• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL STIA PENGARUH PENGAWASAN TERHAD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL STIA PENGARUH PENGAWASAN TERHAD"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, masalah kinerja merupakan sebuah tugas bagi pemerintahan yang harus diperbaiki. Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan publik masih rendah, hal tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah kinerja dan Pengawasan pegawai dalam pelayanan publik yang masih kurang. Hal itu disebutkan data yang dimiliki Kemendagri sebanyak 1.221 orang PNS terjerat kasus hukum. Rendahnya kinerja pegawai negeri sipil karena tersangkut kasus korupsi adalah karena lemahnya sistem pengawasan intern dan terbatasnya jumlah aparatur pengawas.

Pengawasan merupakan sebuah aspek penting dalam manajemen aparatur negara agar segala tugas, fungsi, dan program-program yang dijalankan pemerintah dapat berjalan sebagaimana mestinya. Fungsi pengawasan juga sangat berpengaruh terhadap kinerja karena dalam proses pengawasan dapat mengendalikan pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu agar aparatur atau pegawai pemerintahan dapat mencapai kinerja yang baik maka diperlukan fungsi pengawasan yang baik pula.

Melalui suatu kebijakan pengawasan yang baik dan membina, maka diharapkan kinerja pegawai negeri sipil yang saat ini dianggap lemah,

(2)

terutama di bidang kontrol pengawasan, dapat ditingkatkan kapasitasnya dalam rangka membangun infrastruktur birokrasi yang lebih kompetitif.

Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan kepada bawahan mampu mendorong bawahan melakukan pekerjaan dengan kedisiplinan kerja yang tinggi. Pengawasan kerja terhadap pegawai yang berjalan dengan baik juga akan mengurangi tingkat kesalahan para pegawai sehingga disiplin kerja pegawai dapat tercapai semaksimal mungkin. Oleh karena itu pihak manajemen organisasi dituntut untuk dapat menciptakan prosedur pengawasan yang baik dan wajar. Pengawasan yang dilakukan secara baik dan wajar akan mendorong semangat kerja pegawai yang tinggi dan secara tidak langsung akan meningkatkan disiplin kerja para pegawai.

Dengan adanya pengawasan di unit kerja dapat membantu pengawasan yang baik dan akan meningkatkan disiplin kerja pegawai, sebab dalam organisasi apapun disiplin kerja merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan, faktor ini sangat penting dalam meraih hasil yang diinginkan. Adanya tindakan pengawasan akan membantu Inspektur/pimpinan dalam mengatur pekerjaan yang direncanakan dan memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tersebut sesuai dengan rencana. Selain itu, pengawasan dilaksanakan untukmenemukan kelemahan dan kesalahan yang harus dibetulkan dan mencegah agar kesalahan tersebut tidak terjadi lagi.

(3)

dipengaruhi oleh manusianya atau orang-orang yang mengadakan pengawasan dan seorang pengawas haruslah mengetahui hal-hal apa yang perlu diawasi. Pendisiplinan pegawai instansi pemerintah adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan memperbentuk pengetahuan, sikap dan prilaku pegawai untuk bekerja secara kooperatif dengan para pegawai yang lain. Disiplin yang baik tercermin dari besarnya rasa tanggung jawab seseorang inspektur terhadap tugas yang diberikan kepada bawahanya. Maka peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan bagi pegawai dalam menciptakan tata tertib yang baik di dalam organisasi, sebab kedisiplinan suatu organisasi dikatakan baik jika sebagian pegawai menaati peraturan-peraturan yang ada.1

Kantor Camat mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. Dilihat dari kedudukannya Kantor Camat merupakan tempat yang sangat rentan terhadap penyalahgunaan fungsinya oleh karena itu untuk menunjang pelaksanaan kegiatan operasional, perlu diterapkan tindakan pengawasan yang rutin dari pimpinan terhadap pegawainya. Dengan pengawasan yang baik menigkatkan disiplin kerja pegawai, sebab dalam organisasi apapun disiplin kerja merupakan hal yang tidak boleh ditinggalkan, faktor ini sangat penting dalam meraih hasil yang diinginkan. Begitupun dengan Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo, pentingnya pengawasan agar tidak terjadi pelanggaran

(4)

disiplin pegawai harus selalu melakukan pengawasan terhadap pegawai untuk meningkatkan kedisiplinan.

Kegiatan pengawasan oleh atasan berarti mencegah adanya penyimpangan, keterlambatan kerja, kesalah pahaman dan penyelewengan kerja. Oleh karena itu pentingnya melakukan pengawasan secara langsung sangat diperlukan demi kelancaran pemerintahan, agar pegawai yang bekerja disana haruslah pegawai-pegawai yang berdaya guna dan mempunyai disiplin kerja yang tinggi pula.

Atas tujuan tersebut peneliti akan membukukannya dalam sebuah proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Pengawasan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil di Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo”

1.2 Rumusan Masalah

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain:

1. Sejauh manakah pengawasan kerja pegawai di Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo?

2. Seberapa besarkah disiplin kerja pegawai pada Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo?

(5)

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui sejauh manakah pengawasan kerja pegawai di Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo.

2. Untuk mengetahui seberapa besarkah disiplin kerja pegawai pada Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo.

3. Untuk mengetahui adakah pengaruh pengawasan kerja terhadap disiplin kerja pegawai Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo.

1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Penelitian ini di harapkan dapat memberikan informasi mengenai kondisi kinerja pegawai negeri sipil, sehingga dapat mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya disiplin ilmu Administrasi Negara serta bagi penelitian lainnya yang sejenis.

b. Manfaat praktis

Manfaat yang diperoleh bagi pembaca dapat memberikan wawasan dan sumber pemikiran tentang pengawasan dan kinerja dalam telaah ilmu administrasi negara. Bagi pemerintah penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap instansi tekait dalam upaya penarikan kebijakan tentang pengawasan dan kinerja.

BAB II

(6)

2.1 Pengertian Pengawasan

Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang perlu diupayakan dalam mencapai tujuan organisasi yang efektif. Dengan adanya pengawasan dapat mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan, kegagalan dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Selain itu

pengawasan juga berupa suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang

sudah dilaksanakan, menilainya dan bila perlu mengoreksi, dengan maksud

supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.

Berkaitan dengan pengawasan di instansi pemerintah jika dikaitkan

dengan Organisasi Pemerintah, maka yang dimaksud dengan pengawasan

adalah salah satu fungsi organik manajemen yang merupakan proses kegiatan

pimpinan untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan, sasaran serta

tugas-tugas organik akan dan telah terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana,

kebijaksanaan, instruksi dan ketentuan-ketentuan yang berlaku.2

Sedangkan Sondang P. Siagian mengemukakan pengawasan yaitu

proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk

menjamin agar semua pekerjaan yang dilakukan berjalan sesuai dengan

rencana yang telah ditetapkan.3

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan, bahwa pengawasan

adalah proses untuk menjaga agar kegiatan terarah menuju pencapaian tujuan

2 Sudibyo Triadmojo. 2000. Sistem Pengawasan : LAN. Jakarta. Hal. 5.

(7)

seperti yang direncanakan dan bila ditemukan penyimpangan-penyimpangan

diambil tindakan koreksi.

2.2Tujuan Pengawasan

Dalam rangka meningkatkan disiplin kerja pegawai dengan tujuan

untuk mencapai tujuan organisasi sangat perlu diadakan pengawasan, karena

pengawasan mempunyai beberapa tujuan yang sangat berguna bagi

pihak-pihak yang melaksanakan. Tujuan pengawasan adalah mengusahakan agar

pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan

atau hasil yang dikehendaki.

Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang

direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan

utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar

pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan

untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang

dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan

tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya, baik pada waktu itu

maupun waktu-waktu yang akan datang.4

Syarat-syarat pengawasan dikemukakan oleh Simbolon yaitu :

1. Pengawasan harus dihubungkan dengan rencana dan kedudukan Seseorang Semua sistem dan teknik pengawasan harus menggambarkan/ menyesuaikan rencana sebagai pedoman.

2. Pengawasan harus dihubungkan dengan individu pimpinan dan pribadinya

(8)

Sistem pengawasan dan informasi dimaksudkan untuk membantu individu manajer pengawasan dan harus dikaitkan dengan pribadi individu untuk memperoleh informasinya.

3. Pengawasan harus menunjukkan penyimpangan-penyimpangan pada hal-hal yang penting

4. Pengawasan harus objektif

Pengawasan yang objektif ialah pengawasan yang berdasarkan atas ukuran-ukuran atau standar yang objektif yang telah ditentukan sebelumnya. Standar objektif dapat bersifat kuantitatif (dapat dihitung) dan dapat bersifat kualitatif (sukar dihitung).

5. Pengawaan harus luwes (fleksibel)

Fleksibilitas dalam pengawasan dapat dilakukan dengan berbagai pelaksanaan rencana alternatif sesuai dengan berbagai kemungkinan situasi.

6. Pengawasan harus hemat

Pengawasan harus dinilai dengan biaya. Biaya pengawasan relatif hemat, bila manfaatnya sesuai dengan pentingnya kegiatan.

7. Pengawasan harus membawa tindakan perbaikan (corrective action) Sistem pengawasan akan tidak mempunyai arti apabila tidak membawa tindakan perbaikan. Sistem pengawasan yang efektif ialah apabila ditemukan terjadinya kegagalan-kegagalan, maka kepada siapa ia harus bertanggung jawab, dan siapa yang dapat menjamin tindakan perbaikan.5

(9)

2.3 Pengertian Disiplin

Kata disiplin itu sendiri berasal dari bahasa Latin “discipline” yang berarti “latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat”.

Hal Ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya dan merupakan cara pengawas dalam membuat peranannya dalam hubungannya dengan disiplin.

Disiplin merupakan suatu kekuatan yang berkembang di dalam tubuh pekerja sendiri yang menyebabkan dia dapat menyesuaikan diri dengan sukarela kepada keputusan-keputusan, peraturan-peraturan, dan nilai-nilai tinggi dari pekerjaan dan tingkah laku. Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.6

Disiplin kerja dapat didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.7

Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran disini merupakan sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi, dia akan mematuhi atau

6 Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen tenaga Kerja Indonesia Pendekatan administratif dan Operasional. Bumi Aksara. Jakarta. Hal. 82.

(10)

mengerjakan semua tugasnya dengan baik, bukan atas paksaan. Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan perusahaan, baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja pegawai merupakan sikap atau tingkah laku yang menunjukkan kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan yang telah ditetapkan oleh instansi atau organisasinya baik yang tertulis maupun tidak tertulis sehingga diharapkan pekerjaan yang dilakukan efektif dan efesien.

2.4 Tujuan Disiplin Kerja

Secara umum dapat disebutkan bahwa tujuan utama disiplin kerja adalah demi kelangsungan organisasi atau perusahaan sesuai dengan motif organisasi atau perusahaan yang bersangkutan baik hari ini maupun hari esok. Secara khusus tujuan disiplin kerja para pegawai, antara lain :

1. Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik.

(11)

3. Pegawai dapat menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana, barangdan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya.

4. Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada organisasi.

5. Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.8

2.5 Disiplin Pegawai Negeri Sipil

Adapun kewajiban, larangan, dan tingkat dan jenis hukuman disiplin bagi seorang Pegawai Negeri Sipil yang telah diatur di dalam Peraturan Pemerintah No 53 tahun 2010 Pasal 3 dan 4, yaitu sebagai berikut :

Pasal 3 yang berbunyi, setiap PNS wajib : 1. Mengucapkan sumpah/janji PNS; 2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan;

3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Repulik Indonesia, dan Pemerintah;

4. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;

5. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab;

6. Menjunjung tinggi kehormatan negara, pemerintah, dan martabat PNS; 7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,

seseorang, dan/atau golongan;

8. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus dirahasiakan;

9. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan negara;

(12)

10.Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama dibidang keamanan, keuangan, dan materiil;

11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja; 12.Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan

13.Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

14.Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; 15.Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

16.Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan;

17.Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.9

2.6 Pengertian Kecamatan

Kecamatan adalah Daerah bagian kabupaten/kota yang membawahkan beberapa kelurahan, dikepalai oleh seorang camat. Kecamatan adalah sebuah pembagian administratif negara Indonesia di bawah Daerah Tingkat II. Sebuah kecamatan dipimpin oleh seorang camat dan dipecah kepada beberapa kelurahan dan desa-desa. Dalam bahasa Inggris kata kecamatan seringkali diterjemahkan kepada sub-distrik, meskipun tidak sedikit pula dokumen pemerintah Indonesia menerjemahkannya sebagai Daerah (distrik), ini karena kabupaten sebagai pembagian administratif negara Indonesia di bawah provinsi diterjemahkan sebagai regency. Provinsi Papua dan provinsi Papua Barat telah secara resmi mengganti penyebutan kecamatan menjadi distrik, sehingga jelaslah penerjemahan yang lebih sesuai dari kecamatan ke dalam bahasa Inggris adalah distrik. Di Indonesia, sebuah kecamatan atau kabupaten adalah pembagian dari kabupaten (kabupaten) atau kota (kota madya). Sebuah

(13)

kabupaten itu sendiri dibagi menjadi kelurahan atau desa administratif. Dalam Hal Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten/Kota yang mempunyai wilayah kerja tertentu di wilayah di bawah pimpinan Camat.10

Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kabupaten atau kota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan. Kecamatan atau sebutan lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten/kota. Kedudukan kecamatan merupakan perangkat daerah kabupaten/kota sebagai pelaksana teknis kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat. Pembentukan kecamatan adalah pemberian status pada wilayah tertentu sebagai kecamatan dikabupaten/kota. Penghapusan kecamatan adalah pencabutan status sebagai kecamatan di wilayah kabupaten/kota. Penggabungan kecamatan adalah penyatuan kecamatan yang dihapus kepada kecamatan lain. Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia,

2.7 Tugas dan Fungsi Kecamatan

Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, dan menyelenggarakan tugas umum pemerintah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana di maksud diatas kecamatan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menagani sebagaian urusan otonomi daerah.

(14)

2. Pelaksanaan Koordinasi kegiatan pemberdayaan masyarakat.

3. Pelaksanaan koordinasi upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

4. Pelaksanaan koordinasi penerapan penegakan peraturan perundang-undangan

5. Pelaksanaan koordinasi pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum.

6. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan kegiatan Pemerintah di tingkat kecamatan

7. Pembinaan penyelenggaraan pemerintah Desa/Kelurahan;

8. Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya; 9. Pembinaan dan pelaksanaan kesekretariatan kecamatan;

10. Pelaksanaan tugas - tugas lainnya yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya.11

Dari uraian diatas, diketahui peranan kantor kecamatan sangatla besar terhadap kependudukan, maka pengawasan terhadap kinerja pegawai negeri sipil harus dilaksanakan sebaik-baiknya hal ini untuk mengantisipasi dan mengatasi masalah pelanggaran disiplin pegawai dan untuk meningkatkan kedisiplinan.

(15)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian jenis kualitatif deskriptif sebagai metode untuk menjelaskan bagaimana pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai negeri sipil. Penelitian kualitatif menurut Moelong adalah penelitan yang bermaksud untuk memahami fenomena yang di alamioleh sunjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara menyeluruh dan dideskripsikan dalam bentuk kata-kata atau bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.12

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi dari penelitian ini adalah Kantor Kecamatan Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo. Alasan memilih lokasi ini adalah karena faktor geografis.

3.3 Populasi Sampel

Menurut Erwan dan Dyah populasi adalah semua individu/unit-unit yang menjadi target penelitian.Pada penelitian ini menggunakan metode yang dipakai dalam pengambilan responden adalah metode sensus, dimana seluruh populasi yang ada diambil sebagai respoden. Populasi yang diambil dalam

12 Moleong, Lexi J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Remaja Rosdakarya. Bandung. Hal. 4.

(16)

penelitian ini adalah pegawai negeri sipil di Kantor Camat Jujuhan Ilir Kabupaten Bungo.13

3.4 Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengamati bagaimana tindakan pegawai dalam melakukan pelayanan publik seltelah dilakukan pengawasan, dan melihat bagaimana pengawasan mempengaruhi kinerja pegawai. Jenis observasi yang digunakan adalah observer as observer. Menurut Moloeng Observasi jenis observer as observer dilakukan dengan cara peneliti bebas mengamati seca jelas subyeknya dari belakang kaca sefangkan subjeknya sama sekali tidak mengetahui apakah mereka sedang diamati.14

b. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan sebagai penunjang data dalam observasi. Menurut Moleong dokumentasi adalah pengumpulan data yang bersumber dari arsip dan dokumen yang ada, dapat berupa surat, memorandum, agenda, laporan-laporan peristiwa tertulis dan dokumen-dokumen administrasi.15

c. Kuisioner

Kuisioner dilakukan untuk memberi data tentang kepuasan masyarakat terhadap kinerja pegawai negeri sipil setelah dilakukannya metode pengawasan pada pegawai.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa inferensi, dengan maksud agar dapat menarik kesimpulan bagaimana pengawasan mempengaruhi kinerja pegawai negeri sipil.

13 Purwanto, Erwan Agus, Ph. D. Sulistyastuti, Dyah Ratih, Msi. 2007. Metode penelitian kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Gava Media. Yogyakarta. Hal. 37.

(17)

Menurut Erwan & Dyah analisa inferensi adalah analisa yang dimaksudkan untuk menarik kesimpulan. Di dalam proses penarikan kesimpulan (generalisasi), setidaknya ada tiga hal yang dapat dilakukan oleh analisa interfensi, yaitu :

a. Memperkirakan karakteristik populasi yang di dasarkan dari data sampel. b. Memperkirakan apakah perbedaan antar sampel mungkin terjadi dalam

suatu populasi.

c. Memperkirakan apakah pola hubungan yang ditermukan dalam sampel dapat terjadi atau ditemukan dalam populasi.16

3.6 Teknik Validitas dan Realibitas

Triangulasi adalah teknik pengasaan keabsahan dengan pemanfaatan suatu yang lain di luar data ini untuk kepentingan pengecekan sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh. Menurut Moleong, teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber dang triangulasi metode. Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Hal itu dapat dicapai dengan jalan :

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil kuisioner.

b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu

d. Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

(18)

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

e. Membandingkan dasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.17

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan Melayu SP. 2003. Manajemen Sumberdaya Manusia. Bumi Askara. Jakarta.

Manullang, M. 2004. Dasar-Dasar Manajemen. Gajah Mada University. Yogyakarta.

Moleong, Lexi J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif edisi revisi. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nawawi, Hadari., 1993. Pengawasan Melekat di Lingkungan Aparatur Pemerintah. Erlangga. Jakarta.

Purwanto, Erwan Agus, Ph. D. Sulistyastuti, Dyah Ratih, Msi. 2007. Metode penelitian kuantitatif untuk Administrasi Publik dan Masalah-masalah Sosial. Gava Media. Yogyakarta.

Sastrohadiwiryo, B. Siswanto. 2003. Manajemen tenaga Kerja Indonesia Pendekatan administratif dan Operasional. Bumi Aksara. Jakarta.

Siagian, Sondang P. 2005. Fungsi-fungsi Manajerial. Bumi Aksara. Jakarta. Simbolon, Maringan Marsy. 2004. Dasar-dasar Administrasi dan Manajemen.

Ghalia Indonesia. Jakarta.

Sudibyo Triadmojo. 2000. Sistem Pengawasan : LAN. Jakarta. Dokumen :

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas dan peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe

Panaliten menika gadhah paedah kangge paring seserepan bab nama tata upacara saha tata cara wonten upacara penganten gagrag Ngayogyakarta saking wujud tembung

Sertifikat Hak Tanggungan mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dan apabila debitur

Makhluk hidup memerlukan lingkungan 7ang sesuai agar dapat ,ertahan hidup dengan ,aik$ Namun+ lingkungan tidak selaman7a tetap tetapi selalu ,eru,ahu,ah setiap ;aktu$

Plastik şekil değiştirme tekrar kristalleşme sıcaklığının üstünde bir sıcaklıkta yapılırsa, işleme "sıcak plastik şekil değiştirme" adı verilir.

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pembuatan mural ini memberi keterampilan baru bagi peserta yaitu anak asuh Panti Asuhan Baitul Walad sekaligus secara

Als vissen onder deze maat toch al niet aangeland worden, zoals voor de Poolse situatie wordt aangegeven, zal het invoeren van een MLS op deze lengtes geen directe gevolgen hebben.

Kertas ini membincangkan tentang inisiatif-inisiatif yang dijalankan oleh Perpustakaan Digital Tan Sri Dr Abdullah Sanusi, Open University Malaysia (OUM) dalam menyedia dan