LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
SISTITIS
SISTITIS
A.
A. Pengertian
Pengertian
Sistitis adalah inflamasi kendung kemih yang paling sering disebabkan oleh
Sistitis adalah inflamasi kendung kemih yang paling sering disebabkan oleh
menyebarnya infeksi dari uretra. (Brunner & Suddarth, 2002).
menyebarnya infeksi dari uretra. (Brunner & Suddarth, 2002).
Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh
Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang paling sering disebabkan oleh
penyebaran
penyebaran infeksi
infeksi dari
dari uretra.
uretra. Hal
Hal ini
ini dapat
dapat disebabkan
disebabkan oleh
oleh aliran
aliran balik
balik urine
urine dari
dari
uretra ke dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian
uretra ke dalam kandung kemih ( refluks urtrovesikal ), kontaminasi fekal, pemakaian
kateter atau sistoskop.(
kateter atau sistoskop.(Suzane, C. Smelzer. Keperawatan medikal bedah vol. 2.
Suzane, C. Smelzer. Keperawatan medikal bedah vol. 2.
hal.1432)
hal.1432)
Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang menyerang pada pasien
Uretro Sistitis adalah inflamasi kandung kemih yang menyerang pada pasien
wanita, dimana terjadi infeksi oleh
wanita, dimana terjadi infeksi oleh Escherichia Coli.
Escherichia Coli.(Lewis
(Lewis.Medical Surgikal Nersing.
.Medical Surgikal Nersing.
Hal 1262)
Hal 1262)
B.
B. Klasifikasi
Klasifikasi
Sistitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
Sistitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;
1. Sistitis primer,merupakan radang
1. Sistitis primer,merupakan radang yang mengenai kandung kemih radang ini dapat
yang mengenai kandung kemih radang ini dapat
terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi
terjadi karena penyakit lainseperti batu pada kandung kemih, divertikel, hipertropi
prostat dan striktura uretra.
prostat dan striktura uretra.
2. Sistitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari
2. Sistitis sekunder, merukan gejala yang timbul kemudian sebagai akibat dari
penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.
penyakit primer misalnya uretritis dan prostatitis.
C.
C. Etiologi
Etiologi
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
Pada umumnya disebabkan oleh basil gram negatif Escheriachia Coli yang dapat
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau
menyebabkan kira-kira 90% infeksi akut pada penderita tanpa kelainanurologis atau
kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter,
kalkuli. Batang gram negatif lainnya termasuk proteus, klebsiella, enterobakter,
serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa
serratea, dan pseudomonas bertanggung jawab atas sebagian kecil infeksitanpa
komplikasi. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada
komplikasi. Organisme-organisme ini dapat dapat menjadi bertambah penting pada
infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan
infeksi-infeksi rekuren dan infeksi-infeksi yang berhubungan langsung dengan
manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi.
manipulsi urologis, kalkuli atau obstruksi.
Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari
Pada wanita biasanya karena bakteri-bakteri daerah vagina kearah uretra atau dari
meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi
meatus terus naik kekandumg kemih dan mungkin pula karena renal infeksi tetapi
yang tersering disebabkan karena infeksi E.coli.
Pada pria biasanya sebagai akibat dari infeksi diginjal, prostat, atau oleh karena
adanya urine sisa(misalnya karena hipertropi prostat, striktura uretra, neurogenik
bladder) atau karena infeksi dari usus.
D. Tanda dan Gejala
Pada umumnya tanda dan gejala yang terjadi pada sistitis adalah ;
a)
peningkatan frekwensi miksi baik diurnal maupun nokturnal
b)
disuria karena epitelium yang meradang tertekan
c)
rasa nyeri pada daerah suprapubik atau perineal
d)
rasa ingin buang air kecil
e)
hematuria
f)
demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah
E. Patofisiologi
Sistitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum
disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul
dengan penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian
bawah, baik akut maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral.
1. Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui:
Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih
yang terinfeksi.
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui
darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk
melalui darah dari suplay jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan
melalui helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Dua jalur utama terjadi infeksi saluran kemih ialah hematogen dan ascending.
Tetapi dari kedua cara ini, ascending-lah yang paling sering terjadi.
Infeksi hematogen kebanyakan terjadi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang
rendah karena menderita suatu penyakit kronik atau pada pasien yang sementara
mendapat pengobatan imun supresif. Penyebaran hematogen bisa juga timbul akibat
adanya infeksi di salah satu tempat misalnya infeksi S.Aureus pada ginjal bisa terjadi
akibat penyebaran hematogen dari fokus infeksi dari tulang, kulit, endotel atau di
tempat lain.
Infeksi ascending yaitu masuknya mikroorganisme dari uretra ke kandung kemih dan
menyebabkan infeksi pada saluran kemih bawah. Infeksi ascending juga bisa terjadi
oleh adanya refluks vesico ureter yang mana mikroorganisme yang melalui ureter naik
ke ginjal untuk menyebabkan infeksi.
Infeksi tractus urinarius terutama berasal dari mikroorganisme pada faeces
yang naik dari perineum ke uretra dan kandung kemih serta menempel pada
permukaan mukosa. Agar infeksi dapat terjadi, bakteri harus mencapai kandung
kemih, melekat pada dan mengkolonisasi epitelium traktus urinarius untuk
menghindari pembilasan melalui berkemih, mekanisme pertahan penjamu dan cetusan
inflamasi.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada kasus infeksi kandung kemih pemeriksaan yang biasa dilakukan berdasarkan
literatur yang ada adalah ;
1.
Pemeriksaan urine lengkap
2.
Pemeriksaan USG abdomen
3.
Pemeriksaan photo BNO dan BNO IVP
G. KOMPLIKASI
1) Pembentukan Abses ginjal atau perirenal
2) Gagal ginjal
H. PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan standar ataupun pengobatan efektif untuk sistitis interstisialis.
Beberapa jenis pengobatan yang pernah dicoba dilakukan pada penderita sistitis
interstisialis:
- Dilatasi (pelebaran) kandung kemih dengan tekanan hidrostatik (tenaga air)
- Obat-obatan (elmiron, nalmafen)
- Anti-depresi (memberikan efek pereda nyeri)
- Antispasmodik
- Antibiotik (biasanya tidak banyak membantu, kecuali jika terdapat infeksi kandung
kemih)
- DMSO (dimetilsulfoksida), untuk mengurangi peradangan
- Pembedahan.
Karena risiko infeksi menyebar ke ginjal dan karena tingkat komplikasi tinggi pada
populasi tua dan pada penderita diabetes, pengobatan yang cepat hampir selalu
disarankan. Hal ini disarankan untuk menghindari penetrasi vagina sampai infeksi telah
dibersihkan.
Obat yang digunakan :
Antibiotik digunakan untuk mengendalikan infeksi bakteri. Sangat penting bahwa
antibiotik, sekali dimulai, akan selesai. Sistitis juga bisa diobati dengan obat
over-the-counter, mana diri pengobatan yang tepat.
Umumnya antibiotik digunakan termasuk:
1. Nitrofurantoin
2. Trimetoprim-sulfametoksazol
3. Amoksisilin
4. Sefalosporin
5. Ciprofloxacin atau levofloksasin
6. Doksisiklin
7. Pemilihan antibiotik sebaiknya dipandu oleh hasil kultur urin.
Kronis atau ISK berulang harus ditangani secara menyeluruh karena kemungkinan
infeksi ginjal (pielonefritis). Antibiotik mengendalikan infeksi bakteri. Mereka mungkin
diperlukan untuk jangka waktu yang lama. Profilaksis dosis rendah antibiotik
kadang-kadang dianjurkan setelah gejala akut telah mereda.
Pyridium dapat digunakan untuk mengurangi pembakaran dan urgensi yang terkait
dengan sistitis.
Ada beberapa bukti bahwa membuat urin lebih asam basa baik (misalnya dengan asam
askorbat) atau lebih dapat menenangkan rasa sakit sistitis. jus Cranberry juga
mengandung tanin kental, Mannose – D dan proanthocyanidins yang telah ditemukan
menghambat aktivitas E. coli dengan mencegah bakteri menempel ke permukaan
lapisan mukosa kandung kemih dan usus, membantu bakteri jelas dari saluran kemih.
Tindak lanjut mungkin termasuk budaya urin untuk memastikan bahwa bakteri tidak
lagi hadir dalam kandung kemih.
I. Pencegahan Sistitis
Menjaga daerah genital bersih dan mengingat untuk menghapus dari depan ke belakang
dapat mengurangi peluang memperkenalkan bakteri dari daerah dubur ke uretra.
Meningkatkan asupan cairan mungkin mengizinkan sering buang air kecil untuk
menyiram bakteri dari kandung kemih. Buang air kecil segera setelah melakukan
hubungan seksual dapat membantu menghilangkan bakteri yang mungkin telah
diperkenalkan selama hubungan seksual. Menahan diri dari buang air kecil untuk waktu
yang lama memungkinkan bakteri waktu untuk berkembang biak, begitu sering buang
air kecil dapat mengurangi risiko cystitis pada mereka yang rentan terhadap infeksi
saluran kemih.
Minum jus cranberry mencegah jenis tertentu dari bakteri yang melekat pada dinding
kandung kemih dan dapat mengurangi kemungkinan infeksi.
Tablet ekstrak cranberry juga telah ditemukan efektif dalam mencegah sistitis dan
merupakan alternatif yang mungkin bagi mereka yang tidak suka rasa jus cranberry.
Cauterisation pada lapisan kandung kemih melalui cystoscopy memberikan bantuan
jangka panjang (kadang-kadang beberapa tahun) dari kondisi ini.
1. Pemeriksaan Diagnostik Dan Diagnosa Banding
1. Urinalisis :
1. Leukosuria atau piuria terdapat > 5/lpb sedimen air kemih
2. Hematuria 5 – 10 eritrosit/lpb sedimen air kemih
2. Bakteriologis
1)
Mikroskopis : satu bakteri lapangan pandang minyak emersi, 102-103
organisme koliform/ml urine plus piuria
2)
Tes kimiawi : tes reduksi griess nitrate berupa perubahan warna paa uji carik
1. Diagnosa banding:
1)
Uretritis (inflamasi pada uretra)
2)
Pielonefritis (inflamasi pada ginjal)
J. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN SISTITIS
1. Pengkajian
1. Data biologis meliputi :
1)
Identitas klien
2)
Identitas penanggung
2. Riwayat kesehatan :
1)
Riwayat infeksi saluran kemih
2)
Riwayat pernah menderita batu ginjal
3)
Riwayat penyakit DM, jantung.
3. Pengkajian fisik :
1)
Palpasi kandung kemih
2)
Inspeksi daerah meatus
a)
Pengkajian warna, jumlah, bau dan kejernihan urine
b)
Pengkajian pada costovertebralis
4. Riwayat psikososial :
1)
Usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan
2)
Persepsi terhadap kondisi penyakit
3)
Mekanisme kopin dan system pendukung
5. Pengkajian pengetahuan klien dan keluarga
1)
Pemahaman tentang penyebab/perjalanan penyakit
2)
Pemahaman tentang pencegahan, perawatan
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut yang berhubungan dengan proses penyakit
2. Perubahan pola eliminasi urine (disuria, dorongan, frekuensi, dan atau
nokturia) yang berhubungan dengan Inflamasi pada kandung kemih
3.
Defisiensi pengetahuan yang berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang proses penyakit, metode pencegahan, dan instruksi perawatan di
rumah.
3. Intervensi Keperawatan
No NANDA: Nursing Diagnosis 2012-2014 Nursing Care Plan / Intervensi
Nursing Outcomes Classification (NOC) Nursing Interventions Classification (NIC) 1 Nyeri Akut
Defenisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang actual atau potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa (International for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dipredisikan dan berlangsung <6 bulan.
Batasan Karakteristik
Perubahan selera makan Perubahan tekan darah Perubahan frekuensi jantung Perubahan frekuensi pernapasan Laporan isyarat
Diaphoresis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. x 24 jam klien akan: - 2102. Pain Level
- 1605. Pain control
- 2101. Pain : Disruptive Effects , yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut: (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)
Kriteria Hasil :
- Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
- Melaporkan bahwa nyeri berkurang
1400. Pain management Aktivitas keperawatan:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa lampau
7. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Perilaku distraksi (mis: berjalan
mondar-mandir, mencari orang lain dan/ atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang)
Mengekspresikan perilaku (mis :
gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabilitas, mendesah)
Masker wajah (mis: mata kurang
bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu focus, meringis)
Sikap melindungi area nyeri Focus menyempit (mis: gangguan
persepsi nyeri, hambatan proses berpikir, penurunan interaksi
dengan orang dan lingkungan)
Indikasi nyeri yang dapat diamati
dengan menggunakan manajemen nyeri - Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam rentang normal
8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi 13. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil 17. Monitor penerimaan pasien tentang
Perilaku distraksi (mis: berjalan
mondar-mandir, mencari orang lain dan/ atau aktivitas lain, aktivitas yang berulang)
Mengekspresikan perilaku (mis :
gelisah, merengek, menangis, waspada, iritabilitas, mendesah)
Masker wajah (mis: mata kurang
bercahaya, tampak kacau, gerakan mata berpencar atau tetap pada satu focus, meringis)
Sikap melindungi area nyeri Focus menyempit (mis: gangguan
persepsi nyeri, hambatan proses berpikir, penurunan interaksi
dengan orang dan lingkungan)
Indikasi nyeri yang dapat diamati Perubahan posisi untuk
menghindari nyeri
Sikap tubuh melindungi Dilatasi pupil
Melaporkan nyeri secara verbal Focus pada diri sendiri
dengan menggunakan manajemen nyeri - Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam rentang normal
8. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri 10. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
(farmakologi, non farmakologi dan inter personal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi 13. Berikan analgetik untuk mengurangi
nyeri
14. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil 17. Monitor penerimaan pasien tentang
manajemen nyeri
2210.Analgegesic Administrasion Aktivitas keperawatan:
1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat
Gangguan tidur
Faktor Yang Berhubungan :
Agen cedera (mis., biologis, zat
kimia, fisik, psikologis)
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali 9. Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
Gangguan tidur
Faktor Yang Berhubungan :
Agen cedera (mis., biologis, zat
kimia, fisik, psikologis)
2. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari analgesik ketika pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri secara teratur
8. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali 9. Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek samping)
2 Gangguan Eliminasi Urine
Defenisi : Disfungsi pada eliminasi urine
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. x 24 jam klien akan: - 0502. Urinary Continence
0590. Urinary Elimination Management Aktivitas keperawatan:
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
Batasan Karakteristik : Disuria Sering berkemih Anyang-anyangan Inkontinensia Nokturia Retensi Dorongan
Faktor yang berhubungan:
Obstruksi anatomic Penyebab multiple Gangguan sensori motorik Infeksi saluran kemih
- 0410. Urinary Elimination, yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut: (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)
Kriteria Hasil :
- Klien tidak mengalami disuria, - Klien tidak mengalami nokturia, - Klien tidak mengalami inkontinensia, - Klien tidak mengalami urgensi dan frekuensi
- Klien tidak mengalami retensi Klien dapat berkemih setiap 3 jam
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang keefektifan kontrol nyeri masa lampau
7. Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
Batasan Karakteristik : Disuria Sering berkemih Anyang-anyangan Inkontinensia Nokturia Retensi Dorongan
Faktor yang berhubungan:
Obstruksi anatomic Penyebab multiple Gangguan sensori motorik Infeksi saluran kemih
- 0410. Urinary Elimination, yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut: (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)
Kriteria Hasil :
- Klien tidak mengalami disuria, - Klien tidak mengalami nokturia, - Klien tidak mengalami inkontinensia, - Klien tidak mengalami urgensi dan frekuensi
- Klien tidak mengalami retensi - Klien dapat berkemih setiap 3 jam - Klien tidak kesulitan pada saat berkemih
- Klien dapat bak dengan berkemih
komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi
2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien
4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
kesehatan lain tentang keefektifan kontrol nyeri masa lampau
7. Bantu klien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
8. Kontrol factor lingkungan yang mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. 9. Kurangai factor presipitasi nyeri 10. Pilih dan lakukan penangan nyeri
(farmakologi, nonfarmakologi dan interpersonal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi (bio feedback, TENS, hipnotis, relaksasi, distraksi dll)
13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
14. Rencanakan penggunaan PCA 15. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 16. Tingkatkan istirahat
17. Kolaborasikan dengan dokter jika ada komplain dan tindakan nyeri tidak berhasil
18. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.
menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik non farmakologi (bio feedback, TENS, hipnotis, relaksasi, distraksi dll)
13. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
14. Rencanakan penggunaan PCA 15. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri 16. Tingkatkan istirahat
17. Kolaborasikan dengan dokter jika ada komplain dan tindakan nyeri tidak berhasil
18. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri.
4120. Fluid Management Aktivitas keperawatan:
1. Timbang popok/pembalut jika diperlukan 2. Pertahankan catatan intake dan output
yang akurat
3. Monitor status hidrasi ( kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan 4. Monitor vital sign
5. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
6. Kolaborasikan pemberian cairan IV 7. Monitor status nutrisi
8. Berikan cairan IV pada suhu ruangan 9. Dorong masukan oral
10. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
11. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
12. Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) 13. Kolaborasi dokter jika tanda cairan
berlebih muncul meburuk 14. Atur kemungkinan tranfusi
membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan 4. Monitor vital sign
5. Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian
6. Kolaborasikan pemberian cairan IV 7. Monitor status nutrisi
8. Berikan cairan IV pada suhu ruangan 9. Dorong masukan oral
10. Berikan penggantian nesogatrik sesuai output
11. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
12. Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) 13. Kolaborasi dokter jika tanda cairan
berlebih muncul meburuk 14. Atur kemungkinan tranfusi 15. Persiapan untuk tranfusi
3 Defisiensi Pengetahuan Definisi :
Ketiadaan atau defisiensi informasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …. x 24 jam klien akan:
- 1803. Kowlwdge : disease process
5602. Teaching : Disease Process Aktivitas keperawatan:
1. Berikan penilaian tentang tingkat
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
Batasan karakteristik :
Perilaku hiperbola
Ketidakdaruratan mengikuti
perintah
Ketidakdaruratan melakukan tes Perilaku tidak tepat (mis ; histeria,
bermusuhan, agitasi, apatis)
Pengungkapan masalah
Faktor yang berhubungan :
Keterbatasan kognitif Salah interpretasi informasi Kurang pajanan
Kurang minat dalam belajar
- 1805. Kowledge : health behavior, yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut: (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)
Kriteria Hasil :
- Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
- Klien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
- Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7. Hindari harapan yang kosong
kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu. Batasan karakteristik : Perilaku hiperbola Ketidakdaruratan mengikuti perintah
Ketidakdaruratan melakukan tes Perilaku tidak tepat (mis ; histeria,
bermusuhan, agitasi, apatis)
Pengungkapan masalah
Faktor yang berhubungan :
Keterbatasan kognitif Salah interpretasi informasi Kurang pajanan
Kurang minat dalam belajar Kurang dapat mengingat Tidak familiar dengan sumber
informasi
- 1805. Kowledge : health behavior, yang dibuktikan dengan indikator sebagai berikut: (1-5 = tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)
Kriteria Hasil :
- Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
- Klien dan keluarga mampu
melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
- Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan
anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4. Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
5. Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat 9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit 10. Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat 13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat 14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang
11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan 12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat 13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat 14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat