• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. DESKRIPSI UMUM 4.1 Deskripsi SMP Tamansiswa 4.2 Karakteristik Responden

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. DESKRIPSI UMUM 4.1 Deskripsi SMP Tamansiswa 4.2 Karakteristik Responden"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

IV. DESKRIPSI UMUM

4.1 Deskripsi SMP Tamansiswa

Sekolah Menengah Pertama Tamansiswa berada di Kota Jakarta Pusat DKI Jakarta, terletak di Jl. Garuda No.25. Letak sekolah SMP Tamansiswa memiliki letak strategis di pusat kota Jakarta. Sekolah ini berada dekat pada pusat keramaian, yakni Stasiun Senen dan Mall Atrium. SMP Tamansiswa Kemayoran berdiri tahun 1952 dengan Visi, Misi dan Tujuan yang lebih terprogram mengunakan kurikulum nasional dan ciri khas kurikulum ketamansiswaan didukung SDM yang profesional dan berkomitmen. Secara strukural SMP Tamansiswa berada di bawah Yayasan Tamansiswa yang berpusat di Jogyakarta. Status sekolah ini disamakan dan memiliki nilai akreditasi B. Kelas-kelas yang ada di sekolah SMP Taman Siswa terdapat empat kelas pararel yaitu : kelas 1, 2, 3, dan 4 yakni Siswa kelas 8, 9, dan 10, sehingga secara keseluruhan SMP ini memiliki 12 kelas. Dengan jumlah total murid sebanyak 423 siswa dan jumlah total guru sebanyak 23 orang (Instrumen Profil SMP Tamansiswa, 2008).

Sekolah SMP Tamansiswa memiliki keunggulan khususnya dalam pengembangan bakat dan kepribadian siswa, terutama pengembangan kompetensi di bidang non akademik. Hal ini terlihat dari penghargaan-penghargaan yang didapat setiap tahunnya. Selain itu, adanya keterlibatan yang tinggi dari siswa untuk aktif dalam ekstrakulikuler yang diadakan di sekolah.

Reputasi sekolah tergolong baik berkaitan dengan pencegahan terjadinya peristiwa kriminal di lingkungan sekolah, baik oleh siswa maupun seluruh staf dan guru di sekolah tersebut. Hal ini disebabkan tindakan proaktif dari guru-guru, khususnya guru BK (Bimbingan Konseling) yang cepat tanggap menangani kasus-kasus siswa-siswa sekolah Tamansiswa. Secara umum perilaku siswa di sekolah tergolong wajar, artinya tidak pernah ditemukan kasus siswa yang melebihi batas kenakalan remaja atau terlibat dengan pihak kepolisian.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan salah satu faktor yang diduga berhubungan dengan keterdedahan khalayak terhadap berita kriminal. Karakteristik responden akan menentukan bagaimana keterdedahan khalayak.

(2)

Karakteristik responden terdiri dari umur, jenis kelamin, prestasi akademis, dan motif menonton. Sebaran data karakteristik responden dapat diuraikan di bawah ini.

4.2.1 Umur

Sebaran data mengenai umur responden ditetapkan berdasarkan kisaran umur remaja awal. Dan data umur responden diambil berdasarkan pada satu tahun ajaran yang sama. Data sebaran responden berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Umur

Umur Kelas (orang) Total siswa

(orang) Kelas 8-1 Kelas 8-2 Kelas 8-3 Kelas 8-4

13 tahun 8 (30) (30) 8 (22) 6 (18) 5 (47) 27 14 tahun 7 (23) (23) 7 (26) 8 (28) 9 (53) 31 Total 58 (100)

Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase

Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa umur responden relatif seragam berkisar antara 13-14 tahun. Hal ini dapat dipahami karena seluruhnya responden adalah murid kelas 8 SMP dan orangtua mereka menyekolahkan anak ke SD pada usia enam tahun. Perbedaan umur diantara kedua kelompok tersebut hanya disebabkan oleh perbedaan usia pertama kali masuk sekolah (kelas 1 SD) yaitu kurang atau lebih dari enam tahun.

4.2.2 Jenis Kelamin

Sebaran data mengenai jenis kelamin responden berdasarkan pembedaan secara biologis yang dikategorikan atas laki-laki dan perempuan. Data sebaran responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 3.

(3)

Tabel 3. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin

Kelas (orang) Total siswa

(orang) Kelas 8-1 Kelas 8-2 Kelas 8-3 Kelas 8-4

Laki-laki 8 (28) 7 (24) 7 (24) 7 (24) 29 (50) Perempuan 7 (24) 8 (28) 7 (24) 7 (24) 29 (50) Total 58 (100)

Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase

Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa jumlah responden laki-laki dan perempuan memiliki persentase yang seimbang yakni 29 persen. Hal ini dapat dipahami karena jumlah responden penelitian ini diambil secara acak dan proporsional, sehingga jumlah laki-laki dan perempuan ditetapkan dalam jumlah yang sama. Hal ini diperlukan untuk menentukan perbedaan karakteristik variabel jenis kelamin dalam hubungannya dengan variabel lainnya, juga untuk menghindari kesalahan penelitian.

4.2.3 Prestasi Akademis di Kelas

Data responden mengenai prestasi akademis di kelas ditinjau apakah mereka memiliki peringkat tinggi, sedang, dan rendah berdasarkan penilaian guru yang dinyatakan pada akumulasi nilai akademik total dalam buku rapor. Data sebaran responden berdasarkan prestasi akademis di kelas dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Prestasi Akademis di Kelas

Prestasi akademis

di kelas

Kelas (orang) Total siswa

(orang) Kelas 8-1 Kelas 8-2 Kelas 8-3 Kelas 8-4

Tinggi (1-5) (33) 2 (33) 2 (17) 1 (17) 1 (10) 6 Sedang (6-10) (18) 2 (36) 4 (28) 3 (18) 2 (19) 11 Rendah (>10) 11 (27) 9 (22) 10 (24) 11 (27) 41 (71) Total 58 (100)

(4)

Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa sebagian besar responden kelas 8 memiliki prestasi akademis yang tergolong rendah yakni sebesar 71 persen. Hal ini diketahui berdasarkan jumlah akumulasi nilai akademis di rapor. Menurut Wakil Kepala Sekolah SMP Tamansiswa, pemberian ranking di rapor tidak lagi dilakukan di sekolah ini, dengan alasan untuk menghindari sterotipe guru terhadap anak-anak didiknya, begitu pula antar sesama murid kelas 8.

4.2.4 Motif Menonton

Motif menonton merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri remaja untuk menonton siaran televisi sesuai kebutuhannya yang berpotensi mengarahkan perilaku remaja tersebut dalam menoton televisi, yang meliputi motif informasi, motif interaksi sosial, motif mengisi waktu luang, dan motif hiburan. Berdasarkan jawaban responden, tidak ada responden yang menyatakan bahwa motif menonton responden merujuk pada motif interaksi sosial. Data sebaran responden berdasarkan motif menonton lebih lanjut dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Motif Menonton Televisi

Motif Menonton

Kelas (orang) Total siswa

(orang) Kelas 8-1 Kelas 8-2 Kelas 8-3 Kelas 8-4

Informasi 6 (60) 2 (20) 1 (10) 1 (10) 10 (17) Mengisi waktu luang 4 (31) 4 (31) 3 (23) 2 (15) 13 (23) Hiburan 5 (14) 8 (23) 10 (29) 11 (34) 35 (60) Total 58 (100)

Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase

Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa proporsi terbanyak responden kelas 8 yakni sebanyak 35 persen memiliki motif menonton televisi tergolong motif hiburan. Berdasarkan jawaban responden diketahui bahwa mereka menonton televisi bertujuan untuk melepaskan ketegangan, menjadikan diri mereka santai, melepaskan diri atau terpisah dari permasalahan, dan memperoleh kenikmatan jiwa (rasa senang, bahagia).

(5)

Hal ini dapat dipahami bahwa umumnya responden memilih jenis tayangan seperti infotaiment, kuis, sinetron, reality show, dan komedi sebagai program acara yang biasa ditonton responden. Dapat diketahui muatan jenis tayangan di atas mengandung unsur hiburan yang lebih besar.

4.2.5 Lokasi tempat tinggal

Lokasi tempat tinggal responden adalah situasi yang menggambarkan suasana sekitar pemukiman remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden tinggal di rumah orangtua (100%), tidak ada responden yang tinggal di rumah saudara, asrama, maupun lainnya. Data sebaran responden berdasarkan lokasi tempat tinggal dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Lokasi Tempat Tinggal

Lokasi tempat tinggal Kelas (orang) Total

siswa (orang) Kelas 8-1 Kelas 8-2 Kelas 8-3 Kelas 8-4 1. Jarak dari pusat keramaian

• Dekat (< 500 m) • Sedang (500-1000 m) • Jauh (> 1000 m) Total 12 (24) 3 (33) - 12 (24) 3 (33) - 12 (24) 2 (22) - 13 (28) 1 (12) - 49 (84) 9 (16) - 58 (100) 2. Frekuensi tindak kriminal :

• Tidak Pernah • Jarang(1-3 kali/bulan) • Sering(>3kali/bulan) Total 1 (33) 2 (22) 12 (26) - 1 (12) 14 (30) 1 (33) 4 (44) 9 (20) 1 (33) 2 (22) 11 (24) 3 (5) 9 (16) 46 (79) 58 (100) Total 58 (100)

Keterangan : Angka dalam kurung menunjukkan persentase

Berdasarkan Tabel 6 diketahui bahwa sebaran lokasi tempat tinggal responden berdasarkan sering/tidaknya terjadinya tindak kriminal menunjukkan bahwa sebanyak 79 persen responden tinggal di lingkungan yang sering terjadi tindak kriminal seperti pencurian, perampokan, pembunuhan, penculikan,

(6)

pemerkosaan, tindak kekerasan dan narkoba. Dan hampir keseluruhan jawaban responden menunjukkan bahwa tempat tinggal mereka dekat dari pusat keramaian seperti pasar, mall, stasiun, terminal, pertokoan, dan tempat hiburan (84%). Jarak tempat tinggal responden dari tempat-tempat diatas berkisar < 500 meter.

4.2.6 Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga terdiri dari jenis pekerjaan orangtua, pendidikan orang tua, dan pengawasan orang tua.

4.2.6.1 Jenis Pekerjaan Orangtua

Jenis pekerjaan orangtua macam usaha yang dilakukan bapak/ibu/wali yang menjadi sumber penghasilan utama keluarga, yang dikategorikan menjadi tidak bekerja, karyawan swasta, ibu rumah tangga, wiraswasta, buruh, PNS, dan TNI/POLRI. Data sebaran responden berdasarkan jenis pekerjaan orangtua dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Pekerjaan Orangtua (ayah dan ibu)

Pekerjaan orangtua

Kelas (persen) Total Siswa

(persen) Kelas 8-1 Kelas 8-2 Kelas 8-3 Kelas 8-4

Ayah : • Karyawan swasta • Wiraswasta • Buruh • PNS • TNI/POLRI • Tidak bekerja 13 60 13 - - 13 40 27 - 7 13 13 43 29 21 - - 7 21 21 50 - - 7 29 35 21 2 3 10 Total 100 Ibu : • Mengurus rumah tangga • Karyawan swasta • Wiraswasta • Buruh • Tidak bekerja 80 - 7 7 7 60 7 33 - - 43 14 21 - 21 57 21 14 - 7 60 10 19 2 9 Total 100

(7)

Pekerjaan orangtua responden beragam tiap kelas 8. Klasifikasi pekerjaan antara ayah dan ibu hampir mirip secara keseluruhan kelas 8. Sebagian besar ayah bekerja di luar rumah (90 %). Sedangkan ibu bekerja di rumah (60%). Proporsi terbanyak pekerjaan ayah sebagai wirasawasta (35%). Berdasarkan data siswa kelas 8 SMP Taman Siswa, wiraswasta mencangkup memiliki usaha sendiri, seperti pedagang keliling, mengelola toko, dan merintis usaha menjual jasa dan produk. Proporsi terbanyak pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga (35%), yakni pekerjaan yang mengurus urusan rumah tangga keluarga. Diantara ibu yang bekerja di luar rumah, proporsi terbanyak bekerja sebagai wiraswasta (19%).

4.2.6.2 Pendidikan Orangtua

Pendidikan orangtua adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang diraih bapak/ibu/wali. Dikategorikan meliputi SD, SMP, SMA, DI/D2/D3, dan S1/S2/S3. Data sebaran responden berdasarkan jenis pendidikan orangtua dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa Berdasarkan Pendidikan Orangtua (Ayah dan Ibu)

Jenis pekerjaaan orang tua

Kelas (persen) Total

siswa (persen) Kelas 8-1 Kelas 8-2 Kelas 8-3 Kelas 8-4

Ayah : SD SLTA SMU DI/D2/D3 SI/S2/S3 7 13 47 7 26 - 13 47 33 7 - 14 71 7 7 14 21 57 - 7 5 16 55 12 12 Total 100 Ibu : • SD • SMP • SMA • DI/D2/D3 • S1/S2/S3 13 20 53 13 - 7 13 60 20 - 14 14 64 - 7 14 36 50 - - 12 21 57 9 2 Total 100 Pendidikan orangtua responden yakni lulusan SMA. Dan sebanyak 57

(8)

umum, orangtua responden mengenyam pendidikan hingga tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Hal ini dapat diketahui bahwa orang tua responden telah mengenyam bangku pendidikan lebih dari batas wajib belajar sembilan tahun. Sebagian besar tingkat pendidikan orangtua responden tergolong kategori di atas standar pendidikan yang ditetapkan pemerintah. Pendidikan ayah lebih tinggi dibanding pendidikan ibu, hal tersebut diketahui pendidikan ayah tertinggi mencapai S1/S2/S3.

4.2.6.3 Pengawasan Orangtua

Pengawasan orangtua adalah arahan dan penjelasan yang diberikan ayah dan ibu atau wali kepada remaja saat menonton televisi. Data sebaran responden berdasarkan pengawasan orangtua dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rataan Skor Berdasarkan Pengawasan Orangtua di Kelas 8 SMP Tamansiswa

Pengawasan

Orangtua Kelas 8-1 Kelas 8-2 Kelas Rataan Kelas 8-3 Kelas 8-4 Skor1)

Menetapkan aturan

jam menonton televisi 2.1 2.0 1.8 1.6 1.9

Menetapkan aturan dengan siapa

menonton televisi. 1.6 1.2 1.3 1.2 1.3

Menjelaskan isi dari tayangan-tayangan di televisi. 1.7 2.2 2.1 1.9 2.0 Mengomentari kemasan/cara penyajian acara di televisi, seperti presenter, desain acara (apakah melalui dialog, kuis, episode, konser, dsb).

1.9 2.1 2 1.7 1.9

Menjelaskan gambar dari tayangan siaran

televisi. 1.4 1.9 1.8 1.9 1.8

Menetapkan aturan jenis tayangan televisi yang boleh/ tidaknya

ditonton. 2.2 1.7 1.7 1.8 1.9

Rataan Skor Total 1.8 1.9 1.8 1.7 1.8

Keterangan : 1) Rataan skor : 0-0.9: rendah (tidak pernah) 1-1.9 : sedang (jarang) 2-3 : tinggi (sering)

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa rataan skor total pengawasan orangtua kelas 8 tergolong kategori rendah (1.8). Orang tua jarang mengawasi

(9)

anak-anaknya dalam hal menjelaskan isi dari tayangan-tayangan di televisi dengan perolehan skor tertinggi (2.0).

Selanjutnya di peringkat kedua dengan perolehan rataan skor masing-masing (1.9) adalah menetapkan aturan jam menonton televisi, mengomentari kemasan/cara penyajian acara di televisi, dan menetapkan aturan jenis tayangan televisi yang boleh/ tidaknya ditonton. Di peringkat ketiga dengan perolehan skor (1.8) adalah menjelaskan gambar dari tayangan siaran televisi. Dan peringkat keempat dengan perolehan skor (1.3) adalah menetapkan aturan dengan siapa menonton televisi. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua tidak pernah mengawasi anak-anaknya menonton televisi. Oleh karena, orang tua tidak berada di rumah saat responden menonton di televisi disebabkan jam-jam tayang tayangan yang suka ditonton responden bertepatan saat orang tua sedang bekerja. Selain itu, umumnya saat menonton televisi responden didampingi oleh anggota keluarga lainnya (om/tante, kakak, adik).

Tabel 9 menunjukkan bahwa rataan skor total pengawasan orangtua termasuk kategori rendah (1.8), hal ini berarti orangtua dari seluruh responden kelas 8 kurang mengawasi anaknya pada saat menonton televisi terutama dalam hal memberikan arahan dan penjelasan kepada sang anak.

4.3 Deskripsi Berita Kriminal

Tayangan kriminal muncul di televisi diawali oleh SCTV yang membuat tayangan bertajuk Derap Hukum dan kemudian diikuti oleh stasiun-stasiun televisi lainnya Kurnia (Budhiarty, 2004). Hampir seluruh stasiun televisi gencar menayangkan berita kriminal dengan kemasan yang berbeda pula, agar dapat menarik perhatian khalayak. Khalayak bebas menentukan pilihan jenis berita kriminal. Program berita kriminal ditayangkan dengan jam tayang 24 jam setiap harinya. Sebanyak 16 jenis berita kriminal yang ditayangkan di stasiun swasta dengan kemasan berita yang memiliki kekhasan masing-masing. Berita kriminal dikemas dalam bentuk langsung dan mendalam. Berita langsung adalah berita yang langsung disampaikan pada pemirsa, dan berita mendalam adalah berita yang dikupas mendalam yang bertujuan memberi pemahaman yang mendalam

(10)

kepada pemirsa. Keterangan lebih lanjut mengenai berita-berita kriminal di televisi dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Deskripsi Berita Kriminal di Stasiun-stasiun Televisi

Judul berita kriminal

Stasiun

televisi Hari, jam tayang Keterangan

Buser (BL) SCTV Senin - Jumat, 11.30-12.00 Berita yang menayangkan kasus-kasus kriminal di Indonesia Buser menit(BM) SCTV Senin-Jumat, 01.00-01.30 Mengupas kasus-kasus kriminal secara mendalam DELIK (BM) RCTI Senin, 00.30 – 01.00 penyelidikan kasus yang sedang ada di masyarakat Dibalik Tragedi

(BM) TVone Kamis, 23.00 -00.00 Kasus kriminal yang dibahas secara kronologis Fakta (BM) ANTV Jumat , 23.30-00.00

Program news feature tentang permasalahan hukum dan kriminal yang aktual. Disajikan

dalam bentuk story telling. Mengejar

Buronan (BM) ANTV Selasa, 11.00 -11.30 Isinya membahas masalah pencarian buronan Metro realitas

(BM) Metro Selasa, 13.30 - 14.00

Menampilkan realitas kriminal yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat Patroli (BL) Indosiar Senin - Jumat, 11.30 - 12.00 ditayangkan setiap hari Kasus-kasus kriminal SERGAP (BL) RCTI 12.30 - 13.00 Setiap hari, menyiarkan berita-berita kriminal yang terjadi setiap hari. disiarkan

pada pagi dan siang hari. Sidik (BL) TPI Senin - Minggu, 11.00 - 11.30

Informasi kriminal dari berbagai daerah untuk mengetahui berbagai motif kejahatan yang selalu berkembang di masyarakat Sidik Kasus

(BM) TPI Sabtu dan Minggu, 11.30 - 12.00

Kasus kriminal yang menyita perhatian masyarakat dan sudah terungkap pelakunya oleh aparat

kepolisian

Sidik Pagi (BL) TPI Senin - Jumat, 06.00 - 06.30 kriminal penuh dengan guyonan Sidik Pagi mengantarkan berita dan sentilan ringan. Tangkap!!!(BL) ANTV Senin - Sabtu, 14.30 - 15.00 Tayangan berita kriminal disertai hal-hal lucu. Tangkap 2 (BL) ANTV Minggu, 14.00 - 14.30 menayangkan sisi lain dari dunia kejahatan, mengungkap berita kriminal dari sisi yang berbeda. TKP (BL) Trans7 Senin-Jumat, 11.00 - 11.30

Berita Kriminal dikemas dengan gaya berbeda, lengkap dengan pesan-pesan agar terhindar dari

kejahatan. Yang Membeli

Yang Tertipu (BM)

TVone Selasa, 16:30 - 17:00 Menayangkan kejadian seputar penipuan konsumen oleh pelanggan

Gambar

Tabel 2. Jumlah dan Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa  Berdasarkan Umur
Tabel 3. Jumlah  dan  Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa  Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 7. Jumlah  dan  Presentase Responden di Kelas 8 SMP Tamansiswa  Berdasarkan Pekerjaan Orangtua (ayah dan ibu)
Tabel 9. Rataan Skor Berdasarkan Pengawasan Orangtua di Kelas 8 SMP  Tamansiswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kasus korupsi yang terjadi di Kabupaten Tegal menyangkut dana proyek jalan lingkar Kota Slawi (jalingkos) yang digelapkan oleh Bupati Tegal Agus Riyanto sebesar Rp 3,955

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan kuat lentur dan beban batas yang terjadi pada panel sirip bambu dengan takikan pada permukaan panel

Tegangan keluaran realisasi Dari hasil simulasi komputasi dan realisasi dilaboratorium, sistem yang didesain untuk mendapatkan tegangan rendah tetapi memiliki arus

Villa Kusuma 7 Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran IPA materi mengenal anggota tubuh dan kegunaannya serta cara merawatnya dengan indikator hasil belajar sebagaimana

Dalam komunikasi organisasi, komunikasi antar karyawan (employee relations) sangat penting karena karyawan dalam suatu organisasi yang bisa dikatakan suatu kerangka

Tujuan pelaksanaan program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran anak sejak dini agar dapat membiasakan diri untuk menabung sehingga mampu mengelola keuangan, membedakan

Jumlah luka pada tanaman yang memiliki ketahanan horizontal lebih sedikit daripada varietas yang rentan pada kondisi yang sama dan diinokulasi dengan jumlah spora

Oleh karena itu penulis ingin membuat penelitian yang lebih mendalam tentang keistimewaan zaitun menurut Alquran serta manfaatnya di dalam ilmu kesehatan.