• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMAHAMI HUKUM ACARA PIDANA. ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MEMAHAMI HUKUM ACARA PIDANA. ppt"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Lanjutan…

Asas oportunitas asas ini memberikan

wewenang kepada penuntut umum untuk tidak menuntut seseorang yang

melakukan perbuatan pidana jika adanya tuntutan tersebut dianggap tidak

“opportuun” (tidak berguna bagi

kepentingan masyarakat)  Pasal 35 c UU

Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan RI

(6)

Lanjutan…

Asas pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum  Pasal 153 Ayat 3 dan 4, 195 KUHAP

jo Pasal 13 UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan Kehakiman

Asas semua orang diperlakukan sama di

depan hukum  Pasal 4 Ayat 1 UU Nomor 48

Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman Asas peradilan dilakukan “demi keadilan

berdasarkan Ketuhanan YME”  Pasal 2 Ayat

(7)

Lanjutan…

Asas tersangka/terdakwa berhak

mendapatkan bantuan hukum  Pasal 69 –

74 KUHAP jo Pasal 56 – 57 UU Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman

Lawyer fee

Operasional feeSuccess fee

Asas ganti rugi dan rehabilitasi Pasal 95

(8)

Lanjutan…

Asas akusator dan inkisitor

Asas akusator adalah kebebasan

tersangka/terdakwa untuk mendapatkan bantuan hukum sehingga dalam setiap tingkat pemeriksaan hak-haknya tidak terabaikan

Asas inkisitor adalah mendudukkan

tersangka/terdakwa sebagai obyek dalam pemeriksaan pendahuluan

Yang dicari dalam situasi ini adalah pengakuan dari

(9)

Lanjutan…

Asas pemeriksaan hakim yang langsung

Pasal 154 – 155 KUHAP, di mana hakim akan bertanya secara langsung kepada terdakwa maupun saksi

Khusus untuk tindak pidana khusus seperti

korupsi, pencucian uang dan perikanan, dapat dilakukan secara in absentia

In absentia adalah ketidakhadiran

(10)

MIRANDA RULE

Miranda rule adalah suatu aturan yang

mengatur tentang hak-hak seseorang yang dituduh atau disangka telah melakukan

perbuatan pidana sebelum diperiksa oleh penyidik

Hak untuk tidak menjawab atau diam sebelum diperiksa

Hak untuk menghadirkan penasihat hukum dan hak untuk berkonsultasi sebelum dimulainya pemeriksaan

(11)

PIHAK-PIHAK DALAM HUKUM

ACARA PIDANA

Tersangka dan terdakwa

Tersangka adalah seseorang yang karena

perbuatannya atau keadaannya berdasarkan bukti permulaan patut diduga sebagai pelaku

perbuatan pidana

Terdakwa adalah seorang tersangka yang

dituntut, diperiksa dan di adili di pengadilan

Penyelidik dan penyidik

Penyelidik adalah pejabat kepolisian negara yang

diberi wewenang oleh UU untuk melakukan penyelidikan

Penyidik adalahpejabat kepolisian negara atau

(12)

Lanjutan…

Penuntut Umum (Jaksa) jaksa yang oleh UU diberi kewenangan untuk melakukan penuntutan dan melaksanakan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap (inkracht)

Penasihat Hukum seseorang yang

memenuhi syarat yang ditentukan oleh atau berdasarkan UU untuk memberikan bantuan hukum

(13)

TAHAP-TAHAP PEMERIKSAAN

PERKARA PIDANA

Surat panggilan

Memuat:

Alasan pemanggilan (sebagai tersangka, saksi atau

ahli)

Ditandatangani oleh pejabat penyidik

Memperhatikan tenggang waktu yang wajar

dan layak

Tenggang waktu yang wajar (minimum 3 hari

sebelum pemeriksaan)

Jika panggilan pertama tidak hadir

panggilan kedua  jika tetap tidak hadir 

(14)

HAK-HAK TERSANGKA DALAM

PEMERIKSAAN

Memberikan keterangan secara bebas tanpa tekanan dari siapapun dan dalam bentuk apapun (Pasal 117 Ayat 1

KUHAP)

Hak untuk dicatat keterangannya secara teliti sesuai

dengan kata-kata yang disampaikan oleh tersangka sendiri (Pasal 117 Ayat 2 KUHAP)

Hak untuk meneliti dan membaca kembali hasil

pemeriksaan sebelum ditandatangani (Pasal 118 Ayat 1 KUHAP)

Catatan: Jika didampingi oleh PH maka sifat PH hanya pasif, yaitu terbatas hanya melihat dan mendengar

Fungsi PH:

(15)

PENYIDIKAN

Tujuan:

Untuk mencari serta mengumpulkan buktiUntuk membuat terang mengenai tindak

pidana yang terjadi

Untuk menemukan tersangka

Siapa yang menjadi penyidik?

Pejabat polisi negara Ri

Pejabat PNS tertentu yang diberi wewenang

(16)

PENAHANAN

Syarat-syarat:

Ada bukti yang cukup

Ada keadaan yang menimbulkan kekuatirak

bahwa tersangka/terdakwa akan:

Melarikan diri

Meghilangkan barang bukti

Melakukan perbuatan pidana lainnya

Ada surat perintah penahanan atau

penetapan hakim

Tembusan surat perintah penahan harus

(17)

MASA PENAHANAN

Tingkat

Penahanan Pihak yang Menahan HukumDasar Maksimal Waktu Penahan

Perpanjang an

Penahanan

Penyidikan Penyidik Pasal 24 Ayat 1 dan 2

KUHAP

20 hari 40 hari

Penuntutan Penuntut

Umum Pasal 25 Ayat 1 dan 2 KUHAP

20 hari 30 hari

Pengadilan

Negeri Hakim PN Pasal 26 Ayat 1 dan 2 KUHAP

30 hari 60 hari

Pengadilan

Tinggi Hakim PT Pasal 27 Ayat 1 dan 2 KUHAP

30 hari 60 hari

MA Hakim MA Pasa 28 Ayat 1 dan 2

KUHAP

(18)

JENIS PENAHANAN

Penyidik, penuntut umum dan hakim berwenang untuk melakukan penahan dalam bentuk:

Penahanan di rumah tahanan (rutan)Penahanan rumah

Penahanan kota

Terhadap penahanan, tersangka/terdakwa dapat mengajukan:

Penangguhan penahanan (Pasal 31 KUHAP); atau

Penangguhan penahanan tidak memotong masa hukuman

Pengalihan jenis penahanan (Pasal 22 KUHAP)

(19)

PENUNTUTAN

• Penuntutan adalah tindakan penuntut

umum untuk melimpahkan perkara pidana ke PN yang berwenang dengan permintaan supaya perkara tersebut diperiksa dan

diputus oleh hakim (Pasal 1 butir 7 KUHAP)

Penuntut Umum selanjutnya membuat

surat dakwaan

Rumusan surat dakwaan harus sejalan dengan hasil pemeriksaan penyidikan

(20)

SYARAT SURAT DAKWAAN

 Syarat formil

Dakwaan harus memuat tanggal dan tandatangan dari penuntut umum, dengan memuat:

Nama lengkap

Tempat lahir/tanggal lahir Jenis kelamin

Kebangsaan Tempat tinggal Agama

Pekerjaan

 Syarat materiil

(21)

BENTUK SURAT DAKWAAN

Tunggal dalam surat dakwaan, hanya ada satu tindak pidana yang didakwakan

Alternatif/pilihan dalam surat dakwaan, terdapat beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis, di mana lapisan yang satu merupakan alternatif dan bersifat

mengecualikan dakwaan pada lapisan lainnya. Bentuk seperti ini dibuat bila belum didapat

kepastian perbuatan pidana mana yang paling tepat untuk dibuktikan  Pertama: Pasal 362

(22)

Lanjutan…

Bertingkat/berlapis/subsidair surat dakwaan subsidair terdiri dari beberapa dakwaan yang disusun secara berlapis yang

mana lapisan yang satu berfungsi menggantikan lapisan sebelumnya  Contoh: pembunuhan, primair: Pasal 340

tentang pembunuhan berencana dan subsidair: Pasal 338 tentang pembunuhan

Kumulatif dalam surat dakwaan didakwakan beberapa tindak pidana sekaligus  contoh: Pasal 338 tentang pembunuhan,

Pasal 363 tentang curat dan Pasal 285 tentang perkosaan

Campuran/kombinasi dalam surat dakwaan dikombinasikan antara dakwaan kumulatif dan dakwaan subsidair  contoh:

(23)

PEMERIKSAAN DI

PENGADILAN

Macam-macam acara pemeriksaan pidana

di PN

Acara pemeriksaan cepat

Tipiring (Pasal 205 KUHAP)

Pelanggaran lalu lintas (Pasal 211 KUHAP)

Acara pemeriksaan singkat Pemeriksaan

perkara yang oleh penuntut umum,

pembuktian dan penerapan hukumnya muda dan sederhana (tidak boleh lebih dari 2

minggu)  contoh: adanya perdamaian dan

(24)

Lanjutan…

Acara pemeriksaan biasa kurang lebih

sama dengan acara pemeriksaan singkat

namun ada beberapa hal yang membedakan, seperti:

Hakim berbentuk majelis

Ada surat pelimpahan perkaraAda surat dakwaan

Pemerksaan dilakukan secara bertahap sesuai

dengan KUHAP

Pembuktian dilakukan secara berurutanSaksi disumpah

(25)

ALAT BUKTI

Pengertian

Alat bukti yang ada hubungannya dengan suatu

tindak pidana, di mana alat-alat tersebut digunakan sebagai bahan pembuktian di persidangan untuk menimbulkan keyakinan bagi hakim

Pasal 148 Ayat 1 KUHAP mengenai alat-alat bukti yang

sah

Keterangan saksi

Keterangan ahli

Surat

Petunjuk hanya dapat diperoleh dari keterangan

saksi, surat dan keterangan terdakwa

(26)

ALAT BUKTI ≠ BARANG BUKTI

Alat bukti

sebagaimana yang diatur di dalam

pasal 184 Ayat 1 KUHAP

Barang bukti

adalah

barang-barang yang bisa dikenakan

(27)

PUTUSAN (VONNIS)

Bebas murni (vrijpraak)  putusan ini dijatuhkan bilama dakwaan

JPU tidak terbukti sama sekali (Pasal 191 (1) KUHAP)

Lepas dari segala tuntutan hukum (bebas tidak murni) (onslag van

rechts vervoolging)  putusan ini dijatuhkan bilamana terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan namun dengan

pengecualian: (Pasal 191 (2) KUHAP)

Perbuatannya bukan perbuatan pidana

Terdakwa tidak dapat dipertanggungjawabkan pidananya (alasan

pemaaf)

Dilakukan secara terpaksaMembela diri (noodweer)

Adanya alasan pembenar (diperintahkan UU atau menjalankan

perintah)

Pemidanaan  putusan ini dijatuhkan bilamana dakwaan JPU

(28)

UPAYA HUKUM

 Pengertian

Hak terdakwa atau JPU untuk tidak menerima putusan

pengadilan, berupa:

Banding upaya hukum yang dapat diminta oleh salah satu pihak atau kedua belah pihak yang

berperkara atas putusan PN kepada PT

Kasasi upaya hukum yang dapat diminta oleh salah satu pihak atai kedua belah pihak yang berperkara atas putusan PT kepada MA

Peninjauan Kembali (upaya hukum luar biasa)

Putusan pengadilan telah bersifat inkracht

Referensi

Dokumen terkait

Pol : B/3022/XII/2009/ SDEOPS, tanggal 14 Desember 2009 tentang Penanganan Kasus melalui Alternatif Dispute Resolusion (ADR) dijelaskan bahwa salah satu bentuk

Putusan pengadilan biasa yang telah berkekuatan tetap yang bersifat inter-partes atau yang mengikat di antara pihak-pihak berperkara, putusan mana mengandung

Bentuk tindak pidana yang ditekankan disini adalah salah satu unsur yang terbukti (unsurnya bersifat alternatif) untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul

Tidak menutup kemungkinan seorang pelaku akan melakukan beberapa tindak pidana, tidak hanya satu, dua atau bahkan lebih dan, seperti halnya kasus yang terdapat

Tanpa ada keberatan dari terdakwa maupun penasehat hukumnya terhadap dakwaan yang telah dibacakan oleh penuntut umum, majelis hakim yang memeriksa surat dakwaan dan

Penuntut Umum untuk menentukan suatu perkara tindak pidana dapat dilakukan Penuntutan atau tidak, membuat surat dakwaan, dan melimpahkan perkara pidana ke

DAFTAR PUSTAKA Andi Hamzah, Penqcmtar I luki.un Acara Pidana, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984.. Andi Hamzah dan lrdan Dahlan, Surat Dakwaan, Alumni, Band u n g,