• Tidak ada hasil yang ditemukan

AIR DAN SANITASI EKOSISTEM PESISIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AIR DAN SANITASI EKOSISTEM PESISIR"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

AIR DAN SANITASI EKOSISTEM PESISIR

*

Oleh:

Mangonar Lumbantoruan, MS.**

==============================================================================

* Disajikan pada Penyuluhan Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan Pesisir. Kepada Siswa/I SLTA dan Pemuda di Kepulauan Batu Kabupaten Nias Selatan. Diselenggarakan atas Kerjasama PIU Coremap II Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Nias Selatan dengan Pusat Kajian Peternakan, Perikanan, Sumberdaya Pesisir dan Laut Fakultas Peternakan Universitas HKBP Nommensen Medan di Pulau Tello pada tanggal 10 - 12 September 2009.

** Dosen Fakultas Peternakan Universitas HKBP Nommensen Medan.

1. Pendahuluan

Perairan laut merupakan sumberdaya alam yang sangat vital di bumi ini karena memainkan sejumlah fungsi penting seperti pengaturan iklim, penangkapan dan pendistribusian energi matahari, menyerab karbon dioksida dan mempertahankan kontrol biologis. Laut dan ekosistem yang terkait dengannya (Gambar 1) merupakan sumber keragaman hayati terbesar di bumi. Selain itu, lingkungan perairan laut juga memberikan sumbangan yang besar bagi kesejahteraan ekonomi dan sosial serta kualitas hidup manusia. Oleh sebab itu perairan laut dan ekosistem yang terkait dengannya sangat penting dilindungi dengan sasaran laut tetap aman, bersih, sehat dan produktif.

(2)

2

Terciptanya perairan yang bersih banyak ditentukan oleh ada tidaknya kegiatan-kegiatan manusia di sektor lain, baik di laut maupun di darat. Kegiatan-kegiatan pelayaran, rekreasi dan pertambangan di perairan pantai dapat menurunkan kualitas air laut. Demikian pula pertanian dan pemukiman di darat yang menghasilkan limbah yang dapat terangkut oleh sungai-sungai besar maupun kecil ke laut sehingga mengancam kebersihan dan kesuburan perairan pantai. Di perairan pantai yang masih jauh dari kegiatan manusia di darat maupun di laut kondisi perairan masih relatif bersih. Namun Sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk yang pada gilirannya diikuti oleh peningkatan penyediaan berbagai jenis kebutuhannya maka pendayagunaan sumberdaya alam di kawasan ini juga meningkat. Akibatnya, daerah pesisir termasuk merupakan kawasan yang paling banyak menerima dampak kegiatan manusia. Dampaknya adalah terjadinya penurunan kualitas perairan pesisir terutama karena masuknya berbagai bahan pencemar dengan jenis dan kuantitas yang meningkat dari tahun ke tahun.

Pencemaran air berhubungan dengan masalah limbah yang tergantung pada sifat-sifat kontaminan yang memerlukan oksigen, memacu pertumbuhan algae, penyakit dan zat toksik. Pencemaran terhadap sumber daya air dapat terjadi secara langsung dari saluran pembuangan (sewer) atau buangan rumah tangga (point sources) atau secara tidak langsung melalui pencemaran air dan limpasan dari daerah pertanian dan pemukiman (nonpoint sources).

2. Air

Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi ini tak dapat terlepas dari kebutuhan akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi dan airlah yang membedakan planet bumi dengan planet-planet lain yang sejauh ini diketahui tidak memiliki air yang dapat mendukung kehidupan seperti di bumi. Jadi air merupakan berkah bagi kehidupan. Namun demikian, air dapat menjadi malapetaka bilamana tidak tersedia dalam kondisi yang benar, baik kualitas maupun kuantitasnya.

2.1 Wujud, Volume dan Siklus Air

Keberadaan air di alam ini tetap jumlahnya, dalam berbagai wujud. Sebagian besar dari massa air terdapat di laut (air asin) dan sisanya terdapat pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga hadir sebagai danau, uap air, dan lautan es (Gambar 2). Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.

(3)

3 Air adalah wajah dunia yang paling kita kenal :

Sebagai cairan, air mengisi danau, sungai, dan waduk di permukaan bumi dan menempati lautan serta samudera di sekelilingnya.

Air juga merupakan gas yang terjadi sewaktu menguap di atmosfir.

Sebagai padatan, air menutupi kawasan kutub dan gunung-gunung tinggi serta menciptakan pemandangan musim dingin.

Selain itu ada juga air dalam jumlah yang sangat besar tersimpan di dalam tanah, baik di dalam tanahnya sendiri maupun di bawahnya, yaitu di dalam formasi berpori yang dikenal sebagai akifer.

Air ada di dalam vegetasi/tumbuhan dan juga di dalam tubuh kita - hampir 80% dari tubuh manusia terdiri dari air.

Kandungan air di bumi pada dasarnya berlimpah, volume seluruhnya mencapai 1.400.000.000 km3, lebih kurang 97% di antaranya merupakan air laut (air asin) yang tidak dapat dimanfaatkan secara langsung dalam kehidupan manusia. Dari 3% sisanya, 2% berupa gunung-gunung es di kedua kutub bumi, 0,75% merupakan air tawar yang mendukung kehidupan makhluk hidup di darat, baik berupa mata air, air sungai, danau, maupun air tanah, dan selebihnya berupa uap air (Gambar 3).

Gambar 3. Distribusi Air di Bumi

Keberadaan air di alam mengalami suatu perputaran/sirkulasi dan disebut dengan siklus air/daur hidrologi (Gambar 4).

(4)

4

Gambar 4. Daur Hidrologi (103 Km3/th)

Dalam perjalanan air yang digambarkan dalam daur hidrologi tersebut, secara alamiah terjadi proses pembersihan diri yang dijelaskan sebagai berikut:

 panas sinar matahari menguapkan air

 uap air terdiri atas air murni, tanpa zat pencemar, sekalipun air tersebut berasal dari air yang tercemar atau berasal dari laut yang asin (air murni)

 uap air akan menjadi awan, dan setelah naik ke posisi yang lebih tinggi, suhu akan mendingin, maka terjadi tetes air yang akan turun sebagai hujan (air bersih)

 air hujan akan membawa serta pengotoran udara yang ada dan membawa turun ke bumi, oleh karena itu, bila banyak oksida sulfur di udara, maka akan terjadi hujan asam (asam sulfat), berarti air akan terkotori kembali akibat pencemaran udara

 air hujan akan mengalir langsung (air larian) di permukaan bumi, kembali ke sungai dan akhirnya ke laut; atau

 masuk kedalam tanah (perkolasi) dan mengalir ke sela-sela akar tumbuhan (infiltrasi) atau lebih dalam lagi menjadi air tanah dangkal dan dalam. Selama mengalir menembus tanah, air seolah-olah disaring oleh lapisan tanah setempat, sehingga menjadi bersih kembali;

 air dari tanah dangkal dan aliran air tanah dalam akan keluar kembali ke permukaan sebagai mata air, menguap kembali, dstnya. Dengan demikian, daur hidrologi menjadi lengkap.

2.2 Sifat-sifat Air

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar. Beberapa sifat umum air adalah :

Air tidak memiliki rasa dan berwujud cair pada suhu dan tekanan standar.

Air dapat ditembus oleh cahaya (transparan) sehingga tumbuhan akuatik dapat hidup didalamnya karena cahaya dapat mencapainya.

(5)

5

DNA and polisakarida) bersifat larut air. Kelarutan suatu zat dalam air ditentukan oleh dapat tidaknya zat tersebut menandingi kekuatan gaya tarik-menarik listrik (gaya intermolekul dipol-dipol) antara molekul-molekul air. Jika suatu zat tidak mampu menandingi gaya tarik-menarik antar molekul air, molekul-molekul zat tersebut tidak larut dan akan mengendap dalam air.

Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena bersifat polar. Air memiliki sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir) tidak

digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom oksigen. Dalam air

hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—yang berarti, atom oksigen memiliki lebih "kekuatan tarik" pada elektron-elektron yang dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen.Air juga memiliki sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami kepolarannya. Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-molekul air. Hal ini dapat diamati saat sejumlah kecil air ditempatkan dalam sebuah permukaan yang tak dapat terbasahi atau terlarutkan (non-soluble); air tersebut akan berkumpul sebagai sebuah tetesan. Di atas sebuah permukaan gelas yang amat bersih atau bepermukaan amat halus air dapat membentuk suatu lapisan tipis (thin film) karena gaya tarik molekular antara gelas dan molekul air (gaya adhesi) lebih kuat ketimbang gaya kohesi antar molekul air.

2.3 Kegunaan Air

Kita akan merasa ngeri bila membayangkan seandainya air di bumi ini habis; kehidupan tidak ada lagi seperti yang ada sekarang ini. Air mutlak diperlukan dalam kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Dalam kehidupan kita sehari-hari, air sangat diperlukan untuk berbagai kegiatan di dalam rumah tangga, juga untuk pertanian, transportasi serta rekreasi. Di dalam industri, air digunakan antara lain sebagai bahan pengolah, pendingin dan pembangkit tenaga.

Dari sudut pandang biologi, air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara.

Perairan bumi dipenuhi dengan berbagai macam kehidupan. Makhluk-makhluk pertama di dunia berasal dari perairan. Hampir semua ikan hidup di dalam air, selain itu, mamalia seperi lumba-lumba dan ikan paus juga hidup di dalam air. Hewan-hewan seperti amfibi menghabiskan sebagian hidupnya di dalam air. Bahkan, beberapa reptil seperti ular dan buaya hidup di perairan dangkal dan lautan. Tumbuhan seperti alga dan rumput laut menjadi sumber makanan ekosistem perairan. Di samudera, plankton menjadi sumber makanan utama para ikan.

Air minum

(6)

6

Gambar 5. Proporsi Kandungan Air Tubuh Manusia pada Umur yang Berbeda

Sebagian besar orang percaya bahwa manusia membutuhkan 8 – 10 gelas (sekitar dua liter) per hari, namun hasil penelitian yang diterbitkan Universitas Pennsylvania pada tahun 2008 menunjukkan bahwa konsumsi sejumlah 8 gelas tersebut tidak terbukti banyak membantu dalam menyehatkan tubuh. Literatur medis lainnya menyarankan konsumsi satu liter air per hari, dengan tambahan bila berolahraga atau pada cuaca yang panas.

Ketersediaan air di dunia ini terbatas atau setidaknya tetap. Sementara jumlah yang membutuhkan semakin meningkat, sehingga perlu berhati-hati dalam memanfaatkannya.

Pelarut

Air sebagai pelarut digunakan sehari-hari untuk mencuci, contohnya mencuci tubuh manusia, pakaian, lantai, mobil, makanan, dan hewan. Selain itu, limbah rumah tangga juga dibawa oleh air melalui saluran pembuangan. Pada negara-negara industri, sebagian besar air terpakai sebagai pelarut.

Air dapat memfasilitasi proses biologi yang melarutkan limbah. Mikroorganisme yang ada di dalam air dapat membantu memecah limbah menjadi zat-zat dengan tingkat polusi yang lebih rendah.

3. Pencemaran Air dan Kawasan Perairan

Istilah pencemaran air atau polusi air dapat dipersepsikan berbeda oleh satu orang dengan orang lainnya mengingat banyaknya rumusan definisi istilah tersebut, baik dalam kamus maupun dalam buku teks ilmiah. Pengertian pencemaran air juga didefinisikan dalam Peraturan Pemerintah, sebagai turunan dari pengertian pencemaran lingkungan hidup yang didefinisikan dalam undang-undang. Dalam praktek operasionalnya, pencemaran lingkungan hidup tidak pernah ditunjukkan secara utuh, melainkan sebagai pencemaraan dari komponen-komponen lingkungan hidup, seperti pencemaran air, pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara.

(7)

7

prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia. Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.

3.1 Indikator pencemaran air

Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi:

Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernih air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa;

Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut, perubahan pH;

Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.

Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi (Chemical Oxygen Demand, COD).

pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen

Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik.

Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH antara 7 – 8,5. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan , misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada pH yang rendah. Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi perairan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan Nilai pH Pengaruh Umum

6,0 – 6,5 1. Keanekaragaman plankton dan bentos sedikit menurun

2. Kelimpahan total, biomassa, dan produk-tivitas tidak mengalami perubahan 5,5 – 6,0 1. Penurunan nilai keanekaragaman plankton dan bentos semakin tampak

2. Kelimpahan total, biomassa, dan produk-tivitas masih belum mengalami perubahan yang berarti

3. Algae hijau berfilamen mulai tampak pada zona litoral

5,0 – 5,5 1. Penurunan keanekaragaman dan kompo-sisi jenis plankton, perifilton dan bentos semakin besar

2. Terjadi penurunan kelimpahan total dan biomassa zooplankton dan bentos 3. Algae hijau berfilamen semakin banyak

4. Proses nitrifikasi terhambat

4,5 – 5,0 1. Penurunan keanekaragaman dan kompo-sisi jenis plankton, perifilton dan bentos semakin besar

2. Penurunan kelimpahan total dan bio-massa zooplankton dan bentos 3. Algae hijau berfilamen semakin banyak

(8)

8

Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun ada sejenis algae yaitu Chlamydomonas cidophila mampu bertahan pada pH =1 dan algae Euglena pada pH 1,6.

Oksigen terlarut (DO)

Tanpa adanya oksegen terlarut, banyak mikroorganisme dalam air tidak dapat hidup karena oksigen terlarut digunakan untuk proses degradasi senyawa organic dalam air. Oksigen dapat dihasilkan dari atmosfir atau dari reaksi fotosintesa algae. Oksigen yang dihasilkan dari reaksi fotosintesa algae tidak efisien, karena oksigen yang terbentuk akan digunakan kembali oleh algae untuk proses metabolisme pada saat tidak ada cahaya. Kelarutan oksigen dalam air tergantung pada temperature dan tekanan atmosfir.

Berdasarkan data-data temperature dan tekanan, maka kelarutan oksigen jenuh dalam air pada 25o C dan tekanan 1 atmosfir adalah 8,32 mg/L (Warlina, 1985). Kadar oksigen terlarut yang tinggi tidak menimbulkan pengaruh fisiologis bagi manusia. Ikan dan organisme akuatik lain membutuhkan oksigen terlarut dengan jumlah cukup banyak. Kebutuhan oksigen ini bervariasi antar organisme. Keberadaan logam berta yang berlebihan di perairan akan mempengaruhi system respirasi organisme akuatik, sehingga pada saat kadar oksigen terlarut rendah dan terdapat logam berat dengan konsentrasi tinggi, organisme akuatik menjadi lebih menderita (Tebbut, 1992 dalam Effendi, 2003).

Pada siang hari, ketika matahari bersinar terang, pelepasan oksigen oleh proses fotosintesa yang berlangsung intensif pada lapisan eufotik lebih besar daripada oksigen yang dikonsumsi oleh proses respirasi. Kadar oksigen terlarut dapat melebihi kadar oksigen jenuh, sehingga perairan mengalami supersaturasi. Sedangkan pada malam hari, tidak ada fotosintesa, tetapi respirasi terus berlangsung. Pola perubahan kadar oksigen ini mengakibatkan terjadinya fluktuasi harian oksigen pada lapisan eufotik perairan. Kadar oksigen maksimum terjadi pada sore hari dan minimum pada pagi hari.

Kebutuhan Oksigen Biokimia (BOD)

Dekomposisi bahan organic terdiri atas 2 tahap, yaitu terurainya bahan organic menjadi anorganik dan bahan anorganik yang tidak stabil berubah menjadi bahan anorganik yang stabil, misalnya ammonia mengalami oksidasi menjadi nitrit atau nitrat (nitrifikasi). Pada penentuan nilai BOD, hanya dekomposisi tahap pertama ynag berperan, sedangkan oksidasi bahan anorganik (nitrifikasi) dianggap sebagai zat pengganggu. Dengan demikian, BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air untuk memecah (mendegradasi) bahan buangan organic yang ada dalam air menjadi karbondioksida dan air.

Jumlah mikroorganisme dalam air lingkungan tergantung pada tingkat kebersihan air. Air yang bersih relative mengandung mikroorganisme lebih sedikit dibandingkan yang tercemar. Air yang telah tercemar oleh bahan buangan yang bersifat antiseptic atau bersifat racun, seperti fenol, kreolin, detergen, asam cianida, insektisida dan sebagainya, jumlah mikroorganismenya juga relative sedikit. Sehingga makin besar kadar BOD nya, maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar, sebagai contoh adalah kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3,0 – 6,0 mg/L berdasarkan UNESCO/WHO/UNEP,1992. Sedangkan berdasarkan Kep.51/MENKLH/10/1995 nilai BOD5 untuk baku mutu limbah cair bagi kegiatan industri golongan I adalah 50 mg/L dan golongan II adalah 150 mg/L.

Kebutuhan Oksigen Kimiawi (COD)

(9)

9

didegradasi. Bahan buangan organic tersebut akan dioksidasi oleh kalium bichromat yang digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing agent) menjadi gas CO2 dan gas H2O serta sejumlah ion chrom.

Jika pada perairan terdapat bahan organic yang resisten terhadap degradasi biologis, misalnya tannin, fenol, polisacharida dansebagainya, maka lebih cocok dilakukan pengukuran COD daripada BOD. Kenyataannya hampir semua zat organic dapat dioksidasi oleh oksidator kuat seperti kalium permanganat dalam suasana asam, diperkirakan 95% - 100% bahan organic dapat dioksidasi.

Seperti pada BOD, perairan dengan nilai COD tinggi tidak diinginkan bagi kepentingan perikanan dan pertanian. Nilai COD pada perairan yang tidak tercemar biasanya kurang dari 20 mg/L, sedangkan pada perairan tercemar dapat lebih dari 200 mg/L dan pada limbah industri dapat mencapai 60.000 mg/L (UNESCO,WHO/UNEP, 1992).

3.2. Sumber-sumber Pencemaran Air

Saat ini hampir 10 juta jenis zat kimia telah dikenal dan hampir 100.000 jenis diantaranya telah digunakan secara komersial. Kebanyakan sisa zat kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Erat kaitannya dengan masalah indikator pencemaran air, komponen pencemaran air turut menentukan bagaimana proses pencemaran tersebut terjadi (Gambar 6).

Gambar 6. Proses Pencemaran Air.

Pemukiman

(10)

10

Pertanian dan Peternakan

Pupuk dan pestisida biasa digunakan untuk merawat tanaman, namun pemakaian pupuk yang berlebihan dapat mencemari air. Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.

Limbah pestisida mempunyai aktifitas dalam jangka waktu yang lama dan ketika terbawa aliran air keluar dari daerah pertanian, dapat mematikan hewan yang bukan sasaran seperti ikan, udang dan hewan air lainnya. Pestisida mempunyai sifat relatif tidak larut dalam air, tetapi mudah larut dan cenderung konsentrasinya meningkat dalam lemak dan sel-sel tubuh mahluk hidup, disebut biological amplification, sehingga apabila masuk dalam rantai makanan konsentrasinya makin tingg. Contoh, ketika dalam tubuh ikan kadarnya 6 ppm, maka dalam tubuh burung pemakan ikan kadarnya naik menjadi 100 ppm dan meningkat terus hingga konsumen puncak.

Industri

Limbah industri sangat potensial sebagai penyebab terjadinya pencemaran air. Pada umumnya limbah industri mengandung limbah B3, yaitu bahan berbahaya dan beracun, berupa sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya. Karakteristik limbah B3 adalah korosif/menyebabkan karat, mudah terbakar dan meledak, bersifat toksik dan menyebabkan infeksi/penyakit. Limbah industri yang berbahaya antara lain yang mengandung logam dan cairan asam, seperti yang dihasilkan industri pelapisan logam yang mengandung tembaga dan nikel serta cairan asam sianida, asam borat, asam kromat, asam nitrat dan asam fosfat. Selain korosif limbah jenis ini dapat mematikan tumbuhan dan hewan air; pada manusia dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata, mengganggu pernafasan dan memicu munculnya kanker.

Pertambangan dan Minyak

Limbah pertambangan seperti batubara biasanya tercemar asam sulfat dan senyawa besi, yang dapat mengalir ke luar daerah pertambangan. Air yang mengandung kedua senyawa ini dapat berubah menjadi asam. Bila air yang bersifat asam ini melewati daerah batuan karang/ kapur akan melarutkan senyawa Ca dan Mg dari batuan tersebut.

Minyak yang dibuang atau tumpah akan mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung pada jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama. Lapisan minyak di permukaan akan mengganggu mikroorganisme dalam air. Ini disebabkan lapisan tersebut akan menghalangi diffusi oksigen dari udara ke dalam air, sehingga oksigen terlarut akan berkurang. Juga lapisan tersebut akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air, sehingga fotosintesapun terganggu. Selain itu, burungpun ikut terganggu, karena bulunya jadi lengket, tidak dapat mengembang lagi akibat kena minyak.

3.3. Dampak Pencemaran Air

(11)

11

secara tak terkendali yang disebut eutrofikasi (eutrofication). Eutrofikasi ini akan menyebabkan oksigen yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan air menjadi berkurang. Selanjutnya gulma tadi mati maka proses dekomposisinya akan menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun.

Limbah Pemukiman Limbah bahan pembersih Limbah plastik

Residu pestisida Limbah Peternakan Luberan minyak/oli kapal

Tumpahan minyak bumi Limbah/buangan industri Buangan tambang (tailing)

Gambar 7. Contoh-contoh Sumber Pencemaran Air.

Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman dan tumbuhan air. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak kematian organisme, apabila tidak didinginkan dulu.

(12)

12

Minyak dan petrokimia sejenis yang mencemari perairan akan membentuk lapisan tipis di permukaan air yang menghalangi pertukaran oksigen dalam air dengan di atmosfer. Hal ini menyebabkan penurunan kandungan oksigen dalam air.

Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

Dampak terhadap kesehatan manusia

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :  air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen

 air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

 jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia tak dapat membersihkan diri  air sebagai media untuk hidup vektor penyakit

Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit-penyakit ini (Gambar 8) dapat menyebar bila mikroba penyebabnya masuk ke dalam sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

(13)

13

Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang masuk ke lingkungan perairan maka perairan menjadi tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.

4. Sanitasi Lingkungan

Lingkungan adalah alam sekitar tempat manusia tinggal meneruskan kehidupannya. Lingkungan bisa rusak akibat gejala alam itu sendiri dan oleh ulah manusia. Kerusakan lingkungan akibat ulah manusia terjadi karena eksploitasi alam secara berlebihan yang pada gilirannya berdampak pada keselamatan dan kesehatan manusia itu sendiri dan juga organisme lain di sekitarnya.

Untuk menghilangkan atau setidaknya meminimalkan dampak negatif seperti disebut di atas perlu dilakukan berbagai upaya dalam mengelola lingkungan agar tercipta lingkungan yang sehat yaitu sanitasi lingkungan. Secara formal sanitasi lingkungan diartikan sebagai upaya untuk mengelola lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat. Sanitasi lingkungan yang paling mendasar meliputi antara lain:

a. Perumahan sehat, yaitu memenuhi kriteria:  ventilasi yang cukup;

 pencahayaan yang cukup (di semua ruangan bisa membaca dengan baik);  dingding bersih, kering dan kuat;

 atap tidak bocor;

 lantai bersih, kering dan keras;

 memiliki sarana pembuangan air limbah;’ dan

 bebas dari serangga penyebar bibit penyakit dan dari tikus.

b. Penyediaan air bersih. Kebutuhan air bersih sehari-hari terpenuhi baik secara kualitas (jernih, tidak berasa dan tidak berbau) maupun secara kuantitas (untuk daerah pedesaan 60 l/orang/hari).

c. Jamban keluarga. Tiap keluarga memiliki jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Jarak tempat penampungan kotoran dari sumber air bersih minimal 10 meter.

d. Pembuangan sampah. Sampah harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan. Cara pembuangan sampah yang baik adalah sampah dikumpulkan dalam tong/bak sampah kemudian dibenam atau bisa juga dimanfaatkan menjadi pupuk dengan mengolahnya menjadi kompos. Bagi masyarakat pesisir diharapkan sampah tidak dibuang kelaut karena bisa mengganggu biota laut.

e. Pembuangan air limbah. Air limbah rumah tangga dialirkan dengan saluran tertutup ke tempat penampungan (sumur resapan) agar tidak menjadi tempat bersarang bagi hewan vektor (pemindah) bibit penyakit seperti lalat, nyamuk, kecoa atau tikus.

5. Gerakan Aksi Bersih Lingkungan Pesisir

(14)

14

Salah satu lingkungan tempat hidup yang sangat vital bagi perkembangbiakan dan pertumbuhan ikan adalah terumbu karang. Terumbu karang itu sendiri adalah organisme hidup yang memerlukan lingkungan tempat hidup yang sehat. Oleh sebab itu ekosistem terumbu karang perlu dihindarkan dari pencemaran baik di lingkungan ekosistim terumbu karang itu sendiri maupun di luarnya termasuk di daerah pesisir karena pencemaran di kawasan pesisir pada waktunya akan sampai juga ke lokasi terumbu karang. Berikut ini beberapa contoh aksi bersih lingkungan yang dapat dilakukan baik secara personal maupun secara komunal.

Jangan menumpahkan minyak atau bahan kimia lain ke tanah atau ke air. Di manapun lokasinya, sebagian dari tumpahan tersebut pada akhirnya akan menemukan jalannya ke laut.

Usahakan mendaur ulang semua sisa minyak atau bahan kimia yang tidak terpakai.

Kurangi penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya dengan memilih bahan pembersih, anti hama dan pupuk yang tidak meracuni lingkungan. Bila bahan kimia bersifat racun bagi laut maka mereka juga berbahaya bagi kita dan keluarga kita.

Usahakan memilih bahan makanan yang tidak terlalu banyak

menggunakan pestisida sehingga pada gilirannya penggunaan pestisida menjadi berkurang.

Usahakan memilih bibit tanaman atau tumbuhan lokal yang tidak terlalu menuntut pemupukan dan lebih tahan terhadap air yang terbatas. Irigasi (pengairan) yang rendah akan mengurangi runoff (aliran air di permukaan tanah), sedangkan pengurangan penggunaan pupuk kimia akan menjaga air tanah lebih bebas dari pencemaran.

Usahakan mengolah limbah rumah tangga, limbah dapur dan pekarangan menjadi kompos yang kualitasnya sebagai penyubur jauh lebih bagus. Batasi menutup permukaan tanah dengan semen karena hal tersebut akan mengurangi perkolasi (peresapan) air ke dalam tanah. Permukaan tanah yang disemen juga akan mentransfer panas ke air yang mengalir di atasnya sehingga suhunya meningkat. Ikan dan biota air lainnya tidak dapat

bertahan hidup air dengan suhu yang tinggi.

Kelola sistim septic tank dengan benar karena luberan isinya dapat mencemari siklus air dengan bakteri dan unsur hara.

(15)

15

Berusahalah menghemat penggunaan air pada saat mandi, mencuci, buang air dan lainnya agar jumlah penggunaan air berkurang dan total air yang mengaliri permukaan tanah juga berkurang.

Jadilah pemprakarsai atau setidaknya pendukung “Gerakan Bersama Sanitasi Lingkungan” di Desa Anda. Jangan menjadi “penumpang gelap” (free rider).

PENUTUP

Pencemaran air dapat berdampak pada kesehatan, keselamatan dan akhirnya berakibat pada pembangunan ekonomi. Bencana krisis air dapat merupakan ancaman bagi keberlangsungan generasi yang akan datang. Ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas, kondisi sumber air makin menurun dan berkembangnya berbagai sumber penyakit. Tingginya pencemaran air disebabkan limbah industri yang tidak diolah dahulu serta limbah rumah tangga pada pemukiman yang dibuang ke badan sungai.

Terbatasnya upaya pengendalian pencemaran air diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan serta kurangnya penegakan hukum bagi pelanggar pencemaran lingkungan. Diperlukan pendekatan yang komprehensif dan holistic bagi penanggulangan pencemaran air, agar dapat dipertahankan kualitas lingkungan yang baik. Pemerintah juga hendaknya mengeluarkan kebijakan yang pada dasarnya merangsang pengguna air untuk melakukan efisiensi dengan menganggap bahwa air merupakan sumberdaya yang terbatas.

BAHAN BACAAN

BURKE, L., E. SELIG and M. SPALDING. 2002. Terumbu Karang Yang Terancam Di Asia Tenggara.

Ringkasan untuk Indonesia. World Resources Institute. Washington, USA. Terjemahan

Bahasa Indonesia: Reefs at Risk in Southeast Asia.

EUROPEAN COMMISSION. 2006. Environment fact sheet: protecting and conserving the marine environment. KH-15-04-0011-EN-C.

Howarth, R., D. Anderson, J. Cloern, C. Elfring, C. Hopkinson, B Lapointe, T. Malone, N. Marcus, K. McGlathery, A. Sharpley, and D. Walker. 2007. Nutrient Pollution of Coastal Rivers, Bays, and Seas. Issues in Ecology Number 7 Fall 2000. http://esa.sdsc.edu/

(16)

16

held on September 14-19, 1992, at the IIRR Campus in Silang, Cavite, Philippines. http://nzdl.sadl.uleth.ca/cgi-bin/library

Levinson, M., E. Lee, J. Chung, M. Huttner, C. Danely, C. McKnight and A Langlois. 2008. Watching water: A guide to evaluating corporate risks in a thirsty world. Global Equity Research 31 March 2008. J.P. Morgan Securities Inc. www.morganmarkets.com

PERSERIKATAN BANGSA–BANGSA Komisi Ekonomi dan Sosial Untuk Asia dan Pasifik. 2001.

KONSERVASI AIR: SEBUAH PANDUAN PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT. Seri

Sumber Daya Air No. 81. Terjemahan Bahasa Indonesia: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. Jakarta. Indonesia.

PUSTEKKOM. 2005. Pencemaran Air. http://www.e dukasi.net/pengpop/pp full.php?ppid= 258 &fname=index.htm.

Romimohtarto, K. 2008. KUALITAS AIR DALAM BUDIDAYA LAUT. http://www.abdulkadirsalam.com

Santosa, M. H. 2009. KESEHATAN, LINGKUNGAN

http://www.griyaperigisawangan.co.cc/2009/07/kesehatan-lingkungan.html

SELMAN, M., S. GREENHALGH, R. DIAZ AND Z. SUGG. 2008. EUTROPHICATION AND HYPOXIA IN COASTAL AREAS: A GLOBAL ASSESSMENT OF THE STATE OF KNOWLEDGE. WRI POLICY NOTE. WATER QUALITY : EUTROPHICATION AND HYPOXIA No. 1. www.wri.org/publications

Syadia. 2009. Jenis – Jenis Air di Bumi. http://etnize.wordpress.com/2009/07/01/jenis-jenis-air-di-bumi/

US Environmental Protection Agency (EPA). 2007. Climate change and interacting stressors: Implications for coral reef management in American Samoa. Global Change Research Program, National Center for Environmental Assessment, Washington, DC. http://www.epa.gov/ncea.

Warlina, L. 2004. PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN PENANGGULANGANNYA. Makalah. Makalah pribadi Pengantar ke Falsafah Sains. Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Gambar

Gambar 1. Ekosistim Pesisir
Gambar  2. Air dalam tiga wujud: cairan,  es dan uap air.
Gambar 3. Distribusi Air di Bumi
Gambar 4. Daur Hidrologi (103 Km3/th)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Frekwensi kehadiran tertinggi terdapat pada stasiun IV selain suhu yang sangat rendah juga faktor fisika kimia perairan lainnya termasuk oksigen terlarut tinggi sangat

Nilai kecerahan dan oksigen terlarut yang rendah berbanding terbalik dengan konsentrasi karbon organik total dan fosfat terlarut pada suatu perairan yang berasal

Makrozoobentos jenis ini dapat berkembang baik pada lokasi tersebut karena perairan tersebut memiliki nilai oksigen terlarut yang tinggi, suhu yang rendah serta

Kandungan oksigen terlarut yang tinggi pada Perairan Terusan Dalam Taman Nasional Sembilang menandakan bahwa kandungan total padatan terlarut dan tersuspensinya

Konsentrasi oksigen terlarut di perairan juga menentukan kapasitasperairan untuk menerima beban bahan organik tanpa menyebabkan gangguan atau mematikan organisme hidup..

Kandungan oksigen terlarut yang tinggi pada Perairan Terusan Dalam Taman Nasional Sembilang menandakan bahwa kandungan total padatan terlarut dan tersuspensinya

Nilai kecerahan dan oksigen terlarut yang rendah berbanding terbalik dengan konsentrasi karbon organik total dan fosfat terlarut pada suatu perairan yang berasal

Dalam ekosistem perairan oksigen terlarut sangat penting untuk mendukung eksistensi organisme dan proses-proses yang terjadi di dalamnya, hal ini terlihat dari peranan oksigen