• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V - DOCRPIJM 4f4dc18089 BAB VBab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB V - DOCRPIJM 4f4dc18089 BAB VBab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Yogyakarta"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

BAB V

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KOTA

YOGYAKARTA

5.1

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota

RTRW Kota Yogyakarta 2010-2029 menetapkan Kawasan Strategis diarahkan untuk menetapkan kawasan yang di dalamnya terbentuk Citra Kota sebagai unsur pendukung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang sekitarnya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta dimaksudkan untuk mewadahi sejarah dan masa depan.

Penetapan Citra Kota

Inti pelestarian Citra Kota terdapat pada 13 lokasi baik bangunan, rumah, taman, jalan maupun ornamen yang memiliki kekhususan kawasan kota dengan spesifik sebagai berikut:

a. Sumbu Krapyak Kraton Tugu (Jalan DI. Panjaitan, Trikora, Ahmad Yani, Malioboro, Mangkubumi) sebagai jalur kota yang menyiratkan citra filosofis dan peninggalan budaya;

b. Masjid Besar Kauman, Masjid Mataram Kotagede, Gereja Antonius Kotabaru, Gereja Santo Yusuf Bintaran dan Kelenteng Gondomanan sebagai titik kota yang menyiratkan citra religio-kultural;

c. Kraton Yogyakarta, Puro Paku Alaman dan Tugu sebagai bangunan tetenger kota yang menyiratkan citra peninggalan sejarah budaya;

d. Alun–alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai titik kota yang menyiratkan citra budaya;

e. Kota Gede sebagai kawasan kota yang menyiratkan citra budaya;

f. Monumen Sasana Wiratama Tegalrejo, Musium Jendral Sudirman, Musium Perjuangan, Musium Dewantara Kirtigriya, Monumen Ahmad Dahlan, Benteng Vredeburg, Gedung Agung, Masjid Syuhada dan bangunan lain yang mempunyai kaitan dengan sejarah perjuangan sebagai bangunan tetenger kota yang menyiratkan citra peninggalan sejarah perjuangan;

g. Jalan Suroto, Cik Ditiro sebagai jalur kota yang menyiratkan citra budaya; h. Kotabaru sebagai kawasan kota yang menyiratkan citra perjuangan;

i. Jalur Route Gerilya Jenderal Sudirman sebagai jalur kota yang menyiratkan citra sejarah perjuangan;

j. Taman Makam Pahlawan Kusumanegara sebagai titik kota yang menyiratkan citra peninggalan sejarah perjuangan;

k. Taman Siswa sebagai titik kota yang menyiratkan citra pendidikan;

l. Pasar Bringharjo sebagai titik kota yang menyiratkan citra budaya kegiatan ekonomi; m. Alur Sungai Winongo, Code dan Sungai Gajahwong sebagai jalur kota yang

menyiratkan citra alami;

n. Gembiraloka sebagai titik kota yang menyiratkan citra alami.

(2)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

a. Museum Tegalrejo, Museum Perjuangan, Kawasan Beteng Vredeburg, Museum Dewantara, Museum Biologi, Museum Sonobudoyo dan Kebun plasma nutfah pisang sebagai tetenger kota yang menyiratkan citra kegiatan budaya dan pendidikan aktif dan pasif;

b. bangunan-bangunan di dalam kawasan kota baru dengan batas jalan Jenderal Sudirman, jalan DR. Wahidin, rel KA Lempuyangan, Sungai Code yang masuk dalam daftar dilindungi menurut Undang-undang Benda Cagar Budaya, sebagai tetenger yang menyiratkan citra kejuangan serta kegiatan pendidikan aktif dan pasif;

c. Jalan Tegalgendu dan jalan Mondorakan, sebagai jalur kota yang menyiratkan citra budaya, pariwisata aktif dan pasif;

d. Mandala Krida sebagai titik kota yang menyiratkan citra pendidikan aktif dan pasif; e. Kraton Yogyakarta, Puro Pakualaman dan Kotagede sebagai tetenger kota yang

menyiratkan citra kegiatan pariwisata pasif;

f. Jalan Mangkubumi, Malioboro, Ahmad Yani, Trikora, jend. Sudirman, pangeran Diponegoro, Ahmad Dahlan dan Panembahan Senopati sebagai jalur kota yang menyiratkan citra kegiatan pariwisata pasif;

g. Gembira Loka sebagai kawasan da titik kota yang menyiratkan citra kegiatan pendidikan dan pariwisata/rekreasi aktif dan pasif;

h. Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai titik kota yang menyiratkan citra kegiatan pariwisata aktif dan pasif;

i. Kridosono sebagai tetenger dan titik kota yang menyiratkan citra kegiatan pendidikan dan pariwisata/rekreasi aktif dan pasif.

Kawasan strategis penyangga citra kota merupakan pembatasan atau penyangga kawasan yang dapat berupa pembatas fisik maupun non-fisik dari kawasan budaya, pendidikan, perjuangan dan pariwisata, yang berlokasi sebagai berikut :

a. Jeron Beteng Kraton dan jalan pembatas kawasan Kraton sebagai kawasan, pembatas dan jalur bercitra budaya dan atau pariwisata;

b. sekitar Puro Pakualaman sebagai pembatas bercitra budaya;

c. Kotagede sebagai kawasan, pembatas dan jalur bercitra budaya dan atau pariwisata; d. sekitar museum Tegalrejo sebagai pembatas bercitra budaya;

e. Kawasan Malioboro dengan batas jalan Kyai Mojo, jalan Pangeran Diponegoro, jalan Jenderal Sudirman, Sungai Code, jalan Panembahan Senopati, jalan Ahmad Dahlan, Sungai Winongo sebagai kawasan, pembatas dan jalur bercitra budaya, parisiwata dan atau perjuangan;

f. sekitar Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai pembatas bercitra budaya dan atau pariwisata;

g. Kawasan Kotabaru dengan batas jalan Jenderal Sudirman, jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, rel kereta api, Sungai Code, sebagai kawasan, tetenger, pembatas dan jalur bercitra perjuangan dan atau pendidikan;

h. sekitar Taman makam pahlawan Kusumanegara sebagai pembatas bercitra perjuangan;

(3)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

j. sekitar stadion Mandala Krida sebagai pembatas bercitra alami;

k. jalan K.H. Wahid Hasyim, Letjen. S. Parman, Mayjen. MT. Haryono, Mayjen. Sutoyo, Brigjen Katamso, Menteri Supeno, Perintis Kemerdekaan, Kemasan, Sultan Agung, Kusumanegara, Ipda Tut Harsono, Laksda Adi Sucipto, AM. Sangaji, Magelang, Kyai Mojo, HOS. Cokroaminoto, Kapten Piere Tendean, Sugeng Jeroni, Parang Tritis, Menukan dan jalan imogiri sebagai jalur bercitra pariwisata;

l. jalan Laksda Adisucipto, jalan Letjen. Urip Somoharjo, Jend. Sudirman, Pangeran Diponegoro, Kyai Mojo, HOS Cokroaminoto sebagai jalur dan pembatas bercitra pariwisata;

m. sekitar Gembira Loka sebagai pembatas yang bercitra alami.

Pengaturan Inti pelestarian Citra Kota meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Keraton, Puro Paku Alam, Tugu dan tetenger lainnya yang berkaitan dengan sejarah budaya daerah, tidak boleh diubah bentuk fisiknya, dengan memberi jarak minimal setinggi komponen yang dilestarikan dan berwujud daerah bebas pandang yang mengelilingi tetenger;

b. Museum Sonobudoyo, Museum Tegalrejo, Museum Perjuangan, Benteng Verdeburg dan Gedung Agung tidak boleh diubah bentuk fisiknya, dengan memberi jarak minimal setinggi komponen yang dilestarikan dan berwujud daerah bebas pandang yang mengelilinginya;

c. Kotagede dan Kota Baru dibatasi perubahan tatanan fisik kawasannya, dengan memperhatikan pola keterkaitan bangunan – jalan – ruang terbuka;

d. Sumbu Krapyak – Kraton – Tugu (jalan DI Panjaitan, Trikora, Jend. Ahmad Yani, Malioboro,Mangkubumi), tidak boleh diubah geometri dan pandangan bebas dikiri kanan jalan, melalui pembentukan ruang jalan dengan perbandingan antara lebar jalan dengan tinggi bangunan pembatas sebesar 2 : 1 atau tidak melebihi garis imajiner sudut 45 derajat dari sumbu jalan kearah samping. Suasana jalur dibentuk dengan pengaturan tata hijau sebagai pengarah dan pembentuk suasana, estetika dengan tanaman yang mencerminkan tata hijau lingkungan Keraton;

e. Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan tidak boleh diubah geometri, keterbukaan ruang dan tata hijaunya;

f. Taman Makam Pahlawan Kusumanegara tidak boleh diubah kesan kekhidmatan dan keterbukaannya, melalui pemisahan terhadap elemen kota sekelilingnya dengan jalur/ruang memanjang selebar minimal tanaman peneduh terdekat.

Pengaturan Inti Pengembangan Citra Kota dilakukan sebagai berikut :

 Tetenger/land mark Keraton dan Puro Pakualaman diatur dan dilengkapi dengan fasilitas kepariwisataan, tanpa harus merubah fisik dan atau menambah kegiatan aktif yang tidak sesuai dengan kegiatan aslinya;

 Tetenger/land mark Museum Sonobudoyo, museum Tegalrejo, museum Perjuangan dan benteng Vredeburg dilengkapi dengan fasilitas kepariwisataan, tanpa harus merubah fisik dan menambah kegiatan aktif yang tidak sesuai dengan kegiatan utamanya;

(4)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

(5)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

(6)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Tabel 5.1

Arahan RTRW Kota Yogyakartauntuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

Rencana pola ruang wilayah terdiri atas : a. kawasan lindung Daerah;

meliputi:

 kawasan perlindungan setempat;  kawasan cagar budaya dan ilmu

pengetahuan;

 kawasan rawan bencana; b. kawasan budidaya Daerah;

 rencana kawasan peruntukan industri mikro, kecil dan menengah;

berada di luar kawasan peruntukan industri sepanjang tidak bertentangan sifat dominasi kawasan

 rencana kawasan peruntukan pariwisata; mempertahankan dan mengembangkan kualitas ruang dan fasilitas pada kawasan pariwisata terutama pada wilayah pusat kota yang meliputi kawasan Malioboro dan kawasan Kraton;

mengembangkan cluster-cluster kawasan pariwisata seperti kompleks Taman Sari, Prawirotaman, Kotagede, Taman Pintar, museum dan lainnya

 rencana kawasan peruntukan permukiman; a. pada kawasan terbangun yang sudah

ada dengan cara mengoptimalkan fungsi bangunan sekaligus melakukan

penataan/peningkatan kualitas ruang; b. peremajaan perumahan di

kawasan-kawasan yang padat dan tidak memungkinkan lagi dilakukan pengembangan secara horisontal, antara lain dengan pola pengembangan perumahan secara vertikal (apartemen dan rumah susun);

c. pengembangan permukiman skala besar dapat dilakukan dengan konsep konsolidasi lahan;

d. penanganan kawasan kumuh di tengah kota dengan konsep penataan;

e. kawasan kumuh yang tak bisa

dikembangkan dan dikelola dengan cara seperti tersebut pada huruf d, dilakukan pemindahan (relokasi).

 rencana kawasan peruntukan perdagangan dan jasa

pertumbuhan perdagangan secara linier diarahkan sepanjang jalan arteri sekunder dan kolektor sekunder

 rencana kawasan peruntukan fasilitas pelayanan umum lainnya

Struktur Ruang Kota Yogyakarta bertujuan untuk mengakomodasi fungsi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sebagaimana telah ditetapkan dalam RTRW Nasional serta melaksanakan pengembangan dan pembangunan Daerah sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta

Sistem Perkotaan

a. pengembangan struktur ruang kota;

 kawasan pusat kota di wilayah Kecamatan Danurejan, Kecamatan Gedongtengen, dan Kecamatan Gondomanan;

 kawasan wisata budaya dikembangkan di kecamatan kraton, kecamatan pakualaman dan Kecamatan Kotagede;

 Kecamatan Umbulharjo merupakan kawasan prioritas yang harus dikembangkan dibandingkan dengan kecamatan-kecamatan lain yang relatif sudah berkembang.

b. sistem pusat-pusat pelayanan kota;

Sistem pusat-pusat pelayanan kotadirencanakan membentuk pusat kota, subpusat kota, pusat pelayanan lingkungan dan subpusat pelayanan lingkungan

Sistem pusat-pusat pelayanan kota berlokasi di Kecamatan Danurejan, Kecamatan Gedongtengen, dan Kecamatan Gondomanan, subpusat kota tersebar di masing- masing kecamatan, sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar di seluruh kelurahan dan sekitar kawasan permukiman c. fungsi pusat permukman kota

Fungsi pusat permukiman kota tersebar diseluruh Kecamatan

Sistem Jaringan Energi;

Penyediaan sumber daya atau energi listrik yang tersedia untuk pelayanan perumahan, industri dan kegiatan lainnya dilakukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan beberapa perusahan yang menyediakan secara mandiri (swasta).

Sistem Jaringan Telekomunikasi;

Jaringan telekomunikasi dibedakan menjadi jaringan telekomunikasi yang dikelola oleh BUMN/BUMD dan swasta lainnya yang dibedakan menjadi jaringan kabel dan jaringan nir kabel.

Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan;

a. sistem drainase; b. sistem persampahan;

c. sistem penyediaaan air bersih; d. sistem pengelolaan limbah

Sitem Jaringan Penerangan Jalan.

(7)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

sebagaimana meliputi penerangan jalan umum, penerangan jalan kampung dan penerangan jalan lingkungan yang dikelola oleh pemerintah daerah. (2) Jaringan penerangan jalan diarahkan mendukung estetika dan Citra Kota

Sumber : RTRW Kota Yogyakarta 2010 - 2029

Tabel 5.2Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) berdasarkan RTRW KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/ BATAS

KAWASAN

Kawasan strategis Inti pelestarian Citra Kota

mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang sekitarnya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta dimaksudkan untuk mewadahi sejarah dan masa depan

1. Sumbu Krapyak Kraton Tugu (Jalan DI. Panjaitan, Trikora, Ahmad Yani, Malioboro, Mangkubumi) sebagai jalur kota yang menyiratkan citra filosofis dan peninggalan budaya; 2. Masjid Besar Kauman,

Masjid Mataram Kotagede, Gereja Antonius Kotabaru, Gereja Santo Yusuf Bintaran dan Kelenteng Gondomanan sebagai titik kota yang menyiratkan citra religio-kultural;

3. Kraton Yogyakarta, Puro Paku Alaman dan Tugu sebagai bangunan tetenger kota yang menyiratkan citra peninggalan sejarah budaya;

4. Alun–alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai titik kota yang menyiratkan citra budaya;

5. Kota Gede sebagai kawasan kota yang menyiratkan citra budaya; 6. Monumen Sasana

Wiratama Tegalrejo, Musium Jendral Sudirman, Musium Perjuangan, Musium Dewantara Kirtigriya, Monumen Ahmad Dahlan, Benteng Vredeburg, Gedung Agung, Masjid Syuhada dan bangunan lain yang mempunyai kaitan dengan sejarah perjuangan sebagai bangunan tetenger kota yang menyiratkan citra peninggalan sejarah perjuangan;

(8)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/ BATAS KAWASAN

sebagai jalur kota yang menyiratkan citra budaya; 8. Kotabaru sebagai kawasan

kota yang menyiratkan citra perjuangan;

9. Jalur Route Gerilya Jenderal Sudirman sebagai jalur kota yang menyiratkan citra sejarah perjuangan; 10. Taman Makam Pahlawan

Kusumanegara sebagai titik kota yang menyiratkan citra peninggalan sejarah perjuangan;

11. Taman Siswa sebagai titik kota yang menyiratkan citra pendidikan;

12. Pasar Bringharjo sebagai titik kota yang menyiratkan citra budaya kegiatan ekonomi;

13. Alur Sungai Winongo, Code dan Sungai Gajahwong sebagai jalur kota yang menyiratkan citra alami; 14. Gembiraloka sebagai titik

kota yang menyiratkan citra alami.

Kawasan strategis Inti pengembangan citra kota

mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang sekitarnya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta dimaksudkan untuk mewadahi sejarah dan masa depan Sonobudoyo dan Kebun plasma nutfah pisang sebagai tetenger kota yang menyiratkan citra kegiatan budaya dan pendidikan aktif dan pasif;

2. bangunan-bangunan di dalam kawasan kota baru dengan batas jalan Jenderal Sudirman, jalan DR. Wahidin, rel KA Lempuyangan, Sungai Code yang masuk dalam daftar dilindungi menurut Undang-undang Benda Cagar Budaya, sebagai tetenger yang menyiratkan citra kejuangan serta kegiatan pendidikan aktif dan pasif;

(9)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/ BATAS KAWASAN pasif;

4. Mandala Krida sebagai titik kota yang menyiratkan citra pendidikan aktif dan pasif; 5. Kraton Yogyakarta, Puro

Pakualaman dan Kotagede sebagai tetenger kota yang menyiratkan citra kegiatan pariwisata pasif;

6. Jalan Mangkubumi, Malioboro, Ahmad Yani, Trikora, jend. Sudirman, pangeran Diponegoro, Ahmad Dahlan dan Panembahan Senopati sebagai jalur kota yang menyiratkan citra kegiatan pariwisata pasif;

7. Gembira Loka sebagai kawasan da titik kota yang menyiratkan citra kegiatan pendidikan dan

pariwisata/rekreasi aktif dan pasif;

8. alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai titik kota yang menyiratkan citra kegiatan pariwisata aktif dan pasif;

9. Kridosono sebagai tetenger dan titik kota yang

menyiratkan citra kegiatan pendidikan dan

pariwisata/rekreasi aktif dan pasif.

Kawasan strategis penyangga citra kota

mempunyai pengaruh besar terhadap tata ruang sekitarnya dan peningkatan kesejahteraan masyarakat serta dimaksudkan untuk mewadahi sejarah dan masa depan

1. Jeron Beteng Kraton dan jalan pembatas kawasan Kraton sebagai kawasan, pembatas dan jalur bercitra budaya dan atau pariwisata; 2. sekitar Puro Pakualaman

sebagai pembatas bercitra budaya;

3. Kotagede sebagai kawasan, pembatas dan jalur bercitra budaya dan atau pariwisata;

4. sekitar museum Tegalrejo sebagai pembatas bercitra budaya;

(10)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

KAWASAN STRATEGIS SUDUT KEPENTINGAN LOKASI/ BATAS KAWASAN

pembatas dan jalur bercitra budaya, parisiwata dan atau perjuangan;

6. sekitar Alun-alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai pembatas bercitra budaya dan atau pariwisata; 7. Kawasan Kotabaru dengan

batas jalan Jenderal

Sudirman, jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo, rel kereta api, Sungai Code, sebagai kawasan, tetenger,

pembatas dan jalur bercitra perjuangan dan atau pendidikan;

8. sekitar Taman makam pahlawan Kusumanegara sebagai pembatas bercitra perjuangan;

9. koridor Jalan Suroto dan Jalan Cik Di Tiro sebagai kawasan bercitra

pendidikan;

10. sekitar stadion Mandala Krida sebagai pembatas bercitra alami;

11. jalan K.H. Wahid Hasyim, Letjen. S. Parman, Mayjen. MT. Haryono, Mayjen. Sutoyo, Brigjen Katamso, Menteri Supeno, Perintis Kemerdekaan, Kemasan, Sultan Agung,

Kusumanegara, Ipda Tut Harsono, Laksda Adi Sucipto, AM. Sangaji, Magelang, Kyai Mojo, HOS. Cokroaminoto, Kapten Piere Tendean, Sugeng Jeroni, Parang Tritis, Menukan dan jalan imogiri sebagai jalur bercitra pariwisata;

12. jalan Laksda Adisucipto, jalan Letjen. Urip Somoharjo, Jend. Sudirman, Pangeran Diponegoro, Kyai Mojo, HOS Cokroaminoto sebagai jalur dan pembatas bercitra pariwisata;

13. sekitar Gembira Loka sebagai pembatas yang bercitra alami

(11)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Tabel 5.3Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

N o

USULAN

PROGRAM UTAMA LOKASI

MERUPAKAN

1 Peningkatan fungsi pusat Kota

subpusat Kota

Seluruh

3 Penambahan Lahan TPA Piyungan Piyungan, Kab. Bantul Tidak

APBD Prov,APBD Kota, APBN

Dinas Kimpraswil Prov,Bappeda, BLH

4 Pengadaan sarana Truk sampah

6 Pengembangan

Instalasi Air Minum

Seluruh

kecamatan Ya Kota, APBN PDAM

7 Pengembangan

Distribusi

Seluruh

kecamatan Ya APBD Kota, PDAM

8

Kimpraswil Kota

9 ,Dinas Kebudayaan

10

Pengembangan, pemanfaatan, dan pengendalian

perumahan perkotaan

(12)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

5.2

Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang sesuai dengan amanatUUD 1945, maka pemerintahan daerah diharapkan dapat mengatur dan mengurus sendiriurusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, sebagai upaya untukmempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan,pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan

memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dankekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam kerangka besar itulah, visi, misi dan program kerja walikota terpilih untuklima tahun ke depan merupakan tahap kedua Rencana Pembangunan Jangka PanjangDaerah 2005 – 2025, diarahkan untuk membawa masyarakat Kota Yogyakarta menujusuatu kehidupan masyarakat yang sejahtera, berakhlak, bermartabat, berkarakter dan bermakna. Maka visi pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2012 – 2016 adalah :

“Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas,berkarakter dan Inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa,yang Berwawasan Lingkungandan Ekonomi Kerakyatan”

Visi Pembangunan Kota Yogyakarta Tahun 2012 - 2016 ini menjadi arah cita citabagi pembangunan yang secara sistematis bagi penyelenggara pemerintahan daerah dansegenap pemangku kepentingan pembangunan Kota Yogyakarta .

Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Yogyakarta tahun 2012 – 2016tersebut ditempuh melalui 4 (empat) misi pembangunan beserta pokok pokokpenjelasannya sebagai berikut :

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih

 Memperkuat tata kelola pemerintahan Kota Yogyakarta yang baik, bersih,berkeadilan, demokratis, dan berlandaskan hukum

2. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas  Mewujudkan pendidikan untuk semua (inklusif)  Mewujudkan Kota Yogyakarta Sehat

 Memperkuat pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas dan aksesibelbagi seluruh warga Yogyakarta termasuk warga yang mempunyai perbedaankemampuan (difabel)

3. Mewujudkan pemberdayaan masyarakat dengan gerakan Segoro Amarto  Mengembangkan ekonomi kerakyatan

 Memperkuat masyarakat Kota Yogyakarta yang toleran, inklusif, bermoral,beretika, beradab dan berbudaya

 Memasyarakatkan dan membudayakan gerakan Segoro Amarto 4. Mewujudkan daya saing daerah yang kuat

(13)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

 Memperkuat dan mengembangkan keterpaduan Kota Yogyakarta sebagai KotaPariwisata, Kota Budaya dan Kota Perjuangan

 Memperkuat daya saing Kota Yogyakarta yang unggul dalam pelayanan jasa  Memperkuat Kota Yogyakarta yang nyaman dan ramah lingkungan

 Memperkuat Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai

Berdasarkan pada visi dan misi pembangunan daerah Kota Yogyakarta tahun 2012– 2016

maka disusun tujuan pembangunan selama lima tahun kedepan sebagai

berikutsebagaimana sebagai berikut :

1. Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas dengan sasaran :

 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerahyang berkualitas  Terwujudnya pendayagunaan aparatur pemerintah daerahMeningkatkan kualitas

pelayanan publik

 Terwujudnya pendidikan inklusif untuk semua

 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau  Terwujudnya sarana dan prasarana perkotaan yang memadai  Terwujudnya pelayanan administrasi publik yang baik

2. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan gerakan Segoro Amarto dalamrangka penanggulangan kemiskinan

 Terwujudnya peningkatan kualitas ekonomi masyarakat  Terwujudnya peningkatan kualitas sosial masyarakat

3. Menguatkan daya saing daerah untuk memajukan kota Yogyakarta  Terwujudnya peningkatan kualitas sumber daya manusia yang unggul  Terwujudnya perekonomian daerah yang kuat

 Terwujudnya daya dukung pengembangan usaha

Arah kebijakan RPJMD Kota Yogyakarta terkait Misi Ke Satu untuk mewujudkan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai adalah sebagai berikut ini:

 Meningkatkan kualitas sarana danprasarana jalan dan jembatan  Meningkatkan kualitas talud/bronjong dansaluran pengairan  Meningkatkan kualitas sistem jaringandrainase

 Meningkatkan kualitas sarana dan prasaranair limbah  Meningkatakan kualitas sarana danprasarana persampahan

 Meningkatkan kualitas sarana danprasarana dasar pemukiman berbasiskewilayahan  Meningkatkan pemenuhan kebutuhanbangunan gedung pemerintah sesuaistandar

kebutuhan khususnya yang ada diwilayah dan berwawasan inklusif

(14)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Terkait Bidang Keciptakaryaan

Sasaran Program SKPD Pengampu *)

Terwujudnya sarana dan prasarana perkotaan yang memadai

ProgramPeningkatan dan Pemeliharaan Drainase

SKPD Pengampu Drainase

ProgramPengembangan Kinerja Pengelolaan SAL

SKPD Pengampu Air Limbah

ProgramPengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

SKPD Pengampu Pengelolaan Sampah ProgramPengembangan Sarana dan

Prasarana Dasar Permukiman

SKPD Pengampu Sarana dan

PrasaranaPermukiman Meningkatkan pemenuhan

kebutuhan bangunan gedung pemerintah sesuai standar kebutuhan khususnya yang ada di wilayah

ProgramPeningkatan dan Pemeliharaan Bangunan Gedung Pemerintah

SKPD Pengampu Peningkatan dan

Pemeliharaan Bangunan Gedung Pemerintah

Peningkatan pelayanan pengendalian bahaya kebakaran serta penanggulangan bencana

ProgramKesiapsiagaan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran

SKPD Pengampu Kesiapsiagaan dan Pengendalian Bahaya Kebakaran

ProgramKesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana Alam

SKPD Pengampu Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana Alam Sumber : Rancangan RPJMD Kota Yogyakarta 2012 – 2016

Berdasarkan indikasi rencana program maka disusun indikator kinerja daerah sebagiaman yang disajikan pada table berikut ini.

(15)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019 Visi :

Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, berkarakter dan Inklusif, Pariwisata Berbasis Budaya, dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan dan Ekonomi

Misi empat :

Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas Strategi:

a. Peningkatan sarana danprasarana perkotaanyang berkualitas.

b. Peningkatan pelayananpengendalian bahayakebakaran sertapenanggulanganbencana

SASARAN INDIKATOR KINERJA

1 Terwujudnya sarana dan prasarana perkotaan yang memadai

Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota

Tidak terjadinya genangan> 2 kali/tahun

Tersedianya sistemairlimbah setempat ygmemadai Tersedianya sistemair limbah

skalakomunitas/kawasan/kota

prosentase penyediaan fasilitas pengurangan sampah di perkotaan

Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan

Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari-hari

Tersedianya akses air minumyg aman melalui sistempenyediaan air minumdg jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dg kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari sangat baik)

Cakupan lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan PSU

Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana dasar permukiman

Terbangunnya RTH kawasan sungai

2

Peningkatan pelayananpengendalian bahayakebakaran

sertapenanggulanganbencana

Kondisi prasarana dan sarana penanggulangan bencana baik

Indikator kinerja dan capaian kinerja Misi Empat yaitumemantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup dinyatakan dalam tabel berikut ini.

(16)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019 No Indikator Kinerja Satuan Kondisi

2009

Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

3 Kondisi Prasarana dan

sarana perhubungan baik % 73,17 74 75 76 77 78

5 Kondisi prasarana dan

sarana permukiman baik % 35,69 37 38 39 40 41

6

Kondisi prasarana dan

sarana penanggulangan

bencana baik

% 38 40 42,5 45 47,5 50

7 Kondisi prasarana dan

sarana perekonomian baik % 8 10,8 13,5 16,2 19 21,6

16 Rata-rata penurunan air

tanah cm <40 <40 <40 <40 <40

17 Alih fungsi lahan pertanian % 0,32 0,30 0,27 0,24 0,20 0,17

18 Tertib pemanfaatan tanah % 80 82 84 86 88 90

19 Tertib administrasi

pertanahan % 56 58 59 60 61 62

20 RTH Perkotaan % >30 >30 >30 >30 >30 >30

21 Cakupan RDTR % 59,14 65 70 86 91 100

22 Kualitas Udara <ambang

batas < AB < AB < AB < AB < AB < AB

No Indikator Kinerja Satuan Kondisi 2009

Capaian Kinerja

2011 2012 2013 2014 2015

23 Status Mutu Air Sungai -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30 -11s/d-30

24 Kualitas lahan/tanah <ambang

batas

< AB < AB < AB < AB < AB < AB

25 Usaha yang memiliki IPAL % 82,3 83 83,5 84 84,5 85

26 Usaha yang memiliki

dokumen lingkungan

% 98,71 98,90 99,00 99,10 99,20 99,30

27 Energi terbarukan

terbangun

bh 293 310 320 330 340 350

28 Elektrifikasi % 94 94,50 95,00 95,50 96,00 96,50

Sumber: diolah dari RPJMD Kab. Sleman 2010-2015

5.3

Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung

(17)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

bangunan gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan lingkungan maupun keandalan bangunan gedung.

Bangunan gedung yang mempunyai fungsi :

a. fungsi hunian mempunyai fungsi utama sebagai tempat tinggal manusia yang meliputi rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah tinggal susun, dan rumah tinggal sementara;

b. fungsi keagamaan mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan ibadah yang meliputi bangunan masjid termasuk musholla, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara dan bangunan kelenteng;

c. fungsi usaha mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan usaha yang

meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian,

perhotelan/penginapan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan;

d. fungsi sosial dan budaya mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan sosial dan budaya yang meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum;

e. fungsi khusus mempunyai fungsi utama sebagai tempat melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi atau yang penyelenggaraannya dapat membahayakan masyarakat di sekitarnya dan/atau mempunyai risiko bahaya tinggi yang meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenisnya yang ditetapkan oleh Menteri; dan

f. fungsi campuran atau ganda adalah bangunan gedung yang memiliki lebih dari satu fungsi.

Prasarana dan Sarana bangunan gedung berfungsi sebagai berikut :

a. fungsi sebagai pembatas/penahan/pengaman yang meliputi pagar, tanggul/retaining wall, Turap batas kavling/persil;

b. fungsi sebagai penanda masuk lokasi yang meliputi gapura, gerbang;

c. fungsi sebagai perkerasan yang meliputi jalan, lapangan upacara, lapangan olah raga terbuka;

d. fungsi sebagai penghubung yang meliputi jembatan, box culvert;

e. fungsi sebagai kolam bawah tanah yang meliputi kolam renang, kolam pengolahan air , bak air di bawah tanah, sumur peresapan air hujan, sumur peresapan air limbah, septic tank;

f. fungsi sebagai menara yang meliputi menara antena, menara bak air dan cerobong. g. fungsi sebagai monumen yang meliputi tugu, patung;

h. fungsi sebagai instalasi / gardu yang meliputi instalasi listrik, instalasi telepon/ komunikasi, instalasi pengolahan;

i. fungsi reklame/papan nama yang meliputi billboard, papan iklan, papan nama (berdiri sendiri atau berupa tembok pagar); dan

(18)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Setiap bangunan gedung wajib memenuhi persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Persyaratan administratif bangunan gedung meliputi:

a. status hak atas tanah, dan atau izin pemanfaatan dari pemegang hak atas tanah; b. status kepemilikan bangunan gedung; dan

c. izin mendirikan bangunan gedung.

Persyaratan teknis bangunan gedung meliputi persyaratan tata bangunan dan persyaratan keandalan bangunan gedung.Persyaratan keandalan bangunan meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan.

5.4

Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM)

Penyediaan air bersih Kota Yogyakarta meliputi:

a. sistem air bersih perpipaan yang dikelola Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan jaringan yang dikelola oleh swasta dan atau masyarakat;

b. sistem air bersih non perpipaan milik perorangan dan berupa sumur di Mandi Cuci Kakus (MCK) umum dengan menggunakan alat penjernih secara permanen.

(19)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Gambar 5.3Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Perpipaan Kota Yogyakarta

5.5

Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Sebagai akselerasi untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan dengan memperhatikan RPJM Nasional, dan mengacu pada RPJPD Kota Yogyakarta dan RPJMD Kota Yogyakarta, maka dapat dijabarkan visi dan misi sanitasi Kota Yogyakarta sebagai berikut ini.

Tabel 5.7

Visi Misi Sanitasi Kota Yogyakarta

Visi Kota Misi Kota Visi Sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota Kota Yogyakarta

sebagai Kota

Pendidikan Berkualitas, Pariwisata

Berbasis Budaya

dan Pusat

Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan”.

1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.

2. Mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas. 3. Mewujudkan

pemberdayaan masyarakat

Terwujudnya Sanitasi yang memadai, sehat

dan berwawasan

lingkungan bagi

masyarakat Kota

Yogyakarta

Misi Air Limbah Domestik:

• Mewujudkan sistem

pengelolaan air limbah yang berkelanjutan

• Meningkatkan kualitas layanan air limbah domestik

• Mengembangkan cakupan

pelayanan air limbah domestik • Pemerdayaan masyarakat

dalam pengelolaan air limbah domestik

(20)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Visi Kota Misi Kota Visi Sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota dengan

gerakan Segoro Amarto.

4. Mewujudkan

daya saing

daerah yang kuat.

1. Mewujudkan sistem

pengelolaan sampah yang handal untuk meningkatkan kinerja pengelolaan sampah 2. Memberdayakan masyarakat

dan meningkatkan peran aktif dunia usaha/swasta sebagai

mitra dalam pelayanan

pengelolaan persampahan

Misi Drainase

• Pengelolaan drainase yang berkualitas, memadai serta menjamin kelancaran aliran air

Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat

• Meningkatkan Pemberdayaan

Masyarakat dalam

pembangunan kesehatan

untuk menciptakan perilaku hidup sehat

Bidang sanitasi dan kesehatan lingkungan memegang peranan yang sangat vital dalam mewujudkan visi Kota Yogyakarta yang termuat dalam RPJP Kota Yogyakarta 2005-20025 maupun RPJM 2012-2016. Kondisi lingkungan yang bersih, sehat akan menunjang identitas Yogyakarta sebagai kota pelajar, pariwasata, dan budaya.Untuk mendukung dan mewujudkan visi kota Yogyakarta dalam bidang lingkungan tersebut, maka disusunlah visi sanitasi kota Yogyakarta. Visi tersebut merupakan penjabaran dari visi kota yang termuat dalam dua dokumen perencanaan tersebut. Visi sanitasi Kota Yogyakarta disusun oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi berdasarkan hasil kesepakatan antar SKPD yang terkait, antara lain BLH (Badan Lingkungan Hidup), Dinas Kimpraswil (Permukiman dan Prasarana Wilayah), dan Dinkes (Dinas Kesehatan) Kota Yogyakarta.

(21)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Tabel 5.8Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Yogyakarta

Sumber: SSK Yogyakarta, 2012

Dalam pengembangan pengelolaan sanitasi bidang limbah domestik, terdapat 4 tujuan yang akan dicapai berdasarkan analisis terhadap kondisi dan potensi yang ada. Tujuan pertama yaitu meningkatkan sistem pengelolaan pengelolaan air limbah yang terhubung di IPAL Sewon.Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan pencapaian tujuan tersebut adalah kapasitas SR IPAL Sewon untuk Kota Yogyakarta terpenuhi, yaitu sebanyak 5000 pelanggan atau meningkat dari 63% menjadi 100% di tahun 2014.

Jumlah penduduk yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan terhadap sarana pengolahan off-site terus bertambah. Berdasarkan analisis yang dilakukan, kebutuhan sambungan rumah untuk sistem off-site di kota yogyakarta adalah sebesar 26.000 sambungan rumah. Hingga saat ini, kapasitas IPLT yang ada baru mampu melayani 5000 pelanggan sehingga dibutuhkan penambahan IPLT baru untuk mencukupi kebutuhan 21.000 pelanggan lainnya. Pembangunan IPLT baru yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut kemudian ditetapkan menjadi salah satu tujuan dalam pengembangan

Visi Tujuan

Sasaran

Strategi Pernyataan

sasaran Indikator sasaran Mewujudkan

pengelolaan air

limbah yang

terhubung di IPAL Sewon

Jumlah pelanggan terpenuhi menjadi 5000 pelanggan atau meningkat dari 63 % ke 100 % tahun 2014

Optimalisasi IPAL Sewon

Implementasi

perda tentang

Pengelolaan dan retribusi Pelanggan dalam perawatan sarana IPAL

Kesadaran masyarakat dalam perawatan

sarana IPAL

meningkat

Partisipasi

masyarakat dalam perawatan sarana IPAL meningkat

Sosialisasi pada masyarakat

tentang kesadaran perawatan sarana IPAL

Mengembang kan cakupan pelayanan air limbah tank yang aman

Kesadaran masyarakat dalam perawatan sarana

septik-terhadap sarana septik-tank

Sosialisasi pada masyarakat

tentang kesadaran perawatan sarana septik-tank yang aman

Kapasitas IPLT dapat memenuhi

kebutuhan SR

Kota Yogyakarta

Jumlah 21000

pelanggan IPLT terpenuhi tahun 2015-2017 atau

melayani 100

kebutuhan SR Kota Yogyakarta

Implementasi

perda tentang

Pengelolaan dan retribusi Pelanggan

(22)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

sanitasi Kota Yogyakarta. Alokasi dana APBN yang sudah tersedia untuk pembangunan, merupakan salah satu strategi yang dapat dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan tersebut, selain strategi lainnya yaitu implementasi perda tentang pengelolaan dan retribusi limbah domestik, dan juga implementasi rencana pembangunan IPLT.

Peran serta masyarakat dan jender dalam pengelolaan air limbah domestik sangat diperlukan untuk mewujudkan pengelolaan sanitasi yang sehat di Kota Yogyakarta. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perawatan sarana IPAL dan perawatan septik-tank merupakan tujuan pengembangan sanitasi yang melibatkan peran aktif masyarakat.Indikator terpenuhinya tujuan tersebut dapat dilihat dari peningkatan partisipasi masyarakat dalam perawatan IPAL dan septik-tank.

5.6

Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan lingkungan/kawasan. Materi pokok dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi:

a. Program Bangunan dan Lingkungan; b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan; c. Rencana Investasi;

d. Ketentuan Pengendalian Rencana; dan e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

RTBL dapat berupa rencana aksi/kegiatan komunitas, rencana penataan lingkungan, atau panduan rancang kota. Muatan RTBL yang perlu dikutip dan diacu dalam RPIJM yaitu Konsep Dasar Perancangan Tata Bangunan dan Lingkungan yang meliputi:

a. Visi Pembangunan;

b. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan; c. Konsep Komponen Perancangan Kawasan; dan

d. Blok-blok Pengembangan Kawasan dan Program Penanganannya.

(23)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Tabel 5.9Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kota Yogyakarta

No RTBL Kawasan Tahun Penyusunan Visi Penataan

1 Kawasan Kota

Gedhe 2010

Pelestarian Kawasan Budaya dan Pariwisata

2 Kawasan Njeron

Beteng 2013

Pelestarian Kawasan Budaya dan Pariwisata

3 Kawasan Maliboro 2013 Pelestarian Kawasan Budaya, Pariwisata dan Perdagangan

5.7

Arahan

Strategi

Pengembangan

Permukiman

dan

Infrastruktur

Perkotaan (SPPIP) Kota

Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur perkotaan Kota Yogyakarta, sebagai berikut :

Visi SPPIP Kota Yogyakarta:

“Terwujudnya permukiman sehat di Kota Yogyakarta melalui infrastruktur yang ramah lingkungan”.

Visi SPPIP tersebut dijabarkan dalam bentuk tahap-tahap yang jelas agar tercapai. Maka ditetapkan Visi Antara untuk periode 5 tahun pembangunan. Visi Antara selama 20 tahun periode pembangunan jangka panjang 2010-2030 adalah sebagai berikut :

Tabel 5.10Visi Antara SPPIP

TAHUN VISI ANTARA SPPIP

2011-2015

Kota Yogyakarta sebagai tempat tinggal yang nyaman, beserta sarana dan prasarana dasar yang berkualitas, berbasis peran serta masyarakat, serta berwawasan lingkungan.

2016-2020 Kota Yogyakarta sebagai kota sehat dengan dukungan infrastruktur modern, yang berwawasan lingkungan.

2021-2025 Kota Yogyakarta sebagai kota dengan dukungan infrastruktur bertaraf global, yang berwawasan lingkungan.

2026-2030 Kota Yogyakarta sebagai kota yang menjadi teladan dalam pengembangan permukiman dan infrastrukturnya.

SPPIP Kota Yogyakarta, 2010

Program strategis pengembangan lima tahun ke-I (2011-2016) mencakup kawasan di Kecamatan Kraton, Umbulharjo, Mergangsan, Wirobrajan, Ngampilan, Gedongtengen, Jetis, Tegalrejo. Khususnya pada kawasan di Kecamatan Wirobrajan, Tegalrejo, dan

Gedongtengen.Penentuan pada kawasan-kawasan tersebut mempertimbangkan

(24)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

pengembangan di Kecamatan Kraton, Umbulharjo, Mergangsan, Wirobrajan, Ngampilan, Gedongtengen, Jetis, dan Tegalrejo.

Penentuan kawasan-kawasan tersebut diperkuat oleh rencana program pengembangan tahun 2011 dalam lingkup pekerjaan RPKPP (Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan Prioritas) sebagai tindak lanjut atas kegiatan SPPIP. Program pengembangan pada lima tahun ke-I, khususnya tahun 2011 mempertimbangkan keselarasan antara dokumen perencanaan pembangunan dan dokumen perencanaan spasial yang telah dilakukan, serta hasil community action plan (CAP I dan II) dalam kegiatan RPKPP. Dengan keselarasan tersebut diharapkan akan memperoleh dukungan dari para stakeholder (Masyarakat, Swasta, Pemerintah Daerah/Provinsi dan Kota).

5.8

Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP)

Berdasarkan Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)Kota Yogyakarta , kawasan prioritas pembangunan perkotaan adalah Kawasan Sungai Winongo denganrencana pengembangan dan pembangunan tahap I, dilakukan pada kawasan permukiman prioritas terpilih pada 4 (empat) kawasan kelurahan, yaitu: Kelurahan Tegalrejo, Kelurahan Pringgokusuman, Kelurahan Ngampilan dan Kelurahan Pakuncen, dengan delineasi kawasan mencakup luas 58 Ha, untuk tahun pelaksanaan 2011 – 2015

Gambar 5.4Kawasan Prioritas Pengembangan SPPIP Kawasan Sungai Winongo (SPPIP Yogyakarta, 2010)

Delineasi Kawasan Prioritas

Revitalisasi Sungai Winongo

(25)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Konsep utama (grant concept) RPKPP Kota Yogyakarta adalah:

Penataan lingkungan permukiman kumuh dan padat penduduk di Kawasan Sungai Winongo menjadi permukiman yang sehat, nyaman dan asri serta berwawasan lingkungan

Tolok ukur untuk menilai keberhasilan program ini didasarkan pada standar-standar, baik yang sifatnya kuantitatif maupun kualitatif, yang terkait dengan komponen bidang permukiman dan keciptakaryaan, meliputi: Bangunan, RTH, Jalan dan Jembatan, Air Bersih, Drainase, Sanitasi dan Limbah, Sampah dan Sosial Ekonomi.

Rencana aksi program merupakan penjabaran program kegiatan penanganan pembangunan tahap I, meliputi kawasan Tegalrejo, kawasan Pringgokusuman, kawasan Pakuncen dan kawasan Ngampilan. Masing-masing program kawasan mencakup:

 Aspek penanganan, meliputi: aspek fisik, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek kebencanaan

 Program Strategis, meliputi: bangunan, RTH, Jalan dan Jembatan, Air Bersih, Drainase, Sanitasi dan Limbah, Sampah, Pelatihan, penyuluhan dan Sosialisasi, serta program penanganan bencana, meliputi: Pembangunan Talud dan Jaringan Hydrant.

 Progam Penanganan, meliputi semua penjabaran program dari masing-masing program strategis pada lokasi RT/RW setempat.

 Pihak Yang Berperan, terkait dengan institusi, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat, yang menjadi penanggung jawab atau yang terlibat dalam penanganan dari masing-masing program

 Pembiayaan dan tahun pelaksanaan, merupakan penjabaran biaya masing-masing program penanganan, baik secara total maupun pembiayaan per tahun

5.9

Integrasi Strategi Pembangunan Kota dan Kawasan

Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dilaksanakan berdasarkan kajian terhadap dokumen-dokumen rencana Kota Yogyakarta yang meliputi:

a. RTRW Kota Yogyakarta sebagai acuan arahan spasial;

b. RPJMD Kota Yogyakarta sebagai acuan arahan pembangunan;

c. RPKPPKota Yogyakarta sebagai acuan arahan pengembangan permukiman; d. RTBL yang tersedia sebagai acuan arahan penataan bangunan dan lingkungan e. RI-SPAM Kota Yogyakarta sebagai arahan pengembangan air minum; dan f. SSK Yogyakarta sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.

Maka selanjutnya dapat menyusun Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Yogyakarta yang merangkum arahan dan program pengembangan serta lokasi kawasan pengembangan di Kota Yogyakarta yang disajikan dalam tabel di bawah ini.

(26)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Tabel 5.11 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Yogyakarta

Dokumen Perencanaan

Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

RTRW Penataan Kawasan Strategsi Kota

Program untuk pelestarian dan peningkatan nilai kawasan lindung yang ditetapkan sebagai cagar budaya dan ilmu pengetahuan serta warisan dunia meliputi :

a. menetapkan kawasan strategis daerah yang berdasarkan kepada Citra Kota;

b. mencegah pemanfaatan ruang di kawasan strategis Daerah yang berpotensi mengurangi fungsi lindung kawasan terutama yang termasuk dalam inti pelestarian;

c. mengatur pemanfaatan ruang pada kawasan strategis Daerah baik yang termasuk inti pengembangan maupun kawasan penyangga; d. merehabilitasi fungsi lindung

kawasan yang menurun akibat dampak pemanfaatan ruang yang berkembang di dalam dan di sekitar kawasan strategis Daerah.

Inti pelestarian Citra Kota terdapat pada 13 lokasi baik bangunan, rumah, taman, jalan maupun ornamen yang memiliki kekhususan kawasan kota dengan spesifik sebagai berikut:

a. Sumbu Krapyak Kraton Tugu (Jalan DI. Panjaitan, Trikora, Ahmad Yani, Malioboro, Mangkubumi) sebagai jalur kota yang menyiratkan citra filosofis dan peninggalan budaya;

b. Masjid Besar Kauman, Masjid Mataram Kotagede, Gereja Antonius Kotabaru, Gereja Santo Yusuf Bintaran dan Kelenteng Gondomanan sebagai titik kota yang menyiratkan citra religio-kultural;

c. Kraton Yogyakarta, Puro Paku Alaman dan Tugu sebagai bangunan tetenger kota yang menyiratkan citra peninggalan sejarah budaya;

d. Alun–alun Utara dan Alun-alun Selatan sebagai titik kota yang menyiratkan citra budaya; e. Kota Gede sebagai kawasan

kota yang menyiratkan citra budaya;

f. Monumen Sasana Wiratama Tegalrejo, Musium Jendral Sudirman, Musium Perjuangan, Musium Dewantara Kirtigriya, Monumen Ahmad Dahlan, Benteng Vredeburg, Gedung Agung, Masjid Syuhada dan bangunan lain yang mempunyai kaitan dengan sejarah perjuangan sebagai bangunan tetenger kota yang menyiratkan citra peninggalan sejarah perjuangan;

g. Jalan Suroto, Cik Ditiro sebagai jalur kota yang menyiratkan citra budaya;

h. Kotabaru sebagai kawasan kota yang menyiratkan citra perjuangan;

i. Jalur Route Gerilya Jenderal Sudirman sebagai jalur kota yang menyiratkan citra sejarah perjuangan;

(27)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Dokumen Perencanaan

Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

Kusumanegara sebagai titik kota yang menyiratkan citra peninggalan sejarah perjuangan;

k. Taman Siswa sebagai titik kota yang menyiratkan citra pendidikan;

l. Pasar Bringharjo sebagai titik kota yang menyiratkan citra budaya kegiatan ekonomi; m. Alur Sungai Winongo, Code

dan Sungai Gajahwong sebagai jalur kota yang menyiratkan citra alami; n. Gembiraloka sebagai titik kota

yang menyiratkan citra alami.

RPJMD Mewujudkan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai

• Peningkatan kualitas sarana

dan prasarana jalan dan jembatan

• Peningaktan kualitas

talud/bronjong dan saluran pengairan

• Peningkatan kualitas sistem

jaringan drainase

• Peningkatan kualitas sarana

dan prasaran air limbah

• Peningkatan kualitas sarana

dan prasarana air minum

• Peninglatan kualitas sarana

dan prasarana persampahan

• Peningkatankualitas sarana

dan prasarana dasar pemukiman berbasis kewilayahan

• Pemenuhan kebutuhan

bangunan gedung pemerintah sesuai standar kebutuhan khususnya yang ada di wilayah dan berwawasan inklusif

Seluruh Kota Yogyakarta

RPKPP Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas

• Aspek penanganan, meliputi:

aspek fisik, aspek sosial, aspek ekonomi dan aspek kebencanaan

• Program Strategis, meliputi:

bangunan, RTH, Jalan dan Jembatan, Air Bersih, Drainase, Sanitasi dan Limbah, Sampah, Pelatihan, penyuluhan dan Sosialisasi, serta program penanganan bencana, meliputi: Pembangunan Talud dan Jaringan Hydrant.

• Progam Penanganan, meliputi

semua penjabaran program

(28)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Dokumen Perencanaan

Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

dari masing-masing program strategis pada lokasi RT/RW setempat.

• Pihak Yang Berperan, terkait

dengan institusi, baik pemerintah, swasta maupun masyarakat, yang menjadi penanggung jawab atau yang terlibat dalam penanganan dari masing-masing program

• Pembiayaan dan tahun

pelaksanaan, merupakan penjabaran biaya masing-masing program penanganan, baik secara total maupun pembiayaan per tahun

RTBL Kawasan Kota Gede

Pelestarian Kawasan Budaya dan Pariwisata

Strategi pengembangan kawasan diarahkan untuk :

a. mengendalikan intensitas perkembangan kegiatan permukiman pada unit lingkungan;

b. pengembangan kegiatan bangunan campuran di dalam kawasan yang telah ditentukan, diluar zona Ruang Terbuka Hijau;

c. mempertahankan dan mengembangkan keberadaan Ruang Terbuka Hijau kawasan dalam bentuk pengendalian permukiman yang dapat merusak dan/atau menurunkan kualitas Ruang Terbuka Hijau;

d. mempertahankan dan meningkatkan intensitas perkembangan kegiatan kawasan;

Kawasan Kota Gede

RTBL Kawasan Njeron Beteng

Pelestarian Kawasan Budaya dan Pariwisata

a. mengendalikan intensitas perkembangan kegiatan permukiman di unit-unit lingkungan

b. pengembangan kegiatan bangunan campuran di dalam kawasan yang telah ditentukan, diluar zona Ruang Terbuka Hijau;

c. mempertahankan dan mengembangkan keberadaan Ruang Terbuka Hijau kawasan dalam bentuk pengendalian permukiman yang dapat merusak dan/atau menurunkan kualitas Ruang Terbuka Hijau;

d. mempertahankan dan

(29)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Dokumen Perencanaan

Arahan Pengembangan Program Lokasi Kawasan

meningkatkan intensitas perkembangan kegiatan dan e. mengembangkan dan

meningkatkan kegiatan pariwisata

RISPAM Pengembangan SPAM Perpipaan

Penyediaan air bersih perpipaan dalam rangka peningkatan pelayanannya tersebar diseluruh Kecamatan secara merata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota.

Kawasan Sungai Code Kawasan Sungai Winongo Kawassan Sungai Gajahwong

Pengembangan SPAM Non Perpipaan

Penyediaan air bersih non perpipaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah

Kawasan Sungai Code Kawasan Sungai Winongo Kawassan Sungai Gajahwong

SSK Penyediaan Pelayanan Air Limbah Domestik

• Optimalisasi IPAL Sewon • Implementasi perda tentang

Pengelolaan dan retribusi Pelanggan

• Sosialisasi pada masyarakat

tentang kesadaran perawatan sarana IPAL

• Sosialisasi pada masyarakat

tentang kesadaran perawatan sarana septik-tank yang aman

• Implementasi perda tentang

Pengelolaan dan retribusi Pelanggan

• Implementasi pembangunan IPLT

dan sistem jaringan

Pengembangan jaringan terpusat IPAL Sewon untuk Seluruh Kota Yogyakarta

Pengembangan IPAL Komunal untuk masyarakat disekitar Kawasan Sungai Code, Winongo dan Gajahwong

Penyediaan Pelayanaan Persampahan

• Penyediaan tempat pembuangan

sampah

• Sosialisasi pentingnya

pengelolaan sampah

• Sosialisasi 3R • Pelatihan pengelolaan

persampahan sistem 3R

• Pembangunan TPST 3R

Tersebar di seluruh Kota Yogyakarta

Penyediaan Drainase • Pembuatan regulasi tentang

drainase, kerjasama antar kawasan

• Sosialisasi regulasi tentang

drainase

• Pembangunan sarana/prasarana

drainase

• Normalisasi saluran drainase • Tersedianya alokasi dana APBD • Sosialisasi normalisasi saluran

drainase

• Sosialisasi pentingnya saluran

drainase

Perlunya sosialisasi Prokasih

(30)

RPI2-JM KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2015-2019

Contents

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ... 1

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ... 12

5.3 Arahan Peraturan Daerah Bangunan Gedung ... 16

5.4 Arahan Rencana Induk Sistem PAM Kabupaten/Kota (RISPAM) ... 18

5.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ... 19

5.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ... 22

5.7 Arahan Strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) Kota 23 5.8 Arahan Pengembangan Kawasan (RPKPP) ... 24

5.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kota dan Kawasan... 25

Tabel 5. 1 Arahan RTRW Kota Yogyakarta untuk Bidang Cipta Karya ... 6

Tabel 5. 2Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) berdasarkan RTRW ... 7

Tabel 5. 3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya ... 11

Tabel 5. 4 Indikasi Rencana Program Untuk Mewujudkan Misi Pembangunan Daerah ... 13

Tabel 5. 5 Indikator Kinerja Daerah Menurut Sasaran Strategis ... 14

Tabel 5. 6 Indikator Kinerja dan Capaian Kinerja Misi Empat : Memantapkan pengelolaan prasarana dan sarana, sumberdaya alam dan lingkungan hidup ... 15

Tabel 5. 7 Visi Misi Sanitasi Kota Yogyakarta ... 19

Tabel 5. 8 Tujuan Sasaran dan Tahapan Pencapaian Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Yogyakarta ... 21

Tabel 5. 9 Kebutuhan Tindak Lanjut Penataan Kawasan RTBL di Kota Yogyakarta ... 23

Tabel 5. 10 Visi Antara SPPIP ... 23

Tabel 5. 11 Matriks Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Yogyakarta ... 26

Gambar 5. 1 Struktur Ruang Kota Yogyakarta ... 4

Gambar 5. 2 Pola Ruang Kawasan Lindung Kota Yogyakarta ... 5

Gambar 5. 3 Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum Perpipaan Kota Yogyakarta .... 19

(31)

Gambar

Gambar 5.1Struktur Ruang Kota Yogyakarta
Gambar 5.2Pola Ruang Kawasan Lindung Kota Yogyakarta Sumber: RTRW Kota Yogyakarta 2010 - 2029
Tabel 5.2Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) berdasarkan RTRW
Tabel 5.3Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Wawancara dengan pemilik mengenai hasil jadi produk apakah produk yang dihasilkan, tidak banyak perusahaan yang dapat membuat produk sejenis sehingga persaingan sedikit

Penelitian ini menggunakan bank BUMN diindonesia yaitu, BRI, MANDIRI, BNI dan BTN sebagai obyek penelitian, metode yang digunakan adalah metode kuantitatif sertadata yang digunakan

Ketika saya merasa tidak mampu dalam beberapa hal, saya mencoba mengingatkan diri saya bahwa sebagian besar orang lain juga merasakan hal yang saya

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran interaksional menekankan pada proses yang bersifat dialogis. pada dasarnya manusia mempunyai

Sebagai contoh, di dunia nyata kita menggunakan peralatan yang sifatnya fisik seperti pensil, penggaris dan jangka, sedangkan dalam Geogebra kita dapat

kalau saya gunakan untuk beli barang tersebut uang itu habis saya ndak bisa mbayar yang minimumnya, paling nggak lebih banyak sedikit lab saya bayar seperti.

tinggi yang membutuhkan modulasi dan kontrol keterampilan yang lebih rutin atau mendasar. Pemecahan masalah dalam bagian metode belajar adalah cara mengajar yang

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ibu nifas yang mempunyai pengetahuan tinggi dan segera ikut menjadi akseptor KB dalam waktu 40 hari sebanyak