PROSES PRODUKSI PINTU DAN JENDELA UPVC
(UNPLASTICIZED POLY VINYL CHLORIDE)
PADA PT. DICKY METALS BEKASI
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Program Diploma Tiga Politeknik LP3I Jakarta
Oleh: Risky Hidayat 130113050034
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
POLITEKNIK LP3I JAKARTA
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa : Mahasiswa : Risky Hidayat
NIM : 130113050034
Program Srudi : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Administrasi Perkantoran
Dinyatakan telah mengikuti ujian Sidang Tugas Akhir di hadapan Tim Dosen Penguji pada tanggal ... dan yang bersangkutan dinyatakan lulus.
Tim Penguji Tugas Akhir
No. Nama Jabatan Tanda Tangan
1. ………. Ketua Penguji
2. ……… Penguji Ahli
v
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir (TA) ini tepat pada waktunya.
Sebagaimana ketentuan yang berlaku di Politeknik LP3I Jakarta, bahwa mahasiswa tingkat akhir diharuskan menyusun dan memaparkan Tugas Akhir (TA) sebagai salah satu persyaratan penyelesaian pendidikan Politeknik LP3I Jakarta Program D3. Untuk itu penulis melakukan observasi dari tanggal 01 Maret – 13 Mei 2016 di PT. Dicky Metals Bekasi kemudian menyusun laporan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk TA ini di bawah bimbingan Herry Suryawan, S.E., M.M.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam mendorong dan membantu penulis dalam pelaksanaan penyusunan pelaporan Tugas Akhir, khususnya kepada:
1. Direktur Politeknik LP3I Jakarta,
Drs. Jaenudin Akhmad, S.E., M.M., M.Pd.
2. Wakil Direktur I bidang Akademik, Nurdin, S.S., M.M. 3. Wakil Direktur II Bidang Personalia dan Keuangan,
Verus Hardian, S.E., M.S.M.
4. Wakil Direktur III Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan, Arifin Setiabudi, S.Kom., M.M.
5. Wakil Direktur IV Bidang Kerjasama Internasional dan Hubungan Industri, Dr. Aspizain Chaniago, S.Pd., M.Si.
vi 7. Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Herry Suryawan, S.E. yang bersedia membimbing penulis dalam menyusun tugas akhir di tengah kesibukannya.
8. Kepala Bagian Administrasi Akademik, Drs. Lasimun, M.E.Sy., M.Pd. 9. Seluruh Dosen LP3I, khususnya Dosen Politeknik LP3I Bekasi yang telah mengajarkan penulis banyak pengetahuan tentang ilmu dalam dunia bisnis.
10. Production Manager PT. Dicky Metals Bekasi
11. Seluruh rekan kerja dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas bantuan dan dukungannya dalam proses penelitian tentang proses produksi pintu dan jendela UPVC di PT. Dicky Metals Bekasi.
12. Ibu saya yang telah memberikan dukungan moril, materil maupun spiritual
13. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Untuk semua bimbingan, petunjuk, bantuan dan dorongan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terima kasih. Sehingga Tugas Akhir ini terselesaikan dengan tepat waktu.
Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya, khususnya bagi perusahaan terkait, mahasiswa Politeknik LP3I, serta pembaca umum lain.
Jakarta, Mei 2016
Risky Hidayat
vii
SURAT KETERANGAN OBSERVASI ... iv
viii 4.1 Proses Produksi Pintu dan Jendela UPVC ... 31
4.1.1 Dokumen-Dokumen Penunjang Produksi ... 34
4.1.2 Permintaan Material Produksi ... 35
4.1.3 Work In Process ... 35
4.1.4 Laporan Proses Produksi ... 37
4.1.5 Penyerahan Finish Goods ... 38
4.1.6 TECO (Technical Complete) ... 39
4.2 Kendala-Kendala yang Dihadapi pada Proses Produksi ... 39
4.3 Solusi Atas Kendala-Kendala yang Dihadapi Pada Proses Produksi ... 42
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 46
ix
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Alur Proses ... 8
Gambar 2.2 Alur Produksi ... 10
Gambar 2.3 Profil UPVC ... 15
Gambar 3.1 Casement Window ... 20
Gambar 3.2 Fixed Window... 21
Gambar 3.3 Sliding Window... 21
Gambar 3.4 Casement Door ... 21
Gambar 3.5 Sliding Door ... 22
Gambar 3.6 Folding Door ... 23
Gambar 3.7 Struktur Organisati PT. Dicky Metals Bekasi ... 24
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pemotongan Lampiran 2 Rencana Kerja
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Proses produksi pada perusahaan manufaktur merupakan inti dari kegiatan perusahaan. Dalam sistem produksi terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input bahan mentah menjadi output sebuah produk yang dapat dijual di pasar. Tujuan dilaksanakan produksi yaitu untuk memenuhi kebutuhan pasar akan suatu barang atau jasa. Salah satu faktor dari suatu industri yaitu ketepatan dalam proses produksi.
Dalam pelaksanaan proses produksi di perusahaan-perusahaan pada umumnya, kelancaran pelaksanaan proses produksi merupakan suatu hal yang sangat diharapkan didalam setiap perusahaan. Kelancaran dalam pelaksanaan proses produksi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh sistem produksi yang ada di dalam perusahaan tersebut. Sistem produksi pada umumnya sudah dipersiapkan sebelum perusahaan melakukan proses produksi. Baik buruknya sistem produksi dalam suatu perusahaan akan mempengaruhi pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan tersebut. Namun demikian sistem produksi yang baik belum tentu dapat menghasilkan pelaksanaan proses produksi yang baik pula apabila tidak diikuti dengan pengendalian yang memadai. Baik tidaknya suatu proses sangat tergantung dari kompetensi dan enginering yang dimiliki oleh perusahaan. Proses produksi yang dilakukan sangat mempengaruhi produktifitas dari suatu produksi.
2 produksi dan berpengaruh terhadap kelancaran produksi dan ketepatan waktu produksi yang sudah direncanakan sehingga dapat mengakibatkan keterlambatan pada saat pengiriman barang kepada konsumen. Kendala-Kendal dalam proses produksi dapat berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Kendala-Kendala tersebut dapat disebabkan oleh:
1. Sumber daya yang digunakan dalam proses produksi, misalnya, ketersediaan bahan baku yang cukup, produktivitas tenaga kerja yang menurun, kapasitas mesin yang terbatas yang dapat dirasakan oleh perusahaan ketika permintaan konsumen meningkat sehingga menyebabkan hilangnya keuntungan bagi perusahaan.
2. Kemampuan manajer dalam mengatur pendayagunaan sumber daya yang berkendala seoptimal mungkin.
Kendala yang ditemui dalam perusahaan serta adanya tuntutan konsumen membuat persaingan menjadi lebih ketat. Kendala-kendala yang terjadi dalam proses produksi perlu dikelola dan ditangani supaya tidak mengganggu proses produksi dan ketepatan waktu pengiriman hasil produksi ke konsumen. Ketepatan waktu pengiriman akan berpengaruh kepada kepuasan konsumen. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan dan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan, sehingga menimbulkan kepuasan terhadap pelayanan dan kualitas perusahaan.
3 efektif dan efisien. Efisien merupakan hal penting yang harus mendapatkan perhatian serta peningkatan dalam pengelolaan sumber daya yang terbatas, sehingga perusahaan dapat survive dan mencapai tujuan perusahaan secara maksimal.
Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis mengangkat judul Tugas Akhir ini: “PROSES PRODUKSI PINTU DAN JENDELA UPVC (UNPLASTICIZED POLY VINYL CHLORIDE) PADA PT. DICKY METALS BEKASI”.
1.2 Alasan Pemilihan Objek
Adapun yang menjadi alasan penulis mengangkat objek ini adalah penulis mengambil riset di PT. Dicky Metals Bekasi karena penulis bekerja pada perusahaan tersebut pada bagian produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) sebagai administrasi produksi, hal tersebut dapat mempermudah penulis dalam mengamati secara langsung proses produksi dan mendapatkan data yang akurat dari tempat produksi tersebut.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan judul tersebut di atas, maka penulis mengidentifikasikan masalah pada:
1. Bagaimana proses produksi pintu dan jendela UPVC pada PT. Dicky Metals Bekasi?
2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh PT. Dicky Metals dalam proses produksi pintu dan jendela UPVC Bekasi?
4
1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan
Penelitian yang dituangkan dalam TA ini mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana prosedur produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) pada PT. Dicky Metals Bekasi.
2. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pada bagian produksi produksi yang dapat menghambat proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) pada PT. Dicky Metals Bekasi.
3. Untuk mengetahui solusi yang ditempuh terhadap kendala-kendala yang ada tersebut.
1.4.2 Manfaat Penulisan
Penulis berharap agar penulisan TA ini dapat memberikan kontribusi berbagai pihak antara lain:
1. Bagi Penulis
Tugas akhir ini merupakan implementasi dari teori yang telah didapatkan semasa perkuliahan di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Bekasi, sekaligus untuk menambah dan mengembangkan ilmu yang tidak penulis dapatkan dibangku kuliah dan juga sebagai persyaratan menyelesaikan pendidikan jenjang Diploma III di Politeknik LP3I Jakarta Kampus Bekasi.
2. Bagi Perusahaan
5 masukan agar kegiatan tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya.
3. Bagi Dunia Pendidikan
Laporan ini digunakan sebagai tambahan informasi bagi pihak yang berkompeten terhadap masalah yang dibahas, sekaligus sebagai referensi untuk perkembangan ilmu pendidikan sebagai pengetahuan yang bermanfaat.
1.5 Batasan Masalah
Masalah penelitian agar lebih spesifik dan terarah, maka penulis membatasi masalah ini hanya pada “Proses Produksi Pintu dan Jendela UPVC (UnplastIcized Poly Vinyl Chloride) Pada PT. Dicky Metals Bekasi”. Hal ini dikarenakan penulis melakukan observasi di bagian produksi.
1.6 Metodelogi Penulisan
Dalam pembuatan TA ini penulis membutuhkan data-data yang berhubungan dengan kajian yang bersumber dari :
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Yaitu pengumpulan data-data dengan cara mempelajari berbagai bentuk bahan-bahan tertulis seperti buku – buku penunjang kajian, catatan – catatan mapun referensi lain yang bersifat tertulis.
2. Studi Lapangan (Field Research) a. Pengamatan (Observation)
6 b. Wawancara (Interview)
Yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada bagian produksi pintu dan jendela UPVC (Unplastisized Poly Vinyl Chloride) yang berkaitan dengan objek yang diteliti.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, pembahasan dan penganalisaannya diklasifikasikan dengan sistematik ke dalam 5 (lima) bab, yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang latar belakang masalah, alasan pemilihan objek, tujuan dan manfaat, identifikasi/perumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini penulis mengemukakan berbagai referensi/tinjauan pustaka yang mendukung kajian/analisa yang penulis sampaikan.
BAB III : PROFIL PERUSAHAAN
Dalam bab ini diuraikan tentang sejarah singkat berdirinya perusahaan, visi dan misi, aspek kegiatan perusahaan, struktur organisasi dan deskripsi kerja.
BAB IV : PEMBAHASAN
7 Chloride), Kedala-kendala yang timbul dalam proses tersebut dan solusi yang dilakukan dalam mengatasi kendala tersebut.
BAB V : PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Proses
Menurut Freddy Rangkuti (2014:109) dalam buku “Analisa SWOT” berpendapat bahwa “Proses merupakan serangkaian kegiatan yang dapat mengubah masukan menjadi keluaran (produk dan jasa), dengan memberikan manfaat berupa nilai tambah”.
Menurut Amirulla (2015:63) disebutkan bahwa “Proses adalah suatu konsep dasar yang menjelaskan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan akan berjalan sesuai dengan tahap-tahap yang telah ditentukan”.
Inu Kencana Syafiie (2015:21) mendefinisikan proses adalah sebagai berikut:
“Proses adalah suatu kumpulan aktivitas pekerjaan yang seharusnya terstruktur, sistematis, harmonis dan teratur sesuai dengan ruang dan waktu yang saling kait mengait untuk mengolah dan cara menyelesaikan masalah tertentu yang selanjutnya menghasilkan suatu keluaran ataupun pelayanan tertentu sesuai dengan keahlian dan sumber daya yang tersedia”.
Dalam penjelasannya, Inu Kencana Syafiie menggambarkan definisi proses dengan alur sebagai berikut:
Gambar 2.1 Alur Proses
9 Berdasarkan dari ketiga definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa proses merupakan serangkaian kegiatan yang terstruktur dan sistematis yang dapat mengubah masukan menjadi keluaran (Produk atau jasa) sesuai dengan sumber daya yang tersedia.
Dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan teratur secara berulang-ulang, haruslah dilaksanakan dengan karakteristik yang mampu menjelaskan dan mempermudah pengaplikasiannya. Apabila suatu rangkaian kegiatan atau proses tidak mempunyai karakteristik maka akan mendapatkan kesulitan untuk menjalankan proses tersebut. Berikut ini beberapa karakteristik prosedur yaitu:
1. Proses menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Proses menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.
3. Proses menunjukan urutan yang logis dan sederhana.
4. Proses menunjukan adanya keputusan dan tanggung jawab.
5. Proses mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin.
2.2 Pengertian Produksi
Menurut Murdifin Haming (2014:19) menjelaskan mengenai pengertian produksi yaitu:
10 Menurut A. Hamdan Dimyati (2014:22) “Produksi adalah usaha yang mempunyai awal dan dijalankan untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan biaya, jadwal, dan sasaran kualitas”
Menurut Irham Fahmi (2014:9) Produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan baik bentuk barang (goods) maupun jasa (service) dalam suatu periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan.
Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disumpulkan bahwa produksi adalah kegiatan mengolah masukan (input) sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk mendapatkan keluaran (output) yang menghasilkan nilai tambah baik barang atau jasa yang menjadi keuntungan bagi perusahaan.
Gambar 2.2 Alur Produksi
2.2.1 Faktor-Faktor Produksi
Kegiatan produksi tergantung dari ketersediaan faktor produksi. Faktor produksi adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam kegiatan produksi terhadap suatu barang dan jasa. Faktor-faktor produksi terdiri dari alam (natural resources), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan keahlian (skill) atau sumber daya pengusaha (enterpreneurship). Faktor-faktor produksi alam dan tenaga kerja adalah faktor produksi utama (asli), sedangkan modal dan tenaga kerja merupakan faktor produksi turunan. Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor produksi diatas:
Input Pengubahan/
11 1. Faktor produksi alam, adalah semua kekayaan yang ada di alam semesta digunakan dalam proses produksi. Faktor produksi alam disebut faktor produksi utama atau asli. Faktor produksi alam terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari, dan barang tambang.
2. Faktor produksi tenaga kerja, adalah faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung dapat menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja sebagai faktor produksi asli. Walaupun kini banyak kegiatan proses produksi diperankan oleh mesin, namun keberadaan manusia wajib diperlukan.
3. Faktor produksi modal, adalah faktor penunjang yang mempercepat dan menambah kemampuan dalam memproduksi. Faktor produksi dapat terdiri dari mesin-mesin, sarana pengangkutan, bangunan, dan alat pengangkutan.
4. Faktor produksi keahlian, adalah keahlian atau keterampilan individu mengkoordinasikan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.
2.2.2 Jenis Produksi
Kegiatan produksi dikelompokkan menjadi tiga macam/jenis yaitu: berdasarkan hasil produksi, bidang produksi, dan penggunanaan faktor produksi.
1. Jenis-jenis produksi berdasarkan hasil produksi
12 1) Barang mentah (bahan baku), yaitu barang yang belum mengalami proses pengolahan apapun dan berfungsi untuk pembuatan produk tertentu. Contohnya: minyak mentah, kayu gelondongan, daun teh dan lain sebaginya.
2) Barang setengah jadi, yaitu semua barang yang telah mengalami proses pengolahan lebih lanjut sehingga dapat menjadi produk jadi. Contohnya: benang, profil UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride), dan lain sebagainya.
3) Barang jadi, merupakan semua barang yang telah mengalami proses pengolahan akhir dan sudah siap untuk dipergunakan sesuai dengan manfaatnya. Contohnya: pakaian, sepatu, pintu dan jendela, dan lain sebaginya.
b. Produksi jasa, yaitu produksi yang kegiatannya menghasilkan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contohnya: konsultan, guru, salon, bengkel dan lain sebagainya.
2. Jenis-jenis produksi berdasarkan bidang produksi
a. Extraktif, yaitu kegiatan produksi yang kegiatannya mengumpulkan barang yang telah disediakan di alam. Contohnya: industri mobil, industri rokok dan lain sebagainya.
13 c. Agraris, yaitu produksi yang kegiatan utamanya mengolah tanah. Contoh: pertanian, perkebunan, dan kehutanan.
d. Jasa, yaitu produksi yang bertujuan memberikan pelayanan kepada konsumen. Misalnya: rumah sakit, transportasi, potong rambut dan lain sebagainya.
3. Jenis-jenis produksi berdasarkan penggunaan faktor produksi
a. Produksi langsung, yaitu kegiatan produksi yang lebih banyak menggunakan faktor produksi asli yaitu alam dan tenaga kerja. Misalnya: pertanian, perikanan, dan perkebunan.
b. Produksi tidak langsung, yaitu kegiatan produksi yang lebih banyak menggunakan faktor produksi turunan yaitu modal dan kewirausahaan. Misalnya: produksi motor, produksi pesawat, produksi sepeda, dan lain sebagainya.
4. Jenis-jenis produksi berdasarkan proses
a. Proses produksi yang terus menerus (continuous processes), yaitu proses produksi dalam jumlah besar dengan variasi yang sangat kecil dan sudah distandarisasi. Pada umumnya industry yang cocok dengan tipe ini adalah memiliki karakteristik output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan bersifat standar.
14
2.2.3 Tujuan Produksi
Berikut adalah tujuan dari produksi:
1. Menghasilkan barang atau jasa
2. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa 3. Meningkatkan kemakmuran masyarakat 4. Meningkatkan keuntungan
5. Meningkatkan lapangan usaha
6. Menjaga kesinambungan usaha perusahaan
2.3 Pintu dan Jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride)
Pintu dan jendela merupakan salah satu bagian dari suatu rumah atau bangunan, dan menjadi bagian yang penting bagi sebuah bangunan yang berfungsi sebagai penghubung antara ruangan ke luar bangunan, juga untuk mengkondisikan pengaturan tata pencahayaan alami dari luar rumah ke dalam ruangan-ruangan di dalam rumah dan juga sebagai saluran sirkulasi udara dari luar ruangan ke dalam ruangan dan sebaliknya.
Sedangkan UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) merupakan sejenis thermoplastic yang berasal dari unsur garam dan minyak bumi. Bahan ini pada dasarnya tahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan zat kimia. UPVC dikembangkan dengan penambahan beberapa pendukung untuk kekuatan struktur (steel reinforcement) dan ramah lingkungan sehingga menjadikan bahan tersebut optimal dipakai sebagai bahan pengganti kayu, alumunium, dan besi untuk membuat kusen pintu dan jendela.
15 Gambar 2.3 Profil UPVC
Sumber: www.dicky-metals.co.id
Profil UPVC yang digunakan pada pintu dan jendela diperkuat dengan besi di bagian dalam profil, besi tersebut berguna untuk menjadikan pintu dan jendela lebih kuat. Komponen lain pada pintu dan jendela UPVC adalah karet pada bagian diantara profil UPVC dan kaca, karet tersebut berfungsi sebagai penopang kaca yang terpasang pada profil UPVC agar menempel dengan baik.
Pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) merupakan komponen dari suatu banguna dengan bahan alternatif selain kayu atau besi yang sudah umum digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Pintu dan jendela yang terbuat dari bahan UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) mempunyai keunggulan-keunggulan diantaranya:
16 2. Proteksi terhadap api, bahan profil UPVC merupakan bahan khusus dibuat untuk menghambat menjalarnya api, tidak seperti kayu yang mudah terbakar oleh api.
3. Bebas perawatan, jendala dan pintu UPVC tidak memerlukan pengecatan karena permukaan UPVC yang sangat halus dan tidak berpori, sehingga mudah untuk dibersihkan dan tidak memerlukan perawatan secara khusus.
4. Anti rayap, bahan UPVC terbuat dari material yang tahan terhadap rayap.
5. Sistem penguncian ganda, pintu dan jendela yang terbuat dari bahan UPVC didisain dengan sistem penguncian ganda (multy point lock) yang tidak bisa dipaksa dibuka dari bagian luar.
6. Hemat energi, profil UPVC memiliki tingkat suhu yang rendah, dan bentuk profil dengan tiga sekat ruangan (cavities) yang dapat menjaga suhu di dalam ruangan sehingga pemakaian untuk AC (air conditioner) menjadi lebih efisien.
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
3.1 Sejarah Perusahaan
Industri di Indonesia berkembang sangat pesat dan persaingan ketat pun terjadi dalam kalangan industri. Perusahaan-perusahaan dalam bidang industri mulai menerapkan perkembangan mutu dan kualitas barang yang diproduksi.
PT. Dicky Metals bergerak dalam bidang industri logam, didirikan dengan Undang-Undang No.1 tahun 1970 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dengan nama PT. Dicky Metals Company Limited di Jakarta pada tanggal 12 Juni 1970, dan pada 28 September 1992 status perusahaan berubah menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kemudian pada tanggal 10 Agustus 1999 nama perusahaan berubah menjadi PT. Dicky Metals.
Perubahan terakhir Anggaran Dasar Perusahaan dinyatakan dalam akta notaris No.51 tanggal 15 Juli 2008 dari Silvia Veronica, S.H., sehubungan dengan penyesuaian dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan tersebut telah menjadi pengesahan oleh Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-7471. AH.01.02. tahun 2008 tanggal 27 Oktober 2008.
18 tanah). Perusahaan ini secara langsung konsisten sangat menekanakan pada perlunya mutu dan peningkatan produkstivitas.
3.2 Visi dan Misi 3.2.1 Visi
PT. Dicky Metals memiliki visi yaitu “Kepercayaan Konsumen pada mutu produk PT. Dicky Metals yang terbaik adalah yang terpenting (mutu yang kami utamakan)”.
3.2.2 Misi
Perusahaan tentu memiliki visi yang harus dijalani demi pencapaian tujuan perusahaan. Misi PT. Dicky Metals adalah memenuhi kebutuhan masyarakat luas dalam bidang usaha bangunan, industri, dan rumah tangga, dengan memproduksi Louvre Window (jendela kisi-kisi) dan Hinges (engsel) dengan mutu yang terbaik dengan harga yang bersaing.
3.3 Bidang Usaha
19 Chloride) sebenarnya memiliki bentuk dan kegunaan seperti kusen pintu/jendela pada umumnya, yang membedakan adalah bahan dasar kusen ini, yaitu Poly Vynil Chloride yang diperkuat dengan proses yang dinamakan Unplasticized, sehinggga hasil akhirnya menjadi bahan yang lebih kuat dari PVC (Plastic Vinyl Cloride). Material UPVC selalu diperkuat dengan besi (steel reinforcement), sehingga lebih kokoh.
Bahan UPVC tidak hanya bermutu tinggi, tetapi juga ramah lingkungan. Oleh karena hal ini, berbagai kalangan dari mancanegara sangat menyukai pemakaian kusen dan jendela UPVC dalam sebelas tahun terakhir ini.
Ukuran produk telah banyak dipakai untuk memproduksi berbagai macam pintu dan jendela dengan berbagai macam ukuran, seperti halnya jenis pintu dan jendela geser, jenis pintu dan jendela yang umumnya digunakan di Indonesia, dan jenis pintu dan jendela yang lainnya, termasuk pula penyekat ruangan.
Berbagai macam jenis pintu dan jendela yang digunakan sangatlah beragam. Untuk menunjang kebutuhan konsumen tersebut, PT. Dicky Metals Bekasi dengan produk pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vynil Chloride) juga memberikan berbagai macam pilihan pintu dan jendela sesuai dengan kebutuhan konsumen. Adapun jenis pintu dan jendela dibagi kedalam beberapa jenis, yaitu:
1. Casement Window
20 kusen), dan hopper (engsel terletak dibawah kusen). Berikut ini adalah gambar Casement Window:
Gambar 3.1 Casement Window
Sumber: PT.Dicky Metals Bekasi
2. Fixed Window
Tipe Fixed Window merupakan jendela yang hanya mempunyai lubang kaca yang tidak dapat dibuka sehingga tidak berfungsi untuk mengalirkan udara. Berikut contoh Fixed Window:
Gambar 3.2 Fixed Window
21 3. Sliding Window
Tipe Sliding Window merupakan jendela yang dapat dibuka dengan cara digeser, baik vertikal maupun horizontal. Berikut adalah contoh gambar Sliding Window:
Gambar 3.3 Sliding Window
Sumber: PT.Dicky Metals Bekasi
4. Casement Door
Merupakan pintu ayun yang dapat dibuka dengan cara didorong, atau disebut juga pintu engsel. Berikut adalah contoh Gambar Casement Door:
Gambar 3.4 Casement Door
22 5. Sliding Door
Tipe Sliding Door merupakan pintu yang dapat dibuka dengan cara di geser ke arah samping. Jenis pintu ini biasanya digunakan pada ruang yang sempit karena tidak memerlukan ruang untuk mengayunkan pintu seperti casement. Berikut adalah contoh gambar Sliding Door:
Gambar 3.5 Sliding Door
Sumber: PT. Dicky Metals Bekasi
6. Folding Door
23 Gambar 3.6 Folding Door
Sumber: PT. Dicky Metals Bekasi
3.4 Struktur Organisasi PT. Dicky Metals
Dalam kegiatan usahanya PT. Dicky metals Bekasi mempunyai struktur organisasi yang menerangkan kerja antara bagian dan mengatur tugas, fungsi serta tanggung jawab masing-masing bagian.
Organisasi merupakan salah satu unsur administrasi yang memungkinkan proses penyelenggaraan dalam usaha kerjasama sekelompok orang yang terkait dalam hubungan formal, sehingga dapat berjalan dengan tertib dan teratur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaaktan sebagai sumber daya yang ada.
President Director
Staff Supervisor Staff Staff Staff Staff Staff
Sumber PT. Dicky Metals Bekasi – Bagian HRD (2016)
Gambar 3.7 (Struktur Organisasi PT.Dicky Metals Bekasi)
Struktur Organisasi PT. Dicky Metals Bekasi
25
3.5 Deskripsi Kerja
3.5.1 President Director
1. Menyusun strategi dan visi
2. Menjamin seluruh aktivitas perusahaan berjalan dengan lancar.
3. Menentukan arah kebijakan perusahaan.
4. Menentukan peraturan-peraturan untuk menjamin aktivitas perusahaan berjalan dengan baik.
5. Membuat rencana pengembangan perusahaan dan usaha perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
3.5.2 Director
1. Perumusan kebijakan pembinaan, penyelenggaraan kerja dan pengendalian unit kerja President Director dalam menunjang strategi bisnis perusahaan.
2. Penyusunan kegiatan dan evaluasi program fungsi hubungan dengan masyarakat secara korporasi, termasuk publikasi dan pembentukan citra perusahaan serta penyelenggaraan hubungan dengan mitra kerja.
3. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.
3.5.3 Accounting Manager
26 2. Bertanggung jawab dalam pengolahan keuangan perusahaan, baik dari segi pembayaran, keuangan dan pembukuan.
3. Mengendalikan kegiatan keuangan perusahaan supaya benar-benar berjalan sesuai dengan fungsinya.
4. Penyusunan dan pembuatan laporan keuangan bulanan dan tahunan secara korporasi kepada atasan.
3.5.4 Production Manajer
1. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan unit kerja produksi untuk menunjang strategi perusahaan.
2. Bertanggung jawab dalam proses produksi dan kualitas produksi.
3. Mengendalikan kegiatan-kegiatan produksi supaya benar-benar berjalan sesuai dengan fungsinya.
4. Penyusunan dan pembuatan laporan kegiatan produksi bulanan dan tahunan secara korporasi kepada atasan.
3.5.5 Technic /Maintenance Manager
1. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan unit kerja maintenance untuk menunjang strategi perusahaan.
27 3. Mengendalikan kegiatan-kegiatan maintenance
mesin-mesin supaya benar-benar berjalan sesuai dengan fungsinya.
4. Penyusunan dan pembuatan laporan kegiatan manintenance bulanan dan tahunan secara korporasi kepada atasan.
3.5.6 Sales Manajer
1. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan untuk kerja sales untuk menunjang strategi perusahaan.
2. Bertanggung jawab pada target penjualan agar mencapai keuntungan yang telah direncanakan.
3. Mengembangkan pelaksanaan kebijakan pemasaran yang telah ditentukan.
4. Mengawasi pelaksanaan kebijakan pemasaran yang telah ditentukan.
5. Penyusunan dan pembuatan laporan bulanan secara korporasi kepada atasan.
3.5.7 Production Planning Inventory and Control
1. Menyediakan pemesanan dari bagian marketing dan menyusun rencana produksi sesuai dengan pesanan marketing.
28 3. Menyusun rencana pengadaan bahan yang didasarkan
atas forecast marketing melalui pemantauan kondisi persediaan barang yang akan diproduksi.
4. Melakukan pemantauan pada bagian inventory pada proses produksi, penyimpanan barang di gudang maupun yang akan didatangkan pada perusahaan sehingga pada proses produksi yang membutuhkan bahan dasar bisa berjalan lancer dan seimbang.
5. Membuat jadwal proses produksi sesuai waktu, routing dan jumlah produksi yang tepat sehingga menjadikan waktu pengiriman produk pada konsumen bisa dilakukan optimal.
3.5.8 Personel and General Affair Manager
1. Perumusan kebijakan, pembinaan penyelenggaraan dan pengendalian kegiatan unit kerja General Affair untuk menunjang strategi perusahaan.
2. Penyusunan program perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi fungsi recruitment dan pelatihan pegawai, administrasi kepegawaian/penghasilan, serta pengarsipan dokumen perusahaan.
3. Penyusunan dan pembuatan laporan kegiatan Genneral Affair secara bulanan dan tahunan.
3.6 Mitra Bisnis
29 material-material tersebut. Berikut adalah perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan PT.Dicky Metals Bekasi:
3.6.1 Supplier Material
Berikut ini adalah beberapa perusahaan yang bekerjasama dengan PT. Dicky Metal dalam pengadaan material:
Tabel 3.1 Supplier Material
No Nama Perusahaan Supplier Material
1 Zhongcai Merchants Investment Profil dan Besi UPVC
2 Makmur Hardware Pintu dan Jendela
3 Indo Karya Anugerah Sealent Glazing
4 Suplaiindo Tehnik Batu gerinda Prohex
5 Hian Steel Perkasa Plat strip
6 Deca/T&D Jinan Deca Machine
Co. Ltd Double miter saw
7 Tumbakmas Inti Mulia Galvanis
8 Kawan Kita Glass Kaca Clear 10mm
9 Bintang Mas Glassolutions Kaca
10 Mahakarya Kresna Mukti Baut
30
3.6.2 Perusahaan Expedisi
Dalam melakukan pengiriman pintu dan jendela UPVC yang sudah selesai diproduksi, perusahaan melakukan pengiriman dengan angkutan perusahaan sendiri. Namun, apabila dalam jumlah besar yang melebihi kapasitas kemampuan perusahaan, yaitu tiga mobil truk dan juga pengiriman jauh ke luar jawa barat, maka perusahaan bekerjasama dengan perusahaan expedisi. Berikut adalah perusahaan expedisi yang bekerjasama dengan PT. Dicky Metals Bekasi:
Tabel 3.2 Perusahaan Expedisi
No Perusahaan Expedisi Kota / Provinsi Tujuan
1 Gemilang Asrimaju Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya.
2 PT. Nusa Dharma
Ekspresindo Bali
3 Sace Express Sumatra, Kalimantan, Bali, Sulawesi.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Proses Produksi Pintu dan Jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Choride)
PT. Dicky Metals Bekasi adalah perusahaan yang memproduksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride). Sebagai perusahaan manufaktur yang kegiatan utama perusahaannya adalah memproduksi pintu dan jendela UPVC, PT. Dicky Metals Bekasi mempunyai standar produksi terhadap produk yang diolahnya. Proses produksi yang dilakukan melalui tahapan-tahapan yang telah direncanakan sedemikian rupa untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) merupakan proses produksi yang mengolah raw material yaitu bahan-bahan setengah jadi yang bisa langsung digunakan dalam proses produksi untuk dijadikan barang finished goods yaitu pintu dan jendela UPVC yang siap dipakai oleh konsumen. Produksi yang dilakukan pada PT. Dicky Metals Bekasi merupakan proses produksi intermittent yaitu proses produksi terputus-putus, yang proses produksinya didasarkan pada pesanan pelanggan yang dikelola oleh bagian marketing dan dibuat gambar pesanan berdasarkan pemesanan tersebut untuk dikerjakan oleh bagian produksi.
32 Gambar 4.1 Flowchart Proses Produksi
33 Berikut adalah keterangan simbol dari Flowchart:
Tabel 4.1 Simbol Flowchart
No Simbol Fungsi
1 Terminator, untuk permulaan dan akhir suatu kegiatan.
2 Document, masukan berasal dari dokumen.
3 Manual Operation, pengelolaan yang
dilakukan manual.
4 Decision, Pemilihan proses berdasarkan kondisi yang ada.
5 On Page Reference, menyambungkan proses
dalam lembar halaman yang sama.
6 Predefine, melaksanakan suatu bagian ( sub-program)/ procedure.
7 Input-output, menyatakan proses input dan output tegantung dengan jenis peralatannya.
8 Off Page Reference, menyambungkan
prosess dalam lembar halaman yang berbeda.
9 Puch Card, menyatakan input berasal dari karrtu, atau output ditulis ke kartu.
10 Direct Data, menunjukkan input kedalam sistem.
11 Flow Line, arah aliran program.
34 Berdasarkan alur flowchart tersebut, proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) dimulai dari perencanaan produksi oleh PPIC (Production Planning Inventory and Controlling) perencanaan tersebut didasarkan pada permintaan oleh konsumen yang dikelola oleh marketing dan kemudian dilakukan perencanaan produksi oleh PPIC. Setelah melalui tahapan tersebut, rencana produksi diserahkan kepada pihak produksi untuk diproses menjadi barang jadi.
4.1.1 Dokumen-Dokumen Penunjang Produksi
Proses produksi tidak lepas dari hal-hal yang diperlukan untuk menunjang terjadinya proses tersebut. Pada proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) dilakukan setelah mendapat pemesanan produk dari konsumen. Berikut ini adalah aspek-aspek yang diperlukan untuk terjadinya proses produksi:
1. Rencana produksi
Rencana produksi merupakan rancangan gambar dan detail komponen yang diperlukan untuk suatu proyek yang didapatkan berdasarkan permintaan dari konsumen. Rencana produksi terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a. Rencana kerja, merupakan gambar produk yang akan dibuat, jumlah unit produksi, dan jenis-jenis profil UPVC yang digunakan dalam proses tersebut.
35 c. Detail Hardware, merupakan detail komponen perlengkapan pintu atau jendela yang akan digunakan, seperti engsel, kunci, dan handle.
2. Working Order
Working order merupakan pesan/perintah suatu pekerjaan berupa dokumen secara tertulis kepada pelaksana proses produksi yang diberikan bersamaan dengan rencana kerja. Working order berfungsi sebagai identitas dari proyek yang sedang dikerjakan berdasarkan penomoran tertentu.
4.1.2 Permintaan material produksi
Permintaan terhadap material yang dibutuhkan dalam proses produksi dilakukan setelah dokumen-dokumen produksi telah diberikan kepada bagian produksi. Permintaan jumlah material seperti profil UPVC dan besi dihitung oleh kepala regu berdasarkan rencana produksi, rencana potong, dan hardware yang diperlukan berdasarkan detail hardware yang terlampir pada dokumen rencana produksi. Berikut ini adalah hal-hal penting dalam permintaan barang, yaitu:
1. Membuat permintaan barang.
2. Mengecek bukti permintaan barang dengan fisik barang. 3. Cek kondisi barang.
4. Pengiriman barang ke tempat produksi. 5. Transfer posting material secara sistem.
4.1.3 Work In Process
36 Gambar 4.6 Work In Process
Sumber: PT. Dicky Metals Bekasi
1. Machining, yaitu pengelolaan raw material yaitu profil UPVC dan besi penguat dengan mesin dan perkakas lain, melalui tahapan sebagai berikut:
a. Pemotongan profil UPVC dan besi penguat UPVC. b. Pemasangan besi dibagian dalam profil.
c. Memberikan lubang handle, ficher dan lubang drainase. d. Coak profil dengan mesin las.
e. Pengelasan profil profil UPVC.
f. Pembersihan sisa pengelasan pada profil UPVC dengan menggunakan mesi CNC (Computer Numerical Control).
2. Setting, yaitu proses pengelolaan profil UPVC yang sudah dilas utuh menjadi bentuk pintu atau jendela. Proses setting yang dilakukan antara lain:
a. Pemasangan door lock. b. Pemasangan engsel. c. Pemasangan panel. d. Pemasangan kaca.
e. Pemasangan karet pengganjal kaca f. Pemasangan glass bead.
3. Packing, merupakan proses terakhir setelah proses setting selesai, yaitu pengemasan yang dilakukan dengan standar pengemasan yang telah ditetapkan, yaitu:
37 a. Pemasangan sticker berlogo Dicky Metals pada bagian
pintu dan jendela UPVC.
b. Packing dilakukan menggunakan karton untuk membungkus pintu dan jendela UPVC.
c. Lapisan terakhir pada packing pintu dan jendela UPVC adalah plastik wrap.
Setelah proses-proses tersebut pengerjaan selesai dilaksanakan dan sudah menjadi finished goods atau barang jadi.
4.1.4 Laporan proses produksi
Proses produksi yang dilaksanakan menghasilkan beberapa laporan yang akan digunakan sebagai perhitungan biaya material yang digunakan dan waktu pengerjaan proyek. Berdasarkan proses produksi yang dijalankan, laporan yang dihasilkan yaitu:
1. Laporan pemotongan, yaitu laporan jumlah dan ukuran material yang digunakan, ukuran material sisa potongan yang masih bisa digunakan, dan sisa potongan yang sudah tidak bisa digunakan.
Laporan pemotongan tersebut diinput kedalam sistem SAP, hal tersebut berfungsi sebagai data pengerjaan proyek yang dilaksanakan, dan pemantauan proyek agar sesuai dengan BOM (Bill of Material) yang telah dibuat dalam perencanaan produksi. BOM (Bill of Material) merupakan uraian bahan baku yang diperlukan dalam pembuatan produk.
38 Setiap kode jenis proyek pintu dan jendela UPVC sudah mempunyai routing masing-masing. Routing merupakan penentuan prosedur atau runtutan proses produksi. Dalam routing tersebut terdapat ukuran waktu standar setiap jenis pintu dan jendela. Hal tersebut merupakan acuan standar waktu pengerjaan yang akan dibandingkan dengan laporan konfirmasi waktu dari operator yang mengerjakan proyek tersebut.
4.1.5 Penyerahan finished goods ke bagian gudang
Proses terakhir dari produksi adalah penyerahan barang jadi ke bagian gudang untuk dikirim kepada konsumen. Proses penyerahan barang tersebut disertai dengan dokumen data barang yang akan diserahkan ke bagian gudang. Berikut ini adalah hal-hal penting dalam penyerahan finished goods ke gudang:
1. Transfer posting data finished goods secara sistem, proses ini merupakan proses penyerahan finished goods melalui sistem. Data finished goods yang ada di bagian produksi dikirimkan ke sistem di bagian gudang melalui SAP. Tansfer posting juga merupakan data untuk manajer PPIC (Production Planning and Inventory Control) untuk menentukan pengiriman barang jadi ke konsumen.
39
4.1.6 TECO (Technical Complete)
Technical Complete (TECO), merupakan akhir dari produksi secara sistem berdasarkan dari hasil laporan produksi yang telah diinput kedalam sistem, dan menunjukkan status barang jadi yang sudah selesai secara fisik dan secara sistem.
4.2 Kendala-Kendala yang dihadapi dalam Proses Produksi Pintu dan Jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride)
1. Perubahan standar jenis pintu dan jendela yang sudah ada
Proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) pada PT. Dicky Metals Bekasi didasarkan atas pesanan. Rencana produksi dibuat berdasarkan pesanan dari konsumen berupa pintu dan jendela yang sudah ada pada umumnya. Tetapi berdasarkan hal tersebut, jenis pintu dan jendela yang sudah ada seringkali dirubah kembali atau dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Perubahan tersebut mengakibatkan perubahan terhadap standar proses produksi. Perubahan standar produksi tersebut dapat menjadi kendala untuk proses produksi diantaranya:
a. Penyesuaian pengaturan terhadap profil UPVC, besi penguat, dan hardware pintu dan jendela.
b. Pengadaan hardware baru.
c. Pengaturan perubahan pintu dan jendela yang baru.
d. Pemeriksaan kualitas secara keseluruhan.
e. Menghambat waktu pengerjaan proses produksi lain
40 rencana produksi yang ada. Perubahan yang ada harus diperhitungkan secara detail, diperiksa secara menyeluruh, dan dicoba agar produk baru atau perubahan yang dilakukan dapat sesuai dengan rencana produksi yang dibuat. Permasalahan yang terjadi pada proses percobaan dibicarakan bersama dan dicari solusi untuk permasalahan tersebut.
Harus ada seorang pegawai yang diberi tanggung jawab atas pekerjaan ini. Sebab, apabila tugas itu dibagi-bagi biasanya cenderung terbengkalai. Pegawai yang diberi tanggung jawab khusus dapat diperkirakan akan menangani tuntutan terhadap tanggung jawab pekerjaan tersebut.
2. Belum adanya Standard Operating Prosedure (SOP)
Proses produksi memerlukan Standard Operating Prosedure (SOP) secara tertulis tentang standarisasi proses produksi yang berlangsung. SOP dapat menjadi rangkaian proses tertulis yang berfungsi untuk memastikan proses produksi bisa berjalan sesuai dengan standar yang diharapkan. Kendala yang terjadi misalnya, pada seleksi penerimaan barang memerlukan prosedur tertentu untuk menghindari kesalahan pengiriman. Pada proses produksi pintu dan jendela UPVC yang mempunyai banyak jenis material yang digunakan tergantung pada produk pintu dan jendela yang akan diproduksi, hal tersebut akan mempersulit pemeriksaan barang pada saat pengiriman, dan dapat rentan terjadi kesalahan. Dengan demikian dapat dilakukan tindakan untuk menangani persoalan tersebut. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat berupa:
a. Kerusakan pada material.
b. Kekurangan jumlah barang.
41 Kondisi material pada saat dilakukan pengiriman perlu dicek terlebih dahulu, baik kualitas, jumlah dan jenis barang yang dikirim ke bagian produksi untuk menghindari kesalahan pada saat pengiriman. Selain itu, pada proses-proses produksi lain seperti, machining, setting dan packing juga memerlukan standard operating procedure yang tepat untuk mempermudah proses produksi. Standard Operating Procedure menjadi acuan terhadap proses produksi yang berlangsung untuk menghasilkan sistem yang berkualitas.
3. Proses produksi intermittent
Proses produksi yang dilaksanakan berdasarkan pesanan (intermittent) mengakibatkan proses produksi sering berubah-rubah sesuai dengan pesanan konsumen. Berikut ini adalah hambatan yang terjadi pada proses produksi dengan sistem intermittent:
a. Scheduling dan routing untuk pengerjaan produk yang akan dihasilkan sangat sukar karena kombinasi urutan pekerjaan sangat banyak dalam memproduksi satu macam produk, dan disamping itu dibutuhkan scheduling dan routing yang banyak karena produk yang berbeda-beda tergantung dari pemesanannya. Oleh karena itu, pekerjaan scheduling dan routing sukar dilakukan.
b. Pengawasan produksi dalam proses seperti ini sangat sukar dilakukan. Maka diperlukan kontrol kualitas produksi dengan standar yang baik supaya tidak terjadi kesalahan terhadap produk yang dihasilkan.
42 d. Biaya tenaga kerja dan pemindahan bahan sangat tinggi, Karena banyak dipergunakan tenaga manusia, dan tenaga mesin yang dibutuhkan adalah tenaga yang ahli dalam pengerjaan produk tersebut.
4.3 Solusi Terhadap Kendala-Kendala yang dihadapi Pada Proses Produksi Pintu dan Jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride)
Berdasarkan kendala-kendala yang telah diuraikan penulis mengamati bahwa PT. Dicky Metals Bekasi mengambil langkah-langkah solusi sebagai berikut:
1. Solusi atas perubahan rencana produksi atau modifikasi produk yang sudah adalah dengan cara menugaskan pegawai yang secara khusus dapat menganalisa dan menguji coba terlebih dahulu perubahan yang akan dilakukan. Diperlukan komunikasi yang jelas antara drawer rencana produksi dan pegawai yang menguji coba produk tersebut sehingga proses percobaan yang dilakukan dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pemerikasaan secara keseluruhan produk yang sudah dimodifikasi harus mempunyai standar QC (Quality Control) supaya produk tersebut tidak menimbulkan permasalahan terhadap konsumen. Proses pengaturan produk yang dimodifikasi tersebut harus mempunyai batasan waktu pengerjaan supaya tidak menghambat proses produksi lain yang sedang berjalan dan jadwal pengiriman yang sudah ditetapkan oleh PPIC (Production Planning and Inventory Controlling).
43 standarisasi proses produksi agar lebih efisien dan efektif. Seperti pada proses penerimaan barang dari gudang adalah dengan cara membuat prosedur tetap tertulis. Mulai dari reservasi permintaan barang, pemeriksaan barang yang akan dikirim, pemeriksaan bentuk fisik material sampai pemeriksaan ulang material pada saat penerimaan ditempat produksi. Setelah sampai di tempat produsi, diperlukan pemeriksaan standar quality control untuk menentukan barang yang layak untuk diproduksi atau tidak. Material yang tidak layak untuk diproses kedalam proses produksi akan dihitung sebagai scrap. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari pengerjaan ulang apabila pemeriksaan tidak dilakukan pada saat sebelum proses machining dilakukan.
Proses produksi lain seperti machining, setting, dan packing bisa dibuat SOP berdasarkan proses produksi yang sudah ada, dan dilakukan analisa apakah proses yang sudah berjalan tersebut sudah efektif.
Penyusunan SOP tertulis juga diperlukan ujicoba, dan pengembangan terhadap SOP yang disusun tersebut. Pada proses penerapan SOP diperlukan sosialisasi kepada karyawan yang belum memahami SOP yang sudah dirancang dan dilakukan ujicoba tersebut, apabila diperlukan perusahaan dapat mengadakan seminar dan pelatihan langsung kepada karyawan untuk pemerataan SOP yang sudah dirancang tersebut kepada karyawan, dan menjadikan SOP sebagai pedoman kerja karyawan sehingga SOP yang sudah ada dapat dimaksimalkan di temapat produksi pintu dan jendela UPVC.
44 a. Merencanakan proses scheduling dan routing dengan cara menggunakan sistem komputerisasi software sehingga mempermudah memantau proses produksi yang sedang bejalan, sistem yang digunakan adalah sistem SAP (System Application and Product) yaitu sistem yang dikembangkan untuk mendukung organisasi dalam menjalankan kegiatan operasionalnnya secara lebih efisien dan efektif dan juga merupakan tools IT dan manajemen untuk membantu perusahaan merencanakan dan melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Sehingga mempermudah sistem scheduling dan routing walaupun dengan proses produksi intermittent yang mempunyai banyak sekali jenis produk.
Solusi atas pemasalahan banyaknya kombinasi urutan pada proses produksi dapat dilakukan pengaturan lay out atau departmentation by equipment yaitu cara penyusunan peralatan berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi atau peralatan yang sama dikelompokkan pada tempat yang sama.
b. Pemeriksaan quality control yang sukar dilakukan karena banyaknya kombinasi urutan yang ada pada proses produksi dilakukan dengan mengkatagorikan proses produksi kedalam tiga macam proses, yaitu quality control pada proses machining, setting, dan packing dengan standar pemeriksaan produk yang mempunyai standar yang baik.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang ada di bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) pada PT. Dicky Metals bekasi merupakan proses produksi terputus-putus atau intermittent, yaitu proses produksi yang dalam pelaksanaannya mempunyai banyak jenis produk yang dapat disesuaikan dengan permintaah dari konsumen. Proses produksi yang dilaksanakan diproses sesuai dengan perencanaan produksi yang dipersiapkan terlebih dahulu oleh PPIC (Production Planning and Inventory Controlling), dan kemudian disampaikan kepada pihak produksi.
Produksi yang dilakukan dalam pembuatan pintu dan jendela UPVC (Unplasticized Poly Vinyl Chloride) adalah produksi yang mengolah raw material yaitu bahan baku setengah jadi yang digunakan untuk membuat pintu dan jendela UPVC. Produksi yang dilaksanakan dibagi kedalam tiga proses yaitu, Machining, Setting, dan Packing. Hal tersebut didasarkan pada sifat produksi intermittent yang mempunyai banyak kombinasi tahapan produksi. pembagian tersebut bertujuan untuk mempermudah proses produksi yang dilaksanakan.
47 macam modifikasi terhadap jenis produksi yang sudah ada, belum adanya standarisasi tertulis dalam proses produksi, kurangnya pengawasan pada proses pengiriman barang dari gudang ke tempat produksi, dan proses produksi intermittent atau terputus-putus yang mempunyai beberapa kelemahan sehingga menghambat proses produksi.
48
5.2 Saran
Dari hasil analisa yang dilakukan penulis pada bab sebelumnya, serta kesimpulan yang telah diambil, maka penulis bermaksud memberikan saran sebagai bahan masukan yang mungkin bisa bermanfaat bagi perusahaan dalam peningkatan mutu kerja dalam proses produksi pintu dan jendela UPVC (Unplastisized Poly Vinyl Chloride) dimasa yang akan datang.
1. Lebih meningkatkan pengawasan terhadap perencanaan produksi, pengerjaan produksi dan kualitas produk yang sedang diproduksi sehingga tidak terjadi kendala-kendala yang tidak diharapkan.
2. Meningkatakan komunikasi internal antara semua pihak yang terlibat dalam proses produksi, dari mulai PPIC (Production Planning and Inventory Control), manajer produksi, dan semua bagian produksi, seperti melakukan pertemuan bulanan untuk membahas kendala-kendala kerja yang dialami dan mencari solusi untuk permasalahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. Manajemen Strategi. Bekasi: Mitra Wacana Media, 2015.
Dimyati, Hamdan A., dan Nurjaman Kadar. Manajemen Proyek. Jakarta: Pustaka Setia, 2014.
Fahmi, Irham. Manajemen Produksi dan Operasi. Bandung: Alfabeta, 2014.
Haming, Nurdifin, dan Nurnajamuddin Mahfud. Manajemen Produksi Modern. Jakarta : Cahaya Prima Sentosa, 2014.
Rangkuti, Freddy. Alalisis SWOT, Jakarta: Gramedia Pustaka Utam, 2014
Biodata Penulis
Nama : Risky Hidayat
Tempat, dan Tanggal lahir : Tasikmalaya, 08 Pebruari 1993
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Nama Orang Tua
1. Nama Bapak : Didi Kusmayadi 2. Nama Ibu : Wiwi Sulwiati
Pendidikan
1. SD : SDN Cileuleus II
2. SMP : SMP Yapida
3. SMA : SMA Negri 6 Tasikmalaya
4. Perguruan Tinggi : Politeknik LP3I Jakarta (2016) a. Program Studi : Administrasi Bisnis
b. Konsentrasi : Administrasi Perkantoran
c. Kampus : Bekasi
Pengalaman Kerja
Kerja di Proyek CV. Hasna Beda Rasa sebagai Adminstrasi. Kerja di PT. Dicky Metals Bekasi sebagai Administrasi Produksi.
Jakarta, Mei 2016 Penulis
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
LAMPIRAN 7