• Tidak ada hasil yang ditemukan

146642858-LAPORAN-PENDAHULUAN-sistitis.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "146642858-LAPORAN-PENDAHULUAN-sistitis.docx"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTITIS

SISTITIS

A.

A. Pengertian

Pengertian

Sistitis adalah inflamasi kendung kemih yang paling sering disebabkan oleh

Sistitis adalah inflamasi kendung kemih yang paling sering disebabkan oleh

menyebarnya infeksi dari uretra. (Brunner & Suddarth, 2002).

menyebarnya infeksi dari uretra. (Brunner & Suddarth, 2002).

Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh

Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh

 penyebaran

 penyebaran infeksi

infeksi dari

dari uretra.

uretra. Hal

Hal ini

ini dapat

dapat disebabkan

disebabkan oleh

oleh aliran

aliran balik

balik urine

urine dari

dari

uretra ke dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian

uretra ke dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian

kateter atau sistoskop.(

kateter atau sistoskop.(Suzane, C. Smelzer. Keperawatan medikal bedah vol. 2.

Suzane, C. Smelzer. Keperawatan medikal bedah vol. 2.

hal.1432)

hal.1432)

Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang menyerang pada pasien

Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang menyerang pada pasien

wanita, dimana terjadi infeksi oleh

wanita, dimana terjadi infeksi oleh Escherichia Coli.

 Escherichia Coli.(Lewis

(Lewis.Medical Surgikal Nersing.

.Medical Surgikal Nersing.

 Hal 1262)

 Hal 1262)

B.

B. Klasifikasi

Klasifikasi

Sistitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;

Sistitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;

1. Sistitis primer,merupakan radang

1. Sistitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat

yang mengenai kandung kemih radang ini dapat

terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi

terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi

 prostat dan striktura uretra.

 prostat dan striktura uretra.

2. Sistitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari

2. Sistitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari

 penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.

 penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.

C.

C. Etiologi

Etiologi

Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat

Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat

menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau

menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau

kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter,

kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter,

serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa

serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa

komplikasi. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada

komplikasi. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada

infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan

infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan

manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi.

manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi.

Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari

Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari

meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi

meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi

yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.

(2)

Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena

adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik

 bladder) atau karena infeksi dari usus.

D. Tanda dan Gejala

Pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada sistitis adalah ;

a)

peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal

 b)

disuria karena epitelium yang meradang tertekan

c)

rasa nyeri pada daerah suprapubik atau perineal

d)

rasa ingin buang air kecil

e)

hematuria

f)

demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah

E. Patofisiologi

Sistitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum

disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul

dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian

 bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.

1. Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:

Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih

yang terinfeksi.

2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui

darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk

melalui darah dari suplay jantung ke ginjal.

3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan

melalui helium ginjal.

4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.

Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending.

Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering terjadi.

Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang

rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara

mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat

(3)

adanya infeksi di salah satu tempat misalnya infeksi S.Aureus pada ginjal bisa terjadi

akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di

tempat lain.

Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung kemih dan

menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah. Infeksi ascending juga bisa terjadi

oleh adanya refluks vesico ureter yang mana mikroorganisme yang melalui ureter naik

ke ginjal untuk menyebabkan infeksi.

Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces

yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada

 permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung

kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk

menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan

inflamasi.

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada kasus infeksi kandung kemih pemeriksaan yang biasa dilakukan berdasarkan

literatur yang ada adalah ;

1.

Pemeriksaan urine lengkap

2.

Pemeriksaan USG abdomen

3.

Pemeriksaan photo BNO dan BNO IVP

G. KOMPLIKASI

1) Pembentukan Abses ginjal atau perirenal

2) Gagal ginjal

H. PENGOBATAN

Tidak ada pengobatan standar ataupun pengobatan efektif untuk sistitis interstisialis.

Beberapa jenis pengobatan yang pernah dicoba dilakukan pada penderita sistitis

interstisialis:

- Dilatasi (pelebaran) kandung kemih dengan tekanan hidrostatik  (tenaga air)

- Obat-obatan (elmiron, nalmafen)

- Anti-depresi (memberikan efek pereda nyeri)

- Antispasmodik

(4)

- Antibiotik (biasanya tidak banyak membantu, kecuali jika terdapat infeksi kandung

kemih)

- DMSO (dimetilsulfoksida), untuk mengurangi peradangan

- Pembedahan.

Karena risiko infeksi menyebar ke ginjal dan karena tingkat komplikasi tinggi pada

 populasi tua dan pada penderita diabetes, pengobatan yang cepat hampir selalu

disarankan. Hal ini disarankan untuk menghindari penetrasi vagina sampai infeksi telah

dibersihkan.

Obat yang digunakan :

Antibiotik digunakan untuk mengendalikan infeksi bakteri. Sangat penting bahwa

antibiotik, sekali dimulai, akan selesai. Sistitis juga bisa diobati dengan obat

over-the-counter, mana diri pengobatan yang tepat.

Umumnya antibiotik digunakan termasuk:

1.  Nitrofurantoin

2. Trimetoprim-sulfametoksazol

3. Amoksisilin

4. Sefalosporin

5. Ciprofloxacin atau levofloksasin

6. Doksisiklin

7. Pemilihan antibiotik sebaiknya dipandu oleh hasil kultur urin.

Kronis atau ISK berulang harus ditangani secara menyeluruh karena kemungkinan

infeksi ginjal (pielonefritis). Antibiotik mengendalikan infeksi bakteri. Mereka mungkin

diperlukan untuk jangka waktu yang lama. Profilaksis dosis rendah antibiotik

kadang-kadang dianjurkan setelah gejala akut telah mereda.

Pyridium dapat digunakan untuk mengurangi pembakaran dan urgensi yang terkait

dengan sistitis.

Ada beberapa bukti bahwa membuat urin lebih asam basa baik (misalnya dengan asam

askorbat) atau lebih dapat menenangkan rasa sakit sistitis. jus Cranberry juga

mengandung tanin kental, Mannose  –   D dan proanthocyanidins yang telah ditemukan

menghambat aktivitas E. coli dengan mencegah bakteri menempel ke permukaan

lapisan mukosa kandung kemih dan usus, membantu bakteri jelas dari saluran kemih.

Tindak lanjut mungkin termasuk budaya urin untuk memastikan bahwa bakteri tidak

lagi hadir dalam kandung kemih.

(5)

I. Pencegahan Sistitis

Menjaga daerah genital bersih dan mengingat untuk menghapus dari depan ke belakang

dapat mengurangi peluang memperkenalkan bakteri dari daerah dubur ke uretra.

Meningkatkan asupan cairan mungkin mengizinkan sering buang air kecil untuk

menyiram bakteri dari kandung kemih. Buang air kecil segera setelah melakukan

hubungan seksual dapat membantu menghilangkan bakteri yang mungkin telah

diperkenalkan selama hubungan seksual. Menahan diri dari buang air kecil untuk waktu

yang lama memungkinkan bakteri waktu untuk berkembang biak, begitu sering buang

air kecil dapat mengurangi risiko cystitis pada mereka yang rentan terhadap infeksi

saluran kemih.

Minum jus cranberry mencegah jenis tertentu dari bakteri yang melekat pada dinding

kandung kemih dan dapat mengurangi kemungkinan infeksi.

Tablet ekstrak cranberry juga telah ditemukan efektif dalam mencegah sistitis dan

merupakan alternatif yang mungkin bagi mereka yang tidak suka rasa jus cranberry.

Cauterisation pada lapisan kandung kemih melalui cystoscopy memberikan bantuan

 jangka panjang (kadang-kadang beberapa tahun) dari kondisi ini.

1. Pemeriksaan Diagnostik Dan Diagnosa Banding

1. Urinalisis :

1. Leukosuria atau piuria terdapat > 5/lpb sedimen air kemih

2. Hematuria 5 –  10 eritrosit/lpb sedimen air kemih

2. Bakteriologis

1)

Mikroskopis : satu bakteri lapangan pandang minyak emersi, 102-103

organisme koliform/ml urine plus piuria

2)

Tes kimiawi : tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna paa uji carik

1. Diagnosa banding:

1)

Uretritis (inflamasi pada uretra)

2)

Pielonefritis (inflamasi pada ginjal)

(6)

J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SISTITIS

1. Pengkajian

1. Data biologis meliputi :

1)

Identitas klien

2)

Identitas penanggung

2. Riwayat kesehatan :

1)

Riwayat infeksi saluran kemih

2)

Riwayat pernah menderita batu ginjal

3)

Riwayat penyakit DM, jantung.

3. Pengkajian fisik :

1)

Palpasi kandung kemih

2)

Inspeksi daerah meatus

a)

Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine

 b)

Pengkajian pada costovertebralis

4. Riwayat psikososial :

1)

Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan

2)

Persepsi terhadap kondisi penyakit

3)

Mekanisme kopin dan system pendukung

5. Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga

1)

Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit

2)

Pemahaman tentang pencegahan, perawatan

2. Diagnosa Keperawatan

1.  Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit

2. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau

nokturia) yang berhubungan dengan Inflamasi pada kandung kemih

3.

Defisiensi pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi

tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di

rumah.

(7)

3. Intervensi Keperawatan

No NANDA: Nursing Diagnosis 2012-2014 Nursing Care Plan / Intervensi

Nursing Outcomes Classification (NOC) Nursing Interventions Classification (NIC) 1 Nyeri Akut

Defenisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dipredisikan dan berlangsung <6 bulan.

Batasan Karakteristik

 Perubahan selera makan  Perubahan tekan darah  Perubahan frekuensi jantung  Perubahan frekuensi pernapasan  Laporan isyarat

 Diaphoresis

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. x 24 jam  klien akan: - 2102. Pain Level

- 1605. Pain control

- 2101. Pain : Disruptive Effects , yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut: (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)

Kriteria Hasil :

- Mampu mengontrol nyeri (tahu  penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik

nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

- Melaporkan bahwa nyeri berkurang

1400. Pain management Aktivitas keperawatan:

1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri  pasien

4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6. Evaluasi bersama pasien dan tim

kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau

7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

 Perilaku distraksi (mis: berjalan

mondar-mandir, mencari orang lain dan/ atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang)

 Mengekspresikan perilaku (mis :

gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabilitas, mendesah)

 Masker wajah (mis: mata kurang

 bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu focus, meringis)

 Sikap melindungi area nyeri  Focus menyempit (mis: gangguan

 persepsi nyeri, hambatan proses  berpikir, penurunan interaksi

dengan orang dan lingkungan)

 Indikasi nyeri yang dapat diamati

dengan menggunakan manajemen nyeri - Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri  berkurang

- Tanda vital dalam rentang normal

8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri

(farmakologi, non farmakologi dan inter  personal)

11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi 13. Berikan analgetik untuk mengurangi

nyeri

14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 15. Tingkatkan istirahat

16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil 17. Monitor penerimaan pasien tentang

(8)

 Perilaku distraksi (mis: berjalan

mondar-mandir, mencari orang lain dan/ atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang)

 Mengekspresikan perilaku (mis :

gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabilitas, mendesah)

 Masker wajah (mis: mata kurang

 bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu focus, meringis)

 Sikap melindungi area nyeri  Focus menyempit (mis: gangguan

 persepsi nyeri, hambatan proses  berpikir, penurunan interaksi

dengan orang dan lingkungan)

 Indikasi nyeri yang dapat diamati  Perubahan posisi untuk

menghindari nyeri

 Sikap tubuh melindungi  Dilatasi pupil

 Melaporkan nyeri secara verbal  Focus pada diri sendiri

dengan menggunakan manajemen nyeri - Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)

- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri  berkurang

- Tanda vital dalam rentang normal

8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri

(farmakologi, non farmakologi dan inter  personal)

11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi 13. Berikan analgetik untuk mengurangi

nyeri

14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 15. Tingkatkan istirahat

16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil 17. Monitor penerimaan pasien tentang

manajemen nyeri

2210.Analgegesic Administrasion Aktivitas keperawatan:

1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

 Gangguan tidur

Faktor Yang Berhubungan :

 Agen cedera (mis., biologis, zat

kimia, fisik, psikologis)

2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

3. Cek riwayat alergi

4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika  pemberian lebih dari satu

5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

6. Tentukan analgesik pilihan, rute  pemberian, dan dosis optimal

7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk  pengobatan nyeri secara teratur

8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah  pemberian analgesik pertama kali 9. Berikan analgesik tepat waktu terutama

saat nyeri hebat

(9)

 Gangguan tidur

Faktor Yang Berhubungan :

 Agen cedera (mis., biologis, zat

kimia, fisik, psikologis)

2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi

3. Cek riwayat alergi

4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika  pemberian lebih dari satu

5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri

6. Tentukan analgesik pilihan, rute  pemberian, dan dosis optimal

7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk  pengobatan nyeri secara teratur

8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah  pemberian analgesik pertama kali 9. Berikan analgesik tepat waktu terutama

saat nyeri hebat

10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)

2 Gangguan Eliminasi Urine

Defenisi : Disfungsi pada eliminasi urine

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. x 24 jam  klien akan: - 0502. Urinary Continence

0590. Urinary Elimination Management Aktivitas keperawatan:

1. Lakukan pengkajian nyeri secara

Batasan Karakteristik :  Disuria  Sering berkemih  Anyang-anyangan  Inkontinensia   Nokturia  Retensi  Dorongan

Faktor yang berhubungan:

 Obstruksi anatomic  Penyebab multiple  Gangguan sensori motorik  Infeksi saluran kemih

- 0410. Urinary Elimination, yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut: (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)

Kriteria Hasil :

- Klien tidak mengalami disuria, - Klien tidak mengalami nokturia, - Klien tidak mengalami inkontinensia, - Klien tidak mengalami urgensi dan frekuensi

- Klien tidak mengalami retensi Klien dapat berkemih setiap 3 jam

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri  pasien

4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6. Evaluasi bersama pasien dan tim

kesehatan lain tentang keefektifan kontrol nyeri masa lampau

7. Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

(10)

Batasan Karakteristik :  Disuria  Sering berkemih  Anyang-anyangan  Inkontinensia   Nokturia  Retensi  Dorongan

Faktor yang berhubungan:

 Obstruksi anatomic  Penyebab multiple  Gangguan sensori motorik  Infeksi saluran kemih

- 0410. Urinary Elimination, yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut: (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)

Kriteria Hasil :

- Klien tidak mengalami disuria, - Klien tidak mengalami nokturia, - Klien tidak mengalami inkontinensia, - Klien tidak mengalami urgensi dan frekuensi

- Klien tidak mengalami retensi - Klien dapat berkemih setiap 3 jam - Klien tidak kesulitan pada saat  berkemih

- Klien dapat bak dengan berkemih

komprehensif termasuk lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi

2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan

3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri  pasien

4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6. Evaluasi bersama pasien dan tim

kesehatan lain tentang keefektifan kontrol nyeri masa lampau

7. Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

8. Kontrol factor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. 9. Kurangai factor presipitasi nyeri 10. Pilih dan lakukan penangan nyeri

(farmakologi, nonfarmakologi dan interpersonal)

11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk

menentukan intervensi

12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi (bio feedback, TENS, hipnotis, relaksasi, distraksi dll)

13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

14. Rencanakan penggunaan PCA 15. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 16. Tingkatkan istirahat

17. Kolaborasikan dengan dokter jika ada komplain dan tindakan nyeri tidak  berhasil

18. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.

(11)

menentukan intervensi

12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi (bio feedback, TENS, hipnotis, relaksasi, distraksi dll)

13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

14. Rencanakan penggunaan PCA 15. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 16. Tingkatkan istirahat

17. Kolaborasikan dengan dokter jika ada komplain dan tindakan nyeri tidak  berhasil

18. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.

4120. Fluid Management Aktivitas keperawatan:

1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan 2. Pertahankan catatan intake dan output

yang akurat

3. Monitor status hidrasi ( kelembaban

membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan 4. Monitor vital sign

5. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian

6. Kolaborasikan pemberian cairan IV 7. Monitor status nutrisi

8. Berikan cairan IV pada suhu ruangan 9. Dorong masukan oral

10. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output

11. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

12. Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) 13. Kolaborasi dokter jika tanda cairan

 berlebih muncul meburuk 14. Atur kemungkinan tranfusi

(12)

membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan 4. Monitor vital sign

5. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian

6. Kolaborasikan pemberian cairan IV 7. Monitor status nutrisi

8. Berikan cairan IV pada suhu ruangan 9. Dorong masukan oral

10. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output

11. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

12. Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) 13. Kolaborasi dokter jika tanda cairan

 berlebih muncul meburuk 14. Atur kemungkinan tranfusi 15. Persiapan untuk tranfusi

3 Defisiensi Pengetahuan Definisi :

Ketiadaan atau defisiensi informasi

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. x 24 jam  klien akan:

- 1803. Kowlwdge : disease process

5602. Teaching : Disease Process Aktivitas keperawatan:

1. Berikan penilaian tentang tingkat

kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.

Batasan karakteristik :

 Perilaku hiperbola

 Ketidakdaruratan mengikuti

 perintah

 Ketidakdaruratan melakukan tes  Perilaku tidak tepat (mis ; histeria,

 bermusuhan, agitasi, apatis)

 Pengungkapan masalah

Faktor yang berhubungan :

 Keterbatasan kognitif  Salah interpretasi informasi  Kurang pajanan

Kurang minat dalam belajar

- 1805. Kowledge : health behavior, yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut: (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)

Kriteria Hasil :

- Klien dan keluarga menyatakan  pemahaman tentang penyakit, kondisi,  prognosis dan program pengobatan

- Klien dan keluarga mampu

melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara  benar

- Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

 pengetahuan pasien tentang proses  penyakit yang spesifik

2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan  bagaimana hal ini berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

7. Hindari harapan yang kosong

(13)

kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. Batasan karakteristik :  Perilaku hiperbola  Ketidakdaruratan mengikuti  perintah

 Ketidakdaruratan melakukan tes  Perilaku tidak tepat (mis ; histeria,

 bermusuhan, agitasi, apatis)

 Pengungkapan masalah

Faktor yang berhubungan :

 Keterbatasan kognitif  Salah interpretasi informasi  Kurang pajanan

 Kurang minat dalam belajar  Kurang dapat mengingat  Tidak familiar dengan sumber

informasi

- 1805. Kowledge : health behavior, yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut: (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)

Kriteria Hasil :

- Klien dan keluarga menyatakan  pemahaman tentang penyakit, kondisi,  prognosis dan program pengobatan

- Klien dan keluarga mampu

melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara  benar

- Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

 pengetahuan pasien tentang proses  penyakit yang spesifik

2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan  bagaimana hal ini berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

7. Hindari harapan yang kosong

8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat 9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang

mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 10. Diskusikan pilihan terapi atau

 penanganan

11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau

dukungan, dengan cara yang tepat 13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di

komunitas lokal, dengan cara yang tepat 14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi  perawatan kesehatan, dengan cara yang

(14)

11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau

dukungan, dengan cara yang tepat 13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di

komunitas lokal, dengan cara yang tepat 14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi  perawatan kesehatan, dengan cara yang

tepat

4. Implementasi

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam

rencana perawatan klien. Agar implementasi / pelakasanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka

 perlu mengidentifikasi prioritas perawtan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap

intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.

5. Evaluasi

Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada klien dengan Sistitis adalah, mengacu pada tujuan yang

hendak dicapai yakni apakah terdapat :

1.  Nyeri yang menetap atau bertambah

2. Kebutuhan akan rasa nyaman terpenuhi

(15)

4. Implementasi

Pada tahap ini untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas-aktivitas yang telah dicatat dalam

rencana perawatan klien. Agar implementasi / pelakasanaan ini dapat tepat waktu dan efektif maka

 perlu mengidentifikasi prioritas perawtan, memantau dan mencatat respon pasien terhadap setiap

intervensi yang dilaksanakan serta mendokumentasikan pelaksanaan perawatan.

5. Evaluasi

Pada tahap ini yang perlu dievaluasi pada klien dengan Sistitis adalah, mengacu pada tujuan yang

hendak dicapai yakni apakah terdapat :

1.  Nyeri yang menetap atau bertambah

2. Kebutuhan akan rasa nyaman terpenuhi

3. Pola berkemih berubah, berkemih sering dan sedkikit-sedikit, perasaaan ingin berkemih, menetes

setelah berkemih.

4. Kultur urine menunjukan tidak ada bakteri

5. Perubahan warna urine

6. Mengerti tentang kondisi ,pemeriksaan dignostik, rencana pengobatan ,tindakan perawatan diri

 preventif

Referensi

Dokumen terkait

Program Lingkungan Sehat Perumahan Kegiatan : Sosialisasi peraturan perundang- undangan Bidang Kawasan Permukiman Jumlah peserta sosialisasi yang dilaksanakan Kegiatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh antara struktur aktiva, profitabilitas, price earning ratio, dan pertumbuhan penjualan

Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan rasio nitrogen dan kalium yang rendah, yaitu nitrogen 10% dan kalium 7,5% dapat memberikan pengaruh pada pertumbuhan vegetative tanaman

Mampu melakukan perancangan pengembangan teknologi pembelajaran dalam bentuk model pembelajaran kompleks atau inovasi teknologi pembelajaran berdasarkan rekomendasi

Dengan dibuatnya laporan biaya kualitas secara khusus dan berkala diharapkan pihak manajemen perusahaan dapat melakukan pengendalian atas kualitas produk serta

Pelet dimasukan ke dalam silinder yang dipanaskan, dan lelehan plastik dipaksa memasuki cetakan baik dengan tekanan hidrolik atau dengan sistem screw yang berputar.. 2

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui :Struktur dan komposisi vegetasi Hutan Mangrove Desa Tagalaya serta Hubungan antara kerapatan vegetasi (Pohon dan

Kualitas Layanan memberikan suatu dorongan kepada konsumen atau dalam hal ini pengunjung untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan lembaga atau instansi pemberi