• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI START-UP BISNIS BAGI WIRAUSAHA MAHASISWA BERBASIS RISET INOVASI IPTEKS PERGURUAN TINGGI Darwanto 1) , Fronthea Swastawati 2) , dan Kurniawan Teguh Martono 3)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI START-UP BISNIS BAGI WIRAUSAHA MAHASISWA BERBASIS RISET INOVASI IPTEKS PERGURUAN TINGGI Darwanto 1) , Fronthea Swastawati 2) , dan Kurniawan Teguh Martono 3)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 644

STRATEGI START-UP BISNIS BAGI WIRAUSAHA MAHASISWA BERBASIS RISET INOVASI IPTEKS PERGURUAN TINGGI

Darwanto1), Fronthea Swastawati2), dan Kurniawan Teguh Martono3)

1 FEB, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Semarang, 50275 2 FPIK, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Semarang, 50275

3 FT, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. H. Soedarto, S.H., Semarang, 50275 Email: darwantomsiugm@gmail.com

Abstract

Jobs that are not able to accommodate all of college graduates require universities to not only create graduates who are ready to work but also graduates who are able to create jobs. It requires universities to encourage students in order to have success in starting a business since they are still student. Therefore, students can start by creating a research-based business and campus technological innovation. This paper aimed to provide a step-by-step phase’s of business start-up done by the students using research results or innovations that done by the academic community colleges, both by lecturers and students.

The methods for creating an entrepreneurial student which had been done are implementation of science and technology for Entrepreneurship (IBK), which includes a model student entrepreneurship program (PMW) and creativity of student entrepreneurship program (PKM-K). The stages of entrepreneurship done were PALS (Participatory Action, Learning, System) which was divided into (1) awareness phase, (2) capacity phase, and (3) institutional phase. Strategy start-up businesses for student entrepreneurship based on innovation research of science and art technology (science and technology) resulted students and graduates who run a business like product nanosil 99, snacks ice cream herbal, shrimp sauce liquid smoke, coojitagen (cookies of rambutan seeds for glycogen stabilizer), and creative industries of T-shirt screen printing.

Keywords: IbK, Technological Innovation, PALS, Start-up

Abstraksi

Lapangan pekerjaan yang tidak mampu menampung seluruh lulusan perguruan tinggi menuntut tidak hanya menciptakan lulusan siap kerja juga lulusan yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini menuntut perguruan tinggi mendorong mahasiswanya agar mempunyai keberhasilan memulai bisnis sejak dulu. Oleh karena itu dilakukan mahasiswa, maka mahasiswa dapat memulai dengan menciptakan bisnis yang berbasis riset dan inovasi teknologi kampus. Tulisan ini bertujuan memberikan langkah-langkah tahapan start-up

bisnis yang dilakukan mahasiswa dengan menggunakan hasil riset atau inovasi yang dilakukan civitas akademik perguruan tinggi, baik oleh dosen maupun mahasiswa.

Metode penciptaan wirausaha mahasiswa yang dilakukan adalah dengan pelaksanaan Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK) yang meliputi model program mahasiswa wirausaha (PMW) dan program kreativitas mahasiswa kewirausahaan (PKM-K). Tahapan-tahapan kewirausahaan yang dilaksanakan adalah PALS (Participatory Action, Learning, System) yang terbagi

menjadi (1) fase penyadaran kewirausahaan (awareness phase), (2) fase pengkapasitasan

(capaciting phase), dan (3) fase kelembagaan (institutional phase). Strategi start-up bisnis

bagi wirausaha mahasiswa berbasis riset inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi seni (IPTEKS) menghasilkan mahasiswa-mahasiswa dan lulusan yang menjalankan bisnis seperti produk nanosil 99, jajanan ice cream herbal, SUAP (saus udang asap cair), coojitagen

(cookies biji rambutan penstabil glikogen), dan industri kreatif sablon dan kaos.

(2)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 645

PENDAHULUAN

Indonesia dihadapkan pada salah satu masalah tentang ketenagakerjaan yaitu kurangnya jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Jumlah lulusan perguruan tinggi yang menjadi pengangguran setelah lulus cukup tinggi/sangat tinggi. Lapangan pekerjaan ini menutut mahasiswa untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memulai usaha atau bisnis. Kondisi ini terjadi akibat persaingan kerja lebih tinggi.

Data Depdiknas dalam Yuwono (2013) menunjukkan bahwa lulusan peguruan tinggi sebesar 83,18% lebih banyak menjadi pekerja dibandingkan berupaya untuk menciptakan kerja. Upaya untuk mencegah terjadinya angka pengangguran secara berkelanjutan harus dilakukan sebuah terobosan baru yaitu merubah pola pemikiran lulusan perguruan tinggi sebagai pencari kerja menjadi pencipta kerja.

Agustina (2011) dan Musanto (2004) menyebutkan perguruan tinggi memiliki peran yang penting dalam menciptakan budaya wirausaha di Indonesia. Untuk mewujudkan upaya ini, perguruan tinggi dituntut untuk mendorong mahasiswanya agar mempunyai keberhasilan memulai bisnis sejak dini dan diberikan peluang untuk berwirausaha melalui program Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK). Mata kuliah kewirausahaan pun telah diberikan di perguruan tinggi, tetapi hanya sebatas teori. Selanjutnya, materi kewirausahaan tersebut perlu ditambahkan dengan riset dan inovasi teknologi. Pendidikan kewirausahaan berbasis teknologi merupakan upaya untuk mensinergikan antara teori dan praktik (Hamid, 2011).

Mutaqin (2010) menjelaskan kewirausahaan yang berbasis riset dan inovasi teknologi inilah yang menjadi keunggulan perguruan tinggi untuk mengembangkannya. Penelitian ini pun menekankan pada kewirausahaan yang berbasis pada riset dan inovasi teknologi. Beberapa hasil produk pada penelitian ini adalah produk nanosil, jajanan ice cream herbal, SUAP (saus udang asap cair), coojitagen (cookies biji rambutan penstabil

glikogen), dan industri kreatif sablon dan kaos. Tujuan penulisan ini adalah memberikan langkah-langkah tahapan start-up bisnis yang dilakukan mahasiswa dengan

menggunakan hasil riset atau inovasi yang dilakukan civitas akademik perguruan tinggi, baik oleh dosen maupun mahasiswa.

Metode Penelitian Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK)

Perumusan kebijakan pengembangan kewirausahaan berbasis teknologi

(3)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 646

bisa digunakan yaitu kajian literatur, survei, dan observasi ke fakultas-fakutas di Undip. Metode pendekatan IbK dalam konteks pemberdayaan potensi mahasiswa kewirausahaan berbasis teknologi (technopreneurship) menggunakan metode PALS (Particapatory, Action, Learning, System). Prinsip dasar dari metode PALS adalah pelibatan mahasiswa

dalam proses pembelajaran aktif partisipan dalam program kewirausahaan (entrepreneurship) secara alamiah dengan segala pendekatan sehingga membentuk suatu

interaksi pembelajaran secara partisipatif.

Santiyadnya (2013) menjelaskan metode PALS menitikberatkan pada transformasi kegiatan-kegiatan yang telah ada untuk diusahakan dibawa pada perubahan-perubahan ke arah perbaikan kondisi entrepreneurship mahasiswa melalui:

1. Fase penyadaran kewirausahaan (awarness phase)

2. Fase pengkapasitasan (capaciting), pendampingan (scaffolding), dan kewirausahaan

(entrepreneur capacity building)

3. Fase Kelembagaan (Institutional phase) yaitu adanya koordinasi antara lembaga

LPPM Undip, dosen, dan mahasiswa dalam proses pengembangan kewirausahaan. Metode Ipteks Bagi Kewirausahaan (Ibk) dengan Pendekatan metode PALS (Participatory Action Learning System) sebagai berikut:

Gambar 1. Metode PALS (Participatory Action Learning System)

Fase penyadaran (awareness phase) kewirausahaan merupakan langkah awal

(4)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 647

kegiatan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan untuk dapat memperoleh modal melalui Dikti, bank atau lembaga keuangan lainnya untuk mengembangkan wirausahanya. Fase pengkapasitasan kewirausahaan ini diharapkan dapat menghantarkan mahasiswa untuk menghasilkan rencana usaha bisnis (bussiness plan) melaului

program-program seperti diklat lesson learned dari para pelaku usaha dan pendampingan yang

dilakukan. Pola pendampingan pada fase pengkapasitasan kewirausahaan ini dilakukan secara terpadu dengan melibatkan tim pelaksanan IbK, bagian kemahasiswaan, dan narasumber (dosen pengajar) dengan mengoptimalkan monitoring dan evaluasi.

Pembiayaan usaha baru mahasiswa pada tahap start-up bussines dapat berasal dari

hibah dari Dikti dan hibah pinjaman modal dari BUMN yang bekerja sama dengan perguruan tinggi. Program Ipteks Bagi Kewirausahaan (IbK) akan mewajibkan setiap tenant yang sudah membuka usaha baru dan sudah berhasil usahanya untuk melakukan pertemuan rutin setiap bulan untuk mendiskusikan permasalahan dalam menghadapi wirausaha, sharing pengalaman usaha, dan sosialisasi prospektif usaha.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengembangan kewirausahaan melalui proses yang cukup panjang yaitu proses sosialisasi dan seleksi, diklat lesson learned dari para pelaku usaha, dan ada

pendampingan yang dilakukan oleh tim Program Ipteks bagi Kewirausahaan (IbK). Sosialisasi IbK dilakukan di semua fakultas yang ada di Universitas Diponegoro. Proses selanjutnya yang dilakukan adalah proses seleksi. Proses seleksi dilakukan dengan para peserta yang sudah pernah mengikuti PMW, PKM-K, dan para mahasiswa yang baru ingin merintis usahanya. Pada saat proses seleksi peserta diwajibkan mengumpulkan proposal dan menjelaskan tentang usaha yang ingin mereka jalankan.

Adapun beberapa strategi dalam pengajuan proposal untuk memenangkan proses seleksi yaitu konsep ide yang menarik, perencanaan keuangan yang baik, strategi pemasaran yang tepat, placement, dan people. Adanya proses sosialisasi dan seleksi yang

ckup panjang program IbK menghasilkan beberapa produk seperti nanosil 99, jajanan ice cream herbal, SUAP (saus udang asap cair), coojitagen (cookies biji rambutan penstabil

glikogen), dan industri kreatif sablon dan kaos.

Mahasiswa yang lolos dalam proses penyeleksian akan mengikuti proses selanjutnya yaitu diklat lesson learned dari pelaku usaha. Salah satu pembicara dalam

(5)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 648

Pemilik loetju ini memberikan saran kepada mahasiswa yang lolos seleksi yaitu langkah yang harus diperhatikan sebelum memulai bisnis adalah harus memahami konsep manajemen. Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya dengan tujuan untuk menetapkan organisasi yang telah ditetapkan.

Kasus pemilik industri kreatif sablon dan kaos loetju dulunya merupakan salah satu peserta PMW. Loetju berdiri pada tahun 2009 hingga sekarang. Banyak para wirausaha baru yang gulung tikar dikarenakan manajemen yang buruk sehingga kegiatan wirausaha tidak berjalan dengan baik. Tetapi loetju bertahan hingga saat ini. Langkah loetju dalam menetapkan manajemen yang baik sebagai wirausaha baru adalah manajemen kerja, produk layanan dan jasa, strategi pemasaran, manajemen keuangan, dan strategi pengembangan bisnis.

Manajemen kerja merupakan suatu proses yang menunjukkan antara induvidu dengan suatu organisasi yang bertanggung jawab dengan kegiatan tertentu dengan tingkat spesifikasi yang diperoleh masing-masing individu. Dalam hal ini pembagian kerja (jobdeck) masing-masing anggota diperlukan untuk mencapai kelancaran dalam

berwirausaha. Namun dalam permasalahan yang terjadi kadang beberapa anggota tidak komitmen tugas dan tanggung jawabnya masing-masing.

Hal pertama yang harus dilakukan dalam berwirausaha yaitu produk yang ditawarkan menarik dan unik sehingga mendorong minat konsumen untuk membelinya. Contohnya adalah wirausaha mengenai es krim herbal yang berasal dari jamu. Sebagian besar masyarakat mengenal jamu hanya untuk diminum dan sekarang ini masyarakat memilih memakai obat-obatan ketimbang jamu. Jamu diolah dengan tumbuhan tradisional yang diolah dalam bentuk minuman. Namun dengan adanya inovasi mengenai es krim jamu diharapkan dapat menarik minat konsumen.

(6)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 649

Web maupun blogger selain itu menjual melalui iklan, dan brosur. Strategi pemasaran dilakukan dengan tujuan memberikan informasi mengenai produk serta barang-barang unik untuk menarik minat konsumen.

Manajemen keuangan merupakan suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian, dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh kelompok usaha atau perusahaan. Contohnya pertama kali mendirikan usaha loetjoe dengan dana sebesar 30 juta. Dana tersebut digunakan untuk menyewa peralatan dan membeli bahan-bahan. Usaha Loetjoe tidak pernah mengalami kerugian, dikarenakan adanya pemisahan antara keuangan pribadi dengan keuangan usaha. Pemilik yang satu ini menyarankan perlunya perencanaan keuangan/anggaran untuk menghindari resiko terjadi pemborosan atau penyelewengan.

Langkah terakhir adalah strategi pengembangan bisnis. Para wirausahawan harus memiliki perencanaan untuk mengembangkan bisnisnya. Para pemimpin usaha harus mencari apa saja kekuatan internal dan eksternal usaha mereka serta peluang atau ancaman apa yang ada di pasar. Diharapkan dengan adanya strategi pengembangan bisnis, ancaman yang ada dapat berkurang. Contoh ancaman yang adalah pembagian hasil keuntungan yang tidak jelas, terjadi penyelewengan anggaran, pembagian kerja yang sesuai dengan tugasnya masing-masing. Sehingga perlunya perencanaan yang strategis dalam mengembangkan usaha bersama. Contohnya loetju mengembangkan komitmen sistem kerja bersama, menambah link atau jaringan pemasaran, memproduksi kapasitas

produksi serta membuka cabang di daerah lainnya. Kunci sukses dalam berwirausaha yang lainnya adalah menjaga nama baik atau reputasi perusahaan, mempunyai komitmen yang kuat, mempunyai semangat dan kerja keras tinggi, tidak pantang menyerah, kreatif dan inovatif.

SIMPULAN

Penelitian strategi start-up bisnis bagi wirausaha mahasiswa berbasis riset inovasi

ipteks dilaksanakan dengan tujuan mengetahui tahapan start-up bisnis yang dilakukan

mahasiswa. Penelitian ini menggunakan hasil riset atau inovasi. Penelitian ini melalui proses yang cukup panjang yaitu proses sosialisasi, seleksi, dan diklat lesson learned dari

pelaku usaha.

(7)

PROSIDING SENTRINOV Vol. 001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 650

manajemen loetju terbagai menjadi beberapa langkah yaitu manajemen kerja, produk layanan dan jasa, strategi pemasaran, manajemen keuangan, strategi pengembangan bisnis, dan kunci sukses dalam berwirausaha adalah menjaga nama baik atau atau reputasi perusahaan, mempunyai komitmen yang kuat, mempunyai semangat dan kerja keras tinggi, tidak pantang menyerah, kreatif dan inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, T. S. (2011). Peran Inkubator Bisnis Perguruan Tinggi Dalam Meminimalkan Kegagalan Resiko Kegagalan Bagi Wirausaha Baru Pada Tahap Awal (Start-Up). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga.

Hamid. (2011). Pengembangan “Technopreneurship” di Peguruan Tinggi dan Implikasi Kebijakannya. Pusat Pengkajian Kebijakan Peningkatan Daya Saing, BPPT,

Jakarta.

Musanto, T. (2004). Peran Pro-Aktif Perguruan Tinggi Dalam Mengembangkan Usaha Kecil dan Desa Binaan. Fakultas Ekonomi. Surabaya.

Mutaqin. (2010). Peningkatan Spirit Jiwa Entrepreneurship pada Mahasiswa LPTK

melalui Pengembangan Kurikulum KWU Berbasis Teknologi. Denpasar.

APTEKINDO FTK Universitas Pendidikan Ganesha.

Santiyadnya, I Nyoman. (2013). Ipteks Bagi Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Ganesha. Fakultas Teknik dan Kejuruan Universitas Pendidikan Ganesha.

Yuwono, E., & Sumartono, G.H. (2013). Strategi Menumbuhkan Wirausahawan Muda dari Kampus (Studi Pada Pengelolaan Kegiatan Ipteks bagi Kewirausahaan di

Unsoed). Dipresentasikan pada konferensi nasional “Inovasi dan

Technoprenuership” IPB International Convention Center, 18-19 Februari 2013,

Gambar

Gambar 1. Metode PALS (Participatory Action Learning System)

Referensi

Dokumen terkait

Tabel kejadian cuaca bermakna yang terjadi di Bandara Ngurah Rai selama April 2017 Sumber: Data pengamatan Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar Citra Radar tanggal 03

a. Pilihlah gambar yang bagus, sesuai dengan isi cerita, berukuran agak besar, dicetak dalam kertas yang relatif tebal, memiliki tata warna yang indah dan menarik.

pertama dibangun kemudian Abu Zayd menyatakan bahwa umat Islam saat ini memerlukan kebebasan mutlak dari otoritas teks- teks keagamaan (khususnya al-Qur ’an) dalam

1. Penguatan positif berupa pujian dari atasan setelah melakukan inspeksi. Penguatan negative untuk menghindari pengucilan oleh rekan kerja jika tidak melaksanakan

- untuk menyelamatkan demokrasi dan negara hukum Indonesia serta untuk mengembalikan kewibawaan dan kepercayaan masyarakat terhadap Mahkamah Konstitusi sebagai

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penggunaan internet sebagai bagian komunikasi pemasaran produk pertanian, mempelajari pengetahuan Pemasar Online

Tujuan penatalaksanaan ulkus kornea adalah eradikasi bakteri dari kornea, menekan reaksi peradangan sehingga tidak memperberat destruksi pada kornea, mempercepat