• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di SMPN 1 Anyar"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Semirata 2013 FMIPA Unila |393

Penggunaan Mind Map sebagai Instrumen Penilaian Hasil

Belajar Siswa pada Pembelajaran Konsep Sistem Reproduksi di

SMPN 1 Anyar

1)

Suratmi,

2)

Fivin Noviyanti

Pendidikan Biologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Email: emi_usman_braksan@yahoo.com

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan mind map sebagai instrumen penilaian hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep sistem reproduksi kelas IX di SMPN 1 Anyar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar. Sampel yang diambil adalah kelas IXG yang berjumlah 30 siswa yang diambil secara purposive sampling. Data yang terkumpul dalam penelitian ini berupa kemampuan siswa dalam membuat mind map, angket dan pedoman wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mind map dapat digunakan sebagai instrumen penilaian hasil belajar siswa. Kemampuan siswa membuat mind map sebesar 70% kategori baik sekali, 23% kategori baik dan 7% dengan kategori cukup. Selain itu siswa merespon baik (79%) setelah diterapkan pembelajaran menggunakan teknik mind map.

Kata kunci:Mind map, Instrument Penilaian, Konsep Sistem Reproduksi

PENDAHULUAN

Mind map merupakan salah satu teknik mencatat yang dikemukakan oleh Tony Buzan. Menurut Buzan (Saleh, 2008) terdapat beberapa kegunaan mind map dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu : 1) Mind map untuk memilah, mind map mampu melatih siswa untuk memilah informasi yang disampaikan dalam pelajaran, dengan menyerap kata atau kalimat yang benar-benar penting dan membuang bagian yang tidak penting; 2) Mind map untuk mengingat, mind map dibuat dengan berbagai gambar dan permainan warna yang menarik; 3) Mind map untuk berimajinasi, mind map menggunakan kebebasan ekspresi seorang siswa dalam menuangkan pemikirannya terhadap suatu materi pelajaran; 4) Mind map untuk tetap berminat, yaitu mampu menggambarkan suatu materi pelajaran ke dalam bentuk tampilan yang menarik, 5) Mind map untuk mengendalikan, mind map

menggunakan kata kunci sebagai pusatnya. Hal ini menunjukan bahwa mind map mampu memusatkan pikiran siswa terhadap materi, artinya mereka mampu meningkatkan konsentrasi dalam belajar 6) Mind map untuk menjadi kreatif, pemikiran kreatif muncul dari imajinasi yang tinggi. Selain itu Wycoff (2002) mengemukakan mind mapping (pemetaan pikiran) merupakan teknik untuk mengembangkan pendekatan berpikir yang lebih kreatif dan inovatif, sehingga yang ditekankan dalam teknik pembelajaran ini adalah penguatan konsep yang dipetakan sesuai dengan cara berfikir suatu individu.

(2)

Penelitian terkait dialkukan juga oleh Fatma (2010) dan Arnyana (2007), kedua hasil penelitian tersebut berkesimpulan bahwa dengan membuat peta pikiran dapat melatih siswa untuk berpikir kreatif. Hasil penelitian Suriaty et al. (2007),menyatakan kreatifitas dan daya ingat siswa dapat dilatih dengan menggunakan peta pikiran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil penelitian Dafikin (2013) menyatakan bahwa teknik peta pikiran dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Serang pada konsep virus. Dari sekian banyak penelitian yang sudah ada belum ada penelitian yang mengkaji secara khusus mengenai penggunaan mind map sebagai instrumen penilaian hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep sistem reproduksi di SMPN 1 Anyar.

Penilaian merupakan salah satu unsur utama dalam proses pembelajaran. Penilaian berfungsi sebagai alat evaluasi untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Menurut Sudjana (2010), hasil belajar adalah kemampuan siswa yang diperoleh setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar dari Benyamin S. Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.

Penilaian yang merupakan bagian yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran yang perlu dilaksanakan secara berkelanjutan. Guru sebagai pendidik di sekolah biasanya mengumpulkan informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui berbagai cara, seperti mengajukan pertanyaan secara lisan, mengobservasi aktivitas dan keterlibatan siswa dalam

kegiatan pembelajaran, memberikan tugas atau memberikan tes. Informasi yang di dapat oleh guru sangat bermanfaat dalam mengevaluasi keefektifan proses dan hasil pembelajaran. Dengan kata lain perlu adanya sistem penilaian yang baik dan terencana yang dapat menghimpun semua informasi dari siswa itu sendiri. Informasi yang akurat tentang kemajuan belajar siswa dapat diperoleh melalui penilaian dan evaluasi yang efektif. Salah satu teknik mencatat yang banyak digunakan di sekolah adalah mind map. Mind map memiliki banyak kelebihan sehingga peneliti tertarik untuk meneliti efektivitas penggunaan mind map sebagai instrument penilaian hasil belajar siswa pada pembelajaran konsep sistem reproduksi di SMP Negeri 1 Anyar.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian ini mendeskripsikan data yang diperoleh berupa nilai kemampuan membuat mind map, hasil angket dan wawancara pada pembelajaran konsep sistem reproduksi di SMPN 1 Anyar. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IXG yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu dengan cara mengambil sampel berdasarkan atas adanya tujuan tertentu (Arikunto, 2009).

(3)

Semirata 2013 FMIPA Unila |395 Tabel 1. Kriteria Penilaian Mind map

Kriteria Level 4

Sumber: Adaptasi Mind Mapping Rubric From Ohassta (Ontario history and social sciences

teachers’ association : 2004)

Hasil belajar siswa berupa kemampuan membuat mind map dihitung skornya kemudian dinilai. Nilai yang diperoleh kemudian diinterprestasikan sesuai kriteria menurut Arikunto, (2009) yaitu Baik sekali (81-100%), Baik (61-80%), Cukup (41-60%), Kurang (21-40%), Kurang sekali (<21%).

Analisis kedua dilakukan terhadap data hasil Angket. Angket diukur menggunakan skala Likert. Instrumen dibuat berupa pernyataan positif dan negatif, dengan empat alternatif jawaban, sesuai dengan skala Likert yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Data angket diolah dalam bentuk presentase. Kemudian presentase

tanggapan siswa dikategorikan menurut Purwanto (2009) yaitu sangat baik (86%-100%), baik (76%-85%), Cukup (60%- 75%), kurang (55%- 59%), sangat kurang (≤54). Analisis ketiga dilakukan terhadap data hasil wawancara. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif, yaitu sebagai data pendukung dalam pelaksanaan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(4)

Penggunaan mind map sebagai instrumen penilaian hasil belajar siswa berdasarkan penilaian yang dikembangkan oleh Ohasta. Penilaian yang dikembangkan ini memuat kriteria dalam memberikan penilaian hasil belajar siswa.

Dalam penelitian ini, dilakukan penilaian terhadap kemampuan kognitif siswa yaitu dari hasil mind map yang dibuat oleh siswa pada akhir pembelajaran Biologi. Adapun Langkah-langkah dalam membuat Mind Map adalah sebagai berikut: 1)

Menyediakan kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak, dan imajinasi; 2) Mulai menulis dari bagian tengah kertas permukaan secarik kertas kosong yang diletakkan dalam posisi memanjang. Memulai dari tengah-tengah permukaan kertas akan memberikan keluasan bagi cara kerja otak untuk memencar ke luar ke segala arah, dan mengekspresikan diri lebih bebas dan alami; 3) Gunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral Anda. Suatu gambar bernilai seribu kata dan membantu Anda menggunakan imajinasi; 4) Gunakan warna pada seluruh mind map. Warna sama menariknya dengan gambar, warna juga membuat mind map lebih hidup, menambah energi bagi cara berpikir kreatif, dan menyenangkan; 5) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan hubungkan cabang-cabang tingkat, dengan menghubungkan cabang-cabang kita akan lebih mudah memahami dan mengingat; 6) Buatlah cabang-cabang mind map berbentuk melengkung bukannya garis lurus. Garis lurus membosankan otak; 7) Gunakan satu kata kunci untuk setiap baris. Kata kunci tunggal meningkatkan daya ingat dan fleksibilitas mind map; 8) Gunakan gambar di seluruh mind map. Seperti gambar sentral, setiap gambar bernilai seribu kata.

Berikut adalah contoh mind map yang dibuat oleh siswa pada pembelajaran konsep sistem reproduksi di SMPN 1 Anyar.

Gambar 1. Contoh mind map hasil belajar siswa

Mind map yang dibuat oleh siswa dilakukan penilaian dengan cara memberikan skor berdasarkan rubrik penilaian yang ada. Selain mendapatkan manfaat dalam menggunakan mind map dalam proses pembelajaran guru juga dapat memberikan nilai langsung dari mind map yang siswa buat. Dari penelitian sebelumnya diketahui bahwa kemampuan siswa dalam membuat mind map yang baik maka akan menghasilkan kemampuan kognitif yang baik. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Dafikin (2013) menyatakan bahwa pembelajaran menggunakan mind map dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Serang pada konsep virus.

Kemampuan Siswa dalam Membuat Mind Map

Penilaiaan kemampuan siswa dalam membuat mind map dilakukan secara individu. Persentase kemampuan siswa dalam membuat mind map dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

Gambar 2. Kemampuan siswa dalam membuat

(5)

Semirata 2013 FMIPA Unila |397 Berdasarkan gambar di atas, sebagian

besar siswa memiliki kemampuan baik sekali yaitu sebesar 70%. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA, teknik mind map merupakan kegiatan pembelajaran yang baru diterapkan di SMPN 1 Anyar, karena sebelumnya guru belum pernah menggunakan mind map untuk menyampaikan materi. Menurut Slameto (2010), perhatian siswa tertuju pada hal-hal yang baru dilihat dan diamati. Kegiatan pembelajaran yang baru diterapkan tersebut menarik perhatian siswa sehingga sebagian besar siswa antusias selama proses pembelajaran berlangsung, yang menyebabkan mereka termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran, perhatian siswa terpusat dari awal sampai akhir pembelajaran. Awal proses pembelajaran, peneliti menjelaskan pengertian mind map dan cara membuat mind map dengan menampilkan sebuah video pembuatan mind map. Sebagian besar siswa memperhatikan peneliti pada saat menjelaskan materi dengan menggunakan mind map.

Selama proses pembelajaran siswa dilatih oleh peneliti untuk membiasakan membuat dan menggunakan mind map. Pertemuan pertama menekankan pada pengenalan dan pembiasaan siswa dalam membuat mind map dengan meminta siswa untuk membuat mind map secara berkelompok, mencatat penjelasan peneliti dalam bentuk mind map dan meminta siswa membuat mind map di rumah untuk materi selanjutnya dalam bentuk mind map. Hal tersebut membiasakan dan menambah pengalaman siswa dalam membuat mind map. Pembiasaan dan pengenalan mengenai mind map pada pertemuan pertama membuat sebagian besar siswa tidak mengalami kesulitan lagi dalam pembuatan mind map sehingga rata-rata kemampuan siswa dalam membuat mind map termasuk dalam kategori baik sekali.

Hal ini diperkuat oleh hasil analisis angket, yang menunjukkan 79% respon siswa terhadap pembelajaran dengan teknik mind map dalam kategori baik yang berarti sebagian besar siswa menyatakan ketertarikan dan persetujuannya yang tentunya menciptakan minat dan motivasi siswa, oleh karena itu siswa bersungguh-sungguh dalam membuat mind map.

Kemampuan siswa membuat mind map sebesar 7% termasuk dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil penilaian dengan rubrik penilaian mind map, beberapa siswa tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria dari indikator pembuatan mind map, yaitu pembuatan kata kunci, hubungan antar cabang, desain warna dan desain gambar ada beberapa siswa yang tidak memenuhi salah satu dari indikator tersebut. Hal lain juga dapat dikarenakan beberapa siswa mengaku masih mengalami kesulitan dalam memunculkan ide-ide kreatif dalam membuat mind map, selain itu mind map memiliki kekurangan antara lain, tidak semua siswa menyukai teknik mind map dikarenakan tidak semua siswa pandai dalam menggambar dan menuangkan ide-ide dalam bentuk mind map (Purnomo, 2008). Kebiasaan lama dalam teknik mencatat juga dapat berpengaruh terhadap teknik mencatat yang baru.

KESIMPULAN

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta : xii + 99 hlm.

Arnyana, Ida Bagus Putu. 2007. Pengembangan Peta Pikiran Untuk Peningkatan Kecakapan Berpikir Kreatif Siswa. Jurnal Pendidikan Dan Pengajaran Undiksha (3) : 670-683.

Buzan, T. 2007. Buku Pintar Mind Map. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta : vii + 226 hlm.

Dafikin. A. 2013. Pengaruh penggunaan peta pikiran terhadap kemampuan kognitif siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Serang pada konsep virus. Sripsi pada FKIP Untirta. Serang: tidak diterbitkan.

Ermawati, Mirna. 2011. Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Melalui Metode Mind Mapping Berbasis Kecerdasan Majemuk Siswa. Skripsi: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Fatma, Meca. 2010. Penerapan Model Mind

Map Untuk Meningkatkan Kreativitas Dan Prestasi Belajar IPS Terpadu Pada Siswa Kelas VII A SMP Walisongo Gempol Pasuruan. Skripsi :Universitas Islam Negeri Maulana Malik.

Indriani, N. (2008). Meningkatkan Keterampilan Kreativitas Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS dengan Menggunakan Mind Mapping pada

Kelas IX-1 SMPN 5 Padang Panjang, Jurnal Guru 5 (1): 7-16.

Mustami, Khalifah Muhamad. 2007. Pengaruh Pembelajaran Synetic Dipadu Mind Maps Terhadap Kemampuan berpikir Kreatif, Sikap Kreatif, Dan Penguasaan Materi Biologi. Lentera Pendidikan. 10 (2): 173-184

Purnomo, Hari. 2008. The Application Mind Mapping Learning Strategy As Reached For Study Completeness Of Student By Market Cost Formation Subject Matter In Class Viii-A Smp Widya Darma Surabaya. Jurnal Pendidikan Ekonomi. 1 (1): 62-72

Saleh, A. 2008. Kreatif Mengajar dengan Mind Map. Tinta Emas Publishing, Bandung : iii + 108 hlm.

Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta: v + 195 hlm.

Suriaty., Asyril., Mulyani. 2007. Pengaruh Penggunaan Peta Pikiran Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat Di Kelas VII Semester 1 SMPN 11 Samarinda.Jurnal Didaktika. 8. (2): 156-162 hlm.

Sudjana, N. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya, Bandung: ix + 168 hlm.

Gambar

gambar) dan
Gambar 1. Contoh mind map hasil belajar siswa

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi Masjid Jami AI-Anwar sebagai lembaga pendidikan dalam membentuk kepribadian muslim bisa dilihat dari para remaja yang tergabung dalam Remaja Islam AI-Anwar (RISALA). Dalam

[r]

Hampir semua search engine memiliki berbagai fitur untuk membantu netter dalam melakukan pencarian secara lebih fokus, karena sering kali walaupun telah menggunakan berbagai

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.. EKA

Hal tersebut juga berkaitan dengan tugas KPPU maupun CCS yang sama- sama memiliki tugas untuk memberikan nasihat kepada Pemerintah atau otoritas publik lainnya

klien Make up artist dan pengguna melalui promosi media Instagram dan. hanya dilakukan pada

maka Pokja Pengadaan Barang, Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya Pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya Tahun Anggaran 2014 mengumumkan Paket tersebut di

Use the binomial expansion to find the probabilities of the various combinations of heads and tails... You draw from jars 2 and 4 200 times and get the