• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARTUS POSTMATUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PARTUS POSTMATUR"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Partus postmatur merupakan salah satu bentuk kegawatdaruratan medis yang terjadi pada ibu hamil dan ibu yang akan bersalin. Partus postmatur adalah kehamilan lebih dari 43 minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata-rata 28 hari. Sedangkan menurut Greenhill yaitu persalinan yang timbul 2 minggu atau lebih, sejak taksiran tanggal persalinan. Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin.

Hingga kini belum diketahui secara pasti yang menyebabkan ibu hamil mengalami postterm, namun faktor resiko ibu yang kemungkinan mengalami kehamilan seperti ini diantaranya adalah ibu yang mengandung calon anak pertama, pernah mengalami kehamilan postterm, janin yang dikandung berjenis kelamin laki-laki, factor genetic terutama ibu (30%), kelainan kongenital serta informasi terkini dikarenakan ibu mengalami obesitas. Insiden gestasi pascamatur diperkirakan antara 3,5 % dan 15% dan hanya sekitar 4% kehamilan berakhir setelah 42 minggu (Bobak, 2004).

Banyak dampak yang terjadi pada ibu dan bayi pada proses persalinan postterm. Pada persalinan posterm kemungkinan besar akan mengakibatkan bayi besar atau makrosomia, dan pada ibu kemungkinan dapat terjadi perobekan perinium, risiko tinggi kelahiran dengan operasi dan kecemasan pada ibu.

Pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dari pelayanan dasar yang terjangkau oleh seluruh masyarakat. Salah satunya berupa pelayanan kesehatan ibu yang berupaya agar setiap ibu hamil dapat melalui kehamilan dan persalinannya dengan selamat. Seorang perawat dituntut agar mampu memberikan pelayanan yang tepat dan akurat.

Masalah ini yang menjadikan bahasan dalam asuhan keperawatan klien pada persalinan dengan komplikasi partus postmature menjadi sangat menarik untuk diangkat dan dipelajari kelompok kami, semoga apa yang kami tulis dalam karya kami dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kami mahasiswa keperawatan khususnya dan khalayak ramai pada umunya.

(2)

1.2 Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa dapat menjelaskan definisi Partus Postmature 2. Mahasiswa dapat menjeleskan klasifikasi Partus Postmature 3. Mahasiswa dapat menjelaskan etiologi Partus Postmature 4. Mahasiswa dapat menjelaskan patofisiologi Partus Postmature 5. Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis Partus Postmature 6. Mahasiswa dapat menjelaskan pemeriksaan diagnostik Partus Postmature 7. Mahasiswa dapat menjelaskan penatalaksanaan Partus Postmature

8. Mahasiswa dapat menjelaskan komplikasi Partus Postmature 9. Mahasiswa dapat menjelaskan prognosis Partus Postmature

10. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Web of Cause Partus Postmature 11. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada

persalinan dengan komplikasi Partus Postmature 1.3 Manfaat Penulisan

Dapat mengetahui konsep-konsep yang mendasari profesi keperawatan mengenai persalinan dengan komplikasi Partus Postmature sehingga penulis makalah mempunyai dasar keilmuan yang kuat dalam memberikan asuhan keperawatan pada persalinan dengan komplikasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tahap Perkembangan Janin Dari Minggu ke Minggu MINGGU KE-1 :

Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik

(3)

berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar yg mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma dan memulai proses pembuahan. 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang bisa menembus indung telur. Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara tekun menerobos dinding indung telur.

MINGGU KE-2 :

Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu blastosit terpaut pada endometrium.

MINGGU KE-3 :

Sampai usia kehamilan 3 minggu, seseorang mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.

MINGGU KE-4 :

Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila seseorang melakukan tes kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).

MINGGU KE-5 :

Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan

(4)

membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi kencing.

MINGGU KE-6 :

Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski seseorang belum bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak

MINGGU KE-7 :

Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru.

MINGGU KE-8 :

Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi Anda. Jika Anda bisa melihat , ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi, saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6 minggu setelah pembuahan. Bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna

MINGGU KE-9 :

Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram. MINGGU KE-10 :

Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.

(5)

Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.

MINGGU KE-12 :

Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan kelopak mata.

MINGGU KE-13 :

Pada akhir trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen , nutrisi dan pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram. Kepala bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin membesar untuk mengejar pembesaran kepala.

MINGGU KE-14 :

Tiga bulan setelah pembuahan, panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram. Lehernya semakin panjang dan kuat. Lanugo, rambut halus yang tumbuh di seluruh tubuh dan melindungi kulit mulai tumbuh pada minggu ini. Kelenjar prostat bayi laki-laki berkembang dan ovarium turun dari rongga perut menuju panggul. Detak jantung bayi mulai menguat tetapi kulit bayi belum tebal karena belum ada lapisan lemak

MINGGU KE-15 :

Tulang dan sumsum tulang di dalam sistem kerangka terus berkembang. Jika bayi Anda perempuan, ovarium mulai menghasilkan jutaan sel telur pada minggu ini. Kulit bayi masih sangat tipis sehingga pembuluh darahnya kelihatan. Akhir minggu ini, beratnya 49 gram dan panjang 113 mm. Bayi

(6)

sudah mampu menggenggam tangannya dan mengisap ibu jari. Kelopak matanya masih tertutup.

MINGGU KE-16 :

Bayi telah terbentuk sepenuhnya dan membutuhkan nutrisi melalui plasenta. Bayi telah mempunyai tulang yang kuat dan mulai bisa mendengar suara. Dalam proses pembentukan ini system peredaran darah adalah yang pertama terbentuk dan berfungsi. Janin mulai bergerak, tetapi tak perlu kuatir jika seseorang tak merasakannya. Semakin banyak kalsium yang disimpan dalam tulang bayi seiring dengan perkembangan kerangka. Bayi berukuran 116 mm dan beratnya 80 gram

MINGGU KE-17 :

Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram, bayi masih sangat kecil. Lapisan lemak coklat mulai berkembang, untuk menjada suhu tubuh bayi setelah lahir. Tahukah, saat dilahirkan, berat lemak mencapai tiga perempat dari total berat badannya. Rambut, kening, bulu mata bayi mulai tumbuh dan garis kulit pada ujung jari mulai terbentuk. Sidik jari sudah mulai terbentuk MINGGU KE-18 :

Mulailah bersenandung sebab janin sudah bisa mendengar pada minggu ini. Ia pun bisa terkejut bila mendengar suara keras. Mata bayi pun berkembang. Ia akan mengetahui adanya cahaya jika Anda menempelkan senter yang menyala di perut. Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram. Bayi sudah bisa melihat cahaya yang masuk melalui dinding rahim ibu. Hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.

MINGGU KE-19 :

Tubuh bayi diselimuti vernix caseosa, semacam lapisan lilin yang melindungi kulit dari luka. Otak bayi telah mencapai jutaan saraf motorik karenanya ia mampu membuat gerakan sadar seperti menghisap jempol. Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.

MINGGU KE-20 :

Setengah perjalanan telah dilalui. Kini, beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16 cm. Dibawah lapisan vernix, kulit bayi mulai membuat lapisan dermis, epidermis dan subcutaneous. kuku tumbuh pada minggu ini. Proses penyempurnaan paru-paru dan system pernafasan. Pigmen kulit mulai terlihat.

(7)

Usus bayi telah cukup berkembang sehingga ia sudah mampu menyerap atau menelan gula dari cairan lalu dilanjutkan melalui sistem pencernaan manuju usus besar. Gerakan bayi semakin pelan karena beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.

MINGGU KE-22 :

Indera yang akan digunakan bayi untuk belajar berkembang setiap hari. Setiap minggu, wajahnya semakin mirip seperti saat dilahirkan. Perbandingan kepala dan tubuh semakin proporsional

MINGGU KE-23 :

Meski lemak semakin bertumpuk di dalam tubuh bayi, kulitnya masih kendur sehingga tampak keriput. Ini karena produksi sel kulit lebih banyak dibandingkan lemak. Ia memiliki kebiasaaan "berolahraga", menggerakkan otot jari-jari tangan dan kaki, lengan dan kaki secara teratur. Beratnya hampir 450 gram. Tangan dan kaki bayi telah terbentuk dengan sempurna, jari juga terbentuk sempurna.

MINGGU KE-24 :

Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang. Kulit bayi mulai menebal

MINGGU KE-25 :

Bayi cegukan, apakah seseorang merasakannya, ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup dan mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia akan cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik. Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan tinggi badan 34-37 cm.

MINGGU KE-26 :

Bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang ringan dan mencoba untuk memberi cahaya

(8)

lebih disekitar perut, mungkin bunda akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.

MINGGU KE-27 :

Minggu pertama trimester ketiga, paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indera perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm. MINGGU KE-28 :

Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh. Lemak dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.

MINGGU KE-29 :

Kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui). Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi badan 37-39 cm.

MINGGU KE-30 :

Lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya semakin terasa Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya. Saat ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-gerakan senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic

(9)

fluid) di rahim bunda semakin berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.

MINGGU KE-31 :

Plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak 500 ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan fisik bayi sudah mulai melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43 cm.

MINGGU KE-32 :

Jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini. Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi.

MINGGU KE-33 :

Bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot bayi belum benar-benar bersatu. Bayi sudah bisa mengambil nafas dalam-dalam walaupun nafasnya masih di dalam air. Apabila bayinya

(10)

laki-laki maka testis bayi sudah mulai turun dari perut menuju skrotum. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi badan sekitar 43-45 cm.

MINGGU KE-34 :

Bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui. Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-46 cm.

MINGGU KE-35 :

Pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bayi sudah semakin membesar dan sudah mulai memenuhi rahim bunda. Apabila bayi bunda laki-laki maka di bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi badan sekitar 45-47 cm.

MINGGU KE-36 :

Kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan mama dan papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm.

MINGGU KE-37 :

Kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm. Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar rahim. Bayi pada saat ini sedang belajar untuk mengenal aktifitas harian, selain itu bayi juga sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram, dengan tinggi 48-49 cm MINGGU KE-38 HINGGA MINGGU KE-40 :

(11)

2.2 Definisi Partus Postmature

Definisi standar untuk kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin. (Varney Helen, 2007)

Kehamilan postmatur menurut Prof. Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo adalah kehamilan yang melewati 294 hari atau lebih dari 42 minggu lengkap di hitung dari HPHT.

Menurut Dr. Chrisdiono, ada beberapa definisi yang dikemukakan, yaitu; Kehamilan Post Term ialah suatu kehamilan yang melewati 42 minggu (294 hari) dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT), sering pula disebut kehamilan lewat waktu. Kehamilan Post Date ialah kehamilan yang telah melewati hari perkiraan kelahiran (280 hari) atau EDC (expected day of confinement). Kehamilan Post Mature lebih mengacu pada janinnya, dimana dijumpai tanda-tanda seperti kuku panjang, kulit keriput, plantar creases yang sangat jelas, tali pusat layu dan terwarnai oleh mekoneum.

2.3 Klasifikasi Partus Postmature

Berdasarkan derajat insufisiensi plasenta yang terjadi, tanda posmaturitas dapat dibagi dalam 3 stadium:

1. Stadium I: kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi maserasi sehingga kulit kering, rapuh, dan mudah mengelupas.

2. Stadium II: seperti stadium I disertai pewarnaan mekonium (kehijauan) di kulit.

3. Stadium III: seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit, dan tali pusat.

2.4 Etiologi Partus Postmature

Etiologi dari partus postmatur belum diketahui dengan pasti. Faktor yang dikemukakan adalah hormonal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang (Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar kortisol yang rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan

(12)

insufisiensi plasenta juga diduga berhubungan dengan kehamilan lewat waktu.

Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunya kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intrauterin. Etiologi postmatur yaitu tidak timbulnya His karena kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta & kerentanan akan stress (Kapita Selekta, 2000).

2.5 Patofisiologi Partus Postmature

Penyebab daripada terjadinya bayi lahir postmatur adalah faktor hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang (Mochtar, Rustam, 1999). Diduga adanya kadar kortisol yang rendah pada darah janin. Selain itu, kurangnya air ketuban dan insufisiensi plasenta juga diduga berhubungan dengan kehamilan lewat waktu. Fungsi plasenta memuncak pada usia kehamilan 38-42 minggu, kemudian menurun setelah 42 minggu, terlihat dari menurunnya kadar estrogen dan laktogen plasenta. Terjadi juga spasme arteri spiralis plasenta. Akibatnya dapat terjadi gangguan suplai oksigen dan nutrisi untuk hidup dan tumbuh kembang janin intrauterin. Sirkulasi uteroplasenta berkurang sampai 50%. Sehingga janin dapat mengalamo pengecilan ukuran janin dan kurang nutrisi. Volume air ketuban juga berkurang karena mulai terjadi absorpsi pada organ ginjal dan usus dari janin. Mekonium yang diaspirasi kembali oleh janin mengakibatkan sindrom aspirasi mekonium yang dapat mengakibatkan atelektasis. Keadaan-keadaan ini merupakan kondisi yang tidak baik untuk janin. Risiko kematian perinatal pada bayi postmatur cukup tinggi : 30% prepartum, 55% intrapartum, 15% postpartum.

2.6 Manifestasi Klinis Partus Postmature

1. Keadaan klinis yang dapat ditemukan ialah gerakan janin yang jarang, yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara obyektif

(13)

dengan KTG kurang dari 10 kali/20 menit.

2. Air ketuban berkurang dengan atau tanpa pengapuran (kalsifikasi) plasenta diketahui dengan pemeriksaan USG.

3. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu. 2.7 Pemeriksaan Diagnostik Partus Postmature

Menurut Manuaba, dkk. (2007) diagnosis postmaturus tidak sukar, asalkan mengetahui dengan baik tanggal menstruasi terakhir. Sebagian besar pasien, terutama di negara berkembang, tanggal menstruasinya tidak diketahui sehingga diagnosis hamil serotinus/postmatur dilakukan secara tidak langsung : 1. Mengetahui tanggal haid terakhir, maka perkiraan tanggal lahir dapat

ditentukan dengan rumus Naegle

2. Melalui perkiraan tahap aktivitass janin dalam rahim (yang sudah baku) 3. Membandingkan dengan kehamilan orang lain yang sudah bersalin

4. Menggunakan ultrasonografi untuk memperkirakan berat janin, waktu persalinan, menentukan biofisik profil janin/kesejahteraan janin intrauteri

Dengan diagnosis kemungkinan hamil serotinus sehingga pertimbangan persalinan sebaiknya segera.

2.8 Penatalaksanaan Partus Postmatur

Menurut Oxorn dan Forte (2010) bila kelahiran dilakukan per vaginam, maka selama persalinan :

1. Monitoring DJA secara cerrmat amatlah penting 2. Infus glukosa harus sudah diberikan

3. Bila memungkinkan, pasien berbaring pada sisinya untuk menghindari hipotensi supinasio (supine hypotension)

4. Sedasi yang berlebihan dapat membahayakan

5. Persalinan yang lama berbahaya; sectio caesarea perlu dipertimbangkan setelah 12 hingga 18 jam

6. Gawat janin menuntut kelahiran dengan cara yang paling aman

Menurut Stright (2004) panatalaksanaan keperawatan pada partus postmatur adalah :

1. Mengkaji janin secara cermat untuk mengidentifikasi risiko

a. Lakukan pengkajian risiko secara hati-hati pada waktu masuk rumah sakit

b. Pantau status janin dengan ketat 2. Mencegah komplikaso persalinan

a. Bantu induksi persalinan

(14)

c. Beritahu petugas atau dokter terhadap kemungkinan kelahiran bayi yang cedera

3. Memberi dukungan fisik dan emosional 4. Memberi penyuluhan klien dan keluarga

Menurut Manuaba, dkk. (2007) Metode pertolongan persalinan pada hamil postdate/postmatur ialah sebagai berikut :

1. Expectative menegement (manajemen menunggu)

a. Prinsipnya : mengharapkan proses persalinan spontan tanpa rangsangan dari luar

b. Sambil menunggu persalinan spontan, harus dilakukan evaluasi kesejahteraan janin dalam uterus dengan berbagai teknik yang adekuat sehingga dapat segera diketahui mulai terjadinya gangguan janin dalam bentuk gawat janin

c. Gawat janin merupakan indikasi mutlak untuk dilakukan terminasi secara induksi atau langsung seksio caesarea

Gawat janin diperlihatkan :

1) Denyut jantung janin tidak teratur

2) Denyut jantung janin di bawah 100 atau di atas 160/menit pada waktu tidak ada kontraksi uterus

3) Keluarnya meconium pada presentasi kepala

d. Metode yang dipilih tergantung dari keadaan janin dan keadaan maternal saat itu

2. Melakukan induksi

a. Ini hanya merupakan batu loncatan yang akhirnya akan diselesaikan dengan tindakan SC

b. Harus dilakukan observasi ketat terhadap kesejahteraan janin dalam uterus dengan alat yang memadai

3. Langsung dengan SC (sectio caesarea)

a.

Tindakan SC dapat dikaji melalui beberapa pertimbangan

b.

Salah satu pertimbangan : AFI kurang dari 5 cm merupakan indikasi mutlak untuk SC

c.

Indikasi DC menjadi lebih tegas bila terdapat kombinasi antara AFI kurang dari 5 cm dan janin yang makronomia atau serviks belum matang.

(15)

2.1 Komplikasi Partus Postmature

1. Oligohidramnion (400 cc normalnya pada kehamilan 34-37 minggu adalah 1.000 cc, aterm 800 cc)

2. Warna mekonium (aspirasi air ketuban yang disertai mekonium dapat menimbulkan gangguan pernapasan bayi/janin, gangguan sirkulasi bayi setelah lahir, dan hipoksia intrauterin sampai kematian janin)

3. Makrosomia (terjadinya tumbuh kembang janin dengan berat 4.500 gr) 4. Dismaturitas bayi (Dismaturitas ditandai dengan munculnya gejala

Clifford: kulit (subkutan berkurang dan diwarnai mekonium, otot makin lemah, kuku tampak panjang, tampak keriput, tali pusat lembek, mudah tertekan dan disertai oligohidramnion)

2.9 Progonosis Partus Postmature

Kematian janin pada kehamilan serotinus (postmaturus) meningkat bila pada kehamilan normal (37-41 minggu) angka kematiannya 1,1%. Oleh karena itu, pada 43 minggu angka kematian bayi menjadi 3,3% dan pada kehamilan 44 minggu menjadi 6,6%. Pada beberapa kasus meskipun usia kehamilan melebihi 42 minggu, fungsi plasenta tetap baik sehingga terjadi anak besar (>4000 gram) yang dapat menyulitkan persalinan. Morbiditas ibu meningkat karena kejadian partus buatan dan seksio sesarea meningkat. (Sastrawinata, 2004)

(16)

Menurut Oxorn dan Forte (2010) Mortalitas perinatal meningkat pada kehamilan yang lama, tapi hal ini terjadi hampir sepenuhnya pada bai-bayi dysmatur. Angka-angka yang tercatat bervariasi, namun kemungkinan angka kematian pada minggu ke-43 adalah dua kali, pada minggu ke-44 tiga kali, dan pada minggu ke-45 lima kali lebih besar daripada angka kematian bayi-bayi yang dilahirkan aterm. Peningkatan mortalitas janin terjadi sebelum permulaan persalinan, selama persalinan serta kelahiran, dan dalam periode neonatal.

2.10WOC Partus Postmatur (Terlampir Dibawah)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERSALINAN PARTUS POSTMATUR

3.1 Anamnesa

1. Identitas Klien

Nama, umur, ras, gravida, alamat, dan nomor telepon, agama, status perkawinan, pekerjaan, dan tanggal anamnesis.

2. Keluhan Utama

Menurut Manuaba (1998) dalam bukunya Ilmu Kebidanan, keluhan ibu pada kasus PARTUS POSTMATUR adalah :

1) Kehamilan belum lahir setelah melewati 42 minggu.

2) Gerak janin makin berkurang dan kadang-kadang berhenti sama sekali.

(17)

3) Berat badan ibu mendatar atau menurun. 4) Air ketuban terasa berkurang.

5) Gerak janin menurun.

3. Riwayat Kehamilan Sekarang.

Mengkaji kronologis dari awal kehamilan hingga dirasakan keluhan dan dibawa ke layanan kesehatan. Pada persalinan postterm kebanyakan ibu akan dibawa ke layanan kesehatan setelah tidak merasakan tanda-tanda bayi akan lahir setelah lewat dari taksiran persalinan seperti sakit perut hilang timbul tidak dirasakan, lendir bercampur darah juga tidak ada, keluar air ketuban tidak ada, dan gerakan janin tidak dirasakan.

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Penyakit kronis yang dapat mempengaruhi terjadinya Postterm 1) Kehamilan postmatur sebelumnya

2) Penyakit berat misal pneumonia, hepatitis, damam rematik, difteri, dan polio.

3) Kebiasan mengonsumsi alkohol dan merokok 5. Riwayat Keluarga

1) Usia ayah dan ibu, juga statusnya.

2) Adakah anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan persalinan yang sama.

6. Riwayat Menstruasi 1) Umur menarche.

2) Frekuensi, jarak/siklus jika normal. 3) Lamanya.

4) HPHT, lama dan jumlah normalnya. 5) Disminore.

6) Perdarahan uterus disfungsional, misalnya spotting, menoragia, dan lain-lain.

7. Riwayat Obstetri

1) Primi/multi. Primigravida berisiko lebih besar terjadinya postmatur 2) Tipe golongan darah (ABO dan Rh)

3) Kehamilan yang lalu a. Tanggal terminasi b. Usia genital c. Tempat lahir

d. Masalah obstetrik, medis dan sosial yang lain, dalam kehamilan, dalam persalinan.

e. Riwayat imunisasi TT sebelumnya

f. Obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama hamil 8. Riwayat Ginekologi

1) Infeksi vagina.

(18)

9. Riwayat Seksual

Pola hubungan seksual, rekuensi berhubungan, dan masalah seksual lainya.

10. Riwayat Pernikahan

1) Menikah atau tidak

2) Berapa kali menikah

3) Berapa lama menikah. 11. Riwayat KB

Untuk mengetahui apakah klien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi dan apakah ada kegagalan dalam menjalankan program berKB (Sutjiati, 2010).

12. Riwayat Antenatal Care (ANC), Persalinan Dan Nifas Yang Lalu 1) Antenatal Care (ANC)

a. Taksiran berat janin (TBJ)

Pada kehamilan serotinus pada umumnya ditemukan TBJ tidak sesuai dengan umur kehamilan, ini dimungkinkan bayi menjadi besar atau makin kecil.

b. Tinggi fundus uteri (TFU)

Dalam trimester pertama pemeriksaan tinggi fundus uteri serial dalam sentimeter dapat bermanfaat bila dilakukan pemeriksaan secara berulang tiap bulan. Lebih dari 20 minggu, tinggi fundus uteri dapat menentukan umur kehamilan secara kasar. Jika mengalami penurunan dimungkinkan terjadi pertumbuhan janin yang terlambat karena adannya insufisiensi plasenta.

c. Gerakan janin

Gerak janin atau quickening pada umumnya dirasakan ibu pada umur kehamilan 18-20 minggu. Pada primigravida dirasakan sekitar umur kehamilan 18 minggu, sedangkan pada multigravida pada 16 minggu. Petunjuk umum untuk menentukan persalinan adalah quickening ditambah 22 minggu pada primigravida atau ditambah 24 minggu pada multigravida.

d. Denyut Jantung Janin (DJJ)

Dengan stetoskop Laenec DJJ dapat didengar mulai umur 18-20 minggu, sedangkan dengan Doppler dapat terdengar pada umur kehamilan 10-12 minggu.

(19)

Kehamilan dapat dinyatakan sebagai kehamilan postterm bila didapat 3 atau lebih dari 4 kriteria hasil pemeriksaan sebagai berikut: a) Telah lewat 36 minggu sejak tes kehamilan positif.

b) Telah lewat 32 minggu sejak DJJ pertama terdengar dengan Doppler.

c) Telah lewat 24 minggu sejak dirasakan gerakan janin pertama kali.

d) Telah lewat 22 minggu sejak terdengarnya DJJ pertama kali dengan stetoskop Laennec.

e. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Bila telah dilakukan pemeriksaan ultrasonografi serial terutama sejak trimester pertama, hampir dapat dipastikan usia kehamilan. Pada trimester pertamapemeriksaan panjang kepala-tungging (crown-rump length/CRL) memberikan ketepatan kurang lebih 4 hari dari taksiran persalinan.

2) Persalinan

Spontan atau buatan, lahir aterm atau prematur, ada atau tidak perdarahan, waktu persalinan ditolong oleh siapa, dimana tempat melahirkan, ada atau tidak riwayat persalinan prematur sebelumnya. 3) Nifas

Apakah ada luka episiotomi atau robekan jalan lahir yang telah dijahit. 13. Pola Kebiasaan Sehari–hari:

1) Pola nutrisi

Makan teratur 3 kali sehari, 1 piring nasi, lauk, sayur dan buah, minum kurang lebih 8 gelas per hari, susu, teh dan air putih.

2) Pola Aktivitas

Apa aktivitas sehari-hari yang dilakukan ibu. 3) Pola Seksual

Untuk mengetahui apakah hubungan seksual berlangsung dengan normal dan ada keluhan atau tidak.

4) Pola eliminasi

Untuk mengetahui frekuensi BAB dan BAK serta output cairan. 5) Perokok dan pemakai obat-obatan.

Untuk mengetahui apakah ada kebiasaan merokok dan mengkonsumsi obat-obatan serta alkohol.

3.2 Pemeriksaan

1. Pemeriksaan Umum 1) Keadaan umum.

(20)

2) Kesadaran.

Untuk mengetahui tingkat kesadaran yaitu composmentis, apatis, samnolen, atau koma. Normalnya kesadaran composmentis.

3) Tanda-tanda vital 4) Berat badan.

Untuk mengetahui adanya kenaikan berat badan selama hamil. Penambahan berat badan rata-rata 0,3-0,5 kg/ minggu. Tetapi nilai normal untuk penambahan berat badan selama kehamilan 9-12 kg.

5) Tinggi badan.

Untuk mengetahui tinggi badan ibu hamil, kurang dari 145 cm atau tidak, termasuk resiko tinggi atau tidak.

6) LILA

Untuk mengetahui lingkar lengan atas ibu, normalnya 23,5 cm. 2. Pemeriksaan fisik

1) Rambut: Untuk menilai warna, ketebalan, distribusi merata atau tidak 2) Muka: Muka pucat atau tidak, ada kelainan atau tidak, ada oedema atau

tidak.

3) Mata: Konjungtiva pucat atau kemerahan, skelera putih atau tidak 4) Hidung: Untuk mengetahui ada tidaknya polip

5) Telinga: Bagaimana keadaan daun telinga, liang telinga, bentuk telinga, dan posisinya

6) Mulut: Untuk mengetahui apakah mulut bersih dan kering, ada carries, dan karang gigi atau tidak

7) Leher: Untuk mengetahui apakah ada pembesaran vena juguluris, pembesaran kelenjar limfe dan tyroid

8) Mamae: Untuk mengetahui bentuk payudara dan pigmentasi puting, puting susu menonjol, benjolan abnormal dan kolostrum

9) Axilla: Adakah tumor atau benjolan, adakah nyeri tekan atau tidak 10) Ekstremitas: Untuk mengetahui apakah ada oedema atau tidak,

terdapat varicess atau tidak, reflex patella + / -3. Pemeriksaan Khusus Obstetri

1) Inspeksi

Untuk mengetahui pembesaran perut sesuai usia kehamilan, bentuk abdomen, linea alba / nigra, striae albkan / lividae, kelainan dan pergerakan janin.

2) Palpasi

Untuk mengetahui TFU dengan cara menggunakan pita ukur, dilakukan pengukuran dengan menempatkan ujung pita ukur pada tepi atas sympisis pubis dan tetap menjaga pita ukur agar tetap menempel pada dinding abdomen da diukur jaraknya kebagian atas fundus uteri.

(21)

3) HIS / Kontraksi

Pada ibu post matur tidak ada his walaupun kehamilan sudah mencapai 42 minggu

4) Tafsiran Berat Janin

Untuk memperkirakan berat badan janin. Pada ibu dengan PARTUS PREMATUR iminens tafsiran berat janin adalah > 2500 gram

4. Pemeriksaan Dalam Anogenital 1) Vulva/vagina

Untuk mengetahui adakah edema, varises, luka, kemerahan atau tidak, pembesaran kelenjar bartolini, ada pengeluarann pervaginam atau tidak, ada pembukaan atau tidak, penipisan, presentasi, selaput ketuban masih utuh atau tidak dan sudah sejauh mana penurunan kepala.

2) Perineum.

Untuk mengetahui ada bekas luka atau tidak, ada keluhan atau tidak 3) Anus.

Untuk mengetahui ada hemoroid atau tidak, ada kelainan atau tidak. 5. Penilaian Keperawatan Bayi Postterm Meliputi :

1)Mengamati cedera kelahiran atau trauma 2)Status pernapasan

3)Refleks

4)Pemantauan tanda-tanda vital 5)Pemantauan cairan intravena. 6. Pemeriksaan penunjang

Menurut Mansjoer (2001), pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan adalah:

1) USG untuk menilai usia kehamilan, oligohidramnion, derajat maturitas plasenta.

2) KTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin

3) Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi (tes tanpa tekanan, dinilai apakah reaktif atau tidak dan tes tekanan oksitosin). Salah satu tanda dari postmaturitas adalah air ketuban yang berwarna kehijauan yang berasal dari mekonium, menunjukkan bahwa terjadi gawat janin.

4) Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik > 20%

5) Gas darah arteri (GDA) menunjukkan hipoksia kronis dalam rahim karena insufisiensi plasenta

(22)

6) Hitung darah lengkap (CBC) menunjukkan polisitemia akibat penurunan oksigenasi di utero

7) Hematokrit meningkat berhubungan dengan polisitemia dan dehidrasi 3.3 Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

Keperawatan 1 DS :Pasien mengatakan

pergerakan janin lemah DO :

Palpasi janin sulit

 DJJ = 82 x /menit

 Hasil USG didapatkan gerakan janin lemah

Kehamilan lewat bulan Fungsi plasenta menurun

Plasenta mengental Suplai nutrisi dan O2 ke

janin menurun Resiko gawat janin

Resiko gawat janin

2 DS : Pasien mengatakan cemas karena tidak ada tanda-tanda kelahiran, pasien mengungkapkan ketidaktahuannya

mengenai apa yang dialami DO :

-Kehamilan lewat bulan Tidak terdapat tanda-tanda kelahiran

Ibu cemas

Ansietas

3.4 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko gawat janin berhubungan dengan penurunan fungsi plasenta 2. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan

3.5 Rencana Keperawatan

1. Resiko gawat janin berhubungan dengan penurunan fungsi plasenta

Tujuan : Setelah dilakukan intervensi, diharapkan tidak terjadi kondisi gawat janin

Kriteria hasil : a. Gerakan janin aktif b. DJJ 120-140 x/mnt

c. Kontraksi uterus/ his tidak ada

(23)

e. BBL ≥ 2500 gr Intervensi :

a. Kaji gerakan janin dan denyut jantung janin sebelum proses persalinan hingga selesai persalinan.

Rasional : Terjadinya penurunan fungsi plasenta dapat mempengaruhi gerakan janin dan denyut jantung janin.

b. Anjurkan pasien untuk segera melakukan persalinan dengan metode sesuai kondisi pasien, lebih disarankan menggunakan metode SC kecuali jika masih memungkinkan untuk dilakukan pervaginam.

Rasional : Penurunan fungsi plasenta dengan keadaan serviks belum matang, dan pembukaan yang belum lengkap pada kondisi postterm menyebabkan terjadinya gawat janin yang mengharuskan untuk segera dilakukan persalinan.

c. Periksa pembukaan serviks dan penurunan kepala janin serta berikan tindakan sesuai dengan kondisi pasien.

a. Pada pembukaan serviks masih kecil dapat segera dilakukan rujukan. b. Pada pembukaan serviks sudah lengkap dapat periksa penurunan

kepala.

c. Pada penurunan kepala kurang dari Hodge III, segera lakukan rujukan.

d. Pada penurunan kepala berada pada Hodge III-IV dapat dilakukan persalinan pervaginam.

Rasional : Menentukan tingkat kegawatan janin dan jenis persalinan yang dapat dilakukan pada pasien postterm.

d. Berikan oksigen pada ibu dan atur posisi ibu dalam posisi berbaring miring.

Rasional : Bertujuan untuk membantu sirkulasi oksigen maternal ke janin dan menstabilkan denyut jantung janin sehingga menurunkan resiko gawat janin.

e. Kontrol DJJ janin secara rutin setiap 5 menit.

Rasional : Bertujuan untuk mengetahui kondisi janin dan mengidentifikasi adanya kedaruratan pada janin.

f. Periksa tanda vital ibu secara rutin setiap 10 menit.

Rasional : Bertujuan untuk memantau kondisi ibu selama proses persalinan hingga setelah persalinan.

(24)

2. Ansietas berhubungan dengan tidak adanya tanda-tanda kelahiran Tujuan :

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan klien mampu menunjukkan berkurangnya rasa cemas dan mampu mempertahankan koping yang positif.

Kriteria hasil :

a. Klien merasa tenang dan optimis dengan persalinannya.

b. Klien dapat menggunakan teknik relaksasi distraksi dengan efektif. c. Menggungkapkan pemahaman situasi individu dan kemungkinan hasil

akhir.

d. Klien tampak rileks, tanda-tanda vital dalam batas normal Intervensi :

a. Jelaskan prosedur intervensi keperawatan dan tindakan. Pertahankan komunikasi terbuka, diskusikan dengan klien kemungkinan efek samping dan hasil, pertahankan sikap optimis.

Rasional : Pengetahuan tentang alasan untuk aktifitas ini dapat

menurunkan rasa takut dari ketidaktahuan.

b. Orientasikan klien dengan pasangan pada lingkungan persalinan.

Rasional : Membantu klien dan orang terdekat merasa mudah dan

lebih nyaman.

c. Anjurkan tehnik relaksasi seperti teknik distraksi atau napas dalam

Rasional : Memungkinkan klien untuk merileksasikan otot-otot

supaya tidak tegang

d. Anjurkan penggungkapan rasa takut atau masalah

Rasional : Dapat membantu menurunkan ansietas dan merangsang

identifikasi perilaku koping. e. Pantau tanda-tanda vital pasien.

Rasional : TTV dapat berubah akibat ansietas

(25)

PENUTUP

4.1 Simpulan

Partus postmatur atau kehamilan lewat bulan adalah 294 hari setelah hari pertama menstruasi terakhir, atau 280 hari setelah ovulasi. Istilah lewat bulan (postdate) digunakan karena tidak menyatakan secara langsung pemahaman mengenai lama kehamilan dan maturitas janin. (Varney Helen, 2007)

Klasifikasi dilihat dari bayi yang dilahirkan secara postmatur. Terdapat dua klasifikasi, yaitu berdasarkan berat badan bayi prematur dan berdasarkan usia kehamilan serta berdasarkan penggolongan faktor penyebab.

Penyebabab dan manifestasi klinis beraneka macam tergantung klasifikasi partus postmature.

Penatalaksanaan persalinan dengan komplikasi partus premature meliputi modifikasi lingkungan, terapi perilaku, terapi farmakologi, terapi pembedahan, dan alat bantu dan health education. Dengan tujuan utama adalah keselamatan ibu dan bayi.

4.2 Saran

Sebagai seorang perawat sebaiknya kita mengetahui asuhan keperawatan pada persalinan dengan komplikasi partus postmature secara jelas agar dapat menunjang keahlian perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien secara tepat, sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dan dapat mengurangi serta memperbaiki kondisi klien.

DAFTAR PUSTAKA

(26)

Arif, Mansjoer, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius FKUI

Benson. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Edisi 9. Jakarta : EGC

Carpenito & Moyet. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Ed10. Jakarta: EGC

Hockenberry, Wilson. (2007). Wong’s Nursing Care of Infant and children, 8th edition. Mosby : Evolve

Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetri Williams : Panduan Ringkas Edisi 21. Jakarta : EGC

Luxner, Karla L., (2004). Delmar’s Maternal-Infant : Nursing Care Plans, 2th edition. Thomson : Delmar Learning

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC

Nanda Internasional, (2012). Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Nugroho, taufam. 2010. Kasus Emergency Bidan. Yogyakarta: Nuna Medika Oxorn Harry, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan

(Human Labor and birth). Yogyakarta : YEM

Prawirohardjo E.J. 2008, Ilmu Kebidanan, Penerbit Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta : TIM

Sastrawinata, Sulaiman. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi : Obstetri Patologi Edisi 2. Jakarta : EGC

Sinclair, Constance. 2009. Buku Saku Kebidanan. Jakarta: EGC

Stright, Barbara R. 2004. Panduan Belajar : Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir Ed.3. Jakarta : EGC

Varney, Helen dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. ed.4 vol.1. Jakarta : EGC

Wilkinson, Judith M., Ahern, Nancy R., (2009). Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis Nanda, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC

(27)

Referensi

Dokumen terkait

kerja bagi masyarakat di sekitarnya. Jasa per- tukangan banyak ditawarkan oleh masyarakat pendatang yang bermukim di Samarinda Ilir. Semua produk unggulan tersebut

Saya memperakui bahawa:  tesis ini adalah hasil kerja saya yang asli;  setiap petikan, kutipan dan ilustrasi telah dinyatakan sumbernya dengan jelas;  tesis ini tidak

KAJIAN KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA TEPUNG SUKUN (Artocarpus communis) TERMODIFIKASI DENGAN VARIASI KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN ASAM

Pada Tabel 5 terlihat bahwa nilai koefisien determinasi yang diperoleh dalam pengujian adalah sebesar 0,489 hasil tersebut menunjukan bahwa role of conflict ,

Hasil dari aplikasi yang disertai dengan evaluasi menggunakan kuesioner kepada para pemain Scrabble menunjukkan hasil keseluruhan yang hampir sempurna baik dalam tingkat kecerdasan

Dari hasil pengujian ini menunjukkan bahwa nilai stabilitas dari semua variasi suhu yang diteliti semuanya memenuhi syarat dan nilai stabilitas optimum terdapat

Here we report that mycophenolic acid, the active metabolite of the immunosuppressive agent mycophenolate mofetil and ribavirin, at concen- trations that have as such little or

Two channels from both sensors with similar wavelength are matched using BRISK, and the boresight angles are estimated by applying the sensor-model based RANSAC algorithm to