• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendapatan konsumsi dan tabungan dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendapatan konsumsi dan tabungan dan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KONSUMSI, DAN TABUNGAN, DAN INVESTASI

A. PENDAHULUAN

Pendapatan (Income) adalah jumlah balas jasa yang diterima pemilik faktor produksi selama 1 tahun. Pendapatan

disimbolkan dengan (Y).

Konsumsi (Consumption) adalah bagian dari pendapatan yang dibelanjakan. Konsumsi disimbulkan dengan (C).

Tabungan (Saving) adalah bagian dari pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan. Tabungan disimbolkan

dengan (S).

Investasi (Investment) adalah bagian dari pendapatan perusahaan yang ditanam atau sebagai penambah modal.

Investasi disimbolkan dengan (I).

B. KONSUMSI

Konsumsi adalah kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan barang dan jasa. Kegiatan konsumsi atau

pengeluaran konsumsi terdri atas konsumsi pemerintah (government consumption) dan konsumsi rumah tangga

(private consumption). Naun dalam pembahasan ini, difokuskan pada konsumsi rumah tangga yang memiliki porsi

terbesar dalam pengeluaran konsumsi total (agregat). Mengingat porsinya yang besar, maka konsumsi rumah tangga

mempunyai pengaruh yang kuat terhadap stabilitas perekonomian.

Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya konsumsi rumah tangga.

a. Faktor-Faktor Ekonomi

1) Pendapatan dan Kekayaan Rumah Tangga

Pendapatan rumah tangga sangat besar pengaruhnya terhadap tingkat konsumsi. Pada umumnya, semakin

besar pendapatan rumah tangga maka tingkat konsumsi makin tinggi karena kemampuan untuk membeli

berbagai kebutuhan juga semakin meningkat.

Kekayaan rumah tangga terdiri atas kekayaan riil (rumah, tanah, perhiasan, mobil) dan kekayaan

finansial (tabungan, deposito dan saham). Apabila rumah, mobil, tanah kita sewakan maka akan memperoleh

bunga, sedangkan saham akan mendapatkan deviden (keuntungan). Semuanya itu akan meningkatkan

penghasilan rumah tangga yang berdampak pada meningkatnya pengeluaran konsumsi.

2) Tingkat Bunga

Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi konsumsi karena biaya ekonomi (opportunity cost) dari

kegiatan konsumsi akan semakin mahal. Bagi mereka yang mempunyai kelebihan dana, akan lebih

menguntungkan apabila sebagian pendapatannya digunakan untuk deposito atau tabungan. Hal tersebut

tentunya mengurangi tingkat konsumsi.

3) Perkiraan Harga di Masa Depan

Adanya perkiraan kenaikan atau penurunan harga di masa depan akan mempengaruhi tingkat konsumsi

rumah tangga. Misalnya, harga sembako menjelang hari raya akan meningkat, maka konsumsi memilih

(2)

4) Jumlah Anggota Keluarga

Semakin banyak jumlah anggota keluarga, maka tingkat konsumsi akan meningkat. Sebaliknya, jumlah

keluarga sedikit, maka tingkat konsumsinya lebih rendah.

b. Faktor-Faktor Nonekonomi

Semakin majunya arus informasi dan teknologi akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat. Dewasa ini

semakin mudah dalam mengakses informasi baik dari media radio, televise, surat kabar maupun internet, telah

membawa perubahan dalam pola hidup masyarakat. Misalnya, banyaknya iklan tentang produk makanan akan

meningkatkan konsumsi produk makanan. Selain itu adanya kemudahan bertransaksi melalui internet, akan

mendorong rumah tangga untuk meningkatkan kegiatan konsumsi.

c. Faktor-Faktor Demografi (Kependudukan)

1) Jumlah Penduduk

Meningkatnya jumlah penduduk akan memperbesar pengeluaran secara menyeluruh (agregat).

2) Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk suatu negara terdiri atas :

a) usia yaitu produkstif dan tidak produkstif,

b) pendidikan yaitu rendah, menengah, dan tinggi,

c) wilayah tinggal yaitu di perkotaan dan pedesaan.

Banyaknya usia produktif ( 15 – 64 tahun ) yang bekerja akan meningkatkan pengeluaran konsumsi. Demikian pula semakin tinggi tingkat pendidikan maka kebutuhan hidupnya semakin meningkat. Makin

banyak penduduk yang tinggal di perkotaan dengan pola hidup yang konsumtif akan memperbesar

pengeluaran konsumsi agregat.

1. Fungsi Konsumsi

Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan konsumsi (C) dengan pendapatan (Y). Fungsi ini

dapat digambarkan dalam kurva persamaan fungsi konsumsi yang menggambarkan sifat hubungan diantara tingkat

konsumsi rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposable) perekonomian

tersebut.

Konsep pendapatan dibagi dalam pendapatan nasional (Y) dan pendapatan yang siap dibelanjakan setelah

dikurangi pajak (pendapatan disposibel atau Yd). Berikut ini persamaan fungsi konsumsi.

= + =

Keterangan :

C = konsumsi

(3)

b = tambahan konsumsi yang diakibatkan oleh bertambahnya pendapatan (selisih tingkat konsumsi

sekarang dan sebelumnya dibagi selisih besarnya pendapatan sekarang dan sebelumnya = ∆

∆ ) =

(Marginal Propensity to Consume)

Y = pendapatan nasional

Yd = pendapatan disposibel yaitu pendapatan netto yang siap dibelanjakan setelah dikurangi pajak

Contoh :

Besarnya konsumsi seseorang sebelum memperoleh pendapatan sebesar Rp. 400.000,00 per bulan. Namun setelah dia

bekerja dan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 1.000.000,00, tingkat konsumsi mengalami peningkatan sebesar Rp.

600.000,00 per bulan. Hitunglah besarnya konsumsi orang tersebut !

2. Teori Konsumsi

1) Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Absolut (Absolute Income Hypothesis).

Teori ini terkenal dengan Absolute Income Hypothesis (Teori pendapatan absolut). Keynes menyatakan

tentang hubungan pengeluaran konsumsi dengan pendapatan nasional yang diukur berdasarkan harga konstan.

Keynes juga menjelaskan bahwa konsumsi saat ini (current consumption) sangat dipengaruhi oleh pendapatan

disposibel (current disposable income). Menurut Keynes, ada batas konsumsi minimal yang tidak tergantung

tingkat pendapatan. Artinya, tingkat konsumsi tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama

dengan nol. Itulah yang disebut konsumsi otonomus. Jika pendapatan disposibel meningkat, maka konsumsi juga

akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi tidak sebesar peningkatan pendapatan disposibel.

Pendapatan Disposibel KonsumsiPendapatan DisposibelKonsumsi

0 200 -

-1000 1000 1000 800

2000 1800 1000 800

3000 2800 1000 800

4000 3400 1000 800

5000 4200 1000 800

Pada saat tingkat pendapatan disposibel sama dengan nol, maka tingkat konsumsi adalah 200. Ini artinya

konsumsi minimal sama dengan 200. Saat pendapatan disposibel meningkat , konsumsi juga meningkat.

Kenaikan konsumsi disebabkan setiap 1000 unit kenaikan disposibel, sebanyak 800 digunakan untuk tambahan

konsumsi.

Terlihat bahwa tambahan konsumsi tidak sebesar tambahan pendapatan disposibel. Tigkat pendapatan 1000

merupakan tingkat pendapatan minimal agar rumah tangga mampu membiayai selruh konsumsinya, tanpa harus

(4)

Pendapatan

Disposabel Konsumsi

Δ Pendapatan

Disposabel Δ Konsumsi MPC APC

0 200

1.000 1.000 1.000 800 0,80 1,00

2.000 1.800 1.000 800 0,80 0,90

3.000 2.600 1.000 800 0,80 0,87

4.000 3.400 1.000 800 0,80 0,85

5.000 4.200 1.000 800 0,80 0,84

Sedangkan hubungan antara MPC dan MPS, APC dan APS dapat dilihat dalam table berikut ini.

Y C S Δ Y Δ C Δ S MPC MPS APC APS

0 200 -200

1.000 1.000 0 1.000 800 0,8 1,00 0

2.000 1.800 200 1.000 800 200 0,8 0,2 0,90 0,10

3.000 2.600 400 1.000 800 200 0,8 0,2 0,87 0,13

4.000 3.400 600 1.000 800 200 0,8 0,2 0,85 0,15

5.000 4.200 800 1.000 800 200 0,8 0,2 0,84 0,16

2) Teori Konsumsi dengan Hipotesis Siklus Hidup (Life Cycle Hypothesis)

Model konsumsi siklus hidup lebih menekankan pada variable sosial ekonomi, di mana yang lebih menjadi

perhatian adalah variable usia (umur). Model ini dikembangkan oleh Franco Modigliani, Albert Ando, Richard

Brumberg. Di dalam teorinya dijelaskan bahwa pengeluaran konsumsi seseorang sangat tergantung dari

perjalanan umur seseorang.

Model siklus hidup ini membagi perjalanan manusia ke dalam 3 periode sebagai beikut.

1. Periode belum produktif (0 tahun sampai dengan usia kerja). Dalam tahap ini dikatakan oleh ABM bahwa

seseorang melakukan konsumsi dalam kondisi “Dissaving”, kenapa demikian karena seseorang melakukan konsumsi sangat tergantung pada orang lain.

2. Periode produktif (dari usia kerja sampai dengan usia di mana orang tersebut sudah menjelang usia tua).

Tahap ini dikatakan bahwa seseorang berkonsumsi dalam kondisi “Saving”, kenapa dikatakan demikian, karena seseorang pada tahap ini pengeluaran konsumsinya sudah tidak tergantung pada orang lain.

3. Periode tidak produktif lagi. Tahap ini seseorang kembali berada dalam kondisi “Dissaving”, dengan kata lain bahwa seseorang melakukan konsumsi kembali tergantung pada orang lain. Karena dalam tahap ini

(5)

Formulasi model fungsi konsumsi siklus hidup sebagai berikut:

C = aW

Ada tiga faktor yang membentuk nilai W

a) Nilai sekarang penghasilan dari kekayaan yaitu berupa bunga, sewa.

b) Nilai sekarang penghasilan dari balas jasa kerja yaitu berupa upah, gaji.

c) Nilai sekarang penghasilan upah yang diharapkan diterima seumur hidup.

3) Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Relatif (Relative Income Hypothesis)

James Dusenberry mengemukakan bahwa pengeluaran konsumsi suatu masyarakat ditentukan terutama oleh

tingginya pendapatan tertinggi yang pernah dicapainya.

Dalam teorinya, Dusenberry menggunakan dua asumsi yaitu:

1. Selera sebuah rumah tangga atas barang konsumsi adalah interdependen. Artinya pengeluaran konsumsi

rumah tangga dipengaruhi oleh pengeluaran yang dilakukan oleh orang sekitarnya. Sebagai misal,

seseorang yang memiliki kemampuan pengeluaran konsumsi yang sederhana tinggal di tempat

masyarakat yang pengeluaran konsumsinya serba kecukupan, secara otomatis ada rangsangan dari

orang tersebut untuk mengikuti pola konsumsi di masyarakat sekitarnya.

2. Pengeluaran konsumsi adalah irreversibel. Artinya pola pengeluaran seseorang pada saat penghasilan

naik berbeda dengan pola pengeluaran pada saat penghasilan mengalami penurunan. Sebagai misal,

apabila pendapatan seseorang mengalami kenaikan maka secara otomatis konsumsi juga mengalami

kanaikan dengan proporsi tertentu, dst bila pendapatan mengalami penurunan, maka juga akan diikuti

oleh penurunan konsumsinya.

4) Teori Konsumsi dengan Hipotesis Pendapatan Permanen (Permanent Income Hypothesis)

Teori dengan hipotesis pendapatan permanen dikemukakan oleh M Friedman. Menurut teori ini pendapatan

masyarakat dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pendapatan permanen (permanent income) dan pendapatan

sementara (transitory income). Pendapatan permanen dapat diartikan :

1. Pendapatan yang selalu diterima pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya, misalnya

pendapatan dari gaji, upah.

2. Pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan kekayaan seseorang (yang menciptakan

kekayaan).

Kekayaan yang dimiliki seseorang dapat dikelompokkan sebagai berikut:

a. Kekayaan non manusia (non human wealth) adalah bentuk kekayaan fisik yaitu barang-barang konsumsi

tahan lama (gedung, rumah, obligasi,dsb).

b. Kekayaan manusia (human wealth) adalah dalam bentuk kemampuan yang melekat pada diri manusia itu

sendiri (keahlian, pendidikan, dsb).

(6)

1) Tidak ada korelasi antara pendapatan permanen dengan pendapatan transitory, karena pendapatan sementara

merupakan faktor kebetulan saja.

2) Pendapatan sementara tidak mempengaruhi pengeluaran konsumsi.

C. TABUNGAN

Penghasilan yang diterima oleh suatu keluarga tidak selalu habis dibelanjakan untuk membeli barang-barang

kebutuhan. Orang kaya dengan penghasilan yang tinggi akan menghabiskan seluruh penghasilannya untuk konsumsi

(kecuali kalau kekayaannya itu diboroskan untuk cara hidup yang serba mewah). Akan tetapi orang-orang sederhana

pun berusaha untuk menyisihkan sekadar uang agar kemudian hari bisa membeli barang-barang yang agak mahal.

Bagian penghasilan yang tidak habis dibelanjakan untuk konsumsi disebut tabungan. Tabungan masyarakat ikut

berpengaruh terhadap arus uang beredar terhadap nvestasi, produksi, dan permintaan, dan berperan dalam rangka

stabilitas dan pembangunan ekonomi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat tabungan, yaitu

:

a. Pendapatan Rumah Tangga

Pada umumnya semakin tinggi pendapatan, apabila diikuti oleh sikap berhemat maka akan memperbesar

tingkat tabungan. Di negara-negara maju yang pendapatan per kapitanya tinggi, kecenderungan mengonsumsi

semakin rendah sehingga tingkat tabungan semakin tinggi.

b. Tingkat Bunga

Tingkat bunga yang tinggi merupakan faktor yang menarik bagi individu atau masyarakat untuk menambah

jumah tabungannya. Mereka menharapkan memperoleh pendapatan berupa bunga yang lebih tinggi dengan

semakin besar nilai tabungan yang dimiliki.

c. Sikap Hemat

Sikap berhemat terhadap pola konsumsi yang diikuti oleh kegemaran menabung akan memperbesar jumlah

tabungan. Apabila jumlah tabungan meningkat secara keseluruhan, akan memperbesar nilai investasi nasional.

d. Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan adalah pembagian pendapatan secara merata sesuai kemampuan dan kapasitas yang

dimiliki individu. Akses terhadap sumber daya yang merata akan meningkatkan pendapatan perkapita

masyarakat. Sehingga semakin tinggi pendapatan, diharapkan tingkat tabungan juga semakin besar.

e. Kondisi Perekonomian

KOndisi perekonomian yang membaik (tingkat pengangguran rendah, kesempatan kerja luas, investasi dan

pertumbuhan ekonomi tinggi) akan meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat. Membaiknya perekonomian

akan meningkatkan jumlah tabungan karena pendapatan meningkat.

Setelah dipahami konsep tabungan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan dan

tabungan sehingga fungsi tabungan (S) dapat didefinisikan sebagai hubungan antara tingkat pendapatan dan tingkat

tabungan. Dengan kata lain, fungsi tabungan adalah kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat

tabungan rumah tangga dalam perekonomian dengan pendapatan nasional (pendapatan disposibel) perekonomian

(7)

= − + (1 − ) = − + (1 − )

Keterangan :

S = tabungan

a = nilai S pada saat nilai Y atau Yd= 0

b = tambahan tabungan yang diakibatkan bertambahnya pendapatan (selisih tingkat tabungan sekarang

dan sebelumnya dibagi selisih besarnya pendapatan sekarang dan sebelumnya = ∆

∆ ) =

(Marginal Prospensity to Saving).

Y = pendapatan nasional

Yd = pendapatan disposibel

D. INVESTASI

1. Konsep Investasi

Investasi pada prinsipnya merupakan segala sesuatu yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau

menambah nilai potensi sumber daya yang lebih tinggi. Dengan demikian investasi tidak hanya dalam bentuk

fisik, tetapi juga nonfisik (peningkatan sumber daya).

Investasi fisik dapat berupa barang modal (pabrik dan peralatan), bangunan, persediaan barang (inventory),

sehingga investasi dapat didefinisikan sebagai pengeluaran atau konsumsi untuk meningkatkan stok barang modal

(capital stock) yang baru. Stok barang modal dinilai dengan uang yaitu :

=

Keterangan :

Qm = jumlah barang modal

Pm = harga barang modal per unit

2. Perhitungan Nilai Investasi

Investasi yang dilakukan tidak langsung menghasilkan manfaat, tetapi memerlukan tenggang waktu tertentu.

Makin tinggi jumlah dan kualitas investasi, maka tenggang waktunya makin lama. Misalnya investasi di bidang

otomotif (perakitan mobil), akan membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan investasi di bidang

pengolahan pangan.

Seseorang atau perusahaan sebelum melakukan investasi akan melakukan studi kelayakan investasi atau

bisnis. Apabila investasi yang direncanakan menghasilkan keuntungan dan mempunyai prospek untuk masa

mendatang maka keputusan investasi akan dilakukan.

Pertimbangan pokok dari keputusan investasi adalah berapa nilai sekaran (presnt value) dari uang yang kan

kita peroleh di masa mendatang atau berapa nilai uang masa mendatang (future value) dari jumlah uang yang kita

(8)

Metode penghitungannya sebagai berikut.

a. Nilai Sekarang (Present Value)

Menghitung nilai sekarang adalah menghitung nilai sekarang dari perkiraan nilai yang akan diperoleh di

masa mendatang. Untuk menghitung nilai sekarang dapat digunakan rumus sebagai berikut.

=

(1 + )

Keterangan :

P = nilai sekarang

F = nilai yang akan datang

r = tingkat bunga

t = periode waktu

Contoh :

Dita ditawari usaha katerig oleh rekannya yaitu Dinar dengan investasi awal Rp. 100.000.000,00.

Berdasarkan perhitungan, tiga tahun mendatang Dita akanmemperoleh nilai nominal uang Rp.

150.000.000,00. Dita meminjam uang koperasi dengan tingkat bunga 12% per tahun. Hitunglah tingkat

pengembalian investasi Dita !

b. Nilai Masa Mendatang (Future Value)

Menghitung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang dari investasi yang

direncanakan. Berikut ini rumus untuk menghitung nilai masa mendatang.

− (1 + )

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi

a. Tingkat Pengembalian yang diharapkan (Expected Rate of Return)

Faktor ini sangat dipengaruhi oleh kondisi internal maupun eksternal perusahaan. Kondisi internal adalah

tingkat efesiensi pada proses produksi dan distribusi, kualitas sumber daya manusia, maupun tingkat teknologi

yang digunakan.

Adapun kondisi eksternal adalah perkiraan tingkat peroduksi, pertumbuhan ekonomi domestik maupun

internasional dan kebijakan pemerintah.

b. Tingkat Bunga

Faktor utama yang menentukan biaya investasi adalah tingkat bunga pinjaman. Semakin tinggi tingkat

bunga pinjaman maka biaya investasi semakin mahal.

c. Ketersediaan Faktor-Faktor Produksi

Berbicara tentang produksi tidak lepas dari faktor-faktor produksi yang digunakan. Ketersediaan faktor

produksi yang banyak dan mudah di dapat akan menarik minat berinvestasi. Misalnya, Indonesia memiliki

penduduk yang besar (merupakan asset, tenaga kerja dan pasar bagi produk yang dihasilkan) dan kekayaan

(9)

d. Peluang Pasar

Suatu keputusan investasi tidak akan menguntungkan apabila tidak memiliki pasar. Semakin besar pasar

bagi hasil produksi maka investasi akan semakin menguntungkan.

e. Iklim Usaha yang Kondusif

Kebijakan pemerintah pusat maupun daerah yang mendukung iklim investasi akan menarik minat

investor. Misalnya pemerintah memberikan kemudahan dalam perizinan usaha, perbaikan infrastruktur,dan

sebagainya.

f. Terjaminnya Keamanan dan Stabilitas Politik

Suatu daerah atau negara yang sering terjadi konflik atau kerusakan, akan mengurangi minat investor.

Pelaku investasi tidak mau beresiko terhadap keamanan asset usahanya apabila pemerintah maupun

masyarakat tidak menjaga keamanan.

E. HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI, TABUNGAN, DAN INVESTASI

Terdapat hubungan antara konsumsi, tabungan, dan investasi. Apabila tingkat konsumsi tinggi maka tingkat

tabungan akan rendah. Rendahnya tabungan yang berfungsi sebagai sumber utama lembaga keuangan

(bank/nonbank) dalam melakukan pinjaman akan berdampak pada berkurangnya jumlah pinjaman yang

disalurkan kepada nasabah. Hal ini akan menyulitkan para pelaku investasi dalam memperoleh pinjaman untuk

melakukan investasi. Hubungan antara konsumsi, tabungan, dan investasi dapat dilihat dari persamaan berikut ini.

= +

= +

+ = +

=

F. KESIMPULAN

a. Penghasilan pada dasarnya merupakan pendapatan yang diperoleh untuk membiayai konsumsi, tabungan dan

investasi sehingga jika kita berkeinginan untuk hidup mandiri pada saat usia produkstif, maka harus

menyiapkan diri dengan menabung atau investasi agar dapat membiayai hidup kelak dengan memadai.

b. Konsumsi adalah kegiatan dalam memanfaatkan atau menggunakan barang dan jasa. Konsumsi dipengaruhi

oleh faktor-faktor ekonomi dan nonekonomi.

c. Tabungan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pendapatan rumah tangga, tingkat bunga, sikap berhemat,

distribusi pendapatan, dan kondisi perekonomian.

d. Dari persamaan fungsi konsumsi dan tabungan, dapat dicari nilai kecenderungan mengonsumsi marginal dan

kecenderungan menabung marginal (MPC dan MPS).

e. Investasi dapat berupa investasi fisik dan nonfisik. Investasi fisik adalah pengeluaran untuk meningkatkan

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan untuk salep dengan basis larut air memiliki daya sebar 4,5 salep dengan tipe ini belum memenuhi parameter yang ada hal ini dikarenakan salep ekstrak daun

Siti Fahimatuzzahro, Impelementasi Model Directed Reading Activity Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII

Bidang penguiian Bahan atau produk yang diuji Jenis pengujian atau sifht-sifat yang diukur Spesifikasi, metode pengujian, teknik yang digunakan Keterangan Penandatangan

Keseluruhan kewajiban uang kuliah yang harus dibayar di Semester 1 meliputi: Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP), Biaya Pendaftaran Semester, Iuran Kegiatan Mahasiswa (IKM),

Dan plot ketiga menyatakan hubungan dengan sikap pada ekowisata yaitu iklan Central ( Means 4,75),dan variable dependent x3,angka signifikansi di bawah 0,05

“Mengenai strategi pembelajaran yang akan digunakan oleh guru - guru MA Salafiyah Ahmad Said Kirig Mejobo Kudus, saya selaku Kepala Madrasah memberikan wewenang penuh

Saya tidak mudah murung ketika mengalami kesulitan beradaptasi dengan orang Jawa.. Pikiran saya tetap fokus meskipun mendengar bahasa Jawa yang tidak saya

Dari data tersebut diatas, maka perlu kiranya untuk membuat sebuah penelitian terhadap perusahan ini. Sesuai hasil wawancara sementara dilapangan bahwa pada tahun 2010