• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL DAN MAKRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH VARIABEL FUNDAMENTAL DAN MAKRO"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKRO EKONOMI TERHADAP HARGA SAHAM

LQ45

Dedi Suselo

IAIN Tulungagung, Jl. Mayor Sudaji Timur 46 Email: dedi_suselo@yahoo.com

Abstract

The research aim is to investigate the inluence of ROE, EPS, PER, the sensitivity of exchange rate, the sensitivity of inlation, and the sensitivity of

interest rate variables on stock prices in the LQ45 index time period 2010 to 2013. Population of the research are 45 companies in the LQ45 index. The analysis method of the research is multiple regression linier. The results of the research indicated that ROE, EPS, PER, the sensitivity of exchange rate,

and the sensitivity of inlation has signiicant positive effect on stock prices. The sensitivity of interest rate has signiicant negative effect on stock prices.

The research contributed to the development of the sciene of management

and investment, especially the inluence of ROE, EPS, PER, the sensitivity of exchange rate, the sensitivity of inlation, and the sensitivity of interest rate

variables on stock prices.

Keywords: Fundamental, Macro Ekonomy, Stock Price

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh variabel ROE, EPS,

PER, sensitivitas kurs, sensitivitas inlasi, dan sensitivitas suku bunga

terhadap harga saham perusahaan yang masuk dalam indeks LQ45 periode waktu 2010 sampai dengan 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah 45 perusahaan yang masuk dalam kelompok indeks LQ45. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian

menunjukkan variabel ROE, EPS, PER, sensitivitas kurs, sensitivitas inlasi berpengaruh signiikan positif terhadap harga saham. Sedangkan variabel sensitivitas suku bunga berpengaruh signiikan negatif terhadap harga saham

(2)

ilmu manajemen dan investasi khususnya terkait ROE, EPS, PER, sensitivitas

kurs, sensitivitas inlasi, dan sensitivitas suku bunga terhadap harga saham.

Kata kunci: Fundamental, Makro Ekonomi, Harga Saham

PENDAHULUAN

Di era persaingan bisnis yang semakin ketat, seluruh perusahaan

dituntut untuk meningkakan kinerja dan bertahan pada kinerja yang terbaik.

Aspek internal dan eksternal tentunya menjadi penilaian yang sangat penting

untuk menjamin terciptanya kinerja yang diinginkan. Kebutuhan modal dan

sumber permodalan yang cukup juga ikut berperan besar dalam mewujudkan

tujuan utama perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang

saham. Pasar modal menjadi media tepat untuk memperoleh dana. Oleh

karena itu, semakin baiknya kinerja pasar modal Indonesia menciptakan

peluang yang tinggi bagi para investor dalam negeri maupun luar negeri

untuk berinvestasi khususnya di investasi saham. Disisi lain, para investor

berpandangan investasi di pasar modal khususnya saham memiliki resiko

yang tinggi “high risk high return”. Kekhawatiran ini juga muncul sebagai

akibat dari ketidakpastian pasar modal khususnya Indonesia yang merupakan

pasar yang masih berkembang yang menjadikan penyebaran informasi masih kurang eisien.

Investor sangat membutuhkan informasi yang akurat dalam kegiatan

investasi yang dilakukan. Informasi yang dimaksudkan terkait dengan

informasi harga saham yang banyak digunakan para investor sebagai ukuran

kinerja perusahaan. Harga saham merupakan harga suatu saham yang terjadi

di pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan

ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di

pasar modal.1

Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan keuntungan,

yaitu berupa capital gain untuk orientasi jangka pendek, dividen untuk

orientasi jangka panjangdan citra yang lebih baik bagi perusahaan sehingga

memudahkan manajemen untuk mendapatkan dana dari luar perusahaan.

1 Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi. (Yogyakarta: BPFE UGM,

(3)

Kaitanya dengan harga suatu saham, terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi harga saham perusahaan baik yang berasal dari fundamental

perusahaan maupun makro ekonomi perusahaan. Secara umum, faktor yang

banyak dikaji sebelumnya meliputi return on equity (ROE), earning price

share (EPS), price earning ratio (PER) untuk mewakili faktor fundamental

(controllable) perusahaan. Faktor lainnya seperti kurs, inlasi, dan suku bunga banyak diteliti sebelumnya untuk mewakili faktor eksternal (uncontrollable)

perusahaan.

Faktor fundamental pertama yang banyak dikaji terkait dengan

harga saham adalah return on equity (ROE). ROE merupakan rasio untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola kapital yang

ada untuk mendapatkan net income.2

Semakin tinggi ROE berarti semakin

baik kinerja perusahaan dalam mengelola modalnya untuk menghasilkan

keutungan bagi pemegang saham. Selain itu, ROE yang terus meningkat

menunjukkan bahwa manajemen memberikan pemegang saham keuntungan

yang meningkat setiap tahun untuk investasi mereka.3

Penelitian sebelumnya

yang mengkaji pengaruh variabel return on equity (ROE) terhadap harga

saham telah banyak dilakukan. Hasil penelitian oleh Choirani et al (2013)4

dan Machiro dan Sukoharsono (2013)5

menunjukkan bahwa variabel ROE

memiliki pengaruh terhadap harga saham. Sementara itu, penelitian lainnya

oleh Itabillah (2013)6 dan Yanti dan Saitri (2013)7

menemukan hasil yang

berbeda bahwa variabel ROE tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham.

2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. (Jakarta: PT Raja Graindo Persada,

2012). hal. 238.

3 Chan, K.T, Yap, V.C, and Nur, Q.B, “Stock Performance of the Property Sector in

Malaysia”, Journal of Modern Accounting and Auditing, Vol. 2, No. 8, hal. 241-246, 2012.

4 Choirani, G.A., Darminto & Handayani, S.R, “Pengaruh Variabel Fundamental

Internal Terhadap Harga Saham”. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 3, No. 2, hal. 1-11, 2013.

5 Machiro, S & Sukoharsono, E.G, The Effect Of Financial Variables On The Company’s Value. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 1, No. 1, hal. 1-9, 2013.

6 Itabillah, E.A. “Pengaruh CR, QR, NPM, ROA, EPS, ROE, DER dan PBV Terhadap

Harga Saham Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI”. Jurnal UMRAH, hal. 1-18, 2013.

7 Saitri, A.L, “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset,

(4)

Beberapa hasil penelitian sebelumnya menunjukkan adanya inkonsistensi

hasil penelitian, hal ini menjadi menarik untuk dilakukan penelitian kembali.

Faktor lainnya yang sering digunakan para investor sebagai informasi

akurat terkait dengan harga saham adalah laba per lembar saham (EPS). EPS

merupakan pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang

saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.8

EPS dapat digunakan oleh

para investor sebagai informasi besarnya laba bersih perusahaan yang siap

dibagikan untuk pemegang saham perusahaan.9

Penelitian telah dilakukan

sebelumnya untuk melihat pengaruh variabel earning per share (EPS)

dengan harga saham. Hasil penelitian oleh Amanda et al10 dan Ghozali

(2013)11

menunjukkan bahwa variabel EPS memiliki pengaruh terhadap harga

saham.Namun terdapat juga penelitian yang menunjukkan bahwa EPS tidak

memiliki pengaruh terhadap harga saham.12

Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya terbukti adanya inkonsistensi hasil penelitian.

Rasio PER secara teori juga menjadi cerminan dari harga saham suatu

perusahaan. PER merupakan perbandingan antara harga pasar atau saham

(market price) dengan earning per share dari saham yang bersangkutan.

Semakin besar PER berarti harga pasar dari setiap lembar saham akan

semakin baik. Tetapi semakin rendah PER maka semakin besar daya tarik

saham sebagai suatu investasi. Pengujian untuk melihat pengaruh variabel

price earing rasio (PER) terhadap harga saham perusahaan banyak dilakukan

oleh para peneliti sebelumnya. Hasil penelitian oleh Stella (2009)13 dan

8 Fahmi, I, Pengantar Pasar Modal. (Bandung: CV Alfabeta, 2012). hal. 96. 9 Tandelilin, E, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. (Yogyakarta: Erlangga,

2010). hlm.374

10 Amanda, A., Darminto & Husaini, A, “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return

On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham”, Jurnal Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya, Vol. 4, No. 2, hal. 1-12, 2013.

11 Ghozali, F, “Pengaruh Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Debt

To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB (JIMFEB), Vol. 1, No. 2, hlm. 1-11, 2013.

12 Permana, Y, “Pengaruh Fundamental Keuangan, Tingkat Bunga Dan Tingkat Inlasi

Terhadap Pergerakan Harga Saham”, Jurnal Akuntansi, hal. 1-6, 2009.

13 Stella, “Pengaruh Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset

(5)

Saitri (2013)14

menunjukkan bahwa variabel PER memiliki pengaruh

terhadap harga saham. Namun hasil penelitian oleh Rakasetya et al (2013)15

dan Amanda et al (2013)16 yang menunjukkan bahwa variabel PER tidak

memiliki pengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya terbukti adanya inkonsistensi hasil penelitian.

Menganalisis faktor apa saja yang berdampak pada harga saham tidak hanya

pada sisi internal perusahaan saja, faktor lainnya yang justru dianggap penting

adalah faktor eksternal perusahaan. Istilah lain dari faktor eksternal adalah

uncontrollable variable yang merupakan komponen diluar perusahaan yang

tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan secara langsung. Oleh karena itu,

perubahan dalam faktor eksternal akan memiliki dampak yang beragam

terhadap harga saham. Faktor pertama adalah nilai tukar atau kurs yang

merupakan perbandingan nilai antara dua mata uang. Kurs berubah atau

bergerak setiap saat, kondisi ini memaksa para pemegang mata uang asing

memperoleh kesempatan untuk mendapatkan keuntungan maupun kerugian

akibat perubahan tersebut. Perubahan nilai tukar mempunyai pengaruh

negatif terhadap harga saham.17

Setiap perusahaan memiliki respon terhadap

perubahan kurs yang terjadi, respon ini dianggap sebagai risiko kurs atau

risiko nilai tukar. Pengujian kurs dalam penelitian ini diukur menggunakan

sensitivitas perusahaan terhadap perubahan kurs dalam periode pengamatan.

Perubahan dalam variabel kurs menimbulkan dampak terhadap harga

saham perusahaan. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya untuk

melihat pengaruh variabel kurs dengan harga saham. Hasil penelitian oleh

14 Saitri, A.L, “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset,

Debt To Equity Ratio Dan Market Value Added Terhadap Harga Saham Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index”, Management Analysis Journal, Vol. 2, No. 2, hal. 1-8, 2013

15 Rakasetya, G.G., Darminto & Dzulkirom, “Pengaruh Faktor Mikro Dan Faktor

Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Perusahaan Mining and Mining Services Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2011”, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 6, No. 2, hal. 1-12, 2013.

16 Amanda, A., Darminto & Husaini, A, “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return

On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham”, Jurnal Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya, Vol. 4, No. 2, hal. 1-12, 2013.

(6)

Hancocks (2010)18

dan Talla (2013)19

menunjukkan bahwa variabel kurs

memiliki pengaruh terhadap harga saham. Penelitian oleh Maryanne (2009)20

dan Efni (2013)21

menunjukkan hasil yang berbeda bahwa variabel kurs tidak

memiliki pengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya terbukti adanya inkonsistensi hasil penelitian. Faktor inlasi secara teori maupun praktis juga memiliki dampak terhadap harga saham. Inlasi merupakan kenaikan harga-harga pada barang komoditas. Perubahan dalam inlasi mampu mempengaruhi aktivitas perdagangan internasional, yang akan berpengaruh terhadap permintaan dan

penawaran suatu mata uang dan karenanya mempengaruhi kurs.22 Penelitian

ini menggunakan sensitivitas perusahaan terhadap inlasi sebagai pengukuran inlasi. Penelitian sebelumnya yang mengkaji pengaruh variabel inlasi terhadap harga saham menunjukkan hasil yang beragam.

Penelitian oleh Shiblee (2009)23

dan Indah (2013)24

menunjukkan bahwa variabel inlasi memiliki pengaruh terhadap harga saham. Sedangkan hasil penelitian Adaramola dan Olugbenga (2011)25 dan Alisah (2010)26

18 Hancocks, R.L, “An Analysis Of The Inluence Of Domestic Macroeconomic

Variables On The Performance Of South African Stock Market Sectoral Indices”, Thesis, Master Of Commerce Rhodes University, 2010.

19 Talla, J.T, “Impact of Macroeconomic Variables on the Stock Market Prices of

the Stockholm Stock Exchange”, Thesis, Jönköping International Business School, 2013.

20 Maryanne, D.M.D, “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI, Volume Perdagangan Saham, Inlasi dan Beta Saham Terhadap Harga Saham”, Tesis, Universitas Diponegoro, 2009.

21 Efni, Y, “Pengaruh Suku Bunga Deposito, Sbi, Kurs Dan Inlasi Terhadap Harga

Saham Perusahaan Real Estate Dan Property di BEI”, Jurnal Ekonomi, Vol.17, No.1, hal.1-12, 2013.

22 Madura, J, Keuangan Perusahaan Internasional. Terjemahan Bachtiar, Y.S,

(Jakarta: Salemba Empat, 2006). hal.128.

23 Shiblee, L, The Impact of Inlation, GDP, Unemployment, and Money Supply on

Stock Prices, Social Science Research Network, Arab Bank, Syria, 2009.

24 Indah, M, “Analysis Of Inluence Micro-Macro Fundamental And Technical

Factors On Stock Price Of Go Public Company Listed At The Jakarta Stock Exchange”,

Sistem Informasi Jurnal Ilmiah USM, Vol. 2, No. 5, hal. 17-32, 2013.

25 Adaramola & Olugbenga, A, “The Impact of Macroeconomic Indicators on Stock

Prices in Nigeria”, Developing Country Studies, Vol 1, No.2, hal. 1-15, 2013.

26 Alisah, E, “Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inlasi, Suku Bunga, Pertumbuhan

(7)

menunjukkan bahwa variabel inlasi tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

terbukti adanya inkonsistensi hasil penelitian.

Faktor suku bunga dapat dideinisikan sebagai tingkat pengembalian aset yang mempunyai risiko mendekati nol. Peningkatan suku bunga membuat

nilai imbal hasil dari deposito dan obligasi menjadi lebih menarik, sehingga

banyak investor pasar modal yang mengalihkan portofolio sahamnya.

Meningkatnya aksi jual dan minimnya permintaan akan menurunkan harga

saham dan sebaliknya.27

Perusahaan dalam operasional perusahaan, akan

menghadapi risiko suku bunga terutama timbul terutama dari pinjaman

untuk tujuan modal kerja dan investasi. Suku bunga dalam penelitian ini

diukur menggunakan sensitivitas perusahaan terhadap suku bunga. Hasil

penelitian oleh Achmad dan Liana (2012)28

dan Yogaswari et al (2012)29

menunjukkan bahwa variabel suku bunga memiliki pengaruh terhadap

harga saham. Sedangkan penelitian oleh Raharjo (2010)30 dan Talla (2013)31

menunjukkan bahwa variabel suku bunga tidak memiliki pengaruh terhadap

harga saham. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya

terbukti adanya inkonsistensi hasil penelitian.

Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh variabel ROE, EPS, PER dan sensitivitas kurs, inlasi, dan suku bunga terhadap harga saham di pasar modal Indonesia. Keterbaruan dari

penelitian ini yaitu penambahan variabel ROE yang mengacu pada penelitian Saitri (2013)32

, serta penggunaan variabel sensitivitas untuk mengukur 27 Prastowo, N,J, Mengukur Signiikansi Respon Instrumen Pasar Keuangan Terhadap

Kebijakan Moneter, Working Paper, No. 21, hal. 9, 2008.

28  Achmad, N & Liana, “Pengaruh Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Terhadap Harga

Saham di BEI.” Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol.12, No. 2, hal.128-135, 2012.

29 Yogaswari, D.D., Nugroho, A.D., & Astuti, N.C, “The Effect of Macroeconomic

Variables on Stock Price Volatility: Evidence from Jakarta Composite Index, Agriculture, and Basic Industry Sector”, Journal of Business and Management, Vol. 46, hal. 96-100, 2012.

30 Raharjo, S, “Pengaruh Inlasi, Nilai Kurs Rupiah, Dan Tingkat Suku Bunga

Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia”, E-Journal STIE-AUB, hal. 1-16, 2010.

31 Talla, J.T, “Impact of Macroeconomic Variables on the Stock Market Prices of

the Stockholm Stock Exchange”, Thesis, Jönköping International Business School, 2013.

32 Saitri, A.L, Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset,

(8)

pengaruh variabel makro ekonomi terhadap perusahaan yang mengacu pada

penelitian Tirapat & Nittayagasetwat (1999)33

serta periode pengamatan

yang lebih up to date terhitung Januari 2010 sampai dengan Desember 2013.

DEFINISI OPERASIONAL DAN VARIABEL PENELITIAN

1. Return on Equity (ROE)

ROE merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

mengelola modal yang berasal dari para pemilik modal untuk mendapatkan

laba perusahaan. Perhitungan ROE mengunakan rumus berikut ini.

ROE =

2. Earning per Share (EPS)

EPS merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

mencetak laba berdasarkan per lembar saham yang dimiliki para pemegang

saham. Perhitungan EPS menggunakan rumus berikut ini.

EPS=

3. Price Earning Ratio (PER)

PER merupakan rasio yang mengukur seberapa besar jumlah yang

bersedia dibayarkan oleh investor untuk setiap rupiah perolehan laba

perusahaan dalam waktu tertentu. Perhitungan PER menggunakan rumus

berikut ini.

PER =

Jakarta Islamic Index”, Management Analysis Journal, Vol. 2, No. 2, hal. 1-8, 2013.

33 Saitri, A.L, “Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset,

Debt To Equity Ratio Dan Market Value Added Terhadap Harga Saham Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index”, Management Analysis Journal, Vol. 2, No. 2, hal. 1-8, 2013.

Laba bersih

Totak ekuitas

Pendapatan setelah pajak

Jumlah saham yang beredar

Harga per lembar saham

(9)

4. Sensitivitas Kurs

Kurs di wakili oleh sensitivitas kurs yang merupakan tingkat

pengaruh perubahan kurs terhadap perusahaan dalam periode tertentu. Sensitivitas kurs dilihat dari besarnya koeisien beta (β) kurs masing-masing perusahaan.

Yi = a + βiKurs + e

Yiadalah penjualan bersih perusahaan, sedangkan βi adalah sensitivitas kurs.

5. Sensitivitas Inlasi

Inlasi di wakili oleh sensitivitas inlasi yang merupakan tingkat pengaruh perubahan inlasi terhadap perusahaan dalam periode tertentu. Sensitivitas inlasi dilihat dari besarnya koeisien beta (β) inlasi masing-masing perusahaan.

Yi = a + βiInlasi + e

Yiadalah penjualan bersih perusahaan, sedangkan βi adalah sensitivitas inlasi.

6. Sensitivitas Suku Bunga

Suku bunga di wakili oleh sensitivitas suku bunga yang merupakan

tingkat pengaruh perubahan suku bunga terhadap perusahaan dalam periode tertentu. Sensitivitas suku bunga dilihat dari besarnya koeisien beta (β) suku bunga masing-masing perusahaan.

Yi = a + βiSuku Bunga + e

Yiadalah penjualan bersih perusahaan, sedangkan βi adalah sensitivitas suku bunga.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan

positivis. Desain penelitian ini termasuk dalam desain kausal, sedangkan

karakteristik penelitian ini adalah explanatory research yang menyoroti

(10)

dirumuskan. Populasi dalam penelitian ini adalah 45 perusahaan (emiten)

yang tergabung dalam Indeks LQ45 dan dipilih melalui kriteria populasi.

Kriteria populasi antara lain: (1) Perusahaan yang secara berturut-turut

tergabung dalam indeks LQ45 selama periode Januari 2010 sampai dengan

Desember 2013, (2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan triwulan

dan laporan tahunan secara berturut-turut selama periode Januari 2010 sampai

dengan Desember 2013. Berdasarkan kriteria populasi tersebut, diperoleh

populasi sebanyak 45 perusahaan (emiten). Artinya seluruh populasi

dijadikan sampel dalam penelitian, oleh karena itu teknik pemilihan sampel

menggunakan sampel jenuh (sensus).

METODE ANALISIS DATA

Analisis tersebut dilakukan untuk menguji pengaruh variabel ROE, EPS, PER, sensitivitas kurs, sensitivitas inlasi, dan sensitivitas suku bunga terhadap harga saham. Penelitian ini menggunakan uji kelayakan data

yaitu uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heteroskedastisitas pada

tahap awal analisis data. Langkah selanjutnya dilakukan analisis regresi

linier berganda (multiple regresstion). Model regresi linier berganda dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y= β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e Keterangan:

Y = hargasaham β0 = konstanta

β1-6 = koeisien regresi X1= ROE

X2= EPS

X3= PER

(11)

e= error

HASIL PENELITIAN

Uji Kelayakan Data Uji Normalitas

Normalitas dilakukan dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov untuk

melihat kenormalan dalam distribusi data. Uji normalitas menggunakan sig.

Kolmogroov-Smirnov hanya untuk data lebih dari 50 (n>50) sebesar 0,051.

Kriteria yang digunakan adalah jika sig. Kolmogroov-Smirnov Sig.>0.05

maka distribusi data normal, sebaliknya jika Sig.<0.05 maka distribusi data

tidak normal. Hasil uji menunjukkan sig. Kolmogorov-Smirnov lebih besar

dari 0,05 (sig>5%) dan dapat disimpulkan bahwa distribusi data adalah

normal.

Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas adalah keadaan di mana dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Dalam keiteria pengambilan keputusan jika titik-titik membentuk

pola maka terjadi heteroskedastisitas, sebaliknya jika titik-titik menyebar

disekitar angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas pada gambar 1 diketahui titik-titik dalam graik tidak membentuk pola, dapat disimpulkan bahwa dalam model persamaan terbebas dari masalah

heteroskedastisitas.

Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan

linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel

independen dari model regresi. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika

nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas, sebaliknya

(12)

sebesar 1,127, variabel sensitivitas kurs sebesar 1,117, variabel sensitivitas inlasi sebesar 5,116, dan variabel sensitivitas suku bunga sebesar 5,622. Nilai VIF tersebut secara keseluruhan kurang dari 10, sehingga memenuhi

kriteria dan dikatakan tidak terjadi multikolinieritas.

PEMBAHASAN

Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham

Return on equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk

melihat kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari modal

yang tersedia. Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini membuktikan bahwa

semakin meningkatnya variabel ROE akan berdampak terhadap peningkatan

harga saham perusahaan. Hasil ini sejalan dengan teori yang disampaikan

oleh Ciaran (2004)34

yang mengatakan suatu angka ROE yang bagus akan

membawa keberhasilan bagi perusahaan yang akan mengakibatkan tingginya

harga saham dan membuat perusahaan dapat dengan mudah menarik dana

baru. Hasil penelitian juga sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Choirani

et al (2013)35 dan Machiro dan Sukoharsono (2013)36

yang menyimpulkan bahwa variabel ROE berpengaruh signiikan positif terhadap harga saham perusahaan. Investor akan semakin percaya jika kemampuan perusahaan

untuk mengelola modal dengan tujuan laba semakin meningkat.

Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham

Earning per share (EPS) merupakan bentuk pemberian keuntungan

yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham dari setiap

lembar saham yang dimiliki. EPS menjadi tolok ukur yang paling sering

digunakan oleh investor dalam melihat kinerja perusahaan. Hasil uji hipotesis

membuktikan bahwa semakin tinggi variabel EPS mampu meningkatkan

34 Ciaran, W, Key Management Ratios: Rasio-Rasio Manajemen Penting, Penggerak

dan Pengendali Bisnis. Terjemahan oleh Haikal, S, (Jakarta: Erlangga, 2004). hal. 56.

35 Choirani, G.A., “Darminto & Handayani, S.R, Pengaruh Variabel Fundamental

Internal Terhadap Harga Saham”. Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 3, No. 2, hal. 1-11, 2013.

(13)

harga saham perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan

bahwa jika laba per saham lebih tinggi, maka prospek perusahaan lebih baik,

sementara jika laba per saham lebih rendah berarti kurang baik, dan laba per

saham negatif berarti tidak baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian

oleh Amanda et al (2013)37 dan Ghozali (2013)38 yang menyimpulkan

bahwa variabel EPS berpengaruh signiikan positif terhadap harga saham perusahaan. Ketika jumlah laba per lembar saham semakin meningkat,

menandakan bahwa perusahaan yang bersangkutan berhasil meningkatkan

taraf kemakmuran investor, dan dalam hal ini mendorong investor untuk

menambahkan jumlah modal yang ditanamkan pada saham perusahaan.

Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham

Price earning rasio (PER) menjadi ukuran seberapa besar jumlah

yang bersedia dibayarkan oleh investor untuk setiap dollar laba pada

periode tertentu.39 Berdasarkan hasil uji hipotesis terlihat bahwa variabel

PER berpengaruh signiikan positif terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa PER sebagai salah satu pertimbangan

dalam mengambil keputusan investasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Stella (2009) dan Saitri (2013) yang menyimpulkan bahwa variabel PER berpengaruh signiikan positif terhadap harga saham perusahaan yang liesting di BEI. Hubungan positif yang terjadi diantara variable PER dan

harga saham menunjukkan ekspektasi investor terhadap perusahaan di masa

mendatang cukup tinggi ketika nilai PER semakin tinggi. Ekspektasi positif

ini muncul dikarenakan PER menjadi informasi penjamin kelangsungan

hidu p perusahaan.

37 Amanda, A., Darminto & Husaini, A, “Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return

On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham”, Jurnal Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya, Vol. 4, No. 2, hal. 1-12, 2013.

38 Ghozali, F, “Pengaruh Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Debt

To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham”. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB (JIMFEB), Vol. 1, No. 2, hal. 1-11, 2013.

39 Ross, S.A., Westerield, R.W., & Jordan, B.D, Pengantar Keuangan Perusahaan.

(14)

Pengaruh Sensitivitas Kurs terhadap Harga Saham

Hasil uji hipotesis membuktikan bahwa semakin tinggi sensitivitas

kurs akan mempengaruhi peningkatan harga saham perusahaan. Sensitivitas

kurs masing-masing perusahaan berbeda, perbedaan ini terjadi karena

perusahaan dengan sektor yang berbeda akan merasakan dampak yang

berbeda dari perubahan kurs. Samsul menjelaskan bahwa kenaikan kurs

US$ yang tajam terhadap rupiah akan berdampak negatif terhadap emiten

yang memiliki utang dalam dolar sementara produk emiten tersebut dijual

secara lokal. Sementara, emiten yang berorientasi ekspor akan menerima

dampak positif dari kenaikan kurs US$ tersebut. Selanjutnya, harga saham

akan terkena dampak negatif atau positif tergantung pada kelompok yang

dominan tampak.40

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Hancocks (2010) dan Talla (2013) menyimpulkan bahwa variabel kurs berpengaruh signiikan terhadap harga saham. Perubahan dalam nilai tukar atau kurs akan membawa

dampak positif maupun negatif bagi perusahaan. Dampak yang ditimbulkan

dari perubahan kurs tercermin dalam penjualan perusahaan. Ketika

perusahaan meningkatkan harga untuk mengimbangi perubahan kurs yang

semakin meningkat agar tidak terjadi kerugian justru akan berimbas pada

turunnya volume penjualan. Ketika volume penjualan turun akan berimbas

pada turunnya laba perusahaan dan pada akhirnya akan menurunkan harga

saham perusahaan.

Pengaruh Sensitivitas Inlasi terhadap Harga Saham

Perubahan inlasi memberi dampak terhadap seluruh perusahaan. Akan

tetapi, dampak yang dirasakan oleh masing-masing perusahaan berbeda.

Perbedaan ini jelas terlihat dalam penjualan perusahaan, ketika inlasi terjadi

maka perusahaan dengan komoditas lokal akan mengalami penurunan

volume penjualan karena daya beli masyarakat menjadi turun. Kondisi ini

berakibat pada penurunan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga

40 Samsul, M, Pasar Modal & Manajemen Portofolio. (Surabaya: PT Gelora Aksara

(15)

menurunkan harga saham. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa semakin tinggi sensitivitas inlasi akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Shibleedan Indah menyimpulkan bahwa variabel inlasi berpengaruh signiikan terhadap harga saham perusahaan. Dalam kondisi inlasi naik maka nilai tukar menjadi rendah dan menyebabkan harga barang naik, selain itu

biaya bunga yang harus dikeluarkan bagi perusahaan yang memiliki hutang

luar negeri menjadi lebih besar.41

Pengaruh Sensitivitas Suku Bunga terhadap Harga Saham

Para investor memandang suku bunga sebagai acuan untuk

menghitung kemungkinan imbal hasil yang akan diperolehnya. Prastowo

(2008) menyatakan bahwa keterkaitan suku bunga itu sendiri terhadap

sektor riel (pasar barang dan jasa) secara teoritis adalah ketika suku

bunga naik atau turun, permintaan investasi bergerak sebaliknya. Hasil

pengujian membuktikan bahwa sensitivitas suku bunga memiliki pengaruh signiikan negatif terhadap harga saham perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sensitivitas suku bunga dapat menjadi ukuran dalam

penilaian investasi. Suku bunga merupakan instrumen konvensional untuk mengendalikan atau menekan pertumbuhan inlasi. Suku bunga yang tinggi akan mendorong orang untuk menahan dananya di bank dari pada

menginvestasikan pada sektor produksi atau industri yang resikonya jauh

lebih besar jika dibandingkan dengan menanamkan uang di bank terutama

dalam bentuk deposito.42

41 Shiblee, L, The Impact of Inlation, GDP, Unemployment, and Money Supply on

Stock Prices, Social Science Research Network, Arab Bank, Syria, 2009. Indah, M, “Analysis

Of Inluence Micro-Macro Fundamental And Technical Factors On Stock Price Of Go

Public Company Listed At The Jakarta Stock Exchange”, Sistem Informasi Jurnal Ilmiah USM, Vol. 2, No. 5, hal. 17-32, 2013.

42 Achmad, N & Liana, “Pengaruh Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Terhadap Harga

Saham di BEI”. Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol.12, No. 2, hal.128-135, 2012. Yogaswari, D.D., Nugroho, A.D., & Astuti, N.C, “The Effect of Macroeconomic Variables on Stock Price Volatility: Evidence from Jakarta Composite Index, Agriculture, and Basic Industry Sector”,

(16)

IMPLIKASI PENELITIAN

Implikasi Teoritis

Penelitian ini membuktikan bahwa faktor internal perusahaan terkait

ROE, EPS, dan PER menjadi komponen penting yang mempengaruhi harga saham perusahaan. Untuk faktor eksternal yaitu kurs, inlasi, dan suku bunga yang diukur dari sensitivitas masing-masing perusahaan juga

menjadi komponen penting yang mempengaruhi harga saham perusahaan.

Akan tetapi, dalam hubungan terdapat perbedaan hasil dimana sensitivitas kurs dan sensitivitas inlasi ditemukan memiliki hubungan positif. Hasil ini berkebalikan dengan teori yang menyatakan bahwa ketika terjadi inlasi maka harga saham akan bergerak sebaliknya. Hal ini memberi bukti bahwa teori

hanya berlaku pada saat teori itu ditulis, dan hasil penelitian akan diperoleh

hasil yang sama jika dilakukan dalam kondisi yang sama.

Kesamaan tersebut terkait kondisi perekonomian suatu Negara, kondisi

pasar modal, periode waktu dalam penelitian dan kesamaan objek yang

diteliti. Ketika salah satu dari persyaratan tersebut tidak terpenuhi, maka

sangat dimungkinkan akan terjadi perbedaan hasil dalam penelitian.

Implikasi Praktis

Bagi para emiten, hasil penelitian dapat memberikan tambahan

informasi terkait pentingnya variabel ROE, EPS, PER, sensitivitas kurs, sensitivitas inlasi, dan sensitivitas suku bunga dalam mempengaruhi keputusan berinvestasi oleh para investor. khususnya untuk informasi EPS

dan PER, emiten harus dapat menjaga nilai rasio tersebut dalam kondisi baik

karena merupakan rasio yang paling besar dalam mempengaruhi kinerja

harga saham perusahaan.

Bagi para investor, hasil penelitian dapat menambah informasi terkait

faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan. Para investor

harus lebih pertimbangannya dalam menilai EPS dan PER sebagai ukuran

kinerja perusahaan karena kedua rasio ini memiliki dampak yang paling

(17)

makro ekonomi yang perlu diperhatikan dalam keputusan investasi adalah kurs, inlasi dan suku bunga.

KETERBATASAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam periode waktu penelitian

yang pendek yaitu 4 tahun terhitung periode Januari 2010 sampai dengan

Desember 2013 sehingga jumlah observasi sebesar 180 observasi (45

perusahaan x 4 tahun). Penggunaan periode tersebut untuk menghindari

diberlakukannya aturan perubahan format penyampaian laporan keuangan

perusahaan karena dikawatirkan sulit untuk menemukan data dengan format

laporan keuangan yang berbeda.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari pemaparan hasil sebelumnya dapat disimpulkan bahwa return

on equity (ROE) memiliki pengaruh signiikan positif terhadap harga saham perusahaan. Earning per share (EPS) memiliki pengaruh signiikan positif terhadap harga saham perusahaan. Price earning ratio (PER) memiliki pengaruh signiikan positif terhadap harga saham perusahaan. Sensitivitas kurs memiliki pengaruh signiikan positif terhadap harga saham perusahaan. Sensitivitas inlasi memiliki pengaruh signiikan positif terhadap harga saham perusahaan. Sensitivitas suku bunga berpengaruh signiikan negatif terhadap harga saham perusahaan.

Saran

Saran yang dapat diberikan antara lain: Bagi emiten, sebagai upaya

untuk menjaga kepercayaan investor dan menarik para investor baru dalam

memperbesar modal perusahaan, sebaiknya untuk lebih memperhatikan rasio

EPS dan PER serta menjaga kedua rasio tersebut dalam kondisi yang baik.

Bagi investor, dalam melakukan kegiatan investasi jangka panjang sebaiknya

(18)

rasio EPS dan PER. Sedangkan untuk aspek eksternal investor disarankan

untuk memperhatikan makroekonomi perusahaan yang terkait dengan kurs, inlasi, dan suku bunga. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk lebih mengeksplor kembali faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi harga

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, N & Liana, Pengaruh Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Terhadap Harga Saham di BEI. Jurnal Ilmiah Ranggagading. Volume 12, No 2, 2012.

Adaramola & Olugbenga, A, The Impact of Macroeconomic Indicators on Stock Prices in Nigeria. Developing Country Studies. Vol 1, No.2, 2013. Alisah, E, Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Inlasi, Suku Bunga, Pertumbuhan PDB Pada Saham Jakarta Islamic Index (JII) Priode 2004-2008, Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol. 46 No.4, 2010.

Amanda, A., Darminto & Husaini, A, Pengaruh Debt To Equity Ratio, Return On Equity, Earning Per Share, dan Price Earning Ratio Terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011), Jurnal Administrasi Bisnis, Universitas Brawijaya, Vol. 4, No. 2, 2013.

Chan, Kok Thim, Yap Voon Choong, Nur Qasrina Binti Asri, Stock Performance of the Property Sector in Malaysia, Journal of Modern Accounting and Auditing, Vol. 8, No.2, 2012.

Choirani, G.A., Darminto & Handayani, S.R, Pengaruh Variabel Fundamental Internal Terhadap Harga Saham, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 3, No. 2, 2013.

Ciaran, W, 2004, Key Management Ratios: Rasio-Rasio Manajemen Penting, Penggerak dan Pengendali Bisnis, Terjemahan oleh Haikal, S, Erlangga, Jakarta, 2004.

Efni, Y, Pengaruh Suku Bunga Deposito, Sbi, Kurs Dan Inlasi Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Property di BEI, Jurnal Ekonomi, Vol.17, No.1, 2013.

Fahmi, I, Pengantar Pasar Modal, CV Alfabeta, Bandung, 2012.

Ghozali, F, Pengaruh Return On Asset (ROA), Earning Per Share (EPS), dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB (JIMFEB), Vol. 1, No. 2013.

Hancocks, R.L, An Analysis Of The Inluence Of Domestic Macroeconomic Variables On The Performance Of South African Stock Market Sectoral Indices, Thesis, Master Of Commerce Rhodes University, 2010. Indah, M, Analysis Of Inluence Micro-Macro Fundamental And Technical

(20)

2013.

Itabillah, E.A. Pengaruh CR, QR, NPM, ROA, EPS, ROE, DER dan PBV Terhadap Harga Saham Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal UMRAH, 2013.

Jogiyanto, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, BPFE UGM, Yogyakarta, 2010.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Graindo Persada, Jakarta, 2012..

Machiro, S & Sukoharsono, E.G, The Effect Of Financial Variables On The Company’s Value. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB, Vol. 1, No. 1, 2013. Madura, J, Manajemen Keuangan Internasional, Erlangga, Jakarta, 2000. Madura, J, Keuangan Perusahaan Internasional, Terjemahan Bachtiar, Y.S,

Salemba Empat, Jakarta, 2006.

Maryanne, D.M.D, Pengaruh Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI, Volume Perdagangan Saham, Inlasi dan Beta Saham Terhadap Harga Saham,

Tesis, Universitas Diponegoro, 2009.

Permana, Y, Pengaruh Fundamental Keuangan, Tingkat Bunga Dan Tingkat Inlasi Terhadap Pergerakan Harga Saham, Jurnal Akuntansi2009. Prastowo, N,J, Mengukur Signiikansi Respon Instrumen Pasar Keuangan

Terhadap Kebijakan Moneter, Working Paper, No. 21, 2008.

Raharjo, S, Pengaruh Inlasi, Nilai Kurs Rupiah, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Di Bursa Efek Indonesia, E-Journal STIE-AUB, 2010.

Rakasetya, G.G., Darminto & Dzulkirom, Pengaruh Faktor Mikro Dan Faktor Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Perusahaan Mining and Mining Services Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2008-2011, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 6, No. 2, 2013. Ross, S.A., Westerield, R.W., & Jordan, B.D, Pengantar Keuangan

Perusahaan, Terjemahan Yulianto, A.A., Yuniasih, R dan Christine, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Saitri, A.L, Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt To Equity Ratio Dan Market Value Added Terhadap Harga Saham Dalam Kelompok Jakarta Islamic Index, Management Analysis Journal, Vol. 2, No. 2, 2013.

(21)

Shiblee, L, The Impact of Inlation, GDP, Unemployment, and Money Supply on Stock Prices, Social Science Research Network, Arab Bank, Syria, 2009.

Stella, Pengaruh Price to Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Price to Book Value terhadap Harga Pasar Saham, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No.2, 2009.

Talla, J.T, Impact of Macroeconomic Variables on the Stock Market Prices of the Stockholm Stock Exchange, Thesis, Jönköping International Business School, 2013.

Tandelilin, E, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Erlangga, Yogyakarta, 2010.

Tirapat, S & Nittayagasetwat, A, An Investigation of Thai Listed Firms’ Financial Distress Using Macro and Micro Variables, Multinational Finance Journal, Vol. 3, No. 2, 1999.

(22)

Referensi

Dokumen terkait

Pura Barutama divisi Engineering sebelumnya telah melakukan pelaporan karyawan dengan ​ form ​ yang harus diisi oleh setiap karyawan bagian produksi yang sudah selesai

dilakukan penulis sehingga dapat menyelesaikan Laporan Akhir dengan judul “ Prinsip Kerja Brushless Motor 1000Kv Pada Robot Terbang Quadcopter ”.. Adapun tujuan dari

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut adalah sedang dan perilaku kesehatan gigi dan

Secondly, multivariate analysis of comorbidity reporting in this subset of patients’ hospitalizations identifies characteristics associated with accurate and complete reporting

Ditambahkan oleh Flechner (1974), jika terkait pemerintah, tujuan Bank Tanah dapat mencakup (i) membentuk pertumbuhan wilayah; (ii) menata perkembangan kota; (iii)

&#34;Stasiun Kyoto baru menandai awal dari era baru perkembangan bertingkat tinggi di kota.&#34; Tangga grand stasiun ini memiliki 171 langkah dan sering digunakan

Sementara ini prestasi tertinggi dari tim robot Indonesia adalah pada WRO 2007 di Taipei, Taiwan, melalui robot Rubik Solver yang meraih penghargaan Golden Award, untuk robot

[r]