PEDOMAN
PROGRAM P2P ISPA
PUSKESMAS KLABANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat program P2P ISPA Puskesmas Klabang. Buku ini kami susun sebagai salah satu upaya untuk memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan P2P ISPA oleh koordinator maupun pelaksana program P2P ISPA Puskesmas Klabang.
Pada kesempatan ini perkenankan saya untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada semua karyawan yang telah terlibat dalam proses penyusunan Pedoman Upaya Kesehatan Masyarakat program P2P ISPA di Puskesmas Klabang.
Semoga dengan digunakannya buku ini dapat mempermudah karyawan dalam menyiapkan dokumen akreditasi Puskesmas Klabang.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN A. Kualifi kasi Sumber Daya Manusia B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU BAB IX PENUTUP
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan undang undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip non diskkriminatif, partisipatif dan berkelanjutan. Maka upaya pengendalian penyakit menular terutama penyakit pneumonia sangat di perlukan dalam rangka untuk menurunkan penyebaran penyakit lebih lanjut, menemukan kasus baru dan juga meningkatkan cakupan serta tercapai derajat kesehatan masyarakat yang tinggi .
Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Pneumonia merupakan penyebab kematian balita kedua setelah diare yaitu 23.8 % ( Berdasarkan survei Riskesdes 2013).Sedangkan WHO memperkirakan kematian akibat pneumonia mencapai 29% pertahun dari seluruh jumlah bila tidak diberi pengobatan. Kematian Balita karena pneumonia secara nasional diperkirakan 6 per 1000 balita pertahun atau lebih dari dua juta anak setiap tahunnya. GAPPD (WHO, UNICEF).
ISPA adalah infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/ lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya ( sinus, rongga telinga, pleura), sedangkan pneumonia adalah infeki akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Dari permasalahan tersebut, maka perlu diadakan pelacakan untuk menemukan kasus pneumonia agar kematian balita akibat penyakit Pneumonia dapat dicegah.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan dibuatnya pedoman ini adalah sebagai acuan bagi seluruh aktifitas upaya kesehatan masyarakat khususnya program P2P ISPA yang dilaksanakan di Puskesmas Klabang, sehingga pada akhirnya pelayanan upaya kesehatan dapat meningkatkan cakupan program P2P ISPA dan mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM).
C. Sasaran Pedoman
Sasaran pedoman program P2P ISPA adalah penanggung jawab program P2P ISPA , semua unit pelayanan kesehatan serta petugas kesehatan di jaringan pelayanan Puskesmas Klabang.
D. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup pedoman meliputi (yg terlibat di program) 1. Penanggung jawab P2P ISPA
2. Nakes di semua unit pelayanan Puskesmas Klabang 3. Nakes di semua jaringan pelayanan Puskesmas Klabang E. Batasan Operasional
1. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura).
2. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Pneumonia Balita ditandai dengan adanya gejala batuk dan atau kesukaran bernapas seperti napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK), atau gambaran radiologi foto thorax/dada menunjukkan infiltrat paru akut. Demam bukan merupakan gejala yang spesifik pada Balita.Dalam penatalaksanaan pengendalian ISPA semua bentuk pneumonia seperti bronkopneumonia, bronkiolitis disebut “pneumonia” saja.
3. Care seeking
Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran keluarga balita pneumonia dalam pencarian pelayanan kesehatan.Kegiatan ini dapat dipadukan dengan tindak lanjut atau pelacakan penderita pneumonia yang tidak kontrol ulang setelah dua hari pengobatan. Pada saat kunjungan ke rumah penderita diharapkan petugas kesehatan/ISPA dapat melaksanakan penyuluhan tentang pneumonia kepada keluarga penderita dan sekitarnya.
F. Landasan Hukum
Yang Menjadi dasar Pedoman pelaksanaan program P2P ISPA di Puskesmas Klabang adalah :
1. Undang-undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Permenkes No 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 3. Buku Standart Puskesmas Tahun 2013
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga program P2P ISPA yang ada di Puskesmas Klabang :
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
Pemegang program P2P ISPA
Pendidikan minimal D III Keperawatan
Masa kerja program P2P ISPA 2 Tahun
Sudah mengikuti pelatihan program P2P ISPA
Diampu oleh 1 orang dengan latar belakang pendidikan D III Kebidanan
Masa kerja program P2P ISPA 1 Tahun
Belum mengikuti pelatihan program P2P ISPA
Unit Pelayanan Puskesmas Klabang
Pendidikan minimal D III Diampu oleh 1 orang dokter dengan latar belakang pendidikan SI Kedokteran
Diampu oleh 2 orang perawat dengan latar belakang D III Keperawatan
Diampu oleh 4 orang bidan dengan latar belakang D III Kebidanan
Jaringan pelayanan Puskesmas Klabang
Pendidikan minimal D III Diampu oleh 11 orang bidan dengan latar belakang pendidikan D III Kebidanan
Diampu oleh 11 orang perawat dengan latar belakang pendidikan D III Keperawatan
B. Distribusi Ketenagaan
Berikut ini distribusi ketenagaan program P2P ISPA dan profesinya yang ada di Puskesmas Klabang :
Kegiatan Petugas Profesi
Pemegang program P2P ISPA
DWI INDAH AFIANTI Amd. Keb. Bidan
Unit Pelayanan Puskesmas Klabang
dr. IDA SETYOWATI
INTAN MUJI PENI S. AMd. Kep. EDI SUSANTO AMd. Kep. SATIYU AMd. Keb. SUHARTIN SST.
FIDI ASTUTIK AMd. Keb. ENI SUPRAPTI AMd. Keb.
Dokter Perawat Perawat Bidan Bidan Bidan Bidan
Jaringan pelayanan Puskesmas Klabang
Siti Rohani, Amd. Kep Ike Hesti P., Amd. Kep Agung Dwi P., Amd. Kep Evi Ernawati, Amd. Kep Mayla Evitasari, Amd. Kep Wilda Maghfiroh, Amd. Kep Arieska Kristiana W., Amd. Kep Ratna Puspita, Amd. Kep Lina Tri P., Amd. Kep Bambang Wahono Agung Aryadi, Amd. Kep Dwi Indah Afianti, Amd. Keb Livia D., Amd. Keb
Viqenina D.Y., Amd. Keb Helmi J. Amd. Keb
Cici Medyawati, Amd. Keb Nurul Khotimah, Amd. Keb Ike Dianti, Amd. Keb Sri Wahyuni, Amd. Keb Endah Tri W., Amd Keb Eva Maria, Amd. Keb
Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat Perawat Bidan Bidan Bidan Bidan Bidan Bidan Bidan Bidan Bidan Bidan C. Jadual Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan upaya kesehatan masyarakat dilakukan bersama oleh para pemegang program dalam kegiatan lokakarya mini bulanan maupun
tri bulanan/lintas sektor, dengan persetujuan kepala puskesmas.
2. Jadwal kegiatan upaya kesehatan masyarakat program P2P ISPA dibuat untuk jangka waktu satu tahun, dan di break down dalam jadwal kegiatan bulanan dan dikoordinasikan setiap pada awal bulan sebelum pelaksanaan jadwal. 3. Secara keseluruhan jadwal dan perencanaan kegiatan upaya kesehatan
masyarakat program P2P ISPA di koordinasikan oleh Kepala Puskesmas Klabang.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
1. Fasilitas & Sarana
Dalam pelaksanaan kegiatan, dibutuhkan beberapa sarana atau fasilitas bagi menunjang keterlaksanaanya kegiatan program P2P ISPA. Beberapa sarana atau fasilitas penunjang yang dapat membantu tugas program P2P ISPA yaitu :
a. Alat Transportasi
Kendaraan berfungsi untuk menunjang kegiatan P2P ISPA menuju lokasi kejadian.
b. Alat Komunikasi
Alat komunikasi berperan penting dalam menunjang komunikasi dengan lintas program dan lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan P2P ISPA . c. Alat pemeriksaan medis.
Untuk melakukan pemeriksaan penderita ispa dan pneumonia (ari timer, stetoskop).
d. Alat Pencatatan dan Pelaporan
1. Laptop atau computer dapat digunakan sebagi sarana mencatat laporan dan mengirimkan laporan ke DINKES Kabupaten.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup kegiatan
Penemuan penderita Pneumonia balita B. Metode kegiatan
Metode kegiatan program P2P ISPA adalah:
a. Penemuan/ deteksi dini kasus ispa dan pneumonia balita
Mendeteksi dini balita yang mengalami penyakit ISPA dan pneumonia dengan cara menggunakan ARI time untuk menghitung napas
Berdasarkan P2 ISPA mengklasifikasi ISPA sebagai berikut :
1. Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada ke dalam (chest indrawing) pada saat bernafas
2. Pneumonia : ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat
3. Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada ke dalam, tanpa nafas cepat. Rinofaringitis, faringitis, dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
b. Care Seeking
Kunjungan Rumah terhadap pasien yang menderita pneumonia dan diulang 3 hari kemudian
C. Langkah kegiatan a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab ISPA Pneumonia merencanakan kegiatan deteksi dini ISPA Pneumonia dan care seeking melalui POA BOK (plan of action Bantuan Operasional Kesehatan) pada kegiatan yang bersumber dana APBN.
b. Penggerakan pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P-2 petugas melakukan:
Membuat jadwal kegiatan
Mengkoordinasikan dengan bendahara pengeluaran atau bendahara BOK
Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
Melaksanakan kegiatan
c. pengawasan pengendalian penilaian (P3)
petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
petugas membuat notulen pada kegiatan yang berupa pertemuan
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Pedoman upaya Kesehatan masyarakat direncanakan dalam pertemuan lokakarya mini lintas program dan lintas sektor sesuai dengan tahapan kegiatan dan metoda pemberdayaan yang akan dilaksanakan.
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan UKM. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan UKM perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan puskesmas dan lintas sektor terkait dengan melakukan identifikasi risiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan. Upaya pencegahan risiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan UKM yang akan dilaksanakan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Kinerja pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dimonitor dan dievaluasi dengan menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadual 2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan 3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator kinerja UKM
BAB IX PENUTUP
Demikian pedoman program P2P ISPA ini dimaksudkan untuk memberikan acuan dalam melaksanakan program P2P ISPA sehingga dalam pelaksanaanya nanti kegiatan yang dilaksanakan akan lebih terarah. Dalam pelaksanaan kegiatan tentunya banyak sekali hambatan dan rintangan, namun dengan semangat yang tinggi dan kerja keras kami mampu mengatasinya, tentunya masih banyak kekurangan.
Diharapkan pada semua pihak yang terkait dapat melaksanakan program P2P ISPA dengan baik dan profesional sehingga mendapat hasil yang lebih baik sehingga dapat memberikan apresiasi baik yang bersifat positif atau sebaliknya.