• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BERITA RESMI STATISTIK

Alamat

Jl. Dr. Sam Ratulangi Dok II Jayapura 99112 Telp. (0967) 533028 (hunting), 534519, Fax.(0967) 536490, Tlx 72218

E-mail :bps9300@jakarta5.wasantara.net.id, Homepage : http://www.papua.go.id/bps

Bulan : Desember 2004 Nomor : 01/EKS-IMP/2004

EXPOR IMPOR PAPUA

¾ Nilai Ekspor Papua Bulan Juni 2004 bila dibanding dengan Bulan Juni 2003 menurun sebesar 74,22 persen

¾ Nilai Ekspor dan Impor Papua tahun 2003 mengalami peningkatan masing-masing sebesar 10,41 persen, dan 1,57 persen.

¾ Peranan Ekspor Migas dan Non Migas Tahun 2003 sama-sama mengalami peningkatan masing-masing sebesar 73,76 persen dan 9,45 persen.

¾ Perkembangan ekspor menurut Negara tujuan pada Tahun 2003 mengalami peningkatan tertinggi ke Negara Taiwan 4 493,51 persen dan Impor Papua terbesar dari Negara New Zeland sebesar 7 554,07 persen.

¾ Nilai surplus terbesar dengan mitra utama selama tahun 2003 sebesar 19,10 Juta Dolar AS dengan Negara Taiwan.

¾ Jenis Komoditi Ekspor Tahun 2003 terbesar adalah Komoditi Bahan Baku Hasil Tambang sebesar 91,43 persen, sedangkan terendah adalah Barang-barang manufaktur 0,00 persen.

Nilai Ekspor Provinsi Papua pada Bulan Juni Tahun 2004 mengalami penurunan yang sangat tajam, pada periode yang sama turun sebesar 74,22 persen yaitu 258 007 811 juta dolar AS pada Juni Tahun 2003 menjadi 66 520 865 juta dolar AS pada Juni Tahun 2004. Seperti halnya nilai ekspor bulan Juni, nilai ekspor Januari – Juni 2004 dibanding periode yang sama juga mengalami penurunan yang cukup tinggi yaitu sebesar 72,55 persen.

Tabel 1 Nilai Ekspor (Januari – Juni) Tahun 2002- 2004

Bulan 2002 2003 2004* 1.Juni 2.Januari–Juni (Tahun Kalender ) 150 936 652 584 830 606 258 007 811 958 674 898 66 520 865 263 185 417 * Data Sementara

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai ekspor di Provinsi Papua selama 5 tahun terakhir ( 1999-2003) mengalami penurunan dari 1,44 Juta dolar AS pada tahun 1999 menurun menjadi 1,36 Juta dolar AS pada tahun 2000 dan terus menurun pada tahun 2001 dan 2002 menjadi masing-masing sebesar 1,34 Juta dolar AS dan 1,49 Juta dolar AS . Setahun kemudian Tahun 2003 mengalami peningkatan menjadi 1,64 Juta dolar AS atau naik sebesar 10,41 persen.

(2)

Peningkatan nilai ekspor Tahun 2003 disebabkan karena adanya peningkatan pada sektor non migas, yakni sebesar 10,39 persen, yaitu dari 1,48 juta dolar AS menjadi 1,64 juta dolar AS. Beda dengan tahun sebelumnya sektor migas yang pada tahun 2002 mengalami penurunan yang sangat tajam yaitu sebesar 96,50 persen. Pada tahun 2003 menalami peningkatan yang cukup tinggi yakni sebesar 281,15 persen. Sama halnya dengan nilai Impor Papua yang sebelumnya dari tahun ke tahun berfluktuasi, pada tahun 2003 mengalami peningkatan sebesar 1,57 persen.

Tabel 2. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor dan Impor (1999-2003)

Ekspor Impor Volume (Kg) Nilai ($) Volume

(Kg) Nilai ($) Tahun (1) (2) (3) (4) 1999 2872 162 485 1444 803 443 449 067 730 599 108 223 2000 2482 081 754 1357 625 276 348 371 039 519 938 217 2001 5652 207 362 1343 664 557 480 341 157 540 427 055 2002 6703 628 615 1486 874 686 352 728 566 438 742 711 2003 6 438 570 119 1 641 674 477 287 952 176 462 091 075

Sumber Data : BPS Jakarta

Grafik 1. Perkembangan Nilai Ekspor Impor 1999 - 2003

Bila dilihat peranan ekspor non migas dan migas dari tahun 2002 – 2003, peranan ekspor non migas dan migas sama-sama mengalami peningkatan seperti ditunjukkan pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3

Peranan Ekspor Migas dan Non Migas Selama tahun 2000-2003 Komoditi

Tahun Migas Non Migas

Total Ekspor (1) (2) (3) (4) 2000 2001 2002 2003 11 741 403 2 578 514 90 127 343 518 1 382 685 020 1 341 086 043 1 486 784 559 1 641 330 959 1 394 426 423 1 343 664 557 1 486 874 686 1 641 674 477

Peranan ekspor non migas meningkat terus dari 99,81 persen pada tahun 2001 menjadi 99.99 persen pada tahun 2002 dan mengalami penurunan yang sangat kecil pada tahun 2003 yaitu sebesar 99,98 persen. Sebaliknya peran ekspor migas dari tahun 2000 ke tahun 2002 menunjukkan arah perkembangan yang terus menurun, namun pada tahun 2003 ada sedikit peningkatan yaitu sebesar 0,02 persen. Secara grafik gambaran ini terlihat pada grafik berikut ini: 0 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000 1.600.000.000 1.800.000.000 1999 2000 2001 2002 2003 Ekspor Impor

(3)

0 200.000.000 400.000.000 600.000.000 800.000.000 1.000.000.000 1.200.000.000 1.400.000.000 1.600.000.000 1.800.000.000 2000 2001 2002 2003 Migas Non Migas

Grafik 2. Peranan Ekspor Migas dan Non Migas Selama tahun 2000-2003

.

Kemajuan perdagangan Internasional Papua dapat juga dilihat dari besarnya perolehan surplus, seperti ditunjukkan pada tabel 4 dan Grafik 3. Dari Tabel tersebut terlihat bahwa perkembangan surplus terbesar neraca perdagangan Papua dengan lima negara mitra utama selama tahun 2003 berturut-turut 19,10 Juta dolar AS dengan Taiwan, senilai 7,37 Juta dolar AS dengan Jepang, senilai 5,48 Juta dolar AS dengan Korea Selatan, senilai 3,78 Juta dolar AS dengan RRC, dan senilai 0,19 Juta Dolar AS dengan Jerman. Dan bila dibanding dengan tahun lalu, semua negara utama mengalami kenaikan surplus kecuali Jerman. Kenaikan yang sangat tinggi berasal dari Taiwan (4 804,58 persen), dan disusul RRC (650,84 Persen), dan Korea Selatan (209,88 persen).

Tabel 4

Nilai Surplus Perdagangan Di Provinsi Papua Dengan Lima negara Tahun 2001-2003 Surplus Negara 2002 2003 Perubahan (1) (2) (3) (4) Jepang Korea selatan Taiwan RRC Jerman 413 903 506 176 940 116 38 944 309 50 443 963 22 683 787 737 842 392 548 299 482 1 910 056 403 378 750 939 19 861 893 78,26 209,88 4 804,58 650,84 -12,44

Grafik 3. Nilai Surplus Terbesar Perdagangan Di Provinsi Papua Dengan Lima negara Selama Tahun 2001-2003

2002 Jepang Korea selatan Taiwan RRC Jerman 2003 Jepang Korea selatan Taiw an RRC Jerman

(4)

Bila dilihat dari jenis komoditi, ekspor barang terbesar adalah komoditi bahan baku dan hasi l tambang sebesar 1,50 Juta dolar AS ( 91,43 persen) dari total nilai ekspor (Tabel 5 ), disusul minyak nabati dan hewani 0,71 juta dolar AS ( 4,33 persen) dan bahan makanan dan binatang hidup sebesar 0,62 juta dolar AS ( 3,80 persen).

Tabel 5. Nilai Ekspor per Komoditi Tahun 2001-2003

Kontribusi (%)

Komoditi 2002 2003 (1) (5) (6) 0. Bahan Makanan dan 1,89 3,80

Binatang hidup

1. Minuman dan 0,02 0,15 Tembakau

2. Bahan Baku Hasil 94,87 91,43 Tambang

3. Minyak dan Bahan 0,01 0,02 Bakar Lainnya

4. Minyakn Nabati dan 2,98 4,33 Hewani

5. Bahan Kimia dan 0,00 0,00 Hasilnya

6. Barang barang 0,01 0,00 Manufaktur

7. Mesin dan Alat 0,14 0,19 Angkut

8/9.Barang lainnya 0,09 0,07

100 100

Grafik 4. Ekspor Papua menurut Komoditi tahun 2002-2003

2002

0. Bahan Makanan dan Binatang hidup 1. Minuman dan Tembakau 2. Bahan Baku Hasil Tambang 3. Miny ak dan Bahan Bakar Lainny a 4. Miny akn Nabati dan Hewani

5. Bahan Kimia dan Hasilny a 6. Barang barang Manuf aktur 7. Mesin dan Alat Angkut 8/9.Barang lainny a

2003

0. Bahan Makanan dan Binatang hidup 1. Minuman dan Tembakau 2. Bahan Baku Hasil Tambang 3. Miny ak dan Bahan Bakar Lainny a 4. Miny akn Nabati dan Hewani

5. Bahan Kimia dan Hasilny a 6. Barang barang Manuf aktur 7. Mesin dan Alat Angkut 8/9.Barang lainny a

Ekspor Komoditi bahan baku tambang terbesar berasal dari pelabuhan Amamapare 1,34 Juta dolar AS (89,44 persen), kemudian pelabuhan berau 0,076 Juta dolar AS (5,06 persen) dan pelabuhan Teluk Kasim senilai

(5)

0,075 Juta dolar AS(5,03 persen), sedangkan impor barang terbesar masuk di pelabuhan Amamapare disusul pelabuhan Berau dan pelabuhan Sorong.

Perubahan ekspor barang untuk komoditi bahan baku hasil tambang pada tahun 2003 mengalami peningkatan yang tidak terlalu tinggi yaitu sebesar 6,41 persen, sedangkan Impor bahan baku hasil tambang mengalami Peningkatan yang cukup tinggi yaitu sebesar 21,34 persen. Selain

pelabuhan Amamapare, ekspor bahan baku hasil tambang yang mengalami peningkatan pada tahun 2003 berasal dari pelabuhan Teluk Kasim dan Pelabuhan Muara Berau , sedangkan ekspor bahan baku hasil tambang yang menurun berada di Pelabunan Sorong dan Berau. Impor bahan baku hasil tambang pada tahun 2003, hanya terdapat di 3 (tiga) pelabuhan yaitu pelabuhan Amamapare, Sorong dan Berau (Tabel 6).

Tabel 6.

Ekspor Impor Bahan Baku Tambang Menurut Pelabuhan Tahun 2002-2003

2002 2003

Pelabuhan

Ekspor Impor Ekspor Impor (1) (2) (3) (4) (5) 1. Merauke 2. Jayapura 135 928 3. Fak fak 4. Amamapare 1 270 048 274 55 942 028 1 342 592 375 68 506 726 5. Kaimana 6. Sorong 1 368 889 63 943 41 780 162 330 7. Teluk Khasim 57 316 455 75 447 767 8. Jefman 9. Manokwari 10. Biak 456 034 11. Sentani (U) 347 1 475 12. Serui 13. Kokonau 14. Bade 650 15. Bintuni 16. Muara Berau 1 956 752 7 066 798 17. Berau 79 887 808 75 904 551 11 348 18. Steen Kool 19. Nabire 20. Salawati Jumlah 1 410 578 525 56 599 408 1 501 059 921 68 680 404

Gambar

Tabel 1  Nilai  Ekspor (Januari – Juni)  Tahun  2002- 2004
Grafik 1.  Perkembangan Nilai Ekspor Impor 1999 - 2003
Grafik 3. Nilai Surplus Terbesar Perdagangan Di Provinsi Papua  Dengan Lima negara Selama  Tahun 2001-2003
Tabel 5.  Nilai Ekspor per Komoditi Tahun 2001-2003

Referensi

Dokumen terkait

Inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada kelompok konsumsi rumah tangga yaitu bahan makanan 3,63 persen, makanan jadi 0,55 persen, perumahan 0,16 persen,

Ini berarti bahwa semakin tinggi daya tarik tugas karyawan maka semakin meningkat pula kinerja pegawai Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Bireuen, dimana

Dengan tangan yang dimasukkan ke dalam cavum uteri untuk mencari sebab kegagalan cunam, lingkaran konstriksi, mudah dapat diraba.. Dengan narkosis dalam, lingkaran tersebut

Bila dilihat pola urutan bilangan ganjil lebih jauh, dimana nilai bilangan ganjil ke n adalah 2( n – 1) + 1, maka dapat dicari akar pangkat dua suatu bilangan kuadrat

Tabel 4.4 mendeskripsikan bahwa hasil analisis observasi kinerja guru siklus 2 pertemuan 1 yang dinilai oleh observer berjumlah 125 masuk dalam kategori sangat

Apabila sistem sa luran air kondensasi KLA-60 yang acta tidak dimodifikasi (merancang yang barn), maka dikhawatirkan kebersihan air ko.lam reaktor akan terganggu

Melalui observasi partisipasi ini diperoleh data-data yang berkaitan dengan hubungan Migran China Asal Indonesia dengan orang setempat, mulai dari ekonomi, kebiasaan,

Padi tipe baru yang cocok untuk iklim tropis adalah jumlah anakan sedang tetapi semua produktif (12-18 batang) jumlah gabah per malai 150-250 butir, presentase gabah bernas 85% -