• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI IBU TENTANG FUNGSI KELUARGA

DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN MEDAN BARU PADANG BULAN MEDAN

SKRIPSI

Oleh

Jemprianto Nababan

081121014

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Judul : Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan Nama Mahasiswa : Jemprianto Nababan

NIM : 081121014

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.kep) Tahun : 2009

Tanggal Lulus : 30 Desember 2009

Pembimbing Penguji I

... ... Siti Zahara Nasution, Skp, MNS Rika Endah N, SKp

Nip.19710305 200112 2 001 Nip. 19760120 200012 2 001

Penguji II

... Lufthiani, Skep, Ns

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah Menyetujui Skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan (S.Kep).

Medan, 30 Desember 2009 Pembantu Dekan I

... Erniyati, S.Kp, MNS

(3)

PRAKATA

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus atas berkat dan karuniaNya yang selalu menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul ” Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan ”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Siti Zahara Nasution, Skp, MNS selaku dosen pembimbing, penguji I Ibu Rika Endah, Skp dan Penguji II Ibu Luftiani Skep, Ns yang senantiasa untuk membimbing dan memberikan masukan yang berharga dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nur Asnah Skep, Ns, Mkep selaku Penasehat Akademik.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan, Ibu Erniyati Skp, MNS selaku Pembantu Dekan I dan seluruh staf administrasi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada pihak Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan mulai dari staf administrasi, Bapak Syahmadan selaku lurah Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan dan keluarga yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

(4)

menyayangiku, memberi dorongan baik moril maupun materil dan senantiasa memberikan yang terbaik untukku serta kakakku Mei Dincen Amd, adekku Zulfikar AMK dan Naomi terima kasih buat doa dan dorongannya.

Buat sahabat-sahabatku : Armando, Sihol, Abdul Muis, Robet, Asina, Friska, Eva Maria, Sulastri, Ferdina, Sonia, St. Benediktus, Mela, Erni, Eni, Lam Murni, Murniaty, Benediktus, Ratna Dahlia, Leli Faucin, Dame Ria, Yusuf, Saiful, Suheri, Jackson dan semua teman-temanku stambuk 2008 di Fakultas Keperawatan USU, yang tak tersebutkan satu persatu, terima kasih untuk semua dukungan, bantuan, perhatian dan masukan-masukanya. Terima kasih juga buat Erpinaria Saragih yang telah mengajari penulis SPSS. Terima kasih juga buat kakak kelompokku K’ Masdina, bang Marlon, bang Indra, bang Yatimin dan bang Doni terima kasih buat doa dan perhatiannya. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis.

Semoga Tuhan selalu mencurahkan berkat dan kasih karuniaNya kepada pihak yang telah menolong penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua dan untuk meningkatkan pendidikan dan pelayanan keperawatan.

Medan, Desember 2009 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Pertanyaan Penelitian ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi ... 7

2.1.1. Pengertian Persepsi ... 7

2.1.2. Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 7

2.2. Pengertian Ibu ... 9

2.3. Konsep Keluarga ... 9

2.3.1. Defenisi Keluarga... 9

2.3.2. Karakterisitik Keluarga ... 9

2.3.3. Tipe Keluarga ... 10

2.3.4. Struktur Keluarga ... 12

2.3.5. Fungsi Pokok Keluarga ... 13

2.4. Keluarga Sejahtera ... 18

2.5. Ibu Dalam Menciptakan Ketahanan Keluarga Berdasarkan Keluarga ... 21

2.6 Modernisasi bagi kehidupan wanita/ibu ... 23

2.7 Alternatif strategi untuk menghadapi modernisasi ... 26

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN 3.1. Kerangka Konsep ... 28

3.2. Defenisi konseptual dan operasional ... 29

BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian... 31

(6)

4.3. Lokasi Penelitian ... 32

4.4. Pertimbangan Etik ... 32

4.5. Instrumen Penelitian ... 33

4.6. Pengumpulan Data ... 34

4.7. Validitas dan reliabilitas instrumen ... 33

4.8. Analisa data ... 33

BAB 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil penelitian ... 37

5.1.1 Karakteristik Responden ... 37

5.1.2 Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan ... 39

5.2 Pembahasan ... 42

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 46

6.2 Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Kuesioner Penelitian

3. Jadwal Penelitian

4. Rencana Anggaran Biaya 5. Lembar Konsultasi

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi frekuensi dan distribusi karakteristik

responden ... 38 Tabel 2 Distribusi frekuensi dan persepsi ibu tentang

fungsi keluarga berdasarkan jawaban ... 41 Tabel 3 Distribusi frekuensi dan persentase persepsi responden

(8)

Daftar Skema

(9)

Judul : Persepsi Ibu tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan.

Peneliti : Jemprianto Nababan

NIM : 081121014

Jurusan : Ilmu Keperawatan

Tahun : 2009

Abstrak

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan peran. Ibu adalahh pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagian anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang persepsi ibu tentang fungsi keluarga. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan tehnik quota sampling dengan kriteria ibu yang produktif berusia 21 tahun sampai dengan 60 tahun.pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2009 dengan menggunakan kuisioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian pertama kuisioner data demografi dan bagian kedua kuisioner kuisioner persepsi ibu, jumlah total responden adalah 43 orang.

Hasil uji Cronbach Alpha kuisioner yang dikembangkan peneliti adalah 0,93 (memenuhi standar uji kelayakan kuisioner). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu mempersepsikan keseluruhan komponen fungsi keluarga bagus (97,7%), bahkan 3 (fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, dan fungsi ekonomi) dari 7 komponen dipersepsikan bagus (100%) oleh ibu. Namun dilihat dari setiap itemnya masih ada 11 pernyataan yang dipersepsikan tidak tahu (cukup bagus) oleh sebagian responden dan hanya 1 responden yang mempersepsikan fungsi keluarga cukup bagus (2,3%).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan fungsi keluarga yang diberikan ibu terhadap keluarga perlu ditingkatkan lagi dan dipertahankan dengan memberikan penyuluhan keluarga tentang fungsi keluarga.

(10)

Judul : Persepsi Ibu tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan.

Peneliti : Jemprianto Nababan

NIM : 081121014

Jurusan : Ilmu Keperawatan

Tahun : 2009

Abstrak

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan peran. Ibu adalahh pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagian anggota keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang persepsi ibu tentang fungsi keluarga. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan tehnik quota sampling dengan kriteria ibu yang produktif berusia 21 tahun sampai dengan 60 tahun.pengumpulan data dilakukan pada bulan November 2009 dengan menggunakan kuisioner yang terdiri dari 2 bagian yaitu bagian pertama kuisioner data demografi dan bagian kedua kuisioner kuisioner persepsi ibu, jumlah total responden adalah 43 orang.

Hasil uji Cronbach Alpha kuisioner yang dikembangkan peneliti adalah 0,93 (memenuhi standar uji kelayakan kuisioner). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu mempersepsikan keseluruhan komponen fungsi keluarga bagus (97,7%), bahkan 3 (fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, dan fungsi ekonomi) dari 7 komponen dipersepsikan bagus (100%) oleh ibu. Namun dilihat dari setiap itemnya masih ada 11 pernyataan yang dipersepsikan tidak tahu (cukup bagus) oleh sebagian responden dan hanya 1 responden yang mempersepsikan fungsi keluarga cukup bagus (2,3%).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan fungsi keluarga yang diberikan ibu terhadap keluarga perlu ditingkatkan lagi dan dipertahankan dengan memberikan penyuluhan keluarga tentang fungsi keluarga.

(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Keluarga pada hakekatnya merupakan satuan terkecil sebagai inti dari suatu sistem sosial yang ada dimasyarakat. Sebagai satuan terkecil, keluarga merupakan miniatur dan embrio berbagai unsur sistem sosial manusia. Suasana keluarga yang kondusif akan menghasilkan warga masyarakat yang baik karena dalam keluargalah seluruh anggota keluarga belajar berbagai dasar kehidupan masyarakat.

Perkembangan peradaban dan kebudayaan, terutama sejak IPTEK berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif. kehidupan keluargapun banyak mengalami perubahan dan berada jauh dari nilai-nilai keluarga yang sesungguhnya. Dalam kondisi masa kini, yang ditandai dengan modernisasi dan globalisasi, banyak pihak yang menilai bahwa kondisi kehidupan masyarakat dewasa ini berakar dari kondisi kehidupan dalam keluarga (Setiawati, 2009).

(12)

Sejak tiga dasa warsa terakhir peran Ibu dalam kehidupan keluarga mengalami kemajuan pesat. Dorongan utamanya adalah tuntutan ekonomi. Keluarga tidak bisa lagi mengandalkan para bapak untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara memadai. Untuk itu, para Ibu terpanggil untuk berperan, mengambil alih peran bapak yang tak mampu mencukupi. Sementara, posisi Ibu dalam rumah tangga juga mengalami perubahan, bahkan dengan cara drastis dan radikal. Wewenang dan wibawa para ibu menanjak dalam keluarga. Mereka turut memutuskan apa saja yang selama ini dipegang kaum bapak. Disamping itu, pergeseran dalam kemampuan intelektual, khususnya tingkat pendidikan kaum perempuan merupakan salah satu kunci perkembangan sekaligus masalah baru dalam keluarga. Emansipasi dalam kehidupan sosial juga turut menentukan hubungan harmonisasi antara bapak dan ibu serta anak-anak di rumah.

Dengan demikian, keluarga harus “dimanage” dengan cara yang lebih demokratis, bukan otoriter. Karena alasan atau reasoning tidak lagi dimonopoli oleh para bapak. Semua anggota keluarga mempunyai referensi yang hampir sama secara intelektual. Pemecahan masalah dalam rumah tangga, konkurensi wibawa, aset sosial ekonomi, seksual dan intelektual semacamnya tidak lagi bisa dipecahkan dengan cara- cara di masa lalu (Hnur, 2009).

(13)

2007, dari seluruh penduduk yang bekerja sebanyak 7,6 juta jiwa, 63,7 persennya adalah laki-laki dan perempuan hanya 36,3 persen (Koran Jakarta, 2009).

Peran dan tanggung jawab ibu dalam membentuk keluarga sejahtera, sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari peran dan tanggung jawab kaum bapak. Keduanya saling melengkapi dan saling mendukung. Membentuk keluarga sejahtera pada dasarnya adalah menggerakkan proses dan fungsi manajemen dalam kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu selain tugas-tugas kondrati (mengandung dan menyusui) segala sesuatu yang berhubungan dengan membentuk keluarga sejahtera haruslah elastis, terbuka dan demokratis. Tugas pokok bisa, berbeda tetapi tujuan dan acuan nilainya sama (Hnur, 2009).

(14)

terpisahkan dari peran dan tanggung jawab bapak, keluarga, masyarakat dan pemerintah (Hnur, 2009).

Dari studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, sebagian ibu mengatakan bahwa harus ikut berjuang menopang perekonomian keluarga yang tidak lagi mampu dicukup oleh suami, sebagian lagi mengatakan bahwa pekerjaan akan memberi status yang lebih baik pada lingkungan dan sosial masyarakat. Sementara bagi ibu yang memilih mendidik anak dan keluarga atau bekerja disektor informal diluar kantor, kemungkinan besar akan mendapatkan tantangan berupa perubahan nilai diakui atau tidak yang terjadi dimasyarakat dalam menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga.

(15)

1.2Pertanyaan Penelitian

Bagaimana Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan ?

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Hasil ini dapat dijadikan sebagai referensi tambahan dan masukan bagi perawat khususnya di fakultas keperawatan tentang persepsi ibu tentang fungsi keluarga.

1.4.2 Bagi Praktek Keperawatan

(16)

1.4.3 Bagi Penelitian

(17)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERSEPSI

2.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan peran (Rakhmat, 2005).

Persepsi itu bersifat individual, karena persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi dalam individu, maka persepsi dapat dikemukakan karena perasaan dan kemampuan berfikir. Pengalaman individu tidak sama, maka dalam mempersepsikan stimulus, hasil dari persepsi mungkin dapat berbeda satu dengan yang lain karena sifatnya yang sangat subjektif (Roger 1965 dalam Walgito, 2002).

2.1.2 Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Siagian (1995) ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu :

1. Diri orang yang bersangkutan, dalam hal ini orang yang berpengaruh adalah karakteristik individual meliputi dimana sikap, kepentingan, minat, pengalaman dan harapan.

(18)

persepsi orang yang melihatnya. Hal-hal lain yang ikut mempengaruhi persepsi seseorang adalah gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan lain-lain dari sasaran persepsi.

3. Faktor situasi, dalam hal ini tinjauan terhadap persepsi harus secara kontekstual artinya perlu dalam situasi yang mana persepsi itu timbul. Sementara menurut Walgito (2002) dalam persepsi individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan stimulus mempunyai arti individu yang bersangkutan dimana stimulus merupakan salah satu faktor yang berperan dalam persepsi. Berkaitan dengan hal itu faktor-faktor yang berperan dalam persepsi yaitu :

1. Adanya objek yang diamati

Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera (reseptor), dan dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf penerima (sensori) yang bekerja sebagai reseptor.

2. Alat indera atau reseptor

(19)

3. Adanya perhatian

Perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam suatu persepsi. Tanpa adanya perhatian tidak akan terbentuk persepsi.

2.2 PENGERTIAN IBU (WANITA)

Sosok ibu adalah pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagian anggota keluarga. Sosok ibu bertanggungjawab menjaga dan memperhatikan kebutuhan anak, mengelola kehidupan rumah tangga, memikirkan keadaan ekonomi dan makanan anak-anaknya, memberi teladan akhlak, serta mencurahkan kasih sayang bagi kebahagian sang anak (Tarbiyah, 2009).

2.3 KONSEP KELUARGA 2.3.1 Defenisi Keluarga

Menurut Friedman 1998 (dalam Setiadi, 2008) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama, dengan keterikatan aturan dan emosional dari individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.

2.3.2 Karakteristik Keluarga

(20)

b. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.

c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami-isteri, ayah dan ibu, anak laki-laki dan anak perempuan, saudara dan saudari.

d. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

2.3.3 Tipe Keluarga

Menurut Setiadi (2008) tipe keluarga yaitu :

1. Secara Tradisionil keluarga dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).

2. Secara Modern, berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme maka pengelompokkan tipe keluarga adalah :

(21)

b. Reconstituted Nuclear, pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami-isteri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaaan dari perkawinan lama maupun dari perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.

c. Niddle Age / Aging Couple, suami pencari uang isteri dirumah / kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.

d. Dyadic Nuclear, suami isteri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.

e. Single Parent, satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangan dan anak-anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah. f. Dual Carrier, yaitu suami isteri atau keduanya orang karier dan tanpa

anak.

g. Commuter Married, suami isteri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

h. Single Adult, wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin.

i. Three Generation, yaitu tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

(22)

k. Communal, yaitu satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

l. Group Marriage, yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak. m. Unmarried parent and child, yaitu ibu dan anak dimana perkawinan tidak

dikehendaki, anak-anaknya diadopsi.

n. Cohibing Coiple, yaitu dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

o. Gay and Lesbian Family, yaitu keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama.

2.3.4 Struktur Keluarga

Menurut Setiadi (2008), struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam :

a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

(23)

c. Matrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri.

d. Patrilokal adalah sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah.

e. Keluarga kawin adalah hubungan suami isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau isteri.

2.3.5 Fungsi Pokok Keluarga

1. Friedman (1998) fungsi keluarga yaitu :

a. Fungsi afektif, adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

b. Fungsi sosialisasi, adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meniggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi, adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

(24)

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan, yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas tinggi.

2. UU No.10 tahun 1992 PP No.21 tahun 1994 fungsi keluarga adalah : a. Fungsi keagamaan

- Membina norma ajaran-ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga.

- Menerjemahkan agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari kepada seluruh anggota keluarga.

- Memberikan contoh konkrit dalam hidup sehari-hari dalam pengamalan dari ajaran agama.

- Melengkapi dan menambah proses kegiatan belajar anak tentang keagamaan yang kurang diperolehnya disekolah atau masyarakat.

- Membina rasa, sikap, dan praktek kehidupan keluarga beragama sebagai pondasi menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

b. Fungsi budaya

- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga untuk meneruskan norma-norma dan budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan.

(25)

- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya mencari pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia.

- Membina tugas-tugas keluarga sebagai lembaga yang anggotanya dapat berpartisipasi berperilaku yang baik sesuai dengan norma bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi.

- Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan budaya masyarakat atau bangsa untuk menjunjung terwujudnya norma keluarga kecil bahagia sejahtera.

c. Fungsi cinta kasih

- Menumbuhkembangkan potensi kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga ke dalam simbol-simbol nyata secara optimal dan terus-menerus.

- Membina tingkah laku saling menyayangi baik antar keluarga secara kuantitatif dan kualitatif.

- Membina praktek kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan ukhrowi dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang.

- Membina rasa, sikap dan praktek hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

d. Fungsi perlindungan

(26)

- Membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.

- Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

e. Fungsi reproduksi

- Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya. - Memberikan contoh pengamalan kaidah-kaidah pembentukan keluarga

dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.

- Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga.

- Mengembangkan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

f. Fungsi sosialisasi

- Menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak pertama dan utama. - Menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai

pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

(27)

mental), yang tidak, kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.

- Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga bagi orang tua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

g. Fungsi ekonomi

- Melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga.

- Mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.

- Mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatiannya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang.

- Membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

h. Fungsi pelestarian lingkungan

- Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan intern keluarga.

(28)

- Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan yang serasi, selaras dan seimbang dan antara lingkungan keluarga dengan lingkungan hidup masyarakat sekitarnya.

- Membina kesadaran, sikap dan praktik pelestarian lingkungan hidup sebagai pola hidup keluarga menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

2.4 Keluarga Sejahtera

Keluarga yang dibentuk atas dasar perkawinan yang syah mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa memiliki hubungan serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (Mungit, 1996 dalam Setiadi, 2008).

Berdasarkan kemampuan keluarga untuk pemenuhan kebutuhan dasar, kebutuhan psikososial, kemampuan memenuhi ekonominya, dan aktualisasinya dimasyarakat, serta memperhatikan perkembangan Negara Indonesia menuju Negara Industri, maka Negara Indonesia menginginkan terwujudnya keluarga sejahtera. Di Indonesia keluarga dikelompokkan menjadi 5 tahap, yaitu :

1. Keluarga Pra Sejahtera

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal (kebutuhan dasar belum seluruhya terpenuhi) yaitu :

(29)

b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan dua kali atau lebih. c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk

aktivitas dirumah, bekerja, sekolah dan bepergian. d. Lantai rumah terluas bukan lantai tanah.

e. Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sarana kesehatan.

2. Keluarga Sejahtera I

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya. Pada keluarga sejahtera I kebutuhan dasar 1 sampai dengan 5 telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologisnya belum terpenuhi yaitu :

a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.

b. Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyediakan daging/ikan/telur.

c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru pertahun.

d. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap penghuni rumah.

e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat. f. Paling kurang satu anggota keluarga 15 tahun keatas berpenghasilan

(30)

g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10 – 60 tahun bisa baca tulis huruf latin.

h. Seluruh anak berusia 5 – 15 tahun bersekolah pada saat ini.

i. Bila anak hidup dua atau lebih, keluarga yang masih pasangan usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

3. Keluarga Sejahtera II

Yaitu keluarga-keluarga yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembanganya, seperti untuk kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Pada keluarga sejahtera II, kebutuhan fisik dan sosial psikologisnya telah terpenuhi (1-14 terpenuhi), namun kebutuhan pengembangan belum sepenuhnya terpenuhi antara lain :

a. Mempunyai upaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.

b. Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga. c. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan

itu dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga. d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang satu kali

per enam bulan.

f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar / radio / TV / majalah.

(31)

4. Keluarga Sejahtera III

Yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologisnya dan pengembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan teratur bagi masyarakat, seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Pada keluarga sejahtera III, kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi (1-21 terpenuhi), namun keperdulian sosial belum terpenuhi, yaitu :

a. Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial masyarakat dalam bentuk materiil. b. Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus

perkumpulan/yayasan/institusi masyarakat. 5. Keluarga Sejahtera III Plus

Keluarga sejahtera III Plus, yaitu keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi serta memiliki kepedulian sosial yang tinggi (1-23 terpenuhi).

2.5 Ibu Dalam Menciptakan Ketahanan Keluarga Berdasarkan Fungsi Keluarga

(32)

1. Fungsi keagamaan, ibu adalah contoh panutan bagi anak-anaknya. Ketekunan ibu dalam beribadah, membawa pengaruh sangat besar bagi anak-anaknya termasuk sikap dan perilaku sehari-hari yang sesuai dengan norma agama.

2. Fungsi budaya, ibu adalah contoh ideal perilaku sosial budaya yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Cara bertutur kata, bersikap, berpakaian dan bertindak yang sesuai budaya timur menjadi sesuai yang wajib dimiliki oleh seorang ibu, agar anak-anaknya juga bisa melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa dengan penuh rasa bangga.

3. Fungsi cinta kasih, ibu adalah pelopor utama dalam keluarga yang memberikan kasih sayang yang ikhlas pada anak-anak dan suami. Ibu selalu memberi nasehat yang baik dalam hubungan anak dengan anak, anak dengan orang tua, serta hubungan dengan tetangga dan kerabat, sehingga keluarga menjadi wadah utama berseminya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin.

4. Fungsi melindungi, ibu selalu berusaha menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi seluruh anak-anaknya, sehingga anak merasa nyaman dan betah tinggal dirumah.

(33)

kesehatan reproduksi remajanya sehingga tidak terjadi kehamilan remaja atau kehamilan sebelum menikah.

6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan, ibu menjadi kunci utama dalam mendidik dan mengasuh anaknya. Ibu pula yang membina anak-anaknya agar memiliki jiwa sosial yang tinggi, baik dalam pergaulan dan pandai dalam menempatkan diri dalam lingkungan sosialnya. Sehingga anak-anaknya mampu berinteraksi secara baik dengan teman, tetangga atau masyarakat sekitar.

7. Fungsi ekonomi, banyak ibu sekarang ini menjadi penyangga kedua ekonomi keluarga. Tidak sedikit pula ibu yang memiliki penghasilan lebih besar dari suami, terlebih bila ibu seorang wanita karier yang sukses.

8. Fungsi pembinaan lingkungan, ibu selalu mengajarkan anak untuk mampu menciptakan lingkungan yang sejuk dan penuh dengan kenyamanan. Ia selalu mendorong anak-anaknya untuk selalu menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya, memelihara tanaman hias, atau memanfaatkan kebun dan pekarangan untuk ditanami sayur mayur, tanaman obat dan sebagainya.

2.6 Modernisasi Bagi Kehidupan Wanita / Ibu

(34)

Istilah "moderen" itu sendiri mengkait pada banyak hal dan mempunyai banyak konotasi pula. Istilah tersebut bukan hanya untuk orang, tetapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi, kota, lembaga seperti sekolah atau rumah sakit, rumah tinggal, pakaian dan cara berperilaku. Salah satu analisis dalam studi tentang modernisasi memberikan tekanan pola-pola organisasi,dan analisis yang lain memberikan penekanan pada kebudayaan dan idealisasi. Pendekatan pertama memberi warna pada bagaimana melakukan pengorganisasian dan bertindak, sedang pendekatan yang kedua memberi warna pada cara berpikir dan perasaan. Atau dengan kata lain, yang pertama mengarah pada aspek-aspek sosiologi dan politik, sedangkan yang kedua pada sosiologi dan psikologi.

(35)

Dengan adanya perubahan yang ada pada organisasi dan individu tersebut, peran wanita menjadi berubah pula. Dalam keberadaannya, peran wanita dapat ditinjau dari dua dimensi yaitu peran terhadap atau peran mengenai dirinya sendiri, dan peran terhadap lingkungannya.

1. Peran mengenai dirinya sendiri berkenaan dengan tuntutan atau kebutuhannya. Sebagai akibat dari kemajuan ilmu dan teknologi, wanita dihadapkan pada berbagai produk kemajuan. Apabila orang-orang lain telah memanfaatkan adanya kemajuan, maka wanita mempunyai kebutuhan yang meningkat pula. Menurut Maslow, manusia mempunyai kebutuhan untuk berafiliasi agar dapat diterima oleh kelompoknya. Manifestasi dari pemenuhan kebutuhan ini, wanita melakukan hal-hal yang dulu tidak pernah dilakukan, misalnya pergi ke salon kecantikan, membuat baju dengan model yang "in" dari waktu ke waktu, mengikuti kursus atau pendidikan tambahan, dan lain-lain tindakan yang berguna bagi dan untuk pemenuhan kebutuhannya. Pengambilan peran tersebut mempunyai dampak positif maupun negatif bagi dirinya sendiri, dan kadang-kadang juga bagi orang lain.

(36)

juga bagi kepentingan dirinya sendiri agar tidak mendapat nama tidak baik di masyarakat.

David A. Schultz mengatakan bahwa peran wanita dalam keluarga banyak disebabkan karena tuntutan faktor luar. Menurut ahli tersebut selanjutnya karena industrialisasi misalnya telah mengubah pola kebutuhan untuk keluarga (TV parabola, perabot model baru) dan kebutuhan individu dalam keluarga (alat transportasi, kosmetika, buku-buku dan sebagainya).

2.7 Alternatif Strategi Untuk Menghadapi Modernisasi

Dalam Harman (2009), menurut Alex Inkeles manusia moderen adalah manusia yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Adanya kesediaan pada dirinya untuk menerima pengalaman baru serta keterbukaannya menerima inovasi (pembaharuan) dan perubahan.

2. Adanya kemauan untuk menggunakan informasi dalam lingkup luas untuk menyelesaikan multi masalah, disesuaikan dengan persoalan yang timbul bukan hanya dalam lingkungan dan waktu mendesak tetapi juga di luar itu. Orientasi pemikiran orang itu lebih demokratis.

(37)

4. Manusia moderen bekerja menurut rencana (planning). Semakin moderen seseorang maka orang tersebut akan semakin mencintai pekerjaan dengan perencanaan dan pengorganisasian ide serta tindakan secara matang. 5. Efficacy. Manusia moderen percaya bahwa siapa saja mampu belajar,

menguasai lingkungan agar mendukung dirinya dalam mencapai tujuan. Dengan demikian cara berpikir orang moderen positivistik.

6. Manusia moderen percaya dan yakin bahwa orang-orang atau institusi yang ada di lingkungannya dapat diajak berpartitipasi bersamanya. Dengan demikian maka keberhasilan usaha bukan tergantung dari kualitas dan karakter seseorang, tetapi karena pendekatan yang digunakan oleh manusia untuk mengarahkan.

7. Manusia moderen adalah manusia yang menyadari akan martabat atau kedudukan, baik dirinya maupun orang lain, sehingga akan memberikan penghargaan yang sesuai dengannya.

8. Manusia moderen akan lebih percaya pada hasil-hasil ilmu pengetahuan dan teknologi.

9. Manusia moderen lebih menyadari akan keadilan pembagian. Dengan demikian manusia moderen akan bersedia menerima bahwa perolehan pembagian selalu disesuaikan dengan seberapa ia memberikan andil, bukan dari tinjauan lain.

(38)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini bertujuan untuk menggambarkan persepsi ibu tentang fungsi keluarga. Dalam penelitian ini fungsi keluarga dapat dipersepsikan oleh ibu yang dapat dinilai dari fungsi keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi ekonomi, dan fungsi pelestarian lingkungan (Setiadi, 2008).

Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat, 2005). Ketahanan keluarga hanya dapat tercipta apabila keluarga yang bersangkutan dapat melaksanakan delapan fungsi keluarga secara serasi, selaras dan seimbang. Sebuah keluarga tidak akan pernah mencapai tahapan sejahtera apabila fungsi-fungsi keluarga tersebut berjalan secara mantap.

Persepsi Ibu : - Bagus - Cukup

- Kurang Bagus

Fungsi keluarga menurut UU No.10 tahun 1992 PP No. 21 tahun 1994 : - Fungsi keagamaan

- Fungsi budaya - Fungsi cinta kasih - Fungsi perlindungan - Fungsi reproduksi - Fungsi sosialisasi - Fungsi ekonomi

(39)

Skema 1 : Kerangka Konseptual Penelitian Persepsi Ibu tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan.

3.2Defenisi Konseptual dan Operasional

3.2.1 Defenisi Konseptual 3.2.1.1Persepsi

Persepsi individu tentang sesuatu akan terbentuk dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu adanya objek yang diamati, alat indera dan perhatian (Rakhmat, 2005).

3.2.1.2Ibu

Ibu adalah pusat rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagian anggota keluarga (Tarbiyah, 2009).

3.2.1.3Fungsi Keluarga

Hnur menjelaskan bahwa kecerdasan dan kepekaan ibu diperlukan untuk menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga yaitu :

(40)

6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan, 7. Fungsi ekonomi,

8. Fungsi pelestarian lingkungan

Pada item yang kedelapan tidak ikut dalam pernyataan kuesioner karena kondisi tempat penelitian yang dilakukan peneliti didaerah perkotaan dan lingkungan terlihat padat dan rapat sehingga peneliti menganggap fungsi ini mungkin jarang untuk dilakukan kecuali peneliti melakukan penelitian ini didaerah pedesaan, fungsi yang kedelapan akan lebih efektif untuk dilakukan.

3.2.2 Defenisi Operasional 3.2.2.1Persepsi

Persepsi merupakan pandangan atau penilaian ibu yang menjadi responden terhadap penelitian tentang fungsi keluarga.

3.2.2.2Ibu

Baik atau tidaknya pandangan seorang ibu tentang fungsi keluarga.

3.2.2.3Fungsi Keluarga

(41)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan Gambaran Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan.

4.2 Populasi dan Sampel

(42)

Nomor Lingkungan Jumlah KK Jumlah Ibu (5%)

1 180 5

2 78 2

3 47 1

4 48 1

5 90 2

6 144 4

7 296 7

8 107 3

9 99 2

10 141 4

11 130 3

12 123 3

13 251 6

Total 43

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ibu yang masih produktif

2. Bersedia menjadi responden penelitian

4.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan. Alasan pemilihan tempat tersebut adalah banyaknya ibu yang bekerja dan belum pernah dilakukan penelitian tentang persepsi ibu tentang fungsi keluarga serta lokasi mudah di jangkau, peneliti lebih mengenal situasi lingkungan tersebut dan wilayah penelitian dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga efisiensi dalam waktu dan biaya.

4.4 Pertimbangan Etik

(43)

Padang Bulan Medan. Pertimbangan etik yang dilakukan adalah dengan memberikan penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Apabila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk mendatangi informed concent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik maupun resiko psikis. Kerahasiaan catatan mengenai data responden di jaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrument penelitian dan penelitia akan memusnahkan instrumen penelitian setelah proses pengumpulan data selesai. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

(44)

(pernyataan No. 12-15), fungsi reproduksi (pernyataan No. 16-19), fungsi sosialisasi (pernyataan No. 20-23), fungsi ekonomi (pernyataan No. 24-27). Untuk menetapkan bobot jawaban terhadap tiap-tiap item dengan menggunakan skala Likert (Arikunto, 2002), yaitu skor pernyataan positif adalah sangat setuju = 4, setuju = 3, tidak tahu = 0, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Kuisioner terdiri dari 27 pernyataan dengan total skor tertinggi 108 dan terendah adalah 0. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin baiklah persepsi ibu tentang fungsi keluarga.

Berdasarkan rumus statistika :

P = Skor tertinggi – Skor terendah Banyak kelas

Berdasarkan rumus diatas maka persepsi ibu tentang fungsi keluarga dengan rentang 108 dan banyak kelas 3 maka dinyatakan P = 36. Untuk persepsi bagus keberhasilan menjawab pernyataan benar 72 – 108, persepsi cukup 36 – 71 dan persepsi kurang bagus 0 – 35.

4.6 Pengumpulan Data

(45)

penelitian kepada calon responden yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menanda tangani inform concent. Peneliti mengambil data dari responden dengan berpedoman pada pernyataan yang terdapat dilembar kuisioner dan di beri kesempatan bertanya apabila ada pernyataan yang tidak di pahami. Setelah selesai pengisian peneliti kemudian memeriksa kelengakapan data. Jika ada data yang kurang dapat langsung dilengkapi.

4.7 Validitas dan Realibilitas Instrumen

Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang dikumpulkan menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Uji validitas isi instrumen dilakukan oleh ahli Keperawatan Komunitas Keluarga di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu berstrata magister.

Untuk mengetahui kepercayaan (reliabilitas) instrumen dilakukan uji reliabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian berikutnya dalam ruang lingkup yang sama. Uji reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsistensi sasaran yang akan di ukur.

(46)

dengan satu bentuk instrumen yang diuji cobakan kepada sekelompok responden. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan formula Cronbach Alpha untuk kuisioner persepsi ibu tentang fungsi keluarga. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuisioner kepada 10 orang ibu-ibu dengan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0,93 dan kuisioner ini dikatakan reliabel karena nilainya lebih dari 0,70 (Arikunto, 2006).

4. 8 Analisa data

Setelah semua data terkumpul, kemudian peneliti akan memastikan bahwa semua jawaban telah diisi. Dilanjutkan dengan analisa data melalui beberapa tahap yang dimulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan data, kemudian data yang sesuai diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti melakukan tabulasi dan analisa data. Serta memasukkan (entry) data kedalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputerisasi.

(47)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan November 2009 di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan dengan jumlah responden sebanyak 43 responden.

Hasil penelitian ini dibagi atas 2 bagian yaitu karakteristik responden dan persepsi ibu tentang fungsi keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan.

5.1.1 Karakteristik responden

Berdasarkan usia, responden terbanyak berada dalam kelompok usia 31 – 40 tahun yaitu sebanyak 19 orang (44,2%), dengan usia termuda adalah adalah 26 tahun dan usia tertua adalah 58 tahun, jumlah anak responden terbanyak berada dalam kelompok 2 dan lebih dari 5 orang (25,6%) diikuti dengan jumlah anak responden dalam kelompok 3 (23,3%).

(48)

rupiah sampai dengan satu juta seratus ribu rupiah (18,6%). Sementara berdasarkan pekerjaan mayoritas responden pekerjaan pegawai swasta (37,2%) diikuti ibu rumah tangga dan pegawai negeri (23,3%).

Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan terakhir mayoritas responden SMP dan SMU (32,6%) diikuti dengan tingkat pendidikan Akademis/Sarjana (25,6%). Sementara berdasarkan agama mayoritas responden beragama Islam (65,1%) diikuti agama Kristen (34,9%). Mayoritas responden suku Batak (41,9%) dan diikuti suku Jawa (25,6%).

Tabel 1 Distribusi frekuensi dan distribusi karakteristik responden (n = 43)

Karakteristik Frekuensi Persentase

Usia ibu Penghasilan per bulan

(49)

> Rp 1.100.000 14 32,6 Pekerjaan

Ibu rumah tangga Bertani/buruh

5.1.2 Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan

(50)

keagamaan, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, dan fungsi ekonomi.

Berdasarkan jawaban yang diberikan responden, diperoleh bahwa fungsi keluarga yang dipersepsikan bagus oleh responden. Bila dilihat untuk setiap komponen fungsi keluarga diperoleh bahwa seluruh komponen fungsi keluarga lebih banyak ditanggapi bagus. Namun ada 11 pernyataan yang tidak ditanggapi tidak tahu, yaitu pernyataan nomor 1, 2, dan 3 (n = 1 ; 2,3 %) untuk komponen fungsi keagamaan. Kemudian pernyataan nomor 4, 5 dan 7 (n = 1 ; 2,3%) untuk komponen fungsi budaya. Kemudian pernyataan nomor 16, 17 dan 19 (n = 1 ; 2,3%) dan pernyataan nomor 18 (n = 2 ; 4,7%) untuk komponen fungsi reproduksi serta pernyataan nomor 20 (n = 1 ; 2,3%).

Dari jawaban responden tentang fungsi keluarga, kemudian dibedakan menjadi 3 kategori, yaitu kategori persepsi bagus, cukup bagus dan kurang bagus tentang fungsi keluarga.

(51)

Tabel 2 Distribusi frekuensi dan persentase persepsi responden tentang fungsi keluarga (n = 43)

Persepsi responden Frekuensi Persentase

Bagus 42 97,7

Cukup bagus 1 2.3

Kurang bagus 0 0

Hasil pada tabel 3 menunjukkan bahwa persepsi untuk keseluruhan komponen fungsi keluarga termasuk kategori bagus.

Tabel 3 Distribusi frekuensi dan persentase persepsi responden tentang fungsi keluarga (n = 43)

No Sub variabel Kategori persepsi

(52)

5.2 Pembahasan

Dalam pembahasan ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian persepsi ibu tentang fungsi keluarga. Kecerdasan dan kepekaan diperlukan untuk menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga yaitu : 1.fungsi keagamaan ; 2.fungsi cinta kasih ; 3. fungsi reproduksi ; 4. fungsi perlindungan ; 5. fungsi sosial budaya ; 6. fungsi sosialisasi dan pendidikan ; 7. fungsi ekonomi ; 8.fungsi pelestarian lingkungan. Menjalankan dan mengefektifkan delapan fungsi keluarga akan memperjelas arah dan tujuan terbentuknya keluarga sejahtera yang berkualitas. Karena delapan fungsi keluarga merupakan esensi berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Semakin jelas bahwa peran ibu dalam membentuk keluarga sejahtera bukanlah sesuatu yang berdiri sendiri. Peran dan tanggung jawab tersebut adalah bagian yang tidak terpisahkan dari peran dan tanggung jawab bapak, keluarga, masyarakat dan pemerintah.

Data demografi digunakan sebagai data pendukung untuk memudahkan peneliti melakukan tabulasi dan analisa data yang akan diolah dengan menggunakan program komputerisasi.

(53)

keluarga bahwa agama adalah tujuan hidup yang harus dipegang teguh, keluarga menerapkan norma agama dalam bergaul sehari-hari dengan teman dan tetangga serta kerabat yang lain dan keluarga memberikan contoh yang nyata dalam hidup sehari-hari dengan teman, tetangga serta kerabat keluarga yang lain. Hal tersebut menurut pendapat Wiwik (2007) yang mengatakan bahwa ketekunan ibu dalam beribadah, membawa pengaruh sangat besar bagi anak-anaknya.

Pada dimensi fungsi budaya, responden mempersepsikannya dalam kategori persepsi bagus (97,7%) yaitu keluarga sebagai tempat untuk meneruskan norma dan budaya, keluarga sebagai tempat untuk menyaring budaya yang tidak cocok dengan adat yang berlaku dalam keluarga dan keluarga berpartisipasi dalam menghadapi tantangan budaya lain dan 1 responden (2,3%) yang termasuk dalam kategori persepsi cukup serta tidak terdapat persepsi kurang bagus. Wiwik (2007) menyatakan cara bertutur kata, bersikap, berpakaian dan bertindak sesuai budaya timur menjadi sesuatu yang wajib dimiliki oleh seorang ibu, agar anak-anaknya juga bisa melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa dengan penuh rasa bangga.

(54)

menjadi wadah utama berseminya kehidupan yang penuh cinta dan kasih lahir dan batin.

Dimensi fungsi perlindungan, responden mempersepsikannya bagus (97,7%). Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawati (2009) yang mengatakan bahwa melaksanakan peran pendamping terhadap anak, baik dalam belajar, bermain dan bergaul serta menegakkan disiplin dalam rumah, membina kepatuhan dan ketaatan pada aturan keluarga sebagai teman kepada anak – anaknya, sehingga dapat membantu mencari jalan keluar dari kesulitan yang dialami anak-anaknya. Didukung pendapat Wiwik (2007) yang mengatakan bahwa ibu selalu berusaha menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi seluruh anak-anaknya, sehingga anak merasa nyaman dan betah tinggal dirumah.

(55)

nasehat putra-putrinya dalam bergaul dan menjaga kesehatan reproduksi anak remajanya sehingga tidak terjadi kehamilan remaja atau kehamilan sebelum menikah. Didukung oleh Setiawati (2009) yang mengatakan bahwa anak yang berada dalam usia remaja merupakan masa kritis. Bilamana anak berhasil melewati masa remaja yang baik akan menjadi orang dewasa yang baik sebaliknya bilamana gagal melewati masa tersebut akan melewati beberapa masalah dikemudian hari.

Pada dimensi fungsi sosialisasi, responden mempersepsikannya bagus (97,7%), hal ini sesuai dengan pendapat Wiwik (2007) yang mengatakan bahwa ibu menjadi kunci utama dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya. Ibu juga yang membina anak-anaknya agar memiliki jiwa sosial yang tinggi, baik dalam pergaulan dan pandai dalam menempatkan diri dalam lingkungan sosialnya. Sehingga anak-anaknya mampu berinteraksi secara baik dengan teman, tetangga atau masyarakat sekitar.

(56)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai persepsi ibu tentang fungsi keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan maka dapat disimpulkan dan saran sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan didapatkan kesimpulan bahwa keluarga mempersepsikan bagus tentang fungsi keluarga dan untuk seluruh komponen fungsi keluarga termasuk kategori bagus dengan dimensi fungsi keagamaan (97,7%), fungsi budaya (97,7%), fungsi cinta kasih (100%), fungsi perlindungan (97,7%), fungsi reproduksi (95,3%), fungsi sosialisasi (97,7%), fungsi ekonomi (100%).

(57)

2. Saran

a. Bagi praktek keperawatan

Dalam pengembangan keperawatan profesional diberbagaia tatanan pelayanan kesehatan, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal pada ibu dan keluarga. Yaitu dengan memperhatikan faktor reproduksi yang berbeda menyebabkan tingkat kelahiran yang meningkat yang bisa memberikan efek tidak baik buat kelangsungan dan maenciptakan keluarga kecil sejatera dan harmonis.

b. Bagi penelitian selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian disarankan untuk melakukan penelitian didaerah yang berbeda seperti didaerah pedesaan untuk melihat perbedaan persepsi ibu tentang fungsi keluarga antara kota dengan desa.

c. Bagi peneliti sendiri

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta : Rineka Cipta.

Friedman. M. M. (1998). Keperawatan Keluarga : Teori Dan Praktik (edisi 3). Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC.

Hnur (2009). Peran Ibu Dalam Membentuk Keluarga Sejahtera. Diambil tanggal 25 Agustus 2009 dari hhtp : //prov.bkbbn.go.id

Notoadmojo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Rhineka Cipta.

Nursalam. (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Edisi I. Jakarta : Salemba Medika.

Polit, D.F & Hungler, B.P. (1995). Nursing Research : Principles and Methods. (5th edition) Philophine. Philadelpia : Lipincott Company.

Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi (edisi revisi). Bandung : Penerbit Remaja Rosda Karya.

Santoso, T.W. (2007). Peran Wanita Dalam Menciptakan Ketahanan Keluarga. Diakses 6 maret 2009 dari hhtp : // prov.bkkbn.go.id.

Setiadi. (2008). Konsep Proses Keperawatan Keluarga (edisi 1). Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu.

Setiawati (2009). Optimalisasi peran wanita di keluarga dalam membentuk sumber daya manusia. Diambil 25 Agustus 2009. http://buletinlitbang.dephan.go.id.

Siagian, S.P (1995). Teori Motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : penerbit Rineke Cipta.

Tarbiyah. (2009). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Rumah Tangga Dengan Metode Mendidik Anak Dalam Keluarga Di Desa Kedai Sianam Asahan. Diakses 6 maret 2009 dari hhtp : //one.indoskripsi.com.

(59)
(60)

Formulir Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga

Oleh :

Jemprianto Nababan

Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “ Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan. ” Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan partisipasi ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan bersedia mengisi kuisioner dengan jujur dan apa adanya. Identitas pribadi dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian ini.

Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga ibu bebas untuk mengundurkan diri tanpa ada sanksi apapun. Jika saudara bersedia, silakan menandatangani lembar persetujuan di bawah ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Terimakasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Peneliti Medan, juni 2009

(61)

Jadwal Penelitian

N o

Kegiatan

Tahun 2009

April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Menyusun

Judul Penelitian

2 Menyusun Proposal

3 Sidang Proposal

4 Revisi Proposal

5 Penelitian

6 Pembuatan Laporan Penelitian

7 Sidang proposal

(62)

Lampiran

Rencana Anggaran Biaya

A. Penelitian proposal

1. Fotocopy materi untuk literatur Rp 200.000 2. Pembelian 1 buah flashdisk Rp 80.000 3. Rental komputer dan print Rp 200.000

4. Biaya internet Rp 50.000

5. Transportasi Rp 100.000

6. Biaya tak terduga

Jumlah : Rp 730.000

Rp 100.000

B. Administrasi penelitian

1. Regristrasi mata kuliah skripsi Rp 300.000 2. Biaya izin penelitian dilokasi Rp 75.000 C. Pengumpulan dan analisa data

1. Biaya penggandaan kuisioner dan

lembar persetujuan responden Rp 100.000

2. Biaya transportasi Rp 200.000

D. Penyusunan hasil perbaikan

1. Pengetikan dan print perbaikan laporan Rp 200.000 2. Penggandaan dan penjilidan Rp 150.000

Jumlah Rp 1.755.000

Biaya tak terduga Rp 200.000

(63)

Kuisioner Penelitian

Persepsi Ibu Tentang Fungsi Keluarga di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Padang Bulan Medan

Petunjuk Pengisian :

1. Seluruh pertanyaan harus dijawab dan jangan biarkan satu pernyataan terlewatkan.

2. Bacalah pernyataan dengan baik, kemudian isilah pilihannya. 3. Beri tanda ceklist ( √ ) jawaban yang anda pilih.

4. Hasil penelitian ini adalah rahasia dan tidak boleh di publikasikan atau disebarluaskan untuk tujuan lain.

5. Jawaban terdiri dari : Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu (TT), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS).

No.responden ... (Di isi oleh peneliti) I. Identitas responden

1. Usia ibu saat ini : ... tahun 2. Jumlah Anak :  1

 2  3  4  > 5

3. Penghasilan Per Bulan :  < Rp 500.000,-

(64)

 Rp 700.000 _ Rp 900.000

 Rp 900.000 _ Rp 1.100.000

 > Rp 1.100.000 4. Pekerjaan :  Ibu rumah tangga

 Bertani / Buruh  Pegawai Negeri

 Pegawai Swasta

 lain-lain, sebutkan ….

5. Pendidikan :  SD

 SMP

 SMU

 Akademi/S-1

 lain-lain, Sebutkan …..

6. Agama :  Islam

 Kristen

 Budha

 Hindu

7. Suku :  Batak

 Jawa

 Aceh

 Melayu

 Minang

(65)

II. Pernyataan

No Pernyataan – Pernyataan SS S TT TS STS

Fungsi keagamaan

1 Keluarga mengajarkan pada anggota keluarga bahwa agama adalah tujuan hidup yang harus dipegang teguh.

2 Keluarga menerapkan norma agama dalam bergaul sehari-hari dengan teman dan tetangga serta kerabat yang lain.

3 Keluarga memberikan contoh yang nyata dalam hidup sehari-hari dengan teman, tetangga serta kerabat keluarga yang lain.

Fungsi budaya

4 Keluarga sebagai tempat untuk meneruskan norma dan budaya.

5 Keluarga sebagai tempat untuk menyaring budaya yang tidak cocok dengan adat yang berlaku dalam keluarga.

6 Keluarga sebagai tempat pemecahan masalah yang dihadapi.

7 Keluarga berpartisipasi dalam menghadapi tantangan budaya lain.

Fungsi cinta kasih

8 Keluarga menanamkan kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga dan terus-menerus.

9 Keluarga saling menyayangi baik antar keluarga maupun cara bergaul dengan tetangga.

(66)

kehidupan duniawi dan akhirat secara serasi, selaras dan seimbang.

11 Keluarga memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pengalaman hidup menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

Fungsi perlindungan

12 Keluarga menjaga rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.

13 Keluarga ikut menjaga keamanan anggota keluarga baik fisik maupun jiwa dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar.

14 Keluarga membina dan menjadikan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

15 Keluarga menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi seluruh anak-anaknya, sehingga anak merasa nyaman dan betah tinggal dirumah.

Fungsi reproduksi

16 Keluarga membina kehidupan anggota keluarga sebagai tempat belajar berketurunan yang sehat baik bagi anggota keluarga maupun bagi keluarga sekitarnya.

17 Keluarga memberikan contoh aturan-aturan pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.

(67)

waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah anak yang diinginkan dalam keluarga. 19 Keluarga mengembangkan kehidupan

berketurunan sehat sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

Fungsi sosialisasi

20 Keluarga merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai tempat belajar dan bergaul anak.

21 Keluarga merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai masalah dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

22 Keluarga membina proses pergaulan anak tentang hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan mental), yang tidak, kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.

23 Keluarga membina proses pergaulan yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja bermanfaat baik bagi anak, tetapi juga bagi orang tua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

Fungsi ekonomi

(68)

perkembangan kehidupan keluarga.

25 Keluarga mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.

26 Keluarga mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatian saya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang.

(69)

Tabel Distribusi frekuensi dan persepsi ibu tentang fungsi keluarga berdasarkan jawaban responden (n = 43)

No Sub variabel STS S TT

Keluarga mengajarkan pada anggota keluarga bahwa agama adalah tujuan hidup yang harus dipegang teguh. Keluarga menerapkan norma agama dalam bergaul sehari-hari dengan teman dan tetangga serta kerabat yang lain.

Keluarga memberikan contoh yang nyata dalam hidup sehari-hari dengan teman, tetangga serta kerabat keluarga yang lain.

Fungsi budaya

Keluarga sebagai tempat untuk meneruskan norma dan budaya.

Keluarga sebagai tempat untuk menyaring budaya yang tidak cocok dengan adat yang berlaku dalam keluarga.

Keluarga sebagai tempat pemecahan masalah yang dihadapi.

(70)

No Sub variabel STS S TT

Keluarga berpartisipasi dalam menghadapi tantangan budaya lain. Fungsi cinta kasih

Keluarga menanamkan kasih sayang yang telah ada antar anggota keluarga dan terus-menerus.

Keluarga saling menyayangi baik antar keluarga maupun cara bergaul dengan tetangga.

Keluarga mempraktekkan kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan akhirat secara serasi, selaras dan seimbang.

Keluarga memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pengalaman hidup menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

Fungsi perlindungan

Keluarga menjaga rasa aman anggota keluarga baik dari rasa tidak aman yang timbul dari dalam maupun dari luar keluarga.

Keluarga ikut menjaga keamanan anggota keluarga baik fisik maupun jiwa dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar. Keluarga membina dan menjadikan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

Keluarga menumbuhkan rasa aman dan kehangatan bagi seluruh anak-anaknya, sehingga anak merasa nyaman dan betah tinggal dirumah. Fungsi reproduksi

(71)

No Sub variabel STS S TT

Keluarga memberikan contoh aturan-aturan pembentukan keluarga dalam hal usia, pendewasaan fisik maupun mental.

Keluarga mengamalkan aturan-aturan reproduksi sehat, baik yang berkaitan dengan waktu melahirkan, jarak antara dua anak dan jumlah anak yang diinginkan dalam keluarga.

Keluarga mengembangkan kehidupan berketurunan sehat sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

Fungsi sosialisasi

Keluarga merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai tempat belajar dan bergaul anak.

Keluarga merencanakan dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai tempat anak dapat mencari pemecahan dari berbagai masalah dan permasalahan yang dijumpainya baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Keluarga membina proses pergaulan anak tentang hal-hal yang diperlukan untuk meningkatkan kematangan dan kedewasaan (fisik dan mental), yang tidak, kurang diberikan oleh lingkungan sekolah maupun masyarakat.

Keluarga membina proses pergaulan yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja bermanfaat baik bagi anak, tetapi juga bagi orang tua, dalam rangka perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju keluarga kecil bahagia sejahtera.

(72)

No Sub variabel STS S TT

Keluarga melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun di dalam lingkungan keluarga dalam rangka menopang kelangsungan dan perkembangan kehidupan keluarga. Keluarga mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga.

Keluarga mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan perhatian saya terhadap anggota keluarga berjalan secara serasi, selaras dan seimbang.

Keluarga membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

(73)

CURICULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Jemprianto Nababan

Tempat/Tanggal lahir : Sibolga, 1 September 1986 Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl.Rajawali Ujung Pasir Bidang Lorong 4 Pasir Bidang Sibolga Sumatera Utara

Status : Belum Menikah

No.HP : 081396447686

RIWAYAT PENDIDIKAN

Gambar

Tabel 1 Distribusi frekuensi dan distribusi karakteristik responden (n = 43)
Tabel 2 Distribusi frekuensi dan persentase persepsi responden tentang
Tabel  Distribusi frekuensi dan persepsi ibu tentang fungsi keluarga

Referensi

Dokumen terkait

4) Ketentuan-ketentuan selanjutnya yang berhubungan dengan ID Card dan akreditasi, termasuk spesifikasi, kategori, jumlah, hak yang tercantum, prosedur, tanggal dan

[r]

Nabi saw menjadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya: Rasulullah saw selama hidupnya selalu mengisi kegiatan sehari-hari dengan tugas ini, untuk menyelamatkan semua

[r]

President of ICSB Indonesia Co-Founder of World Marketing Community Founder &amp; Patron of Asia Marketing

[r]

Pembelajaran yang terjadi masih monoton, penyampaian materi dalam pembelajaran masih menggunakan metode ceramah dengan bantuan media cetak, berupa buku pegangan guru dan

3 Pasal 49 ayat (3) UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Menyebutkan Dana Pendidikan dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah untuk satuan pendidikan