• Tidak ada hasil yang ditemukan

lapsus mh.ppt

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "lapsus mh.ppt"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KASUS

MORBUS HANSEN

Pembimbing :

dr. Gunawan Hostiadi, Sp.KK

Oleh: I G N Adhi Surya N 092011101011

(2)

DEFINISI

Infeksi kronik

Terutama mengenenai :

Kulit

Saraf tepi

Mukosa saluran napas atas

Sistem retikuloendotelial

Mata,

Tulang

Testis

(3)

ETIOLOGI

Mycobacterium leprae

 Bakteri berbentuk batang

Basil Tahan Asam

 Gram positif

 Pjg 1 – 8 μ, ø 0,2 – 0,5 μ

 Obligat intraseluler

 Pertumbuhan baik pada suhu < 37° C

 Waktu pembelahan 12 – 14 hari

(4)

EPIDEMIOLOGI

Awal : Afrika & Asia Tengah  Dunia

Mengenai segala usia : bayi – lansia

15 – 25 th >>

♂ : ♀= 2 : 1

Periode penularan sangat lama: 3 – 5 th

Prevalensi :

Th 1990 : 7 / 10,000

Th 2000 : 1 / 10,000

(5)

PATOGENESIS

M. Leprae (dlm droplet infeksius) Masuk mll saluran pernapasan atas / droplet mengenai kulit yg terbuka Fagositosis oleh Sel Schwann & makrofag Sist. Imunitas Seluler (SIS) yg baik Pbtkn granuloma  nekrosis kaseosa  kerusakan saraf kulit

Kerusakan saraf tdk bermyelin (sensoris &

autonom)  anastesia, anhidrosis Kerusakan saraf motorik bermyelin  atrofi otot SIS buruk  humoral >>

Basil ditangkap oleh histiosit (makrofag)  multiplikasi di dlm makrofag  menyebar ke jaringan lain mll darah, limfe/cairan jaringan

(6)

TUJUAN :

1. Menentukan infeksius/non-infeksius 2. Menentukan kemungkinan infeksius

3. Menentukan kemungkinan terjadinya kecacatan 4. Menentukan lama terapi

SPEKTRUM Ridley & Jopling T T B T B B B L L L MADRID Indetermi nate Tuberculoid Border line Lepromatous WHO ( 1988 ) Paucy Bacillar Leprosy Multi Bacillar Leprosy

(7)

GAMBARAN KLINIS

Indeterminate

(I) T T B T B B B L L L

Infeksius (-) Infeksius (-) Infeksius (-) Infeksius Infeksius Infeksius

>> Anak2 Lesi 2 – 3 Lesi Satelit Punch Out

Hipopimentasi / merah muda pd wajah, punggung & bokong Makula hipopigmentasi Makula hipopigmentas i/kemerahan Lesi dimorfik dengan distribusi simetris Papul / nodul simetris Papul / nodul simetris

(8)

GAMBARAN KLINIS

Indeter-minate T T B T B B B L L L Anastesi (-) Anastesi jelas (+) Anastesi jelas (+) Anastesi jelas (+) Hipoestesia, penurunan produksi keringat & pertumbuhan rambut Stocking and gloves anesthesia Pembengkak an saraf (-) Pembeng kakan saraf (+) Pemben gkakan saraf (+) Pemben gkakan saraf (+)

Kerusakan saraf Kerusakan saraf Lepromin (-) Lepromin (+) 4 Lepromin (+) 3 Lepromin (+) 1 -2 Lepromin (-) Lepromin (-) BTA (-) BTA (-) BTA (+) /

(9)

Tuberkuloid (TT) – lesi

bergerigi, wrn merah muda superfisial, meninggi & tepi

bergranula halus,bag tengah anstesi tu thd

sentuhan & suhu.

Indeterminate (I) – lesi

makula

hipopigmentasi/kemerahan dg batas yg tidak jelas.

Anastesi kurang jelas (hipoestesia terutama thd

rgs suhu)

Borderline Tuberkuloid (BT) – lesi dg tepi lebih

bergerigi/granular, ada lesi satelit, anas tesi jelas thd

suhu, sentuhan/nyeri

(10)

Boerderline (BB) – lesi

“punched out”dg daerah tengah yg anastesi

Boerderline Lepromatosa (BL) – tampak

beberapa lesi khas borderline, plak eritem anular, makula/papul eritem yg tersebar luas, pd lesi y,ang besar bagian

sentarl bbrp ada yang anastesi

(11)

Klinis Multibasiler (MB)

Lepra Lepromatosa (LL) – Penyakit lepra lanjut

dg infiltrasi yg bergabung menjadi nodus-nodus di daerah alis, cuping hidung, dagu maupin

kedua cuping telinga (Facies Leonina)

Lepra Lepromatosa (LL) – gambaran makula,

(12)

DIAGNOSIS LEPRA

Bila ditemukan salah satu/lebih tanda kardinal sbb. :

1. Lesi kulit hipopigmentasi / kemerahan dengan kehilangan sensasi yang jelas

2. Adanya kerterlibatan saraf perifer yang ditandai dengan

pembesaran/penebalan saraf perifer yg disertai dg kehilangan sensasi

3. BTA (+) pada hapusan serum kulit

Bila (-)  Observasi 3 – 6 bln

Tanda 5A :

Akromia (lesi hipopigmentasi/kemerahan)

Anastesi (kehilangan sensasi)

Anhidrosis (kulit kering/xerosis)

Alopesia (kerotokan alis mata - madarosis)

(13)

Pemeriksaan Bakteriologik

M. leprae

tdk dpt dikultur

Tujuan pemeriksaan bakteriologik :

1. Diagnosis

2. To get a cross spectrum 3. Evaluations

4. Prognosis

Material pemeriksaan (REIZ Serum)

• Kedua cuping telinga

• Lesi kulit yang aktif (min. 2 lesi) • Sekret nasal/hembusa napas  sulit

(14)

Indeks Bakterial (IB)

Fungsi :

1.

Menegakkan diagnosis

2.

Menentukan spektrum

(klasifikasi)

3.

Evaluasi terapi

Jumlah BTA Indeks Bakterial (IB)

1000 / field 6 + 100 – 1000 / field 5 + 10 – 100 / field 4 + 1 – 10 / field 3 + 1 – 10 / 10 fields 2 + 1 – 10 / 100 fields 1 + 0 / 100 fields 0

(15)

Indeks Morfologi (IM)

• Persentase proporsi BTA yang utuh terhadap

keseluruhan jumlah BTA • Ridley ( 1971 ) :

– Bakteri solid/utuh = bakteri yang terwarnai (BTA) dg sempurna – Bakteri yg hancur (fragmentasi/granuler) = bakteri yg pewarnaannya tdk sempurna

IM menunjukkan :

1.

Respon terhadap terapi

2.

Resistensi obat

3.

Pasien dalam keadaan

infeksius/tidak

(16)

Respon terapi yg baik :

IM

cepat

IB

cepat

Bila IM

kmdn

lagi, kemungkinannya :

Pengobatan tidak teratur

Malabsorbsi obat

(17)

TERAPI

Multi Drug Therapy (MDT)

Tujuan :

1.

Pencegahan thd resistensi obat

2.

Memperpendek waktu pengobatan

3.

Untuk mengurangi risiko penularan infeksi

WHO (1997)

Paucibacillary (PB) Single Lesion - Lesi Tunggal

Paucibacillary Leprosy - 2 – 5 lesi kulit

(18)

PB SINGLE LESION

CHILD

ADULT

Rifampicin 300 mg

Rifampicin 600 mg

Ofloxacin 200 mg

Ofloxacin 400 mg

Minocycline 50 mg

Minocycline 100 mg

(19)

PB 2 – 5 SKIN LESIONS

CHILD

ADULT

Monthly Treatment :

Day 1 :

Rifampicin 450 mg

Dapsone 50 mg

Daily  Day 2 – 28

Dapsone 50 mg/daily

Monthly Treatment :

Day 1 :

Rifampicin 600 mg

Dapsone 100 mg

Daily  Day 2 – 28

Dapsone 100 mg/daily

(20)

MB

CHILD

ADULT

Monthly treatment

Day 1 :

Rifampicin 450 mg

Clofazimine 150 mg

Dapsone 50 mg

Daily  Day 2 – 28 :

Clofazimine 50 mg / daily

Dapsone 50 mg / daily

Monthly treatment

Day 1 :

Rifampicin 600 mg

Clofazimine 300 mg

Dapsone 100 mg

Daily  Day 2 – 28 :

Clofazimine 50 mg / daily

Dapsone 100 mg / daily

(21)

REAKSI LEPRA

Reaksi Tipe 1 : Reaksi Reversal

– Dsr patogenesis & patofisiologi  Reaksi Hipersensitivitas Tipe 4 (Tipe Lambat)

– MH lepromatosa  gamb.klinis menjadi ke arah tuberkuloid =

Upgrading Reversal Reaction

– MH tuberkuloid  gamb.klinis menjadi ke arah lepromatosa =

Downgrading Reversal Reaction  jarang

– Dpt tjd pd semua tipe lepra terutama grup borderline krn ketidakstabilan imunologi.

– Tjd akibat peningkatan SIS spesifik yg cepat thd BTA pd pasien yg sd mdpt terapi ± 6 bln pertama

– Inflamasi pd lesi kulit yg sdh ada / bisa muncul lesi yg baru

Reaksi Tipe 2: Eritema Nodosum Leprosum (ENL)

– Dsr patogenesis & patofisiologi  Reaksi Hipersensitivitas Tipe 3 (Kompleks Imun)

(22)

TERAPI REAKSI LEPRA

Prednison : 30 – 80 mg / hr & dilakukan

tappering off 5mg dg interval 2 minggu

MDT tetap harus diberikan

Reaksi Ringan :

- Immobilisasi

- Istirahat

(23)

IDENTITAS PENDERITA

Nama

: Tn. MG

Umur

: 30 tahun

Jenis kelamin

: Laki-laki

Pekerjaan

: Petani

Alamat

: Ajung Jember

Status

: Menikah

(24)

ANAMNESA

KELUHAN UTAMA:

Bercak merah dan merasa tebal pada daerah wajah, tangan, kaki dan badan.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG:

Sejak 2 tahun yang lalu, pasien mengeluh munculnya bercak

kemerahan pada wajah, timbul mendadak dan terasa gatal.

Tidak lama kemudian muncul bercak yang sama di tangan dan

kaki. Gatal namun tidak nyeri. Pasien sempat berobat ke

puskesmas sebelumnya hanya diberi obat salep. Setelah

memakai obat tersebut, pasien merasa sakitnya berkurang dan

bercak kemerahan mulai menghilang. Karena merasa sudah

sembuh, pasien menghentikan penggunaan salep. Sekitar 4

bulan yang lalu bercak kemerahan muncul kembali di tempat

yang sama, selain itu muncul bercak kemerahan pada cuping

telinga kanan dan mulai muncul bercak di perut. Semakin lama

bercak menjadi semakin banyak dan pasien mengeluh kulitnya

terasa tebal. Karena keluhan terus bertambah, pasien kembali

periksa ke Rumah Sakit.

(25)

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU:

Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.

RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA / ATOPI / ALERGI:

Menurut pangakuan pasien, nenek pasien memiliki

kelainan kulit mirip pasien, namun tidak pernah

diperiksakan ke petugas kesehatan.

RIWAYAT PENGOBATAN :

Pasien pernah ke puskesmas diberi salep, namun pasien

tidak tahu namanya.

(26)

PEMERIKSAAN FISIK

KU : cukup

K/L : a/i/c/d : -/-/-/-

Pembesaran KGB : (-)

Thorax : cor : S1 S2 tunggal, murmur (-)

Pulmo : ves +/+, rho-/-, wh -/-

Abd : flat. BU (+), timpani, soepel

(27)

STATUS DERMATOLOGI

Effloresensi

Makula eritematus, batas jelas, berbentuk bulat

lonjong dengan berbagai diameter (2-15 cm) di regio

facialis, ekstremitas superior, ekstremitas inferior,

abdomen anterior dan posterior. Anastesi +.

Cuping telingan kanan juga terdapat makula

eritematus.

(28)

Fungsi saraf tepi

• Pemeriksaan Sensorik :

• Rasa raba : terganggu di dalam lesi dan tidak terganggu diluar lesi. • Rasa tusuk : terganggu di dalam lesi dan tidak terganggu diluar lesi • Rasa suhu : tidak dilakukan

• Pemeriksaan Motoris : • Mata : lagoftalmus (-)

• Ekstrimitas superior : tahanan baik • Ekstremitas inferior : tahanan baik

• Otonom :

• Tes tinta tidak dilakukan • Kulit tampak kering

(29)

Pemeriksaan saraf tepi

N. aurikularis magnus : menebal D/S (-/-), nyeri D/S

(-/-)

N. ulnaris : menebal D/S (+/+), nyeri D/S (+/+)

N. tibialis posterior : menebal D/S (-/-), nyeri D/S (-/-)

N. peroneus lateral : menebal D/S (-/-), nyeri D/S (-/-)

(30)

Pemeriksaan komplikasi

Facies leonina (-)

Madarosis (-)

(31)

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan bakteriologis

BI : +2

(32)

Resume

• Laki- laki, umur 23 tahun, datang dengan keluhan sejak 2 tahun yang lalu, pasien mengeluh munculnya bercak kemerahan pada wajah, timbul mendadak dan terasa gatal. Tidak lama kemudian muncul bercak yang sama di tangan dan kaki. Gatal namun tidak nyeri. Pasien diberi obat salep. Setelah memakai obat tersebut, pasien merasa sakitnya berkurang dan bercak kemerahan mulai menghilang. Karena merasa sudah sembuh, pasien menghentikan penggunaan salep. Sekitar 4 bulan yang lalu bercak kemerahan muncul kembali di tempat yang sama, selain itu muncul bercak kemerahan pada cuping telinga kanan dan mulai muncul bercak di perut. Semakin lama bercak menjadi semakin banyak dan pasien mengeluh kulitnya terasa tebal. Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini. Riwayat alergi makanan dan obat (-). Pasien pernah pergi ke puskesmas diberi salep, namun pasien tidak tahu namanya. Menurut pengakuan pasien, nenek pasien memiliki kelainan kulit mirip pasien, namun tidak pernah diperiksakan ke petugas kesehatan.

(33)

Dari pemeriksaan fisik didapatkan makula eritematus,

batas jelas, berbentuk bulat lonjong dengan berbagai

diameter (2-15 cm) di regio facialis, ekstremitas inferior,

abdomen anterior dan posterior. Anastesi (+).

Cuping telinga kanan juga terdapat makula eritematus.

Pada pemeriksaan saraf tepi, ditemukan penebalan pada

N. Ulnaris D/S. Hipostesi pada tes sensitibilitas raba dan

nyeri di dalam dan disekitar lesi. Tidak ada gangguan

motorik. Tampak kulit kering terutama pada permukaan

lesi.

Dari pemeriksaan penunjang didapatkan indeks bakteri

(IB) +2

(34)
(35)

Diagnosis banding

Pitiriasis Alba

Pitiriasis Rosea

DIAGNOSIS KERJA

(36)

Planning

Terapi kausatif :

MDT- MB selama 12-18 bulan :

o

Rifampisin 600 mg / bulan diminum di depan petugas.

o

Klofazimin 300 mg/ bulan diminum di depan petugas.

o

DDS 100 mg/ hari. Klofazimin 50 mg/hari diminum di

(37)

Prognosis

(38)

Referensi

Dokumen terkait

Artinya :“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang

 Mena!sirkan ata per%obaan mengenai konsentrasi pereaksi an hasil reaksi paa keaaan Mena!sirkan ata per%obaan mengenai konsentrasi pereaksi an hasil reaksi

Bila nilai pada Source A kurang dari atau sama dengan nilai pada Source B, instruksi secara logic adalah true.. Bila nilai pada Source A lebih besar dari nilai pada Source B,

 Sampling Jamak : adalah suatu rencana sampling dimana keputusan untuk menerima atau menolak lot berdasarkan pada pemeriksaan beberapa penarikan sampel. , n k ) 

Karena sumber daya untuk melaksanakan audit (tenaga, waktu dan dana) terbatas, tidak mungkin untuk melakukan audit dengan coverage 100%. Keterbatasan ini tercermin

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian: (1) Oktaviani (2000), bahwa dampak liberalisasi perdagangan APEC terhadap perekonomian Indonesia relatif kecil,

pencarian yang memulai proses pencarian dari sekumpulan data atau fakta, dari data- data tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan

perempuan sedikit lebih tinggi dari pada rata-rata skor keterampilan proses sains mahasiswa laki-laki, tetapi berdasarkan uji U Mann Whitney tidak ada perbedaan