• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepemimpinan Organisasi Dan Motivasi Kerja (Studi Deskriptif Dalam Kajian Komunikasi Organisasi di PT. Panca Pilar Tangguh)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kepemimpinan Organisasi Dan Motivasi Kerja (Studi Deskriptif Dalam Kajian Komunikasi Organisasi di PT. Panca Pilar Tangguh)"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA (Studi Deskriptif dalam Kajian Komunikasi Organisasi di PT. Panca Pilar

Tangguh Medan)

Diajukan Oleh: JANWARDI PURBA

090922040

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI INI DISETUJUI DAN DIPERTAHANKAN OLEH:

NAMA : JANWARDI PURBA

NIM : 090922040

DEPARTEMEN : EKSTENSI ILMU KOMUNIKASI

JUDUL : KEPEMIMPINAN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA

(Studi Deskriptif Dalam Kajian Komunikasi Organisasi di PT. Panca Pilar Tangguh)

DOSEN PEMBIMBING KETUA DEPARTEMEN

SYAFRUDDIN POHAN, M.Si, Ph.D Dra. FATMA WARDY LUBIS,MA

DEKAN FISIP USU

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI INI TELAH DIPERTAHANKAN DI DEPAN TIM MAJELIS

PENGUJI DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI OLEH :

Nama : Janwardi Purba Nim : 090922040

JUDUL : KEPEMIMPINAN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA

(Studi Deskriptif Dalam Kajian Komunikasi Organisasi di PT. Panca Pilar Tangguh)

Hari/Tanggal : Pukul : Tempat :

(4)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul“ KEPEMIMPINAN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA (Studi Deskriptif Dalam Kajian Komunikasi Organisasi di PT. Panca Pilar Tangguh).” Permasalahan yang diteliti adalah sebagai berikut: “Bagaimana peranan kepemimpinan dan motivasi kerja di PT. Panca Pilar Tangguh”. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui gaya kepemimpinan organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan, untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan organisasi dapat memotivasi kerja karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan dan untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan komunikasi organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan.

Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan adalah komunikasi, komunikasi organisasi, komunikasi formal, human relations, kepemimpinan, pesan, motivasi kerja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Panca Pilar Tangguh. Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian HRD jumlah karyawan yang masih aktif bekerja adalah 396 orang. Untuk menentukan sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling dan Accidential Sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui studi lapangan (field research), yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data – data dari lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, melalui : observasi yakni pengamatan dan pencatatan statistik terhadap segala yang tampak pada objek penelitian dan kuesioner yakni alat (instrument) pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang ditulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dengan menggunakan SPSS versi 17.

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat dan karuniaNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skrispsi ini ditujukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Dengan keterbatasan ilmu yang peneliti miliki, maka peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun yang bertujuan untuk memperbaiki skripsi ini.

Dengan penyelesaian skripsi ini, peneliti banyak menerima bantuan, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pikiran dari berbagai pihak. Atas bantuan yang telah diberikan dalam penyelesain skripsi ini, maka peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kepada orang tua yang terkasih, yaitu Bapak L. Purba dan Ibu L. Saragih yang telah banyak membantu dan membimbing peneliti dalam meyelesaikan skripsi ini. Terimakasih buat doa, semangat dan materi yang diberikan kepada peneliti selama ini. Semoga kelulusan ini bisa menjadi sebuah hadiah yang terindah bagi mereka berdua.

2. Bapak Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan FISIP USU.

(6)

4. Bapak Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah memberikan banyak masukan dan bantuannya, baik berupa pengarahan maupun bimbingan, serta waktunya kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Lusiana Lubis, M.A selaku Dosen Wali yang telah banyak membimbing penulis selama kuliah di Ilmu Komunikasi.

6. Dosen-Dosen di Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis selama 2 tahun terakhir.

7. Bapak Imam Yudono selaku HR Manager di PT. Panca Pilar Tangguh Medan yang telah mengijinkan peneliti untuk mengadakan penelitian di PT. Panca Pilar Tangguh Medan.

8. Seluruh responden di PT. Panca Pilar Tangguh Medan yang telah bermurah hati untuk dapat mengisi kuesioner dan kepada responden yang telah meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara singkat dan terimakasih khusus buat Desi Natalie sebagai staff HRD yang membantu dalam urusan administrasi.

9. Untuk sahabatku dan teman-temanku yang selalu memberikan doa dan semangat Kakak Yuli, Pandapotan dan Berkat.

(7)

11. Buat Kak Ros, Kak Icut, dan Maya dari bagian Administrasi Fisip USU, terimakasih buat semua bantuannya dalam proses pengurusan surat-surat yang diperlukan peneliti selama ini.

12. Senior dan junior Ilmu Komunikasi yang juga banyak membantu penulis dalam perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

13. Terimakasih buat orang-orang yang mungkin terlupakan untuk disebutkan namanya.

Skripsi ini jauh dari sempurna kerena penulis memiliki kemampuan yang sangat terbatas dalam pengetahuan, pengalaman dan kemampuan dalam pengerjaannya. Penulis berharap dalam keterbatasannya skripsi ini dapat berguna bagi setiap orang yang membacanya. Terima kasih.

Medan, Juni 2011 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………...7

I.5 Kerangka Teori………..……….8

I.6 Kerangka Konsep……….………....18

I.7 Model Teoritis………...……….19

I.8 Variabel Operasional……….………...19

I.9 Defenisi Operasional……….………...21

BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi………...………....25

II.2 Komunikasi Organisasi……….………..28

II.3 Human Relations……….………...40

II.4 Kepemimpinan………...………...44

II.5 Motivasi……….……….48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Deskripsi Lokasi Penelitian……….……….54

III.2 Metode Penelitian………....……...64

III.3 Populasi dan Sampel……….………66

(9)

III.5 Teknik Pengumpulan Data………….………...69

III.6 Teknik Analisis Data………….………69

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Proses Pengumpulan Data………...71

IV.2 Teknik Pengolahan Data………..73

IV.3 Analisa Tabel Tunggal……….……….74

IV.4 Pembahasan……….……….93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan………95

V.2 Saran………..96

DAFTAR PUSTAKA………...99

(10)

DAFTAR TABEL

TABEL

Halaman

Tabel 1 : Variabel Operasional……….…...…………..…..20

Tabel 2 : Jumlah Karyawan……….………..…..66

Tabel 3 : Jumlah Sampel……….… ...………….…...68

Tabel 4 : Umur……….……...74

Tabel 5 : Jenis Kelamin……….………….………….75

Tabel 6 : Pendidikan……….……….………….75

Tabel 7 : Divisi/bidang……….………...76

Tabel 8 : Lama Bekerja……….……….….……76

Tabel 9 : Jalinan komunikasi pimpinan dengan karyawan....…………..…..77

Tabel 10 : Keahlian berkomunikasi pimpinan dengan karyawan….……...78

Tabel 11 : Ketertarikan cara berkomunikasi pimpinan……….……...78

Tabel 12 : Kemampuan karyawan berkomunikasi dengan pimpinan……...….79

Tabel 13 : Intensitas berkomunikasi dengan pimpinan……….……….……....80

Tabel 14 : Gaya kepemimpinan demokratis…………..………...80

Tabel 15 : Kesesuaian implementasi kepemimpinan demokratis………...81

Tabel 16 : Ketepatan metode lisan untuk instruksi tugas………...82

Tabel 17 : Kejelasan metode tulisan untuk instruksi tugas………82

Tabel 18 : Pengertian makna pesan yang disampaikan……….……..…...83

Tabel 19 : Komunikatif dalam pengartian pesan………..………….……84

Tabel 20 : Pemahaman terhadap bahasa pimpinan………..……….…….84

Tabel 21 : Ketertarikan terhadap pekerjaan…………..……….……85

Tabel 22 : Kesesuaian posisi dalam pekerjaan……….…..……85

Tabel 23 : Kesesuaian penghasilan……….………86

Tabel 24 : Motivasi dengan bonus karena prestasi kerja………86

Tabel 25 : Kenyamanan di lingkungan pekerjaan………...87

Tabel 26 : Aman dari pemutusan hubungan kerja……….…………..88

Tabel 27 : Pengakuan dihargai dan dihormati……….………88

Tabel 28 : Kondisi ruangan kerja yang memadai……….………...89

Tabel 29 : Cara pimpinan dalam menangani masalah……….………89

Tabel 30 : Kemampuan pimpinan memotivasi……….………...90

Tabel 31 : Pemberian promosi jabatan untuk pengembangan karir……….……90

Tabel 32 : Penghargaan prestasi berupa sertifikat………….………...91

(11)

DAFTAR BAGAN

(12)

DAFTAR GAMBAR

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner Penelitian 2. Tabel Fortron Cobol

3. Surat Izin Penelitian dari FISIP USU

4. Surat Keterangan Penelitian dari PT. Panca Pilar Tangguh 5. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

(14)

ABSTRAKSI

Skripsi ini berjudul“ KEPEMIMPINAN ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA (Studi Deskriptif Dalam Kajian Komunikasi Organisasi di PT. Panca Pilar Tangguh).” Permasalahan yang diteliti adalah sebagai berikut: “Bagaimana peranan kepemimpinan dan motivasi kerja di PT. Panca Pilar Tangguh”. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui gaya kepemimpinan organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan, untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan organisasi dapat memotivasi kerja karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan dan untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan komunikasi organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan.

Dalam penelitian ini, teori yang dianggap relevan adalah komunikasi, komunikasi organisasi, komunikasi formal, human relations, kepemimpinan, pesan, motivasi kerja. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Panca Pilar Tangguh. Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian HRD jumlah karyawan yang masih aktif bekerja adalah 396 orang. Untuk menentukan sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan dengan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 100 orang. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah teknik Purposive Sampling dan Accidential Sampling.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui studi lapangan (field research), yaitu kegiatan dimana peneliti mengumpulkan data – data dari lapangan yang meliputi kegiatan survei di lokasi penelitian, melalui : observasi yakni pengamatan dan pencatatan statistik terhadap segala yang tampak pada objek penelitian dan kuesioner yakni alat (instrument) pengumpul data dalam bentuk sejumlah pertanyaan yang ditulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal dengan menggunakan SPSS versi 17.

(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain, baik dalam kehidupan sehari – hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat di dalam komunikasi. Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu berusaha menjalin hubungan dengan orang lain.

Menurut Hovland, Jannis dan Kelly, komunikasi adalah proses individu mengirim stimulasi yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah tingkah laku orang lain. Dalam psikologi, komunikasi dipergunakan sebagai proses, sebagai pesan, sebagai pengaruh, atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam psikoterapi. Proses komunikasi merupakan proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Seiler ada empat prinsip dasar komunikasi yaitu suatu proses, suatu sistematik, suatu interaksi dan transaksi, dapat terjadi sengaja maupun tidak disengaja.

(16)

yang baik antar anggota organisasi (Rogers dan Agarwala, 1976). Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri, seperti komunikasi dari bawahan kepada atasan (upward communication), komunikasi dari atasan kepada bawahan (downward communication) dan komuniksi sesama karyawan yang sama tingkatnya atau dengan kata lain komunikasi horizontal. Salah satu konteks yang menarik untuk dikaji adalah komunikasi antara atasan dan bawahan (Muhammad, 2005).

Persoalan kepemimpinan dan organisasi selalu memberikan kesan yang menarik. Topik ini senantiasa memberikan daya tarik yang kuat pada setiap orang yang ingin mengadakan suatu penelitian. Literatur-literatur tentang kepemimpinan senantiasa memberikan penjelasan tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik, sikap dan gaya yang sesuai dengan situasi kepemimpinan, syarat-syarat pemimpinyang baik dan kemampuan seorang pemimpin dalam berkomunikasi. Pemimpin adalah adalah elemen terpenting dalam organisasi, bertanggung jawab memimpin anggotanya sehingga mampu mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

(17)

Organisasi yang tidak mampu mengerti lingkungan dimana dia berada akan senantiasa mengalami ketertinggalan dan hanya akan menjadi pengikut.

Keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh sisi kepemimpinan. Suatu ungkapan yang bijak mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan. Ungkapan tersebut kian memantapkan kedudukan seorang pemimpin dalam organisasi. Dalam kehidupan organisasi kemampuan seorang pimpinan sebagian besar terletak pada keahliannya dalam berkomunikasi, maka akan sering terjadi kesalahan penafsiran terhadap pesan yang disampaikan yang disebut dengan distorsi pesan.

Untuk mencapai tujuan organisasi, maka pemimpin harus dapat melaksanakan fungsi-fungsi organisasi dengan baik. Salah satu fungsi tersebut adalah menempatkan pegawai yang tepat pada jabatan yang tepat. Dengan demikian, maka setiap pegawai dapat bekerja maksimal sesuai dengan bagiannya masing-masing untuk mencapai tujuan organisasi.

(18)

sarana yang diperlukan untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan pekerjaan kepada tujuan dan sasaran.

Kemampuan dan kinerja maksimal para karyawan dalam menjalankan tugas dan aktivitas pekerjaan sangat dituntut. Bila bawahan tidak termotivasi untuk kerja, tingginya untuk absensi, dan tingginya keluar masuk pegawai “ labour turn over “. Ini menandakan bahwa pemimpin tidak dapat memotivasi bawahannya karena penerapan gayanya yang tidak sesuai dengan lingkungan. Kinerja yang maksimal akan tercapai apabila para karyawan memiliki motivasi yang besar dalam menjalankan pekerjaannya. Dengan motivasi yang kuat maka para karyawan akan bekerja dengan penuh kesadaran untuk mencapai prestasi serta secara bersama – sama menyajikan keberhasilan dalam mencapai tujuan – tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Menurut Davis bahwa komunikasi dapat mempengaruhi peningkatan motivasi, prestasi dan kepuasan kerja para anggota organisasi.

(19)

gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh ketika digunakan oleh pimpinan dalam kepemimpinannya yaitu pada saat proses interaksi dengan pengikutnya.

PT. Panca Pilar Tangguh didirikan tahun 1998 di Sumatera Utara, adalah salah satu perusahaan perdagangan barang dan jasa yang berada di Jalan Helvetia By Pass No. 14 Deli Serdang untuk Central Sumatera dan Headquarter Surabaya serta memiliki 30 Depo untuk seluruh Indonesia. Saat ini perusahaan ini dipimpin oleh Bapak Barryono dengan jargon “Kita Mau Kita Bisa” yang mana semakin banyak Principle (penyedia barang) mempercayakan PT. Panca Pilar Tangguh untuk mendistribusikan produk yang telah mereka sediakan.

tidak lepas dari konsep komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan. Hal ini menunjukkkan bahwa kenyataanya masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses organisasi dan mutlak komunikasi ada didalam organisasi serta didukung kepemimpinan yang idealis.

(20)

tertarik untuk membahas secara lebih dalam mengenai kepemimpinan organisasi dan motivasi kerja di PT. Panca Pilar Tangguh Medan.

I.2 Perumusan Masalah

Permasalahan penelitian yang dapat disimpulkan dari uraian latar belakang masalah adalah sebagai berikut:

“Bagaimanakah peranan kepemimpinan organisasi dan motivasi kerja di PT. Panca Pilar Tangguh Medan?”

I.3 Pembatasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu luas dan menjadikannya lebih khusus maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam peneliatian ini adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi yang diteliti adalah komunikasi organisasi yang dilakukan antara atasan dengan bawahan dalam lingkup formal PT. Panca Pilar Tangguh Medan

2. Komunikasi pimpinan dalam memotivasi karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh seperti semangat kerja karyawan, kepuasan kerja karyawan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan.

3. Objek penelitian adalah seluruh pegawai yang masih aktif bekerja di PT. Panca Pilar Tangguh Medan

(21)

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan rumus yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Tujuan penelitian juga merupakan arah pelaksanaan penelitian yang akan menguraikan apa yang akan dicapai.

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan.

2. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan organisasi dapat memotivasi kerja karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan.

3. Untuk menjelaskan bagaimana pelaksanaan komunikasi organisasi yang dilakukan di PT. Panca Pilar Tangguh Medan.

I.4.2 Manfaat Penelitian

Manfaat dari Penelitian ini terdiri dari : a. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan di lingkungan FISIP USU khususnya di bidang ilmu komunikasi.

b. Manfaat teoritis

(22)

c. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan terhadap pengembangan studi komunikasi pada umumnya dan komunikasi organisasi pada khususnya yang berhubungan dengan fungsi gaya kepemimpinan dalam suatu organisasi.

1.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran yang mengambarkan dari sudut mana penelitian akan disoroti (Nawawi, 1995:390). Kerangka teori adalah kemampuan seorang peneliti di dalam mengaplikasikan pola berpikirnya di dalam menyusun secara sistematis teori-teori yang mendukung permasalahan penelitian. Dalam sebuah penelitian harus ada teori-teori yang mendukung, teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi, komunikasi organisasi, human relations, kepemimpinan pesan dan motivasi kerja.

1.5.1Komunikasi

(23)

Menurut Roucek dan Warren, komunikasi itu adalah suatu proses pemindahan atau pengoperan fakta-fakta, keyakinan-keyakinan sikap, reaksi-reaksi emosional, serta berbagai bentuk kesadaran manusia. Harold Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:” Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?” atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana? (Mulyana, 2007:690. Paradigama Lasswell ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputu lima unsur yakni komunikator (communicator), pesan (message), media (media), komunikan (communicant), dan efek (effect). Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

1.5.2 Komunikasi Organisasi

(24)

proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

Redding dan Sanborn mengatakan komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks yang termasuk diadalamnya antara lain komunikasi downward (komuniaksi dari bawahan ke atasan, upward (komunikasi dari atasan ke bawahan), horizontal (komunikasi dari orang-orang yang samalevel/tingkatnya dalm organisasi, keterampilan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program.

1.5.3Komunikasi Formal

Ronald Adler dan George Rodman membagi arus komunikasi internal meliputi komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal. Arus komunikasi vertikal yaitu antara atasan dan bawahan, juga sebaliknya, serta arus komunikasi horizontal yang merupakan komunikasi yang berlangsung diantara para karyawan.

Komunikasi antara atasan dan bawahan merupakan pesan yang di kirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ( downward communication ) adalah :

a. Pemberian atau penyampaian instruksi kerja ( Job instruction ).

b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan ( Job rationale ).

(25)

Komunikasi dari bawahan ke atasan merupakan pesan yang dikirim dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ( Upward Communication ) adalah :

a. Penyampaian informasi tentang pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan.

b. Penyampaian informasi tentang persoalan – persoalan pekerjaan ataupun tugas yang dapat di selesaikan bawahan.

c. Penyampaian saran – saran perbaikan dari bawahan.

d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.

1.5.4Teori Human Relations

Hubungan manusiawi adalah terjemahan dari human relation. Ada juga orang yang menerjemahkannya menjadi “hubungan manusia” dan “hubungan antarmanusia”, yang sebenarnya tidak terlalu salah karena yang berhubungan satu sama lain adalah manusia. Menurut Inggram (Abdurahman,1995: 90), human relations adalah memperlakukan orang lain sebagai individu, mengakui dia penting sebagai manusia, mencari sifat-sifatnya yang positif pada seseorang dan mengakui keberadaanya.

(26)

dua pengertian human relations yaitu dalam arti sempit dan arti luas. Human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dengan perasaan bahagia dan puas. Sedangkan dalam arti luas adalah komunikasi persuasif yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan dalm semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati kepada kedua belah pihak.

Berhasilnya seseorang seseorang dalam melakukan hubungan manusiawi ialah karena ia bersifat manusiawi: ramah, sopan, hormat, menaruh penghargaan dan lain-lain sikap yang bernilai luhur. Dan sebagai mahluk sosial, ia harus berusaha menciptakan keserasian dan keselarasan dengan lingkungannya. Tidak mungkin ia hidup tanpa orang lain.

1.5.5 Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan salah satu topik yang selalu menarik untuk dikaji dan diteliti, karena paling banyak diamati sekaligus fenomena yang paling sedikit dipahami.

(27)

Menurut George R. Terry kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang/pemimpin mempengaruhi orang – orang lain untuk bekerja yang telah ditetapkan. (Sutarto, 1991).

Seorang pemimpin harus memiliki beberapa ciri – ciri: a. Kemampuan untuk bersikap obyektif

Sikap yang obyektif membantu untuk mengurangi pengaruh faktor – faktor subjektif dan emosional yang dapat mengaburkan pendangan tentang kenyataan yang ada.

b. Sifat Perseptif

Yaitu pandangan yang jeli yang cepat menggali kekuatan – kekuatan dan ambisi mereka yang dipimpinnya, sehingga ia dapat memperhitungkan hal – hal tersebut dalam mengambil keputusan atau dalam bertindak. c. Kemampuan untuk menentukan prioritas – prioritas secara tepat

Seorang pemimpin yang cakap, pandai membeda – bedakan antara hal – hal yang penting dan yang tidak begitu berarti.

d. Kemampuan Berkomunikasi

(28)

Kepemimpinan tergolong dalam beberapa, antara lain: 1. Tipe Otokratik

Pemimpin yang menganut otokratik ini biasanya selalu memaksakan kehendak dirinya sendiri.sehingga tidak dapat menemui titik tengah dalam suatu organisasibiasanya menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya dan dalam menegakkan disiplin menunjukkan keangkuhannya

2. Tipe Paternalistik

Pemimpin seperti ini kebapakan, sebagai tauladan atau panutan masyarakat. Biasanya tiokoh-toko adat, para ulama dan guru. Pemimpin ini sangat mengembangkan sikap kebersamaan.

3. Tipe Kharismatik

Ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.

4. Tipe Laissez Faire

(29)

5. Tipe Demokratik

Pada tipe ini melihat kecenderungan adanya pembagian peranan sesuai dengan tingkatnya.sehingga kekuasaan tugas tidak hanya di pegang dengan satu orang saja. Serta dalam tipe kepemimpinan ini memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

1.5.6 Pesan

Membicarakan pesan (message) dalam proses komunikasi, tidak bisa lepas dari apa yang disebut simbol atau kode, karena sebuah pesan yang dikirimkan kepada penerima terdiri atas rangkaian simbol dan kode. Pesan yang disampaikan harus dapat dipahami serta terstruktur dengan baik agar penerima pesan dapat memahaminya dengan baik.

Pesan menurut teori Cutlip dan Center yang dikenal dengan The &C’s communication yang meliputi:

a. Credibility yaitu memulai komunikasi dengan kepercayaan. Oleh karena itu, untuk membangun kepercayaan berawal dari kinerja, baik pihak komunikator maupun pihak komunikan akan menerima pesan tersebut berdasarkan keyakinan yang dapat dipercaya begitu juga tujuannya.

(30)

c. Content yaitu pesan itu mempunyai arti bagi audiensnya dan memiliki kecocokan dengan system nilai-nilai yang berlaku bagi orang banyak dan bermanfaat.

d. Clarity yaitu menyusun pesan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mempunyai persamaan arti antara komunikator dengan komunikan.

e. Continiuty and consistency, komunikasi tersebut merupakan proses ayng tidak ada akhirnya yang memerlukan pengulangan-pengulangan untuk mencapai tujuan, serta isi pesan atau materi harus konsisten dan tidak membingungkan

f. Channel, yaitu media yang digunakan dalam proses komunikasi yang terjadi.

g. Capability, kemampuan khalayak terhadap pesan, yaitu melibatkan berbagai faktor adanya sesuatu kebiasaan-kebiasaan membaca atau menyerap ilmu pengetahuan dan sebagainya (Ruslan, 2005:83-84).

1.5.7 Motivasi Kerja

(31)

tujuan organisasi secara optimal melalui pemenuhan kebutuhan individual atau organisasi. Di setiap perusahaan manapun mengharapkan karyawannya selalu termotivasi untuk bekerja sehingga mereka dapat menerapkan keterampilan yang mereka miliki demi mencapai visi dan misi perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja (Anorog, 1992) yaitu: 1. Pekerjaan yang menarik

Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau menarik bagi dirinya, maka hasil kerjaanya akan lebih memuaskan daripada dia mengerjakan yang tidak ia senangi. Demikian pula apabila kita memberikan tugas pada seseorang, maka alangkah baiknya bila kita mengetahui apakah orang tersebut senang atau tidak dengan pekerjaan yang akan kita berikan.

2. Upah yang baik

Pada dasarnya seseorang yang bekerja, mengharapkan imbalan yang sesuai dengan jenis pekerjaanya. Karena adanya upah yang sesuai dengan jenis pekerjaanya, maka akan timbul pula rasa gairah kerja yang semakin baik.

3. Lingkungan atau suasana kerja yang baik.

(32)

4. Pengembangan karir

Seorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan prestasi kerja bawahannya. Bagi karyawan yang memiliki prestasi yang baik akan diberikan perhargaan, berupa promosi untuk pengembangan karirnya. Hal ini mendorong motivasi pekerja untuk bekerja lebih giat lagi.

1.6 Kerangka Konsep

Sesuai dengan kerangka teori yang mendasari penelitian selanjutnya disusun oleh suatu kerangka konsep yang didalamnya terdapat variable-variabel dan indikator yang tujuannya menjelaskan masalah penelitian. Hal ini berhubungan dengan pendapat Nawawi, bahwa kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang ingin dicapai (Nawawi, 1995 :40).

(33)

1.7 Model Teoritis

Model teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.8 Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori diatas, maka dibuatlah operasional variabel untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dalam penelitian ini yaitu:

Kepemimpinan Organisasi Motivasi Kerja

(34)

Tabel 1

Variabel Operasional

No VARIABEL TEORITIS VARIABEL OPERASIONAL

1. Kepemimpinan Organisasi 1) Jenis komunikasi yang dilakukan  Komunikasi ke bawah  Komunikasi ke atas 2) Gaya kepemimpinan

 Demokratis

3) Metode dan Media yang digunakan  Metode lisan dan tulisan 4) Pesan yang disampaikan

2 Motivasi Kerja 1) Pekerjaan yang menarik 2) Upah yang baik

3) Lingkungan kerja yang baik 4) Pengembangan karir

3 Identitas Responden 1) Usia

2) Jenis kelamin 3) Tingkat pendidikan 4) Jabatan

(35)

1.9 Definisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentang konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Dengan kata lain, definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksana bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel dapat didefinisikan sebagai berikut:

1. Kepemimpinan Organisasi 1.1 Jenis komunikasi yang dilakukan

a. Downward communication, komunikasi antara atasan dan bawahan merupakan pesan yang di kirim dari tingkat hierarki yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah.

b. Upward communication, komunikasi dari bawahan ke atasan merupakan pesan yang dikirim dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.

1.2Gaya kepemimpinan a. Gaya Demokratik

(36)

1.3Metode yang digunakan a. Metode lisan

 Rapat yaitu pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat mengenai suatu masalah untuk membuat keputusan.

 Telepon merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan suara.

 Laporan lisan yaitu laporan melalui lisan kepada atasan.

 Ceramah adalah sebuah pidato oral formal yang disampaikan kepada khalayak ramai.

b. Metode Tulisan

 Surat adalah sarana komunikasi tertulis antar satu pihak dengan pihak yang lain.

 Memo merupakan pesan ringkas

S.O.P merupakan panduan untuk melaksanakan pekerjaan  Laporan tertulis yaitu merupakan laporan periodik kepada atasan 1.4Pesan yang disampaikan

a. Faktor Bentuk

 Penggunaan bahasa yaitu kata-kata atau bahasa yang digunakan pimpinan

 Kejelasan isi pesan yaitu isi pesan berupa tugas, instruksi yang disampaikan agar jelas dan dipahami komunikan.

(37)

b. Faktor isi:

Credibility, yaitu memulai komunikasi dengan membagun

kepercayaan

Context, yaitu komunikasi harus sesuai dengan kehidupan social Content, yaitu pesan harus mempunyai manfaat

Clarity, yaitu pesan disusun dalam bahasa sederhana

Continuity dan Consistency, yaitu proses komunikasi adalah proses

yang tidak pernah berakhir dan harus ada pengulangan.

Channel, yaitu media yang digunakan sebagai saluran untuk

menyampaikan isi pesan.

Capability, yaitu kemampuan khalayak dalam mencerna isi pesan.

2. Motivasi Kerja

a. Pekerjaan yang menarik

Biasanya apabila seseorang mengerjakan suatu pekerjaan dengan senang atau menarik bagi dirinya, maka hasil kerjanya akan lebih memuaskan daripada dia mengerjakan yang tidak ia senangi.

b. Upah yang baik

(38)

c. Lingkungan atau suasana kerja yang baik.

Lingkungan kerja yang baik akan membawa pengaruh yang baik pula dengan segala pihak, baik pada para pekerja, pimpina ataupun pada hasil pekerjaannya.

d. Pengembangan karir

Seorang pemimpin yang bijaksana akan memperhatikan prestasi kerja bawahannya.

3. Identitas Responden

a. Usia, yaitu usia karyawan yang terhitung dari kelahiran sampai saat wawancara yang dinyatakan dalam satuan tahun.

b. Jenis kelamin yaitu pegawai pria atau wanita.

c. Tingkat pendidikan yaitu pendidikan formal pegawai d. Jabatan yaitu jabatan setiap pegawai

(39)

BAB II

URAIAN TEORITIS

II. 1 Komunikasi

II.1.1 Pengertian dan Fungsi Komunikasi

Komunikasi adalah hubungan antara sesama manusia, baik sebagai individu maupun dalam kehidupan berkelompok. Komunikasi adalah suatu tindakan untuk berbagi informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang ada didalamnya guna mencapai kesamaan makna. Tindakan ini dapat dilakukan dalam berbagi konteks, yaitu dalam konteks antarpribadi, kelompok, massa maupun dalam lingkunagn organisasi. Disadari atau tidak, tindakan komunikasi sudah dilakukan manusia sejak dahulu. Oleh karena itu, komunikasi sangat erat dengan kehidupan manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi merupakan suatu tindakan yang memungkinkan manusia mampu menerima dan memberikan informasi ataupun pesan sesuai dengan yang dibutuhkan. Komunikasi adalah penghubung semua interaksi sosial. Apabila seseorang telah menjalin hubungan secara tetap, maka sistem komunikasi yang dilakukan akan menentukan apakah sistem tersebut dapat dapat mempererat, mempersatukan, mengurangi ketegangan bahkan menetralkan suasana.

(40)

kontak-kontak manusia dengan menunjukkan keberadaan dirinya dan berusaha memahami kehendak, sikap dan perilaku orang lain. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari kata Latin communication, bersumber dari kata commnis yang berarti sama. Jika dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dibicarakan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna.

Sebuah defenisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa komunikasi adalah sebuah transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (a) membangun hubungan antar sesama manusia (b) melalui pertukaran informasi (c) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (d) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu. (Hafied, 2005).

Menurut Bernad dan Garry A. Stainer komunikasi adalah penyampaian informasi, emosi, gagasan, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang, kata-kata, gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian dinamakan komunikasi (Effendy, 2006).

(41)

mengenai komunikasi manusia yang lebih komprehensif sebagai berikut: komunikasi manusia organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi lingkungannya dengan orang lain.

Scanlan dan Bernad Keys mengatakan bahwa komunikasi dapat dirumuskan sebagai proses menyampaikan informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain. Sementara menurut Agee, Ault dan Emery (Widjaja, 1993:34), komunikasi merupakan suatu seni menyampaikan informasi, ide-ide dan sikap dari seseorang kepada orang lain. Selanjutnya mereka mengatakan bahwa dari proses komunikasi tersebut komunikator dapat mengirimkan suatu pesan melalui saluran tertentu kepada komunikan dengan mengharapkan sejumlah efek tertentu.

Dari beberapa teori komunikasi diatas, disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses yang dapat mengubah perilaku untuk mencapai sebuah pengertian yang sama terhadap sutu informasi melalui lambing-lambang baik verbal maupun non verbal tertentu yang disampaikan. Komunikasi menjalankan empat fungsi utama didalam kelompok atau organisasi: pengendalian, motivasi, pengungkapan emosi dan informasi.

Komunikasi berfungsi untuk mengendalikan perilaku anggota. Setiap organisasi mempunyai hierarki wewenang dan garis panduan formal yang harus dipatuhi oleh setiap sumber daya manusia di perusahaan tersebut. Namun adakalanya komunikasi informal juga dapat mengendalikan perilaku.

(42)

apa yang dikerjakan untuk memperbaiki kinerja yang dibawah standar. Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber pertama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dimana para anggota menunjukkan kekecewaan dan kepuasan. Oleh karena itu, komunikasi memfasilitasi pelepasan ungkapan emosi, perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.

Fungsi terakhir komunikasi berhubungan dengan perannya dalam mempermudah pengambilan keputusan. Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mendapat keputusan melalui penyampain data guna mengenali dan mengevaluasi pilihan-pilihan alternatif.

II.2 Komunikasi Organisasi

Organisasi dikenal sebagai wadah kerja sama. Dari sekumpulan orang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai wadah, organisasi dapat dipandang sebagai suatu yang bersifat lahir, material, yang ada dalam bentuk-bentuk yang bisa dilihat dan diraba, misalya bangunan, gedung, perkantoran/perusahaan dan sebagainya. Sedangkan yang bersifat spiritual terlihat dalam nilai dan norma yang berbentuk peraturan dan perundang-undangan yang mengatur kerja sama tersebut.

(43)

yang sama atau berbeda-beda (sub sistem), kemudian membentuk sebuah sistem untuk memenuhi tujuan yang disepakati bersama.

Pentingnya komunikasi bagi interaksi manusia tidak dapat di pungkiri, begitu juga dengan organisasi. Komunikasi yang berjalan dengan baik di dalam suatu organisasi menentukan sukses tidak suatu organisasi. Pada dasarya proses dasar komunikasi organisasi meliputi didalamya komunikasi antara pribadi maupun komunikasi kelompok. Unit mendasar komunikasi organisai adalah seseorang dalam suatu jabatan. Menurut Bakke (1950) dan Argyris (1957), orang tersebut disosialisasikan oleh jabatan tersebut, menciptakan suatu lingkaran yang lebih sesuai dengan keadaan jabatan, pada saat yang sama, jabatan tersebut dipersonalisasikan, menghasilkan suatu figur atau gambar yang sesuai dengan keadaan orang tersebut ( Wayne Pace dan Don F. Faules, 2005).

Menurut Goldhaber (1986) memberikan defenisi komunikasi organisasi sebagai berikut “organizational communications is the proses of grating and exchanging message within a networt of unterdefendent relationship to cope with environmental uncertainty”.

Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah.

(44)

pengorganisasian (organizing behavior) yakni bagaimana para karyawan terlibat dalam proses bertransaksi dan memberikan makna atas apa yang terjadi.

II.2.1 Komponen Komunikasi Organisasi

Menurut Arni Muhammad (2000), komponen komunikasi organisasi terdiri dari:

1. Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem yang terbuka uang dinamis yang menciptakan dan saling tukar menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala menciptakan dan saling menukar informasi ini berjalan secara terus menerus maka dikatakan sebagai sebuah proses.

2. Pesan

Pesan berisi pikiran, ide, gagasan, perasaan yang dikirim oleh seorang atasan kepala para bawahanya selalu dalam bentuk simbol. Simbol adalah suatu yang digunakan untuk mewakili maksud tertentu, misalya dalam bentuk kata-kata verbal yang diucapkan atau ditulis, atau simbol nonverbal yang diperagakan melalui gerak-gerik tubuh/anggota tubuh, warna, gambar, mimik wajah.

3. Jaringan

(45)

4. Keadaan Saling Tergantung

Keadaan yang saling tergantung antara satu bagian dengan bagian lainya, telah terjadi sifat dari satu organisasi uang merupakan sistem terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan, maka akan berpengaruh pada bagian lainnya dan mungkin juga kepada seluruh sistem organisasi.

5. Hubungan

Karena organisasi merupakan suatu sisten terbuka, sistem kehidupan sosial, maka untuk berfungsinya bagian-bagian itu terletak pada tangan manusia. Dengan kata lain, jaringan mana jalannya pesan dalam suatu organisasi dihubungkan oleh manusia.

6. Lingkungan

Lingkungan maksudnya adalah semua totalitas secara fisik dan faktor sosial diperhitungkan dalam pembuatan keputusan mengenai individudalam suatu sistem. Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal dimaksudkan adalah personalia (karyawan), para staf, golongan, fungsional dari organisasi, dan komponen organisasi lainya seperti tujuan, produk dan sebagainya. Sedangkan lingkungan eksternal dari organisasi adalah langganan, leveransi, saingan dan teknologi yang berada di luar organisasi.

7. Ketidakpastian

(46)

disebabkan oleh terlalu banyaknya informasi yang diterima oleh organisasi dari pada yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan mereka.

II.2.2 Tujuan Komunikasi Organisasi

Tujuan utama dari komunikasi organisasi dalam buku “Wacana Komunikasi Organisasi” Alo Liliweri (2004) ada 3 (tiga) yaitu:

1. Sebagai tindakan koordinasi

Komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk mengkoordinasikan sebagian atau seluruh tugas dan fungsi organisasi yang telah dibagi-bagi dalam bagian atau sub bagian yang melaksanakan visi dan misi organisasi di bawah pimpinan atau manajer atau serta para bawahan mereka. Organisasi tanpa koodinasi, organisasi tanpa komunikasi sama dengan oeganisasi yang menampilkan aspek individual dan bukan menggambarkan aspek kerja sama.

2. Memberi Informasi (information sharing)

Salah satu tujuan komunikasi yang penting adalah menghubungkan seluruh aparatur organisasi dengan tujuan organisasi. Komunikasi mengarahkan manusia dan aktivitas mereka dalam organisasi. Sebuah informasi atau pertukaran informasi berfungsi untuk membagi kemudian menjelaskan informasi tentang tujuan organisasi, arah dari suatu tugas, bagaimana usaha untuk mencapai hasil , dan pengambilan keputusan. 3. Komunikasi bertujuan untuk menampilkan perasaan dan emosi

(47)

mempunyai kebutuhan dan keinginan, perasaan dan emosi yang harus diungkapkan kepada orang lain. Manusia dalam organisasi mempunyai keinginan bahwa kebutuhan untuk menyatakan kegembiraan atas pekerjaan dan prestasi yang mereka telah lakukan.

II.2.3 Fungsi Komunikasi organisasi

Dalam buku “wacana Komunikasi Organisasi” Alo Liliweri (2004), fungsi komunikasi organisasi dibagi 2 (dua) yaitu:

II.2.3.1 Fungsi Umum Komunikasi Organisasi

1. To tell

Komunikasi berfungsi untuk menceritakan informasi terkini mengenai sebagian atau keseluruhan hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Contoh, apa dan bagaimana anda harus melakukan tugas dan eungsi dalam organisasi, apa dan bagaimana anda memenuhi permintaan atau melayani para pelanggan.

2. To sell

Komunikasi berfungsi untuk melayani apa yang akan kita kerjakan dalam organisasi sehingga orang-orang menjadi sasaran kita mengetahui peranan organisasi.

3. To learn

(48)

4. To decide

Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana organisasi membagi pekerjaan, atau siapa yang menjadi atasan dan siapa yang menjadi bawahan, besaran kekuasaan dan kewenangan, menentukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana memanfaatkan sumber daya, mengalokasikan manusia, metode dan teknik dalam organisasi.

II.2.3.2 Fungsi Khusus Komunikasi Organisasi

Menurut Condrad (1985) terdapat 3 (tiga) fungsi komunikasi organisasi: a. Fungsi Komando

Fungsi komando memiliki dua tipe komunikasi yaitu pengarahan (direction) yang terlaksana melalui intruksi dan publikasi, berfungsi dalam membentuk persuasif dan pengaruh. Serta umpan balik (feed back) yang menunjukkan siapa yang sudah mengikuti apa yang diperintahkan.

b. Fungsi relasi

Komunikasi organisasi juga berfungsi untuk memenuhi fungsi relasional. Tujuanya menciptakan relasi kerja bagi peningkatan produksi organisasi. c. Fungsi mengelola suasana yang tidak pasti (ambiguitas)

Komunikasi organisasi berfungsi mendorong para pegawai untuk memilih keputusan yang komplikatif dalam organisasi.

II.2.4 Jaringan Komunikasi Organisasi

II.2.4.1 Komunikasi Formal

(49)

Pesan dalam jaringan komunikasi formal biasanya mengalir dari atas kebawah atau dari bawah ke atas atau dari tingkat yang sama atau secara horizontal.

Arus pesan dalam jaringan komunikasi formal yang di bahas dalam penelitian ini adalah komunikasi vertikal yaitu komunikasi kepada bawahan (downward communication), dan komunikasi kepada atasan (upward communication). (Muhammad, 2000)

a. Downward communication, yaitu komunikasi yang menunjukkan arus pesan yang mengalir dari para pimpinan (atasan) kapada karyawan (bawahanya). Pesan tersebut biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan kebijaksanaan umum. Menurut Lewis (1987) komunikasi kebawah adalah untuk menyampaikan tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karna salah informasi. Mencegah kesalah pahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan (Muhammad, 2000).

Fungsi komunikasi dari atas kebawah ini adalah: 1.Pemberian atau penyampaian instruksi kerja.

2. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu dilaksanakan.

(50)

4. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk dapat bekerja lebih baik.

Metode komunikasi kebawah yang biasa digunakan antara lain:

1. Metode lisan, seperti melalui rapat, ceramah, diskusi, konferensi, telepon, interview, laporan lisan dan sebagainya

2. Metode tulisan seperti melalui surat, memo, telegram, majalah, surat kabar, buletin, laporan tulisan dan sebagainya.

3. Metode gambar seperti melalui grafik, peta, poster, film, slide, foto dan sebagainya.

b. Upward Communication, terjadi ketika karyawan (bawahan) mengirim pesan kepada pimpinan (atasan) memberikan petunjuk tentang keberhasilan suatu pesan yang disampaikan kepada bawahan dan dapat memberikan stimulus kepada karyawan (bawahan) untuk berpartisipasi dalam merumuskan pelaksanaan kebijaksanaan bagi organisasinya (Muhammad, 2000).

Fungsi komunikasi dari bawahan kepada atasan ini adalah:

Penyampaian informasi tentang pekerjaan atau tugas yang sudah dilaksanakan. a. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun

tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh karyawannya (bawahan). b. Penyampaian saran-saran perbaikan dari karyawan (bawahan).

(51)

II.2.5 Hambatan-hambatan Komunikasi Organisasi

Hambatan atau gangguan berkomunikasi adalah pengaruh dari “ dalam” maupun dari “luar” individu atau lingkungan yang “merusak” aliran atau isi pesan yang dikirimkan atau yang diterima.

Menurut Robins (1991) hambatan komunikasi dalam organisasi antara lain:

1. Penyaringan informasi

Komunikator memanipulasi informasi sedemikian rupa yang membuat penerima lebih tertarik atas informasi yang hendak dikirimkan.

2. Persepsi selektif

Komunikan sering kali bersikap tertentu kepada informasi sesuai dengan persepsi-seleksinya atas informasi yang diterima.

3. Emosi

Dua pihak yang berkomunikasi berada dalam suasana emosi yang tidak memungkinkan pengiriman dan penerimaan informasi, akibatnya menyulitkan kontak dan pemberian makna atas pesan.

4. Bahasa

Dua pihak menggunakan bahasa yang berbeda, konsep atau istilah yang berbeda, sehingga menyulitkan pemahaman atas informasi.

5. Tanda-tanda nonverbal

(52)

II.2.6 Usaha Mengatasi Kendala Komunikasi Organisasi

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala komunikasi organisasi menurut Donelly (1987) adalah :

1. Following Up atau mengikuti terus, yaitu usaha untuk terus menyimak dan mendengarkan dengan seksama, jika perlu menanyakan kembali hal-hal yang tidak dimengerti, sehingga maksud, tujuan atau makna dan pengertian yang dimaksud dapat dipakai secara efektif.

2. Utilizing Feedback atau memanfaatkan umpan balik, merupakan pemanfaatan optimal terhadap metode komunikasi dua arah, bahwa komunikasi pada dasarnya melibatkan tanda-tanda verbal dan nonverbal yang perlu mendapat perhatian optimal kedua belah pihak.

3. Emphaty, yaitu usaha atau kemampuan komunikator menempatkan diri secara imajiner pada posisi peran, pandangan dan emosi komunikan, untuk lebih dapat memahami komunikan, sehingga diharapkan komunikasi bisa lebih efektif.

4. Simplifying Language atau penggunaan bahasa yang sederhana, maksudnya dapat dipahami oleh semua orang, pemilihan bahasa harus cermat, menghindari penggunaan kata teknis (jargon), yang sulit sehingga dapat membantu keefektifan komunikasi.

(53)

komunikasi, tanda-tanda verbal dan nonverbal saling mendukung dan mengisi, karena itu pimpinan (atasan) dan karyawan (bawahan) harus mengoptimalkan perhatiannya tidak saja pada umpan balikan verbal tetapi juga non verbal.

6. Efecting Listening Skill atau meningkatkan kemampuan menyimak yang efektif.

II.2.3 Pengertian, Fungsi dan Prinsip Human Relations

Pengertian istiah Human Relations jika diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia yang pertama hubungan manusia akan tetapi ada juga yang menerjemahkan menjadi hubungan antar manusia. Memang secara harfiah, kedua terjemahan tersebut tidak salah, namun keduanya tidak mengandung makna dari human relations itu sendiri. Pengertian itu seolah hanya menunjukkan bahwa human relations adalah ilmu tentang cara pergaulan antar manusia, hubungan antar yang satu dengan yang lain atau bahkan sebagi teknik memperlakukan orang lain (termasuk bawahan) untuk manfaat diri sendiri atau pimpinan organisasi semata-mata.

(54)

interaksi antar manusia dalam organisasi untuk mencegah, mengurangi terjadinya konflik dalam lingkungan bekerja.

Wursanto (1987:169), menjelaskan ada ada dua pengertian human relations yaitu secara sempit dan luas. Dalam pengertian sempit human relations adalah hubungan antara seseorang antara dengan orang lain dalam suatu organisasi atau kantor, yang bertujuan memberikan kepuasan hati para karyawan sehingga memiliki semangat kerja yang tinggi. Human relations dalam arti sempit hanya ada dalam organisasi atau perusahaan tertentu saja. Sedangkan dalam pengertian luas, human relations hubungan antar seseorang dengan orang lain yang terjadi dalam segala situasi dan dalam semua bidang kegiatan atau kehidupan untuk mendapat kepuasan hati.

Secara ringkas sebenarnya studi human relations memusatkan perhatian pada dua tema, yaitu memperbesar produktivitas dalam pekerjaan dan memperbesar kepuasan manusia dalam organisasi. Jadi sebenarnya dalam human relations kita berbicara tentang pola-pola perilaku dalam organisasi.

(55)

suatu organisasi terletak pada manusianya, bukan pada system, teknologi, prosedur atau sumber dana (Effendy, 2006:17).

Selain itu harus disadari bahwa setiap individu memiliki perbedaan dalam segala hal yang mungkin akan menimbulkan pertentangan organisasi. Dalam hal ini, pimpinan bertanggung jawab menciptakan kondisi kerja yang kondusif. Dari penegrtian diatas, dapat dipahami bahwa human relations membahas hubungan manusia dengan kerja pada suatu organisasi yang mempunyai pengaruh pemanfaatan timbal balik. Manusia harus berguna bagi pelaksanaan suatu kerja dan sebaliknya kerja itu bermanfaat bagi manusia, sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara seimbang dengan tercapainya tujuan manusianya.

Human relations dalam penelitian berusaha mengintegrasikan para karyawan di PT. Panca Pilar Tangguh yang terletak di Jl. Helvetia by Pass No. 16 Medan dengan lingkungan kerjanya, sehinggan baik karyawan maupun level manajemen dapat memberikan kinerja yang terbaik untuk perusahaan tempat mereka bekerja demi tercapainya visi dan misi perusahaan.

Adapun fungsi human relations dalam organsisasi adalah sebagi berikut: 1. Untuk meningkatkan gairah kerja suatu organsiasi.

2. Untuk meningkatkan hubungan kerja serta kerjasama diantara teman kerja.

(56)

4. Untuk dapat mengetahui sedini mungkin kemelut-kemelut didalam organisasi, terutama yang menyangkut kepada hubungan kerja yang harmonis

5. Untuk mengetahui sejauhmana faktor biologis, manajemen, sosiologis maupun komunikasi serta ekologi mempengaruhi hubungan kerja didalam suatu organisasi, baik pemerintah maupun swasta.

6. Agar karyawan berprestasi lebih tinggi dan lebih produktif.

Dari uraian diatas dapat dirangkum suatu pengertian yang tepat mengenai fungsi human relations adalah sebagai berikut:

1. Human relations hendak menciptakan upaya saling pengertian baik untuk mewujudkan suatu kerjasama antara keseluruhan unsur manusia dalam organisasi.

2. Human relations bertujuan untuk mempermudah tercapainya tujuan organisasi.

3. Landasan setiap hubungan yang diciptakan atas dasar saling menghargai, sebab manusia memiliki martabat dan harga diri.

Keith Davis (Abdurahman, 1986: 95-96) mengemukakan pendapatnya mengenai falsafah human relations yaitu:

(57)

umumnya untuk memenuhi suatu kebutuhan, seseorang akan mencari jalan untuk menggabungkan diri kedalam suatu organisasi, klub dan sebagainya atau seseorang bekerja pada sebuah perusahaan atau instansi biasanya untuk memenuhi kebutuhan materi. Dengan demikian utnuk mencapai kepentingan bersama dalam suatu perusahaan harus diadakan suatu komunikasi dan interaksi dengan banyak orang.

2. Perbedaaan-perbedaaan individu. Setiap individu tentu berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan yang ada pada setiap orang merupakan hal yang penting sekali dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, agar pegawai merasa puas dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, maka harus diperlakukan berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut.

3. Human Dignity (harga diri). Keith mengemukakan bahwa harga diri merupakan etika dan dasar moral bagi human relations. Hasil penelitian mengenai personal wants menunjukkan bahwa setiap manusia ingin diperlakukan human being (manusia).

(58)

II.2.4 Kepemimpinan

II.2.4.1 Gaya Kepemimpinan

Fungsi kepemimpinan behubungan dengan tugas dan pemeliharaan kelompok cenderung diekspresikan dalam dua kepemimpinan yang berbeda. Menurut Stoner, gaya pimpinan ini dapat dilihat sebagai berikut (2003:165):

1. Manajer yang memiliki gaya berorientasi pada tugas mengawasi karyawan untuk secara ketat memastikan tugas dilaksankan dengan memuaskan. 2. Manajer yang memiliki gaya berorientasi pada karyawan lebih

menekankan pada motivasi ketimbang mengendalikan bawahan. Mereka mencari hubungan bersahabat, saling percaya dan saling menghargai dengan karyawan, yang sering kali diizinkan untuk berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi mereka.

Hampir sama dengan itu, gaya kepemimpinan sebagai ciri tertentu atau ciri khas seseorang menurut Danim (2004 : 75) dapat dibedakan menjadi:

1. Pemimpin otokratik dapat diartikan sebagai pimpinan yang bertindak sesuai dengan kemauan sendiri (otoriter). Sikapnya senatiasa mau menang sendiri, tertutup terhadap ide dari luar dan hanya idenya dianggap akurat. Pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain:

a. Beban kerja organisasi pada umumnya ditanggung oleh pimpinan. b. Bawahan, oleh pimpinan hanya dianggap sebagai pelaksana dan

mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.

(59)

d. Menentukan kebijakan sendiri dan kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawaran saja.

e. Memiliki kepercayaan rendah tehadap bawahan dan kalaupun ada, didalm dirinya penuh dengan ketidak percayaan.

f. Komunikasi dilakukan secara tertutup satu arah.

g. Korektif dan minta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.

2. Pimpinan demokratis, mengutamakan keterbukaan dan keinginan untuk memposisikan pekerjaan dari, oleh dan untuk bersama. Melaksanakan interaksi dinamis, pemimpin dengan gaya seperti ini percaya bahwa dinamisasi dalam perusahaan akan mampu mencapai hasil yang maksimal (Danim, 2004:75).

3. Kepemimpinan permisif, merupakan tipe atau gaya seseorang pimpinan yang meng-ya-kan, tidak mau ambil pusing, tidak bersikap dalam makna sikap sesungguhnya. Ciri-ciri seperti ini adalah

a. Tidak ada pegangan kuat dan kepercayaan rendah pada diri sendiri. b. Mengyakan semua saran.

c. Lambat dalam mengambil keputusan. d. Banyak mengambil muka kepada bawahan. e. Ramah dan tidak menyakiti bawahan.

II.2.4.2 Perilaku Kepemimpinan

(60)

perusahaan. Robert L. Kantz seperti yang dukutip dalam Danim (2004: 77) mengatakan bahwa keterampilan berhubungan dengan perilaku dalam kepemimpinan, meliputi: (1) keterampilan teknis (technical skill), (2) keterampilan hubungan manusia (human relations skill), (3) keterampilan konseptual (conceptual skill).

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan dapat dilihat sebagai berikut, meliputi:

a. Pendekatan perilaku membahas orientasi atau identifikasi pemimpin. Aspek pertama pendekatan kepemimpinan menekankan pada fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam kelompoknya. Agar kelompok berjalan efektif, sesorang harus menjalankan dua fungsi utama dalam kepemimpinannya: (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan tugas (task related) atau pemecahan masalah, dan (2) fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group maintenance) atau sosial (Handoko, 200:299).

(61)

II.2.4.3 Kerangka Perspektif Kepemimpinan

Arthur Jago (Liliweri, 2007 :152) mengembangkan beberapa perspektif (sudut pandang) penting yang mengkaji konsep kepemimpinan, antara lain:

1. Perspektif berdasarkan fokus pandangan, melihat perangai dan perilaku pimpinan, perspektif perangai selalu memandang kepemimpinan sebagi satuan karakteristik perangai yang relatif stabil yang dimiliki seseorang pemimpin. Diyakini seorang pempinan memiliki karakteristik-karakteristik perangai internal tertentu yang menjadi syarat bagi dia untuk disebut sebagai seorang pimpinan yang efektif. Perspektif perilaku, memandang perilaku ekternal pimpinan, perilaku yang dapat diamati. Perpektif ini lebih mementingkan tindakan eksternal seorang pemimpin sebagai individu sekaligus menggambarkan karakteristik internal individu.

2. Dimensi pola pendekatan, hakikat kepemimpinan sebagi perspektif universal, terletak pada pernyataan bahwa”hanya ada satu jalan terbaik” untuk memimpin, bahwa kepemimpinan yang efektif selalu dapat berperan pada situasi dan kondisi organisasi yang berbeda-beda. Kepemimpinan juga sangat bergantung pada situasi dan kondisi yang memungkinkan seorang pemimpin atau sekelompok pemimpin tampil dengan kepemimpinan tertentu.

(62)

dalam rangka mencapai pelaksanaan rencana kerja secara maksimal. Bila dimungkinkan tindakan represif juga menjadi bagian dari tugas pimpinan dengan wewenang yang mereka miliki. Penghargaan terhadap kepemimpinan juga menjadi penting untuk diperhatikan dalam rangka membangun suasana kerja dan keadaan yang stabil. Tidak hanya pimpinan yang harus memperhatikan karyawan, akan tetapi juga berlaku sebaliknya.

II.2.5 Motivasi Kerja

Motivasi merupakan daya penggerak untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam diri dan luar diri individu. Motivasi yang berasal dari dalam (Intrinsik) adalah motivasi yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri tanpa adanya pekasaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri. Motivasi muncul dari dalam diri individu, karena memang individu itu mempuanyai kesadaan untuk berbuat. Motivasi yang berasal dari luar (entrinsik) yaitu motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan demikian seseorang mau melakukan sesuatu. Motivasi dari luar biasanya dikaitikan dengan imbalan, kesehatan, kesempatan uti, dan sebagainya. Manusia bekerja, karena semata-mata di dorong oleh adanya sesuatu yang ingin di capai.

(63)

1. Tujuan diri dan tujuan organisasi 2. Kekuatan dari dalam diri individu 3. Keuntungan

Motivasi menurut Sedarmayanti (2000), diartikan sebagai keseluruhan proses pemberian motif kerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan iklas demi tercapainya tujuan organisasi. Teori motivasi dari George Terry menyatakan bahwa motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang meresangnya untuk melakukan tindakan-tindakan. Pernyataan Hasibuan (2000), teori motivasi mempunyai subvariabel yaiu : Motif, harapan, dan intensif (Riduwan, 202 : 34).

Teori motivasi dengan ketiga subvariabel menurut Hasibuan di atas mempunyai masing-masing indikator motivasi. Indikator motif adalah gaji, nyaman bekerja, hormati pegawai, rsa takut dan cemas, fasilitas memadai, setia kawan, dan pemberlakukan kerja sesuai paraturan. Indikator harapan adalah kerja yang menyenangkan, rasa ikut memiliki, disiplin waktu kerja, pemberian penghartgaan, loyalitas pimpinan (atasan) kepada karyawan (bawahan), pemahaman yang simpatik dari pimpinan atas persoalan-persolan pribadi dan jaminan pekerjaan. Indikator intensif adalah promosi dan tunjangan.

Teori motivasi kerja menurut beberapa ahli yang juga dapat di jadikan pegangan bagi setiap individu baik sebagai pimpinan (atasan) maupn karyawan (bawahan) dalam mengambil keputusan atau tindakan, antara lain:

(64)

1. Teori Patton

Menurut Patton (1961), motivasi dipengaruhi oleh dua hal, yaitu individu itu sendiri dan situasi yang dihadapinya. Dengan kata lain, ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi manusia dalam bekerja, yaitu motivasi internal dan motivasi eksternal. Patton berpendapat bahwa ada seperangkat motivator yang sangat penting bagi pimpinan untuk memotivasi karyawannya, Motivasi dimaksud adalah sebagai berikut :

a. Tuntutan akan dunia kerja b. Posisi

c. Kepemimpinan d. Persaingan e. Ketakutan f. Uang

2. Teori Frederik Herzberg

Frederik Herzberg (1966) mengemukakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi. Ia menemukan dua perangkat kegiatan yang memuaskan kebutuhan manusia, yakni kebutuhan ang berkaitan dengan kepuasan kerja (satisfier) dan kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan kerja (Dissatisfir).

(65)

b. Faktor-faktor yang berkaitan dengan ketidakpuasan (Dissatisfier) disebut faktor-faktor pemeliharaan (maintenance) atau kesehatan (hygiene), meliputi gaji, hubungan kerja, kondisi kerja, administrasi, kebijakan organisasi, hubungan antar pribadi dngan rekan kerja, hubungan dnegan pimpinan (atasan) dan hubungan antar pribadi dengan bawahan di tempat kerja.

3. Teori Maslow

Teori ini diperkenalkan oleh Abraham Maslow (1908) yang menyatakan bahwa orang akan merasa puas kalau kebutuhan dasarnya sudah dia peroleh (misalnya kebutuhan fisiologis) baru kemudian dia akan mengarahkan perilakunya untuk memperoleh keputusan dari kebutuhan lain yang lebih tinggi. Pendekatan hirarki kebutuhan manusia yaitu:

a. Kebutuhan yang hendak dipuaskan itu dapat diperoleh dengan jalan pemberian motivasi.

b. Kebutuhan yang tidak dipenuhi akan membuat orang merasa tidak puas. c. Manusia mempunyai kebutuhan untuk bertumbuh dan berkembang.

(66)

Secara umum dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauanya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Kerja itu merupakan aktivitas dasar, dan dijadikan bagian yang esensial dari kehidupan manusia. Kerja memberikan status, mengikat seorang pada individu lain serta masyarakat, yang memberikan makna pada kehidupan. Jadi, bekerja bisa diartikan sebagai suatu kegiatan atau aktivitas dari individu yang didalam dirinya sudah mengandung motivasi yaitu bekerja untuk memperoleh sesuatu atau mencapai tujuan tertentu atau untuk mengekspresikan potensi diri.

(67)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III. 1 Deskripsi Lokasi Penelitian

III.1.1 Sejarah Perkembangan PT. Panca Pilar Tangguh

PT. Panca Pilar Tangguh adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang pendistribusian consumer goods untuk umum dalam negeri. Keberadaan PT. Panca Pilar Tangguh tidak terlepas dari sejarah perkembangan distributor di Indonesia. PT. Panca Pilar Tangguh sebuah perusahaan perdagangan umum dan distribusi, yang didirikan di Medan, Sumatera Utara pada tahun 1998. PT. Panca Pilar Tangguh adalah perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum Negara Republik Indonesia, berusaha di bidang Industri Nutrisi, berkantor di Jakarta dan anggaran dasarnya tercantum dalam Akta Pendirian No. 09, tanggal 12 Agustus 1998 (Dua belas Agustus tahun seribu sembilan ratus sembilan puluh delapan), yang dibuat di hadapan Johan Sidharta Sarjana Hukum, Notaris di Surabaya.

(68)

Depot) telah ditempatkan di lokasi strategis yang memungkinkan kita untuk mengirimkan barang tepat waktu dan efisien. PT. Panca Pilar Tangguh www.pancapilar.co.id merupakan situs resmi Panca Pilar Tangguh dengan tampilan baru yang lebih futuristik. 02 Juli 2007 Forum Panca Pilar Tangguh telah dibuka guna mempermudah tracking komunikasi. 03 Juli 2007 ICproNG adalah program report generator untuk menampilkan report secara online semua cabang PPT. Jenis laporan dapat di combine menjadi satu report atau break down tiap cabang. 04 Juli 2007 telah di tambahkan feature baru untuk mentracking data karyawan secara online dan kedepannya bisa di synchronizing dengan mesin absesnsi.

(69)

laporannya di head office di Surabaya. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan PPT seiring dengan hampir 12 tahun sejak memulai usahanya.

III.1.2 Visi dan Misi PT. Panca Pilar Tangguh

PT. Panca Pilar Tangguh memiliki visi dan misi untuk mengantisipasi persaingan di bidang pendistribution consumer goods di Indonesia, yaitu:

a. Visi PT. Panca Pilar Tangguh

1. Offtake tumbuh 2 kali lipat (2012) mencapai NIBT 2% 2. Operasional yang terbaik dikelasnya.

3. Pengembangan IT.

4. Struktur organisasi yang solid dan efektif. b. Misi PT. Panca Pilar Tangguh

To Become a Benchmark and Preferred Distribution Company in

Indonesia”. (Untuk menjadi salah satu perusahaan distribusi yang bertaraf dan disukai di Indonesia).

Strategi-strategi Penting:

• Kami akan mengembangkan fokus, segmen dan saluran distribusi dibedakan berdasarkan karakteristik produk utama kami.

• Kami akan mengembangkan penjualan, distribusi dan kemampuan perdagangan pemasaran di pasar dimana kami menjalankan bisnis kami. • Kami hanya akan mendistribusikan produk unggulan dengan biaya rantai

pasokan dioptimalkan.

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4 diatas menunjukkan data umur responden karyawan di PT.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan yang berguna terhadap motivasi Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam mengikuti Unit

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : Bagi Perusahaan (PT Cocacola Amatil Indonesia Surabaya), penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan saran

Sedangkan iklim organisasi yang terbentuk didukung oleh adanya faktor tanggung jawab, manajemen atau struktur organisasi yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan,

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dapat disimpulkan beberapa hal; a) Gaya kepemimp- inan otokratis berpengaruh terhadap Kinerja karyawan PT. Candi Jaya Amerta.

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai penelitian mengenai komitmen organisasi pada PT PLN (Persero) UP3 Kudus terkait dengan kepemimpinan, disiplin kerja dan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan yang positif dan bermanfaat bagi karyawan, khususnya bagi pimpinan perusahaan dalam menciptakan iklim

Kegunaan Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bagai- mana korelasi antara kepemimpinan, iklim komunikasi dan kepuasan kerja karyawan di PT Kiwoom

Manfaat Praktis Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dan memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan atau organisasi, terutama dalam hal ini adalah PT