• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pengembangan Perangkat Lunak. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model Pengembangan Perangkat Lunak. docx"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Sarah Fitriannisa Ruzis NIM : 125150200111030 Kelas : RPL – I

1. Model Berorientasi Berulang

Model ini dipakai ketika pengembang mengetahui bahwa adanya rancangan atau kode yang mirip yang dibutuhkan dan akan dipakai berulang kali.

Pada model berorientasi berulang ini yang dalam tahap spesifikasi persyaratan dan validasi hampir sama dengan model pengembangan yang lain.

a. Analisis komponen, setelah diketahui spesifikasi persyaratannya, komponen-komponen untuk implementasi spesifikasi bisa dicari. Biasanya, tidak ada kesesuaian yang pasti dan komponen yang dapat dipakai hanya memberikan sebagian dari fungsionalitas yang dibutuhkan.

b. Modifikasi Persyaratan, pada tahap ini, persyaratan dianalisis menggunakan informasi mengenai komponen yang telah didapat. Persyaratan kemudian dimodifikasi untuk merefleksikan komponen yang telah tersedia. Jika modifikasi tidak mungkin dilakukan, maka kegiatan analisis komponen bisa diulang untuk mencari solusi lain.

c. Perancangan sistem dengan pemakaian berulang, pada fase ini, kerangka kerja sistem dirancang, atau kerangka kerja yang telah ada dipakai ulang. Perancangan memperhitungkan komponen yang dipakai ulang dan mengatur kerangka kerja untuk menyesuaikan. Beberapa perangkat lunak yang baru mungkin perlu dirancang jika komponen yang dapat dipakai ulang tidak tersedia.

d. Pengembangan dan integrasi, perangkat lunak yang tidak dapat dibeli akan dikembangkan dan komponen dan sistem COTS diintegrasikan untuk membentuk sistem. Integrasi sistem pada model ini, bisa merupakan bagian dari proses pengembangan dan bukan merupakan kegiatan yang terpisah.

Kelebihan dari model ini adalah mengurangi besarnya perangkat lunak yang akan dikembangkan, serta memperkecil biaya dan resiko, sehingga penyelesaian perangkat lunak lebih cepat.

2. Model Prototype

Digunakan ketika client ingin berhubungan langsung/terlibat dalam pembuatan perangkat lunak

Sebuah prototype adalah bagian dari produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka ekternal yang

Perancangan sistem dengan pemakaian

ulang Modifikasi

Persyaratan Analisis

komponen Spesifikasi

Persyaratan

Pengembangan dan

(2)

ditampilkan. Komponen potensial menggunakan prototype dan menyediakan masukan tim pengembangan sebelum sebelum pengembangan skala besar dimulai. Melihat dan mempercayai menjadi hal yang diharapkan untuk dicapai dalam prototype. Dengan menggunakan pendekatan ini, konsumen dan tim pengembangan dapat mengklarifikasi kebutuhan pengembangan software dan intrepetasi mereka.

Berikut adalah prose-proses dari model pengembangan perangat lunak prototyping :

1. Pengumpulan kebutuhan, Developer dan klien bertemu untuk menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya. Detail kebutuhan mungkin tidak dibicarakan disini, pada awal pengumpulan kebutuhan.

2. Perancangan Cepat, Perancangan dilakukan cepat dan rancangan mewakili semua aspek software yang diketahui, dan rancangan ini menjadi dasar pembuatan prototype.

3. Bangun Prototype, Dalam tahap ini, membangun sebuah versi prototype yang dirancang kembali dimana masalah-masalah tersebut diselesaikan.

4. Evaluasi prototype, Pada tahap ini, klien mengevaluasi prototype yang dibuat dan digunakan untuk memperjelas kebutuhan software.

5. Perbaikan Prototype, Tahap ini Software yang sudah jadi dijalankan dilakukan perbaikan. Perbaikan termasuk dalam memperbaiki kesalahan/kerusakan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya.

Kelebihan dari model ini adalah kebutuhan yang sudah diketahui bisa langsung dipenuhi lalu dapat mempersingkat waktu pengembangan software.

Referensi

Dokumen terkait

Dilution ventilation umumnya sangat baik untuk mengendalilkan beban panas, sering kali dilution ventilation dapat digunakan dan berhasil dengan baik untuk mengendalikan uap bahan

Mata kuliah ini mengkaji tentang sejarah konsep kuantum (tinjauan dari fenomena fisis sampai pendekatan teoritis), perumusan mekanika gelombang Schrodinger untuk

Perbankan di Indonesia saat ini sadar betul bahwa banyak keuntungan yang didapatkan dari mempraktikkan dan melaporkan Corporate Social Responsibility (CSR)

4.2.2.5 Diagram Aktivitas Sistem Informasi Pemetaan Sekolah SMP-SMA Sederajat Tingkat Kabupaten Kudus Berbasis OpenSource

Penyelesaian masalah sosial yang terkait dengan masalah anak, dalam hal ini pemerintah dalam menangani masalah-masalah sosial memerlukan partisipasi masyarakat.Pada umumnya

Kosmetik menurut Peemenkes 01 no (*23men.Kes3Per3435 adalah bahan Kosmetik menurut Peemenkes 01 no (*23men.Kes3Per3435 adalah bahan atau campuran bahan untuk digosokkan,

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Turnover Intention Dengan Variabel Intervening Kepuasan Kerja Dan Komitmen

Dengan memperhatikan rancangan Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau Sulawesi, pengembangan wilayah Sulawesi diarahkan untuk: (1) mendorong perkembangan peran Pulau