Update ilmu di Periodontic
Update Seminar
UNAIR NEWS – Sebagai bentuk tanggung jawab syiar ilmu, Departemen Periodonsia bekerjasama dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) mengadakan Community Professional
Development (CPD). Bertempat di gedung Airlangga Medical
Education Center (AMEC), CPD dilaksanakan dalam bentuk Periodontic Update seminar dengan mengusung tema The art of
Periodontic, akhir Mei lalu. Jika selama ini ilmu periodonsia
hanya diartikan sebatas ilmu jaringan penyangga gigi, maka ke-183 peserta yang hadir belajar lebih jauh mengenai perawatan estetika di bidang periodonsia.
Sejumlah pakar ilmu periodonsia FKG UNAIR dihadirkan untuk memberikan seminar dan workshop. Materi yang diberikan pun beragam. Di antaranya, perawatan estetik untuk mengoreksi garis senyum yang terlalu tinggi, pembuatan gusi tiruan pada kasus gigi yang mengalami resesi, perawatan estetik untuk memanjangkan tampilan mahkota gigi dan persiapan soket gigi sebelum pemasangan implant.(*)
Penulis: Humas FKG Editor: Rio F. Rachman
USIPP 2016, Keliling Kota
Lintas Negara Sambil Diskusi
UNAIR NEWS – Tahun ini, UNAIR kembali menjadi peserta program USIPP (US-Indonesia Partnership Program) 2016. Program kerjasama antar universitas di Amerika dan Indonesia inimerupakan ajang tahunan yang diikuti oleh lima universitas, yaitu dari Indonesia ada Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, dan Universitas Gajah Mada, sedangkan dari Amerika yaitu Lehigh University dan Towson University. Pada tahun ini, tema yang diangkat dari USIPP adalah “Democratic Society and
Religious Prularisme”.
Program yang diadakan mulai tanggal 29 Mei hingga 30 Juni tersebut, diikuti oleh 12 mahasiswa yang terdiri dari 6 mahasiswa Indonesia dan 6 mahasiswa dari kedua universitas di Amerika. Salah satu mahasiswa peserta USIPP dari UNAIR adalah Amalia Mastur, mahasiswa jurusan Hubungan Internasional angkatan 2013.
Amel, sapaan akrab Amalia Mastur, menceritakan pengalaman-pengalamannya ketika mengikuti program USIPP tahun ini. Ketika berada di Amerika, Amel dan kawan-kawan diajak untuk keliling Baltimore, lalu di Washington DC mereka disambut di Kedutaan Besar Indonesia. Perjalanan dilanjutkan ke New York, lalu menuju ke Nine Eleven Museum, hingga ke Pensylvania.
“Kesannya menarik, karena kita bisa tau kenapa orang Indonesia dibilang ramah banget, karena memang kita itu ramah banget. Waktu kita ke Amerika, jarang kita temui orang senyum, jarang orang menawarkan bantuan,” kenang Amel. “Kalau di Indonesia kita berdiskusi masalah agama, tapi kalau di Amerika yang dibahas adalah rasial,” imbuhnya.
Sedangkan di Indonesia terutama di Surabaya, selain mendapatkan city tour, mahasiswa peserta USIPP diajak untuk berdiskusi bersama dengan para dosen UNAIR. Antara lain diskusi mengenai keberagaman budaya Indonesia dan Interfaith
Dialogue, Senin (27/7).
“Yang di UNAIR itu, mereka kita ajak keliling ke Tugu Pahlawan, terus ke House of Sampoerna, lalu ke Ampel, dan juga kita diterima langsung oleh Konjen (Konsulat Jenderal, red) Amerika yang bertempat di Jalan Untung Suropati. Sebenarnya
itu adalah city tour, tapi itu kan juga memperlihatkan prularisme di kita seperti apa,” terang Dewi Sartika, selaku Koordinator International Partnership UNAIR. “Kita juga adakan diskusi, yang masih berkaitan dengan tema USIPP 2016,” imbuhnya.
Dewi mengatakan, pada Selasa (28/6), peserta USIPP diajak untuk berkunjung ke Gunung Bromo. Ia menjelaskan, selain bersenang-senang dan melihat sunrise, tujuan mereka ke salah satu tempat pariwisata Indonesia tersebut juga dalam rangka diskusi dengan para tetua kawasan Tengger,
“Kan disitu Umat Hindu lebih mayoritas daripada Muslim, jadi kita ingin lihat prularisme dari perspektif mereka,” terangnya.
Dewi berharap, program tahunan tersebut dapat meningkatkan hubungan dan kerjasama universitas antar Amerika dan Indonesia, khususnya UNAIR, sebagai salah satu peserta.
“Karena melalui program ini kami mendapatkan partner baru, dan itu bagus untuk pengembangan secara akademik dan untuk mahasiswanya. Jadi mahasiswa bisa exchange kesana. Kedua, kami juga ingin menunjukkan mahasiswa yang luas understanding-nya antar bangsa. Misalnya, Indonesia dengan Amerika, jadi mahasiswa akan lebih openminded akan suatu hal,” pungkasnya. Penulis : Dilan Salsabila
Editor : Nuri Hermawan
Media (30/6)
Pendekar yang Terjun ke Dunia Asuransi
Profesi seseorang sering kali tidak ada kaitan langsung dengan latar belakang pendidikan. Hal ini terjadi pada Nuris Yusuf Laksono alumnus Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga yang saat ini menduduki jabatan sebagai Brand Manager PT Asuransi Umum Bumida 1967 Surabaya. Berawal dari mendaftar sebagai management trainee di perusahaan asuransi Nasional, Nuris yang pernah menjadi atlet pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) ini berhasil diterima setelah menjalani beberapa tes. Nuris mengaku, banyak hal berguna yang didapat dari pencak silat saat memasuki dunia kerja, salah satunya adalah kesiapan mental yang terbentuk saat belajar silat. Sempat mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan hal-hal baru, memutuskan Nuris untuk mengambil gelar keahlian asuransi dari Asosiasi Ahli Manajemen Asuransi Indonesia (AAMAI) dan Jakarta International College (JIC) dan lainnya.
Sindo , 30 Juni 2016 halaman 20
Penerimaan Mahasiswa Baru Dievaluasi
SBMPTN telah diumumkan, sebanyak 126.804 peserta dinyatakan lolos SBMPTN 2016. Menurut Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan, akan mengevaluasi penerimaan mahasiswa baru. Tujuannya untuk menjaring siswa-siswa sekolah yang berprestasi. Kemrisekdikti akan membuat formulasi agar calon mahasiswa bisa ikut tes PTN lebih dari sekali. Sementara itu, tahun ini peserta lolos SBMPTN tersebar di 78 PTN se-Indonesia. Dari hasil SBMPTN diketahui ITB memperoleh posisi tertinggi sebagai PTN dengan nilai rataan diterima tertinggi di bidang sains dan teknologi dengan rata-rata 700,10. Selanjutnya, di bidang sosial dan humaniora berada di prodi Ilmu Hukum Universitas Airlangga
dengan nilai 842,69.
Republika, 29 Juni 2016 halaman 3
Piawai Menari Tradisional
Ketertarikan pada dunia seni membuat Lisna Sari, mahasiswi Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga bernia mempelajari berbagai jenis kesenian, salah satunya tari. Dia mengaku sejak kecil dikenal memiliki perilaku hiperaktif hingga akhirnya memilih aktivitas tari sebagai kegiatan pengisi waktu luang. Lisna pribadi lebih suka menampilkan kebudayaan Aceh. Hingga akhirnya dia memilih bergabung dalam Komunitas Pecinta Kebudayaan Aceh di kampusnya. Dari komunitas itulah dia mulai belajar tari Saman secrara otodidak. Awal mula terarik dengan tari Saman karena sebelumnya Lisna memang sudah piawai menari tarian tradisional. Ia berpikir untuk memperkaya keterampilan menarinya dengan membawakan tarian dari daerah lain dan tari Saman menjadi pilihannya.
Sindo, 30 Juni 2016 halaman 14 Penulis: Afifah Nurrosyidah Editor: Defrina Sukma S.
Guru Besar FKG UNAIR, Prof.
Dr. Hj. Tien Soesmiati
Surojo. Drg, Tutup Usia
UNAIR NEWS – Sivitas Universitas Airlangga sedang berduka. Pasalnya, salah satu putra terbaiknya Prof. Dr. Hj. Tien Soesmiati Surojo, Drg., wafat pada Rabu, (29/6). Guru besar
bidang mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UNAIR tersebut, meninggal dunia di usia 87 tahun. Sebelum dikebumikan, jenazah disemayamkan di Masjid Ulul Azmi Kampus C UNAIR untuk kemudian disalatkan, Kamis (30/6).
Pada prosesi persemayaman, Rektor UNAIR, Prof. Dr. Moh. Nasih, SE., MT., Ak., CMA., menyampaikan bahwa tiada hentinya Allah SWT mengingatkan kepada hadirin akan kebesaran-Nya, yakni dalam bentuk kematian. Baginya, kepergian Prof. Tien kehadapan yang Maha Kuasa merupakan pembelajaran penting bagi yang masih hidup. Rektor juga mengutip sebuah materi ceramah ramadan, bahwa kematian adalah sebenar-benarnya mudik, yakni mudik ke kampung halaman sejati di surga Allah SWT.
“Karena sesungguhnya rumah kita yang abadi adalah Surga Allah SWT,” tegasnya.
Masih dalam prosesi persemayaman, Prof. Nasih juga menegaskan bahwa tugas yang masih hidup adalah memberikan kesaksian akan segala kebaikan almarhum. Prof. Tien yang telah mengabdi selama lebih dari 50 tahun di UNAIR menjadi bukti pengabdian terbaik pada almamater, khususnya dalam dunia kesehatan gigi. “Kami seluruh sivitas UNAIR turut menjadi saksi bahwa beliau adalah orang baik, yang turut serta mengabdi dalam dunia kedokteran gigi,” tegasnya.
Setelah persaksian, Rektor ke-13 UNAIR tersebut juga menjelaskan bahwa kewajiban selanjutnya adalah memaafkan semua kesalahan dan khilaf almarhum semasa hidup, serta mendoakan dan menyalatkan untuk kemudian diantar ke pemakaman.
“Kita semua yakin bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati, dan pasangan kehidupan adalah kematian, tidak ada yang lain. Kesedihan ini kami wujudkan dengan doa-doa kepada beliau untuk mengantarkan ke peristirahatan terakhir,” jelasnya.
Dalam salat jenazah tersebut, wakil rektor III UNAIR, Prof. Mochammad Amin Alamsjah, Ir., M.Si., Ph.D., bertindak sebagai
imam. Setelah salat jenazah, almarhum kemudian dikebumikan di TPU Keputih Surabaya. (*)
Penulis: Nuri Hermawan Editor: Dilan Salsabila