guru
favorit.
7. Siapa guru favorit Anda?
...
8. Mengapa Anda memfavoritkan beliau?
...
9. Jika dari angka 1-10, berapakah nilai motivasi Anda terhadap guru favorit?