• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MATA KULIAH SISTEM PERTANIAN TER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH MATA KULIAH SISTEM PERTANIAN TER"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH MATA KULIAH SISTEM PERTANIAN TERPADU

KELOMPOK

37

:

Alivi Citra Rodianvici (105050100111028)Firdan Ibnu Hakim (105050100111061)Galih Prakoso (105050100111088)Muhammad Aminul Z. (105050100111096)

Muhammad Agus S. (105050101111014)

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan tugas mata kuliah Sistem Pwertanian Terpadu ini.

Penulisan laporan ini dapat penulis selesaikan dengan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Herny , selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dengan penuh kesabaran selama penulisan tugas praktikum observasi mata kuliah Sistem pertanian terpadu ini.

2. Papa, Mama, Kakak tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan untuk kelancaran menyusun tugas ini.

3. Saudara-saudaraku Pejuang Pemikir Pemikir Pejuang Fapet UB, atas dukungan spiritual dan moral untuk terus bergerak progresif revolusioner.

4. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Malang, 30 April 2013

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sistem pertanian terpadu pada hakekatnya adalah memanfaatkan seluruh potensi energi sehingga dapat dipanen secara seimbang.Pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Dengan pertanian terpadu ada pengikatan bahan organik didalam tanah dan penyerapan karbon lebih rendah dibanding pertanian konvensional yang pakai pupuk nitrogen dan sebagainya. Agar proses pemanfaatan tersebut dapat terjadi secara efektif dan efisien, maka sebaiknya produksi pertanian terpadu berada dalam suatu kawasan.Pada kawasan tersebut sebaiknya terdapat sektor produksi tanaman, peternakan maupun perikanan. Keberadaan sektor-sektor ini akan mengakibatkan kawasan tersebut memiliki ekosistem yang lengkap dan seluruh komponen produksi tidak akan menjadi limbah karena pasti akan dimanfaatkan oleh komponen lainnya.Disamping akan terjadi peningkatan hasil produksi dan penekanan biaya produksi sehingga efektivitas dan efisiensi produksi akan tercapai.

Bagi negara agraris seperti Indonesia,peran sektor pertanian sangat penting dalam mendukung perekonomian nasional, terutama sebagai penyedia bahan pangan, sandang dan papan bagi segenap penduduk, serta penghasil komoditas ekspor nonmigas untuk menarik devisa. Lebih dari itu, mata pencaharian sebagian besar rakyat Indonesia bergantung pada sektor pertanian. Namun ironis sekali, penghargaan masyarakat umum terhadap pertanian relatif rendah dibandingkan sektor lain, seperti industri, pertambangan, dan perdagangan.

Dalam sistem integrasi tanaman-ternak, pemanfaatan limbah tanaman sebagai pakan, serta limbah ternak menjadi pupuk dan sumber energi alternatif merupakan potensi yang perlu dikembangkan.Inovasi teknologi pakan ternak dalam Sistem Integrasi Tanaman-Ternak Bebas Limbah (SITT-BL) memberikan peluang yang menggembirakan menuju green and clean agricultural development.Pengembangan usaha tani tanaman dan ternak secara bersama-sama menambah pendapatan petani.

Limbah tanaman pangan merupakan sumber daya pakan berserat yang potensial dan sesuai untuk sapi dan ternak ruminansia lainnya.Di banyak daerah, limbah tanaman pangan seperti jerami padibelum dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak.Petani cenderung membakarnya,yang berarti membuang bahan organic yang berpotensi menjadi pakan ternak.

(4)

PEMI

LIK LAHAN

Praktikum 1 dan 2

Nama : Bapak Ma’ruf Umur : 61 tahun

Alamat : Jl.Melati RT02 RW04 Dusun Banjar tengah Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau, Malang Pekerjaan : Petani

Praktikum 3

Nama : Bapak Ma’ruf Umur : 61 tahun

Alamat : Jl.Melati RT02 RW04 Dusun Banjar tengah Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau, Malang Pekerjaan : Petani

Praktikum 4

Nama : Bapak Ma’ruf Umur : 61 tahun

Alamat : Jl.Melati RT02 RW04 Dusun Banjar tengah Desa Sumber Sekar Kecamatan Dau, Malang Pekerjaan : Petani

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

(5)

dengan cara meminimalkan risiko, termasuk keinginan untuk memiliki persediaan pangan yang cukup untuk konsumsi rumah tangga dan selebihnya untuk dijual. Kenyataan di lapang menunjukkan, umumnya petani menanam dan mengusahakan berbagai jenis tanaman, ternak, dan usaha lainnya dalam suatu kesatuan usaha rumah tangga untuk mengurangi risiko serangan penyakit serta kegagalan panen. Sebagian besar lahan yang dikuasai dimanfaatkan untuk tanaman pangan dalam upaya memenuhi kebutuhan keluarga. Jenis usaha yang terpenting atau utama dan bernilai tinggi biasanya diusahakan atau ditanam di dekat tempat tinggal, sedangkan yang kurang penting atau nilainya rendah diusahakan pada lahan yang jauh dari rumah. Dengan demikian, karakteristik yang umum dijumpai adalah

a. Menghitung analisis ekonomi dari usaha tani campuran?

b. Menghitung keuntungan dan kerugian dari penerapan sistem usaha tani campuran?

c. Bagaimana hasil produksi tanaman setelah masa panen?

d. Menghitung analisis ekonomi dari sistem produksi tanaman dengan ternak?

e. Menghitung keuntungan dan kerugian dari penerapan system produksi tanaman dengan ternak?

f. Bagaimana manajemen produksi tanaman pangan dan tanaman pakan ternak dengan ternaknya?

g. Membuat bagan dari system integrasi sederhana dan menjelaskan penerapan dari system integrasi sederhana dari Model Pertanian Tekno Ekologis (Ekosistem Lahan Sawah)?

(6)

i. Membuat bagan dari system integrasi sederhana dan menjelaskan penerapan dari system integrasi sederhana dari Model Pertanian Tekno Ekologis (Ekosistem Lahan Perkebunan dengan Ternak)?

j. Membuat bagan dari system integrasi kompleks dan menjelaskan penerapan dari system integrasi kompleks dari Model Pertanian Tekno ekologis (Ekosistem Lahan Perkebunan dengan Ternak)?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Setelah Mahasiswa melakukan survey ke pemilik lahan pertanian dan memiliki ternak, mahasiswa mampu membuat bagan integrasi sederhana dan integrasi kompleks, mampu menganalisis system ekonomi, mampu mengetahui keuntungan dan kerugian sistem pertanian terpadu.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(7)

yang optimal. Pada sistem seperti ini, tanaman menghasilkan hijauan pakan ternak untuk menghidupi ternak yang akan menghasilkan tenaga untuk pengolahan lahan (membajak), pupuk, dan daging. (D,Tjeppy Soedjana, 2007)

Penerapan model integrasi tanaman ternak pada suatu kawasan yang memiliki potensi pengembangan usaha tani campuran harus mempertimbangkan paling sedikit empat skenario, yaitu: 1) scenario alami yang dilakukan atau dipraktekkan oleh petani setempat, 2) skenario system usaha tani tanpa ternak, 3) skenario system usaha tani dengan ternak, dan 4) scenario yang berbasis sumber daya (lahan, tenaga kerja, modal) dan peluang pengembangan kegiatan produktif, seperti tanaman,ternak, jasa buruh, transaksi nilai tambah antarkomoditas, dan sumber-sumber pendapatan lainnya. dari sangat tidak pasti sampai yang dapat diduga. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan risiko dan ketidak pastian adalah suatu keputusan yang baik belum menjamin kenyataan yang baik,karena keputusan yang baik pada dasarnya hanya merupakan sesuatu yang konsisten dengan informasi yang diper-oleh serta konsisten dengan tujuannya.Dengan demikian, keputusan yang baikmerupakan pilihan yang telah dipertimbangkan dengan baik yang didasarkanpada informasi yang tersedia. (Levine dan Soedjana, 2007)

(8)

Dengandemikian, identifikasi sumber risikosangat penting dalam proses pengambilan keputusan. menyatakan, faktor risiko di bidang pertanian berasal dari produksi, harga dan pasar, usaha dan finansial, teknologi, kerusakan, social dan hukum, serta manusia. (Nelson et al. 2007 )

(9)

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 USAHA TANI CAMPURAN (MIXED FARMING SYSTEMS) DAN INTEGRASI TANAMAN - TERNAK

Praktikum I dan II

Pada praktikum Sistem Pertanian Terpadu dilakukan observasi kepada peternak yang menerapkan usaha pertanian campuran dan sitem produksi tanaman - ternak, hasil dari pengamatan dan hasil wawancara yang dilakukan dalam waktu observasi :

Nama pemilik : Bpk.puguh

Nama Responden : Bpk.Kasun

Alamat Responden : Desa dengkol singosari

Kepemilikan lahan dan pola tanam

Petak Luas (m2) Jenis Tanaman

1 10.000 m2 Tanaman jagung

2 10.000 m2 Tanaman Singkong

Tanaman pakan ternak :

 Rumput Canada

 Caliandra

 Lamtoro

(10)

Jenis pupuk

Jenis pupuk Seumber pupuk Pupuk kandang Dari kotoran kambing

Urea Pupuk pabrikan

Lahan pak puguh diutamakan untuk menanam tanaman pakan ternak, yaitu berupa tanaman rumput Canada yang ditanam 1 kali dalam setahun tanpa istirahat, tanaman rumput gajah dipanen tiap 2 bulan sekali. Tanaman rumput gajah ditanam pada lahan 1.250 m2. Tanaman

sampingannya yang ditanam berupa tanaman caliandra dan terdapat tanaman lamtoro dan kayu sengon serta tanaman pangan yaitu jagung dan singkong.

1. Usaha petanian Pola Tanam

 Rumput gajah ditanam 1 kali dalam setahun tanpa jarak waktu/ selalu ditanam terus menerus. Rumput gajah ditanam sebagai tanaman pakan ternak yang diusahakan selalu ditanam/ tanaman utama yang ditanam.

 Tanaman Jagung yang ditanam di lahan ketika berumur 2 bulan di panen dengan hasil 2 ½ kwintal dengan luas lahan 1hektar .

 Tanaman singkong yang di tanam pada lahan dapat dipanen pada umur 8 bulan dengan jumlah 28 ton dan harga per kg nya Rp1.200.

 Untuk tanaman sengon dengan luas penanaman pada lahan 1.250 m2 dapat di panen

pada umur 6-7 tahun.

 Tanaman lamtoro dan Caliandra di tanam 1 kali dan masa pemanenan berkelanjutan,dan jika tidak produktif maka di lakukan pemangkasan dan penanaman kembali.

Tujuan Penanaman

 Pada tanaman jagung dan singkong sebagian besar hasilnya itu sendiri untuk memenuhi kebutuhan pangan peternak sehari hari,disamping itu sisa sisa dari hasil panen tersebut dapat di berikan pada ternak yang di pelihara,sebagai pakan tambahan.

 Rumput gajah dan tanaman pakan ternak lainya di tanam dan di panen sesuai dengan kebutuhan ternak per harinya,dapat di katakana bahwa penanaman ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok maupun keseharian pakan ternak yang di butuhkan.

 Untuk tanaman sengon di gunakan sebagai penghasil kayu dan daunya digunakan sebagai legum untuk pakan ternak.

Teknik Pengelolaan Tanaman

(11)

merupakan tanaman utama yang ditanam di lahannya. Tanaman sampingan yang ditanam oleh pak puguh adalah tanaman pohon sengon.

Tanaman yang ditanam dipelihara dengan menggunakan pupuk organik, pupuk yang digunakan merupakan olahan dari limbah peternakan, sehingga terjadi interaksi antar sumber (pertanian dan peternakan) yang memacu system pertanian terpadu.

Tanaman dilakukan pemeliharaan dengan pemupukan secukupnya. Untuk tanaman jagung 2 ½ kwintal pemupukan untuk 1 hektar luas lahan,Dan untuk pemupukan tanaman pakan ternak dilakukan sekali saja dan saat produktifitas menurun dilakukan pemupukan kedua,jika tetap menurun maka tanaman di matikan dan dilakukan penanaman ulang.

Penanaman rumput gajah dilakukan 1 kali dalam setahun, yaitu pemanenan dilakukan 2 bulan sekali. Rumput gajah akan diambil sendiri oleh responden untuk pakan ternak yang di miliki pak puguh. Untuk tanaman caliandra responden tinggal memanen saat dibutuhkan untuk pakan ternak yang dimiliki pak puguh.Penanganan limbah pertanian digunakan oleh pak Sujiono sebagai pupuk.Untuk tanaman pangan seperti jagung dan singkong dapat di panen dalam waktu 8 bulan untuk 1 ha dengan berat 40 ton,untuk singkong untuk 1 ha dengan total berat 28 ton.

Pengolahan pertanian

Pengolahan lahan pertanian milik pak puguh dilakukan oleh pak kasun. Pak kasun mulai melakukan pekerjaan di lahan pertanian dan peternakan milik pak puguh mulai pukul 07.00 WIB- !6.00 WIB/ sekitar 10 jam/ sehari.

Biaya produksi

2. Pendapatan tebon jagung 4 ton @ Rp 13.000/2 ikat (10 kg) → Rp. 5.200.000,-3. Keuntungan Bersih →Rp. 2.300.000,- (setiap panen)

Tanaman Singkong

 Bibit singkong didapat saat pemanenan singkong 40 pohon

 Pupuk

(12)

75.000,- Tenaga Kerja

 Pengolahan lahan : 2 orang @ Rp 40.000,- = Rp

80.000,- Biaya panen Rp

100.000,- Biaya lain – lain Rp

50.000,- Total biaya pengeluaran Rp

305.000,- Pendapatan singkong 2,8 kwintal @Rp 1200,-/kg = Rp 336.000,- Keuntungan Bersih → Rp 31.000,- (setiap panen)

Tanaman rumput Canada

 Total biaya pengeluaran Rp

305.000,- Pendapatan srumput canada 10 kwintal @Rp 350,-/kg = Rp 350.000,- Keuntungan Bersih →Rp 45.000,- (setiap panen)

Caliandra sebagai tanaman pagar dan biasanya digunakan untuk pakan ternak sesuai kebutuhan.

Pohon sengon masih menunggu masa panen selama 7 tahun. 2. Usaha peternakan.

a. Jenis ternak yang dimiliki ;

Jenis ternak Jumlah ternak

Kambing etawah dan Peranakan etawah 20 (Biasanya sampai 60 ekor) Bebek pecking 20 Ekor

b. Teknik Pengelolaan

Modal yang digunakan dalam pembelian ternak diperoleh dari tabungan sendiri, pembelian ternak dilakukan sedikit demi sedikit. Mula- mula pak puguh membeli kambing, kemudian bebek pecking, dan dilanjutkan dengan ternak lainnya. Awalnya pak puguh beternak 2 ekor kambing dan dilanjutkan dengan ternak yang lainya.

Pemberian pakan dilakukan setiap pagi dan sore hari. Pemberian pakan dilakukan oleh pak kasun (Responden).Selain itu, hasil ternak juga dipelihara untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

(13)

peternakan menjadi lebih bernilai, bukan sebagai limbah yang tidak bisa dimanfaatkan. Pupuk organik ini digunakan sendiri oleh pak puguh untuk pertanianya.

c. Pengadaan pakan hijauan

Pakan hijauan untuk ternak diperoleh dari lahan pak puguh sendiri, sehingga pak puguh tidak perlu khawatir akan hijauan untuk ternak karena pak puguh menanam rumput gajah di lahannya sendiri.

d. Analisi pendapatan

Pendapatan responden dari hasil pertanian dan penjualan Rp 1076.201,-. Pendapatan responden tidak dapat terperinci dan tetap setiap bulan, karena tidak semua ternak yang dipelihara dijual, sebagian dikonsumsi pemilik pribadi. Jika ternak yang dipelihara dikonsumsi sendiri oleh keluarga responden, maka penghasilan tidak tentu. Setelah memperoleh pendapatan, dipergunakan untuk membeli segala sesuatu yang menunjang kebutuhan responden dan keluarga.

e. keterlibatan dalam usaha peternakan

Pengolahan peternakan dilakukan pak kasun. Beliau memulai melakukan pekerjaannya mulai pukul 07.00 WIB- 17.00 WIB. Responden mampu mengatur semua usaha peternakan milik bpak puguh hasil dari usaha tersebut sehingga responden bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari untuk keluarga.

Biaya produksi peternakan

1. Kambing etawah dan Bebek pecking

Perkiraan biaya yang dikeluarkan :

- Konsentrat : untuk 20 ekor bebek pecking dan 20 ekor kambing = Rp 315.000/Bulan

- Listrik : Rp 120.000/bulan

- Air : Rp 60.000/bulan

- Gaji 1 orang karyawan : Rp 700.000/bulan

- Total pengeluaran : Rp.1.195.000/Bulan

- pendapatan susu kambing @Rp. 6.000.000/Bulan dari 8 kambing laktasi\

- pendapatan bebek pecking @Rp. 500.000/Bulan

- Keuntungan bersih : → Rp.5.305.000,- (hasil penjualan)

(14)

Usaha tersebut layak untuk dikembangkan lebih lanjut.

2. Segi stabilitas

Usaha tersebut layak untuk dikembangkan lebih lanjut karena secara umum sudah berkembang dengan baik.

3. Segi produktivitas

Secara umum usaha tani ini terus berkembang dan dapat berlanjut dengan baik.

4. Segi susutainabilitas

Secara umum usaha tani ini terus berkembang dan dapat berlanjut dengan baik.

4.2 MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS (di ekosistem lahan sawah)

Jenis tanama padi yang ditanam yaitu padi cembrodo. Luas lahan yang ditanami 5000m2. Jenis

ternak yang dimiliki yaitu 4 ekor sapid an ternak tersebut kepunyaan sendiri. Ternak yang dimiliki tidak diperjual belikan karena untuk membajak sawah. Produksi tanaman padi setelah panen tidak dijual karena digunakan sendiri. Perincian biaya sebagai berikut :

Pengeluaran

Pengolah sawah 2hari x 4orang x Rp. 40.000,00/hari = Rp. 320.000,00

Pembajak sawah 3hari x Rp. 50.000,00/hari = Rp. 150.000,00

Harga pupuk Urea 50kg = Rp. 90.000,00

Harga pupuk Mutiara 10kg x Rp.7500,00/kg = Rp. 75.000,00

Bibit padi cembrodo 6kg x Rp. 90.0000,00/10kg = Rp. 540.000,00

Jumlah =Rp. 1.175.000,00

 Integrasi sederhana

(15)

 Integrasi kompleks

Dari pola integrasi sederhana dapat diintroduksi spesies lain yang memiliki hubungan

fungsional dengan spesies yang sudah ada, contohnya ternak entok yang dimiliki Pak Ma’ruf dapat dikembangkan untuk dilepas dipersawahan padi pada saat setelah panen sehinggga dapat memperpanjang rantai ekosistem. Dengan sentuhan teknologi yaitu penempatan mesin pengolahan dari gabah menjadi beras, limbahnya yaitu bekatul dan dedak untuk tambahan pakan ternak. Pengolahan kotoran digunakan untuk pupuk dan kemudian dipadukan dengan pengolahan hasil, bagannya yaitu sebagai berikut :

4.4 MODEL PERTANIAN TEKNO-EKOLOGIS (di ekosistem lahan perkebunan – ternak)

Pada model pertanian tekno-ekologis lahan perkebunan dengan ternak, jenis tanaman kebun dan tanaman pakan ternak yang ditanam bpk. Jumari sebagai berikut :

Jenis tanaman perkebunan yang di tanam :

1. Sengon 2. Kelapa 3. Ketela Pohon 4. Pisang

Jenis tanaman pakan ternak : 1. Gamal

2. Lamtoro 3. Nangka 4. Ketela Pohon

(16)

BAB V

Referensi

Dokumen terkait

Data yang di ambil berasal dari Realisasi APBD 2017 – 2019 Realisasi APBD 2017 Nama Daerah Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Pendapatan Asli.. Daerah Dana

Abstrak: Universitas Bina Darma memiliki banyak sistem dan aplikasi yang digunakan oleh mahasiswa, dosen dan karyawan di lingkungan Universitas. Banyaknya sistem

Setelah memahami makna yang terkandung dalam frasa “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” dan bersepakat bahwa itu adalah salah satu

Sedangkan, hasil sintesa kedua karakteristik tersebut bisa disampaikan sebagai berikut : maksud perjalanan didominasi oleh perjalanan bekerja dan kuliah, moda sebelum

Sijil dan Transkrip (Hardcopy) secara fizikal dibenarkan mengambil selepas tempoh PKPB tamat atau tarikh yang akan dimaklumkan kemudian) Peminjaman Pakaian Akademik

Penentuan mode kegagalan ini dilakukan untuk setiap komponen mesin stenter finish sesuai dengan structure breakdown yang telah dilakukan sebelumnya. Mode kegagalan

Dari uraian tujuan dan fungsi operasional manajemen sumber daya manusia di atas dapat dikatakan bahwa pelaksanaan fungsi-fungsi operasional manajemen sumber daya manusia

Hal ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dimana ekstrak etil asetat memiliki kandungan total fenolik yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol dan