PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI KOMUNITAS PUSTAKAWAN HOMOGEN DALAM RANGKA PEMANFAATAN BERSAMA KOLEKSI ANTAR PERGURUAN TINGGI
Abstrak. Karya ilmiah ini merupakan hasil analisis yang mengulas media sosial sebagai media yang sangat efektif dijadikan media komunikasi komunitas pustakawan dari perpustakaan yang sama program studinya (homogeneity) antar
perguruan tinggi. Tujuan dari analisis ini adalah terciptanya komunikasi antar pustakawan homogen antar perguruan tinggi sehingga dapat saling mendukung
dalam penyediaan koleksi. Dalam dunia perpustakaan, keterbatasan koleksi dihadapi oleh hampir semua perpustakaan, sehingga diperlukan usaha seperti sharing koleksi (resources sharing). Dengan media sosial dapat dimungkinkan
membuat komunitas-komunitas sejenis atau homogen sehingga dapat berkomunikasi secara cepat untuk sharing koleksi. Dalam memanfaatkan media
sosial untuk resources sharing perpustakaan perguruan tinggi, agar efektif diperlukan beberapa hal diantaranya kesamaan komunitas jurusan /homogen, admin utama pengendali, kesepakatan resources sharing, no rekening Bank, jasa
ekspedisi, serta MoU.
Keyword: Koleksi, Social Network, Resources Sharing, Perpustakaan PT
Abstract. This scientific paper is resulted from an analysis about social media as an effective media for communication between librarian communities of the same study program (homogeny) from different universities. The analysis aims to create communication between homogenous librarians from different universities so that they can support each other in the provision of library collections. In the world of libraries, collection limitation is faced by almost all libraries, therefore effort like resources sharing is required. The use of social media enables the homogeneous
communities to communicate quickly to share collections. In order to effectively use social media for resources sharing, the librarian communities should several
things in common which include homogeneity, main admin control, resources sharing agreement, bank account, forwarding service provider, and memorandum
of understanding (MoU).
Haryanto
Prodi Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan Universitas Sebelas Maret Surakarta
A. Pendahuluan
i s t e m b e l a j a r y a n g terstruktur memungkinkan m a h a s i s w a
S
mengembangkan diri di perguruan tinggi melalui informasi yang dimiliki seluas luasnya dengan berbagai sumber informasi, sehingga informasi berupa koleksi yang dimiliki perpustakaan di perguruan tinggi sangatlah berpengaruh dalam pendidikan mahasiswa. Hampir s e m u a p e r p u s t a k a a n m e n g a l a m i k e t e r b a t a s a n d a l a m h a l k o l e k s i perpustakaan, tidak terkecuali perguruan tinggi, meskipun anggaran setiap tahun terus ditingkatkan tidak akan mampu memenuhi kebutuhan informasi yang d i p e r l u k a n m a h a s i s w a k a r e n a perkembangan kebutuhan informasi serta keterbatasan sumber daya. Hal tersebut s e h a r u s n y a t i d a k m e n j a d i s u a t u permasalahan jika perpustakaan yang homogen atau sama jenisnya melakukan komunikasi untuk saling melengkapi sengan cara sharing resources atau b e r b a g i s u m b e r d a y a k o l e k s i , perpustakaan yang homogen dalam perguruan tinggi adalah perpustakaan yang mempunyai bidang studi yangs sama, misalnya sama-sama kelompok Fakultas Ekonomi, kelompok Fakultas Hukum, kelompok Fakultas Sospol atau k e l o m p o k F a k u l t a s Te k n i k , d a n sebagainya. Kesamaan jurusan dengan p e r b e d a a n l o k a s i u n i v e r s i t a s dimungkinkan akan dapat saling
meleng-kapi dengan adanya pemanfaatan bersama koleksi, misalkan dengan layanan fotokopi dari jauh atau saling pinjam antar perpustakaan. Permasalahan yang utama t i m b u l y a i t u d i p e r l u k a n m e d i a komunikasi yang mampu membuat suatu komunitas atau group yang homogen sehingga akan dapat lebih maksimal dalam sharing informasi karena adanya kesamaan kebutuhan informasi.
P e r k e m b a n g a n t e k n o l o g i mendasari lahirnya media sosial yang saat ini mengubah perilaku komunikasi dan sosial dalam masyarakat profesi. Munculya media sosial menjadikan komunikasi dapat dilakukan seperti tanpa batas jarak dan waktu. Dengan media sosial dapat dimungkinkan membuat komunitas-komunitas pustakawan dengan latar belakang program studi yang sama atau homogen sehingga dapat saling
support atau sharing, dengan berbagai
kelebihan-kelebihan tersebut, media sosial saat ini marak dijadikan tempat pustakawan untuk membentuk group atau komunitas dengan berbagai tujuan, tujuan tersebut diantaranya sebagai ajang silaturahmi, komunikasi, sharing dan juga pengembangan diri. Situs jejaring sosial didefinisikan sebagai layanan berbasis
web yang memungkinkan individu untuk
membangun profil publik, dengan jejaring sosial dapat diatur daftar pengguna lain dengan siapa mereka berbagi koneksi, melihat profil publik, dengan jejaring sosial dapat diatur daftar pengguna lain- PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI KOMUNITAS 84
lain dengan siapa mereka berbagi koneksi, melihat dan menunjukkan daftar koneksi yang dimiliki dan yang dibuat oleh orang lain dalam sistem. (Boyd dan Ellison, 2007). Powel mendefinisikan jaringan media sosial sebagai sebuah komunitas yang terhubung melalui persahabatan, n i l a i - n i l a i , h u b u n g a n , i d e d a n pekerjaan.(Powell, 2009). Seufert mendefinisikan situs jejaring sosial sebagai sejumlah orang, sumber daya yang terhubung untuk mengumpulkan pengetahuan untuk tujuan menciptakan suatu nilai. Konsep jejaring sosial adalah salah satu dari alat-alat Web 2.0, yang juga m e m b e n t u k d a s a r p e r p u s t a k a a n 2.0.(Seufert et al,1999). Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan
media sosial sebagai "sebuah kelompok
aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan pertukaran informasi. (Kaplan, Andreas, Michael, 2010)
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa media sosial dalah
web platform di mana orang-orang dari
budaya yang berbeda pengaturan dapat terhubung dan berinteraksi satu sama lainnya untuk bertukar informasi.
Saat ini banyak group-group di media sosial seperti facebook berupa forum komunikasi pustakawan dengan dasar komunitas sama-sama pustakawan, namun masih sedikit forum komunikasi
belakang sejenis misalnya forum komunikasi pustakawan bidang hukum atau lainnya, padahal dengan adanya forum komunikasi tersebut akan mempunyai banyak sisi positif bagi masing masing anggota. Untuk itu perlu ditelaah dalam karya ilmiah ini manfaat serta berbagai keuntungan dalam pemanfaatan media sosial sebagai media komunikasi komunitas pustakawan homogen dalam rangka pemanfaatan bersama koleksi di perguruan tinggi. Dalam karya ilmiah ini penulis menganalisis salah satu media sosial yang masih menjadi nomor satu di Indonesia dalam penggunaannya yaitu Facebook.
Facebook telah memiliki lebih dari 750
juta pengguna aktif pada tahun 2011. ( Facebook, 2011), jadi merupakan media
social networking dengan pengguna
terbesar di seluruh dunia.
B. Pembahasan
Media sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web
page pribadi, kemudian terhubung dengan
teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi media sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan
Tw i t t e r . J i k a m e d i a t r a d i s i o n a l
menggunakan media cetak dan media
b r o a d c a s t , m a k a m e d i a s o s i a l
menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk
dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas. Perkembangan teknologi informasi menjadikan pertumbuhan gadget makin beragam canggih dan murah, maka media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat karena dapat diakses dari berbagai gadget tersebut. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah smartphone,
handphone atau tableth. Demikian
cepatnya orang bisa mengakses media s o s i a l m e n g a k i b a t k a n t e r j a d i n y a fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita dan media berkomunikasi baik personal, berkelompok atau komunitas. berkelompok atau komunitas.
D a l a m d u n i a p e r p u s t a k a a n , keterbatasan koleksi dihadapi oleh hampir semua perpustakaan, keterbatasan koleksi disebabkan karena jumlah judul tema tertentu yang beredar di pasaran yang cukup banyak dan tidak mungkin sebuah perpustakaan memiliki semua karena k e t e r b a t a s a n a n g g a r a n , p a d a h a l permintaan jenis buku baru dari mahasiswa terus meningkat.sehingga pustakawan harus berkreasi untuk m e n y e l e s a i k a n p e r m a s a l a h a n
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI KOMUNITAS
keterbatasan koleksi ini. Resources
sharing perpustakaan merupakan suatu
usaha berbagi sumber daya berupa koleksi perpustakaan, di dasari oleh kerjasama antar perpustakaan dengan saling berbagi koleksi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Kendala dalam resources
sharing terletak pada kurangnya
komunikasi antar pustakawan dengan jurusan yang homogen sehingga ketika sewaktu waktu penelusuran informasi diperlukan karena koleksi tidak dimiliki maka pustakawan akan segera membuat status dalam group media social yang khusus bagi jurusan tersebut agar mendapat perhatian dari pustakawan lain yang sejenis dan diharapkan mempunyai koleksi yang di inginkan, jadi media sosial selain sebagai merupakan media yang e f e k t i f d a n i n o v a t i f d a l a m menghubungkan perpustakaan dengan pemustaka. (O'Dell S., 2010), juga efektif dan inovatif dalam menghubungkan antar pustakawan dalam penelusuran informasi dan resources sharing.
Media sosial sering kali dipakai pustakawan dengan tujuan menjadi bagian dari komunitasnya. (De Rosa etal., 2007) atau mempromosikan layanan dan kegiatan perpustakaan. (Charnigo & Barnett-Ellis,2007; Hendrix, Chiarella, Hasman, Murphy, & Zafron,2009). Sampai saat ini banyak sekali
group-group dalam media sosial yang telah
dibentuk pustakawan berdasarkan profesi, jenis perpustakaan, minat, akan tetapi
masih minim group yang didasari oleh satu bidang keilmuan seperti hukum, ekonomi atau teknik, padahal jika dioptimalkan dalam kerjasama resources
sharing antar perpustakaan perguruan
tinggi akan meningkatkan layanan kepada pemustaka dalam memenuhi kebutuhan i n f o r m a s i . S h a r i n g p e n g e t a h u a n m e r u p a k a n a s p e k p e n t i n g u n t u k perpustakaan menggunakan media sosial sejak perpustakaan mempunyai peranan penting dalam sharing pengetahuan. (MacAdam, 1998). Media sosial seperti
facebook sangat efektif dipakai sebagai
media komunikasi karena memenuhi beberapa akspek, diantaranya;
1. M a m p u m e m b u a t g r o u p komunitas
2. Diakses melalui internet dengan komputer maupun berbagai macam gadget
3. Dapat saling berkirim, share berbagai jenis file
4. Terdapat log atau data komunikasi 5. Mampu sebagai media promosi
k o l e k s i y a n g d i m i l i k i p e r p u s t a k a a n d e n g a n c a r a memposting koleksi tersebut Dalam membentuk suatu komunitas atau group di media sosial agar efektif dan mendukung penelusuran informasi dan
share informasi pada suatu group
perpustakaan yang homogen diperlukan berbagai hal diataranya :
1. Kesamaan komunitas jurusan / homogen, membuat group atau komunitas hendaklah didasari kesesuaian dengan bidangnya sama-sama bidang misalnya
hukum, sama-sama bidang teknik, sehingga ketika ada permintaan informasi dari pemustaka dan tidak dimiliki perpustakan
2. Admin utama, dalam sebuah group atau komunitas diperlukan admin a t a u l e a d e r y a n g b e r t u g a s memantau dan mengiformasikan serta membina anggota group. Jika terdapat informasi dari anggota yang membutuhkan yang tidak s a m p a i , t u g a s a d m i n mengingatkan kepada anggota lain.
3. Kesepakatan resources sharing. Dalam resources sharing agar kegiatan berjalan dengan lancar s e b e l u m n y a h a r u s d i b u a t kesepakatan, sharing material koleksi dapat dilaksanakan dengan pinjam meminjam koleksi atau fotokopi serta penghitungan biaya yang dibutuhkan. Hal ini sangat penting karena anggota komunitas juga ingin memastikan keamanan k o l e k s i y a n g d i m i l i k i n y a meskipun harus resources sharing. J a d i d a p a t d i m u n g k i n k a n p e r p u s t a k a a n y a n g s h a r e koleksinya memfotokopikan koleksinya dengan membebankan biaya pada perpustakan yang membutuhkan, atau perpustakaan yeng share koleksi meminjamkan koleksinya untuk difotokopi. 4. Nomor rekening Bank. Dalam
resources sharing seringkali pihak
yang membutuhkan diharuskan mengganti biaya fotokopi, jika terdapat nomor rekening masing masing perpustakaan maka transaksi akan lebih mudah dan j e l a s k a r e n a d a p a t s a l i n g memantau.
5. Jasa ekspedisi. Dalam share informasi kepada perpustakaan lain yang jaraknya bisa antar kota
lui jasa ekspedisi, untuk itu perlu juga disepakati seluruh anggota jasa ekspedisi apa yang dipakai, sehingga memudahkan dalam pengiriman antar kota atau antar pulau.
6. Nota kesepahaman (memorandum
of understanding atau MoU).
D a l a m s u a t u k o m u n i t a s perpustakaan perguruan tinggi yang sama jurusannya atau sejenis atau homogen, diperlukan waktu tertentu untuk merumuskan kebijakan dan menuangkan dalam M o U a t a u m e m o r y o f
u n d e r s t a n d i n g a t a u n o t a
kesepakatan, hal ini sangat penting karena dengan adanya MoU akan meningkatkan nilai prestise sebuah perpustakaan k a r e n a m e m p u n y a i n o t a kesepakatan sharing koleksi d e n g a n p e r p u s t a k a a n l a i n , sehingga nilai akreditasi akan meningkat dan menimbulkan k e m a j u a n b e r s a m a d a l a m memenuhi kebutuhan informasi mahasiswa bagi masing masing perguruan tinggi.
D e n g a n a d a n y a g ro u p a t a u komunitas pustakawan dengan media komunikasi yang efektif diharapkan layanan koleksi tidak hanya terbatas pada koleksi yang dimiliki suatu perpustakaan tetapi dapat saling share koleksi sehingga dapat memberikan layanan prima kepada pemustaka perguruan tinggi. Komunikasi yang terjalin antar pustakawan perguruan tinggi merupakan network yang penting mengingat kebutuhan informasi yang sangat tinggi di perpustakaan perguruan t i n g g i h a r u s d i i m b a n g i d e n g a n penyediaan koleksi yang memadai di tengah keterbatasan dana, layanan penelusuran informasi sangat efektif
dengan mengoptimalkan komunikasi perpustakaan antar perguruan tinggi. Selama ini kartu sakti Forum Komunikasi perguruan tinggi negeri masih terbatas pada ijin penggunaan fasilitaskoleksi belum menyentuh pada bagaimana cara memperoleh koleksi di perpustakaan tersebut. Dengan pemanfaatan media sosial facebook jarak sudah tidak menjadi kendala komunikasi antar perguruan tinggi yang homogen untuk saling mendukung layanan kebutuhan informasi d e n g a n b e r t u k a r k o l e k s i a t a u mendapatkan copy dari koleksi.
C. Kesimpulan
D a l a m d u n i a p e r p u s t a k a a n , keterbatasan koleksi dihadapi oleh hampir semua perpustakaan, keterbatasan koleksi disebabkan karena jumlah judul tema tertentu yang beredar di pasaran yang cukup banyak dan tidak mungkin sebuah perpustakaan memiliki semua karena k e t e r b a t a s a n a n g g a r a n , p a d a h a l permintaan jenis buku baru dari mahasiswa terus meningkat, sehingga pustakawan harus berkreasi untuk m e n y e l e s a i k a n p e r m a s a l a h a n keterbatasan koleksi ini. Resources
sharing perpustakaan merupakan suatu
usaha berbagi sumber daya berupa koleksi perpustakaan yang di dasari oleh kerjasama antar perpustakaan dengan saling berbagi koleksi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Dalam pelaksa-
naan resources sharing memerlukan media komunikasi yang efektif dan mampu membentuk suatu komunitas profesi sejenis sehingga lebih optimal dapat dilaksanakan resources sharing, dalam memanfaatkan media sosial untuk resources sharing perpustakaan perguruan tinggi agar efektif diperlukan kesamaan komunitas jurusan/homogen, admin utama, kesepakatan resources sharing, no rekening Bank, Jasa ekspedisi, MoU. Dengan berbagai ketentuan tersebut maka komunikasi antar perpustakaan perguruan tinggi yang homogen atau sejenis akan berjalan dengan baik sehingga dapat saling share koleksi untuk memenuhi kebutuhan pemustaka masing-masing secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, D.M., & Ellison, N.B. (2007).
Social network sites:Definition, history, and scholarship. Journal of C o m p u t e r - M e d i a t e d Communication, 13(1), 210-230.
Charnigo, L., & Barnett-Ellis, P. ( 2 0 0 7 ) . C h e c k i n g O u t
Facebook.com: The Impact of a Digital Trend on Academic Libraries.Information Technology and Libraries, 26(1), 23-34.
De Rosa, C., Cantrell, J., Havens, A., Hawk, J., Jenkins, L.,Gauder, B., Cellentani, D. (2007). Sharing,
privacy andtrust in our networked world: A report to the OCLC Membership. Dublin, OH: OCLC
Online Computer Library Center. Facebook. (2011). Factsheet Retrieved
08/20,2011,http://www.facebook.c https://ptkomunikasi.wordpress.com/201 2/06/11/pengertian-media-sosial-peran-serta-fungsinya/ h t t p : / / n a g o j o r - online.blogspot.co.id/2014/02/arti-dan-manfaat-jejaring-sosial.html . Diakses 5 November 2015
Kaplan, AndreasM.; Michael Haenlein [2010] "Users of the world, unite!
The challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons
53(1): 59–68
Love Nagojor, 2014, Arti dan Manfaat
Jejaring Sosial Facebook Bagi M a n u s i a .
diakses 5 November 2015
M a c A d a m , B . ( 1 9 9 8 ) . C r e a t i n g
K n o w l e d g e F a c i l i t i e s f o r Knowledge Work in the Academic Library.Library Hi Tech, 16(1),
91-99.
O'Dell, S. (2010). Opportunities and
Obligations for Libraries in a Social Networking Age: A Survey of
We b 2 . 0 a n d N e t w o r k i n g S i t e s . . J o u r n a l o f L i b r a r y
Administration, 50(3), 237-251
Powell, Juliette (2009) 33 million People
in the Room: how to create, influence, and run a successful. Business with Social networking. Pearson
E d u c a t i o n , I n c . https://idv.sagapub.com/cgi/conten t / a b s t r a c t / 2 3 / 4 / 2 6 6 Seufert, Andreas, Von Krogh Georg and
Bach Andrea (1999) Towards
knowledge networking.Journal of
Knowledge Management Vol. 3 No. 3 1999, 180-190.
Setianingsih, Eko, Zahrotul Uyun, Susatyo Yuwono, 2006, Hubungan Antara Penyesuaian Sosial Dan K e m a m p u a n M e n y e l e s a i k a n Masalah Dengan Kecenderungan