PERENCANAAN
DENGAN AIR TANAH
Design of Water Supply For Community With Shallow
At Lendangguar Kedaro Village
mencapai derajat Sarjana S
PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT
AIR TANAH DANGKAL DI DUSUN LENDANG
DESA KEDARO-LOMBOK BARAT
Water Supply For Community With Shallow Ground Water
At Lendangguar Kedaro Village – West Lombok District
Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Oleh :
MARTA SYA’BANI
F1A 009 040
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2014
PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT
DUSUN LENDANGGUAR
Ground Water
West Lombok District
PERENCANAAN
DENGAN AIR TANAH
DESA KEDARO
Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing
1.
Pembimbing Utama
I D G. Jaya Negara, ST.,
NIP. 19690624 199703
2.
Pembimbing Pendamping
Agustono Setiawan
NIP. 19700113 199702 1 001
ii
Artikel Ilmiah
PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT
AIR TANAH DANGKAL DI DUSUN LENDANGGUAR
DESA KEDARO - LOMBOK BARAT
Oleh :
Marta Sya’bani
F1A 009 040
Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing
Pembimbing Utama
Jaya Negara, ST., MT.
Tanggal : September
199703 1 001
Pembimbing Pendamping
Setiawan, ST., MSc.
Tanggal : September
199702 1 001
PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT
DUSUN LENDANGGUAR
Telah diperiksa dan disetujui oleh Tim Pembimbing
September 2014
PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT
DENGAN AIR TANAH
DESA KEDARO
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
1.
Penguji I
Salehudin, ST., M
NIP. 19661231 199512 1 001
2.
Penguji II
Lalu Wirahman W
NIP . 19680201 199703 1 002
3.
Penguji III
Humairo Saidah, ST., MT.
NIP . 19720609 199703 2 001
iii
Artikel Ilmiah
PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT
AIR TANAH DANGKAL DI DUSUN LENDANGGUAR
DESA KEDARO - LOMBOK BARAT
Oleh :
Marta Sya’bani
F1A 009 040
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada tanggal 6 September 2014
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Tim Penguji
MT.
19661231 199512 1 001
Lalu Wirahman W., ST., MSc.
NIP . 19680201 199703 1 002
Saidah, ST., MT.
720609 199703 2 001
1
PERENCANAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH MASYARAKAT DENGAN AIR TANAH DANGKALDI DUSUN LENDANGGUAR DESA KEDARO - LOMBOK BARAT
Design of Water Supply For Community With Shallow Ground Water At Lendangguar Kedaro Village – West Lombok District
Marta Sya’bani¹, IDG Jaya Negara2, dan Agustono Setiawan²
¹ Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram ² Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram
Tingkat kebutuhan masyarakat akan air bersih yang kian bertambah menuntut pula adanya sistem penyediaan air bersih. Pada daerah permukiman yang jauh lebih tinggi dari sumber air, tentu akan mengalami kesulitan untuk mensuplai air tersebut ke permukiman penduduk karena belum tersedianya jaringan PDAM dari pemerintah setempat. Kondisi seperti ini dialami oleh masyarakat Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan jaringan air bersih yang sesuai dengan keadaan topografi di wilayah tersebut.
Perencanaan ini menganalisis proyeksi laju pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air bersih sampai tahun 2018. Selanjutnya menganalisis hidrolika sistem penyediaan air bersih menggunakan program microsoft exel 2007, yaitu meliputi dimensi pipa, kecepatan aliran, debit yang mengalir ke lokasi sasaran, perhitungan volume pekerjaan serta menghitung rencana anggaran biaya.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh jumlah kebutuhan air bersih untuk Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat sebesar 0,45 l/dt. Sistem jaringan air bersih berupa pipa trasmisi pompa Ø31,25 mm dan pipa trasmisi gravitasi Ø100 mm, Ø75 mm, Ø63 mm, serta Ø50 mm. Dilengkapi dengan bangunan pelengkap yaitu 1 sumur rencana, 1 bak penampungan sementara dan 1 reservoir serta bangunan bagi yaitu 6 Hidran Umum. Untuk rencana anggaran biaya pada perencanaan air sumur dangkal untuk jaringan air bersih masyarakat di Dusun Lendangguar, Desa Kedarodibutuhkan anggaran biaya sebesar Rp.424.360.000,00.
Kata kunci: Penyediaan air bersih, jaringan air bersih, sumur dangkal, rencana anggaran biaya.
1. PENDAHULUAN
Air bersih merupakan kebutuhan pokok manusia dan setiap kehidupan lainnya selain makanan. Pada daerah permukiman yang permukaan tanahnya jauh lebih tinggi dari sumber air, tentu akan mengalami kesulitan yang cukup berarti untuk mensuplai air tersebut ke permukiman penduduk, oleh karena itu diperlukan suatu rancangan agar mampu menaikkan air tersebut.
Kondisi seperti ini dialami oleh masyarakat Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. Tidak adanya sumber air seperti mata air, air permukaan (air sungai, waduk maupun danau) yang mengalir sehingga satu-satunya untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih, penduduk
menggunakan air tanah yang diambil dari sumur-sumur gali karena belum tersedianya jaringan PDAM dari pemerintah Kabupaten Lombok Barat. Keberadaan air sumur di daerah ini berfluktuasi berdasarkan musim, jika pada musim hujan semua sumur-sumur gali sekitar rumah
warga terisi oleh air tanah. Namun ketika musim kemarau, sumur-sumur tersebut menjadi kering sehingga penduduk perlu membeli air sumur dengan harga Rp. 150.000/1100 liter dan air sungai Rp. 100.000/1100 liter untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih. Bagi masyarakat yang kurang mampu mungkin membeli air akan terasa sangat sulit sehingga sebagian masyarakat masih harus turun perbukitan menuju sumur-sumur dangkal yang merupakan sumber air terdekat. Daerah permukiman penduduk yang jauh berada di atas sumber air serta kondisi topografi yang kurang mendukung, sehingga dimusim kemarau masyarakat kesulitan mendapatkan pasokan air dan sampai saat ini masyarakat masih kekurangan air bersih.
2
penyediaan air untuk potensi air baku masyarakat. Data topografi dan jalur pipa juga diperlukan untuk desain, agar rancangan menjadi lengkap.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka hal ini perlu dicarikan solusi terbaik didalam merancang suatu pemanfaatan air sumur dangkal untuk jaringan pipa air bersih dengan menggunakan teknologi yang tepat, agar distribusi jaringan air bersih bisa mencukupi dan terbagi secara merata ke permukiman penduduk di Dusun Lendangguar, Desa Kedaro.
2. LANDASAN TEORI 2.1 . Sumber Air Bersih
Menurut Soemarto (1987), air yang dapat kita manfaatkan bagian dari daur hidrologi (Hydrology Cycle) dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut ini.
1) Air permukaan, seperti air danau, air rawa, air sungai dan sebagainya,
2) Air tanah, seperti mata air, air tanah dalam atau air tanah dangkal,
3) Air atmosfer, seperti hujan, es atau salju
2.2 . Standar Kualitas Air Bersih
Di Indonesia ketentuan umum dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 / MENKES/ PER/IX/1990, dijelaskan tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air antara lain :
1. Syarat fisik: air harus bersih dan tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau dan suhu antara 10o - 25 o C (sejuk)
2. Syarat kimiawi: tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun, tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan, cukup yodium dan pH air antara 6,5 – 9,2.
3. Syarat bakteriologi: tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
2.3 . Pengambilan Air Tanah
Sosrodarsono dan Takeda (2003), menjelaskan bahwa air tanah dapat diambil melalui sumur atau serambi infiltrasi. Besarnya air yang keluar dalam sumur dapat diketahui dengan 2 cara yaitu sebagai berikut.
1) Perhitungan dengan rumus
2) Perhitungan dengan pemompaan langsung. Diumpamakan air keluar dari dasar sumur dan waktu yang diperlukan untuk pemulihan permukaan air sampai setengahnya setelah pemompaan dihentikan adalah:
ℎ =( ) (2.1)
s = (h0 – h) (2.2)
α = , (2.3)
dengan :
h0 = Pemulihan permukaan air sampai ke
permukaanya semula sebelum pemompaan dimulai (m).
h = Dalam air yang dipulihkan sesudah pemompaan berhenti (m).
s = Penurunan permukaan air yang tersisa dari air semula (m).
α = Kapasitas spesifik yakni banyaknya air yang keluar per-satuan dalam dari sumur (m2/jam).
t = Waktu yang diperlukan untuk mencapai setengah kedalaman air sampai ke permukaan semula (jam).
A = Luas dasar sumur (m2)
Q = α.H (2.4)
Q = Banyaknya air yang keluar (m3/jam).
H = Dalam air efektif yaitu dalamnya air di atas kaki kelep pompa (m).
2.4 . Kebutuhan Air Bersih
1) Perhitungan Proyeksi Jumlah Penduduk Anonim (2011), Metode proyeksi jumlah penduduk yang digunakan sebagai berikut : a. Metode Rata-rata Aritmatik
Pn = Po + (Tn – To) Ka (2.5)
Ka = (2.6)
dengan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun ke n Po = jumlah penduduk pada tahun dasar Tn = tahun ke n
To = tahun dasar Ka = konstanta aritmatik
P1 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun ke I
P2 = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun terakhir
T1 = tahun ke I yang diketahui T2 = tahun ke II yang diketahui
b. Metode Geometrik
Metode ini banyak dipakai karena mudah dan mendekati kebenaran.
Pt = Po (1 + r)n (2.7)
dengan :
Po = jumlah penduduk tahun yang diketahui r = persen pertambahan penduduk tiap
tahun
n = tahun proyeksi
c. Metode Least Square
Y = a + bX (2.8)
dengan :
3
a = konstanta
b = koefisien arah regresi linier
Adapun persamaan a dan b adalah sebagai berikut:
a =∑ .∑.∑ ∑ .∑ (∑ ) (2.9)
b = .∑.∑ ∑ .∑ (∑ ) (2.10)
Untuk menentukan pilihan rumus proyeksi jumlah penduduk yang akan digunakan harus dilakukan analisis dengan menghitung koefisien korelasi (Pearson Correlation Coefficient).
Rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut:
(2.11)
2) Macam Kebutuhan Air Bersih
Clark (1977 dalam Radianta Triatmadja, 2006), memperkirakan kebutuhan manusia akan air untuk kegiatan sehari-hari sebagai berikut.
Tabel 2.1. Jumlah kebutuhan air sehari-hari Kegunaan Liter/orang/hari Jumlah yang dikonsumsi % total Minum
Sumber : Radianta Triatmadja (2006)
Tabel 2.2. Kriteria Kebutuhan Air Bersih
No. Uraian
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduk ( Jiwa )
Kota Kota Kota Kota Desa
Metropolitan Besar Sedang Kecil
> 1.000.000 500.000 s/d 1.000.000 100.000 s/d 500.000 20.000 s/d 100.000 < 20.000
Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya (1998)
2.5 . Sistem Penyediaan Air Bersih
Anonim (1980 dalam L. Turmuji, 1999), secara garis besar bangunan dan perlengkapan yang mungkin terdapat pada sistem penyediaan air bersih sebagai berikut. 1) Bangunan penangkap (pengambilan) air 2) Jaringan perpipaan
3) Perlengkapan jaringan pipa 4) Fasilitas mesin
2.6 . Analisis Jaringan Pipa 1) Teori kekekalan energi
B. Triatmodjo (2008), sesuai dengan prinsip bernoulli, tinggi tenaga total di setiap
titik pada saluran pipa adalah jumlah dari tinggi elevasi, tinggi tekanan, dan tinggi kecepatan.
Gambar 2.1. Garis tenaga dan garis tekanan
4
Prinsip energi kekal ini lebih dikenal dengan Theorema Bernoulli dan dengan persamaan dapat ditulis :
+ + = + + (2.12)
a. Kehilangan Energi Primer (Major Losses) Untuk mengetahui kebutuhan tinggi tekan yang sesuai dengan karakteristik sistem pemasangan dan dimensi pipa dengan pendekatan Formulasi Hazen-Williams sesuai persamaan berikut:
ℎ = ,, . ,, (2.13)
dengan :
hf = Kehilangan tinggi tekan/tenaga (m)
CH = Koefisien gesekan Hazen–Williams
L = Panjang pipa (m) D = Diameter pipa (m)
Linsley dan Franzini (1991), debit aliran pada pipa dalam satuan metrik SI dapat dihitung dengan persamaan berikut.
Q = 0,2785 x CH x D2,63 x S0,54 (2.14)
dengan :
Q = Debit aliran pada pipa (m3/dt)
S = Kemiringan garis energi
Sedangkan kecepatan aliran dalam pipa dapat dihitung dengan persamaan berikut.
V = 0,85 x CH x R0,63 x S0,54 (2.15)
dengan :
R = D/4 = Jari-jari hidrolis pipa (m)
Tabel 2.3. Koefisien CH
No. Jenis Bahan Pipa CH
1 AC 130
2 Ductile, Cart Iron, GIP 120
3 PVC 130
4 DICL, MSCL 130
Sumber:Spesifikasi Teknis Konstruksi Bangunan Pengambil Air Baku, Departemen PU 1998
b. Kehilangan Energi Sekunder(Minor Losses)
R. Triatmadja (2006), walaupun disebut minor, kehilangan ditempat-tempat tersebut mungkin saja jauh lebih besar debandingkan dengan kehilangan energi akibat gesekan dengan pipa. Dengan demikian kehilangan energi tersebut harus diperhatikan dalam perhitungan. Persamaan kehilangan energi minor:
Tabel 2.4. Koefisien minor losses (K)
Perubahan
Sumber: Radianta Triatmadja, 2006.
2.7 Sistem Jaringan Transmisi
Berdasarkan kondisi tinggi tekan yang tersedia, sistem transmisi dibagi menjadi: 1. Sistem Transmisi Gravitasi
Gambar 2.2. Sistem transmisi gravitasi
Klaas (2009), Pada sistem gravitasi, letak penampungan cukup tinggi sehingga air dapat mengalir dengan prinsip gravitasi oleh karena tersedia tinggi tekan yang cukup. Persamaan dasar yang digunakan adalah:
5
2. Sistem Transmisi Pompa
B. Triatmodjo (2008), kehilangan tenaga adalah ekivalen dengan penambahan tinggi elevasi, sehingga efeknya sama dengan jika pompa menaikkan zat cair setinggi H.
Gambar 2.3. Pipa dengan pompa
Daya yang diperlukan pompa untuk menaikkan zat cair adalah :
= (kgf .m/dt) (2.18) dengan :
D = daya pompa (hp/horse power)
η = efisiensi pompa (%)
Q = debit aliran (m3/det) γ = Bj air = 1000 kg/m3
H = tinggi tekanan total/total head (m)
= Hs + ∑ hf
3. METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 . Lokasi Perencanaan
Lokasi perencanaan dilakukan pada Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kec. Sekotong, Kab. Lombok Barat, NTB. Sumber air baku yang digunakan berasal dari air sumur dangkal existing pada posisi 8o45’16,8” LS
dan 115o59’0,3” BT, dengan tinggi elevasi +214 mDPL. Berikut peta lokasi perencanaan:
Gambar 3.1. Peta Lokasi Perencanaan
3.1. Pelaksanaan Perencanaan
Secara garis besar langkah perencanaan yang dilakukan adalah sebagai berikut ini:
1) Tahap Persiapan
2) PengumpulanData
a. Data Primer
Pengambilan data primer meliputi survey lapangan terhadap sumur-sumur gali untuk mengetahui debit airnya sebagai data dasar untuk melakukan perhitungan kebutuhan air baku.
b. Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan dalam perencanaan ini adalah :
1) Data kependudukan
Data ini digunakan untuk mengetahui kondisi dan jumlah penduduk pada dusun tersebut. Data tersebut akan menjadi dasar analisa jumlah kebutuhan air penduduk.
2) Data Topografi
Data ini digunakan untuk pelaksanaan desain teknis dari perencanaan bangunan dan rute atau jalur yang akan digunakan pipa tranmisi jaringan air bersih, selain itu mempermudah dalam perencanaan penentuan lokasi reservoir.
3) Analisis Data
Adapun langkah-langkah analisis sebagai berikut:
1) Perhitungan Debit Potensi Sumber Air 2) Analisis Kualitas Sumber Air
3) Proyeksi Jumlah Penduduk 4) Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
5) Analisis Hidrolika Jaringan Pipa Air Bersih 6) Analisis Struktur dan Konstruksi
7) Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Perhitungan Debit Potensi Sumber Air
Pengukuran debit air sumur dengan menggunakan Metode Pemompaan Langsung
(Sosrodarsono & Takeda, 1993:125).
Pemulihan permukaan air sampai ke permukaanya semula sebelum pemompaan dimulai h0 dihitung dari pemulihan dalamnya
air h1 dan h2 pada waktu t1 dan t2 sesudah
pemompaan berhenti.
Diambil nilai h1= 0,96 m dalam t1 = 1 jam dan h2= 1,305 m dalam t2 = 2 jam.
Nilai h0 berdasarkan persamaan 2.1. ℎ =( )=( ( , ), , ) = 1,499 m Selanjutnya dilakukan perhitungan sisa penurunan permukaan air s = (h0 – h)
berdasarkan persamaan 2.2.
Lokasi Sumur
Dusun Lendangguar Selatan
Banjar Desa,
Dusun Lendangguar Timur
Banjar Dadap, Dusun Lendangguar Timur
6
Tabel 4.1. Besarnya penurunan permukaan air yangtersisa dari air semula
Lamanya sesudah Dalam Air yang dipulihkan Besarnya penurunan permukaan pemompaan
berhenti pemompaan sesudah air yang tersisa dari air semula s (m).
t (menit) t (jam) berhenti h (m). (s = ho - h)
Sumber : Hasil pengukuran dilapangan (2014)
Selanjutnya, dengan metode ini dibuat grafik dengan s dicantumkan pada sumbu logaritmis dan t pada sumbu normal. Berikut grafik hubungan s dan t pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Hubungan penurunan
permukaan air dan waktu pemulihannya.
Dapat dilihat bahwa waktu yang diperlukan untuk mencapai setengah kedalaman air sampai ke permukaan semula, (h0/2) = 0,75 m
berdasarkan persamaan 2.3.
= , = ,, (0,503) = 0,512 m2/jam
Jika dalam efektif air sumur H = 1,5 m, maka: Debit air sumur berdasarkan pers. 2.4. adalah:
Q = α H
= 0,512 x 1,5 = 0,77 m3/jam = 0,214 lt/dt
4.2. Analisis Kualitas Sumber Air
Pengujian kualitas air dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Masyarakat Pulau Lombok terhadap sampel air yang diambil dari mata air sumur gali Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong, Lombok Barat. Hasil analisis parameter fisik dan kimia sampel air tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil uji kualitas air
Parameter Satuan Maksimum yang Kadar diperbolehkan
Hasil
Pengujian Pertimbangan (Kualitas Air)
A. Kimia
Sumber : Hasil Pengujian Laboratorium (2014)
Kelayakan air dilakukan dengan membandingkan kualitas sampel air dengan baku mutu air bersih dan air minum berdasarkan Peraturan Menkes No. 416 tahun 1990. Hasil analisis menunjukkan bahwa air sumur tersebut layak untuk dikonsumsi sebagai sumber air bersih.
4.3. Proyeksi Jumlah Penduduk
Dalam perencanaan ini proyeksi jumlah penduduk direncanakan untuk 5 tahun yang akan datang yaitu sampai tahun 2018. Data jumlah penduduk yang digunakan untuk menghitung rerata pertumbuhan penduduk adalah data jumlah penduduk 5 tahun terakhir. Berikut data jumlah penduduk di Dusun Lendangguar Selatan dan Lendangguar Timur tahun 2009-2013 disajikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Dusun Lendangguar Selatan dan Timur
Nama
Dusun Banjar Nama
Jumlah Penduduk (Jiwa) 2009 2010 2011 2012 2013
Sumber : Kantor Desa Kedaro, Kec. Sekotong (2013)
Selanjutnya dilakukan perhitungan laju pertumbuhan. Namun, untuk Banjar Dadap dan Banjar Karang, Dusun Lendangguar Timur
7
tidak diproyeksi laju pertumbuhan penduduk karena tidak termasuk dalam daerah pelayanan.
Tabel 4.4. Laju Pertumbuhan Penduduk Dusun Lendangguar Selatan dan Timur No Dusun Pertumbuhan (%) Laju
1 Lendangguar Selatan 5,36 2 Lendangguar Timur 5,93
Sumber : Hasil pengolahan data (2014)
Dengan bertolak dari data penduduk tahun 2013 hitung kembai jumlah penduduk pertahun dari tahun 2009 sampai dengan 2012 dengan menggunakan 3 metode antara lain:
Metode Aritmatik, Geometrik dan Least Square.
Untuk menentukan metode proyeksi jumlah penduduk yang paling mendekati kebenaran terlebih dahulu dihitung Koefisien Korelasi (r) dari hasil perhitungan ketiga metode berdasarkan persamaan 2.11.
Metode perhitungan proyeksi jumlah penduduk yang menghasilkan nilai koefisien korelasi terbesar adalah metode terpilih.
Untuk perhitungan metode yang akan digunakan untuk tiap Dusun dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5. Metode yang digunakan untuk tiap dusun.
No Desa Metode
1 Lendangguar Selatan Least Square 2 Lendangguar Timur Least Square
Sumber : Hasil pengolahan data (2014)
Selanjutnya menghitung besar jumlah penduduk sampai dengan tahun yang direncanakan. Untuk perhitungan proyeksi jumlah penduduk 5 tahun rencana di tiap dusun dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6. Proyeksi jumlah penduduk tiap dusun dari tahun 2013-2018
No. Tahun
Jumlah penduduk rencana (jiwa)
Lendangguar
Selatan Lendangguar Timur
1 2013 712 232
Sumber : Hasil pengolahan data (2014)
4.4. Perhitungan Kebutuhan Air Bersih
Tingkat pemakaian air bersih masyarakat Dusun Lendangguar Selatan difokuskan pada kebutuhan air rumah tangga terutama untuk air
minum, memasak, Ablution dan Bersih-bersih. Dari tabel 2.1. didapatkan tingkat pemakaian air untuk kegiatan sehari-hari antara lain:
1. Air minum = 5 liter/orang/hari 2. Memasak = 5 liter/orang/hari 3. Ablution = 10 liter/orang/hari 4. Bersih-bersih = 10 liter/orang/hari Total = 30 liter/orang/hari Karena terbatasnya debit sumber air yang digunakan maka perencanaan kebutuhan air bersih ini tidak direncanakan untuk Sambungan Rumah (SR), tetapi lebih pada perencanaan kebutuhan Hindran Umum (HU). Berdasarkan Tabel 2.2. (Cipta karya, 1998), untuk kebutuhan Hindran Umum (HU) sebesar 30 lt/org/hr dan kehilangan air diambil 20% dari total kebutuhan domestik. Berikut tabel perhitungan kebutuhan air bersih tahun 2018:
Tabel 4.7 Dusun Lendangguar Selatan
No. Uraian Satuan Tahun
2018
A. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah Penduduk Jiwa 893
2. Cakupan Pelayanan (%) 70%
3. Penduduk Terlayani Jiwa 625
B. Kebutuhan Domestik
1. Hidran Umum (HU)
- Tingkat Pelayanan (%) 100%
- Penduduk Terlayani Jiwa 625
- Jumlah HU Unit 6
F. Kapasitas Yang Dibutuhkan lt/dt 0,312
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014)
Tabel 4.8. Dusun Lendangguar Timur
No. Uraian Satuan Tahun
2018
A. Pelayanan Penduduk
1. Jumlah Penduduk Jiwa 384
2. Cakupan Pelayanan (%) 70%
3. Penduduk Terlayani Jiwa 268
B. Kebutuhan Domestik
8
- Tingkat Pelayanan (%) 100%
- Penduduk Terlayani Jiwa 268
- Jumlah HU Unit 3
- Jumlah Jiwa / HU Jiwa/HU 100
- Pemakaian Air lt/org/hr 30
- Kebutuhan Air lt/dt 0,093
C. Kehilangan Air (20%) lt/dt 0,019
D. Kebutuhan Rata-rata lt/dt 0,112
E. Kebutuhan Air Max. lt/dt 0,134
F. Kapasitas Yang Dibutuhkan lt/dt 0,134
Sumber: Hasil Pengolahan Data (2014)
Total kapasitas debit yang dibutuhkan = 0,312 + 0,134 = 0,446 lt/dt ≈ 0,45 lt/dt
4.5. Analisis Hidrolika Jaringan Pipa
Dalam perencanaan sistem jaringan air bersih ini digunakan kemampuan model hidraulik untuk mendapatkan hasil berupa dimensi pipa. Elevasi letak bangunan pelengkap dan panjang pipa diperoleh dari peta kontur Kecamatan Sekotong dan hasil pengukuran di lapangan.
Dengan menggunakan program Microsoft Exel 2007 dapat direncanakan dimensi pipa jaringan transmisi pompa dari sumber air hingga bak penampungan adalah 172,2 m dan dari bak penampungan ke reservoir adalah 116,45 m, Sedangkan pipa jaringan transmisi gravitasi dari reservoir ke daerah pelayanan 2151,8 m. Letak lokasi untuk setiap bangunan pelengkap sebagai berikut:
Sumber air (sumur) elevasi 214 m DPL
Bak Penampung pada elevasi 256 m DPL
Reservoir pada elevasi 291 m DPL
Berikut Peta Situasi Jaringan Pipa dalam gambar 4.2. dan Skema Perencanaan Jaringan Air Bersih untuk Dusun Lendangguar dalam gambar 4.3.
Gambar 4.2. Peta Situasi Jaringan Pipa
Gambar 4.3. Skema Perencanaan Jaringan Air Bersih untuk Dusun Lendangguar
Hasil analisis data untuk jaringan transmisi pompa dimana pemilihan jenis pompa harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Harus mempunyai debit ≥ 0,45 liter/detik 2) Pada total head ≥ 43,735 m
3) Daya pompa ≥ 8,2 hp(water)
Daya pompa = 8,2 x 0,746 = 6,12 KW Efisiensi motor = 90% = 0,9
Daya motor = 6,12 KW/0,9 = 6,8 KW Dipilih pompa benam submersible dengan spesifikasi sebagai berikut:
Merk pompa : Pedrollo
Jenis pompa : Sentrifugal F32/200A Daya Energi : 7,5 KW (3 Phase) Total Hisap Max : 7 m
Total Head Max : 67 m
Kapasitas Max : 500 liter/menit = 8,3 lt/det Pipa outlet : 1,25 inchi
Pipa Inlet : 2 inchi
Berikut adalah rekapitulasi dimensi pipa berdasarkan analisa data hidrolika jaringan pipa pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Rekapitulasi dimensi pipa
No. Patok Panjang Diameter Debit (m) Inchi (l/det) P1 - P5 172,2 1,25 0,45 P5 - P8 116,4 1,25 0,45 P9 - P17 245,7 4,00 0,45 P17 - P34 900,9 3,00 0,31 P34 - P46 455,4 2,50 0,23 P46 - P64 549,8 2,00 0,10
9
4.6. Analisis Struktur dan Konstruksi4.6.1. Perencanaan Reservoir
Direncanaan reservoir berada di elevasi +291 m, dengan kebutuhan air rencana sebesar 0,45 lt/dt = 1,608 m3/jam. Berikut tabel
perhitungan tampungan reservoir :
Tabel 4.10. Tampungan reservoir
Jam
Pola Debit Debit Volume Volume Vol. Air Dalam Kebutuhan Keluar Masuk Keluar Masuk Reservoir
Air (m³/jam) (m³/jam) (m³/jam) (m³/jam) (m³/jam) Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
Gambar 4.4. Grafik Tampungan Reservoir
Dari tabel 4.10. didapatkan volume air maksimum = 1,29 dan minimum = 1,16, Sehingga volume air dalam reservoir diperlukan sebesar 1,29+1,16 = 2,44 m3/jam.
Direncanakan pendistribusian air ke masyarakat dari reservoir 3 tahap yaitu pada pukul 05.00; 13.00 dan 21.00, dengan
kapasitas 19,55 m3/hari, berikut rincian
dimensi reservoir:
Panjang = 3,2 m Lebar = 3,2 m Tinggi = 2,0 m
Tinggi jagaan = 0,5 m (Cipta Karya) Dimensi reservoir = 3,2 m x 3,2 m x 2,5 m
Berikut rekapitulasi penulangan struktur reservoir dapat dilihat pada Tabel 4.11.
Tabel 4.11. Rangkuman Penulangan Struktur Reservoir
Komponen
Struktur Ukuran Arah Tulangan
Pelat
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
4.6.2. Perencanaan Bak Penampungan
Digunakan dimensi bak penampung air dengan ketentuan:
Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulangan pada komponen struktur dapat dilihat pada Tabel4.12.berikut ini.
Tabel 4.12. Rangkuman Penulangan Struktur Bak Penampungan Air
Komponen
Struktur Ukuran Arah Tulangan
10
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
4.6.3. Perencanaan Sumur
1) Analisis Kapasitas Sumur Rencana
Berdasarkan analisis data, maka dimensi sumur yang digunakan :
2) Analisis Stabilitas Sumur Rencana
Dinding sumur harus bisa menahan gaya-gaya pada saat air penuh dan saat kosong. Dari analisis data, digunakan dimensi dinding sumur trapesium dengan ketentuan:
Lebar bawah (B) = 30 cm = 0,3 m Lebar atas (b) = 20 cm = 0,2 m Tinggi sumur (hs) = 2,5 m
3) Pelat penutup sumur
Tabel 4.13. Rangkuman Penulangan Pelat penutup
Komponen
Struktur Ukuran Arah Tulangan
Pelat
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
4.7. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
4.7.1. Volume Pekerjaan
Dalam merencanakan suatu proyek, perhitungan volume pekerjaan merupakan bagian dasar dalam menentukan anggaran yang dibutuhkan. Perhitungan volume pekerjaan didasarkan pada gambar kerja dan perhitungan volume pekerjaan dihitung pada semua pekerjaan kecuali pekerjaan item pengadaaan.
1. Pekerjaan persiapan
- Pembersihan dan pemasangan bowplank Pekerjaan ini meliputi pembersihan lapangan dan pengukuran bangunan serta pemasangan bowplank sebelum melaksanakan pekerjaan pondasi bangunan pelengkap.
- Pengukuran pipa
Berdasakan skema perencanaan jaringan air bersih di Dusun Lendangguar didapatkan panjang keseluruhan jalur distribusi pipa dari sumber air sampai ke dusun terakhir sepanjang 2440,411 m, sehingga volume pekerjaan pengukuran dan pematokan pipa adalah 2440,411m.
2. Pekerjaan Pipa
Panjang pipa digunakan untuk perhitungan panjang pekerjaan galian dan timbunan tanah. Volume galian dihitungan dengan cara mengalikan luas penampang galian dengan panjang pipa, dengan luas penampang galian 0,2 m x 0,4 m, jenis pipa yang digunakan pada perencanaan adalah pipa HDPE dan PVC. Rekapitulasi kebutuhan panjang pipa pada perencanaan air bersih di Dusun Lendangguar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.14. Panjang kebutuhan pipa
Ø Jenis Pipa Panjang kebutuhan pipa (m)
Jumlah 2440,411
Sumber : Hasil perhitungan (2014)
3. Pekerjaan Reservoir
- Volume galian tanah = 20,74 m3
- Volume pekerjaan beton = 7,097 m3 - Volume Pekerjaan besi = 955,216 kg - Volume Pekerjaan begisting = 78,88 m2
4. Bak Penampungan Air Sementara
- Volume galian tanah = 4,82 m3 - Volume pekerjaan beton = 1,8235 m3
- Volume Pekerjaan besi = 220,464 kg - Volume Pekerjaan begisting = 21,75 m2
5. Pekerjaan Sumur
- Volume galian tanah = 25 m3
- Volume pekerjaan beton = 0,928 m3 - Volume pasangan batu = 8,125 m3
- Volume Pekerjaan besi = 78,49 kg - Volume Pekerjaan begisting = 10 m2
4.7.2. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
11
sedangkan analisis harga satuan pekerjaan terdapat pada lampiran SNI 2007/2008.
Berikut contoh perhitungan RAB untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah pada pekerjaan pipa.
Tabel 4.15. Rekapitulasi RAB untuk pekerjaan galian dan timbunan pekerjaan pipa Diameter
Pipa (mm) Volume galian (Rp.) Volume timbunan (Rp.) 31,25 1.466.909,12 484.281,77
50,0 2.794.063,47 908.495,61 62,5 2.314.448,36 741.896,79 75,0 4.578.725,48 1.441.957,70 100,0 1.248.451,78 375.295,10 Jumlah 12.402.598,21 3.951.926,98
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
Selain pekerjaan pipa untuk jaringan air bersih juga terdapat pekerjaan pipa untuk kabel (listrik) sebagai energi penggerak pompa.
Berikut hasil rekapitulasi rencana anggaran biaya perencanaan jaringan air bersih di Dusun Lendangguar, Desa Kedaro dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 4.16. Rekapitulasi rencana anggaran biaya
NO URAIAN PEKERJAAN JUMLAH
HARGA ( Rp )
A KONSTRUKSI RESERVOIR
I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 1.314.739,20
II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR Rp 3.188.791,41
III PEK. PASANGAN, PLESTERAN & ACIAN Rp 9.361.365,97 IV PEKERJAAN BETON Rp 63.952.088,04
V PEKERJAAN BESI DAN PENGUNCI Rp 1.808.372,00
B KONSTRUKSI BAK PENAMPUNGAN
I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 588.795,00
II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR Rp 562.975,38
III PEK. PASANGAN, PLESTERAN & ACIAN Rp 1.362.408,65
V PEKERJAAN BETON Rp 16.608.945,71
VI PEKERJAAN BESI DAN PENGUNCI Rp 904.186,00
C KONSTRUKSI SUMUR GALI
I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 1.330.970,00
II PEKERJAAN TANAH DAN PASIR Rp 2.611.537,50
III PEK. PAS. DINDING PENAHAN TANAH Rp 6.097.564,69
IV PEKERJAAN BETON Rp 7.139.617,24 V PEKERJAAN PENGUNCI Rp 1.808.372,00
D PEKERJAAN PIPA DAN ACCESORIS
I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 2.499.962,78
II PEKERJAAN TANAH Rp 16.354.525,20
III PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA Rp 118.305.563,14 IV PEK. PENGADAAN PIPA & AKSESORIS Rp 4.061.800,00
V PEKERJAAN PENGETESAN PIPA HDPE Rp 376.811,14
E PEKERJAAN LISTRIK
I PENGADAAN ACESSORIES LISTRIK Rp 847.983,80 II PEMASANGAN PIPA LISTRIK & POMPA Rp 33.356.484,78
F PEMBANGUNAN 6 UNIT HIDRAN UMUM
I PEKERJAAN PERSIAPAN Rp 2.837.687,55
Sumber: Hasil pengolahan data (2014)
Jadi, biaya yang diperlukan untuk membangun jaringan air bersih di Dusun Lendangguar, Desa Kedaro sebesar Rp.424.360.000,00 (Empat Ratus Dua Puluh Empat Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah).
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN
1. Besarnya debit sumur eksisting yang akan dijadikan sumber air bersih masyarakat Dusun Lendangguar, Desa Kedaro sebesar 0,214 liter/detik.
2. Kebutuhan air bersih untuk Dusun Lendangguar, Desa Kedaro sampai 5 tahun ke depan (tahun 2018) sebesar 0,45 liter/detik .
3. Sistem jaringan penyediaan air bersih berdasarkan hasil dari perhitungan manual menggunakan software microsoft exel 2007 sebagai berikut:
a. Sistem jaringan transmisi yang digunakan adalah sistem transmisi pompa dan sistem transmisi gravitasi.
b. Jenis pipa untuk jaringan transmisi pompa yaitu pipa HDPE diameter 31,25 mm (panjang 288,638 m), sedangkan jaringan transmisi gravitasi menggunakan pipa PVC diameter 50 mm (panjang 549,777 m, diameter 63 mm (panjang 455,405 m), diameter 75 mm (panjang 900,938 m) dan diameter 100 mm (panjang 245,653 m). c. Bangunan pelengkap berupa 1 sumur
12
penampungan air sementara serta 6 hidran umum.
4. Rencana anggaran biaya untuk sistem jaringan penyediaan air bersih di Dusun Lendangguar sebesar Rp.424.360.000,00 (Empat Ratus Dua Puluh Empat Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah).
5.2. Saran
1) Perlu adanya konservasi terhadap hutan di sekitar Sub-Das Pelangan untuk menjaga daya resapan air tanah. Berdasarkan penelitian Saifurrahman Nurman (2014)
hasil pengujian laju infiltrasi rata-rata sebesar 18,00 cm/jam, dan menurut Konkhe (1968) laju infiltrasi pada interval 12,7 – 25,7 cm/jam dikategorikan cepat. 2) Dalam perencanaan jaringan air bersih
diharapkan agar dapat dilakukan peninjauan terhadap aspek sosial dan dampak terhadap lingkungan.
3) Perencanaan jaringan air bersih disarankan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat mengingat Dusun Lendangguar, Desa Kedaro, Kecamatan Sekotong merupakan salah satu dari daerah di selatan pulau lombok yang mengalami krisis air bersih.
4) Peningkatan sumber daya masyarakat berupa kemampuan teknis, guna mengurangi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada proses pembagian dan pengaliran air bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.1983. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG 1983).
Dirjen Dinas Pekerjaan Umum:Bandung. Anonim.2005.Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Prasarana Air Minum Sederhana, Cipta Karya NTB, Jakarta.
Anonim.2008.Panduan Air Bersih PNPM.
Anonim.2011.Sistem Penyediaan Air Bersih, http://adiprawito.dosen.narotama.ac.id/files/ 2011/10/BAB_VII_sistem_penyedian_air_b ersih.pdf. Diakses Tanggal 18 Desember 2013
Anonim.2010.Koefisien Hazen-williams, http://www.engineeringtoolbox.com/haz en-williams-coefficients-d_798.html. Diakses Tanggal 10 Mei 2014
Anonim.2013.Rumus-rumus perhitungan proyeksi jumlah penduduk, http://leum burkuring.files.wordpress.com/2012/05/dow nload-cara-menghitug-pertumbuhan-penduduk.pdf. Diakses 18 Desember 2013 Asroni, Ali.2010.Balok dan Pelat Beton
Bertulang.Graha Ilmu:Yogyakarta.
Asroni, Ali.2010.Kolom Fondasi & Balok T Beton Bertulang.Graha Ilmu: Yogyakarta.
Azhar, Lalu Turmuji.1999.Perancangan Instalasi Jaringan Transmisi Pipa Air Bersih Mencerit-Selong Dengan Sistem Pengaliran Gravitasi.Skripsi S-1 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram:Mataram. Frick, Ir. Heinz.1978.Mekanika Teknik II.
Kanisius:Yogyakarta
Hamdani, Rozi Munawijaya.(2011).
Perencanaan Pemanfaatan Sumber Air Rajimas Untuk Kebutuhan Air Bersih Di Desa Pelangan Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.Skripsi S-1 Jurusan Teknik Sipil Universitas Mataram:Mataram.
Hardiyatmo, Hary Christady.2010.Analisis & Perancangan Fondasi Bagian I.Gajah Mada University Press:Yogyakarta.
Hardiyatmo, Hary Christady.2010.Mekanika Tanah II Edisi IV. Gajah Mada University Press:Yogyakarta.
Ichyar, Tauhid, dkk.2005.Analisis Hidrolis Jaringan Pipa Transmisi Air Minum Di Kecamatan Medan Helvetia.Bidang Mana-jemen Pembangunan Kota Program Magi-ster Teknik Arsitektur Universitas Sumatera Utara:Medan.
Klass, Dua K., S., Y.2009.Desain Jaringan Pipa.CV. Mandar Maju:Bandung.
Kodoatie, Robert J.2001.Hidrolika Terapan Aliran Pada Saluran Terbuka dan Pipa, Edisi Revisi. Andi Offset: Yogyakarta. Linsley, R.K. dan Franzini, J.B.1991.Teknik
Sumber Daya Air I dan II. Erlangga:Jakarta.
PeraturannMenteri Kesehatan RI No.416/ MENKES/PER/IX/1990 Tentang: Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air.Departemen Kesehatan RI:Jakarta. Riezkiarrosyadie, Putrie.2013.Evaluasi Sistem
Jaringan Penyediaan Air Bersih Pada Sistem Jaringan Distribusi PDAM Cabang Utama Tanjung, Kabupaten Lombok Utara.
Skripsi S-1 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram:Mataram.
Soemarto.1987.Hidrologi Teknik.Usaha Nasio nal:Surabaya.
Sosrodarsono, S. dan Takeda, K.2003.Hidrolo gi Untuk Pengairan.Pradnya Paramitha: Jakarta.
Sumartoro, Dedi.2013.Perencanaan Pengem bangan Penyediaan Air Bersih di Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara.Skripsi S-1 Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram:Mataram. Triatmadja, Radianta.2006.Draft Jaringan Air
Bersih.Beta Offset:Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang.2008.Hidraulika I, Edisi Revisi.Beta Offset:Yogyakarta.