• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Operasional Transportasi di Banda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sistem Operasional Transportasi di Banda"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Operasional Transportasi di Bandar Udara / Penerbangan

Jasa angkutan udara adalah jasa angkutan yang ditawarkan oleh perusahaan penerbangan berupa jasa transportasi orang dan barang dengan media pesawat terbang. Mengingat media transportasi yang digunakan adalah pesawat terbang maka infrastruktur pelabuhan udara atau Bandar Udara (Bandara) berbeda dengan pelabuhan laut. Infrastruktur Bandara meliputi Landasan Pendaratan dan berbagai infrastruktur pendukungnya, air traffic control yang memandu pesawat – pesawat terbang yang akan berangkat (take off) maupun yang akan mendarat (landing) agar tidak terjadi kecelakaan, fasilitas darat seperti alat – alat tempat parkir pesawat, alat – alat bongkar - muat barang, pergudangan dll.

Suprastruktur yang terlibat di Bandara hampir sama seperti di Pelabuhan Laut ada kawasan kerja pelabuhan disebut sebagai Gudang Lini II dan Kawasan Pabean atau Gudang Lini I. Kawasan kerja pelabuhan udara tempat berkantor aparatur pemerintah seperti Perhubungan Udara dan systems pendukungnya, Bea Cukai, Imigrasi, Karantina dan berbagai Kantor Penerbangan, Perbankan sedangkan Kawasan Pabean adalah pergudangan tempat menimbun, memmuat dan atau membongkar barang – barang yang dibingkar dari perut pesawat terbang

Imbalan jasa transportasi udara adalah freight udara yang nilainya lebih mahal daripada biaya tambang (freight) melalui laut. Karakteristik angkutan barang melalui udara (cargo) adalah barang – barang tersebut dalam kemasan kecil – kecil dan dikirim melalui proses konsolidasi dengan kontainer udara dan memerlukan pengamanan yang lebih tinggi.

Beberapa dokumen penting dalam proses pemuatan barang dan atau pembongkaran barang melalui jasa pengangkutan udara seperti

- Resi Gudang

- Air Way Bill of Lading ada yang berfungsi sebagai Host Bill of Lading dan ada yang sebagai Air Way Bill of Lading.

- Manifest, dll/

A. Pengolahan Dokumen Pengangkutan Dalam Perdagangan Internasional

Indonesia menganut ekonomi terbuka (open economy) dan oleh sebab itu tidak menganut sisstem pengawasan devisa yang ketat dalam bentuk eksportir tidak wajib menjual devisa ekspor kepada negara melalui bank devisa. Sehubungan dengan pengolahan atau kegiatan mempersiapkan pengiriman dan pemuatan barang ekspor maka ada beberapa kewajiban berkaitan dengan berbagai dokumen yang harus dipersiapkan oleh mereka yang terlibat dalam pengiriman barang ekspor yaitu eksportir, pengangkut dan bank devisa.

(2)

Eksportir setelah menyerahkan barang ekspor untuk dimuat ke pengangkut (laut atau udara) segera menukarkan tanda terima Mualim I sebagai bukti muat kapal (Mate’s Receipt) dengan Asli Bills of Lading (B/L) pada perusahaan pengangkutan (pelayaran atau penerbangan).

Eksporter menyerahkan semua asli B / L (ditambah Invoice, Packing List dan berbagai dokumen yang disyaratkan) secara lengkap atau full set of negotiable bills of lading langsung kepada Bank Devisa yang telah ditetapkan ditambah dengan membuat Surat Kuasa atas namanya yang menyatakan bahwa fullset of negotiable bills of lading dapat diperdagangkan yang didalamnya mencantumkan juga nomer dan tanggal Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

Asli B/L dalam kondisi fullset of negotiabel of bills of lading dapat diajukan sendiri ke Bank Devisa atau melalui Perusahaan Pelayaran / Penerbangan. Dalam hal fullset of negotiabel of bill of lading disampaikan melalui Perusahaan Pelayaran / Penerbangan maka Eksportir harus membuat surat kuasa untuk itu dan Pengangkut dalam waktu 3 (tiga) hari kerja setelah pemuatan wajib menyerahkan dokumen lengkap eksportir ke Bank Devisa yang telah ditetapkan.

C. Kewajiban Pengangkut (Perusahaan Pelayaran / Penerbangan)

Dalam hal pengangkut dipercaya menyerahkan fullset of negotiable of bills of lading ke Bank Devisa, maka Perusahaan Pelayaran / Penerbangan wajib memberitahukan kepada eksportir perihal realisasi penyerahan fullset of negotiabel of bills of lading untuk pencairan dana sebagai realisasi pembayaran ekspor. Perusahaan pelayaran dilarang menerima muatan barang ekspor tujuan luar negeri bila tanpa disertai surat kuasa dari eksportir.

Perusahaan Pelayaran / Penerbangan sebelum menerbitkan negotiabel of bill of lading melakukan langkah – langkah berikut sebagai konfirmasi untuk penulisan data pada B/L yaitu:

- data penerima dan alamat penerima di pelabuhan tujuan

- menghitung uang tambang atau freight, apakah langsung dibayar (freight paid or prepaid) atau harus dibayar di pelabuhan tujuan (payable at distination).

- Pembayaran payble at distination harus dilunasi terlebih dahulu sebelum barang diserahkan pada penerima barang. Disamping pembayaran model freight prepaid atau freight payabel at distination dimungkinkan pembayaran dengan cara lain berkaitan dengan kepercayaan antar mereka dan atau berkaitan dengan berbagai kebijakan pemerintah dibidang pengangkutan dengan kemungkinan pembayaran bertahap (diangsur), contoh

- pembayaran 40 % waktu pemuatan

(3)

D. Kewajiban Bank Devisa

Bank Devisa setelah menerima asli B/L dan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari Pabean (Bea Cukai), segera memberitahukan kepada eksportir dan meminta eksportir melengkapi dengan dokumen – dokumen lainnya yaitu,

- Invoice (Faktur) - Packing List

- Dokumen – dokumen lain yang disyaratkan seperti Surat Keterangan Asal (Certicate of Origin), Sertifikat Timbangan (Certificate of Weight), Sertifikat Analysis Laboratorium (Certificate of Analysis) dll

Eksportir dan Bank Devisa harus di mengendorse fullset of negotiable of bills of lading untuk kemudian dikirim ke Bank Koresponden di luar negeri (sebagai penerbit atau issuing bank of letter of credit). Nilai atau harga yang tercantum dalam Invoice / Faktur tidak boleh lebih randah dibandingkan denganHarga barang ekspor (nilai pabean) yang ada dalam Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dan perhitungan harga ekspor berdasarkan penyerahan barang Free on Board (FOB).

E. Teknik Pengiriman dan Pemuatan Barang

Pengiriman barang untuk pemuatan barang khususnya yang melalui angkutan laut ada 2 (dua) kemungkinan yaitu dengan cara pemuatan langsung (direct transport) atau pemuatan tanpa melewati gudang dan pemuatan tidak langsung (indirect transport) atau pengiriman lewat gudang

F. Pemuatan Tidak Langsung atau Pemuatan Lewat Gudang (Indirect Transport)

Pemuatan barang keatas kapal terlebih dahulu harus ditimbun di gudang atau container freight station (CFS) atau lapangan penimbunan / lapangan kontainer maka harus memperhatikan berbagai dokumen yang diperlukan. Dokumen – dokumen yang perlu diperhatikan oleh eksportir / shipper adalah:

- tanda terima gudang (resu gudang) - asli / copy bills of lading

- dokumen pabean Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) atau Pemberitahuan Muat Barang (PMB) bila ada.

- dokumen pabean lainnya seperti dokumen pelindung pengangkutan barang melalui darat seperti BC 2.3, Konsen Ekspor Hasil Tembakau (Cukai Tembakau), Konsen Ekspor Alkohol / Minuman Beralkoho (Cukai Alkohol).

- dokumen pelindung pengangkutan barang melalui laut dan atau udara seperti BC 1.2 Dokumen

– dokumen pabean harus memuat berbagai informasi yang dibutuhkan oleh negara sebagai data ekonomi tentang lalu lintas barang melalui laut dan atau udara sekaligus untuk mengamankan hak

(4)

- Nama dan alamat pengirim barang (eksportir / shipper) - Nama dan alamat penerima barang (receiver / consignee) - Isi Koli atau Kontainer (uraian jenis barang yang diangkut)

- Jumlah, jenis, merk, nomer koli atau jenis, ukuran, nomer, jumlah kontainer. - Harga barang atau nilai barang

- Pelabuhan tujuan

- Perkiraan waktu akan berangkat (estimate time of departure)

Kepala Gudang dari pelabuhan (cargo doring) melakukan pemeriksaan sesuai dengan tanda terima gudang (resu gudang) untuk pengawasan penimbunan dan pemuatan. Kepala Hanggar Pabean atau Koordinator Lapangan Pabean memeriksa keterangan – keterangan atau informasi yang ada pada dokumen pabean serta mengadministrasikan dengan memberi registrasi atas dokumen dan kemudian melakukan pemeriksaan. Bila setelah diperiksa maka Pemeriksaan Pabean menyetujui pemuatan dengan memberi catatan “ Fiat Muat, Tanggal, Jam dan Tanda Tangan Pemeriksa Pabean” maka barang dapat segera dimuat keatas kapal.

G. Pengiriman Langsung Tanpa Melewati Gudang (Direct Transport)

Pengiriman barang secara langsung adalah proses pengiriman barang langsung dimuat keatas kapal tanpa melewati gudang, pengiriman barang secara lansung memerlukan berbagai persyaratan dokumen dari kepelabuhanan dan pabean. Kewajiban eksportir dan atau pengangkut (carrier) pada otoritas kepelabuahan wajib menyerahkan dokumen – dokumen pemuatan barang yang ada seperti :

- Surat Jalan pengankgkutan oleh alat angkut seperti Truck dari luar kawasan pabean / pelabuhan untuk memasuki kawasan pabean / pelabuhan untuk pengawasan pemuatan.

- Menunjukkan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB)

- Otoritas pelabuhan menahan Surat Jalan atas pemuatan barang tersebut guna perhitungan tentang biaya tambang (freight) dan biaya – biaya lainnya seperti ongkos bongkar / muat dan biaya – biaya lainnya

- Melakukan konfirmasi dan check ulang pada setiap Surat Jalan dan Tanda Fiat Muat yang ada didalamnya.

(5)

mungkin dapat dikecualikan seperti karena alasan urgensi dan kepentingan ekonomi atau keamanan. Dokumen yang perlu disampaikan ke otoritas pabean adalah:

- Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) + Surat Permohonan Izin Memuat Barang Secara Langsung oleh Eksportir atau Perusahaan Pelayaran kepada Kepala Kantor Pabean (Bea Cukai) atau Pejabat lainnya setingkat Kepala Seksi.

- Bila disetujui (pada umumnya disetujui) karena sifat barang menghendaki pemuatan secara langsung maka Surat Permohonan diberi disposisi persetujuan dan sekaligus perintah pengawasan kepada pertugas pabean dilapangan

- Pengawasan pemuatan barang (disisi pengawasan dermaga sebelah laut) mengawasi pemuatan berdasrkan PEB dan masing – masing Surat Jalan dari setiap truck pengankutan barang.

- Pemeriksa Pabean melakukan rekapitulasi masing – masing Surat Jalan dengan jenis barang, jumlah barang yang diberitahukan berdasrkan PEB

- Bila sesuai PEB ditanda tangani oleh otoritas pabean di lapangan (di kawasan pabean / pelabuhan)

Rangkaian rantai sistem transportasi perdagangan internasional melibatkan berbagai sub sistem pengangkutan meliputi :

Pengirim / Eksportir

Inland Transpot

Pelabuha n

Muat

Angkutan Laut dan Udara

Pelabuhan Bongkar

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Periklanan menurut Sigit Santosa adalah suatu bentuk penyajian dan promosi dari gagasan, barang atau jasa yang dibiayai oleh suatu sponsor tertentu yang bersifat non

Adapun ruang lingkupnya, pada permasalahan pertama akan dibahas mengenai bentuk implementasi perlindungan hukum terhadap waitress berdasarkan hukum ketenagakerjaan

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan Hidayahnya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

1) Bagi Sekolah dari penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan kontribusi untuk pengembangan sekolah SMP.. Takhasus Al-Qur’an Tarub dalam hal integrasi

(1) Menunjuk, menugaskan dan memberi wewenang kepada Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika untuk melaksanakan ketentuan - ketentuan yang telah di

Dari beberapa pengertian nikah tersebut di atas maka dapat penulis kemukakan bahwa pernikahan adalah suatu akad antara seorang pria dengan wanita atas dasar

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1). Mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran biologi Kelas IX-F semester I mengenai konsep

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH,