• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI 1. Pendidikan - Gambaran Minat dan Motivasi Remaja dalam Melanjutkan Pendidikan di Bidang Kesehatan di SMA Negeri Kota Tebing Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI 1. Pendidikan - Gambaran Minat dan Motivasi Remaja dalam Melanjutkan Pendidikan di Bidang Kesehatan di SMA Negeri Kota Tebing Tinggi"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

1. Pendidikan

1.1 Defenisi Pendidikan

Pendidikan diartikan sebagai kegiatan seseorang dalam membimbing dan

memimpin anak menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal

agar dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab (Indrayanto, 2011).

Pendidikan yaitu usaha sadar, terencana, sistematis, berlangsung

terus-menerus, dan menuju kedewasaan (Hartoto, 2009).

Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dinyatakan sangat penting

oleh pemerintah, hal tersebut tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 dan

berhak untuk diikuti oleh setiap warga negara sesuai ketentuan yang berlaku

pada suatu negara sebagai penerus bangsa.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

merupakan usaha yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan terencana

dalam meningkatkan potensi diri peserta didik dalam segala aspeknya menuju

terbentuknya kepribadian dan akhlak mulia dengan menggunakan media dan

metode pembelajaran yang tepat guna melaksanakan tugas hidupnya sehingga

(2)

1.2 Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah menambah ilmu pengetahuan baik ilmu alam

maupun ilmu sosial, mengembangkan bakat yang dimiliki, serta dengan

adanya pendidikan maka dapat mewujudkan cita-cita. Sedangkan menurut

negara, pendidikan dapat memajukan kehidupan bangsa karena salah satu

pengaruh terhadap perkembangan suatu negara yaitu melalui pendidikan.

Tujuan pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu memberikan arah kepada

segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh

segenap kegiatan pendidikan. Tujuan pendidikan menduduki posisi penting

diantara komponen-komponen pendidikan lainya. Tujuan pendidikan bersifat

normatif, yaitu mengandung unsur-unsur norma bersifat memaksa, tetapi

tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat

diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik. Sehubungan dengan

fungsi tujuan yang demikian penting itu, maka menjadi keharusan bagi

pendidik untuk memahaminya. Kurangnya pemahaman pendidik terhadap

tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan didalam melaksanakan

pendidikan (Hamalik, 2008).

1.3 Klasifikasi Pendidikan

Klasifikasi pendidikan terbagi menjadi dua yaitu pendidikan formal dan

informal. Pendidikan formal yaitu pendidikan menurut peraturan pemerintah

(SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi).

(3)

pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah,

sampai pendidikan tinggi. Jalur formal merupakan lembaga pendidikan yang

terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi

dengan jenis pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi dan

keagamaan.

Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diikuti sebagai tambahan

dalam meningkatkan ilmu pengetahuan misalnya dari suatu lembaga atau

kursus dan pendidikan dalam keluarga (Hidayat, 2002).

1.4 Pendidikan di bidang kesehatan

Pendidikan tinggi dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi,

Institut atau Universitas. Akademi kesehatan dikatagorikan sebagai

pendidikan tinggi yang bertujuan menghasilkan tenaga kesehatan, diarahkan

untuk mendukung upaya pencapaian derajat kesehatan masyarakat secara

optimal. Tujuan tersebut adalah menyediakan tenaga kesehatan yang terampil

dan bermutu sehingga mampu mengemban tugas untuk memenuhi kebutuhan

program dan pelayanan kesehatan seluruh masyarakat (Majid, 2004). Sejalan

dengan meningkatnya kesejahteraan dan pendidikan masyarakat, tuntutan

masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas semakin meningkat.

Hal ini mengakibatkan institusi pendidikan tenaga kesehatan, dihadapkan

pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya tenaga kesehatan yang

(4)

Pendidikan di bidang kesehatan merupakan jenjang pendidikan setelah

menengah atas yang mecakup kegiatan akademis yang mengutamakan ilmu

pengetahuan dan keterampilan di bidang kesehatan. Pendidikan tersebut

termasuk pendidikan eksakta dan beberapa pendidikan di bidang kesehatan

adalah:

1.4.1 Pendidikan Kedokteran

Pendidikan profesi kesehatan yang merupakan suat

yang mempelajari tentang dan cara-cara

penyembuhannya. Ilmu ini meliputi pengetahuan tentang sistem

tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan

dari pengetahuan tersebut.

1.4.2 Pendidikan Kedokteran Gigi

Kedokteran gigi adalah ilmu mengenai pencegahan dan perawatan

penyakit atau kelainan pada

atau dengan pembedahan.

1.4.3 Pendidikan Kebidanan

Kebidanan adalah bagian integral dari sistim kesehatan dan

berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan,

praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan

pelayanannya mengyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah

suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit

(5)

1.4.4 Pendidikan Keperawatan

Merupakan bagian dari pendidikan kesehatan sebagaimana halnya

pendidikan kedokteran. Pendidikan keperawatan merupakan

pendidikan profesi dimana polanya harus dikembangkan sesuai

dengan kaidah ilmu dan profesi yang dilandaskan oleh akademik

dan keprofesian, hal ini sesuai dengan kurikulum pendidikan

keperawatan, pendidikan keperawatan berkembang sejalan dengan

pendidikan kedokteran (Alimul, 2002)

1.4.5 Pendidikan Farmasi

Merupakan suatu profesi di bidang kesehatan yang meliputi

kegiatan-kegiatan di bidang penemuan, pengembangan, produksi,

pengolahan, peracikan, dan distribusi obat.

1.4.6 Pendidikan Ilmu Gizi

Ilmu gizi didefinisikan sebagai suatu cabang ilmu yang

mempelajari hubungan antara makanan yang dimakan dengan

kesehatan tubuh yangdiakibatkannya serta faktor-faktor yang

mempengaruhinya.

1.4.7 Pendidikan Kesehatan Masyarakat

Merupakan ilmu dan seni mencega

hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi

melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan

sanitasi lingkungan, kontrol

(6)

pelayanan medis dan perawatan, unt

penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung

agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan

yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

1.4.8 Pendidikan Psikologi

Merupakan ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi

tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya

yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan

ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan

proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan

sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan

(7)

2. Minat

2.1 Defenisi minat

Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan

(Kamisa,1997). Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu

yang telah menarik minatnya. (Gunarso,1995).

Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk

melakukan apa yang mereka inginkan saat mereka bebas memilih (Hurlock,

1995). Secara bahasa minat berarti kecenderungan hati yang tinggi terhadap

sesuatu (KBBI).

Minat akan memperkuat motif seseorang, sebagai suatu tenaga psikis

yang akan mendorong individu untuk melakukan suatu kegiatan dalam

mencapai suatu tujuan. Sesuai dengan yang dikemukakan Hurlock (dikutip

dari Muhajir, 2007) bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam

kegiatan maka semakin kuatlah keinginan untuk mencapai objek tersebut.

Dari berbagai pengertian tentang minat tersebut, dapat disimpulkan

bahwa minat adalah suatu kondisi yang menimbulkan suatu keinginan atau

ketertarikan terhadap sesuatu yang memberikan kepuasan, tanpa ada paksaan

dan biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor.

2.2 Kriteria Minat

Menurut Nursalam (2003), minat seseorang dapat digolongkan menjadi :

2.2.1 Rendah

(8)

2.2.2 Sedang

Jika seseorang menginginkan obyek minat akan tetapi tidak dalam

waktu segera.

2.2.3 Tinggi

Jika seseorang sangat menginginkan obyek minat dalam waktu

segera.

2.3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Minat

2.3.1 Kemauan

Kemauan adalah suatu kegiatan yang menyebabkan seorang

manusia sanggup melakukan berbagai tindakan yang perlu untuk

mencapai tujuan tertentu. Merupakan hal yang penting karena

dengan adanya kemauan merupakan salah satu faktor penggerak

seseorang untuk mau melakukan sesuatu seperti dalam hal memilih

pendidikan.

2.3.2 Ketertarikan

Ketertarikan adalah perasaan senang, terpikat, menaruh minat

kepada sesuatu. Pada saat ada ketertarikan timbul dalam diri

seseorang maka ada daya juang dalam mencapai atau meraih yang

ingin dicapai. Dengan adanya ketertarikan dari remaja untuk

melanjutkan pendidikan maka siswa tersebut mempunyai minat

(9)

2.3.3 Lingkungan Keluarga

Berkaitan dengan pendidikan di lingkungan keluarga, bahwa

keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama.

Proses pendidikan di lingkungan keluarga dapat mempengaruhi

kepribadian anak sebagai anak didik di dalam anggota keluarga.

Orang tua merupakan pendidik pertama dan sebagai tumpuan

dalam bimbingan kasih sayang yang utama. Maka orang tualah

yang banyak memberikan pengaruh dan warna kepribadian

terhadap seorang anak. Orang tua berperan aktif dalam

mengarahkan minat anaknya salah satunya melanjutkan pendidikan

yang nantinya anak diharapkan memperoleh pekerjaan yang sesuai

di bidangnya dan menjamin masa depannya. Dengan demikian

mengingat pentingnya pendidikan di lingkungan keluarga, maka

pengaruh di lingkungan keluarga terhadap anak dapat

mempengaruhi apa yang diminati oleh anak.

2.3.4 Lingkungan Sekolah

Proses pendidikan terhadap siswa di sekolah menjadi tanggung

jawab guru. Pendidikan di sekolah berperan membantu orang tua di

lingkungan keluarga dalam melakukan pembinaan kepada peserta

didik yang dibawa dari keluarganya. Jadi pada dasarnya yang

berpengaruh terhadap perkembangan siswa yaitu proses pendidikan

di sekolah yang digunakan sebagai bekal untuk diterapkan dalam

(10)

pendidikan juga dapat memberikan motivasi dan dorongan kepada

siswa dalam menumbuhkan minatnya untuk menlanjutkan

pendidikan. Kondisi sekolah juga dapat mempengaruhi minat siswa

dalam memilih sekolah, seperti hubungan kerjasama yang dibina

dengan salah satu atau beberapa perguruan tinggi.

2.3.5 Teman

Pengaruh dari teman bergaul lebih cepat masuk dalam jiwanya.

Sesuai dengan perkembangannya, siswa senang membuat

kelompok bergaul dengan kelompok yang disenangi. Bila teman

pergaulannya memiliki minat melanjukan studi, maka minat

temannya akan mempengaruhi dirinya untuk melanjutkan studi.

(Suprapto, 2007).

2.4 Pentingnya Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi tindakan

seseorang. Pada semua usia, minat memainkan peran penting dalam kehidupan

seseorang dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap.

Seseorang biasa menjadi malas, enggan mengerjakan sesuatu ketika ia tidak

berminat terhadap kegiatan tersebut. Pentingnya keberadaan minat pada diri

manusia adalah karena minat merupakan sumber motivasi yang kuat, ia

menjadi faktor pendorong untuk melakukan sesuatu. Minat pada dasarnya

adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di

luar diri. Minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang

(11)

yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri (Djaali, 2008). Minat menambah

kegembiraan pada setiap kegiatan yang ditekuni seseorang sehingga akan jauh

lebih menyenangkan. Dalam minat terkandung beberapa unsur-unsur sebagai

berikut adanya sesuatu yang memberi stimulus, adanya kesediaan jiwa yang

menerima stimulus, berlangsungnya dalam waktu yang cukup lama.

2.5Macam Minat pada Remaja

Dalam masa remaja, minat yang dibawa dari masa kanak-kanak

cenderung berkurang dan diganti oleh minat yang lebih matang dan juga

karena tanggung jawab yang lebih besar yang harus dipikul oleh remaja yang

lebih tua.

Beberapa minat yang terpenting pada remaja menurut Hurlock (2000)

antara lain :

2.5.1 Minat Rekreasi

Selama masa remaja, remaja cenderung menghentikan aktivitas

rekreasi yang menuntut banyak pengorbanan tenaga dan berhenti

dari perkembangan kesukaan akan rekreasi yang di dalamnya ia

bertindak sebagai pengamat yang pasti. Pada awal masa remaja,

aktivitas permainan dari tahun ke tahun sebelumnya beralih dan

(12)

2.5.2 Minat sosial

Minat yang bersifat sosial bergantung pada kesempatan yang

diperoleh remaja untuk mengembangkan minat tersebut dan pada

kepopulerannya dalam kelompok.

2.5.3 Minat-minat pribadi

Minat pada diri sendiri merupakan minat yang terkuat di kalangan

remaja karena mereka sadar bahwa dukungan sosial sangat besar

dipengaruhi oleh penampilan diri dan mengetahui bahwa kelompok

sosial menilai dirinya berdasarkan benda-benda yang dimiliki,

kemadirian, sekolah, keanggotaan sosial dan banyaknya uang yang

dibelanjakan.

2.5.4 Minat pada pendidikan

Pada umumnya remaja suka mengeluh tentang sekolah dan tentang

larangan-larangan, pekerjaan rumah, kursus-kursus wajib, makan di

kantin, dan cara pengolahan sekolah. Besarnya minat remaja

terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka pada

pekerjaan.

2.5.5 Minat pada pekerjaan

Anak sekolah menengah atas mulai memikirkan masa depan

mereka secara bersungguh-sungguh. Anak laki-laki biasanya lebih

bersungguh-sungguh dalam hal pekerjaan dibandingkan dengan

anak perempuan yang kebanyakan memandang pekerjaan sebagai

(13)

2.5.6 Minat pada agama

Bertentangan dengan pandangan popular, remja masa kini menaruh

minat pada agama dan menganggap bahwa agama berperan penting

dalam kehidupan. Minat pada agama antara lain tampak dengan

membahas masalah agama, mengikuti pelajaran-pelajaran agama di

sekolah dan perguruan tinggi, mengunjungi gereja dan mengikuti

berbagai upacara agama.

2.5.7 Minat seks dan perilaku seks

Dorongan untuk menguasai tugas perkembangan yang penting

dalam pembentukkan hubungan-hubungan baru dan yang lebih

matang dengan lawan jenis datang dari tekanan-tekanan sosial

tetapi terutama dari minat remaja terhadap seks dan

keingintahuannya tentang seks.

2.5.8 Minat belajar

Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang.

Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang, sebab

dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang diminatinya.

Sedangkan belajar adalah suatu tingkah laku imdividu dari hasil

pengalaman dan latihan. Minat belajar adalah suatu keinginan atau

kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan menimbulkan rasa

senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan,

(14)

2.5.9 Minat untuk melanjutkan studi

Purwanto (1998) menyatakan bahwa minat mengarahkan perbuatan

kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.

Minat dapat menjadi sumber motivasi yang mendorong orang

untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan keinginannya.

Adanya keinginan yang besar tersebut dengan sendirinya akan

mendorong seseorang untuk lebih memusatkan perhatiannya

terhadap sesuatu yang dimaksud. Individu yang berminat untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi tentunya akan lebih

bergairah dan lebih memusatkan perhatiannya terhadap berbagai

informasi yang berhubungan dengan perguruan tinggi.

Penerapan proses belajar dipengaruhi banyak faktor antara

lain faktor psikologis (Depkes, 2003). Faktor psikologis dapat

mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk tetap melanjutkan

pendidikan meliputi, motivasi, minat, dan sikap, lingkungan sosial

dan lingkungan non sosial. Lingkungan sosial meliputi orang tua

dan keluarga, dosen/tenaga pengajar, sedangkan lingkungan non

sosial meliputi metode pembelajaran, sarana dan fasilitas (Haryani,

(15)

3. Motivasi

3.1 Defenisi motivasi

Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat

seseorang melakukan sesuatu sebagai respons (Nancy, 2001).

Menurut Sarwono (2000), motivasi menunjuk pada proses gerakan,

termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah

laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir daripada

gerakan atau perbuatan. Sedangkan menurut Nursalam (2002)

mendefenisikan motivasi sebagai karakteristik psikologi manusia yang

memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang.

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan

sesuatu yang mendorong untuk berbuat dan beraksi yang bersifat dinamis dan

merupakan suatu proses yang dapat menampilkan perilaku untuk mencapai

tujuan dalam memuaskan kebutuhan-kebutuhan dirinya, sehingga

mendapatkan tujuan yang dikehendaki dan dapat selaras dengan waktu yang

ada.

3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi

Menurut Stoner & Freeman (1995, dalam Suarli 2009), berdasarkan

bentuknya motivasi terdiri dari :

a. Faktor Internal

Faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:

1. Hasrat individu sendiri; seseorang termotivasi atau tidak untuk

(16)

persepsi dan keinginan yang kuat dari dalam diri. Persepsi seseorang

tentang dirinya sendiri akan mendorong dan mengarahka

seseorang untuk bertindak.

2. Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan

dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih

potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan

seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan

memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya

3. Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini

merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi

sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan

dari perilaku.

b. Faktor Eksternal;

Faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:

1. Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk

berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi

secara efektif dengan lingkungannya;

2. Sistem penghargaan yang diterima; imbalan yang berupa karakteristik

atau kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang

dapat mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku

dari satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang

lebih besar. Sistem penghargaan atau pemberian imbalan dapat

(17)

perilaku dipandang sebagai tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai

maka akan timbul imbalan atau penghargaan.

3.3 Teori motivasi

3.3.1 Teori motivasi Abraham Maslow (Swansburg, 2001)

Abraham Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua

manusia memiliki kebutuhan pokok. Maslow menunjukkannya

dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang memulai

dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu

dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari

kebutuhan biologis dasar sampai motif psikologis yang lebih

kompleks; yang hanya akan penting setelah kebutuhan dasar

terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus

terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya

menjadi penentu tindakan yang penting.

a. Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)

b. Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari

bahaya)

c. Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan

orang lain, diterima, memiliki).

d. Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan

mendapatkan dukungan serta pengakuan).

e. Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,

(18)

keteraturan, dan keindahan; kebutuhan aktualisasi diri:

mendapatkan kepuasan diri dan menyadari potensinya).

3.3.2 Teori motivasi Dua Faktor Herzberg (Swansburg, 2001)

Menurut Herzberg, ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang

untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari

ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya faktor ekstrinsik dan

faktor motivator (faktor intrinsik). Faktor ekstrinsik memotivasi

seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya

adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan

sebagainya, sedangkan faktor intrinsik memotivasi seseorang untuk

berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk didalamnya adalah

pengakuan dan kemajuan tingkat kehidupan.

3.3.3 Teori motivasi Harapan Vromm

Teori ini menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan

sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil

dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi

rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen,

yaitu :

a. Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas

b. Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika

berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk

(19)

c. Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif,

netral, atau negatif. Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan

sesuatu yang melebihi harapan. Motivasi rendah jika usahanya

menghasilkan kurang dari yang diharapkan.

3.3.4 Teori Motivasi Prestasi Mc Clelland (Swansburg, 2001)

Mc Clelland menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang menjadi

kebutuhan manusia, yaitu:

a.Kebutuhan akan prestasi (Need for achievement)

b.Kebutuhan akan afiliasi (Need for affiliation)

c.Kebutuhan akan kekuatan (Need for Power)

3.3.5 Teori penguatan (reinforcement theory)

B.F Skinner mengungkapkan bagaimana konsekuensi perilaku di

mada lampau mempengaruhi tindakan di masa depan dalam suatu

proses belajar. Teori ini menyangkut ingatan orang mengenai

pengalaman stimulus, respons, dan konsekuensi. Penguatan adalah

sesuatu yang meningkatkan kekuatan respons dan cenderung

menyebabkan pengulangan perilaku yang didahului oleh

(20)

3.4 Jenis-jenis Motivasi

Motivasi dilihat dari dasar pembentukan :

3.4.1 Motivasi Bawaan

Motivasi jenis ini ada sebagai insting manusia sebagai makhluk

hidup, motivasi untuk berumah tangga, motivasi untuk memenuhi

kebutuhan sandang, pangan dan papan. Motivasi untuk terhindar

dari serangan penyakit. Motivasi ini akan terus berkembang

sebagai konsekuensi logis manusia.

3.4.2 Motivasi yang Dipelajari

Motivasi ini akan ada dan berkembang karena adanya

keingintahuan seseorang dalam proses pembelajarannya.

3.4.3 Motivasi Kognitif

Motivasi kognitif bermakna bahwa motivasi akan muncul karena

adanya desakan proses pikir, sehingga motivasi ini sangat

individualistik.

3.4.4 Motivasi Ekspresi Diri

Motivasi individu dalam melakukan aktivitas/kegiatan bukan hanya

untuk memuaskan kebutuhannya saja tetapi ada kaitannya dengan

bagaimana individu tersebut berhasil menampilkan diri dengan

(21)

3.5 Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil penelitian yang seksama tentang upaya yang

mendorong motivasi belajar siswa, khususnya pada sekolah yang menganut

pandangan demokrasi pendidikan dan yang mengacu pad pengembangan

self-motivation. Kenneth H. Hoover, mengemukakan prinsip-prinsip motivasi

belajar sebagai berikut :

3.5.1 Pujian lebih efektif dari pada hukuman. Hukuman bersifat

menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat

menghargai apa yang telah dilakukan.

3.5.2 Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar)

yang perlu mendapat kepuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu berwujud

dalam bentuk yang berbeda-beda. Siswa yang dapat memenuhu

kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar

hanya memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi belajar.

Motivasi yang bersumber dari dalam diri sendiri lebih efektif dari

pada motivasi yang berasal dari luar. Motivasi dari dalam memberi

kepuasan kepada individu sesuai dengan ukuran yang ada dalam

diri siswa itu sendiri.

a. Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan)

perlu dilakukan penguatan (reinforcemant).

b. Motivasi mudah belajar kepada orang lain. Guru yang berminat

(22)

antusias pula, yang pada gilirannya akan mendorong motivasi

rekan-rekannya, terutama dalam kelas bersangkutan.

c. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang

motivasi belajar. Apabila siswa telah menyadari tujuan belajar

dan pembelajaran yang hendak dicapainya. Maka perbuatan

belajar ke arah tujuan tersebut akan meningkat, karena daya

dorongnya menjadi lebih besar.

d. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan

menimbulkan minat yang besar untuk melaksanakannya dari

pada tugas-tugas yang dipaksanakan dari luar.

e. Ganjaran yang bersalah dari luar kadang-kadang diperlukan dan

cukup efektif untuk merangsang minat belajar. Dorongan berupa

pujian, penghargaan, oleh guru terhadap keahlian siswa dalam

belajar dapat merangsang minat dan motivasi belajar yang lebih

aktif.

f. Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi adalah

efektif untuk memelihara minat siswa. Strategi pembelajaran

yang dilaksanakan secara bervariasi dapat menciptakan suasana

yang menantang dan menyenangkan bagi siswa, sehingga lebih

mendorong motivasi belajar.

g. Minat khusus yang dimiliki siswa bermanfaat dalam belajar dan

(23)

untuk mempelajari bidang studi atau dihubungkan dengan

masalah tertentu dalam bidang studi.

h. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat

belajar bagi siswa yang lamban, ternyata tidak bermakna bagi

siswa yang tergolong pandai, karena adanya perbedaan tingkat

kemampuan.

i. Kecemasan dan frustasi yang lemah kadang-kadang dapat

membantu siswa belajar menjadi lebih baik. Keadaan emosi

yang lemah dapat mendorong perbuatan yang lebih enegrik.

j. Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar,

akan menggangu perbuatan belajar siswa, karena perhatiannya

akan terarah pada hal lain.

k. Tugas-tugas yang terlampau sulit dikerjakan dapat

menyebabkan frustasi pada siswa, bahkan dapat menyebabkan

demoralisasi dalam belajar, yakni perbuatan yang tidak wajar.

l. Masing-masing siswa memiliki kadar emosi yang berbeda satu

dengan yang lainnya. Ada siswa yang mengalami kegagalan

justru tumbuh semangatnya untuk belajar lebih rajin lagi, ada

pula siswa yang terlalu mengalami keberhasilan justru menjadi

cemas terhadap kemungkinan terjadinya kegagalan belajar.

m.Pengaruh kelompok pada umumnya lebih efektif dalam motivasi

(24)

n. Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan kreativitas.

Dengan strategi pembelajaran tertentu, motivasi belajar dapat

ditujukan kearah kegiatan-kegiatan kreatif.

3.6 Fungsi Motivasi

Dalam proses pembelajaran dan pembentukan perilaku, motivasi

memiliki beberapa fungsi antara lain (Dermawan, 2008) :

3.6.1 Motivasi sebagai pendorong individu untuk berbuat

Dengan motivasi individu dituntut untuk melepaskan energi dalam

kegiatannya.

3.6.2 Motivasi sebagai penentu arah perbuatan

Motivasi akan menuntun seseorang untuk melakukan kegiatan yang

benar-benar sesuai dengan arah dan tujuan yang ingin dicapainya.

3.6.3 Motivasi sebagai proses seleksi perbuatan

Motivasi akan memberikan dasar pemikiran bagi individu untuk

memprioritaskan kegiatan mana yang harus dilakukan.

3.6.4 Motivasi sebagai pendorong pencapaian prestasi

Prestasi dijadikan motivasi utama bagi seseorang dalam melakukan

kegiatan.

3.7 Bentuk-Bentuk Motivasi

3.7.1 Memberi Angka

Angka adalah deret ukur yang bisa dijadikan motivasi belajar untuk

dapat meraihnya. Angka yang tinggi tidak bisa dijadikan patokan

(25)

dengan dengan dilaksanakannya nilai-nilai yang sesuai dengan

pencapaian angka yang tinggi tersebut.

3.7.2 Memberi Hadiah

Hadiah bisa dijadikan sebagai motivasi bagi individu untuk

melakukan suatu kegiatan. Hadiah merupakan salah satu bentuk

penguatan untuk seseorang untuk sungguh-sungguh melaksanakan

kegiatannya.

3.7.3 Menjadikan Kompetisi

Dengan adanya kompetisi peserta didik akan saling memacu diri

untuk meraih tujuan yang ingin dicapai.

3.7.4 Memberi Evaluasi

Evaluasi akan memberikan gambaran sejauh mana peserta didik

mampu menerima informasi yang telah disampaikan oleh pengajar

dan merupakan satu hal yang akan memotivasi peserta didik untuk

dapat belajar.

3.7.5 Memberikan Pujian

Pujian merupakan bentuk reinforcement bagi peserta didik yang

telah berhasil melalui suatu kegiatan pembelajaran yang diberikan

harus pada waktu dan kejadian yang tepat sehingga pujian akan

berdampak sebagai motivasi belajar bagi peserta didik.

3.7.6 Memberikan Hukuman

Hukuman adalah bentuk reinforcement negatif. Hukuman akan

(26)

Hukuman yang tepat akan membuat peserta didik menyadari akan

kesalahan yang telah diperbuat dan memperbaiki kesalahan

menjadi keberhasilan yang tertunda.

Menurut Haryani (2008) motivasi mahasiswa kuliah di suatu jurusan

tertentu berpengaruh terhadap hasil akhir dari pendidikan. Suatu tindakan

yang tidak didasari motivasi yang kuat akan dilakukan dengan tidak

sungguh-sungguh, tidak terarah dan kemungkinan besar tidak akan membawa suatu

hasil yang baik.

4. Remaja

4.1 Defenisi Remaja

Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama individu

mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa antara

usia 13-20 tahun (Potter 2005).

Santrock (1993) mendefenisikan remaja sebagai periode transisi

perkembangan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang mencakup aspek

biologik, kognitif, dan perubahan sosial yang berlangsung antara 10-19 tahun.

Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10-14 tahun) yang ditandai

dengan berbagai perubahan tubuh yang cepat dan sering mengakibatkan

kesulitan dalam menyesuaikan diri, pada saat ini remaja mulai mencari

identitas dirii, masa remaja pertengahan (15-16 tahun) yang merupakan masa

yang ditandai dengan bentuk tubuh yang sudah menyerupai orang dewasa,

(27)

remaja akhir (17-19 tahun) yang ditandai pertumbuhan biologis sudah

melambat, tetapi masih berlangsung di tempat-tempat lain tetapi emosi,

minat, konsentrasi, dan cara berpikir mulai stabil serta kemauan untuk

menyelesaikan masalah sudah meningkat (Sarwono, 2002).

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa remaja

adalah merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa

dewasa dimulai dari usia 10-19 tahun.

4.2 Karakteristik Masa Remaja

Karakteristik perkembangan normal yang terjadi pada remaja dalam

menjalankan tugas perkembangannya dalam mencapai identitas diri antara

lainmenilai diri secara objektif dan merencanakan untuk mengaktualisasikan

kemampuannya. Dengan demikian pada fase ini, seorang remaja akan :

4.2.1 Menilai rasa identitas pribadi

4.2.2 Meningkatkan minat pada lawan jenis

4.2.3 Menggabungkan perubahan seks sekunder ke dalam citra tubuh

4.2.4 Memulai perumusan tujuan okupasional

4.2.5 Memulai pemisahan diri dari otoritas keluarga

Hurlock (1994) mengemukakan berbagai ciri dari remaja, diantaranya

adalah :

a. Masa remaja adalah masa peralihan

Yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan

berikutnya secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi

(28)

sangat strategis, karena memberi waktu kepada remaja untuk

membentuk gaya hidup dan menentukan pola perilaku, nilai-nilai dan

sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkan.

b. Masa remaja adalah masa terjadi perubahan

Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi sangat pesat, perubahan

perilaku dan sikap juga berkembang. Ada 4 perubahan besar yang

terjadi pada remaja, yaitu perubahan emosi, perubahan peran dan

minat, perubahan pola perilaku dan perubahan sikap menjadi

ambivalen.

c. Masa remaja adalah masa yang banyak masalah

Masa remaja sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi. Hal ini

terjadi karena tidak terbiasanya remaja menyelesaikan masalahnya

sendiri tanpa meminta bantuan orang lain sehingga kadang-kadang

terjadi penyelesaian yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.

d. Masa remaja adalah masa mencari identitas

Identitas diri yang dicari adalah berupa kejelasan siapa dirinya dan apa

peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan

kebanyakan orang, dia ingin diperlihatkan dirinya sebagai individu,

sementara pada saat yang sama ia ingin mempertahankan dirinya

terhadap kelompok sebaya.

e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan

Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak

(29)

menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan mangawasi

kehidupan remaja. Dengan adanya stigma ini, akan membuat masa

peralihan remaja dewasa menjadi sulit, karena peran orang tua yang

memiliki pandangan seperti ini akan mencurigai dan menimbulkan

pertentangan antara orang tua dengan remaja serta membuat jarak di

antara keluarga.

f. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis

Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kacamatanya

sendiri, baik dalam melihat dirinya maupun melihat orang lain,

mereka belum melihat apa adanya, tetapi menginginkan sebagaimana

yang ia harapkan.

g. Masa remaja adalah ambang masa dewasa

Dengan berlalunya usia belasan, remaja yang semakin matang

berkembang berusaha memberi kesan seseorang yang hampir dewasa.

Ia akan memusatkan dirinya pada perilaku yang dihubungkan dengan

status orang dewasa, misalnya dalam berpakaian dan bertindak.

Hurlock (1999), pada masa remaja ini ada beberapa perubahan yang

bersifat universal, yaitu meningkatkan emosi, perubahan fisik, perubahan

terhadap minat dan peran, perubahan pola perilaku, nilai-nilai dan sikap

ambivalen terhadap setiap perubahan.

Perbedaan karakteristik remaja perempuan dan laki-laki terletak pada

intelegensi wanita yang lebih cemerlang, namun pada intinya wanita itu hampir

(30)

laki-laki, kaum wanita lebih praktis, labih langsung, dan lebih meminati segi

kehidupan konkrit, kaum laki-laki disebut sebagai lebih egosentris atu lebih

self-oriented, dan kebanyakan wanita kurang berminat pada masalah-masalah

politik (Kartono, 1992).

4.3 Tugas perkembangan Remaja

Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1999) tugas perkembangan adalah

tugas yang muncul pada saat atau sekitar periode tertentu dari kehidupan

individu, yang jika berhasil, akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke

arah keberhasilan dakam melaksanakan tugas berikutnya Semua

tugas-tugas perkembangan masa remaja terfokus pada bagaimana melalui sikap dan

pola perilaku kanak-kanak dan mempersiapkan sikap dan perilaku orang

dewasa. Rincian tugas-tugas pada masa remaja ini adalah sebagai berikut :

4.3.1 Mencapai relasi yang lebih matang dengan teman seusia dari kedua

jenis kelamin

4.3.2 Mencapai peran sosial feminin atau maskulin

4.3.3 Menerima fisik dan menggunakan tubuhnya secara efefktif

4.3.4 Meminta, menerima dan mencapai perilaku bertanggung jawab

secara sosial.

4.3.5 Mencapai kemandirian secara emosional dari orang tua dan orang

dewasa lainnya.

4.3.6 Mempersiapkan untuk karir ekonomi

4.3.7 Mempersiapkan untuk menikah dan berkeluarga

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti dan guru kelas berkolaborasi dalam pembuatan RPP (Rencana Pelaksaan Pembelajaran). Tugas guru dalam pelaksanaan penelitian adalah melaksanakan pembelajaran

Mengetahui solusi yang harus dilakukan dalam mengatasi kendala-kendala mengembangkan jiwa kemandirian kewirausahaan melalui gerakan pramuka di Racana Raden Mas Said

zerumbet sebagai feed additive yang dapat menekan kejadian salmonelosis pada ayam broiler, sehingga ayam broiler yang terinfeksi serovar Salmonella spp tetap

Mahasiswa wajib mendaftarkan / melaporkan beban studi atau matakuliah yang telah diambil pada semester yang akan dijalani kepada BAAK (Bagian Administrasi

Pengaruh pemberian makanan konsentrat terhadap produksi dan kualitas susu kambing Peranakan Etawah. Institut Pertanian

Pada tahun 2014 di Kecamatan Distrik Teluk Duairi sudah memiliki jumlah personil porli yang ber- tugas di wilayah Distrik Teluk Duairi yang bertempat tugas dikampung Aisandami

24 Penelitian yang dilakukan adalah penelitian terhadap putusan hakim dalam menjatuhkan vonis terhadap pelaku tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga yang

ekstraksi kobal, tembaga dan mangan dengan pengompleks DDC dalam kloroform dengan penopengan EDTA ditunjukkan pada gambar 9.. Hal ini dapat dikatakan bahwa hasil