Fungsi Masjid Jami AI-Anwar Sebagai Lembaga Peilldidikan Dalam
Membentuk Kepribadian Muslim
(Studi Kasus Pada Anggota Remaja Masjid Jami AI-Anwar di Jalan Mampang Prapatan
XI)
Skripsi
)iajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat-syarat mencapai gelar SaJjana Pendidikan Islam.
AhmadRizki 103011026667
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Hmu Tarbiyah dan Keguman
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
di Jalan Mampang Prapatan XI)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi syarat-syarat mcncapai gelar Sarjana Pendidikan Islam.
Oleh
Ahmad Rizki NIM. 103011026667
Di Bawa Bimbingan
P f.Dr. H. Arm . Arief. MA NIP. 150 7748
Fakultas lImu Tarbiyah dan Keguruan
Pendidikan Agama Islam
DIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Skripsi berjudul FUNGSI MASJID JAMI AL-ANWAR SEBAGAI
LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN
MUSLIM (STUDI KASUS PADA ANGGOTA REMAJA MASJID JAMI AL-ANWAR DI JALAN MAMPANG PRAPATAN XI) telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal I Oktober 2007. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada jurusan Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, Oktober 2007
Panitia Ujian Mnnaqasyah
Ketua Jurusan
Drs. H. A.F. Wibisono, M.Ag. NIP. 150236 009
Sekretaris Jurusan
Drs. Sapiudin Shidiq,M.Ag. NIP. 150299477
PengujiI Sururin, M.Ag. NIP. 150289483 PengujiII
Drs. Sapiudin Shidiq,M.Ag.
NIP. 150299477
セOセセ
...
セエ
Tanda tangan
lNセZ
...
セ]
Mengetahui:
Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah
I
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu (S 1) di UlN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis Illcnyadari bahwa pcnclitian ini Illasih jauh dari kcsclllpurnaan.
dan karena itu penulis tidak Illenutup kelllungkinan bila terdapat kritik dan saran
yang Illelllbangun untuk perbaikan skripsi ini. Akhirnya hanya pada Allah swt.
sajalah penulis berharap semoga apa yang rcnulis ォ・セェ。ォ。ョ mendapat keridhaan
dan kecintaan-Nya. Amin
JakarUl. 20 Scptcmber 2007
satunya pelaksanaan pendidikan. Kegiatan pendidikan yang diselenggarakannya itu mempunyai efek yang sungguh signifikan bagi perkembangan umat selanjutnya.
Pendidikan utama yang ditanamkan oleh Nabi Muhammad saw. ialah membentengi para sahabatnya dari akidah-akidah yang menyimpang lagi tersesat. Pendidikan utama ini terangkum dalam istilah kepribadian muslim, yaitu ketundukan seorang muslim hanya kepada Allah swt. semata.
Berbeda dengan psikologi kepribadian barat, psikologi kepribadian muslim tidak hanya menggambarlmn manusia apa adanya, tetapi seorang muslim dibimbing ke arah terbentuknya kepribadian yang ideal itu. Sehingga, segala tindak-tanduknya meneerminkan apa yang diinginkan oleh Islam.
DAFTAR lSI
Kata Pcngalltar " , .
Abstraksi iii
Danar lsi IY
Danar Tabel VI
Ba b I Pendah uluan .
A. Latar Belakang Masalah .
B. IdentiJikasi Masalah 5
C. Pembatasan Masalah 5
D. Perumusan Masalah 6
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 6
Bab II Kaj ian Tcori 7
A. Masjid 7
I. Pengcrtian Masj id 7
2. Fungsi Masjicl Sebagai Lembaga Penclidikan 10
B. Kepribadian Muslim ; I I
I. Pengertian Kepribadian Muslim II
2. Aspek-aspek Kepribadian Muslim 22
3. Bentuk-bentuk Kepribaclian dalam Islam 23
4. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian 27
C. Rem,\ja 29
I. Pengertian Remqja 29
2. Sikap Rcmaja Terhaclap Agama 31
Bab III Metoclologi Penclitiun 34
A. Waktu clan Lokasi I'cnclitian 34
B. Populasi dan Sampcl 34
C. Metodc I'cnelitian 34
1\. Gamhnran Ulllurn i'vlasjid Jami AI-Anwar _ , 37
B. Dcskripsi Data 4'].
C. Analisis Data 43
D. Irllcrprctasi D"I" . . _ 57
Bab V KesirnpLilan dan Saran 59
A. Kcsil1lplilan 59
13. Saran 60
DAFTAR PUSTAKA 61
DAFTAR TABEL
[image:9.606.89.452.115.720.2]Tebel 1 Skor 36
Tabel 2 Fungsi masjid selain tempat ibadah 43
Tabel 3 Membaca doa ketika memasuki masjid 43
Tab'" 4 Pelaksanaan pendidikan di dalam masjid 44
Tabel 5 M:lleri yang berhubungan dengan keimanan 44
Tabel6 Jumlah materi keimanan 45
Tabel7 Materi kecintaan pada Nabi Muhammad saw 45'
Tabel 8 Jumlah materi kecintaan pada Nabi Muhammmad saw 46
Tabel 9 Membaca doa ketika ke luar masjid 46
Tabel 10 Materi berakhlak dengan sesama 47
Tabel II jumlah materi berakhlak antar sesama 47
Tabel 12 Tingkat penguasaan Ustadz 48
Tabel 13 Fasilitas pendidikan yang diberikan 48
Tabel 14 Kinerja pengurus dalam mengelola kegiatan pendidikan 48
Tabel 15 Aktif dalam mengikuti kegiatan 49
Tabel 16 Dorongan bergabung dengan RISALA 49
Tabel 17 Mengucapkan istigfar selesai salat 50
Tabel 18 Bersalawat pada Nabi Muhammad saw 50
Tabel 19 Salat fardhu awal waktu 51
Tabel 20 Mengucapkan salam 51
Tabel 21 Puasa sunnah senin dan kamis 52
Tabel 22 Sabar menghadapi kesulitan ;... 52
Tabel 23 Mencaci ternan yang salah 53
Tabel 24 Berzikir pada Allahswt•••••..•••••.••.•.•••••••....••••...••••••••..••••...•••• 53
Tabel 25 Menghormati para ulama 54
Tabel26 Menyayangi usia yang lebih muda 54
Tabel 27 Ikhlas menerima keputusan Allah swt 55
Tabel28 Mengenakan busana menutup aurat 55
BAR I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ants modernisasi di samping berdampak positi:' bagi kehidupan umat manusia, namun di sisi lain ternyata telah melahirkan dampak yang kurang
menguntungkan bagi. kehidupan umat manusia itu sendiri, ynitu dengan menggejalanya berbagai problema yang semakin kompleks, baik セi。ャャァ bersifat personal maupun sosial. Manusia modern telah terpedaya oleh produk
pemikirannyaセ・ョ、ゥイゥL karen a kurang mampu mengontrol dek sampingnya.
Kehidupan yang tcrlalu berorientasi kepaja kemajuan dalam bidang
material te,iah menelantarkan supra empiris manusia, sehingga terjadi kemiskinan rohaniah dalam dirinya. Kondisi ini ternyata sangat kondusifbagi ber!(embangnya masalah-masalah pribadi dan sosial yang lerekspresikan dalam suasana psikilogis yang kurang nyaman, seperti perasaan cemas, strees, dan perasaan tCTasing, serta
terjadinya penyimpangan moral atau sistem nilai.'
Derasnya arus moderni.sasi membutuhkan penanganan serius di kalangan
rcmaja, khusunya, scbab pada musa ini rCI11«ja mcngalami
rermasalahan-permasalahan yang khas, seperti dorongan seksual, pekerjaan, hllbungan dengan
orang tua, pergalilan sosial, interaksi keblldayaan, emosi, pertllmbllhan pribadi dan sosial, penggunaan waktu luang, keuangan, kesehatan, dan agama,z
Penanaman pendidikan yang bernuansa Islami merupakan kegiatan yang dektif untuk menjallhkan rema.Ja jatuh kc dalam hal-hal yang tak diinginkan.
Memang tujllan diselenggarkannya pendidikan Qセャ。ュ ialah untllk mewujudkan manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt., cerdas, tcrampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berblldi pekerti luhur, mandiri, bertanggung jawab terllddap dirinya, bangsa dan negara, serta agama.3
I Syamsu Yusul: MenIal Ii)Xiell'!: Perkembangan KesehalQn Menta! da/am Kajian j)sikolvgi dan Agama, (B:ll1uung: Pustuka Bani Qun.isy, 2004), cct. I, h. 81. .
: Sururi,n,ャセュオ jゥキセオik。ュ。L (Jakarta: PT. l{aja Grafindo Pcrsada, 2004), eel. I, h. 65.
Alma! Anef,Pengantar IImu dan Metod%gi Pendidikanlslam, (Jakarta: CiputatPefs,
Tujuan pendidikan ini sesuai dengan konsep AI-Quran yaitu tentang tujuan utama diciptakannya manusia, ialah semata-mata menghambakan diri atau mengabdi kepada-Nya.
Dan Aku tidak menciptakanjin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. AI-Zariyat 56)4
Pendidikan memang memainkan peran penting dalam kehidupan, bahkan tumbuh dan besamya suatu negara tidak terlepas dari sektor ini. Kita ambil contoh Negara Jepang, di mana kemajuan ekonomi yang didapatnya sekarang tak lepas dari peran serta pendidikan. Sistem pendidikan Jepang yang baik telah menghasilkan manusia-manusia berkualitas sehingga walaupun hancur setelah kekalahan dalam perang dunia II, mereka dapat cepat bangkit maju dan bahkan bersaing dengan negara yang mengalahkannya dalam perang. Dan karena itu tidak salah kalau Scuhtz dan Solow menegaskan bahwa "Pendidikan mempakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan kualitas SDM."s
Dalam Islam sendiri pendidikan mempunyai posisi yang sangat signifikan sebagai bagian dari suksesnya dakwah agama ini. Hal ini terlihat dari tumnya wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad saw., surat al-Alaq. Kata Iqra
yang biasa diteIjemahkan dengan bacalah! mempakan pintu gerbang bagi terbukanya ilmu pengetahuan. Perintah membaca merupakan perintah yang paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia. Karena membaca merupakan jalan yang mengantar manusia mencapai derajat kemanusiaannya yang sempuma. Sehingga, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa membaca adalah syarat utama guna membangun peradaban. Dan bila diakui bahwa semakin luas pembacaan semakin tinggi peradaban, demikian pula sebaliknya.6
4 Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Pentafsir AI-Quran,AI-Quran dan Terjemahnya,
(tt.p: t.p., 1997), h. 862.
5 Oede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokra!is: Sebuah Model Peliba!an Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. (Jakarta: Prenada Medi", 2004), cet. I, hal. 2.
3
Selain itu, bentuk kepeJuIian Nabi Muhammad saw. terhadap pendidikan
juga terlihat ketika mengajar dijaJikan syarat bagi bebasnya para tawanan perang, yJkni apabiia mercka mengajarkan baca tulis kepada orang Islam. Ini dimaksudkan, agar pengajaran baca tulis bisa menyebar dan mentradbi di
kalangan umat Isl3m.'
Pendidikan dalam Islam rapat sekaH hubungannya dengan masjid. Hal ini
dapat dilihat dari usaha Nabi Muhammad saw. bersama kaum muslim in setibanya dl kota Madinah. Bangunan pertama kali yang dibangunnya ialah masjid. Fungsi masjid yang dibangunllya itu tidak hanya sllbatas untuk mengadakan komunikasi alJara kaum muslim dengan A:lah, akan tetapi jangkauannya Illbih luas lagi. Di
masjid itulah para sahabat mencurahkan perhatiannya untuk mempelajari Islam lebih jauli bersama Rasulullah saw. Kalan terdapat persoalan-persoalan di antara mereka tentang ajaran Islam, rna:", Rasulullah saw. meqjadi tumpuan pertanyaan
mereka.8 Di tempat itu pula pusat kegiatan nabi bersama kaum muslimin untuk
secara bersama-sama membina ma;yarakal baru, masyarakat yang disinari oleh tauhid, dan mencerminkan persaiuan dan kesatuan umat. Di masjid itulah beliau
bermusyawarah mengenai berbagai urusan, salat berjamaah, membacakan AI-Quran, baik dalam mengulang ayat-ayat yang sudah ditnrunk&n terdahulu maupun membacakan ayat-ayr.t yang baru diturunkan.9
Di dalam masjid itu ada suatu ruangan yang disebut d'ongansujrah, tempa! bagi kallm Muhajirin yang tidak mempunyai rumuh tinggal di Madinah. Dengan adanyasuJfah itu bertambah nyn!a fungsi lIla!;jid scbagai lembaga pengajaran dan pendidikan.1O
AI-Abdi, sebagaimana dikutip Athiyah AI-Abrasyi, mt'ngungkapkan :ahwa:
Tempat yang terbaik lIntuk belajar ialah masjid, karena dengan dudnk belajar di masjid jtu akan kelihatanlah hidupnya sunnah, bid'ah-bid'ah
7Muhammad Athiyah Ai-Ahrasyi,Beberapa Pemikirall Pendidikan Islam. lerj. dariRuh
AI-Islameleh Syamsuddin Asyrofi, dirk., (Yegyakalla: Titian Hahi Press, 1996), oct. 1, h. 36.
8Armai Arief, Rejormulasi Pendioikan Islam. (Jvkarta: CRSD PRESS, 2005), eet. I, h.
109.
dapat dimatikan, hukum-hukum Tuhan dapat diungkapkan. Hal ini hanya bisa dicapai di dalam masjid, karena ュ。セゥ、 merupakan tempat pertemuan umum dari semua lapisan, tingkat tinggi dan rendah, para smjana dan buta huruf."
Melalui pendidikanlah para pendidik Islam menghasilkan pribadi-pribadi yang nanti menjadi pendidik pula, menyebarkan Agama Islam kepada generasi
yang akan datang, sebagaimana yang dilakukan Nabi Muhammad saw. kepada
para sahabatnya, sehingga pada tiap-tiap diri para sahabat terpancar ke-Islaman yang utuh.
Akantetapi, pada masa belakangan ini banyak sekali masjid-masjid berdiri yang keberadaanya tidak lagi seaktif masa Rasulullah saw., khususnya dalam hal
pembinaan pendidikan. Masjid-masjid itu hanya ramai pada acara yang sifatnya ritual dan seremonial semata.
Lain halnya dengan Masjid Jami AI-Anwar yang berada di jalan Mampang
Parapatan XI. Meskipun masjid ini tidak semegah masjid-masjid yang ada disekitarnya, tetapi kegiatan pendidikan yang diselenggarakannya dapat
membanggakan, paling tidak untuk masyarakat sekitar. Remaja masjid ini yang tergabung dalam wadah organisai Remaja Islam AI-Anwar (RISALA) menjadi
penggerak utama dalam memakmurkan Masjid Jami Al-Anwar dalam hal pendidikan. Organisasi Remaja Islam AI-Anwar ini dapat dijadikan sebagai
referensi bagi remaja masjid Iainnya.
Sementara itu, dalam pergaulannya sehari-hari kamunitas remaja ini juga
mencerminkan kepribadian yang baik, yaitu suatu kepribadian yang dilandasi atas takwa pada Allah swt. atau yang biasa disebut dengan kepribadian muslim.
Kepribadian muslim yang dimiliki inilah yang nantinya akan mencerminkan seorang muslim yang sesunggulmya.
Berdasarkan landasan ini maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian guna mengungkap kernbali tradisi yang pemah dibangun oleh Nabi
Muhammad saw. danparasahabatnya tersebut.Maka penulis beri judul penelitian
ini dan dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul "FUNGSI MASJID JAMI
AL-ANWAR SlmAGAl LRMRAGA PRNDlIJ)IKAN DALAM
MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM (STUDI KASUS PADA
ANGGOTA REMA.JA MASJID JAMl AL-ANWAR DI JALAN
MAMPANG PRAPATAN XI)"
B. Identifikasi Masalah
Beberapa hal yang penulis jumpai di Masjid Jami AI-Anwar ialah: 1. Aktifuya kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh remaja.
2. Adanya kepribadian muslim pada komunitas remaja Masjid Jami AI-Anwar.
3. Fungsi Masjid Jami AI-Anwar selain tempat ibadah juga tempat lembaga pendidikan.
Dari beberapa pemyataan di atas. maka beberapa hal yang dapat penulis identifikasi ialah:
1. Pengertian masjid.
2. Fungsi masjid sebagai lembaga pendidikan. 3. Pengertian kepribadian muslim.
4. Aspek-aspek yang meliputi kepribadian muslim. 5. Bentuk-bentuk kepribadian dalam Islam.
6. Faktor pembentuk kepribadian muslim. 7. Pengertian remaja.
8. Sikap remaja terhadap agama.
C. Pembatasan Masalah
Karena begitu luas dalam membahas penelitian ini, maka penulis membatasi masalahnya sebagai berikut:
1. Masjid yang menjadi objek penelitian ialah Masjid Jami AI-Anwar yang berada di Jalan Mampang Prapatan XI Jakarta Selatan.
AI-tunduk pada Allah swt.. menjalankan sunnah Nabi Muhammad saw.. dan bertingkah laku secara Islami terhadap sesama manusia.
D. Perumllsan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan ini ialah
I. Pendidikan apa saja yang diselenggarakan oleh Masjid Jami AI-Anwar? 2. Bagaimana tingkat kepribadian muslim yang dimiliki oleh Remaja Islam
AI-Anwar?
3. Bagaimana hubungan Masjid Jami AI-Anwar sebagai lembaga pendidikan dalam membetuk kepribadian muslim pada remaja?
E. Tlljllan dan Kegllnaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Remaja Islam AI-Anwar (RISALA).
b. Untuk mengetahui pula apakah kepribadian muslim sudah terbentuk pada remaja tersebut.
c. Dan bagaimana hubungan pendidikan di Masjid Jami AI-Anwar dengan terbentuknya kepribadian muslim.
2. Kegunaan Penelitian
a. HasH penelitian ini diharapkan memberi sumbangan positifbagi
orang-orang yang konsen dan bergerak dalam dunia pendidikan.
b. HasH penelitian ini juga dapat digunakan sebagai referensi atau bahan
kajian di dunia akedemik.
c. Sebagai acuan bagi pengurus Masjid Jami AI-Anwar untuk langkah
BABII
KA.JlAN TEORT
A.
Masjid
I. Pengertian Masjid
Kata masjid terambil dari katasajada-ya:,judu-sujudan, yang berarti sujud
atau mcnundukkan kcpala sampai kc tanah. Sedangkan masjid mcrupakan isim
malean dari kalasajadatadi, yang mempunyai arti tempat sembahyang.1Memang
tindakan Rasulullah saw. pertama setelah masjid yang peltama beliau dirikan ialah
melakukan sujud, yakni salat bersama-sama dengan kaum Muhajirin dan AnsaI'
dengan beliau sendiri sebagai imam.2
Sujud adalah pengakuan ibadat, yaim pernyataan pengabdian lahir yang
dalam sekali. Setelah iman cJimiliki jiwa.. maka lidah mengueapkan ikrar
keyakinan sebagai pernyataan dari milik. rohaniah itu. Setela!t lidah menyatakan
kata keyakinan, jasmaniah menyatakan gerak keyakinan dengan sl.ljud, dalam
sembahyang. Sujud mcmbcri makna bahwa upa yung dillcapkan olch lidah
bukanlah kata-kata kosong belaka. Kesaksian atau pengakuan lidah itu diakui oleh
selurllh jasmani manllsia dalam bentuk gel'llk lahir, menyambung gerak batin yang
'ncngaklli dan mcyakini iman. Ilanya kcpada Tuhunluh sutu-sutullYu muslim sujud
dan tidak kepada yang Iuin, tidak kepada satu pun dalam ulam ini. Betapa
perkasanya manusia, hebatnya tenaga, rahasianya kegaiban, asal ia alam ia adalah
makhluk, dan ia bukanlah sasaran sujud. Satu-satunya sasaran sujud adalah
Khalik.)
AI-Quran menggunakarl kata sujud untuk berbagai arti. Sekali diartikan
sebagai penghormatan dan pengakuan akan kelcbihan pihak lain, seperti sujudnya
malaikat kepada Adam as., sebagaimana diungkapkan dalam surat al-Baqarah ayat
34.
IMahmud Yuous,Kamusaj。ィセOョ、ッャi・ウゥ。L lJakarla: PT. Hidakaryu Agung, 1990), h. lo3. :! Sidi Guzalba. Mm,yarakat lv/am: Peng,'mlar Sosiologi dan Sosiografi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), eel. 1, h. 150.
] Sidi Gazalba, A4t!,'ijid PWilif Ibm/af dan !\'eIJlulayaan Islam, (Jakarta: Pu:.;takaaiセhオウョ。L
Dan (ingallah) ketika Kami ber}irman kepada malaikat: Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka keeuali fblis; ia enggan dan lakabur dan adalah ia lermasuk golongan orang-orang yang ka}ir.
(QS. Al-Baqarah 34)4
Oi waktu lain sujud berarti kesadaran terhadap kekhilafan, selia pengakuan kebenaran yang disampaikan pihak lain, itulah arti sujud di dalam firman-Nya:
Lalu /lIkang-lukang sihir ilu lersungkur dengan bersujud, seraya berkala: Kami lelah pereaya kepada Tuhan Harun dan Musa. (QS. Thaha 70)5
Yang ketiga sujud berarti mengikuti maupun menyesuaikan diri dengan ketetapan Allah yang berkaitan dengan alam raya ini.6
Dan lumbuh-tumbuhan dan pohon-pohon kedua-duanya lunduk kepada-Nya. (QS. Ar-Rahman 6).7
Masjid merupakan suatu bangunan, gedung, atau suatu lingkaran yang berpagar sekelilingnya yang didirikan secara khusus sebagai tempat beribadah kepada Allah swt. khususnya untuk mengeIjakan salat.8 Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat masjid adalah tempat
4 Yayasan Penyelenggara PenterjemahlPentafsir AI-Quran, A/-Quran dan Teljemahnya,
(!l.p: I.p., 1997),h. 14.
5Yayasan,A/-Quran dan ... , h. 483.
6M. Quraish Shihab,Wawasan A/-Quran: Taj,ir Maudhui alas Pe/bagai Persoa/an Umal
(Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2003), eet. XIV, h. 459.
7Yayasan,A/-Quran dan ... ,h. 885.
9
melakukan segala aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada Allah swt. semata.9Karena itu AI-Quran surat AI-Jin ayat 18 misalnya menegaskan bahwa:
Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, maka janganlah kamu menyembah seseorang pun. di dalamnya di samping
(Menyembah) Allah.10
Dalam Ensiklopedi Islam disebutkan bahwa:
Masjid merupakan salah satu karya budaya umat Islam di bidang teknologi konstruksi yang telah dirintis sejak masa permulaannya dan menjadi ciri khas dari suatu negeri atau kota Islam. Masjid juga merupakan salah satu corak dan perwujudan perkembangan kesenian Islam dan dipandang sebagai salah satu kebudayaan Islam terpenting. Perwujudan bangunan masjid juga merupakan lambang dan cermin kecintaan umat Islam kepada Tuhannya dan menjadi bukti tingkat perkembangan kebudayaan Islam.I I
Akan tetapi, bagi seorang muslim apabila mereka hendak melakukan salat tidak perIu membangun masjid terIebih dahulu, sebagaimana halnya agama lain yang harus melakukan ritual di tempat khusus, seperti gereja bagi orang Nasrani. Seluruh jagat adalah masjid bagi muslim. Jadi seluruh bumi adalah tempat sujud kepada Tuhan. Ini berarti bahwa seluruh bumi adalah tempat untuk memperhamba diri pada Tuhan, tempat meluhurkan Tuhan. Ini sebagaimana yang disabdakan Nabi Muhammad saw.:
Telah dijadikan bagiku bumi ini sebagai mWi]'id dan sarana penyucian diri. (HR. Bukhari)I2
9Shihab,Wawasan AI-Quran... ,h. 459.
10Yayasan,AI-Quran dan... , h. 985.
II Dewan Redaksi,Ensiklopedi Islam. Jilid III, h. 170.
2. Fungsi Masjid Sebagai LembagaPendidikan
Masjid dalam sejarah pendidikan Islam tidak hanya berfungsi sebagai tempat beribadah, tetapi juga berfungsi sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan. Masjid dalam fungsinya sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan memainkan peranan yang penting pada periode pertama.13
Untuk melihat fungsi masjid sesungguhya, ada baiknya kalau kita melihat peranan masjid yang dibangun oleh Rasulullan saw. bersama umatnya pada masa awal Islam tumbuh. Masjid Nabawi di Madinah telah menjabarkan fungsinya sehingga lahir peranan masjid yang beraneka ragam. Sejarah mencatat tidak kurang dari sepuluh peranan yang diemban oleh Masjid Nabawi, yaitu:
a. Tempat Ibadah (salat dan zikir).
b. Tempat konsultasi dan komunikasi (masalah ekonomi, sosial, dan budaya).
c. Tempat pendidikan. d. Tempat santunan sosial.
e. Tempat latihan militer dan persiapan alat-alatnya. f. Tempat pengobatan para korban perang.
g. Tempat perdamaian dan pengadilan sengketa. h. Aula dan tempat menerima tamu.
i. Tempat menawan tahanan.
j. Pusat penerangan dan pembelaan agama.14
Praktek nabi di Madinah ini menjadi model bagi para sahabat sesudahnya dalam melakukan praktek pengajaran tentang Islam dan kemasyarakatan. Di mana-mana di daerah yang ditaklukkan muslim di situlah dibangun masjid sebagai tempat ibadah sekaligus tempat studLI5
Dalam konteks ke-Indonesiaan pun banyak daerab ini menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan pendidikan dan pengajaran. BaWmn di Minangkabau, masjid menduduki tempat penting dalam struktur sosial dan keagamaan masyarakat. Karena itu, surau yang bentuknya lebih kecil dari masjid menjadi penting pula bagi kehidupan masyarakat Minang. Fungsinya sebagai tempat
13 Armai Arlef(ed), Sejarah Pertumlmhan dan Perkembangan Lembaga Pendidikan
[slam Klasik, (Bandung: Angkasa, 2005), eet. T, h. 35.
II
penginapan anak-anak bujang tidak berubah, Ialu fungsi tersebut diperluas menjadi tempat pengajaran dan pengembangan ajaran Islam, menjadi tempat
mengaji, belajar agama, dan tempat upacara-upacara yang berkaitan dengan agama.
Sistem pengajaran di masjid, sering memakai sistem halaqah, yaitu guru membaca dan menerangkan pelajaran sedangkan siswa mempelajari atau mendengar saja, hampir mirip dengan sistem klasikal yang berlaku sekarang. Salah satu sisi baik dari sistem halaqah ialah pelajar-pelajar diminta terlebih
dahulu mempelajari sendiri materi-materi yang akan diajarkan oleh gurunya,
sehingga seolah-olah pelajar menselaraskan pemahamannya dengan pemahaman gurunya tentang maksud dari teks yang ada dalam sebuah kitab. Sistem ini mendidik palajar belajar secara mandiri.
Adapun metode yang digunakan adalah metode bandongan atau sorogan.
metode bandongan adalah metode dimana seorang guru membacakan dan menjeIaskan isi sebuah kitab, dikerumuni oleh sejumlah murid yang masing-masing memegang kitab yang serupa, mendengarkan dan mencatat keterangan yang diberikan gurunya berkenaan dengan bahasan yang ada dalam kitab tersebut
pada lembaran kitab atau pada kertas catatan yang lain. Sedagkan metode sorogan
merupakan metode di mana santri menyodorkan sebuah kitab dihadapan gurunya, kemudian guru memberikan tuntunan bagaimana cara membacanya,
menghafalkannya, dan pada jenjang berikutnya bagaimana menterjemahkan serta menafsirkannya.'0
B. Kepribadian Muslim
1. Pengertian Kepribadian Muslim
Kepribadian muslim adalah kumpulan dua kata yang masing-masing
katanya mempunyai arti tersendiri. Kepribadian terambil dari kata pribadi,
mendapat awalan ke dan akhiran an, yaitu manusia sebagai perseorangan (diri manusia atau diri sendiri); keadaan manusia sebagai perseorangan.11
16eprints.ums.ac.idJ285101IBibliografi-wahyu.doc tgl. 24-10-2007
.::n t"cnyusun h.amus t'usat Hahasated), Kamus Besar Bahasa indonesia, (Jakarta:
Term kepribadiandalam beberapa hahasa disebut dengan personality
(Inggris), persoonlijkheid (BehlOda), pm>'Onnafita (Prancis), personlichkeit
(Jerman), personalita (ltali), dan pasonalidad (Spanyol). Akal" kata
masing-masing sebutan itu berasal dari kata latin persona yang berarti topeng, yaitu
lopeng yang dipakai oleh aktor drama atau sandiwara. Atau juga dari kata latin
personareyang berartito soulUl through(suara tembus).18
Seorang aklor Yunani kuno lelah l"rbiasa memukai topeng, persona,
ketika memerankan seorang tokoh dalam suatu drama. Tentu pemakaian topeng
ini f'elain untuk menyembunyikan identitasnya, juga untuk keleluasaannya dalam
memerankan sosok pribadi lain. Teknik drama ini kernudian diambil alih oleh
bangsa R,)ma dengan istilah personality. Bagi bangsa Roma, persona semula
diartikan dengan bagaimana scscorang tampak pada orang lain dan bukan pribadi
yang sesungguhnya. Aklor mcn<:iplukan dalam pikiran penonlon suatu kesan,
impression, dan tokoh yang diperankan di atas panggung bukan kesan dari pribadi
aktor sendiri. Berdasarkan pemaharnan ini maka maksud personality bukanlah
suatu atribut yang pasti dan spesifik, rnelainkan suatu kualitas prilaku seseorang.
lstilah personolity kemndian dipakai untuk menamakan para aktor sendiri, bukan
pribadi crang lain yang diperankan. Setelah masa keemasan Roma makna istilah
ini berubah menjadi scsualu yang dianggap sebagai konstitusi manusia yang
dijadikan.'9
Oalam bahasa Arab padanan kata kepribadian disamii!wn Jengan
syakhshiyyah. Oalam Iiteratur ke.. lslaman, terutama dalam khazanah klasik ahad
pertengahan, katasyakhashzvyah kUrHng begilu dikcnal. Terdapal bcbcrapa alasan
mengapa term ini tidak dikenal:
a. Oalam AI-Quran tidak ditemukan termsyakhshiyyah.
b. Oalam khazanah Islam klasik, para filosof maupun sufi lebih akrab
menggunak",l istilah akhlak. Penggunaan islilah ini karena ditopang
oleh ayat AI-Quran dan Hadis rasul.
18Abdul Mujib,FilJ'ail dan I:epribadiafllslam: Sebuah })endekaJt1/1 Psikologis, (Jakarta:
Darul Falah, 1999), eel. t,h. 72.
13
. e. Term syakhshiyyah hakikatnya tidak dapal mewakili nilai-nilai
fundamental Islam unluk mcngungkap prilaku batiniah manusia. Artinya term syokhshiyyah yang lazim dipakai dalam psikologi kepribadian Barat aksentuasinya lebih pada deskripsi karakter, sifat, atau prilaku unik individu, sementara term akhlak lebib menekankan pada aspek pellilaiannya terhadap baik-buruk suatu tingkah laku.20
Dalam lileratur ke-Islamam mode:'II, term :,yakhshiyyah telah banyak digunakan untuk menggambarJ..an dan mcnilai kepribadian individu. Sebutan
.\yakhshiyyat ai-muslim mcmiliki arti kepribHdian orang Islam. Pe.geseran makna
in' menunjukkan bahwa term .\yakhshiyyah telah menjadi kesepakatan umum 1I.1tuk dijadikan sebagai padanan daripersonality21
Secara terminologi kata kepribedian dapat dilihat dari pendapal seorang
ahli psikologi kcpribadi.lI1, yaitu Gordon Allport, ia mendefinisikan kepribadian dcngan"What a man really is" (manusia sebagaimana adanya). Defillisi ini dirasa
tcrlalu singkat, kemudian ia menjabarkannya dengan definisi "Personality is the
dynamic organization within the individual of those p"J!chophysical system, that
detemJines his unique adjustment to his environment. ' (Keprihadian adalah
organisasi dinami o daJam individu sebagai sistcm psikopisik yang menentukan
earanya yang khas daiam menyesuaikan diri terhadap lingkungan).22
Definisi pcrtama yang oikemukakall di atas meskipun lerlalu singkat,
nUllllll1 mcmiliki makna yang [ladut. Pemaknaan kcpribaJian dcngan "Inanw:lia
sebagaimana adanya" memiliki asumsi dasar, yaitu:
a. Pengamat tidak menggunakan norma-norma baik buruk tertentu dalam melihat tingkah Jaku individu. Apa yang ada itu Jah digambarkan,
tanpa menilai baik buruknya. Konsep ini sesuai dengan pendapat
Allport sendiri bahwa kepribadian itu berbeda dengan karakter.
:W Abdul Mujib, Kepribodiall da/am Psikologi Islam, (Jakarta: PT. Raja Graflndo, Persada, 2006), eel. I, h. 25
21 Mujib,Kepribadian dalml' .."h. 25
b. Pengamat adalah pihak luar yang l1Ieneoba memahami dan mendeskripsikan kepribadian individu, sehingga hanya dapat dikatakan "sebagaimana adanya seseorang".
c. Kepribadian bereksistcnsi seeara real, lanpa terpengaruh oleh
subjektifitas si pengarnat atau orang lain yang meresponnya.23
Sedangkan delinisi kedua memiliki lima prinsip pokok kepribadian, yaitu: a. Pernyataan "Organisasi dinamis" menentukan kenyataan bahwa
kcpdbadian itu selalu berkembang dar. berubah walaupun dalam pada itu ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubungkan berbagai komponen dad pada kepribadian.
b. Istilah "psi':otisis" menunjukkan bahwa kepdbadian bukanlah
eksklusif (semata-mata) mental dan bukan pula semata-mata neural.
Organisasi kepribadian melingkupi ォ・セゥ。 tllbuh dan jiwa (tak terpisah-pisah) dalam kesatuan kepribadiaa.
c. Istilah "mencntukan" menunjukkan bahwa kepribadian mengandung
tendens-tendens determinasi yang memainkan reran aktif dalam tingkah laku individu. Kepribadian adalah sesuatu dan melakukan sesuatu. Kepribadian terletakdi be/akanE; perhuatan-perbuatan khusus dan di dalam individu(Personality issomething and does something. It was lies behind opecific acts and within the individual).
Dad apa yang dikemukakan di atas nyata bahwa bagi Allport kepribadian bukanlah hanya SUSlJ:1an si pl'ngamat, bukan pula sesuatu yang hanya ada selamd ada orang lain yang hereaksi terhadapnya. Jauh
dari itu kepribadian mempunyai eksistensi riil termasuk juga segi-r.egi
neural dan tisiologis.
d. Sat'.! unsur lagi yang penting dalam detinisi di atas ialah kata khas
(unik, unique) yang menunjuk tekanan utama yang diberikan oleh Allport pada individualitas Tidak ada dua orang yang benar-benar
sarna dalam caranya mcnyesuaiKan did terhadap Iingkungan, jadi
IS
sarna dalam caranya menyesuaikan diri terhadap lingkungan, jadi
dengan demikian berarti tidak ada dua orang yang mempunyai
kepribadian yang sarna.
e. Dengan menyatakan "menyesuaikan diri terhadap lingkungan" Allport
menunjukkan keyakinannya, bahwa kepribadian mengantar individu
dengan lingkungan fisis dan lingkungan psikologisnya, kadang-kadang
menguasainya. Jadi, kepribadian adalah sesuatu yang mempunyai
fungsi atau arti adaptasi dan menentukan.2
4Sedangkan kata muslim menunjukkan seseorang yang beragama Islam.
Seorang Islam dalam arti kata yang sesungguhnya bukan hanya mengandung arti
menganut Agama (hukum-hukum) Islam dan melaksanakannya dalam peri
kehidupannya sendiri, melainkan lebih dari itu. Di dalarnnya terkandung pula
pengertian bahwa ia harus merasa berkewajiban untuk menyampaikan
hukum-hukum Islam kepada anak-anaknya, kepada keluarganya, bahkan kepada siapa
saja. Tegasnya kepadanya terpikul pula satu tugas suci untuk menyiarkan
ajaran-ajaran agama kepada orang lain.
25Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka.
(QS. At-Tahrim
6)26' / ,... <> '" < > " ! " ... .. ... / ' , 0
;.A
セujiIpi
.;
uセI
Zjjセセ
ujセセI
?'JI
jセ
uセセ
4:41
セ
セI
Ndセ|
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari
yang mungkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(QS.
AI-Imran
I04i7Jika kata kepribadian dan muslim dihimpun menjadi satu maka
mempunyai definisi tersendiri. Menurut Ahnlad D. Marimba kepribadian muslim
24Suryabrata,Psikologi Kepribadian, h. 206-7
25Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: AI-Ma'arif,
1980), cet. IV, h. 28
luarnya, kegiatan-kcgiatan jiwanya, r,.laupun filsalut hidup dan kcrercayaannya mCilunjukkan pcngabdian kcpada Tuhan penycmhan diri kcpada-]\lya.,,2H
Mcnurut Jalaluuin dan (Isman Said kcpribadian muslim daput diartikan ,ebagai "Identitas yang dimiJiki scseonm;; sebugai ciri khas dari keseluruhan dngkah laku sebagai muslim, baik yang ditampWcan paua tingkah laku lahiriah
'k b ' ,,29
maupunSI ap atmnya.
Abdul Mujib mendefinisikan kepribadian dengan sangat sederhana, yaitu "Integrasi sistem kalbu, akal, dan hawa nafsu manusia yang menimlmlkan tingkah laku.,,30
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa dalam diri manusia terdapat elemen jasmani sebagai struktur biologis k..lpribadiannya dan elemen mhani sebagai
struktur psikologis kepribadiallnya. Sinergi kedua clemen ini disebut dengan nafsani yang merupakan psikopisik kepribadian manusia. Di dalam struktur
nafsani memiliki tiga daya, yaitu;
a. Kalbu
Dalam psikologi kontemporer, kata kalbu lazimnya digunakan untuk makna al-syu 'ur (emosi), yaitu perasaan yang dikctahui atau disa.:lari. AI-Gazali secara tegas melihat kalbu dari dua aspek:
I. Kalbu jasmani adalah daging sanubari yang berbentuk seperti jantung pisang yang terletak eli dalam dada sebelah kiri.
2. Kalbu ruhani adalall sesuatu yang bersifat hulus, rabbani, dan ruhani yang berhubungan dengan kalbu jasmani. Bagian kedua ini merupclkan esensi manusia.31
Pemaknaan dua aspck tersebut wajar, sebab kalbu merupakan bagian dari nafsani. Setiap nafsani memiliki komponen fisik dan psikis. Komponen fisik tercermin di dalam kalbu jasmuni, sedang komponen hJsikis tercermin di dalam
kalbu mhani. Kalbu jasmani merupakan jantung (hearl) yang menjadi pusat
28Marimba,Penganlar FUsain!....h. 68
29 lalaluddin dan Usmnn Said, Filsa!a( PtlJdidikan Islam: KOIJ..'iep dan Perkembangun
Pemikirannya,(Jakarta: PT. Raja GmJilldo, t996), h.
n.
30Mujib,Kepribadian dalam ,h. 32
17
jasmani manusia. la berfungsi sebagai pusat peredaran dan pengaturan darah. Apabila fungsi ini berhenti maka ajal kehidupan manusia habis dan teJjadiiah apa yang disebut dengan kematian. Kalbu jasmani tidak hanya dimiliki manusia, tetapi dimiliki oleh semua makhluk yang bemyawa seperti binatang. Sedang kalbu ruhani hanya dimiliki manusia, yang menjadi pusat kepribadiannya. Kendatipun jantung bersifat fisik, tetapi berkaitan erat dengan kondisi psikologisnya. Apabila kondisi psikologis seseorang normal maka ia berdenyut atau berdetak secara teratur, tetapi apabila kondisi psikologisnya terlalu senang atau terlalu resah maka frekuensi denyutnya lebih cepat atau bahkan lebih lambat dari batas normalitas.
Kalbu ruhani memiliki karakteristik khusus:
I. la memiliki insting yang disebut dengan al-nur al-ilahi (cahaya ke-Tuhanan) dan al-bashirah al-bathiniah (mata batin) yang memancarkan keimanan dan keyakinan.
2. la dieiptakan oleh Allah sesuai dengan fitrah asalnya dan berkecenderungan menerima kebenaran dari-Nya.32
Dari sisi ini maka kalbu ruhani merupakan bagian esensi dari nafsani. Kalbu ini berfungsi sebagai pemandu, pengontrol, dan pengendali semua tingkah laku manusia. Apabila kalbu ini berfungsi secara normal maIm kehidupan manusia menjadi baik dan sesuai dengan fitrah aslinya, sebab kalbu ini memiliki natur
ilahiyah atau rabbaniyah. Natur ilahiyah merupakan aspek supra kesadaran manusia yang dipanearkan Tuban. Dengan natur ini maka manusia tidak sekedar mengenal lingkungan fisik dan sosialnya, melainkan juga mampu mengenal lingkungan spiritual, ketuhanan, dan keagamaan.
Kalbu memiliki berbagai daya insani, diantaranya:
I. Daya inderawi seperti pengelihatan dan pendengaran. Daya ini berbeda dengan daya inderawi biologis. Kalbu mampu melihat dengan mata hati, mendengar dengan suara hati, berbicara dengan kata hati, dan meraba dengan sentuhan hati. Panea indera mampu mencapai hal-hal yang inderawi, tetapi belum mampu merasakan keindahan-keburukan dan keeintaan-kemuakan. Sentuhan seksual (syahwah) mampu
melakllkan hubungan sekslial dengan memperoleh kenikmatan jasadi,
telapi belum tentu ュcャャQー」イッャセィ kebahagiaan. Semua menjadi terasa
apabila berbagai elemen tersebut berinteraksi dengan kalbu.
2. Daya psikolog!s sepert! kognisi, cmos!, dan kona,i, meskipun daya
emosi lebih dominan. Daya emosi kalbu sebagai daya yang paling
dominan mcnimbulkan daya rasa. Emosi merupakan suatu reaksi
kompleks yang me'1gait satu tingkat tinggi kegiatan dan
perubahan-perllbahan seeara mendulam ウセイエ。 dibarengi dengan perasuan (feeling)
yang kllat atau disertai keada3n afektif. Daya emosi ada yang bersifat
positif dan negat;f. Emosi positif misalnya senang, riang, pereaya
(iman), tulus, dan sebagainya. Sedagkan emosi negalif, seperti benci,
sedih, ingkar(kl(/;'), ll1endua (nija'l), dan sebagainya. Dayu-daya emosi
blbu dapat teraktualisasikan rnelalui rasa inlelektual, rasa inderawi,
rasa etika, rasa estetika, rasa sosial, rasa ekon0mi, rasa religius, dan
rasa yang lainnya.
Daya kogni3i kalbu bersifat halus dan rabbaniyang mampu meneapai
hakikat sesuatll Kalbl' mall1pu nlemperoleh pengetahuan (rna'rijiJh)
melalu! daya eita rasa (al-dzawqiyYah) dan intuitif (al-hadsiyyah).
Kalbu akan memperoleh puneak pengetahuan apabila manusia telah
menyueikan dirinya (tazkiyat al-nafs), sehingga ia dapat menghasilkan
ilhamdan kasy./(lerbukanya dinding yang menghalangi kalbu).
Daya kalbu yang lain adalah konasi yang mana manusia mampu
beraksi, berbuat, berllsaha, berkenwmpuan, dan berkehendak. Sumber
konasi kalbu adalah sinergi antara pikiran hali (al-khatl:iri), kemallan
(iradah) dan kemampuan (qudrah). AI-Gazali melljelaskan bahwa
al-khathir adalah "Sesuaw yang menggerakkan hati manusia.,,33 Semua
prilaku manusia bermula dari al-khathir, dan al-khathirmenggerakkan
keeintaan, dan keeinlaan me1ggerakkan keinginan yang kuat, dan
keinginan yang kuat menggerakkan niat (kesadaran di:i dan komitmen
untuk melakukan sesuatu), dan nia! menggerakkan aktifitas tubuh.
19
Daya kalbu tidak terbatas pada pencapaian kesadaran, tetapi mampu mencapai tingkat supra kesadaran. Kalbu mampu menghanlarkan manusia pada tingkat spiritualitas, religiusitas, dan ke-Tuhanan. Semua tingkatan itu merupakan
tingkatan supra kesadaran manusia, sebab kedudukannya lebih tinggi dari pada kemampuan rasio manusia.
Manusia dengan kalbunya mampu membenarkan wahyu Allah swt.,
meskipun daya rasionalnya menolak. Kebenaran wahyu ada yang bersifat rasional dan ada pula yang bersifat supra rasional. Sifat rasional dapat ditangkap oleh daya akal manusia, sedang sifat supra rasional hanya dapat ditangkap oleh kalbunya. Dengan begitu, fungsi kalbu bukan sekedar merasakan sesuatu, melainkan juga berfungsi untuk memikirkan, menemukan, dan membenarkan sesuatu yang bersifat supra rasional.34
b. Akal
Secara etimologi akal memiliki arti al-imsak(menahan), al-ribath(ikatan),
al-hajr (menahan), al-nahi (melarang), dan man 'u (mencegah). Berdasarkan
makna bahasa ini maka yang disebut orang yang berakal adalah orang yang
mampu menahan dan mengikat hawa nafsunya. Jika hawa nafsunya terikat maka jiwa rasionalitasnya mampu bereksistensi.35
Akal merupakan bagian dari daya nafsani manusia yang memiliki dua makna:
I. Akal jasmani, yaitu salah satu organ tubuh yang terletak di kepala. Akal ini lazimnya disebut dengan otak (al-dimagh) yang bertempat di dalam kepala.
2. Akal ruhani, yaitu cahaya (al-nur) ruhani dan daya nafsani yang dipersiapkan untuk memperoleh pengetahuan (al-ma'rifah) dan kognisi(al-mudrikat).36
Akal juga diartikan sebagai energi yang mampu memperoleh, menyimpan,
dan mengeluarkan pengetahuan. Akal mampu mengantarkan manusia pada esensi kemanusiaan (haqiqah insaniyah). Akal merupakan kesehatan fitrah yang
34Mujib,Kepribadian dafam ...•h. 99. 3SMujib,Kepribadian dafam h. 102
memiliki daya-daya pembeda antara r.al-hal yang baik dan yang buruk, yang b"rguna dan yang mcmbahayakan.
Akal secm'a psikologis memiliki fungsi kognisi (daya cipta). Kognisi adalah suatu konsep umum yung menGakup mengamati, melihat, memperhatikan, memberikan pendapm, mengasumsikan, berimaj inasi, memprediksi, berfikir, mempertimbangkan, menduga, dUll menilai.
Akal l1lemiliki kesamaun drmgan kalhu dalam memperoleh Jaya kognisi, lelapi eara dun husi Inya berbedu. Akal mumpu menearai pengetahuan ra<;ional,
セ・エ。ーゥ tidak mampu mencHpai pengetahuan supra rasional. Akal mampu menvngkap hal-hal yang abstrak, tetapi belum merasak1n hakikatllya. Aka; mampll mengahantarkan eksistensi manusia pada tingkat kesadaran, tetapi tidak mampll mei,ghantarkarr pada tingkat supra kesadamn. Akal m<llnpll mencapai kebenaran, tetapi belum mampu melakukan pekerjaan dalam bentuk ibadah, sebab ;;ebagian ibadah ada yang bersifat supra rasional. Akal rnampu berpikir dengan logika formal di dunia sadar, tetapi tidak mampll menahan atau menolak mimpi yang irasional di dunia bawah (dari setan) atau mimpi supra sadar di dunia atas sadar (dari Malaikat atau Tuhan).
Akal l1lampu menangkap pengetahuan melalui bantuan indera seperti lIntuk melihat dan memperhatika'1. Apabila mencapai puncaknya, aka I tidak lagi mcmbuluhkan indera, sebub indera membutasi ruang lingkup pengetahuan akliah. Knrenu itulah pengdahllun yang d:hasilkun oleh ukul dibagi mcnjadi dua bagian, pcrluma pengctahuan l"II.I'iol/a/ ell/piri,\', yaitu pcngctahuull yang diperolch mclului pemikiran akal dan hasilnya daput divcrilikusi sceam indentwi, scbab perolehunnya juga dengan bantuan indcra. Kedua, pengetahuan l"lJ.I'iona! idea/is,
yaitu ー・ョァ・エセィオ。ョ yang diperoleh melalui pemikiran akal, tetapi hasilnya belum tentu dapat diverilikasi dengan indera. Bagian pertama menghasilkan i1mu pengetahuan, sedang bagian kcdua menghasilkan liIasafllt.H
c. Hawa Nafsu
Hawa nafsu mCl1liliki dua daya yang pokok, yaitu pertama a/-ghadhab,
merupakan potensi hawu nufsu yung mcmiliki nutur sepcrti binatung buas
LI
(subu 'zvyah) yang memiliki naluri dasar menyerang, membunuh, merusak,
menyakiti, dan membuat yang lain menderita, Namun, apabila potensi ini dikelola
dengan baik atas bimbingan I:albu, maka ia akan menjadi kekuatan atau
kemampuan (qudrah). Kedua AI-Syahwat, merupakan potensi hawa nafsu yang
memiliki natur binatang jinak (bahimiyyah) yang memiliki naluri dasar seks
bebas, erotisme, narsisme, dan segala tindakan untuk pemuasan biruhi,3"
Prinsip kerja hawa nafou mengikuti prinsip kenikmatan (pleasure
principle) dan berusaha mengumbar impuls-impuls agresif dan seksualnya.
Apahila impuls-impuls ini lidak lerpenuhi, maka terjadi ketegangan diri. Prinsip
kerja hawa nafsu ini memiliki kesamaan dengan prinsip kerja jiwa kebinatangan.
Oleh karena prinsip inilah maka hawa nafsu memiliki natur kebinatangan (jitmh
hayawaniyah).
Dalam persrektif psikologis, hawa nafsu memiliki daya konasi (daya
karsa). Hawa nafsu menunjukkan struktur bawah sadar atau pra-sadar dari
kepribadian manusia. Apabila manusia mengumbar dominasi hawa nafsunya,
muka kepribadiaunya tidak akan mampu b<;reksistensi seeara baik. Manusia model
ini memiliki kedudukan sarna dengan binalang bahlcanlebih hina.
Potensi hawa nafsu bersifat inderawi(hissiyah). Daya iriderawi hawa nafsu
terbagi atas dua maeam, pertama indera lahir(external senses) yang daP7t dimiliki
hewan dan manusia, kedua indera batin (internal senses) yang han) a dimiliki
manusia, kalau hewan memiliki ilu pun sedikil. Indera lahir berupa panea indera,
scpcrti, pcndcngaran, pcngclihatan, pcnciuman, rasa, dan scntuhan. Scmcntara
ind<;ra batin terdiri atas lima daya, yailu:
1. Indera bersama (ai-hiss al-musytarikah) yang berfungsi menerima, mengatur, dan mengkoordinasi bentuk-bentuk dari semua benda-benda
empiris yang diserap oleh panea indera lahir.
2. Imagenasi retentive (khayal) yang berfungsi representasi
(mushawwirrah), yailu melestarikan informasi yang diterima oleh
indera bersama untuk disalurkan pada daya yang lain, sehingga
membentuk gam bar suatu benda dalam pikiran.
3. lmagenasi kompositif (mulakhayyilah) yang berfungsi memisahkan
. atau menggabungkan kembali gambnr yang telah diterima oleh
imajinasi retentif dengan beberapa cara, ウ・ーセイエゥ menghayalkan manusia
terbang.
4. Estimasi (waham) yang dapat menangkap makna dnn tujllan yang ada
pada benda-benda inderawi, sehingga mampu mengarahkan hawa
nafsu hewani untuk bertindak. Pada manusia, daya ini de.pat digunakan
untuk menilai mana yang dipcrcaya dan mana yang fantasi.
5. Mcmori (hajizhah) dan イLセォッャ」Zィゥ (dzakirah) yang berfi.lllgsi scbagai
gudang Pcnyimpanan untuk mclestarikan makna atau tujuan daya-daya
b I
'9
se "umnya.
Perlll ditckankan Hセゥ sini, bahwa unluk mclihat kcpribadiun SCSCOrHng
secara utuh sangatlah sui it, karena ia mempunyai aspek batiniah yang tidak
nampak olch pandangan mala, yang dapat terlihat hanya pada aspck lahiriahnya
saja. Lcbih jauh Zakiah Daradjal mcncgaskan bahwa:
Kepribadian yang sesungguhnya adalah abstrak (maknawi), sukar dilihat atau dikelahui seeara nyala, yang dapat dikctahui adalah penampilan atau bekasnya dalam segala segi dan aspek kehidupan. Misalnya dalam tindakannya, ucapan, cara bcrgaul, bcrpa.kaian, dan dalam menghadapi setiap persoalan alau masalah, baik yang ringan
b 4(' maupun yang erat.
Dari uraian bcbcrapa pcndapal palear di atas pcnulis dapat mCllgambil
kcsimpulan bahwa kcpl'ibudian lI1uslim adal,'h gambaran utuh scorang muslim
yang aspek lahiriah dan batiniahnya menuniukkan aktivitas kclundukkan kcpada
Allah swt.
2. Aspelc-aspek Kepribadia" Muslim
Pada garis besal'llya aspek-aspek kepribadian itu dapat digolongkan dalam
tiga hal:
)') Mujib,KepribmliolJ(/a/al11 ... ,h. 111.
23
a. Aspek kejasmanian, yang meliputi tingkah laku yang nampak dari luar, seperti tindakannya, ucapan dan cara berbicaranya, penall1pilannya, dan lain sebagainya.
b. Aspek kejiwaan, ll1erupakan aspek-aspek yang tidak dapat dilihat langsung dari penampilan luar seseorang, seperti caranya berpikir, sikap dan ll1inatnya.
c. Aspek-aspek kerohanian yang luhur, ll1eliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu falsafah hidup dan kepercayaan. Ini ll1eliputi sistell1 nilai-nilai yang telah ll1eresap di dalam kepribadian itu yang ll1engarahkan dan mell1beri corak seluruh kehidupan individu.4!
Dari pendapat di atas penulis dapat ll1engambil kesimpulan, bahwa aspek-aspek yang terdapat pada kepribadian muslim ialah aspek-aspek batiniah dan aspek-aspek
lahiriah.
2. Bentuk-bentuk Kepribadian dalam Islam
Dalam Islam bentuk-bentuk kepribadian dapat dilihat dari redaksi surat Fatir ayat ke 32, yaitu:
Lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan
di an/am mereka ada yang per/engahan dan di antam mereka ada
(pula) yang lebih dahulu berbua/ kebaikan.
42Keloll1pok pertama merupakan kelompok yang zalill1 terhadap dirinya sendiri. Kelompok ini merupakan keloll1pok yang berkepribadian
ammmamh.
Kelompok kedua adalah keloll1pk yang ditengah-tengah antara baik dan buruk. Suatu saat ini berkepribadian baik, tetapi pada saat yang lain ia berkepribadian buruk. Keloll1pok ini merupakan kelompok yang berkepribadiaan
lawwamah.
Kelompok ketiga adalah kelompok yang segera melaksanakan kebajikan. Kelompok ini merupakan kelompok berkepribadian
mutmainnah.
4341 Marimba,Pengantar Filsafat...,h.67
a. Kepribadian Ammarah
Kepribadian ammarah adalah kepribadian yang cenderung melakukan
perbuatan-perbuatan rendah sesuai dengan naluri primitifnya, sehingga ia
merupakan tempat dan sumber kejelekan dan perbuatan tercela. Ia mengikuti
tabiat jasad dan mengejar pada prinsip-prinsip kenikmatan
(pleasure principles)
syahwat.
44Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
(QS. Yusuf
53)45Sebab-sebab teljadinya kepribadian ammarah ialah
(1)Seluruh sistem
kepribadian dikuasai oleh komponen nafsu yang memiliki natur
hayawaniyah, (2)
Menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya, sehingga komponen kalbunya
terkunci. Hal ini sebagaimana dikatakan Allah dalam firman-Nya.
" 0 . . - _ <> セ j ; l " .. ..- " /""
0;"";
J>-
セェ
....,.t!j
セ
J>-
? j
セ
J>-
.:lll
ll:Ptj
ッャセ
セャ
WI .;
G]NNN[セIエ
"'..- ,,-- ""
"
" ,.. ..." セ -- ,......- ,
....
. uj'}'
..lilli!
c:
.:llI..lA.; ::,..
セT セ ッェセ... ... ... ..- ....
Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan
ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan
meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan
memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat), Maka
mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
(QS. AI-Jasiyat
23)46(3) Berpaling dari Allah dan mengikuti hawa nafsunya, sebagaimana yang
tertulis dalam AI-Quran:
44Mujib,Kepribadian dalam ... ,h. 176
25
Dan (4) meninggalkan ibadah salat sebagai ibadah yang utama, serta hanya mengikuti nafsu syahwatnya.48
Maka dalanglah sesudah mereka, pengganli (yangjelek) yang menyia-nyiakan shalal dan memperlurulkan hmva naftunya, maka mereka kelak akan menemui kesesalan. (QS. Maryam 59)49
Bentuk-bentuk tipologi kepribadian ammarah adalah syirik, kufur, riya, nifaq, zindiq, bid'ah, sihir, ll1ell1bangga-banggakan kekayaan, ll1engikuti hawa nafsu dan syahwat, sombong dan ujub, membuat kerusakan, boros, memakan riba, mengull1pat, pelit, durhaka, benci, dan lainnya.5o
b. Kepribadian Lawwamah
Kepribadian Lawwamah adalah kepribadian yang mencela perbuatan buruknya setelah memperoleh cahaya kaJbu. Ia bangkit untuk memperbaiki kebill1bangannya dan kadang-kadang tumbuh perbuatan yang buruk yang disebabkan oleh watak gelapnya (zhulmaniyyah), tetapi kemudian dia diingatkan olehnur flahi, sehingga ia bertaubat dan memohon ampunan.
Bentuk-bentuk tipologi kepribadian ini sulit ditentukan, sebab ia merupakan kepribadian antara, yakni kepribadian ammarah dan kepribadian mutmainnah, yang bemilai netral. Maksud netraJ di sini yaitu:
1. Tidak memiliki nilai buruk atau nilai baik, tetapi dengan gesekan motivasi, netraJitas suatu tingkah laku itu akan menjadi baik atau akan menjadi buruk. Baik dan buruk nilainya tergantung pada kekuatan daya yang mempengaruhi.
2. Ia bemilai baik menurut ukuran manusia, tetapi belum tentu baik menurut ukuran Tuhan, seperti rasionalitas, moralitas, sosiaJitas yang dimotivasi oleh antroposentris.51
48Mujib,Filrah dan .... h. 332.
-Kepribadian lawwamah merupakan kepribadian yang didominasi oleh komponen aka!. Sebagai komponen yang bernatur
insaniah,
akal mengikuti prinsip kerja rasionalistik dan realistik yang membawa manusia pada tingkat kesadaran. Apabila sistem kendalinya tidak mampu mengikat dominasi nafsu, maka prinsip rasionalitasnya bembah menjadi kepribadian yang berpaham rasionalisme.52c. Kepribadian Mutmainnah
Kepribadian Mutmainnah adalah kepribadian yang tenang setelah diberi kesempurnaan nur kalbu, sehingga dapat meninggalkan sifat-sifat tercela dan tumbuh sifat-sifat yang baik. Kepribadian ini selalu berorientasi ke komponen kalbu untuk mendapatkan kesucian dan menghilangkan segala kotoran.53
Wahai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhan-mu dengan hati
yang puas lagi diridhai-Nya.
(QS. AI-Fajr 27-8i
4Kepribadian mutmainnah bersumber dari kalbu manusia, sebab hanya kalbu yang mampu merasakan ketenangan. Sebagai komponen yang bernatur
flahi
kalbu selalu cenderung pada ketenangan dalarn beribadah, mencintai, bertaubat, bertawakal, dan mencari ridha Allah swt. Jadi orientasi kepribadian ini adalah
Teosentris
55Firman Allah swt.:Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan hawa naftunya. Maka sesungguhnya
surgalah tempat tinggal (nya).
(QS. AI-Naziat 40-li6Bentuk-bentuk kepribadian ini terbagi atas tiga kategori, yaitu:
I. Kepribadian Mulcmin, yang memiliki enarn bentuk kepribadian, yaitu kepribadian
rabbani
atauflahi,
kepribadianmalaki,
kepribadian"Mujib,Fitrah dan ... ,h. 166.
-27
qurani, kepribadian raslIli, kepribadian yawm akhiri, dan kepribadian
laqdiri.
2. Kepribadian Muslim, yang mem;liki lima bentuk kepribadian, yaitu kepribadian syahadalain, kapribadian mushalli, kepribadian shaim,
kepribadianmllzakki,dan kepribadian haji.
3. Kepribadian Muhsin, yang melT.i1iki multi bentuk kepribadian. (a)
Tingkatan pertama meiiputi kesadaran, taubal, introspeksi, kembali lee
jalan Allah, berfikir, bcrzikir, menjaga diri, lari dari keburukan ュ・ャQャセオ
ke jalan Allah, latihan spiritual, dan mendengar dengan suara hati. (b)
Tingkatan etika, meliputi sabaI', rela, berterima kasih, malu, jujUI',
mementingkan orang lain, dan kerendahan hati. (e) Tingkatan hakikat,
ineliputi kelersingkapan, penyaksian, dan Illahuk. Dan (d) tingkalan
puneak, meliputi pengelahl1an yang gaib, peniadaan m:ller; (jana), dan
penetapan ruhani (baqa).;7
4. Faktor-faktorPembcntnk Kepriba<lil\ll
Studi ten tang faktor-lilktor yang menentukan kepribadian dibahas seeara
mendetail oleh tiga aliran yaitu:
a. Aliran Empirisme
Aliran empirisme disebul juga aliran environmenla/isme,yailu suatu aliran
yang menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan sebagai penyebab
timbulnya suatu tingkah laku. :'engalaman empirik bagi aliran ini merupakan
sumber dari segala kepribadian. Aliran ini semula elipelopori oleh filosof
berkebangsaan I.lggris yaitu Johr. Locke (1632-1704).
Asumsi psikologis yang mmelasari aliran im aelalah bahwa manusia lahir
dalam keadaan nelral, tidak memiliki pembawaan apapun. la bagaikan kertas
putih, tabula rasa, yang da:Jat ditulis apa saja yang dikehenelaki. Perwujudan
kepribadian elitentukan oleh luar eliri yang disc but dengan Iingkungan, dengan
kiat-kiat rekayasa yang bersifat impersonal dan direktif.
Menurut aliran ini kepribadian ma.lusia bukanlah sebuah robot yang
eliprogram secara eletenninistik, apalagi mcnyerah pada pembawaan nasibnya.
Usaha konkrit yang 、ゥゥセュ「ZQョァォ。ョ oleh alinm ini セ、。ャ。ィ menciptakan teori-teori belajar untuk mengnbah tmgkah Jaku manw;ia menuju kepribadi..m yang ideal. Melalui teori belajar, selT'ua kepribadian individu dapat dimodifikasi dan dibentuk se:mai dengan yang diinginkan.58
b. Aliran Nativisrne
Aliran nativisme adabh suatu aliran yang (Tienitikberatkan pandangannya pada peranan sitat bawaan, keturunan, danセ・ャI。ォケ。ョ sebagai penentu lingbh laku seseorang. Persepsi tentang ruang dan waktu tergantung pada faktor-faktor
alamiah atau pembawaan dari lahir. Kapasitas intelektuai itu diwarisi sejak lahir. Aliran ini memandang hereditas sebagai penentu kepribadian. Hereditas adalah totaHtas sitat··sifat karakteristik yang dibawa atau dipindahkan dari orang tua ke anak·keturunannya.
Asumsi yang mendasari aliran ini adalah bahwa pada diri anak dan orang tlla terdapat banyak kesamaan, baik·pisik maupun psikis. Setiap munusia memiliki
gen. Gen adalah butiran kecil ypng terdapat di dulam sel-sel kelamin manusia
yang dipindahkan dari orang tua "tau nenek moyang kepada keturunannya dan merupakan sifat-sifat yang diwariskan. Sel-sel seks pria dan wanita adalah sarna, dalam arti bahwa kedunya mengandung kromosom. Setiap sel seks yang matang mempunyai 23 kromosom. Tiap-tiap kromosom mengandung gen, yaitu pembawaan keturunan. Setiap kromosom rnengandung sekitar 3000 gen. Gen-gen
diturunkan dari orarg tua kepada keturunannya.
Pernbentukan individu baru dipengaruhi nleh gen yang mewarisi sifat orang tua serta nenek moyang. Bentuk lisik maupun psikis individu baru itu ;ehenarnya sulit diprediksi, sebab gen yang diwariskan itu ada yang lallgsung dari
orang tuanya dan ada juga yang mewarisi dari nenek moyangnya. Seorang anak berkernungkinan memiliki sifat yang tidak ditemukan pada sifat orang tuanya, tetapi ditemukan dari sifat Ilenek moyangnya.59
51\Ncty Hartati, dkk,Is/al1l dan lJsik%gi,(Ciputat: UIN Jakarta Press, 2(03), cell, h. 180
29
c. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi adalah aliran yang menggabungkan dua aliran di atas.
Konvergensi adalah interaksi anlara faktor hereditas dan faktor lingkungan daiam
proses pemunculan tinJkah laku. Menurut aliran ini, hereditas tidak akan
berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan. Sebaliknya, rangsangan lingkungan tidak akan membina kepribadian yang ideal
tanpa didasari faktor hereditas. Penentuan kepribadian seseorang ditentukan oleh
kerja yang integral antara faktor internal (pOlensi bawaan) maupun tilktor
eksternal (Iingkungan pendidikan).
Kepribadian manusia ditentuklan oleh faktor dasar dan ajar. Kedua faktor
ini mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia, hanya saja salah satu faktor
itu ada yang lebih dominan dalam pembentuk kepribadian, sementara fal:tor yang
lain lebih sedikit proporsinya. Aiiran ini dipelopori oleh William Stern
(1871-1938) dan !Idler."o
C.
Remaja
1. Pengcrtian Remaja
Remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari
kanak-Kanak menuju dewasa. Atau dapat dikatakan bahwa remaja adalah perpanjangan
masakanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Jika dilihat tubuhnya, dia
seperti orang dewasa, jasmaninya telah jelas berbentl.lk laki-laki 。エ。セ perempuan.
Organ-orgaJ:nya telah dapal pula menjalankan fungsinya. Dari segi lain, dia
sebenarnya belum matang, segi emosi dan s(,sial masih memerlukan waktu untuk
berkembang menjadi dewasa.
Para ahli bcrbeda pendapat mengenai bcrapa panjangnya usia masa
remaja. Mcreka hanya scpabt dalam menentukan permulaan masa remaja, yaitu
dengan dimulainya kcgoncangan, yang dita'1dai dcngan datangnya menstruasi
bagi wan ita dan mimpi pada pria. Kejadian yang mcncntllkan ini lidak sama
antara satu anak dcngan lainnya, ada yang mulai pada umllr 12 tahun, ada yang
sebclum itu dan ada pula yang sesudah Un1ur 13 lahun.
Sedangkan akhir masa rernaja itu bermacam-macam ada yang mengatakan 15 tahun, ada pula yang menentukan 18 tahun, bahkan dalam bidang kemantapan beragama umur itu oleh ahli jiwa agama diperpanjang lagi samapai 24 atau 25 lahun.61
Ikrbedanya penetapar. balas akhir usia remaja disebar,kan karena tidak sama antara kelompok masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh masyarakat desa yang masih terllllup, di mana setiap anak keeil telah dilatih untllk ikut bekerja seperli orang tuanya: ikut bcrsaIVah, ke ladang, ke laut memancing ikan, dan sebagainya, artinya kepandaian dan ketcrampilan yang perlu dikuasainya tidak begitu susah mencapainya. Serentak dengan pertumbuhan jasmaninya kelihalan sempurna. ia segera dapat diterima dalam masyarakat, ia daDal diberl tanggung jawab dan masyarakat mcnghargainya karena telah dapat mcneari nafkah IJntuk dirinya dan (clah dapal pula aktif mengikuli seg,nla kegiatan mnsyarakat. Maka pada masyarakat yang sepcrti ini masa remaj1L sangat singkat, bahkan barangkali tidak ada. aョ。ォM。ョ。セ langsung menjadi dewasa yang matang dan bertanggung jawab, sehingga perkawimn pun tampak lebih cepat dalam mRsyarakat seperti ini.
Lain halnya dalam masyarakat yang エセャ。ィ maju, di mana kepandaian dan keterampilan yang dipcrlukan untuk dapat hidup tidal; bergantung pada orang lain, dapat aktif dalam masyarakat dan dapat diberi tanggung jawab sebagai seorang dewasa yang matang sangat banyak. Untuk persiapan diri mencari ilmu pengetahuan, kcpandaian dan keluampilan itl.1 biasanya イ」ュエセ。 pcrlu mcncmpuh masa yang panjang dalam pcndidikan. Dnlam masyarakal yang scperli ini, masa remaja jauh lebih panjang dari pada di dcsa-dcsa atau di kampung-kampung yang masih tertutup. Dan pIOblema yng dideritanya jauh lebih banyak karena perjuangan untuk mencapai kedudukan dalam masyamkat itu lama dan banyak macamnya.62
61 Zukiuh Daradjat,IImu Jill'o At:ama,(Jukarla: Bulun Bintang, 1996), h. 71.
31
2. Silmp RClllllja tcrhadap Agamll
Sikap remaja tcrhadap <lgama dapat dikelompokkan ke dalam beberapa
bagJan, lantaranya:. d' 63
a. Pereaya Turut-turutan
Kebanyakan remaja oereaya kepada Tuhan dan menjalankan ajaran agama
karena terdidik dalam lingkungan yang beragama, karena ibu bapaknya orang
beraGama, teman-teman dan masyarakat kelilingnya rajin beribadah, maka mereka
ikut pereaya dan melaksanakan ibadah dan ajaran-ajaran agama sekedar mengikuti
suasana iingkungan di mana ia hidup. Pereaya yang sepeni inilah yang dinamakan
turut-turutan.
Kepercayaan turut-turu!an ini biasanya terjadi apabila orang tuanya
memberikan didikan agama dengan cara yang mcnyenangkan, jauh dari
pengalaman-pengalamall pahit di waktu keeil dan setelah menjadi remaja tidak
mengalami pula peristiwa-peristiwa atau hal-hal yang menggoncangkan jiwanya,
sehingga eara kekanale-kanakan dalam beragama itu terus berjalan tidak perlu
ditinjau leembali.
Pereaya turut-turutan ini biasanya tidale lama dan banyale teljadi hanya
pada masa-masa remaja pertawa, umur 13-16 tahun. Sesudah itu biasanya berleembang leepada cara yang lebih leritis dan lebih s-ldar.
b. Pereaya dengan Kesadaran
Kesadaran agama alau semangat agama pada masa remaja ini mulai
dengan cenderungnya remaja kepada mcninjau kembali dan meneliti kembali
caranya beragama di masa leecil dulu. Kl)pereayaan tanpa pcngertian yang
diterimanya waletu kecil itu tidale memuaslean lagi, patuh dan tundule kepada
ajaran lanpa leomentar aIau alasan tidale lagi menggembirakannya. Jilea ia dilarang
melakulean sesuatu karena agawa ia tidakーオ。セM lealau alasanya hanya dengan
dalil-,1alil dan hukum-huleum mutlale yang diambilkan dari ayat-ayat kitab suci alaU
hadis-hadis nabi. Mer,\1ca ingin manjadikan agama sebagai suatu lapangan baru
untuk membuktilean pribadinya, karenanya ia tidale mau lagi beragama seleedar
ileut-ikutan saja.
c. Kebimbnngan Beragama
Sesungguhnya kebimbangan terhadap ajaran agama yang pernah diterimanya tanpa kritik waktu kedlnya itu m0rupakan pertanda bahwa kesadaran
beragama telah terasa oleh remaja. Tentunya :(emampuan untuk merasa ragu-ragu terhadap apa yang dulu diterimanya begitu saja berhubungan erat dengan perlllmbuhan kecerdasan yang dialaminya.
Kebimbangan remaja terhadap agama itu tidak sama, berbeda antara satu Jengan yang lainnya, sesuai dengan kepribadiannya masing-masing. Ada yang mengalami kebimbangan ringan yang dengan cepat dapat dialasi dan ada yang sangat berat sampai ォセー。、。 berubah agama.
Sesungguhnya kebimbangan beraguma itu bersangkut r-aut dengan
"emangat agama. Kebimbangan beragama itu mellimbulkan rasa dosa pada remaja. Dia ingin tetap dalam kepercayaannya, tetapi di lain pihak timbul pcrtanyaan-peltanyaan di sek.itar agama yang tidak terjawab olehnya. Biasanya
setelah gelombang keraguan itu reda timbullah semangat agama yanl, berlebih-lebihan, baik dalam beribadah maupun dalam mempelajari bermacam-macarn iImu pengetabuan yang dapat memperkuat keyakinannya.
d. Tidak Pereaya kepada Tuhan
Salah satu perkembangan yang mungkin terjadi pada athir musa remaja adalah rnengingkari wujud Tuhan sama sekali dan menggantinya dengan b:ya'dnan lain. Atau mungkin pula hanya tidak mempercayai adanya Tuhan ウセ」。イ。 mutlak. Dalam kcadaan pcrlama mungkin seseorang merasa gelisah, tctapi ddnm keadaan kcdua tcrsclip dibelakangnya kegoneanganj iwa.
Perkembangan remaja kearah tidak mempereayai adanya Tuhan sebenarnya mempunyai akar atau sumber dari kecilnya. Apabila seorang anak Illcrasa tertekan oleh kekuasaan atau kezaliman orang tua kepadanY8., maka ia telah memendam sesuatu taDtilngantcrhadapkekuasaan orang tua dan selanjutnya
kekuasaan terhadap siapa pun. Setelah usia re,naja dicapainya, maka tantangan itu
akan berani menampakkan diri cia lam bentuk menentang wujud-Nya.
33
Waktu penelitian dilakukan sejak tanggal 2 Mei 2007 sampa.! dengan 24 Juli 2007. Lokasi penelitian di pusatkan di lvlasjid Jami AI-Anwar Jalan Mampang Prapatan XI Jakarta Selatan. Alasan dipilihnya lokasi masjid ini karena kegiatan pendidikan remaja yang diselenggarakan masjid ini lebih aktif dibandingkan
dengan masjid-masjid yang ada di sekitarnya.
B.
Populasi dan
Sam pel
Popl:lasi adalah semua individu yang dijadikan sumber pengambilan sampeJ. P,?pulasi yang diambil dalam penetitian ini ialah selurnh anggota remaja
Masjid Jami AI-Anwar yang burjumlah 20 orang. Sedangkan,. salllpel adalah bagian dari individu yang menjadi objek penditian. Menurut Suhar:;imi Arikunto "Apabila subjeknya klllang dari JOO orang Iebih baik diambil semua."l Maka dari
itl: jundah populasi diambil semua sebagai sam pel penelitian.
C.
Metode Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggllnakan metode deskriptif
korelasioanl yang ditunjang 01eh data-data sebagai bcrikut:
I. Penclitian kepustakaan (Library research), yaitu penulis mengumpulkan buku-buku atau literatur yang ada kaitannya dengan pemhaha,;an ini. 2. Penelitian lap.Jngan (Fie": research), yaitll penghimpunan data dan Illkta
dari objck yang Jilditi di Masjid Jami AI-Anwar.
D. Telmik Pengumpulnl\ Data
Salah salu tahap pentlllg dalam proses penclitian ialah kegiatdn pengumplilan data. Data adalah hasil pencatatan penelitian, baik berupa fakta maupun angka. Untuk menguml'ulkan data yang akan diperoleh dalam penelitian
ini, penulis menggunakan metodu atau cam:
I Suharsimi Arikunto,Prose," ;)el1ulitian: Suol/l Pendekalan Praklek, (Jakarla:IYr.Rincka
35
1. Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan (data) yang
dilakubn dengan mengadukan pengamatan dan peneatatan seeara sistematis
lcrhadap fcnomcna-Icnomcna yang scdang dijadikan sasaran pengamalan.'
PcnuJ;s akal1 mengamari kegiaran-kegiatan pendidikan yang diselenggarakan oleh
para rcmllia Masjid Jami AI-Anwar ini.
2. Wawaneara
Wawaneara ada!ah eara menghimpun bahan-bahan keterangan yang
dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan ウ・セ。イ。 sepil.ak, berhadapan
muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.3 Wawancara ini akan
di lakukan kepada pihak-pihak yang ada kaitannya dengan pcnelitian ;;ckripsi ini.
3. Angkct
Angket adalah sejllmlah pcrtanyaun tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalarn arti laporan tcntang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui.4 Angket ini beris; hal-hal yang berkaitan dengan fungsi
l1lasjid sebagai lembaga pendidikan dan kepribadian muslim yang nantinya akan
disebar kepada anggota Remllia Islam AI-Anwar (RISALA).
E.
Teknik Analisis Data
Metode pcmbahasan yang penulis gunakan ialah mctode deskriptif
korelasional, yaitu suatu cara yang digunakan untuk menjclaskan dan
memaparkan permasalahan denLlan cara melihat huhungan antara dua variabel.
Dalam hal ini teknik analisa stalistik dibutuhkan, maka pcnulis menggunakan
sislem:
I. Skoring
Skoring artinya memberibll angka alau nilai pada seciap jawaban daftar
angket, yaitu untuk pertanyaan angket fungsi masjid sebagai lembaga pendidilcan
maka, jawaban A nilainya 4, 13 nilainya 3, C nilainya 2, dan D nilianya I.
Sedangkan pada a.1gbt kepribadian muslim pertan)'aan yang sitillnya positil;
2 Anas Sudijono, Penganfal' l:valuasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GraJindo Pcrsada,
2(03), cet. IV, h. 76.
JSudijono,PengaJJfar Eva!uad".,h. 82
maka pembei"ian angka selalu 4, sering 3, kadang-kadang 2, dan tidak pernah 1.
Sebaliknya, untuk bentuk penanyaan yang negatif pemberian angka selalu I,
sering 2, kadang-kadang 3, dan tidak pernah 4.
Tabel! Skor
Altcrnati f Jawuban Bobot Skor
(+) (-)
s・ャセャオ 4 I
Sering 3 2
Kadang-kadang 2 3
Tidak pcrnah I 4
2. Persentase
Persentase artmya data dipersentasekan setelah ditabulasikan dalam
.iumlah frekuensi jawaban res pOllden untuk setiap kategori, yaitu rendah, eukup,
sedang, dan linggi pada tingkat kepribadian muslim. Persentase ini dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat terbentuknya kepriba