• Tidak ada hasil yang ditemukan

RONGGA MULUT SEBAGAI SENSOR GANGGUAN HOMEOSTASIS TUBUH Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "RONGGA MULUT SEBAGAI SENSOR GANGGUAN HOMEOSTASIS TUBUH Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Pidato

Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Biologi Oral

pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga di Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 30 Januari 2010

Oleh

JENNY SUNARIANI

RONGGA MULUT SEBAGAI SENSOR

GANGGUAN HOMEOSTASIS TUBUH

(2)

Buku ini khusus dicetak dan diperbanyak untuk acara Pengukuhan Guru Besar di Universitas Airlangga

Tanggal 30 Januari 2010

(3)
(4)
(5)

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu,

yang telah menciptakan manusia dari segumpal darah,

Bacalah dengan nama Tuhanmu yang Mulia,

yang mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya

(Al Alaq ayat 1–5)

Kecantikan yang abadi

terletak pada keelokkan adab dan ketinggian ilmu seseorang,

bukan terletak pada wajah dan pakaiannya.

(6)
(7)

Yang terhormat,

Ketua, Sekretaris dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas Airlangga,

Ketua, Sekretaris, Para Ketua Komisi beserta Anggota Senat Akademik Universitas Airlangga,

Rektor dan Para Wakil Rektor Universitas Airlangga, Para Direktur di Lingkungan Universitas Airlangga,

Para Guru Besar Universitas Airlangga dan Guru Besar Tamu, Para Dekan dan Wakil Dekan di Lingkungan Universitas Airlangga, Para Ketua dan Sekretaris Departemen di lingkungan Universitas

Airlangga,

Para Ketua Lembaga di Lingkungan Universitas Airlangga, Para Pejabat Sipil dan Militer,

Para Anggota Ikatan Ahli Biologi Oral Indonesia, Para Anggota Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia, Para Sejawat di Lingkungan Universitas Airlangga,

Para Civitas Akademia di Lingkungan Universitas Airlangga, Para Undangan dan Hadirin yang saya muliakan.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

(8)

langkah hadir dalam pengukuhan ini. Saya yakin hal ini karena berkat Rahmat, kehendak dan izin Allah Yang Maha Kuasa.

Begitu besar karunia Allah yang dilimpahkan kepada saya dalam perjalanan pendidikan dan karier serta kehidupan saya, rasanya tidak mungkin saya mampu meraih prestasi ini tanpa bantuan semua fihak. Lembaga pendidikan tempat saya bersekolah, mulai sekolah nonformal saya pra Taman Kanak-kanak hingga lulus doktor dan perjalanan sampai proses pengangkatan menjadi Guru Besar khususnya dengan basis ilmu Faal, telah memberikan saya bekal yang sangat banyak dan bervariasi. Kemanjaan saya waktu lalu karena fasilitas yang disediakan oleh orang tua alhamdullillah membuat saya dapat mengikuti situasi yang ada ketika saya menjadi warga masyarakat. Hal ini membuat saya menjadi kuat dalam menghadapi kehidupan sehari-hari sebagai dosen di Universitas unggulan Indonesia. Berkat Rahmat Inayah dan takdir Allah prestasi ini dapat saya raih. Peribahasa ”Berakit-rakit dahulu, berenang-renang kemudian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian” merupakan hal nyata dalam kehidupan saya.

Hadirin yang saya hormati,

Pada kesempatan yang sangat terhormat ini saya akan menyampaikan pidato saya mengenai pandangan:

RONGGA MULUT SEBAGAI SENSOR HOMEOSTASIS TUBUH

Hadirin yang kami mulyakan,

(9)

keseimbangan ini terganggu akan memberi dampak yang tidak diinginkan. Salah satu yang melaksanakan homeostasis ini adalah rongga mulut. Ilmu ini merupakan ilmu kedokteran dasar dan salah satu ilmu kedokteran dasar yang lain yaitu: histologi, anatomi, biokimia, farmakologi, mikrobiologi dan patologi. Kesemuanya ini bergabung dalam ilmu Biologi Oral yang merupakan salah satu mata kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi.

Di dalam rongga mulut didapatkan banyak organ selain gigi yaitu: mukosa, gingiva, palatum, ovula, bibir, lidah, sendi Temporo Mandibular Joint (TMJ) yang dilayani oleh mikrosirkulasi darah dan limfe serta oleh beberapa persarafan, hormonal dan kelenjar saliva. Organ-organ dalam rongga mulut ini akan secara sinergis mengawali sistem pencernaan untuk menjaga nutrisi secara maksimal.

Dalam menjaga kesehatan tubuh manusia memerlukan asupan makanan yang sehat dan seimbang. Makanan yang sehat dan seimbang terdiri dari zat-zat yang berguna, yang disebut nutrisi. Zat-zat ini berfungsi untuk pertumbuhan, memperbaiki bagian-bagian tubuh yang rusak dan menghasilkan energi untuk bergerak. Makanan yang masuk ke dalam tubuh mengalami suatu proses dimulai dari mulut sampai ke saluran pencernaan.

Rongga Mulut

(10)

makanan selain ditentukan reseptor indera pengecap dipengaruhi beberapa hal, yaitu: reseptor pembau, suhu, taktil, kinestetik dalam rongga mulut dan memori.

Kemampuan manusia dalam membedakan intensitas rasa pengecap berbeda-beda. Keanekaragaman rasa dalam rongga mulut hampir tidak terbatas, semua itu gabungan dari lima komponen dasar yaitu asam, asin, manis, pahit dan umami. Setiap reseptor indera rasa pengecap dapat merasakan berbagai macam rasa dengan presentasi yang berbeda. Indera rasa pengecap merespon bahan-bahan yang masing-masing konsentrasi ambangnya bervariasi. Bahan tersebut bekerja pada mikrovilli yang terletak di pori-pori pengecap dan mencetuskan potensial generator di sel reseptor sehingga menimbulkan potensial aksi di neuron sensorik.

Lidah dan Fungsinya

Transmisi impuls yang berasal dari reseptor pada papil-papil pengecap pada dua pertiga anterior lidah diteruskan oleh saraf sensorik berjalan dalam cabang korda timpani nervus Fasialis (N.VII) dan sepertiga posterior lidah mencapai batang otak melalui nervus Glosofaringeus (N.IX). Daerah basis lidah dan bagian-bagian lain di daerah faring dilayani nervus Vagus (N.X) meneruskan transmisi menuju batang otak. Ketiga nervus ini berfungsi menyampaikan rasa pengecap asin, asam, manis pahit dan umami, sedangkan untuk rasa nyeri yang ditimbulkan oleh rasa pedas disampaikan oleh nervus Trigeminus (N.V).

Pada kedua sisi, saraf pengecap yang bermielin menghantarkan impuls relatif lambat di ketiga saraf tersebut bersatu di nukleus traktus solitarius medulla oblongata dan bersinaps dengan neuron ordo kedua dan berakhir di nukleus relai sensorik spesifik pada talamus bersama serat-serat saraf lainnya untuk kesan raba, nyeri dan suhu.

(11)

dan intrinsik. Otot ekstrinsik lidah berasal dari struktur luar lidah dan mempunyai insersi ke dalam lidah. Ke-4 pasang otot ekstrinsik lidah yaitu otot genioglosus, Otot hipoglosus hioid, stiloglosus dan

palatoglosus yang dilayani saraf hipoglosal mandibula, palatine aponeurosisfaringeal cabang N. vagus sehingga lidah dapat melakukan aktivitas protrusi, retraksi, depresi, dan elevasi, sedangkan otot intrinsik mengatur bentuk lidah untuk berbicara dan proses penelanan.

Lidah disuplai banyak darah dari arteria lingualis, suatu cabang dari arteri karotis external. Dasar mulut juga mendapatkan pasokan darah dari arteria lingual, dari cabang tonsilar ke lidah dari arteria Fasialis dan arteria faringeal asending.

Aktivitas lidah membantu proses makan dan vokalisasi, juga berperan pada kissing yang diketahui sebagai "tongue kissing" atau yang disebut sebagai "french kissing" dengan peran utama lidah. Dalam membantu proses bicara, lidah menentukan dibentuknya vokal dan konsonan. Seseorang yang tidak dapat mengeluarkan pendapatnya dicurigai sebagai adanya kelainan "Tongue twisted".

Kelainan "cat got your tongue" diberikan untuk seseorang yang

speechless.

Dalam ilmu kedokteran Barat, lidah dipakai sebagai anamnese terhadap gangguan atau penyakit pada penderita, misalkan lidah yang pucat disebabkan karena adanya anemia, lidah yang merah dikarenakan adanya infeksi rongga mulut dan ISPA, lidah yang putih terdapat pada penderita tipoid. Pada Kedokteran Gigi keluhanPada Kedokteran Gigi keluhan penderita datang kebanyakkan karena adanya sariawan, Lichen Planus atau kelainan lokal lain pada permukaan lidah.

(12)

pinggiran, lambung dan limpa pada pusat lidah, sedangkan ginjal pada akar lidah/bagian posterior. Perubahan bentuk, teksture, warna serta pergerakannya erat hubungannya dengan sirkulasi, chi dan sirkulasi darah dalam tubuh. Lembab atau keringnya lidah dan tubuh berhubungan dengan kualitas dan distribusi cair tubuh.

Pada anak-anak yang baru lahir, kadang didapatkan makroglosi yang merupakan indikasi bahwa terjadi hipotonia otot lidah yang berkondisi sama dengan tonos otot dalam seluruh tubuhnya. Hal ini dapat dipakai sebagai diagnose terhadap anak yang mental retarded, baik karena kelainan kromosom ataupun adanya hipotiroid

Indera Rasa Pengecap dan Mekanismenya

Indera pengecap merupakan salah satu barikade yang menjaga homeostasis dalam tubuh. Secara fisiologis indera rasa pengecap berhubungan dengan fisiologis dalam tubuh, melalui reseptor ionotropik atau metabotropik. Perubahan salah satu rasa pengecap dalam rongga mulut akan merupakan gejala adanya gangguan homeostasis tubuh sesuai dengan hubungan melalui reseptor yang berkaitan. Indera rasa pengecap didapatkan pada reseptor pada seluruh jaringan lunak dalam rongga mulut utamanya pada lidah.

Timbulnya sensasi dari reseptor ini karena adanya garam misalnya Na+Cldalam konsentrasi tinggi cukup menyebabkan

threshold menurun. Bahan Na+ yang masuk ke dalam TRC melalui mikrovili taste buds secara difusi melalui amyloride sensitive sodium channels (ASSC). Bentuk (ASSC) hampir sama dengan epithelial-type Na+ channel (ENaC), merupakan tempat difusi Clpada tight

junction membran. Setelah itu terjadi depolarisasi yang diikuti masuknya Ca2+ ke dalam sel disertai neurotransmiter dalam docking

vesikel pada membran presinaptik. Keadaan ini menyebabkan eksositosis untuk mengeluarkan neurotransmiter ke dalam celah sinap sehingga timbul respons pada postsinaptic.

(13)

dalam reseptor di sekitar taste pore.Zat makanan akan hancur selama proses pengunyahan, senyawa ini bercampur dengan saliva kemudian mencapai apikal mikrovili pada membran reseptor, menembus membran reseptor dan merangsang reseptor indra rasa pengecap. ASSCs pada lidah diatur oleh hormon yang berperan pada cairan dalam tubuh dan keseimbangan elektrolit, misalnya oleh hormon antidiuretik dan aldosteron, yang pada tikus Na+ penting untuk merangsang nafsu makan. Na+ masuk ke dalam sel melalui saluran voltage-sensitive pada basolateral TRCs, sehingga berakibat dilepaskannya neurotransmiter dan menghasilkan firing pada saraf

eferent primer. Kekuatan rangsangan rasa asin tergantung pada kation dan anion molekul garam, kekuatan rangsang lebih tinggi oleh kation dibandingkan anion. Kemampuan sel berikatan dengan kation menentukan kepekaan sel reseptor pengecap tersebut terhadap rasa asin. Reseptor ini banyak didapatkan pada papila Foliata.

Gangguan pada pengecapan ini telah dibuktikan bahwa pada penderita hipertensi terjadi penurunan rasa pengecap asin, oleh karena itu pada penderita hipertensi di anjurkan penurunan konsumsi rasa asin baik yang berasal dari garam dapur maupun yang dari Monosodium Glutamat (MSG), karena kandungan natrium akan mengikat air lebih banyak yang menyebabkan terjadinya retensi air sehingga tekanan darah makin meningkat.

(14)

yang berasal dari NaCl. Jika terdapat peningkatan natrium maka natrium akan ditarik kembali dan dikeluarkan melalui ECF dan dikeluarkan bersama sekresi tubuh di antaranya pada lambung, usus, cairan pancreas, empedu dan saliva.

Sensasi rasa asam ditimbulkan oleh bahan asam, dengan cara merangsang pada reseptor ionotropik. Reseptor rasa asam merespons ion H+ (proton) yang terdapat pada larutan atau makanan yang bersifat asam. Bahan asam ini akan berikatan dengan reseptor site

reseptor pengecap. Rasa asam ini merupakan sensasi rasa yang hampir sebanding dengan logaritma dari konsentrasi ion hidrogen, artinya semakin asam maka semakin kuat sensasi yang terbentuk. Adanya bahan asam pada taste buds akan menghambat saluran K+ dan terjadi depolarisasi, kemudian Ca2+ masuk dan terjadi pelepasanneurotransmiter pada presinaptik dengan meningkatkan

firing level pada saraf eferent primer. Faktor yang memengaruhi timbulnya kepekaan rasa asam adalah intensitas ion larutan dan muatan listrik membran reseptor. Gangguan homeostasis dengan menurunnya kepekaan indera rasa pengecap asam telah dibuktikan, rasa asam juga akan menurun pada penderita gagal ginjal stadium 5 yang disebabkan oleh gangguan metabolik asam akibat asidosis. Peningkatan rasa asam juga disebabkan masuknya makanan basi yang ditimbulkan kerja mikroorganisme dalam makanan.

Reseptor rasa manis dapat merasakan bahan manis yang akibat ikatan dengan adenilat siklase, sehingga terjadi elevasi

cAMP. Keadaan ini menyebabkan protein kinase A (PKA) memediasi fosforilase ion K+ serta menghambat salurannya sehingga terjadi depolarisasi. Pemanis rasa mengaktifkan reseptor ionotropik yang berhubungan dengan saluran kation, dan GPCRs yang berhubungan dengan PLC untuk memproduksi IP3 dan melepas Ca2+ dari simpanan intrasel. Gula alami mengaktifkan GPCRs melalui AC untuk memproduksi cAMP. Pengaktifan ini untuk menghambat saluran K+ basolateral melalui fosforilasi oleh cAMP dan aktivasi

(15)

pada amiloride sensitive sodium channel (ASSCs) pada saat depolarisasi.

Rasa manis merangsang molekul manis yaitu rangsangan metabotropik yang mengaktivasi Gprotein, cAMP dan PKA yang mengakibatkan fosforilisasi saluran K+ sehingga saluran K+ menutup. Keadaan ini menyebabkan timbulnya depolarisasi dan sensasi rasa manis. Rasa manis ini akan menurun pada orang yang mempunyai kebiasaan makan pedas, karena stimulasi VR1 ( Vanilla-receptor 1) yang terdapat pada capsaicin maka terjadi hambatan pada fosforilisasi saluran K+ sehingga sensitivitas rasa manis menurun. Pada orang coba yang memakan coklat terjadinya perubahan pada saraf otonomik, selain itu juga terjadi peningkatan aktivitas otak yang ditunjukkan oleh peningkatan sirkulasi dalam otak regional cerebral blood flow (rCBF) dan terjadi rasa senang. Daerah otak yang meningkat aktivitasnya yaitu pada daerah girus parahipokampal, caudomedial orbitofrontal corteks (OFC), caudolateral dan prefrontal.

(16)

muatan akibat terhambatnya transpor K+ ke luar sel, sehingga menimbulkan depolarisasi. Terjadinya depolarisasi menyebabkan Ca2+ ekstraseluler masuk ke intraseluler, IP

3 menarik keluar Ca2+ dari endoplasmik retikulum dan mitokondria sehingga Ca2+

ic meningkat. Depolarasi akan mengaktifkan saluran K+, sementara IP3 menimbulkan dilepaskannya Ca2+

ic serta mengaktif kan saluran K+ dan dapat juga mengaktifkan PLC yang mengakibatkan dilepaskannya Ca2+ lebih banyak lagi. Hal ini akan menyebabkan peningkatan aktivitas Ca2+

ic yang memicu dilepaskannya neurotransmiter sehingga dirasakan pahit di rongga mulut.

Penelitian lain menunjukkan bahwa rangsangan pahit kafein dan teofilin menyebabkan peningkatan cGMP secara cepat dan segera menghasilkan soluble guanilil siklase (GC). Kafein saja mengakibatkan hambatan kerja pada satu atau beberapa

fosfodiesterase.

(17)

pada beberapa orang, tetapi pada beberapa orang tidak terasa pahit. Pada umumnya, manusia mempunyai gen yang dapat mendeteksi 25 reseptor pahit (T2Rs) yang berbeda.

Umami adalah rasa pengecap dasar yang kelima yang kualitas rasa secara primer ditimbulkan oleh asam amino yang banyak terdapat pada protein daging, kaldu ayam ikan, beberapa jenis keju dan legum misalnya L-glutamat. Transduksi umami ini melalui reseptor ionotropik dan metabotropik, G-protein-coupled glutamate receptors. Pada reseptor ini terlihat adanya metabotropik glutamat receptor (mGluR4) sebagai mediator pengecap umami. Ikatan dengan reseptor menyebabkan aktivasi G protein yang menyebabkan meningkatnya Ca2+

ic. Reseptor glutamat (GluRs) pada taste buds tikus juga dapat di aktifkan dengan masuknya ion Ca2+ melalui reseptor non NMDA hal ini akan memperkuat depolarisasi.

Rasa umami juga didapatkan dari ikatan asam amino termasuk asam glutamat yang mengambil alih reseptor Gprotein yang terikat pada heterodimer protein subunit T1R1 dan T1R3. Terdapat juga laporan yang mengatakan reseptor metabotropik glutamat (mGluR4) dan reseptor N-Methyl-D-aspartate (NMDA) juga berperan terhadap persepsi rasa umami.

(18)

merangsang otak untuk mengeluarkan endorfin. Kondisi ini akan dapat menghilangkan rasa nyeri dan menimbulkan perasaan lebih enak.

Kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi rasa nyeri bersifat subjektif serta tergantung kondisi pada saat itu. Persepsi rasa nyeri berbeda pada saat menstruasi, hamil, siang atau malam, serta adanya co stimulus, sehingga rasa nyeri bisa dikurangi. Faktor perilaku dan emosi dipengaruhi oleh sistem limbik yang sangat tergantung dari pengendalian emosi seseorang. Keadaan senang atau tidak senang dihubungkan dengan punishment center maupun

rewards center, keadaan ini akan menurunkan atau meningkatkan persepsi rasa nyeri.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa hubungan neuroepitelium antara sel indera rasa pengecap dalam rongga mulut dan pada epitel dengan didapatkannya gustducin yang juga terekspresi pada permukaan epitel lambung dan usus. Penemuan ini mendasari bahwa ada dasar yang sama secara molekuler dan seluler untuk reseptor kimia.

Kondoh et al., dalam penelitiannya L-Glutamat mempunyai multifungsi dalam persepsi, metabolisme intermedier dan eksitasi neurotransmisi. Reseptor L-glutamatedalam aktivasi gut-brain axis

(19)

Hadirin yang saya hormati,

Perlu lagi diperhatikan bahwa pada saat membersihkan gigi dari kotoran dalam rongga mulut dipakai bahan penggosok gigi berupa pasta, atau lasim disebut odol. Salah satu komponen pasta adalah bahan pembersih yang disebut SLS (Sodium Lauryl Sulphate) adalah suatu anionic surfactant yang dipakai untuk pembersih rumah tangga, seperti shampo, foam untuk bercukur, sabun cair, sabun cuci mobil bahkan bahan pembersih lantai. Fungsi SLS sebenarnya adalah untuk menurunkan tegangan permukaan larutan sehingga dapat melarutkan minyak serta membentuk mikro emulsi yang membentuk busa. Hampir 99�� jenis pasta gigi yang menggunakanHampir 99�� jenis pasta gigi yang menggunakan SLS sebagai salah satu bahan kandungan untuk membentuk busa.

Telah dilakukan penelitian tentang penurunan kepekaan rasa pengecap asam dan manis beberapa menit setelah gosok gigi. Perubahan rasa ini merupakan peringatan bahwa bahan yang masuk ke dalam rongga mulut ini merupakan bahan yang perlu diwaspadai terhadap sel-sel di rongga mulut. SLS menyebabkan denaturasi polipeptida molekul protein sehingga protein transmembran mengalami perubahan struktur protein. Keadaan ini menyebabkan tastan tidak mencapai reseptor pada mikrovili di lidah yang berakibat terjadinya perubahan sensitivitas rasa. Penggunaan SLS yang berlebihan juga dapat menyebabkan iritasi pada rongga mulut, ulserasi yang parah, penurunan kelarutan saliva. Batas pemakaian SLS yang perbolehkan dalam pasta gigi adalah 1–2�� sedangkan pemakaian rata-rata SLS dalam pasta gigi di pasaran adalah sebanyak 1,5–5��. Prosentasi yang berlebih akan menimbulkan kelainan iritas maupun terjadinya sariawan akibat akumulasi SLS. Untuk itu perlu dicari bahan dasar yang berasal dari tanaman sebagai pengganti SLS untuk fungsi pembersih.

(20)

bagaimana pasta untuk anak-anak yang kebanyakan tidak sengaja ditelan?

Hadirin yang saya hormati,

Peran Salia pada Indera Rasa Pengecap

Untuk membantu kerja organ dalam rongga mulut dibutuhkan juga cairan rongga mulut yang disebut saliva, yang dihasilkan oleh kelenjar saliva mayor: parotis, sub maksimalis, sub mandibularis dan sub lingualis, serta kelenjar minor: von Ebner. Kelenjar saliva ini mensekresikan dan mengandung air, elektrolit, ensim, hormon, antibodi dan musin. Saliva mempunyai banyak fungsi baik fisiologis maupun biokimia tergantung kebutuhan.

Pada analisis proteomik didapatkan 310 protein dalam saliva, yang telah teridentifikasi sejumlah 111 protein. Di masa depan pemeriksaan fisiologis maupun patologis lebih menguntungkan dilakukan dari saliva dibandingkan dari serum, karena mudah digunakan, secara simultan dan cepat untuk mendeteksi protein dan asam nukleat di dalam saliva, deteksi biomarker saliva ini dapat digunakan dalam klinik gigi.

Penurunan kecepatan aliran saliva, sekresi protein antimikroba, dan aktivitas PMN saliva merupakan faktor risiko kandidiasis, juga berkaitan dengan penuaan dan penyakit sistemik.

Banyak manfaat saliva, yaitu:

1. Sebagai material diag nostik untuk memantau karies, periodontitis, penyakit kelenjar saliva, mengetahui kelainan karsinoma oral dan penyakit sistemik diabetes, artritis, penyakit jantung, HIV, berbagai bentuk paparan senyawa toksik;

2. Sebagai biomarker status kesehatan dan penyakit;

3. Media yang ideal untuk mendeteksi marker proinflamatori yang berasal dari mukosa dan granulotipe; serta

(21)

Riset saliva dapat berkembang dengan pesat melalui pendekatan metabolik, genomik, proteomik, dan bioinformatik.

Dari paparan di atas dan mengingat perkembangan ilmu yang begitu pesat menunjukkan bahwa profesi dokter gigi bukan hanya menangani penyakit gigi saja serta gangguan pada rongga mulut dan rahang yang akan memengaruhi proses bicara, pengunyahan dan penelanan, tapi sudah berkembang ke arah gangguan lainnya, dan ternyata rongga mulut termasuk lidah dapat membantu diagnose adanya gangguan homeostasis dalam tubuh, Tentu saya tidak mengusulkan namanya menjadi dokter lidah atau dokter rongga mulut.

Hadirin yang saya muliakan,

Dari uraian di atas, maka disimpulkan bahwa:

– Lidah merupakan alat pengecap yang berperan besar dalam merasakan suatu makanan. Nafsu makan seseorang karena rangsangan rasa pengecap dipengaruhi indera pembau, suhu, taktil, kinestetika rahang. maupun memori/sistem limbik seseorang.

(22)

– Rasa pedas merangsang VR1 sehingga timbul vasokonstriksi pada pembuluh darah setempat yang berakibat terjadi peningkatan vaskulasisasi.

– Ada hubungan antara rasa pengecap pada rongga mulut dengan bagian tubuh lain secara neuroepitel maupun secara biokimia dengan sistem pencernaan dalam tubuh, dan organ lain.

– Pemeriksaan fisiologis maupun patologis lebih menguntungkan dilakukan dari saliva dibandingkan dari serum, karena mudah digunakan, secara simultan dan cepat untuk mendeteksi protein dan asam nukleat, deteksi biomarker saliva ini dapat digunakan dalam klinik gigi.

Harapan ke Depan

Ilmu Biologi Oral ini merupakan jembatan bagi pengetahuan yang menunjang klinik Kedokteran Gigi, maka pemahaman basic medical science ini sangat diperlukan dan perlu diperkuat, dan metode pembelajaran Student Centre Learning (SCL) dengan

Problem Based Learning (PBL) dengan kuliah konvensional basic medical science yang dilaksanakan di Kedokteran Gigi Unair tetap digunakan karena sangat membantu mahasiswa secara mandiri untuk cepat mengerti memecahkan masalah yang dihadapinya.

Penelitian-penelitian dasar, biomolekuler maupun terapan perlu ditingkatkan bagi para mahasiswa, PPDGS, dan S2 maupun para dosen sehingga dapat ditemukan penemuan atau metode baru yang sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kedokteran gigi. Perlu adanya pohon penelitian secara integrated untuk mempercepat optimalisasi penelitian.

(23)

bahwa ilmu yang didapatkan dari perguruan tinggi hendaknya dapat dimanfaatkan bagi masyarakat.

Khususnya bagi para mahasiswa diharapkan terus giat dalam belajar dan tingkatkan prestasi anda karena anda merupakan generasi penerus bangsa. Dukungan sarana dan prasarana sangat dibutuhkan untuk menunjang proses belajar mengajar tersebut sehingga menjadikan lulusan Universitas Airlangga khususnya FKG lebih berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi.

Hadirin yang saya hormati,

Dalam kesempatan yang amat berbahagia ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Pemerintah Republik indonesia, dalam hal ini Menteri Kementerian Pendidikan Nasional Prof. Dr. Ir. Muhammad Nuh, MA dan Rektor Universitas Airlangga Prof. Dr. H. Fasichul Ikhsan, Apt

beserta para Wakil Rektor yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk mengemban jabatan sebagai Guru Besar pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga. Kepercayaan ini semoga dapat mendorong keyakinan saya untuk selalu meningkatkan pengabdian kepada bangsa dan negara.

Kepada yang terhormat Mantan Rektor Universitas Airlangga

Prof. Abdul Gani, SH (Alm.), Prof. Dr. Marsetio Donosepoetro, dr., Sp.PK(K), Prof. R. Soedarso Djojonegoro, dr., AIFM,

Prof. H. Bambang Rahino Setokoesoemo, dr, Prof. Soedarto, dr., DTM&H., Ph.D., Sp.Par dan Prof. Dr. Med. Puruhito, dr., Sp.BTKV, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk bekerja dan mengabdi sebagai dosen dan mengikuti Program Pascasarjana di Universitas Airlangga.

(24)

1980 Almamater telah memberi kepercayaan kepada saya untuk menjadi Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Unair, sampai pada tahun 2008 menjadi Ketua Departemen Biologi Oral.

Terima kasih sebesar-besarnya kepada Ketua dan Sekretaris Senat Universitas Airlangga Prof. H. Sam Soeharto, dr., Sp.MK

dan Prof. Dr. Noor Cholis Zaini, Apt, dan sekretais pendahulu

Prof. Dr. Frans Limahelu, SH, LLM. Dewan Wali Amanah serta para Guru Besar dalam lingkungan Universitas Airlangga, saya sampaikan terima kasih atas kesediaan mengusulkan serta menerima saya dalam jajaran Guru Besar Universitas Airlangga.

Kepada yang terhormat Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Prof. Dr. H. Ruslan Effendy, drg., MS., Sp.KG(K) beserta para Wakil Dekan, Badan Pertimbangan Fakultas, Para Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, yang telah mengusulkan dan menyetujui saya untuk diangkat menjadi Guru Besar, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya.

Kepada yang terhormat Mantan Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga, Prof. Soedarmadi, drg., ABM (alm.),

Prof. R. Hartono, drg, (alm.), Soemarsih Soentoro, drg, (alm.),

Made Rai Tjandri, drg., Sp.Perio, Bob Subiyantoro, drg., MSc, Dr. Boedihardjo, drg., M.Sc., Sp.Perio, Prof. Dr. M. Rubianto, drg., MS., Sp.Perio. Saya mengucapkan terima kasih oleh karena saya mendapatkan dorongan serta semangat untuk mencapai jabatan sebagai Guru Besar.

Ucapan terima kasih ini juga saya sampaikan:

(25)

selesainya disertasi saya dengan baik. Tanpa gelar doktor ini jabatanTanpa gelar doktor ini jabatan Guru Besar mustahil akan tercapai.

Kepada Prof. Dr. Eddy Soewandojo, dr., Sp.PD-KPTI, selaku Ko-Promotor-1, saya ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya, dan penghargaan yang setinggi-tingginya, yang telah memberikan bimbingan penelitian di Poli Penyakit Dalam RSU Dr. Soetomo dan saran pada penelitian untuk disertasi saya.

Prof. Dr. Sunarko Setyawan, dr., MS (alm), sebagai ko-promotor 2 yang selalu dengan tulus ikhlas membantu memecahkan masalah ilmu yang saya hadapi. Semoga Allah membukakan pintu surga bagimu.

Dengan terlaksananya pengukuhan ini, perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

Prof. Dr. Marsetyawan, dr dosen Fakultas Kedokteran UGM yang telah memberi masukan sewaktu saya meyelesaikan program doktor.

Hadi Soedaryanto, drg yang dengan kasih sayangnya seperti terhadap anak sendiri, selalu mengarahkan saya dalam pekerjaan secara optimal, terima kasih dan semoga Allah memberikan perlindungan kepada keluarga.

Prof. Retno L. Soebagjo, MHPed (alm), drg. Koentjoro Ongkowidjojo, drg. Syafiin, Oembar, drg. Anie Surasmini, drg. Soewarni, drg. Mahajatma Soendoro yang telah membimbing dalam bidang ilmu Biologi Oral.

(26)

M.Kes, Annissa Chusida, drg., M.Kes, Dr. Ira Arundina, drg., MSi, Christian Khoswanto, drg., M.Kes, Dr. Theresia Indah Budhy S., drg., M.Kes, Rini Deijanti Ridwan, drg., M.Kes, Bambang Sumaryono, drg., M.Kes, Wisnu Setyari Juliastuti, drg., M.Kes, Hendrik Setia Budi, drg., M.Kes, Pratiwi Soesilowati, drg., M.Kes, drg. Rina Sugiharto, MS, drg. Tantiana, MS, drg. Indeswati Dyarti, MS, Edhi Jularso, drg., MS, Sidarningsih, drg., M.Kes, Dr. Agung Sosiawan, drg., M.Kes, terima kasih atas kerja kerasnya bersama dalam membangun Ilmu dan mengembangkan Departemen Biologi Oral FKG Unair sebagai dasar ilmu di Kedokteran Gigi Universitas Airlangga dan menjadi panutan dari Universitas lain.

Departemen Ilmu Faal FK Unair, dengan Ketua Departemen

Harlina Soetjipto, dr., MS, beserta staf Prof. Dr. Harjanto JM., dr., AIFM, Choesnan Effendi, dr., AIFM, Adrianta Surjadhana, dr., AIFM, Tjitra Wardani RW, dr., MS, Prof. Dr. Paulus Liben, dr., MS, Dr. Elyana A Suhartono, dr., MS., Dr. Ngakan Made R.W., drh., MS, Dr. Anwar Ma’ruf, drh., M.Kes, Gadis Meinar Sari, dr., M.Kes, Lilik Herawati, dr., M.Kes, Purwo Sri Rejeki, dr., M.Kes, Bambang Purwanto, dr., M.Kes, Raden Argarini, dr, Kristanti, dr. Hayuris KS., dr, Ratna Damayanti, drh., M.Kes, Kuncoro PS., drh., M.Kes, Bachtiar Hermawan, dr., MS, (alm), dr. Iskandar Hidayat, MS. (alm.), dr. Ach. Djatmiko, M.Kes. (alm), dr. Djoko Sutikno, MS., dr, R.M. Tauhid Al-Amien, MSc, dr. Muhammad Cholil Munif, dr. Sri Hendromartono, MS.

Guru saya Prof. Dr. dr. R. Soekarman (alm.), Prof. Dr. dr. Lukas Widyanto, Prof. dr. Martin Setiabudi, Ph.D. terima kasih atas bimbingan dan arahannya.

(27)

Harjanto JM, dr., MS, Prof. Hendy Muagiri Margono, dr., Sp.KJ, Prof. Dr. Suharto, dr., M.Sc., DTM&H., Sp.PD-KTI, Prof. Dr. Wurlina, drh., MS, Dr. Bambang Poernomo S., drh., MS, Prof. Dr. Sukardiman, Drs., MS, Dr. Mangestuti Agil, MS., Apt, Indriyatni Uno, drg, Prof. Dr. Edy Raharjo, dr., Sp. A N, Dr. Bambang Prajogo EW., MS, Dr. Aty Widyawaruyanti, M.Si, Dra. Wiwied Ekasari, M.Si, Prof. Sri Agus Sudjarwo, drh., Ph.D, Epy Muhammad Luqman, drh., M.Si, Juni Triastuti, S.Pi., M.Si, Akhmad Taufiq Mukti, S.Pi., M.Si, Puspa Erawati, Ir, Welina RK, Ir, Tri Anggono Priyo, Drs, Suryani Dyah Astuti, Dra., MS, Prof. Dr. Arsiniati M. Brata-Arbai, dr., Sp.GK., DAN, Widayat Sastrowardoyo, dr., Sp.FK, Ipung Puruhito, dr., Sp.PD., Djuharto Sutanto, dr., SH., MHum, Yudhi Perdana, dr., Wahju Suprapto, Ir, Maya Septriana, S.Si., Apt semoga Allah melindungi kita semua, memberi kesehatan, kekuatan serta kesabaran.

Guru dan dosen saya sejak menuntut ilmu di Taman Kanak-kanak sampai dengan program Doktor di Pascasarjana Universitas Airlangga.

Semua rekan seangkatan Program S3 Pascasarjana Studi Ilmu Kedokteran Universitas Airlangga TAHUN 2001/2002.

Seluruh mahasiswa S1 terutama mahasiswa skripsi dan wali, S2 Program Spesialis dan S3 dan di FKG serta D3 BATTRA FK, Universitas Airlangga, semangat anda sekalian membuat saya lebih terpacu untuk mendalami Ilmu Faal dan Biologi Oral beserta permasalahannya yang sedemikian luas.

(28)

dalam kehidupan saya. Semoga semakin banyak yang bisa kita kerjakan untuk negara dan bangsa.

Ayahanda R. Agoes Hartono Tirtodarmo (alm.) yang menanamkan bahwa warisan ilmu lebih penting daripada harta, dan ibunda R.Aj. Mariati Purbo Adikusumo (almarhumah) yang saya cintai, yang selalu mendidik mengajarkan strategi dalam kehidupan serta telah ikut mendidik dan membesarkan ketiga buah cinta kami dengan penuh kasih sayang yang tulus ikhlas. Doa dan restu yang tak henti-hentinya selalu beliau berdua panjatkan untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya untuk kami, ajaran disiplin, jujur, dan selalu terbuka dan rela membantu kepada lingkungan sekitar serta menjadi manusia yang berguna bagi bangsa, negara dan agama. Semoga persembahkan gelar jabatan tertinggi saya ini bisa membalas sebagian pengorbanan Bapak dan Ibu dan semoga amal ibadahnya diterima dan dilipatgandakan Allah swt. serta dimaafkan segala kesalahan dan dosanya sehingga terbebas dari api neraka. Semoga persembahan saya akan mengangkat Bapak dan Ibu ke surga.

Kedua mertua saya: ayah H. Abdullah Dukalang Mooduto

(alm.) dan ibu Helena Baginda Mooduto (almh.) yang sangat saya cintai, terima kasih telah mau mempercayai saya dan menerima saya sebagai pendamping putra terakhirnya. Semoga amal ibadah beliau diterima Allah swt. dan diampuni dosanya.

Adikku yang tersayang Agatha Maharani Tirtodarmo, dr., Sp.PD, dan Poernomo Prabowo Tirtodarmo, SH terima kasih atas doa dan segala pengertiannya.

Ayundaku Jetty Rothman Barozie, yang selalu mencintai saya dan mendoakan, terima kasih dan maaf atas segala kesalahanku.

Yuk Hetty (alm), Yuk Penny, Yuk Sih (alm), Anik Salim, Andiek,

Giri, Udiek, Reni, Babab, Ade, Endah dan Riri Haryono MT,

(29)

Keluarga besar RP Poerbo Adikusumo dan R. Tirtodarmo

beserta Keluarga Besar Tirto dan Poerbo yang lain, Keluarga Mooduto dan Baginda, terima kasih atas suasana keakraban, doa dan restu yang selalu dilimpahkan kepada saya dan keluarga.

Kakak ipar saya tercinta Dr. H. M. Arie Mooduto, Drs dan isteri Dr. Hj. Siti Sundari, S.H., MH, Laksamana Pertama Rudy Mooduto, S.E., Hj. Ina Mooduto, dan suami Dr. H. Muhammad Nur, SH., M.Si., yang selalu memberi semangat, mendoakan membantu khususnya memberi dorongan dan nasihat.

Akhirnya terima kasih kepada suami tercinta Prof. Dr. H. Latief Mooduto, drg., MS., Sp.KG(K) telah mendampingi saya selama hampir 30 tahun dalam suka duka, selalu siap sedia membantu, memberi masukan dalam semua langkah dalam kehidupan saya. Kepada ketiga buah cinta kami tersayang, Ajeng

beserta suami Aswin dengan buah hatinya Aurel; Nanda yang selalu siap membantu dan Putri yang atlit atletik lari, peraih medali emas, perak dan perunggu pada Spesial Olympic Indonesia (SOIna) di dalam negeri maupun SOI luar negeri. Keceriaan, kerukunan dan pengertian serta prestasi kalian dalam bidang masing-masing dengan fasilitas seadanya, cukup membanggakan Ibu. Maafkan Ibu tidak bisa memenuhi keinginan kalian secara maksimal baik moril maupun materiil, Ibu hanya memberikan kail, sementara kembangkan potensimu masing-masing, masa depan kehidupan ini mutlak untukmu. Semoga Allah melindungimu. Terima kasih anak-anakku, sekali lagi terima kasih.

Kepada para mahasiswa yang tergabung dalam Tim Paduan Suara yang secara hikmat telah mengumandangkan lagu-lagu kebesaran Universitas Airlangga dan lagu-lagu nasional dalam pengukuhan ini saya sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih.

(30)

membantu dari saat upacara sampai selesai hingga terlaksana dengan lancar saya sampaikan terima kasih atas nama saya.

Akhir kata bahwa kesempurnaan itu ada pada Allah semata, apabila ada hal yang kurang berkenan selama ini, itu karena kekhilafan semata dan dengan kerendahan hati saya mohon sekali lagi maaf sebesar-besarnya. Semoga Allah akan membalas budi baik semuanya, dan selalu meridhoi kita sekalian, serta semoga hasil kerja keras saya ini semuanya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, umat manusia pada umumnya.

Ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua undangan yang telah meluangkan waktu menghadiri acara ini dengan penuh kesabaran dan perhatian dalam mendengarkan pidato pengukuhan ini sampai selesai.

Wabillahi taufiq wal hidayah wa ridho wal’inayah,

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Baryshnikov SG, 2003. Rogachevskaja OA and Kolesnikov SS. Calcium Signaling Mediated by P2Y Receptors in Mouse Taste Cells. J Neurophys. 90: 3283–3294.

Berman DE, Hazvi S, Neduva V, Dudai Y, 2000. The Role of Identified Neurotransmitter Systems in the Response of Insular Cortex to Unfamiliar Taste: Activation of ERK1-2 and Formation of a Memory Trace. J of Neurosci. 20(18): 7017–7023

Bradley RM, King MS, Wang L and Shu X, 1996. Neurotransmitter and Neuromodulator Activity in the Gustatory Zone of the Nucleus Tractus Solitarius. Chem Sens, 21(3): 377–385.

Caicedo A, Pereira E, Margolskee RF, Roper SD, 2002. Role of theRole of the G-Protein Subunit a-Gustducin in Taste Cell Responses to Bitter Stimuli. J of Neurosci. 23(30): 9947–9952.

Chaudhari N, Roper SD, 1998. Molecular and Physiological Evidence for Glutamate (Umami) Taste Transduction via a-G Protein-Coupled Receptor Annals of the New York: Acad Sci. 855: pp. 398–406.

Chenghua D, Xiaogang S, 2002. Tongue figure and Traditional Chinese Medicine. Peoples Med. Publ House. China. pp. 564–570. Doty RL, 2003. Smell and taste complaints. J Neurol Neurosurg andJ Neurol Neurosurg and

Psyc. 74: 142.

Dudai Y, Abrams D, Berman DE, Dukler S, Hazvi S, Lamprecht R, Rosenblum K, Sherafi A, 2002. The Taste of Memories:The Taste of Memories: Mechanisms of Taste, Odor and Flavor Memory in Rat Brain. Nerv Syst and Brain: 248–249.

Feng W, Liu G, Allen PD, Pessah IN, 2000. Transmembrane Redox Sensor of Ryanodine Receptor Complex-J Biol Chem. 275(46): 35902–35907.

(32)

Green BG, Schullery MT, 2003. Stimulation of Bitterness by Capsaicin and Menthol: Differences between Lingual Areas Innervated by the Glossopharyngeal and Chorda Tympani Nerves. Chem Senses. 28: 45-55.

Hatae N, Sugimoto Y and Ichikawa A, 2002. Prostaglandin Receptor: Advances in the Study of EP3 Receptor Signaling. J. Biochem. (131)6: 781–784.

Hofer D, Puschel B, and Drenckhahn D. Taste receptor-like cells in the rat gut identified by expression of a-gustducin. Proc. Natl. Acad. Sci. USA. Vol. 93, pp. 6631–6634, June 1996.

Katz DB, Nicolelis MAL, Simon SA, 2000. Nutrient Tasting andNutrient Tasting and Signaling Mechanisms in the Gut IV. There is more to taste than meets the tongue. AJP. Gastrointest Liver Physiol. 278: G6–G9.

Kaya N, Shen T, Lu Shao-gang, Zhao Fang-li, Herness S, 2004. A Paracrine Signaling Role For Serotonin in Rat Taste Buds: Expression and Localization of Serotonin Receptor Subtypes. AJP Regul Integr Comp Physil. 286: R649–R658.

Kondoh T, Mallick HN and Torii T 2009. Activation of theActivation of the Gut-brain A xis by Dietary Glutamate and Physiologic Significance in Energ y Homeostasis. Am J Clin Nutr, 90(3): 832S–837S.

Lindemann B, 1996. Taste Reception. Physiol Rev. 76(3): 718–766.Physiol Rev. 76(3): 718–766. Margolskee RF, 1998. The Biochemistry and Molecular Biology of

Taste Transduction. Curr Opini Neurobiol. 3: 526–531.Curr Opini Neurobiol. 3: 526–531.

(33)

RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Prof. Dr. Jenny Sunariani, drg., MS

NIP : 130 937 958

Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 7 Februari 1953

Agama : Islam

Pangkat : Pembina (IV/a)

Jabatan : Guru Besar (TMT 1 Juli 2009)

Jabatan Struktural : Ketua Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga Alamat Kantor : Jl. May jen. Prof. Dr. Moestopo 47,

Surabaya

Alamat Rumah : Jl. Semolowaru Tengah IX/33, Surabaya 60119

Status Perkawinan : Kawin

Nama Suami : Prof. Dr. Latief Mooduto, drg, MS., Sp.KG(K)

Jumlah Anak : tiga (3) orang

1. Ajeng Savitri Mooduto, SE

2. Krishnanda Raditya Mooduto, ST 3. Putri Primadhani Mooduto

Menantu : Muhammad Aswin Marthiandy, SH., M.Hum.

Cucu : Aurelia Zohra Marthiandy E-mail : jennymdt@yahoo.com,

(34)

RIWAYAT PENDIDIKAN

Pendidikan Dasar dan Menengah

1965 : Sekolah Rakyat St. Bernardus Madiun

1968 : Sekolah Menengah Pertama Negeri V Madiun 1971 : Sekolah Menengah Atas Negeri I Madiun

Pendidikan Tinggi

1978 : Dokter Gigi FKG Unair Surabaya.

1987 : Magister Sains PPs Unair Surabaya (S2) 2006 : Doktor PPs Unair Surabaya (S3)

Pendidikan Tambahan

1997 : Ilmu Faal Berkelanjutan di PAU UGM Jogjakarta 1993 : PCR di PAU UGM Yogyakarta

1987–2002 : Penulisan Karya Tulis Ilmiah di FKG, Lemlit UNAIR UNM

2000 : Isolasi Plasmid/Gen Ekstrakromosomal 2005 : Pelatihan AA (Applied Aproach)

2005 : Traditional China Medicine (TCM)

RIWAYAT PANGKAT/GOLONGAN

1981 : Calon Pegawai Negeri (Gol. III/a) 1982 : Asisten Ahli Madya (Gol. III/a) 1983 : Asisten Ahli (Gol. III/b)Asisten Ahli (Gol. III/b)

(35)

RIWAYAT PEKERJAAN

1980 : Dosen di Bagian/Departemen Biologi Oral Unair 1980–2001 : Dosen di Bagian Ilmu Faal-FK UNAIR, D3

Analis Medis, Fisioterapi dan Radiologi. Dosen Medis, Fisioterapi dan Radiologi. Dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, Universitas Negeri Jember, Universitas Hang Tuah, Dosen di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Negeri Jember, Universitas Hang Tuah

1987–1988 : Dosen Pembimbing Lapangan Kuliah Kerja Nyata

1989–1993 : Staf Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Unair

1995–1998 : Tim Pembimbing Mahasiswa Berprestasi Fakultas Kedokteran Gigi Unair

1997–1999 : Tim Pembimbing Karya Ilmiah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Unair

1998–2011 : Editor Majalah Kedokteran Gigi (MKG) Unair 1996–1998 : Pengurus Persatuan Dokter Gigi Indonesia PDGI

Seksi Pengabdian Masyarakat

1999–2002 : Pengurus Persatuan Dokter Gigi Indonesia PDGI Tim HIV-AIDS HIV-AIDS

1987–2001 : Sekretaris Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia Cabang Surabaya

2003-2008 : Editor Majalah Ilmu Faal Indonesia (MIFI) 2005–sekarang : Dosen di D3 Battra (Pengobat Tradisional) FK

Unair mulai 2005

2008–sekarang : Sekretaris dan Editor Majalah Lembaga Penelitian Unair

2008–sekarang : Ketua Depertemen Biologi Oral 2008–sekarang : Anggota Tim PHKI

(36)

RIWAYAT PENGABDIAN MASYARAKAT

1988 : Ketua Panitia Pengabdian Masyarakat Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unair di Kanigoro 1991 : Anggota Penyuluhan dan Pengobatan Gigi gratis

FKG Unair di Bengkulu

1992 : Anggota Penyuluhan dan Pengobatan Gigi gratis FKG Unair di Banjarmasin

1993 : Sekretaris Panitia Pengabdian Masyarakat LPPM Unair di Ampenan Lombok

1994–1995 : Penyuluhan Gigi dan Kesehatan di RT 4/RW V Semolowaru Kec. Sukolilo.

2005 : Pembicara dalam acara Hari Kartini pada Dharma Wanita STTP Batu tahun

2009 : Peny uluha n da n Pengobata n Gig i g ratis di Nongkojajar

ORGANISASI PROFESI

1. Organisasi Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI). 2. Anggota Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia (IAIFI) 3. Anggota Persatuan Ahli Biologi Oral Indonesia (PBOI)

KEGIATAN LAIN

1. Pengurus Kelompok Penyayang Anak 2. Pengurus Kelompok Penyayang Binatang 3. Anggota Lion Clubs

4. Ketua PKK RT4/RW4 Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo

5. Sekretaris PKK RW4 Kelurahan Semolowaru, Kecamatan Sukolilo

6. Ketua dan anggota Bima71, Paguma, g@mers dan IKG

(37)

8. Anggota Pengurus Yayasan FK-KDAC (Forum Komunikasi Keluarga Dengan Anak Cacat) Surabaya

KARYA ILMIAH: (TAHUN 000 KE ATAS)

1. Jenny Sunariani. Pengalihan perhatian sebagai usaha untuk menurunkan persepsi rasa nyeri. Majalah Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga. Vol. 33 No. 3, Apr–Jun. 2000.

2. Jenny Sunariani, Hadi Soedarjanto, Harlina Soetjipto, Anissa Chusaida, Gadis Meinar Sari. Pengaruh alkohol terhadapPengaruh alkohol terhadap penjalaran impuls pada tikus putih. Majalah Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti. Vol. 5 No. 1, Jul–Sept. 2000.Vol. 5 No. 1, Jul–Sept. 2000.2000.

3. Jenny Sunariani, Djodi Asmara. Molar Ketiga Rahang Bawah sebagai Penyebab Kaku Kuduk (Laporan Kasus). Disajikan pada Kongres Nasional VIII Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia. Di Westin Surabaya. 10–12 Agustus 2000. Dimuat dalam majalah PABMI (Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia) 4. Jenny Sunariani. Peran Irama Sirkadian Pada Persepsi Rasa Nyeri Perikoronitis. Disajikan pada Kongres Nasional VIII Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia. Di Westin Surabaya. 10–12 Agustus 2000. Dimasukkan dalam majalah PABMI (Persatuan Ahli Bedah Mulut Indonesia).

5. Jenny Sunariani. Peran Beta Endorfin Pada Penjalaran Impuls Rasa Nyeri. Disajikan pada Ceramah Ilmiah Ikatan Ahli Ilmu Faal Cabang Surabaya, 24 Oktober 1999.

6. Jenny Sunariani, Latief Mooduto. Peran Kortisol pada Rasa Nyeri Pulpitis. Dimuat dalam Majalah Kedokteran Gigi – FKG Surabaya, September 2002.

(38)

8. Ambar Widyastuti, Jenny Sunariani, Anis Irmawati. Difference of Saliva pH at Pregnant Woman Trimester I and Unpregnant Woman. Dipresentasikan ceramah Internasional dalam on the 8th SEAES Conference 12th IPS Congress 15th Scientific Seminar 23–25 May 2005 Inna Grand Bali Beach Hotel - Sanur, Bali Indonesia.

9. Lutfiana Rosyidah, Jenny Sunariani, Anis Irmawati. Perbedaan Sekresi Saliva yang Disebabkan oleh Kecemasan pada Waktu Perawatan Kedokteran Gigi. Dimuat dalam Kongres Nasional I Perhimpunan Psikoneuroimunologi Indonesia, 30–31 Juli 2005. 10. Eric Prasetyo, Jenny Sunariani. Mekanisme Fasilitasi Visual

Sebagai Pengalihan Rasa Nyeri Selama Preparasi Kavitas. Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal) Edisi Khusus Timnas IV 11–13 Agustus 2005 ISSN. 0852-9027 terakreditasi No.34/Dikti/ Kep.2003.

11. Kasmawati, Jenny Sunariani. The Role of Interleukin-1b, Interleukin-6, Tumor necrosis factor (TNF)-a- and Interferon(IFN)–g in Bone Remodelling Proces During

Orthodontic Treatment. Majalah Kedokteran Gigi (Dental Journal) Edisi Khusus Timnas IV 11–13 Agustus 2005 ISSN. 0852-9027 terakreditasi No. 34/Dikti/Kep. 2003.

12. Jenny Sunariani. Mekanisme Kerja NMDA. Disajikan pada Seminar IAIFI (Ikatan Ahli Ilmu Faal Indonesia) Cabang Surabaya, 26 Agustus 2005.

13. Jenny Sunariani. Capsaicin. Disajikan pada Seminar IAIFI Cabang Surabaya 10 Oktober 2005.

(39)

15. Jenny Sunariani, En Nadia, Wisnu Setyari Juliastuti, Yuliati.

Particle Exposure of AG Alloy Metal Cast During Finishing as The Cause of Lung Fibrosis. Majalah Jurnal Kesehatan Gigi Masyarakat No.1 Agustus 2007. ISSN. 1693-6183.

16. Jenny Sunariani, Marliana Fitriyanti, Yuliati. Increasing Sound Intensity May Enhance Pain in Pulpitis Patients. Majalah Jurnal Kesehatan Gigi Masyarakat No. 1 Agustus 2007 ISSN. 1693-6183.

17. Yuliati, Saikun, Jenny Sunariani. Peningkatan Nyeri Pulpitis Akibat Perubahan Tekanan Barometer dalam Pesawat Terbang. Disampaikan pada Seminar Ilmiah Nasional XVI IAIFI Cabang Bandung, 26–28 Agustus 2007.

18. Sukainah Assegaf, Jenny Sunariani, Yuliati. The Difference of Sweet Taste Sensivity between Spicy Food Consuming Habit and Not. Disampaikan pada Seminar Ilmiah Nasional XVI IAIFI Cabang Bandung, 26–28 Agustus 2007.

19. Sandra Kartikasari, Jenny Sunariani, Yuliati. Efek Perubahan Warna Minuman Terhadap Persepsi Rasa Pengecapan. Jurnal PDGI ISSN. 0024-9548, Edisi Khusus Kongres PDGI XXIII, Maret 2008.

20. Bestari Aflah, Yulati, Jenny Sunariani. Perbedaan PersepsiPerbedaan Persepsi Pengecapan Rasa Asin A ntara Usia Subur dan Usia Lanjut. Majalah Ilmu Faal Indonesia Vol. 6 No. 3 Juni 2007. ISSN 0215-1995 Akreditasi Dirjen Dikti No. 56/Dikti/Kep/2005. 21. Jenny Sunariani. Bitter Taste In Inflammation. Majalah Ilmu

Faal Indonesia Vol. 7 No. 1 Oktober 2007 ISSN 0215-1995 Akreditasi Dirjen Dikti No. 56/Dikti/Kep/2005.

(40)

23. Endartini Kusumastuti, Jenny Sunariani, Yuliati. Perbedaan emosi akibat rasa nyeri pasca-odontektomi pada wanita pra dan pasca-menstruasi. 2007.2007.

24. Mytha Permatasari, Jenny Sunariani, Yuliati. Hipnoterapi Sebagai Kontrol Nyeri. Disajikan pada Kongres Nasional XIII IAIFI Seminar Nasional XVII IAIFI Hotel Garuda Plaza, Medan 06–08 Agustus 2008.

25. Khoirun Nisa, Jenny Sunariani, Anis Irmawati. Mekanisme Peningkatan Sensitivitas Indera Pengecap Umami akibat pemberian Monosodium Glutamat (MSG) pada usia lanjut. Disajikan pada Kongres Nasional XIII IAIFI Seminar Nasional XVII IAIFI Hotel Garuda Plaza, Medan 06–08 Agustus 2008. 26. Olivia Saputra, Jenny Sunariani, Anis Irmawati. Korelasi

Antara Massa Tubuh dengan Sensitivitas Indera Pengecap Rasa Manis. Disajikan pada Kongres Nasional XIII IAIFIDisajikan pada Kongres Nasional XIII IAIFI Seminar Nasional XVII IAIFI Hotel Garuda Plaza, Medan 06–08 Agustus 2008.

27. Jenny Sunariani. Effect Of IL-1 and Gustducin Expression Change on Bitter Taste During Fever. Majalah Kedokteran Gigi

(Dental Journal). Vol. 41 No. 2 April–Juni 2008 ISSN. 0852-9027 Terakreditasi No. 48/Dikti/Kep/2006.

28. Umar Kasan, Jenny Sunariani. Change of IL-1 Concentration and Intracellular Calcium (Ca2+

ic) as an indicator of Increased

Bitter Taste. Folia Medica Indonesiana. Vol. 44 No. 3 July– September 2008 ISSN. 0303-7932 Accredited No. 167/DIKTI/ Kep/2007.

29. Upayati Ifarum. Anis Irmawati, Jenny Sunariani. Comparision of sour taste sensitivity between detergen tooth paste and non detergen tooth paste. Dimuat dalam e-jurnal Biology Oral FKG UNAIR Vol. 1 No. 1. September 2008. ISSN: 1979-8814.September 2008. ISSN: 1979-8814.

(41)

31. Gilang Ramadhan, A nis Irmawati, Jenny Sunariani. Perbandingan Efektifitas Hemostatik Ekstrak Daun Sirih (Piper betle L.) 35�� dengan Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajaya) 35�� pada Perdarahan Mencit (Sp. Albino Balp. C). Disajikan pada Temu Ilmiah Nasional (TIMNAS)V dan Pendidikan Dokter Gigi di Indonesia LUSTRUM XVI, JW Marriott Hotel Surabaya, 20–22 Februari 2009.

32. Amanda Adeline, Jenny Sunariani, Yuliati. Differences of Sour Taste Sensitivity in Stage Five Chronic Kidney Disease Patients and Normal Kidney Subjects. Seminar Satelit IAIFI Bogor, November 2009.

33. Jenny Sunariani. Ekspresi Gustducin pada saluran Pencernaan. Disajikan dalam Seminar Rutin Biologi Oral - FKG 2009.

34. Jenny Sunariani. Hubungan Fisiologis Neuroepitel Lidah dengan Usus. Disajikan dalam Seminar Ilmiah Rutin IAIFI cabang Surabaya, 2009.

35. Jenny Sunariani, Sunarko Setyawan, Yuliati. Effect of Gustducin and Calcium Intracelluler (Ca2+

Ic) Expression Change During

Fever. Hibah Penulisan Internasional tahun 2009.

PENERIMAAN PENGHARGAAN

1993 : Dosen Teladan I Fakultas Kedokteran Gigi

1993 : Pengabdian Masyarakat Surya Bhaskara Jaya ke XXIV Irian Jaya

2005 : Penghargaan Karya Ilmiah terbaik Temu Ilmiah Nasional (TIMNAS) IV dan Pendidikan Dokter Gigi di Indonesia Lustrum XVI.

Referensi

Dokumen terkait

dimaksud dengan tradisi Selamatan Suroan ialah suatu kebiasaan yang telah dilakukan sejak dahulu dalam suatu kelompok untuk menyambut bulan Muharram atau Suro yang dilakukan

- Saat memasukkan KA S1 dari arah Rejosari, PPKA Labuanratu telah melaksanakan prosedur pemasukan KA sebagaimana mestinya dengan memberi ijin kepada Rumah Sinyal RSA untuk

Sediaan setengah padat berbentuk bulat telur digunakan untuk 2agina... Cara penyimpanan obat di rumah tangga sebagai berikut : 1. $impan obat ditempat yang se!uk dan

Pada saat membuat fungsi SELECT, clausa SELECT dapat digunakan lebih dari

Centers on the important recognition that the 'golden age of the bourgeois home' was also 'the age of the boardinghouse,' when an estimated one-third to one-half of all urban

Penuangan aluminium ke dalam cetakan setelah tanur lebur/krusibel diangkat dari tungku lebur tidak boleh melebihi waktu 1 menit yang dapat membuat aluminium mengeras di

Hasil penelitian menunjukkan variabel citra toko yang terdiri dari produk, harga, tata ruang toko dan customer service secara simultan berpengaruh positif dan signifikan

Berdasarkan hasil analisa keragaman terhadap sabun transparan dengan konsentrasi gel lidah buaya 5, 10, 15, dan 20% pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) menunjukkan