• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kelayakan Penambangan Batubara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Kelayakan Penambangan Batubara"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS

STUDI KELAYAKAN TAMBANG

Oleh :

NAMA IRVAN GUNAWAN NIM 03021181419003

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIERSITAS SRIEIJAYA 2016

(2)

BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan yang melimpah ruah, baik itu berupa hasil hutan maupun hasil tambang yang berupa bijih, minyak bumi, maupun mineral yang tersebar luas di daerah daerah yang ada di indonesia dan salah satunya adalah batubara yang merupakan sumber energi alternatif pengganti minyak bumi

Di Kabupaten Muara Enim terdapat endapan batubara yang cukup potensial untuk dikembangkan.namun dari itu kegiatan penambangan batubara melibatkan teknologi tinggi dan modal yang cukup besar.maka diperlukan kajian untuk menilai kelayakan operasi penambangan baik dari aspek teknis, ekonomis, maupun kondisi rona awal lingkungan.Perlu disusun Studi Kelayakan

Studi kelayakan selain berguna dalam mengambil keputusan jadi atau tidaknya rencana usaha penambangan itu dijalankan masih banyak fungsi lainnya. Bagi pemerintah, dokumen studi kelayakan, merupakan pedoman dalam melakukan pengawasan, baik yang menyangkut kontrol realisasi produksi, kontrol keselamatan dan kesehatan kerja, dan kontrol pengendalian aspek lingkungan. Dalam kegiatan usaha pertambangan kegiatan studi kelayakan dilakukan setelah kegiatan eksplorasi. Kagiatan eksplorasi bertujuan untuk menemukan endapan atau bahan galian tambang.

MAKSUD DAN TUJUAN

 Sebagai pertimbangan ilmiah dalam menilai kelayakan penambangan batubara dalam kajian (teknis, ekonomis, dan ronal) .

 Agar mendapatkan strategi penambangan yang efisien dan berwawasan lingkungan sesuai dengan kondisi lapangan atas dasar pertimbangan teknis dan ekonomis. RUANG LINGKUP

1. Kajian Teknis Aspek kajian teknis, meliputi:

1. Kajian hasil eksplorasi, berkaitan dengan aspek geologi, topografi, sumur uji, parit uji, pemboran, kualitas endapan, dan jumlah cadangan;

(3)

2. Hasil kajian data-data eksplorasi tersebut, sebagai data teknis dalam menentukan pilihan sistem penambangan, apakah tambang terbuka, tambang bawah tanah, atau campuran. Dalam perencanaan sistem penambangan dilakukan juga kajian aspek teknis lainnya, meliputi:

3. Kajian geoteknik dan hidrologi; 1. Kajian geoteknik dan hidrologi;

2. Kajian pemilihan jenis dan kapasitas alat produksi; 3. Proyeksi produksi tambang dan umur tambang;

4. Jadwal penambangan, berkaitan dengan sistem shift kerja; 5. Tata letak sarana utama dan sarana penunjang;

6. Penyediaan infrastukturtambang, meliputi pembuatan kantor, perumahan, jalan, dan lain-lain,

2. Aspek kajian nonteknis, meliputi:

1. Kajian peraturan perundang-undangan yang terkait aspek ketenagakerjaan, aturan K3, sistem perpajakan dan retribusi, aturan administrasi pelaporan kegiatan tambang, dan lain-lain;

2. Kajian aspek sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat, meliputi kajian aspek hukum adat yang berlaku, pola perilaku dan kebiasaan masyarakat setempat

3. Kajian pasar Berkaitan dengan supply and demand, dapat dianalisis dari karakteristik pasar, potensi, dan pesaing pasar (melalui analisis terhadap kebutuhan pasar dan supply yang telah berjalan, maupun dari analisis substitusi produk).

4. Kajian kelayakan ekonomis Adalah perhitungan tentang kelayakan ekonomis, berupa estimasi-estimasi dengan mempergunakan beberapa metode pendekatan. Secara umum, metode pendekatan dimaksud biasanya melalui analisis Net Present Value (NPV), Benefit Cos Ratio (BCR), Profitability Index (PI), Internal Rate of Return (IRR).

5. Kajian Kondisi Rona Awal Lingkungan yang berbentuk AMDAL dan UKL-UPL. Kajian lingkungan untuk industri pertambangan merupakan kegiatan yang wajib

(4)

AMDAL, karena baik dari sisi intensitas, ruang lingkup kegiatan, maupun dari sisi operasional dan pengolahan bahan galian merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan dampak serius dari segi aspek biotik aspek sosial ekonomi, sosial budaya ,aspek kesehatan masyarakata

SISTEMATIKA

Mengacu pada “Pedoman Penyusunan Laporan Studi Kelayakan, Eksploitasi dan Produksi”, sebagaimana tercantum pada Lampiran XIIIb Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1453 K / 29 / MEM / 2000 tanggal 3 November 2000 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan Umum. LOKASI STUDI KELAYAKAN

Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan Luas wilayah KP Eskplorasi : 5.574 ha

(5)

Palembang BAB II

KEADAAN UMUM

Pada keadaan umum lingkungan sekitar ada hal yang harus dikaji yaitu batasan batasan daerah wilayah penambangan dan beberapa keadaan umum sekitar wilayah penambangan:

KP Eksplorasi: Daerah Eksplorasi Detail :

Luas: 784 ha

LOKASI STUDI KELAYAKAN a.  200 km Barat daya Palembang b. kondisi jalan cukup baik

(6)

KEADAAN LINGKUNGAN

Kependudukan, Sosial, Ekonomi dan Budaya:

a. Terdiri dari bermacam suku (Asli, Jawa, Sunda) b. Pencaharian : pertanian & perkebunan

(padi, palawija, karet, kopi, sawit) Flora dan Fauna:

a. Daerah penelitian terdiri dari semak belukar, tanaman keras hutan, tanaman perkebunan seperti karet, durian, kopi dan sawit.

b. Flora: sebagian kecil meranti, rotan, dan berbagai jenis perdu

c. Fauna: ular, biawak, babi hutan, kancil, kera serta berbagai jenis burung d. Ikan air tawar (S. Enim dan S. Banko)

Iklim :

a. tropis, curah hujan rata-rata: 2.774,3 mm/thn, b. Temperatur rata-rata :26,6 C – 27,5 oC

c. Kelembaban udara : 74% - 92%

d. Kecepatan angin : 3 – 5 knot, arah tenggara (Apr-Sept) Pemanfaatan Lahan :

a. Bagian Barat : Hutan muda (beragam tumbuhan)

b. Bagian Tengah : Pemukiman dan Ladang penduduk (jeruk, salak, kopi, rambutan dan tanaman pangan)

c. Bagian Timur-Selatan : Perkebunan karet rakyat d. Bagian Utara : ladang musiman

Morfologi :

a. Dataran bergelombang (55%), bagian tengah & timur

(7)

BAB III

GEOLOGI DAN KEADAAN ENDAPAN

GEOLOGI

a. Formasi pembawa batubara : Formasi Muara Enim

b. Arah Umum batuan : Baratdaya-Timur Laut, kemiringan 1 – 11o ke timur c. Terdapat jalur sesar turun yang searah dengan arah umum, offset 100 d. Terdapat sesar normal dan sesar geser

GEOTEKNIK

a. Titik bor : GT-01, GT-02, GT-03, GT-04 dan GT-05

b. Analisis : Geomechanics Classification of Jointed Rock Masses (RMR) c. Rata-rata : kohesi 225 kPa, phi 42o

KEADAAN ENDAPAN

a. 132 lubang bor (115 open hole, 10 core hole, dan 7 geotech hole). Total depth 11.192 m

b. Terdapat 6 seam utama : Seam JST, RUM, TTG, SF, DN, dan RIO c. Strike Baratdaya-Timurlaut, dip 1 - 11 kearah timur

Ketebalan rata-rata lapisan batubara 1. Seam JST : 2,2 – 5,2 m 2. Seam RUM : 0,5 – 1,1 m 3. Seam TTG : 7,2 – 12,8 m 4. Seam SF : 15,5 – 19,9 m 5. Seam DN : 3,4 – 7,3 m 6. Seam RIO : 3,0 – 7,2 m

(8)

BAB IV

RENCANA PENAMBANGAN

Dari data kajian dan data yang didapat kita dapat menentukan suatu system penambangan dan metode penambangan apa yang diapakai:

a. Sistem Penambangan : Cyclic mining a. Tinggi Jenjang : 9 m,

b. Lebar : Berm 20 m (lereng kerja) dan 10 m (lereng akhir) c. Kemiringan lereng tunggal : 45o

d. Kedalaman penggalian : elevasi -100 m b. Sistem Pengangkutan : shovel-dump truck c. Penimbunan tanah penutup : back filling method d. Penambangan dimulai dari batas barat ke arah timur PENIRISAN TAMBANG

Saluran Penirisan

Lebar dasar saluran : 0,62 m, Kemiringan dinding saluran : 45, Kedalaman saluran : 0,52 m, Kemiringan dasar saluran : 1%, Tinggi permukaan air : 0,4 m ,Kecepatan Aliran : 1,26 m/detik,Debit air : 0,51 m3/det

RENCANA PRODUKSI

Cadangan Tertambang (Pilot Project) : 140.774.000 ton Penambangan :

1. Tahun 1 550.000 ton 2. Tahun 2 1.100.000 ton 3. Tahun 3, dst 2.200.000 ton Umur Tambang : 65,24 tahun

(9)

BAB VI

PENGANGKUTAN DAN PENIMBUNAN Pengangkutan tanah ke timbunan

a. Jarak Angkut: ± 2 km

b. Peralatan : Exc Caterpillar 375 LME (3,5m3) c. DT Nissan CWB 520 (17,7m3) (± 25 km/jam) Pengangkutan Batubara ke Stockpile Tambang

a. Jarak Angkut: ± 2 km

b. Peralatan : Ex Catterpillar 375 LME (4,4m3) c. DT Nissan CWB 520 (17,7m3) (± 25 km/jam) KEBUTUHAN PERALATAN MEKANIS

(10)

BAB VII

LINGKUNGAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K-3) PENGELOLAAN

1. Kolam Pengendapan 2. Revegetasi bekas jenjang 3. Revegetasi timbunan PEMANTAUAN

1. (air, udara, tanah, biota perairan) 2. Analisis laboratorium

3. Pelaporan

KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

Sesuai kemampuan perusahaan dan mengacu pada peraturan yang berlaku Mengacu pada pedoman RKL dan RPL

REKLAMASI

KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA PROGRAM K3 (Mengacu Kep. Men. No. 555.K)

1. Penyediaan alat Pelindung diri 2. Pelatihan K3

3. Pengawasan, inspeksi, dan lomba K3 4. Menempatkan Manajer K3LH 5. Pemantauan kestabilan lereng

(11)

BAB VIII

ORGANISASI DAN TENAGA KERJA

(12)
(13)

BAB IX PEMASARAN

Batubara di lokasi termasuk kategori batubara peringkat menengah, oleh karena itu pamanfaatan terbuka luas untuk pemanfaatan domestik maupun untuk ekspor.

Pemasaran saat ini masih difokuskan pada pemasaran domestik, terutama sebagai bahan bakar PLTU di sekitar lokasi tambang. Pada masa mendatang tidak tertutup

kemungkinan pemasaran untuk memenuhi kebutuhan batubara lainnya, baik antara pulau maupun untuk ekspor

(14)

BAB X

INVESTASI DAN ANALISIS KELAYAKAN

Metode : analisis aliran kas diskonto (discounted cash flow analysis) Asumsi yang digunakan :

1. Struktur pembiayaan : 65% pinjaman & 35% sendiri 2. Suku bunga : 18, 20, dan 22 % per tahun

3. Faktor ekskalasi : 5%, 7%, dan 9% per tahun 4. Bagian Pemerintah (Royalti) : 7,5% per tahun

5. Harga batubara : Rp 90.000 – Rp 130.000 (di Stockpile) 6. Penambangan : 110% x penjualan

7. Depresiasi dan amortisasi : linier 8. Stripping Ratio : 1,9 BCM/ton

(15)

BAB XI KESIMPULAN LUAS WILAYAH

Wilayah KP Eksplorasi terletak di Kab. Muara Enim, Prov. Sumatera Selatan, yang meliputi areal seluas  5.574 ha. Pada tahap awal akan dilakukan penambangan pada pilot project seluas 800 ha

CADANGAN

Cadangan di wilayah KP : 202 juta ton Cadangan di pilot project: 140 juta ton SR rata-rata : 1,9 BCM/ton; RENCANA PENAMBANGAN

Penambangan dari batas barat lokasi tambang ke arah timur Metode penambangan : cyclic mining

Peralatan penambangan : shovel – dump truck Metode penimbunan : outside dump  backfilling RENCANA PRODUKSI DAN UMUR TAMBANG Rencana Penambangan :

Tahun 1 : 550.000 ton Tahun 2 1.100.000 ton Tahun 3, dst 2.200.000 ton

Cadangan Tertambang : 140.774.100 ton Umur Tambang : 65,24 tahun

JUMLAH TENAGA KERJA

77 orang (tahun 1), 104 orang (tahun 2), 164 orang (tahun 3, dst) Sebagian besar adalah operator peralatan mekanis.

(16)

PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Pengelolaan lingkungan : kolam pengendapan, revegetasi bekas tambang dan revegetasi lokasi outside dump. Pemantauan lingkungan : sampling (air, udara, tanah, biota perairan), analisis laboratorium dan pelaporanMengacu pada dokumen RKL dan RPL

Berdasarkan kajian teknis, ekonomis, dan rona awal lingkungan, endapan batubara di wilayah lokasi studi kelayakan layak ditambang.

Referensi

Dokumen terkait

program untuk membantu individu dalam rangka menyelesaikan masalah yang sedang dihadapinya, agar dapat terpecahkan sehingga individu tersebut dapat segera memperbaiki

Jadi walau saya dari Gangnam, tapi jika saya kerap kali berkata saya orang Gangnam, itu adalah hal yang berkebalikan.” “Saya tidak bisa mengatakan hal ini adalah

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik identifikasi kata kunci dalam pembelajaran keterampilan menyimak ternyata sangat

Pada penelitian ini terdapat tiga data yaitu tentang Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan Belanja Modal. Untuk mendeskripsikan dan menguji pengaruh antara

 Secara bersama-sama dan berkesinambungan antara tim pembimbing dan mahasiswa mendiskusikan pokok-pokok pikiran yang akan dituangkan dalam skripsi yang meliputi

Kami lebih senang mati daripada melanggar hukum nenek moyang!” Ketika anak yang kedua hampir putus nyawanya, berkatalah ia, “Memang benar, Bangsat, engkau dapat

Seperti yang kita ketahui, aplikasi website adalah konsumsi publik sehingga pengembang tidak akan dapat memastikan siapa pengguna atau user yang memakai aplikasi tersebut

Data primer antara lain berupa data material bawah permukaan hasil dari pendugaan geolistrik yang dikorelasikan dengan nilai permeabilitas (Tabel 1) sebagai perhitungan