• Tidak ada hasil yang ditemukan

STATE RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB NEGARA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STATE RESPONSIBILITY (TANGGUNG JAWAB NEGARA)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

STATE RESPONSIBILITY

(TANGGUNG JAWAB NEGARA)

Devica Rully, SH., MH., LLM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

MEI 2017

(2)

LATAR BELAKANG

Prinsip

kedaulatan

negara

dalam

hubungan

internasional sangatlah dominan.

Negara berdaulat yang satu tidak tunduk pada negara

berdaulat yang lain.

Negara mempunyai kedaulatan penuh atas orang,

barang, dan perbuatan yang ada di teritorialnya.

Hukum Internasional telah mengatur bahwa di dalam

kedaulatan, terkait di dalamnya kewajiban untuk tidak

menyalahgunakan kedaulatan tersebut.

Karenanya negara dapat diminta pertanggungjawaban

untuk tindakan-tindakan atau kelalaiannya yang

melawan hukum.

Pertanggungjawaban negara dalam Hukum Internasional

(3)

PENGERTIAN

Dixon

memberikan pengertian

“State

Responsibility”

kedalam dua pengertian:

1.

untuk menunjukkan aturan-aturan

prosedural yang berlaku dalam

pembentukan tanggung jawab atas

pelanggaran terhadap setiap kewajiban

internasional apapun.

2.

untuk menunjukkan aturan prosedural

dan substantif yang berkaitan dengan

kasus tertentu yang mengakibatkan

(4)

Munculnya State Responsibility

Suatu negara bertanggung jawab bilamana suatu perbuatan

atau kelalaian yang dapat dipertautkan kepadanya melahirkan

pelanggaran terhadap suatu kewajiban internasional, baik

yang lahir dari suatu perjanjian internasional maupun dari

sumber hukum internasional lainnya.

Unsur-unsur tanggung jawab negara adalah :

Ada perbuatan atau kelalaian (

act or omission

) yang dapat

dipertautkan (

imputable

) kepada suatu negara;

Perbuatan atau kelalaian itu merupakan suatu pelanggaran

terhadap suatu kewajiban internasional, baik kewajiban itu

lahir dari perjanjian maupun dari sumber hukum

internasional lainnya.

unsur kerusakan atau kerugian (

damage or loss

) pada pihak

(5)

Menurut

Dixon

berpendapat

elemen-elemen untuk menyatakan suatu negara

bertanggung jawab ialah:

Internationally wrongful act.

Dalam hal

ini standar yang digunakan adalah

hukum nasional tidak sama dengan

hukum internasional.

Tindakan negara tersebut harus pada

posisi dimana negara sebagai insititusi

publik yang tidak sedang

melaksanakan tugas kenegaraan

sehingga bersifat kebal.

(6)

Dalam Hukum Internasional dikenal dua macam aturan :

Primary rules

Secondary rules

Primary rules

adalah seperangkat aturan yang

mendefinikasikan hak dan kewajiban negara yang tertuang

dalam bentuk traktat, hukum kebiasaan atau instrumen lainnya.

Secondary rules

adalah seperangkat aturan yang

(7)

Sampai saat ini pembahasan mengenai

secondary rules

atau hukum tanggung jawab negara dalam Hukum

Internasional masih sangat membingungkan

Hal ini dikarenakan belum adanya

secondary rules

yang

mapan

Hukum tanggung jawab negara dikembangkan melalui

hukum kebiasaan yang muncul dari praktik negara,

pendapat para pakar, juga putusan pengadilan

(8)

Umumnya para pakar hukum Internasional hanya

mengemukakan karakteristik timbulnya tanggung jawab

negara seperti berikut :

adanya suatu kewajiban hukum internasional yang

berlaku antara dua negara tersebut

adanya suatu perbuatan atau kelalaian yang melanggar

kewajiban hukum internasional tersebut yang

melahirkan tanggung jawab negara

adanya kerusakan atau kerugian sebagai akibat adanya

tindakan yang melanggarhukum atau kelalaian

(9)

Akibat belum mapannya

secondary rules

hukum tanggung

jawab negara banyak permasalahan yang belum

terselesaikan.

Salah satu permasalahannya adalah siapa yang dapat

meminta pertanggungjawaban negara bila ada pelanggaran

terhadap hukum internasional.

Hukum Internasional klasik cenderung sangat membatasi

(10)

Pertanggungjawaban negara muncul

diakibatkan oleh pelanggaran hukum

internasional, dalam hal:

Melakukan pelanggaran atas perjanjian

internasional

Melanggar kedaulatan wilayah.negara

lain

Menyerang negara lain

Mencederai perwakilan diplomatik

negara lain

Memperlakukan warga asing secara

(11)

Pengaturan Pertanggungjawaban

Negara

1.

Pengaturan Parsial

Tanggung jawab negara menurut Mohammed Bedjaovi adalah

“one of the most complex in the general theory of international

law”.

2. ILC Draft Articles

ILC hanya memperhatikan prinsip-prinsip umum saja, meskipun

ILC juga bermaksud untuk mencoba mengkodifikasi aspek lain

dari tanggung jawab negara akibat tindakan tertentu.

ILC berada dibawah PBB dan dibuat oleh

International Law

(12)

Teori Tanggung Jawab Negara

Teori subyektif (

subjective responsibility

)

Tanggung jawab negara ditentukan oleh

adanya unsur kesalahan

(fault),

yaitu adanya

keinginan atau maksud untuk melakukan

suatu perbuatan (kesengajaan atau

dolus

)

atau kelalaian (

culpa

) pada pejabat atau agen

negara.

Teori obyektif (

objective responsibility

)

Tanggung jawab negara adalah selalu mutlak

(

strict

). Unsur kesalahan bukan prasyarat

(13)

Macam-Macam Tanggung Jawab Negara

Perjanjian Internasional

Pertanggungjawaban negara dapat timbul karena

pelanggaran Perjanjian Internasional (Treaty). Dalam hal ini berlaku asas bahwa setiap pelanggaran suatu perjanjian internasional menimbulkan kewajiban untuk mengganti kerugian.

Kontrak

 Pelanggaran atas suatu kontrak tidak selalu menimbulkan pertanggungjawaban negara menurut hukum internasional. Kalaupun timbul pertanggungjawaban negara menurut

hukum internasional, pertanggungjawaban itu tidak timbul karena kontrak tersebut, tetapi adanya pelanggaran

(14)

Konsesi

Perjanjian Konsesi dikenal Klausula Calvo. Klausula Calvo

menetapkan bahwa penerima konsesi melepaskan

perlindungan pemerintahnya dalam sengketa yang

timbul dari perjanjian tersebut dan bahwa sengketa yang

timbul dari perjanjian tersebut harus diajukan ke

peradilan nasional negara pemberi konsesi.

Ekspropriasi

(15)

Hutang negara

Hutang negara yang tidak dibayar dapat

menimbulkan tuntutan atas

pertanggungjawaban negara tersebu.

Teori Lord Palmerston

Negara kreditur berhak mengadakan campur

tangan diplomatik dan bahkan mengadakan

intervensi bersenjata terhadap negara debitur.

Teori Drago

Negara kreditur tidak berhak menggunakan

kekerasan. Teori yang diterima umum

menyatakan bahwa dalam hal tersebut

(16)

Pelanggaran Internasional

1.

pelanggaran kewajiban

internasional negara yang bukan

pelanggaran kewajiban kontrak.

2.

Pelanggaran negara dalam hal ini

berkaitan dengan pelanggaran hak

WNA, misalnya :

Pelanggaran atas hak milik

(17)

Lingkungan

Dalam perkembangan hukum

(18)

Tentang Pembelaan dan Pembenaran

(

Defences and Justifications

)

Menurut rancangan konvensi tentang tanggung jawab negara yang dibuat oleh ILC tahun 1970 dan 1980, yang termasuk dalam katagori pembelaan adalah jika:

Suatu negara dipaksa oleh negara lain untuk melakukan

perbuatan yang dapat dipersalahkan atau melawan hukum;

Suatu negara melakukan tindakan itu telah dengan

persetujuan negara yang menderita kerugian;

Suatu negara melakukan tindakan itu semata-mata sebagai

upaya perlawanan yang diperbolehkan (permissible

countermeasures); namun dalam hal ini tidak termasuk upaya perlawanan dengan menggunakan kekuatan senjata;

Para pejabat negara itu bertindak karena force majeure atau

keadaan yang sangat membahayakan (extreme distress) dan tidak ada maksud sama sekali untuk menimbulkan akibat

(19)

Sedangkan yang dikatagorikan sebagai pembenaran hanya

ada dua yaitu “keharusan” (

necessity

) dan “pembelaan

diri” (

self-defence

).

Namun, dalam hubungan ini penting untuk dicatat

penegasan bahwa “keharusan” (

necessity

) tidak bisa

dijadikan pembenaran bagi pelanggaran kewajiban

internasional suatu negara, kecuali :

tindakan itu merupakan satu-satunya cara untuk

menyelamatkan suatu kepentingan esensial negara itu

dari suatu bahaya yang sangat besar dan sudah

sedemikian dekat;

tindakan itu tidak menimbulkan gangguan yang serius

(20)

Imputability

“states can only act by and through their agents-agents

and representatives.”

Untuk bisa meminta pertanggungjawaban inetrnasional

dari suatu negara terhadap tindakan atau pembiaran

yang dilakukan harus bisa ditunjukkan bahwa kegiatan

tersebut dilakukan oleh lembaga-lembaga negara,

(21)

Pasal 4 ILC

Draft Articles

2001

Imputabilitas dari suatu tindakan organ atau pejabat

negara tidak bergantung kepada:

Kelembagaan suatu negara, apakah ia dari legislatif,

eksekutif, atau yudikatif.

Besar kecilnya jabatan (pangkat) suatu organ, apakah

ia pegawai sipil berpangkat rendah atau jendral dalam

militer.

Kedudukan pegawai yang bersangkutan, apakah ia

pegawai pusat atau daerah.

Status lainnya yang menurut hukum nasionalnya

(22)

EXHAUSTION OF LOCAL REMEDIES

Hukum kebiasaan internasional

menetapkan bahwa sebelum

diajukannya klaim atau tuntutan ke

pengadilan internasional,

langkah-langkah penyelesaian sengketa

(“

local remedies rule

”) yang tersedia

atau yang diberikan oleh negara

(23)

Pengecualian

Suatu negara telah melakukan pelanggaran langsung hukum

internasional yang menyebabkan kerugian.

Ketentuan local remedies dapat ditarik berdasarkan suatu perjanjian

internasional.

Local remedies tidak perlu dipergunakan manakala pengadilan

setempat nampaknya tidak menunjukkan akan memberi ganti kerugian.

Local remedies tidak perlu digunakan apabila hasil atau putusan

pengadilan setempat sudah dipastikan akan memberikan putusan yang sama dengan putusan-putusan sebelumnya.

Local remedies tidak perlu dilakukan mankala upaya tersebut memang

tidak tersedia.

Apabila suatu pelanggaran dilakukan oleh pemerintah yang tidak

tunduk kepada yurisdiksi pengadilan.

Negara-negara dapat menyepakati untuk menanggalkan upaya

(24)

BENTUK PERTANGGUNGJAWABAN NEGARA

Satisfaction

Pecuniary Reparation

Referensi

Dokumen terkait

Produk yang digunakan peroral dengan dosis lebih besar dari 500 mg sangat sulit untuk dijadikan sediaan lepas lambat karena pada dosis yang besar dihasilkan volume sediaan

Pada struktur dengan tipe koneksi konvergen seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.7, jika tidak ada informasi yang diketahui pada node A, maka informasi

Secara keseluruhannya, adalah dicadangkan bahawa pembelajaran menggunakan koswer realiti maya dengan mengaplikasikan prinsip isyarat sesuai digunakan dalam pengajaran

Adsorpsi asam humat pada permukaan padatan merupakan proses yang kompleks yang tergantung pada sifat permukaan zeolit alam dan sifat larutan asam humat itu

margin yang lebih tinggi dengan menerapkan harga premium dan mengurangi ketergantungan pada promosi, sehingga dapat diperoleh laba yang lebih tinggi. Brand

(II) Pertimbangan hakim dalam menjatuhkan pidana terhadap pelaku tindak pidana persetubuhan yang dilakukan oleh anak terhadap anak dalam perkara Nomor

Pada proses penguningan buah jeruk mengalami perubahan tekstur yang semula keras menjadi lunak tetapi ada yang agak lunak, perubahan warna yang semula hijau menjadi kuning