• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Tepung Limbah Biji Durian Sebagai Pengganti Tepung Jagung Dalam Ransum Terhadap Karkas Ayam Kampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Tepung Limbah Biji Durian Sebagai Pengganti Tepung Jagung Dalam Ransum Terhadap Karkas Ayam Kampung"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Ayam Kampung

Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang berasal dari ayam

hutan merah yang berhasil dijinakkan. Akibat dari proses evolusi dan domestikasi

maka terciptalah ayam kampung yang telah beradaptasi dengan lingkungan

sekitarnya, sehingga lebih tahan penyakit dan cuaca dibandingkan dengan ayam

ras (Sarwono, 1991).

Keistimewaan ayam kampung adalah tahan terhadap pengelolaan dan

lingkungan buruk, tidak peka terhadap kadar amoniak tinggi, dapat diberi pakan

kualitas jelek, serta tidak mudah stress bila memperoleh perlakuan kasar.

Sedangkan kendalanya adalah sangat rendah produktivitas dan tanggapan

terhadap makanan yang berkualitas (Murtidjo, 1985).

Populasi Ayam kampung

Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia tersebar diseluruh

wilayah Indonesia. Perkembangan populasi ayam kampung tampak jelas seperti

yang dilaporkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan(2012)

bahwa pada tahun 2010 sebanyak 251.173.531 ekor, sedangkan pada tahun 2011

meningkat mencapai 257.544.104 ekor.

Karakteristik Ayam Kampung

Salah satu ciri ayam kampung adalah sifat genetiknya yang tidak seragam.

(2)

cermin dari keragaman genetiknya. Disamping itu badan ayam kampung kecil,

mirip dengan badan ayam ras petelur tipe ringan (Rasyaf, 1998).

Nutrisi Ayam Kampung

Pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan

Faktor lingkungan yang paling berpengaruh adalah pakan. Hafez dan Dryer

(2000) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah

hereditas, pakan dan kondisi lingkungan. Penurunan bobot badan akan terjadi

pada ternak pada fase pertumbuhan bila diberikan pakan dengan kandungan

nutrisi yang rendah. Sutardi (1997) menyatakan bahwa ternak ayam kampung

akan dapat tumbuh secara optimal sesuai dengan potensi genetiknya bila

mendapat zat zat makanan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Tabel 1. Kebutuhan gizi ayam Kampung

tinggi, sehingga banyak dipakai sebagai bahan pakan penguat terutama pada

ternak ruminansia, non ruminansia, maupun pada unggas. Protein pada jagung

sendiri adalah zein dan defisiensi lisin. Dalam susunan ransum ayam kampung,

para ahli nutrisi ternak menyarankan agar jagung digunakan dengan kisaran

(3)

Tabel 7. Kandungan nutrisi tepung jagung

Buah durian merupakan buah yang tersedia sepanjang tahun. Menurut

Data Badan Pusat Statistik (2013) Indonesia merupakan Negara yang mempunyai

potensi yang besar dalam produksi buah durian. Pada tahun 2012 produksi

meningkat yaitu 834.011 ton/tahun .

Menurut Rukmana (1996) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai

berikut : Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Sub-divisi : Angiospermae,

Kelas :Dicotyledonae, Ordo :Bombacales, Famili :Bombacaceae, Genus :Durio,

Spesies : Durio zibethinus Murr. Persentase daging durian termasuk rendah yaitu

20 – 25%. Hal ini berarti bagian kulit 60 – 75% dan biji durian 5 – 15% belum

dimanfaatkan secara maksimal (Djaeni dan Prasetyaningrum, 2010).

Komposisi nutrisi dan gizi yang terkandung dalam biji durian yaitu

mengandung 30% karbohidrat 9.97% protein 9.79, kalsium 0.27%, fosfor 0.9%

(Jhonprimen, Turnip, dan Dahlan, 2012).

Biji durian merupakan limbah hasil perkebunan yang memiliki komponen

nutrisi dan zat gizi yang baik terutama karbohidrat. Menurut Mulyono (2004)

menambahkan bahwa pada prinsipnya kandungan nutrisi yang dibutuhkan oleh

ayam terdiri atas sumber energi, diantaranya karbohidrat sebagai sumber utama,

(4)

Zat nutrisi karbohidrat yang dikonsumsi manusia dan hewan terutama

digunakan sebagai sumber energi metabolik yaitu ATP, reaksinya sebagai berikut

: C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 38 ATP. Oleh karena itu zat nutrisi

karabohidrat untuk manusia dan ternak adalah sangat mutlak diperlukan. Pada

ternak unggas zat nutrisi tersebut sangat mutlak diperlukan sebagai sumber energi

dibandingkan zat nutrisi protein dan lemak.

Pada unggas, karbohidrat digunakan sebagai sumber energi utama.

Efisiensi penggunaan karbohidrat sebagai zat nutrisi pada ternak monogastrik

tergantung kepada jenis ternaknya. Untuk ternak monogastrik jenis unggas,

kemampuan menghidrolisis atau mencerna karbohidrat sangat terbatas karena

aktivitas enzim selulolitik dalamproses pencernaannya sangat rendah.

Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian karbohidrat

yang terlalu tinggi pada ternak unggas akan menurunkan tingkat pertumbuhan dan

menaikkan deposit glikogen pada hati dan pada akhirnya menyebabkan penurunan

pertumbuhan (Abun, 2008).

Pemberian tepung biji durian yang terbaik adalah 10% biji durian dalam

ransum. Semakin tinggi penambahan biji durian dalam perlakuan semakin rendah

rataan konsumsi ransum dan pertambahan bobot badan akan semakin menurun

pada ayam pedaging Suhaidi (2004).

Biji durian muda mengadung asam lemak siklopropena yang beracun.

Asam lemak siklopropena mempunyai gugusan siklis yaitu gugusan siklopropena.

Dalam uji asam lemak siklopropena yang di ujikan di PAU UGM, diketahui

bahwa keberadaan asam siklopropena tidak terdeteksi karena jumlahny yang

(5)

dominan. Konsentrasi asam lemak siklopropena >10 ppm dan akan berbahaya bila

di komsumsi. Mekanisme yang terjadi adalah dalam tubuh asam itu akan bersifat

penenang. Selain itu asam ini juga mempengaruhi mekanisme tubuh. Akibatnya

keberadaan senyawa ini akan sulit memecah lemak sehingga timbunan lemak

semakin meningkat dalam tubuh. Hal negatif lainnya adalah menyebabkan tubuh

menjadi kurus dan nafsu makan berkurang. Dan jika ransum pakan ternak

mengandung senyawa ini maka produktivitasnya akan menurun

(Anwar dan laelia, 2010).

Pemotongan Ayam

Syarat- syarat yang harus dipenuhi saat penyembelihan ayam adalah ayam

harus sehat dan tidak dalam keadaan lelah. Pada dasarnya ada dua cara

pengistirahatan ayam sebelum disembelih dengan dipuasakan dan tanpa

pemuasaan. Maksud dipuasakan adalah untuk memperoleh bobot tubuh yang

kosong dan mempermudah proses penyembelihan terutama ayam liar. Pada saat

penyembelihan darah harus keluar sebanyak mungkin. Jika darah keluar sempurna

maka darah 4 % dari bobot tubuh. Peruses pengeluaran darah biasanya selama 50–

120 detik tergantung pada besar kecilnya ayam yang dipotong (Soeparno, 1994).

Penyeduhan

Penyeduhan atau perendaman dalam air panas dilakukan dengan tujuan

untuk memudahkan proses pencabutan pada tahap berikutnya karena kolagen

yang mengikat bulu sudah terakogulasi. Suhu dan waktu perendaman yang

digunakan 54,50 C selama 60– 120 detik. Perendaman terlalu lama menyebabkan

(6)

Bobot Potong

Bobot potong merupakan hasil penimbangan bobot ayam sebelum

dilakukan pemotongan setelah dipuasakan 6 jam. Pemuasaan mempunyai tujuan

agar saluran pencernaan relatif sudah kosong sehingga pada saat proses

pemotongan, karkas tidak terkontaminasi oleh kotoran saluran pencernaan ayam

(Srigandono, 1998).

Ayam akan mengkonsumsi ransum lebih banyak apabila kandungan energi

didalam ransumnya rendah, karena ayam akan berusaha untuk memenuhi

kebutuhan energinya. Hal ini sejalan dengan Scott et al., (1982) yang menyatakan

bahwa semakin rendah energi ransum maka ayam akan mengkonsumsi ransum

lebih banyak daripada ransum berenergi tinggi. Menurunnya kandungan energi

dan protein akan menyebabkan semakin rendah protein yang dicerna dan

menurunnya protein yang diserap untuk bobot potong ayam (Wiranata, 2013).

Bobot potong dan persentase karkas ayam buras jantan umur 12 minggu

masing masing mencapai 713,70 g dan 60,05%. Karkas meliputi punggung 11%,

sayap 15,81%, dada 24,20%, paha atas 19%, dan paha bawah 18% (Muryanto et

al. 2002). Iskandar et al. (1998) menyatakan pertambahan bobot badan dan

persentase karkas ayam buras pada umur 12 minggu masing-masing sebesar 704 g

dan 62,89%.

Bobot Karkas

Karkas adalah bagian tubuh unggas setelah dipotong dan dibuang bulu,

lemak abdomen, organ dalam, kaki, kepala, leher dan darah, kecuali paru-paru dan

(7)

Faktor yang mempengaruhi bobot karkas pada dasarnya adalah faktor

genetis dan lingkungan. Faktor lingkungan dapat dibagi menjadi dua kategori

yaitu fisiologi dan kandungan zat makanan dalam pakan. Zat makanan merupakan

faktor penting yang mempengaruhi komposisi karkas terutama proporsi kadar

lemak (Lesson, 2000).

Komposisi karkas ayam dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain

bangsa, jenis kelamin, umur dan tingkat kepadatan kandang. Produksi karkas erat

hubungannya dengan bobot badan. Selain faktor bobot badan, bobot karkas juga

mempengaruhi genetis, umur, mutu ransum, tata laksana dan kesehatan ternak

(Soeparno, 1994). Siregar et al., (1982) menyatakan bahwa bobot karkas yang

normal adalah 65-75% dari bobot hidup.

Meningkatnya kandungan protein dalam karkas, dan meningkatnya

deposisi protein yang merupakan indikasi dari proses pemanfaatan protein pakan.

Deposisi protein yang bernilai positif, berarti ternak tersebut memanfaatkan

protein yang tinggal ditubuh untuk meningkatkan bobot badan (Maynard dan

Loosli, 1969).

Karkas yang baik berbentuk padat, tidak kurus, tidak terdapat kerusakan

kulit ataupun dagingnya. Sedangkan untuk karkas yang tidak baik mempunyai

daging yang kurang padat pada bagian dada sehingga kelihatan panjang dan

kurus. Pada dasarnya mutu dan konversi karkas dipengaruhi oleh galur murni,

jenis kelamin, umur, bobot dan kualitas maupun kuantitas makanan yang

(8)

Persentase Karkas

Persentase karkas adalah perbandingan antara bobot karkas dengan bobot

hidup dikalikan 100% (Siregar, 1994). Menurut Murtidjo (1987) menyatakan

bahwa persentase karkas merupakan faktor yang penting untuk menilai produksi

ternak, karena produksi erat hubungannya dengan bobot hidup, dimana semakin

bertambah bobot hidupnya maka produksi karkasnya semakin meningkat. Hal ini

ditegaskan juga oleh Presdi (2001) menyatakan bahwa ayam yang bobot tubuhnya

tinggi akan menghasilkan persentase karkas yang tinggi.

Kandungan protein ransum sangat mempengaruhi persentase karkas ayam.

Menurut Lubis (1992) persentase karkas ayam yang mendapat ransum dengan

kandungan protein 23% akan lebih tinggi dibandingkan dengan ayam yang

mendapat ransum dengan protein rendah, protein yang tinggi dalam ransum akan

menjamin produksi jaringan-jaringan otot (daging) tubuh yang lebih tinggi pula.

Persentase karkas tidak dipengaruhi oleh berat hidup ayam, karena seperti

menurut Lubis (1992) bahwa persentase karkas sebagai perbandingan antara berat

karkas terhadap berat hidup tidak selalu memperlihatkan berat hidup yang rendah

Gambar

Tabel 7. Kandungan nutrisi tepung jagung  Nutrisi

Referensi

Dokumen terkait

pemerintahan tingkat pusat 3.1 lembaga-lembaga negara dalam Mengenal susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK dan BPK dll.. Stándar

Pengadaan barang/jasa dilaksanakan secara elektronik, dengan mengakses aplikasi Sistem Pengadaan Secara Elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website

In the same way, the RGDF algorithm is divided into two steps. In the first step, all points of the input views are processed sepa- rately and the desired sums are computed

Pengendalian terhadap Biaya Tenaga Kerja memerlukan suatu alat ukur prestasi yang tepat misalnya bentuk model tiga selisih dimana dengan cara tersebut dapat diukur tariff

Surat keterangan telah terjadinya perkawinan dari pemuka agama/pendeta atau surat perkawinan penghayat kepercayaan yang ditandatangani oleh pemuka

Aplikasi ini berisi tentang penggambaran secara umum tes toefl, tata cara mengerjakan tes, keterangan dari ketiga jenis tes, soal-soal tes yaitu tes listening, tes structure, dan

Kepala Seksi Kerjasama dan Inovasi/Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pemanfaatan Data meneliti kutipan akta dan membubuhkan

Sarana belajar atau yang disebut juga dengan sekolah sangat penting untuk dicari tentang informasi sekolah tersebut, karena sekolah merupakan elemen penting untuk meningkatkan