• Tidak ada hasil yang ditemukan

perhitungan HIRAC

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "perhitungan HIRAC"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI BAHAYA BEKERJA PADA DAERAH BERTEGANGAN (SWITCHYARD 150 kV) DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN

HAZARD IDENTIFICATION RISK ASSESMENT AND RISK CONTROL(HIRARC)

(STUDIKASUS:PT.PJBUNITPEMBANGKITANGRESIK)

Presented by:

NOVI MARHAENDRA PUTRANTO (6508 040 516)

Program Studi Teknik Keselamatan & Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

(2)

LATAR BELAKANG

• Mengidentifikasi bahaya bekerja pada daerah yang

bertegangan yang mempunyai tingkat resiko yang cukup besar .

• Menghindari dan menanggulangi semua unsur yang

berpotensial mengganggu jalannya proses produksi.

• Kemungkinan bahaya yang ditimbulkan biasanya

disebabkan oleh faktor manusianya sendiri (unsafe action) dan bisa juga dari factor lingkungan/kondisi yang tidak aman (unsafe condition).

• Memastikan pekerja agar bekerja dalam kondisi aman dan

(3)

PERUMUSAN MASALAH

 Bagaimana mengidentifikasi kejadian risiko yang dapat mengganggu proses produksi di switchyard 150 kV PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik?

 Bagaimana memperkirakan besarnya dampak risiko yang mungkin akan terjadi di switchyard 150 kV PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik?

 Bagaimana menentukan sumber–sumber yang berpotensi menimbulkan risiko di switchyard 150 kV PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik?

 Bagaimana memberikan rekomendasi untuk meminimalkan jika ada kecelakaan pekerja di switchyard 150 kV PT. PJB Unit Pembangkitan Gresik?

(4)

 Mengidentifikasi kejadian risiko yang dapat mengganggu proses produksi dengan menggunakan metode Job Safety

Analysis (JSA).

 Memperkirakan besarnya dampak risiko yang mungkin akan

terjadi dengan menggunakan metode Hazard Identification

Risk Assesment and Risk Control (HIRARC).

 Mengetahui sumber-sumber yang berpotensi menimbulkan

risiko.

 Memberikan tindakan penanggulangan terhadap risiko yang

ada dengan menggunakan metode Hazard Identification

Risk Assesment and Risk Control (HIRARC).

(5)

 PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK mendapatkan gambaran mengenai risiko yang mungkin harus dihadapi berdasarkan hasil penilaian risiko.

 PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK mendapat

gambaran mengenai besarnya dampak risiko yang

mungkin akan terjadi.

 Memberikan pemahaman dalam pengelolaan

sumber-sumber potensial risiko di switchyard 150 kV PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK.

 Memberikan masukan kepada manajemen PT. PJB UNIT

PEMBANGKITAN GRESIK terhadap tindakan

penaggulangan risiko yang ada.

(6)

Pengidentifikasian besarnya bahaya hanya pada Switchyard 150 kV di PT. PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK.

 Pengidentifikasian bahaya dan analisa data menggunakan

pendekatan metode Job Safety Analysis (JSA).

 Dasar hukum yang digunakan adalah didasarkan pada

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0001 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan diatur lebih lanjut dalam SPLN 82–1:1991 tentang Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan dan SNI IEC 60050-651:2009 tentang Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan.

(7)

Switchyard adalah bagian dari gardu induk terbuka yang dijadikan sebagai tempat peletakan peralatan listrik berupa saklar – saklar pengaman, arrester dan pemutus Tegangan Tinggi. Bagian-bagiannya adalah:

LA (Lightning Arrester)PT (Potential Transformer)CT (Current Transformer)DS (Disconnecting Switch)CB (Circuit Breaker)Rel (busbar)ES (Earthing Switch)

Local Control Panel

(8)

Job Safety Analysis (JSA)

sebuah metode identifikasi yang digunakan untuk

menganalisa

kegiatan

kerja

yang

dilakukan

terhadap potensi bahaya yang dihadapi ketika

menjalankan pekerjaan tersebut. Merupakan cara

yang efektif untuk membantu mengurangi atau

menurunkan terjadinya insiden, kecelakaan atau

bahkan cedera yang terjadi ditempat kerja.

Sumber:HAZCO. (2002). Job Safety Analysis Form. Division of CCSIncome Trust. OSHA. (2002). OSHA 3071: Job Hazard Analysis. U. S Depart of Labour AS / NZS 4360 .(2004 ).

(9)

JSA merupakan sebuah multi-step process yang terdiri dari : a. Basic Job Step

b. Potential Hazard

(10)

Hazard Identification Risk Assesment and

Risk Control (HIRARC)

Hazard Identification

proses pemeriksaan tiap – tiap area kerja dengan tujuan untuk mengidentifikasi semua bahaya yang melekat pada suatu pekerjaan. Area kerja termasuk juga meliputi mesin peralatan kerja, laboratorium, area perkantoran gudang dan angkutan.

Risk Assesment

suatu proses penilaian resiko terhadap adanya bahaya di tempat kerja.

Risk Control

suatu proses yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan semua kemungkinan bahaya ditempat kerja serta melakukan peninjauan ulang secara terus menerus untuk memastikan bahwa pekerjaan mereka telah aman2

(11)
(12)

Likelihood merupakan kemungkinan dalam suatu periode waktu dari

suatu risiko tersebut akan muncul. Perhitungan kemungkinan atau peluang yang sering digunakan adalah frekuensi.

Consequence ialah suatu akibat dari suatu kejadian yang biasanya

diekspresikan sebagai kerugian dari suatu kejadian atau suatu risiko. Oleh karena itu, perhitungan risiko dilakukan dengan mengkalikan nilai Likelihood dengan Consequence.

Risks = Likelihood x Consequence

Dimana :

Likelihood = frekuensi kegagalan untuk suatu risiko.

Consequence = konsekuensi untuk suatu risiko.

(13)

METODOLOGI PENELITIAN

KEGIATAN BULAN

1

2

3

Identifikasi Awal √ Pengumpulan Data √ Pengolahan Data √ √ Analisa Hasil √ √ Penyusunan Laporan √

(14)

OBSERVASI PENDAHULUAN

Mulai

IDENTIFIKASI BAHAYA SETIAP LANGKAH KERJA Tahap Pengumpulan Data

Tahap Pengolahan data

Tahap Analisa Data

Studi Lapangan dan Wawancara Studi literatur :

1 . Switchyard 3 . Resiko

2 . Data Peralatan 5 . HIRARC4 . JSA

Pengumpulan Data Data Primer :

Wawancara pada pihak engineering dan maintenance : 1 . Prinsip Kerja peralatan dari switchyard

2 . Bahaya peralatan dari switchyard 3 . SOP perawatan peralatan switchyard

Data Sekunder :

1 . Layout dari switchyard

2 . Data komponen komponen yang terdapat pada switchyard dan spesifikasinya

3 . Data pelepasan dan penormalan tegangan

Melakukan penilaian resiko menggunakan HIRARC

Selesai

Identifikasi menggunakan metode JSA

Melakukan solusi alternatif menggunakan HIRARC

Analisa : Analisa JSA

Analisa Resiko

Analisa solusi alternatif dengan HIRARC Kesimpulan dan saran

(15)

BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Urutan Pelepasan dan Penormalan Tegangan

Urutan pekerjaan perawatan dibagi menjadi dua,

yaitu pelepasan tegangan dan penormalan tegangan.

Pelepasan tegangan yaitu saat switchyard dalam kondisi

bertegangan kemudian dilakukan pemutusan tegangan,

sedangkan penormalan tegangan yaitu setelah dilakukan

perawatan

(kondisi

tidak

bertegangan)

kemudian

switchyard diberi tegangan lagi. Proses pelepasan dan

penormalan

tegangan

disebut

dengan

manuver

(manuever).

(16)

Analisa Single Line Diagram

Switchyard 150 kV

Saat proses perbaikan di switchyard 150 kV milik PT.

PJB

UP

Gresik

sudah selesai

dan

penghantar

grounding sudah dilepas padahal untuk line Waru 2

masih ada pekerjaan sehingga arus tidak ke grounding

lagi tapi berbalik menuju line Waru 2. Sehingga

linesman yang masih melakukan perbaikan di Waru 2

akan

tersengat

listik

dan

dapat

menyebabkan

kematian. Oleh sebab itu koordinasi antara linesman

dengan pengawas K3 harus terjalin dengan baik agar

tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan.

(17)

Analisa Job Safety Analysis (JSA)

Dalam proses pekerjaan pelepasan tegangan

switchyard 150 kV ini mempunyai potensi bahaya

yang sangat bervariasi tergantung dari jenis

pekerjaannya. Setelah dilakukan pengelompokkan

jenis pekerjaannya didapatkan jenis pekerjaan

yang mempunyai potensi bahaya/risikonya kecil

(low), sedang (medium) dan besar (high), seperti

contoh berikut ini:

Pelepasan tegangan Switchyard 150 kV

Perawatan Peralatan Switchyard 150 kV

Penormalan tegangan Switchyard 150 kV

(18)

Pelepasan tegangan Switchyard 150 kV

Saat pengaktifan PMS ground pekerjaan pengecekkan grounding dan pengait/tuas penghantar sebagai pekerjaan yang mempunyai

potensi bahaya/ risikonya kecil (low) karena dampak yang

ditimbulkan tidak sampai melukai atau ada bekas luka.

Saat melepas PMS 204 pekerjaan penghantar (connector) dilepas. sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/risikonya

besar (high) karena mempunyai potensi bahaya/risikonya banyak dan

dampak yang ditimbulkan dapat berakibat pingsan dan patah tulang.

Saat melepas PMS 891LG1 pekerjaan penghantar (connector) dilepas. sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi bahaya/risikonya

sedang (medium) karena mempunyai potensi bahaya/risikonya yang

sering terjadi dan dampak yang ditimbulkan dapat berakibat pingsan dan telinga berdenging.

(19)

Dalam proses pekerjaan perawatan peralatan switchyard 150 kV ini mempunyai potensi bahaya yang hampir sama, pekerjaan tersebut yang mempunyai potensi bahaya/risikonya kecil (low) dan sedang (medium), contohnya yaitu saat pemutusan saklar pengoperasian (kondisi lock), pengecekan tahanan isolasi dan grounding peralatan, pengisian gas SF6 dan setting ulang peralatan sesuai dengan nameplate yang tertera di body panel.

Namun ada juga jenis pekerjaan yang mempunyai potensi

bahaya/risikonya besar (high) yaitu pekerjaan diatas ketinggian seperti pembersihan isolator kabel line/busbar, jika tidak

berhati-hati dapat menyebabkan jatuh, patah tulang dan kematian. Oleh sebab itu patuhi penggunaan APD sesuai dengan jenis pekerjaan diatas ketinggian dan di daerah bertegangan. Dan yang terpenting adalah koordinasi linesman dengan pengawas K3 harus terjalin dan baik agar tidak salah pengertian yang mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

(20)

 Pekerjaan pertama mempunyai bahaya tersengat listrik arus DC peralatan (arus bocor). Hal ini bisa terjadi karena perawatan dari kabel pentanahan yang tidak pernah rutin dan jarang di cek tahanan pentanahan sebagai pekerjaan

yang mempunyai potensi bahaya/risikonya sedang (medium).

 Sedangkan untuk pengerjaan kedua mempunyai bahaya

tangan terjepit jika pemasangan pengaitnya tidak tepat (luka memar), terjadi benturan pada tubuh, terjatuh dan tersengat listrik arus AC dari kabel line (risiko kematian)

sebagai pekerjaan yang mempunyai potensi

bahaya/risikonya besar (high) .

(21)

Penilaian Risiko Untuk Perawatan

Switchyard 150 kV

Likelihood

Kemungkinan terjadi suatu kecelakaan yaitu

1 = Very unlikely. Kemungkinan bisa terjadi pada suatu waktu 3 = Unlikely. Kemungkinan terjadi pada suatu waktu

5 = Likely. Kemungkinan besar dapat terjadi pada setiap keadaan. 10 = Very likely. Sering terjadi pada kondisi normal atau rutin.

Severity

Dampaknya terhadap manusia sebagai berikut: 1 = Insignificant. Tidak menimbulkan cidera

3 = Slightly Harmful. Memerlukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (terpotong kecil, memar, iritasi, mata, pusing, ketidaknyamanan).

5 = Harmful. Memerlukan perawatan medis lebih lanjut (luka bakar, luka yang terkoyak, patah tulang, keseleo serius, tuli, dermatitis, asma).

10 = Extremely Harmful. Cacat, kematian, amputasi, keracunan, kanker, penyakit yang membahayakan.

(22)

Tabel Matrik Risiko

Keterangan:

Trivial adalah kategori risiko yang tidak memerlukan tindakan lebih lanjut dan tidak memerlukan catatan. (Score 1-4)

Tolerable adalah kategori risiko dimana harus dilakukan pemantauan untuk memastikan bahwa pengendalian dipelihara dan diterapkan dengan baik dan benar. (Score 5-9)

Moderate adalah kategori risiko dimana perlu adanya tindakan untuk mengurangi resiko. (Score 10-15)

Substantial adalah kategori risiko dimana sebelum risiko direduksi, maka pekerjaan tidak dilaksanakan. (Score 25-30)

Intolerable adalah merupakan kategori risiko dimana pekerjaan harus dihentikan, risiko harus segera direduksi secepat mungkin karena bila tidak dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan.(Score 50-100)

(23)

Analisa Hazard Identification Risk

Analysis and Risk Control (HIRARC)

Sama dengan analisa Job Safety Analysis (JSA), dalam

pekerjaan perawatan bulanan di switchyard 150 kV di

PT. PJB UP Gresik untuk Line Waru 2 ini ada tiga

kondisi yang dianalisa dengan menggunakan metode

Hazard Identification Risk Analysis and Risk Control

(HIRARC) yaitu saat pelepasan, perawatan dan

penormalan tegangan switchyard 150 kV.

Pelepasan tegangan Switchyard 150 kV

Perawatan Peralatan Switchyard 150 kV

Penormalan tegangan Switchyard 150 kV

(24)

Keterangan:

Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan pengecekkan grounding dan pengait/tuas penghantar. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very

unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (slightly harmfull) untuk D

(tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 3 (trivial).

Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan pengecekkan grounding dan pengait/tuas penghantar. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (slightly harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 9 (tolerable).

Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan memasukkan penghantar

(connector) grounding RST. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (unlikely)

untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10 (harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 10 (moderate).

Saat pengaktifan PMS Ground pekerjaan memasukkan penghantar

(connector) grounding RST. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely)

untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5 (harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 15 (moderate).

(25)

Dari analisa diatas diketahui bahwa ada empat penilaian risiko yang nilai risikonya sama dengan yang lain sehingga

dapat dikelompokkan menjadi dua kriteria potensi

bahaya/risiko, yaitu :

Kecil (low) yaitu yang masuk dalam kategori risiko Trivial (Score 1-4) contohnya analisa nomer satu (Score 3),

Tolerable (Score 5-9) contohnya analisa nomer dua (Score

9).

Sedang (medium) yang masuk dalam kategori risiko

Moderate (Score 10-15) contohnya analisa nomer tiga (Score

10) dan nomer empat (Score 15). Untuk lebih detail dan jelasnya lihat pada Lampiran 3.

(26)

Keterangan:

Saat pengisian gas SF6. Uraian bahaya yaitu switch log off tidak bekerja. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 1 (insignificant) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 1 (trivial).

Saat pemutusan saklar pengoperasian (kondisi lock). Uraian bahaya yaitu terjadi panas karena adanya hubung singkat dari fuse kontaktor. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (Slightly

Harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 3 (trivial).

 Saat pembersihan isolator setiap peralatan. Uraian bahaya yaitu tersengat listrik. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (slightly harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 9 (tolerable).

Saat Pemutusan saklar pengoperasian (kondisi lock). Uraian bahaya yaitu terbentur busbar maupun connector. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5 (harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 15 (moderate).

 Saat pembersihan isolator setiap peralatan. Uraian bahaya yaitu terjatuh saat memanjat. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10 (extremely harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 30 (substanstial).

(27)

Dari analisa diatas diketahui bahwa ada lima penilaian risiko yang nilai risikonya sama dengan yang lain sehingga dapat dikelompokkan menjadi tiga kriteria potensi bahaya/risiko, yaitu :

Kecil (low) yaitu yang masuk dalam kategori risiko trivial (Score 1-4) contohnya analisa nomer satu (Score 1) dan nomer dua (Score 3), tolerable (Score 5-9) contohnya analisa nomer tiga (Score 9).

Sedang (medium) yang masuk dalam kategori risiko

moderate (Score 10-15) contohnya analisa nomer empat

(Score 15).

Besar (high) yang masuk dalam kategori risiko substantial (Score 25-30) contohnya analisa nomer lima (Score 30). Untuk lebih detail dan jelasnya lihat pada Lampiran 3.

(28)

Keterangan:

Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan penghantar (connector) grounding RST dilepas. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (Slightly Harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 3 (trivial).

Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan penghantar (connector) grounding RST dilepas. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5 (harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 5 (tolerable).

Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan pengecekan MCB dan connector dalam box panel. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 3 (slightly harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 9 (tolerable).

Saat mengaktifkan GCB/PMT 52G1 208 pekerjaan penghantar (connector) diaktifkan. Nilai resiko yang diberikan adalah 1 (very unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10 (extremely harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 10 (moderate).

Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan pengecekan MCB dan connector dalam box panel. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 5 (harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 15 (moderate).

Saat penon-aktifan PMS Ground pekerjaan penghantar (connector) grounding RST dilepas. Nilai resiko yang diberikan adalah 3 (unlikely) untuk K (tingkat kemungkinan) dan 10 (extremely harmfull) untuk D (tingkat keparahan) sehingga nilai resikonya 30 (substantial).

(29)

Dari analisa diatas diketahui bahwa ada enam penilaian risiko yang nilai risikonya sama dengan yang lain sehingga dapat dikelompokkan menjadi tiga kriteria potensi bahaya/risiko, yaitu :

Kecil (low) yaitu yang masuk dalam kategori risiko trivial (Score 1-4) contohnya analisa nomer satu (Score 3),

tolerable (Score 5-9) contohnya analisa nomer dua (Score 5)

dan tiga (Score 9).

Sedang (medium) yang masuk dalam kategori risiko

moderate (Score 10-15) contohnya analisa nomer empat

(Score 10) dan nomer lima (Score 15).

Besar (high) yang masuk dalam kategori risiko substantial (Score 25-30) contohnya analisa nomer enam (Score 30). Untuk lebih detail dan jelasnya lihat pada Lampiran 3.

(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) maka yang dapat mengganggu proses produksi dari PT. PJB UP Gresik yaitu faktor yang berasal dari unsafe action contohnya tidak menggunakan sarung tangan sesuai jenis pekerjaannya, (penggunaan APD yang tidak tepat) dan kurangnya koordinasi antara linesman dengan pengawas K3.

Dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) diketahui bahwa dampak risiko yang paling besar yaitu dapat menyebabkan patah tulang dan tersengat arus listrik AC sehingga dapat menyebabkan lumpuh dan kematian (substanstial, score 30). Dampak risiko yang sedang yaitu dapat menyebabkan luka lebam/memar karena terjatuh dan terjadi benturan dengan penghantar/connector (moderatel, score 15). Dampak risiko yang ringan yaitu tersengat listrik dari peralatan dan terbentur penghantar/connector namun tidak menyebabkan luka lebam/memar (trivial, score 3).

Dengan menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA) dan Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) sumber-sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan risiko dari peralatan switchyard 150 kV yaitu unsafe action, kurangnya koordinasi antara linesman dengan pengawas K3. Namun penggunaan APD yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan jenis pekerjaan juga menimbulkan potensi bahaya dan risiko yang cukup besar.

Dengan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) dapat diberikan tindakan penanggulangan dampak risiko sehingga mengurangi dampak yang ditimbulkan berkurang dan tidak terlalu besar yaitu pentingnya koordinasi pihak pengawas K3 dengan linesman harus terjalin dan baik, konsentrasi dan gunakan APD yang diperlukan serta sesuai dengan jenis pekerjaannya.

(31)

Saran yang dapat diberikan pada pihak perusahaan dan

pihak lain dengan adanya penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Diharapkan perusahaan mengembangkan metode

identifikasi bahaya dan penilaian risiko yang lebih

detail dan terperinci pada tiap proses kerja.

Diharapkan perusahaan selalu mensosialisasikan APD

yang baru ke para karyawan yang bekerja/berada di

area switcyard 150 kV. Jika masih ada yang melanggar

sebaiknya diberi peringatan atau sanksi yang tegas dan

yang telah mematuhi diberi reward.

(32)

Gambar

Tabel Matrik Risiko

Referensi

Dokumen terkait

Setiap proses produksi, peralatan atau mesin dan tempat kerja yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk selalu mengandung potensi bahaya tertentu, yang

Pekerjaan bongkar muat adalah pekerjaan yang menggunakan fisik untuk mengangkat dan mengangkut barang.Pekerjaan pada tenaga kerja bongkar muat mempunyai potensi

Pekerjaan bongkar muat adalah pekerjaan yang menggunakan fisik untuk mengangkat dan mengangkut barang.Pekerjaan pada tenaga kerja bongkar muat mempunyai potensi

Di dalam komponen ini, sejumlah gardu induk 150/20 kV dan 500/150 kV yang dipilih di Jawa-Bali akan dikembangkan dengan menambah satu atau lebih trafo dan peralatan

1.Memahami setiap potensi bahaya, tanda atau gejala serta konsekuensi terkait dengan pekerjaan di ruang terbatas; 2.Menggunakan peralatan dan perlengkapan kerja

Hasil dari identifikasi bahaya pada pekerjaan struktur didapati pada langkah kerja perakitan scaffolding PCH terdapat 5 potensi bahaya, yaitu low back pain yang

Bahaya yang teridentifikasi pada proses fabrikasi plate tanki 42-T-501A terdapat 24 potensi bahaya dengan 24 risiko dari 6 aktivitas pekerjaan yang meliputi pekerjaan

3 Penentuan Nilai Likelihood Proses Pengoperasian Boiler Nama Proses Langkah Pekerjaan Potensi Bahaya Dampak L Alasan Boiler Firing Boiler Bahaya Fisika : Suhu panas Dehidrasi 1