`
i
LAPORAN KINERJA
DINAS KESEHATAN PROVINSI PAPUA
TAHUN 2019
DINAS KESEHATAN PROVINSI PAPUA
TAHUN 2019
IKHTISAR EKSEKUTIF
Sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi dan dalam PermenPAN Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Dinas kesehatan Provinsi Papua menyusun laporan kinerja sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja yang telah dilakukan pada tahun 2019.
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Pelaksanaan Dekonsentrasi program dan kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2019 mendukung pada Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/52/2015. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan berbagai kegiatan yang dilaksanakan Satuan Kerja Dinas Kesehatan. Upaya tersebut melalui Dana dekonsentrasi dilaksanakan di tiap jenjang pemerintahan mulai dari pemerintah Provinsi dan Kabupaten dan Puskesmas.
Laporan kinerja disusun berdasarkan capaian kinerja tahun 2019 sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja yang terdiri dari Indikator Kerja Utama (IKU). Sumber data dalam laporan kinerja ini diperoleh dari Laporan rutin yang disampaikan oleh kabupaten/Kota tahun 2019.
Berdasarkan Perjanjian Kinerja tahun 2019 antara Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, maka Dinas Kesehatan Provinsi Papua melalui 6 kegiatan yaitu Pembinaan Gizi Masyarakat, Pembinaan Kesehatan Keluarga, Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga, Penyehatan Lingkungan, Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat memiliki 28 Indikator Kinerja,
Realisasi anggaran Dekonsentrasi Satker DK-03 Tahun 2019 dilingkup Dinas Kesehatan Provinsi Papua sebesar 83,52 %. ( data laporan SAI 2019 ) sedangkan Capaian kinerja penyerapan anggaran keseluruhan sebesar 84,27 % (data SMART DJA 2019 ) Capaian kinerja program yang direpresentasikan melalui 28 Indikator Kinerja. Keseluruhan indikator kinerja utama program kesehatan masyarakat dilaksanakan di tingkat Puskesmas dan Tingkat kabupaten. Oleh karena itu alokasi anggaran tersebut bertujuan untuk memastikan indikator tersebut berjalan sebagaimana mestinya mulai dari level kebijakan, standar, pedoman dan evaluasi.
Masalah dalam pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran di tahun 2019 dikarenakan adanya Surat Keputusan Pengelola Satker terlambat terbit , baru terbit minggu ketiga bulan April 2019 sehingga menghambat untuk pencairan Uang Persediaan (UP), adanya revisi DIPA dan POK sebanyak 2 (dua ) kali dan penjadwalan ulang kegiatan belum sesuai POA yang telah dibuat, pengembalian kelebihan transport dan hotel/penginapan peserta dana yang telah disiapkan, lokus untuk kegiatan dikabupaten terkendala keamanan sehingga tidak bisa dilaksanakan.
Perbaikan ke depan perlu koordinasi lebih baik dengan Subbag Program Dinas Kesehatan Provinsi Papua dengan harapan penerbitan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dari Gubernur tepat waktu sehingga kegiatan tidak terlambat dilaksanakan . Juga pentingnya Koordinasi antar penanggung jawab dan pengelola program dalam penyusunan Rencana Operasional Kegiatan (ROK) terutama dengan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat dan para Kepala Seksi dilingkungan Bidang kesehatan Masyarakat sehingga rencana kegiatan yang dibuat dapat terlaksana dengan baik. Proses pengadaan barang dan jasa perlu dipersiapkan lebih awal agar semua kegiatan dapat dilaksanakan dan tidak semua pengadaan menumpuk pada akhir tahun.
DAFTAR ISI
IKHTISAR EKSEKUTIF ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1. Latar Be lak ang ... ... ... 1
2. Maksud dan Tujuan... 3
3. Visi, Misi dan Strategi Organisasi ... 4
4. Tugas Pokok dan Fungsi... 9
5. Potensi dan Permasalahan ... 11
6. Sistematika ... 15
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 17
1. Perjanjian Kinerja ... 17
2. Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat...17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA……….21
1. Capaian Kinerja Organisasi………..21
2. Pagu dan Realisasi Anggaran per kegiatan .……… 32
BAB IV PENUTUP.………..…… 39
1.Kesimpulan……….………. 39
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1Penelaahan Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Periode 2018-2023
Tabel 1.2 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tabel 2.1 Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat Dinas
kesehatan Provinsi papua TA 2019
Tabel 3.1 Capaian Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat Dinas kesehatan Provinsi papua TA 2019
Tabel 3.2 Pagu Kegiatan Pembinaan Program Kesehatan Masyarakat Provinsi Papua Tahun 2019
Tabel 3.3 Realisasi keuangan Kegiatan Pembinaan Program Kesehatan Masyarakat Provinsi Papua Tahun 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dinas Kesehatan Provinsi Papua dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, senantiasa membangun akuntabilitas yang dilakukan melalui pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan terukur. Diharapkan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan kesehatan dapat berlangsung dengan bijaksana, transparan, akuntabel, efektif, dan efisien sesuai dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Berakhirnya pelaksanaan kegiatan tahun 2019 dan implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK 02.02/ Menkes/52/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan, yang mempunyai visi “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”. Pembangunan kesehatan pada periode
2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua mendukung mewujudkan dalam “Program Indonesia Sehat”. Pertanggungjawaban pelaksanaan kebijakan dan kewenangan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan laporan kinerja.
Laporan kinerja ini akan memberikan gambaran pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua dalam Bidang Kesehatan Masyarakat dalam satu tahun anggaran beserta dengan hasil capaian indikator kinerja dari masing-masing kegiatan di Bidang Kesehatan Masyarakat di tahun 2019
2. Maksud dan Tujuan
Penyusunan laporan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja pada tahun 2019 melalui dana Dekonsentrasi dalam mencapai target dan sasaran program seperti yang tertuang dalam rencana strategis, dan ditetapkan dalam dokumen Penetapan Perjanjian Kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua oleh pejabat yang bertanggungjawab
2.1 Tujuan
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang dapat menjangkau dan melayani masyarakat dimanapun diseluruh pelosok Tanah Papua dengan titik berat kepada upaya pencegahan penyakit dan kebijakan pembebanan biaya kesehatan yang serendah-rendahnya.
2.2 Nilai-nilai
Guna mewujudkan visi dan misi serta rencana strategis pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Papua menganut dan menjunjung tinggi nilai - nilai yang telah dirumuskan juga mengacu pada Renstra Kementerian Kesehatan antara lain:
a. Pro Rakyat;
b. Inklusif;
c. Responsif;
d. Efektif
3. Visi, Misi dan Strategi Organisasi 3.1 Visi
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dalam mendukung Visi “PAPUA BANGKIT MANDIRI SEJAHTERA YANG BERKEADILAN ”, tertuang dalam RPJMD Provinssi Papua Tanun 2018 – 2023. Visi ini dijabarkan dalam 5 misi .
Misi yang terkait dengan urusan kesehatan adalah misi ke-1 “Memantapkan Kualitas dan Daya Saing SDM” dan misi ke-5 “Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, terdepan, terluar dan tertentu” selanjutnya visi, misi, sasaran dan indikator disajikan pada matriks berikut.
Tabel.1.1
Penelaahan Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih Periode 2018-2023
VISI
PAPUA BANGKIT MANDIRI DAN SEJAHTERA YANG BERKEADILAN
Misi (M1) Memantapkan Kualitas dan Daya Saing SDM
Misi (M5)
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, terdepan, terluar dan tertentu
Tujuan (T1) Meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing dan beretika
Tujuan (7)
Meningkatkan pemerataan pembangunan
Sasaran (S4) Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat Papua Sasaran (S32) Meningkatnya percepatan pembangunan wilayah-wilayah perbatasan menjadi
halaman depan negara
Sasaran (S34) Meningkatnya kapasitas ketangguhan daerah dalam upaya pencegahan dan kesiapsiagaan bencana
INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH
Indikator Kondisi Awal (2018) Kondisi Akhir (2023)
Angka Harapan Hidup 65,86 69,59
Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 KH 216 (estimasi SUPAS 2015) 200 Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH 24 (estimasi SUPAS2015) 20
Pembangunan Kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Pembangunan Nasional, karena Kesehatan menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, Pembangunan Kesehatan sangat terkait dan dipengaruhi oleh aspek demografi / kependudukan, keadaan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat termasuk
tingkat pendidikannya serta keadaan dan pertumbuhan lingkungan fisik maupun biologi.
Periode 2019-2023 merupakan tahab ketiga dalam pencapaian Visi jangka panjang Provinsi Papua dari Visi pem bangunan Daerah Jangka Panjang seperti yang telah dituangkan dalam dokumen Rancangan RPJPD Provinsi Papua tahun 2005 – 2025. Pembangunan Kesehatan lebih diarahkan untuk mencapai dan menunjang visi Provinsi Papua yaitu “ PAPUA BANGKIT, MANDIRI DAN SEJAHTERA YANG BERKEADILAN ” , dimana pelaksanaan pembangunan pada tahap ini dilakukan dengan meningkatkan kemandirian , kemitraan dan keterlibatan Orang Asli Papua dalam segala bidang pembangunan yang berorientasi pada kemandirian dan kemapanan lokal yang berbasis keberlanjutan, ketahanan pangan , kemampuan daya saing yang di dukung [erlindungan perempuan dan anak , seta menekankan pada kesetaraan gender dan terwujudnya lembaga jaminan sosial .
3.2 Misi
Misi Pembangunan 2019 – 2023 merupakan rumusan dari usaha – usaha yang diperlukan untuk mencapai visi , namun tidak terlepas dari kondisi tantangan lingkungan global dan domestic pada kurun waktu 2019 -2023 yang mempengaruhinya .
Adapun misi pembangunan daerah Provinsi Papua tahun 2019 – 2023 sebagai berikut :
1. Memantapkan Kualitas dan Daya Saing SDM
2. Memantapkan Rasa Aman, Tentram dan damai serta Kehidupan Demokrasi memperkuat Bingkai NKRI
4. Penguatan dan Percepatan Perekonomian daerah berbasis Potensi unggulan Lokal dan Pengembangan Wilayah berbasis Kultural secara Berkelanjutan
5. Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal , Terdepan, Terluar dan Tertentu .
Pemerataan pelayanan Kesehatan masih belum dapat mencapai titik yang optimal meskipun prioritas dan strategi pelayanan kesehatan telah lama diarahkan ke pegunungan, lembah-lembah, dan kampung-kampung pada daerah terpencil / pedalaman, namun kendala geografis, transportasi dan biaya ekonomi tinggi selalu menjadi hambatan dan tantangan yang memperlambat penjangkauan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara maksimal yang berujung pada belum optimalnya pencapaian hasil pembangunan kesehatan yang diharapkan.
Kondisi nyata dari berbagai aspek yang terjadi khususnya di bidang kesehatan tercermin dari pencapaian hasil pembangunan di bidang kesehatan yang telah dilakukan selama berpuluh-puluh tahun. Walaupun secara obyektif telah memberikan banyak peningkatan dan perubahan terhadap pencapaian sasaran, peningkatan cakupan pelayanan serta peningkatan daya dukung pelaksanaan program, secara menyeluruh peningkatan yang terjadi mampu memberikan impak yang bermakna terhadap tujuan akhir dari Pembangunan kesehatan.
3.3 Strategi Pembangunan Kesehatan Masyarakat
Kebijakan pembangunan kesehatan difokuskan pada penguatan upaya kesehatan dasar (Primary Health Care) yang berkualitas
terutama melalui peningkatan jaminan kesehatan, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang didukung dengan penguatan sistem kesehatan dan peningkatan pembiayaan kesehatan.
Strategi pembangunan Kesehatan Masyarakat tahun 2019 sesuai Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 meliputi:
a. Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas.
b. Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
c. Meningkatkan Penyehatan Lingkungan.
d. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
3.4 Sasaran Program Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Sasaran Program Dinas Kesehatan Provinsi Papua, adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat.
3.5 Indikator Kinerja
Indikator kinerja Program Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi Papua dalam mendukung dekonsentrasi yaitu:
a. Persentase Ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (PF)
c. Persentase Kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan
4. Tugas Pokok dan Fungsi
Dinas Kesehatan Provinsi Papua terdiri dari Sekretariat dan 4 (empat) Bidang yang terdiri dari :
a. Sekretariat terdiri dari Sub Bagian Program, Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dan Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan,
b. Bidang Kesehatan Masyarakat terdiri dari Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi, dan Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olah Raga,
c. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tediri dari Seksi Survelens dan Imunisasi, Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa.
d. Bidang Pelayanan Kesehatan terdiri dari Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisionil, Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Seksi Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Peningkatan Mutu
e. Bidang Sumberdaya Kesehatan terdiri dari Seksi Kefarmasian, Seksi Alat Kesehatan dan Seksi Sumberdaya Manusia Kesehatan.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua juga memiliki 4 (empat) Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu :
a. UPT. Balai Latihan Kesehatan
b. UPT. Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Kesehatan c. UPT. Balai Laboratorium Kesehatan
d. UPT. Balai Pencegahan dan Pengendalian AIDS,Tuberkulosa dan Malaria (ATM)
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua sebagaimana bagan struktur berikut :
Tabel.1.2
Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua
Bidang Bina Kesehatan Masyarakat, mempunyai tugas
melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan operasional serta koordinasi dibidang keseahatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, Bidang Kesehatan Keluarga mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Penyiapan perumusan kebijakan operasional dibidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga.
2) Penyiapan pelaksanaan kebijakan operasional dibidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga. 3) Pelaksanaan koordinasi dibidang kesehatan keluarga dan gizi
masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga.
4) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi dibidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga.
5) Pemantauan evaluasi dan pelaporan dibidang kesehatan keluarga dan gizi masyarakat, promosi kesehatan, pemberdayaan masyarakat, kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan kesehatan olah raga
6) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas
5. Potensi dan Permasalahan
Pembangunan Kesehatan di suatu daerah pada umumnya diarahkan pada kebijakan untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat, upaya kesehatan masyarakat dan sumber daya kesehatan yang mencakup penyediaan sarana dan prasarana kesehatan yang berkualitas dan memadahi .
Potensi dan permasalahan pembangunan kesehatan akan menjadi input dalam menentukan arah kebijakan dan strategi Dinas Kesehatan Papua
Secara umum capaian Angka harapan Hidup (AHH) Provinsi Papua mengalami kecenderungan yang relative meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai angka pada tahun 2017 sebesar 65.14 Tahun
Angka kematian ibu (AKI)/Maternal Mortality Rate (MMR) adalah salah satu indikator hasil pembangunan di bidang kesehatan, semakin rendah AKI maka pembangunan suatu wilayah mengindikasikan semakin baik pembangunan di bidang kesehatan. AKI secara nasional cenderung bergerak fluktuatif. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 KLH meningkat menjadi 346 per 100.000 KLH pada tahun 2010 (Sensus Penduduk 2010), namun menurun menjadi 305 per 100.000 KLH berdasarkan hasil Survei Antar Sensus (SUPAS) pada tahun 2015, sedangkan AKI Provinsi Papua sebesar
573per 100.000 (SDKI 2012), berdasarkan SUPAS 2015 diestimasikan AKI Provinsi Papua sebesar 216 per 100.000 KH, lebih rendah dari target RPJMD 2013-2018 yakni sebesar 250 KH.
Angka Kematian Bayi (AKB) nasional (SDKI 2012) sebesar 32 per 1000 KH sedangkan untuk Provinsi Papua sebesar 54 per 1000, sedangkan pada tahun 2015 AKB nasional turun menjadi 24 per 1000 KH (SUPAS 2015), untuk Provinsi Papua SUPAS 2015 tidak mengeluarkan angka.
Saat ini akses ibu hamil, bersalin dan nifas terhadap pelayanan kesehatan belum maksimal, akan tetapi Angka Kematian Ibu masih cukup tinggi walaupun cenderung turun. Kondisi ini kemungkinan disebabkan antara lain karena kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama kematian ibu yaitu perdarahan dan hipertensi dalam kehamilan, selain itu penyebabnya karena infeksi. Penyebab ini dapat
diminimalisir apabila kualitas Antenatal Care dilaksanakan dengan baik, sehingga mampu menskrining kelainan pada ibu hamil sedini mungkin.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamil tidak sehat antara lain adalah, anemia, ibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, TB, HIV, Hepatitis B dan Infeksi Menular Seksual (Siphilis) dan empat terlalu (terlalu muda <20 tahun, terlalu tua >35 tahun, terlalu dekat jaraknya 2 tahun dan terlalu banyak anaknya > 3 tahun).
Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan anak adalah jumlah tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan belum relatif tersebar ke seluruh wilayah, namun kompetensi masih belum memadai. Menurut data yang dikeluarkan oleh IBI Provinsi papua , anggotanya sebanyak 3.188 orang Peningkatan kesehatan ibu sebelum hamil terutama pada masa remaja, menjadi faktor penting dalam penurunan AKI dan AKB.
Angka Kematian Ibu menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau tidak penanganannnya ( tidak termasuk kecelakaan atau insedentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas( 42 hari setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 Kelahiran Hidup. AKI juga digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan . Indikator ini dipengaruhi oleh status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indicator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan.
Angka Kematian Ibu Melahirkan Provinsi Papua pada tahun 2017 berhasil diturunkan mencapai sebesar 289/100.000 KH dari target sebesar
383/100.000 KH, AKI tersebut merupakan perbandingan dari jumlah ibu melahirkan yang meninggal sebesar 111 ibu dari 39.037 Kelahiran Hidup. Data tersebut dari data rutin yang dikirimkan dari Kabupaten/Kota . Menunjukkan pelayanan kesehatan Ibu menunjukan on track .
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun yang dinyatakan dalam 1000 Kelahiran hidup pada tahun yang sama . AKB merupakan indicator yang biasanya digunakan untuk menentukan derajad kesehatan. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam rangka penurunan AKI.
Angka Kematian Bayi Provinsi Papua pada tahun 2017 berhasil diturunkan mencapai sebesar 7/1000 KH dari target sebesar 46/100.000 KH, AKB tersebut merupakan perbandingan dari jumlah bayi yang meninggal sebesar 257 ibu dari 39.037 Kelahiran Hidup. Data tersebut dari data rutin yang dikirimkan dari Kabupaten/Kota.
Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan. Tenaga yang dimaksud dokter, dokter spesialis dan bidan. Upaya pelayanan persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan adanya hambatan dalam pemenuhan tenaga Kebidanan yang kompeten baik dari jumlah dan penditribusiannya, Walaupun ada program Jampersal dan kemitraan bidan dan dukun merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan .
Pemantauan Status Gizi (PSG) merupakan kegiatan pemantauan perkembangan status gizi balita yang dilaksanakan setiap tahun secara berkesinambungan untuk memberikan gambaran tentang kondisi status gizi balita. PSG di Provinsi Papua dimulai tahun 2014 sampai 2017 , selanjutnyan
dengan Eletronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (E-PPGBM) yang telah dilakukan pada tahun 2018 dan tahun 2019 . Pada tahun 2017 di Provinsi Papua menurut laporan rutin mencapai target yang telah ditetapkan , Dimana Capaian Tahun 2017 sebesar 7,4 % ( 1,1 % balita gizi buruk dan 6,3 balita gizi kurang ) kurang dari target yang ditetapkan 13,6 % .
6. Sistematika
Sistematika penulisan laporan kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua Bidang Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut :
- Ringkasan Eksekutif - Kata Pengantar - Daftar Isi
- BAB I
Penjelasan umum organisasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua , Bidang Kesehatan Masyarakat, penjelasan aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.
- BAB II
Menjelaskan uraian ringkasan/ ikhtisar perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Masyarakat Bidang Kesehatan masyarakat tahun 2019.
-BAB III
Penyajian capaian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi, dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut: Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini; Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis organisasi; Analisis penyebab
keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah dilakukan; Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya; Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian pernyataan kinerja dan melakukan analisa realisasi anggaran.
- BAB IV
Penutup, Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
- LAMPIRAN
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1 Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua telah ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja yang merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu dengan didukung sumber daya yang tersedia.
Indikator dan target kinerja yang telah ditetapkan menjadi kesepakatan yang mengikat untuk dilaksanakan dan dipertanggungjawabkan sebagai upaya mewujudkan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat Indonesia. Perjanjian penetapan kinerja tahun 2019 yang telah ditandatangani bersama oleh Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua pada bulan Desember 2018 berisi Indikator, antara lain:
A. Indikator Kinerja Program Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Papua
N O
Sasaran Program/
Kegiatan
Indikator Kinerja Target Nasional Target Provinsi (2) (3) (4) (5) 1 Pembinaan Gizi Masyarakat 1 2
Persentase ibu hamil KEK yang
mendapatkan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama
95 %
98 %
35 %
3
4
5
6
kehamilan
Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Ekslusif.
Persentase Bayi Baru Lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (MID) Persentase balita kurus yang mendapat
makanan tambahan. Persentase remaja putri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD).. 50 % 50 % 90 % 30 % 30 % 30 % 45 % 20 % 2 Pembinaan Kesehatan Keluarga 1 2 3 4 5 6 7
Persentase bayi baru lahir yang mendapatkan pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal empat kali (K4) Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1
Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 dan 10 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil
Persentase Puskesmas yang melakukan Orientase Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 90 % 80 % 70 % 60 % 45 % 90 % 100 % 60 % 55 % 50 % 45 % 35 % 50 % 60 % 3 Pembinaan Upaya
Kesehatan Kerja dan
1 Persentase Puskesmas yang
Olahraga
2
3
4
menyelenggarakan kesehatan kerja dasar Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang terbentuk di daerah PPI/TPI Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standard Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayahnya 730 100 % 60 % 20 0 40 % 4 Penyehatan Lingkungan 1 2 3 4 5 6 Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Persentase Sarana Air Minum yang dilakukan pengawasan
Persentase Tempat Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan
Persentase Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standard Persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat
45.000 50 % 58 % 28 % 32 % 386 100 10 % 10 % 32 % 25 % 2 5 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 1 2 3 Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS
Pesentase desa yang memanfaatkan dana desa 10 % untuk UKBM Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan Jumlah organisasi 80 % 50 % 20 50 % 30 % 20
4 kemasyarakat yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan 15 15 6 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 1 Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 PENGUKURAN KINERJA
Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target melalui indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua dalam kurun waktu Januari – Desember 2019.
Pengukuran kinerja dilakukan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka perwujudan visi dan misi Dinas Kesehatan. Sedangkan pengukuran yang dimaksud merupakan hasil suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan/sub kegiatan yang dapat berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, dampak dan manfaat.
Adapun pengukuran kinerja yang dilakukan adalah dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian masing-masing indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang agar setiap program/kegiatan yang direncanakan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tahun 2019 dibandingkan dengan tahun 2018. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Indikator Kinerja Umum (IKU) dan Penetapan Perjanjian Kinerja.
Secara tehnis operasional Kinerja kegiatan Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2019 dihitung dalam form pengukuran kinerja tahun 2019, dengan cara membandingkan hasil pencapaian (realisasi) dengan rencana (target) rincian pengukuran kinerja perkegiatan disajikan pada formulir pengukuran kinerja
.
3.1.1 CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Perkembangan terbaru membuktikan bahwa manajemen tidak cukup hanya memastikan bahwa proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efisien. Diperlukan instrumen baru, pemerintahan yang baik (good governance) untuk memastikan bahwa manajemen berjalan dengan baik. Selain itu, budaya organisasi turut mempengaruhi penerapan pemerintahan yang baik di Indonesia. Pengukuran kinerja dalam penyusunan laporan akuntabilitas kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target kinerja sebagaimana telah ditetapkan dalam penetapan kinerja pada awal tahun anggaran dengan realisasi kinerja yang telah dicapai pada akhir tahun anggaran.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja
3.1.1, Indikator Kinerja Program
Program Kesehatan Masyarakat adalah salah satu program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan upaya prioritas untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan prevalensi gizi kurang. Dalam mencapai indikator kinerja melalui capaian Ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (PF); capaian ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK), capaian Kabupaten/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan
3.1.2 Capaian Kinerja Program
Capaian Kinerja Program Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tahun 2019 sebagai berikut :
NO Sasaran Program/Kegiatan
Indikator Kinerja Target Provinsi Realisasi Provinsi (1) (2) (3) (4) (5) 1 Pembinaan Gizi Masyarakat 1 2 3 4 5 6
Persentase ibu hamil KEK yang mendapatkan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama kehamilan Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI
Ekslusif.
Persentase Bayi Baru Lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan.
Persentase remaja putri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD).. 35 % 55 % 30 % 30 % 45 % 20 % 74 % 29,0 % 41.4 % 52,7 % 81,5 % 30,9 % 2 Pembinaan Kesehatan Keluarga 1 2
Persentase bayi baru lahir yang mendapatkan
pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal empat kali (K4) Persentase puskesmas yang melaksanakan 60 % 55 % 52,7 % 37,0 %
3 4 5 6 7 penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1
Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 dan 10 Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil Persentase Puskesmas yang melakukan Orientase Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) 50 % 45 % 35 % 50 % 60 % 41,42 % 32,60 % 33,82 % 46,08 % 53,43 % 3 Pembinaan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga 1 2 3 4 Persentase Puskesmas yang enyelenggarakan kesehatan kerja dasar Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang terbentuk di daerah PPI/TPI
Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standard
Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayahnya 25 % 20 0 40 % 24,0 % 50 0 ( tdk ada TKI ) 22,8 % 4 Penyehatan Lingkungan 1 2 3 4 Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) Persentase Sarana Air Minum yang dilakukan pengawasan
Persentase Tempat Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan
Persentase Rumah Sakit yang melakukan
pengelolaan limbah medis
100 10 % 10 % 36 % 384 79 % 22 % 12 %
5 6 sesuai standard Persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan
Jumlah Kabupaten /Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat
25 % 2 20 % 1 5 Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 1 2 3 4 Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS Pesentase desa yang memanfaatkan dana desa 10 % untuk UKBM
Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan Jumlah organisasi kemasyarakat yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan 50 % 30 % 20 15 51 % 68 % 50 15 6 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat 1 Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
94% 82,7 %
3.1.3 Analisa Capaian Kinerja
1) Persentase ibu hamil KEK yang mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
Untuk hamil KEK yang mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan sudah mencapai target dimana capaian tahun 2019 hanya sebesar 74 % sedangkan target Provinsi Papua 35 %, dimana belum semua kabupaten mengalokasikan untuk pemberian PMT Ibu Hamil.
2) Persentase ibu hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama kehamilan
Pemberian Tablet tambah darah (TTD) 90 tablet selama kehamilan dengan capaian sebesar 29 % dari target Provinsi Papua 55 %, karena kabupaten tidak melaporkan , dimana stock untuk Tablet tambah darah cukup
3) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI Ekslusif. Untuk ASI Eklusif meningkat dan melebihi target yang ditetapkan dimana capaian sebesar 41,4 % dari target Provinsi Papua 30%
4) Persentase Bayi Baru Lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (MID)
Persentase Bayi Baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan capaian sebesar 52,7 % dari target Provinsi Papua 30 %
5) Persentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan
Pada capaian pelayanan balita kurus yang mendapat makanan tambahan melebihi target dengan capaian sebesar 81,5 % dari target Provinsi Papua 45 % karena kabupaten kota dapat menyediakan PMT dan menindaklanjuti hasil pelacakan kasus yang ditemukan .
.
6) Persentase remaja putri yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) Presentase remaja putri yang mendapatkan Tablet Tambah darah (TTD) dengan capaian sebesar 30,9 % dari target Provinsi Papua 20 %
7) Persentase bayi baru lahir yang mendapatkan pelayanan kunjungan neonatal pertama (KN1)
Untuk capaian kunjungan neonatal pertama (KN1) di Provonsi Papua melebihi target yang telah ditetapkan dimana capaian pada tahun 2018 sebesar 52,7 % dari target Provinsi Papua 60 % dimana didukung dengan adanya Rumah Tunggu Kelahiran dan adanya pembiayaan operasionalnya .
8) Persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal empat kali (K4)
Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal empat kali (K4) masih kurang dimana capaian hanya sebesar 37,0% dari target Provinsi Papua 55 %
9) Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1
Kegiatan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1 belum mencapai target dimana capaian sebesar 41,42 % dari target Provinsi Papua 50 %. Belum semua puskesmas melaksanakan penjaringan anak sekolaah karena belum semua tenaga kesehatan dipuskesmas yang mendapatkan pelatihan penjaringan kesehatan
10)Persentase puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 dan 10
Kegiatan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1 belum mencapai target dimana capaian sebesar 32,6 % dari target Provinsi
Papua 45 %. Belum semua puskesmas melaksanakan penjaringan anak sekolaah karena belum semua tenaga kesehatan dipuskesmas yang mendapatkan pelatihan penjaringan kesehatan
11)Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja
Puskesmas yang melaksanakan menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja dengan capaian sebesar 33,82 % dari target Provinsi Papua 35 %
12)Persentase Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil
Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu hamil dengan capaian sebesar 46,08 % dari target Provinsi Papua 50 %
13)Persentase Puskesmas yang melakukan Orientase Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)
Puskesmas yang melakukan Orientasi Program Perencanaan Persalinan persalinan ( P4K) dengan capaian sebesar 53,43 % dari target Provinsi Papua 60 %, Stiker P4K adanya pemenuhan namun belum adanya pencatatan yang baik sehingga kabupaten kota belum dapat melaporkan nya .
14)Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar mencapai 24,0 % dari target Provinsi sebesar 25 %
15)Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang terbentuk di daerah PPI/TPI
Saat ini jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang terbentuk berjumlah 50 buah yang tersebar di kabupaten/Kota . adapun target provinsi sebanyak 20 Pos UKK
16)Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standard Capaian Kinerja untuk pemeriksaan kesehatan TKI nihil / tdak ada dikarenakan di Provinsi Papua tidak ada TKI sehingga program belum dilaksanakan
17)Persentase Puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan olahraga pada kelompok masyarakat di wilayahnya
Untuk indicator ini capaian tahun 2019 berdasarkan laporan yang diterima baru mancapai 22,8 % dari target provinsi sebesar 40 %
18)Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM ( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
Berdasarkan hasil capaian tahun 2019 dari 383 desa/kelurahan/kampung yang ditarget oleh Dinkes Provinsi Papua telah mencapai 100 desa/kelurahan/kampung.
19)Persentase Sarana Air Minum yang dilakukan pengawasan
Pengawasan kualitas air minum tahun 2019 mencapai 79% dan hasil ini sudah melebihi target Dinkes Provinsi Papua yakni 10 %.
20)Persentase Tempat Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan Pengawasan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2019 berdasarkan target Provinsi Papua adalah 22 % yang ditargetkan diawasi 10 %
21)Persentase Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standard
Pelaksanaan program pengawasan rumah sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standar pada tahun 2019 masih diarahkan pada pendatan kembali rumah sakit melaksanakan program pengelolaan limbah medis dan sanitasi secara lengkap.
Capaian tahun 2019 sebesar 12 % sedang targetnya provinsi sebesar 36 %.
22)Persentase TPM yang memenuhi syarat kesehatan
Pelaksanaan program pengawasan tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2019 ditargetkan Dinkes Provinsi Papua adalah 25 %. Sasaran tempat pengelolaan makanan (TPM) yang memenuhi syarat tahun 2019 sebesar 20 % . dimana terjadi capaian yang dibawah target provinsi
23)Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat Pelaksanaan program kabupaten/kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat pada tahun 2019, Dinkes Provinsi Papua menargetkan 2 kabupaten/kota dari 29 kabupaten kota di Papua. Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan pada tahun 2019 hanya 1 kabupaten yang melakukan penyelenggaran program tersebut yakni Kota Jayapura. Satu kabupaten lainnya tidak melaksanakan disebabkan kedian pememerintah kabupaten untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
24)Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki Kebijakan PHBS
Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS kurang memenuhi target dimana dengan capaian sebesar 51 % dari target Provinsi Papua 50 % . Belum semua kabupaten memiliki SK tentang kebijakan tersebut.
25)Pesentase desa yang memanfaatkan dana desa 10 % untuk UKBM
Persentase Desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM dengan capaian melebihi target dari tetapkan , dimana capaian sebesar 68 % dari target Provinsi Papua 30 %
26)Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan capaian sebesar 50 CSR dari target Provinsi Papua 20 CSR
27) Jumlah organisasi kemasyarakat yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan
Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan mencapai 100 % dimana capaian sebesar 15 dari target Provinsi Papua sebesar 15 organisasi kemasyarakatan
28)Persentase realisasi kegiatan administrasi dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya pada Program Pembinaan Kesehatan Masyarakat
Realisasi pada tahun 2018 sebesar 85,5 % sedangkan pada tahun 2019 sebesar 83,0 % . realisasi tersebut masih dibawah target dari perjanjian kiner sebesar 94 % ,
1.2. Pagu dan Realisasi Anggaran
Anggaran yang sesuai DIPA awal diperjanjikan pada Program Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Provinsi Papua sebesar Rp.
16.273.879.000,-Kegiatan DIPA Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dalam pelaksanaannya dalam periode Januari – desember 2019 telah dilaksanakan Revisi POK sebanyak 2 kali yaitu pada tanggal 14 maret 2019 Revisi ke - 01 sesuai tindaklanjut telaah DIPA yang telah dilaksanakan dari 29 – 31 Januari 2019 dan Revisi ke -02 pada tanggal 5 Juli 2019 dari tindak lanjut surat dari Direktur Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat nomor PR.01.02/5/2418/2019 tanggal 4 April 2019 tentang Revisi POK Provinsi papua dan Papua barat untuk Kegiatan Prioritas Penanggulangan Stuntiing TA 2019
Adapun Pagu kegiatan Pembinaan Program Kesehatan Masyarakat TA 2019 :
NO KEGIATAN PAGU
2080 Program Pembinaan Gizi Masyarakat 8.362.422.000
003
Penguatan Intervensi Paket Gizi (PMT, Vit A, TTD
pada ibu Hamil dan Balita 100.000.000 007
Pembinaan dalam peningkatan Pengetahuan Gizi
Masyarakat 2.180.226.000
504 Peningkatan Surveylance Gizi 6.082.196.000
2089 Program Kesehatan Kerja dan Olah Raga 517.229.000
036
Pembinaan Pemeriksaan Kebugaran Jasmani bagi
Jemaah Haji 241.469.000
038
Pembinaan dan Pembentukan Pos Upaya Kesehatan
Kerja (UKK) 121.520.000
040 Pembinaan Pekerja Perempuan Sehat Produktif 154.240.000
5832 Program Kesehatan Keluarga 946.307.000
004
Pembinaan dalam Pelaksanaan Usaha Kesehatan
Sekolah 128.786.000
005 Pembinaan Pencegahan Stunting 109.978.000
015
Pembinaan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Lanjut Usia 87.877.000
016
Pembinaan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
untuk Papua dan Papua Barat 524.007.000
018
Pembinaan Dalam Peningkatan Pelayanan
Antenatal 95.659.000
5833
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat 1.908.595.000
004
Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam
mendukung Program Kesehatan 454.434.000 005
Pembinaan Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan
Germas di Papua dan Papua 692.350.000 006
Kampanye Hidup Sehat melalui berbagai Media di
Papua dan Papua Barat 761.811.000
5834 Program Penyehatan Lingkungan 1.558.456.000
501
Pengawasan Tempat Peengelolaan Makan (TPM)
yang memenuhi syarat Kesehatan 263.907.000 502 Pengawasan Pasar Sehat 161.720.000
503
Pengawasan Tempat Tempat Umum (TPU) yang
504 Pengawasan terhadap Sarana Air Minum 185.516.000
505
Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM) 407.080.000
506 507
Pengawasan Pengelolaan Limbah Medis di RS Pembinaan Pelaksanaan Kab/Kota Sehat
151.737.000 67.703.000
2085
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya pada Program 2.980.870,000
950 Layanan Dukungan Manajemen Eselon I 2.980.870.000
NO KEGIATAN PAGU REALISASI 2080
Program Pembinaan Gizi
Masyarakat 8.362.422.000 7.318.549.325
003
Penguatan Intervensi Paket Gizi (PMT, Vit A, TTD pada ibu Hamil
dan Balita 100.000.000 89.081.650 007
Pembinaan dalam peningkatan
Pengetahuan Gizi Masyarakat 2.180.226.000 1.578.751.019 504 Peningkatan Surveylance Gizi 6.082.196.000 5.648.716.656 2089
Program Kesehatan Kerja dan
Olah Raga 517.229.000 470.281.100
036
Pembinaan Pemeriksaan
Kebugaran Jasmani bagi Jemaah
Haji 241.469.000 212.583.000
038
Pembinaan dan Pembentukan Pos Upaya Kesehatan Kerja
(UKK) 121.520.000 118.418.400
040
Pembinaan Pekerja Perempuan
Sehat Produktif 154.240.000 139.279.700
5832 Program Kesehatan Keluarga 946.307.000 911.490.760
004
Pembinaan dalam Pelaksanaan
Usaha Kesehatan Sekolah 128.786.000 115.101.000
005 Pembinaan Pencegahan Stunting 109.978.000 107.613.400
015
Pembinaan Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia 87.877.000 87.877.000
016
Pembinaan Pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak untuk
Papua dan Papua Barat 524.007.000 509.895.700
018
Pembinaan Dalam Peningkatan
Pelayanan Antenatal 95.659.000 91.003.660
5833
Program Promosi Kesehatan
dan Pemberdayaan Masyarakat 1.908.595.000 1.158.008.033
004
Pelaksanaan Strategi Promosi Kesehatan dalam mendukung
Program Kesehatan 454.434.000 304.316.360
005
Pembinaan Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan Germas di
Papua dan Papua 692.350.000 481.817.673
006
Kampanye Hidup Sehat melalui berbagai Media di Papua dan
Papua Barat 761.811.000 371.877.000
1.3 Hambatan dalam Pelaksanaan Program dan Kegiatan
Sejumlah hambatan dapat diidentifikasi sebagai penyebab belum optimalnya pencapaian kinerja di Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2019 yakni :
a. Terlambatnya Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran dan Pengelola Keuangan dari gubernur
b. Proses Revisi Anggaran yang sesuaikan dengan kebutuhan dan arahan dari eselon 1 untuk kegiatan Program Indonesia Sehat Pendekatan
Lingkungan 1.271.858.488
501
Pengawasan Tempat
Peengelolaan Makan (TPM) yang
memenuhi syarat Kesehatan 263.907.000 260.803.400 502 Pengawasan Pasar Sehat 161.720.000 134.763.200
503
Pengawasan Tempat Tempat Umum (TPU) yang memenuhi
syarat 320.793.000 183.300.156
504
Pengawasan terhadap Sarana Air
Minum 185.516.000 160.963.332
505
Pembinaan Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM) 407.080.000 354.218.700
506 Pengawasan Pengelolaan Limbah Medis di RS
151.737.000 127.962.700
507
Pembinaan Pelaksanaan kab/kota
Sehat 67.703.000 49.847.000
2085
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya pada Program 2.980.870,000 2.463.204.916
950
Layanan Dukungan Manajemen
Eselon I 2.980.870.000 2.463.204.916 TOTAL 16.273.879.000 13.591.392.622
Keluarga dan Surveylance Gizi serta Bahan penyebaran informasi pada kegiatan Promosi Kesehatan
c. Belum optimalnya penerapan kebijakan dalam pelaksanaan kegiatan;
d. Sulitnya memperoleh pasokan data dan informasi baik dari fasilitas kesehatan (facility based) maupun data dan informasi berbasis masyarakat (community based) serta data sekunder dari luar sektor kesehatan;
e. Kurang cepatnya analisis data yang masuk menjadi penyediaan informasi yang bisa digunakan dalam perumusan kebijakan dan program kesehatan;
f. Belum optimalnya pelaksanaan dan pencapaian tujuan dari kegiatan-kegiatan di Dinas Kesehatan Provinsi/ Kabupaten / Kota yang mempengaruhi kinerja kegiatan;
g. Jadwal kegiatan terkait dengan pelaksanaan bersifat ketat dan kaku (rigid) sehingga pada beberapa kegiatan ada kalanya tidak dapat dihadiri oleh Nara Sumber atau Peserta dari kabupaten/kota berhalangan hadir, karena mengikuti kegiatan yang sama di lingkungan kerjanya, atau kesuliatan dalam mendapat transportasi.
h. Pelaksanaan kegiatan kurang terjadual dengan baik, sehingga penunjukan hotel sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan dilakukan pada waktu yang sudah sangat sempit. Akibatnya realisasi anggaran tidak optimal.
i. Beberapa kegiatan pertemuan yang dilaksanakan di akhir tahun, realisasi kurang optimal karena pelaksanaan pada waktu ritme kegiatan yang padat sehingga mengurangi jumlah peserta yang dapat hadir dan berdampak pada rendahnya realisasi anggaran dari kegiatan tersebut;
j. Adanya beban kerja ganda di luar Tupoksi atau yang telah direncanakan;
k. Penempatan SDM yang belum memenuhi kaidah the righ man on the right place;
l. Sistem pelaporan kegiatan yang belum optimal; Belum optimalnya perencanaan kegiatan, khususnya penganggaran sehingga pelaksanaan kegiatan kurang efektif dan efisien yang berimplikasi rendahnya penyerapan anggaran;
m. Motivasi SDM untuk meningkatkan kinerja serta merubah pola kerja ke arah yang lebih efektif dan efisien masih perlu mendapatkan perhatian yang seksama;
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan pada tahun 2019, sesuai dengan perjanjian kinerja, Dinas Kesehatan Provinsi Papua menerjemakan tugas dan fungsinya dengan melakukan berbagai strategi sebagai berikut:
1. Pemanfaatan jaringan Teknologi Informasi dalam koordinasi dengan kabupaten/kota
2. Kerja sama tim dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan;
3. Pemanfaatan data dan informasi kesehatan (Riskesdas, Rifaskes, dan lain-lain)
4. Kegiatan dilaksanakan terintegrasi antar bidang bail dengan bidang pelayanan kesehatan maupun bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
5. Meningkatkan Koordinasi antar bidang baik ditingkat provinsi maupun Kabupaten
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan
1. Indikator kinerja (IK) Program Kesehatan Masyarakat terdiri atas tiga indikator, yaitu:
a) Persentase Ibu bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan (PF) dengan capaian sebesar 45,7 % dari target nasional 82%.
b) Persentase Ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) dengan capaian sebesar 10,9 % dari target nasional 19,7%.
c) Persentase Kabupaten/Kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan dengan capaian sebesar 3 % dari target nasional 35 %.
1. Ketiga indikator Kinerja program tersebut dilaksanakan di tingkat Kabupaten dan Puskesmas Puskesmas, di mana Provinsi berperan untuk memastikan dan memfasilitasi indikator tersebut berjalan sebagaimana mestinya melalui dukungan dari tahap perencanaan (Juknis, Juklak, Pedoman), pelaksanaan (sosialisasi, orientasi, refreshing) dan monitoring evaluasi sekaligus pembiayaan.
2. Adapun Indikator Kinerja Kegiatan (IKK) terdiri dari 30 Indikator yang terdiri dari :
a) Persentase Ibu hamil KEK yang mendapatkan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan capaian sebesar 74% dari target Provinsi Papua 35 %
b) Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama kehamilan dengan capaian sebesar 29 %
dari target Provinsi Papua 55 %
c) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI Eksklusif dengan capaian sebesar 41,4 % dari target Provinsi Papua 30%
d) Persentase Bayi Baru lahir mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan capaian sebesar 52,7 % dari target Provinsi Papua 30 % e) Pesersentase balita kurus yang mendapat makanan tambahan
dengan capaian sebesar 45 % dari target Provinsi Papua 81,5 % f) Presentase remaja putri yang mendapatkan Tablet Tambah darah
(TTD) dengan capaian sebesar 30,9 % dari target Provinsi Papua 20%
g) Persentase kunjungan neonatal pertama (KN1) dengan capaian sebesar 52,7 % dari target Provinsi Papua 60 %
h) Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal minimal empat kali (K4) dengan capaian sebesar 37 % dari target Provinsi Papua 55%
i) Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 1 dengan capaian sebesar 41,42 % dari target Provinsi Papua 50 %
j) Persentase Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas 7 dan 10 dengan capaian sebesar 32,67 % dari target Provinsi Papua 45 %
k) Persentase Puskesmas yang melaksanakan menyelenggarakan kegiatan kesehatan remaja dengan capaian sebesar 33,82 % dari target Provinsi Papua 35 %
dengan capaian sebesar 46,8 % dari target Provinsi Papua 50 % m) Persentase Puskesmas yang melakukan Orientasi Program
Perencanaan Persalinan persalinan ( P4K) dengan capaian sebesar 53,43 % dari target Provinsi Papua 60 %
n) Persentase Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan kerja dasar dengan capaian sebesar 30 % dari target Provinsi Papua 25 %
o) Jumlah Pos Upaya Kesehatan Kerja (UKK) yang terbentuk di daerah PPI/TPI dengan capaian sebesar 50 Pos dari target Provinsi Papua 20 pos
p) Persentase fasilitas pemeriksaan kesehatan TKI yang memenuhi standard tidak ada karena di Provinsi Papua belum ada TKI. q) Persentase puskesmas yang melaksanakan kegiatan kesehatan
olahraga pada kelompok masyarakat diwilayah kerjanya sebesar 22,80 % dari target Provinsi 40 %
r) Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan STBM( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) dengan capaian sebesar 384 desa dari target Provinsi Papua 100 desa/Kelurahan
s) Persentase Sarana Air Minum (SAM) yang dilakukan pengawasan dengan capaian sebesar 79 % dari target Provinsi Papua 10% t) Persentase Tempat Tempat Umum (TTU ) yang memenuhi syarat
kesehatan dengan capaian sebesar 22 % dari target Provinsi Papua 10%
u) Persentase Rumah Sakit yang melakukan pengelolaan limbah medis sesuai standard dengan capaian sebesar 12 % dari target Provinsi Papua 36 %
v) Persentase Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang memenuhi syarat kesehatan dengan capaian sebesar 20 % dari target Provinsi Papua 25 %
w) Jumlah Kabupaten/Kota yang menyelenggarakan tatanan kawasan sehat dengan capaian sebesar 1 Kota dari target Provinsi Papua 2 kab/kota
x) Persentase Kabupaten/Kota yang memiliki kebijakan PHBS dengan capaian sebesar 51 % dari target Provinsi Papua 50 % y) Persentase Desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk
UKBM dengan capaian sebesar 68 % dari target Provinsi Papua 30 %
z) Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSRnya untuk program kesehatan dengan capaian sebesar 50 CSR dari target Provinsi Papua 20 CSR
aa) Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumber dayanya untuk mendukung kesehatan dengan capaian sebesar 15 dari target Provinsi Papua sebesar 15 organisasi kemasyarakatan
3. Analisa keberhasilan indikator terutama adalah ketersediaan data, format laporan rutin, kejelasan mekanisme system pelaporan dan tidak adanya perubahan indikator.
4. Analisa penghambat, beberapa point yang perlu digaris bawahi adalah belum adanya sistem pencatatan dan pelaporan terintegrasi satu pintu dan masih berjalan berdasarkan program masing-masing di kabupaten/kota, selain Penggantian Pemangku Kepentingan dan
adanya perubahan perangkat organisasi dan pejabatnya dan seringnya Pengelola program Kabupaten/kota yang cepat mengalami perubahan berakibat pengelola program yang baru perlu belajar memahami kembali tiap indikator yang ada.
5. .Alternatif solusi yang dapat diberikan, antara lain memaksimalkan pembinaan penyelenggaraan program dan terfokus pada daerah sasaran yang aktif kepada seluruh pengelola kesehatan di daerah dalam percepatan pencapaian target indikator program serta memaksimalkan komunikasi aktif baik melalui media elektronik maupun surat menyurat kepada seluruh pimpinan daerah dalam rangka implementasi serta monitoring evaluasi data dan pelaporan tepat waktu. Juga dilakukan bimbingan terpadu dan kegiatan berbasis wilayah adat ( wilayah adat La Pago, adat Mee Pago, adat Anim ha, adat Mamta , adat Seireri )
6. Kegiatan DIPA Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dalam pelaksanaannya dalam periode Januari – desember 2019 telah dilaksanakan Revisi POK sebanyak 2 kali yaitu pada tanggal 14 maret 2019 Revisi ke - 01 sesuai tindaklanjut telaah DIPA yang telah dilaksanakan dari 29 – 31 Januari 2019 dan Revisi ke -02 pada tanggal 5 Juli 2019 dari tindak lanjut surat dari Direktur Promosi kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat nomor PR.01.02/5/2418/2019 tanggal 4 April 2019 tentang Revisi POK Provinsi papua dan Papua barat untuk Kegiatan Prioritas Penanggulangan Stuntiing TA 2019